DASAR-DASAR PENGENALAN
HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL
Diterbitkan Oleh
R.A.De.Rozarie
(Anggota Ikatan Penerbit Indonesia)
Jl. Ikan Lumba-Lumba Nomor 40 Surabaya, 60177
Jawa Timur
–
Negara Kesatuan Republik Indonesia
Dasar-Dasar Pengenalan Hak Kekayaan Intelektual
© Desember 2014
Eklektikus: Dr. Fajar Sugianto, S.H., M.H. Editor: Olivia Regina
Master Desain Tata Letak: Krisna Budi Restanto
Angka Buku Standar Internasional: 9786021176139
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Katalog Dalam Terbitan
Sebagian atau seluruh isi buku ini dilarang digunakan atau
direproduksi dengan tujuan komersial dalam bentuk apapun
tanpa izin tertulis dari R.A.De.Rozarie kecuali dalam hal
penukilan untuk keperluan artikel atau karangan ilmiah dengan
menyebutkan judul dan penerbit buku ini secara lengkap
sebagai sumber referensi
.i
PRAKATADr. Fajar Sugianto, S.H., M.H. Ketua Pusat Kajian Hukum Bisnis ASEAN
Fakultas Hukum
Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Merupakan kebanggan saya buku yang berjudul Dasar-dasar
Pengenalan Hak Kekayaan Intelektual ini dapat diterbitkan dengan tujuan terbesarnya untuk memperkenalkan HKI kembali kepada khalayak ramai. Selain menyentuh pokok-pokok aspek hukum seputar HKI, buku ini juga dilengkapi dengan tambahan pendukung lainnya yang sangat perlu diketahui para Pembaca, seperti Daftar Klasifikasi Merek Barang dan Jasa, Daftar Klasifikasi Paten, Skema Prosedur Permohonan HKI, dan Contoh Surat-surat Permohonan dan Pernyataan.
Hal lain yang menarik adalah bagaimana tim redaksi mampu memformulasikan bahasa Undang-Undang menjadi lebih ringan dan mudah dimengerti oleh para Pembaca umum. Berangkat dari pemaham konkret semacam ini akan memudahkan penerbitan buku-buku selanjutnya yang memperluas pemahaman perlindungan hukum sesuai domain kreasi intelektual dalam kajian kontekstual Indonesia.
Kajian seputar HKI walaupun lebih banyak diwarnai pengetahuan hukum dan menjadi ranah pembelajaran ilmu hukum, tidak berarti hanya milik “orang hukum” tetapi buku ini juga dapat dimanfaatkan oleh Pembaca dengan latar belakang disiplin ilmu lainnya. Besar harapan saya agar buku ini bisa berkelanjutan dalam edisi atau cetakan berikutnya yang dapat memberikan manfaat baik
dari aspek yuridis maupun praktis aplikatifnya. Quispiam Ex
Nusquam yang artinya “sesuatu dari yang tiada”.
ii
1.3 Pengertian Kekayaan Intelektual dan HKI 2
1.4 Pengertian Hak Eksklusif dalam HKI 3
1.5 Dasar Hukum HKI 4
II. RAHASIA DAGANG
2.1 Pengertian Umum 5
2.2 Informasi yang Dilindungi 5
2.3 Jangka Waktu Perlindungan 6
2.4 Pengalihan dan Lisensi 6
2.5 Pelanggaran dan Sanksi 7
III. HAK CIPTA
3.1 Pengertian Umum 8
3.2 Ciptaan yang Dilindungi 9
3.3 Jangka Waktu Perlindungan 10
3.4 Status Pendaftaran 11
3.5 Hal-hal yang Tidak Dianggap sebagai Pelang-
garan Hak Cipta 11
3.6 Pengalihan dan Lisensi 12
3.7 Pelanggaran dan Sanksi 13
3.8 Pengajuan Permohonan Pencatatan Ciptaan 15
IV. PATEN
4.1 Pengertian Umum 17
4.2 Objek Perlindungan Paten 17
4.3 Jangka Waktu Perlindungan 18
4.4 Status Permohonan Paten 18
4.5 Invensi yang Tidak Diberikan Paten 19
4.6 Hak dan Kewajiban Pemegang Paten 19
4.7 Pelanggaran dan Sanksi 20
4.8 Pengajuan Permohonan Paten 20
V. MEREK
5.1 Pengertian Umum 23
5.2 Objek Perlindungan Merek 24
iii
5.4 Status Pendaftaran 25
5.5 Pengalihan dan Lisensi 26
5.6 Pelanggaran dan Sanksi 27
5.7 Prosedur Pendaftaran Merek 28
VI. DESAIN INDUSTRI
6.1 Pengertian Umum 30
6.2 Objek Perlindungan Desain Industri 30
6.3 Jangka Waktu Perlindungan 31
6.4 Status Pendaftaran 31
6.5 Pengalihan dan Lisensi 32
6.6 Pelanggaran dan Sanksi 33
6.7 Prosedur dan Syarat Pendaftaran 33
VII. HAL-HAL PENTING LAINNYA
7.1 HKI dalam Sebuah Produk 35
7.2 Daftar Klasifikasi Kelas Merek Barang dan Jasa 36
7.3 Daftar Klasifikasi Paten Internasional 67
7.4 Skema Prosedur Permohonan Hak Cipta 79
7.5 Contoh Permohonan Pendaftaran Ciptaan 80
7.6 Contoh Surat Pernyataan Merek/Ciptaan/Paten 81
7.7 Contoh Pernyataan Kepemilikan dan Kebaruan
Desain Industri 82
7.8 Skema Prosedur Permohonan Paten 83
7.9 Skema Prosedur Permohonan Merek 84
7.10Skema Prosedur Permohonan Desain Industri 85
7.11Contoh Permohonan Pendaftaran Merek 86
7.12Contoh Formulir Permohonan Paten 87
SENARAI BACAAN 90
1
I. PENDAHULUAN
1.1 Urgensi HKI
Hak Kekayaan Intelektual (HKI) sebagai hak atas kekayaan yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia adalah hak perorangan (private rights) yang dilindungi oleh hukum. Perlindungan hukum menjadi sangat dibutuhkan ketika karya-karya intelektual yang dihasilkan oleh manusia ini memiliki nilai dan manfaat ekonomi di setiap penggunaannya, terutama kepada yang berhak menikmatinya. Dengan melekatnya pemanfaatan ekonomi kepada karya-karya intelektual manusia, maka menumbuhkan
konsepsi kekayaan baik di bidang ilmu pengetahuan, seni, sastra
maupun teknologi. Dalam banyak hal, kekayaan intelektual yang ada, mulai dari Hak Cipta, Paten, Rahasia Dagang, hingga Merek telah menjadi ciri khas dan sistem usaha yang tidak dapat dipisahkan.
Maksud perlindungan hukum terhadap HKI tidak hanya terbatas kepada karya-karya si pencipta/penemu/pendesain saja, tetapi juga kepada orang atau pihak lain agar:
timbul kesadaran akan pentingnya daya kreasi dan inovasi
intelektual sebagai kemampuan berbasis keterampilan;
membentuk kemampuan daya saing industri, perdagangan, dan
iklim investasi; dan
timbul dorongan terhadap daya cipta, kreasi, dan inovasi di luar karya-karya yang sudah ada dan dilindungi.
Selaras dengan maksud perlindungan hukum tersebut di atas, maka
tujuan terbesar perlindungannya adalah menciptakan dan
menumbuhkan kompetisi – mengingat kompetisi adalah sentral pada pasar ekonomi – dengan cara:
* mencegah pemalsuan atau pemakaian karya-karya intelektual
tanpa izin dari yang berhak;
* meningkatkan nilai ekonomi usaha; dan
* meningkatkan gairah pencipta/penemu/pendesain dan dunia
2
1.2 Manfaat HKI™ Perlindungan hukum berupa kepastian hukum kepada
pencipta/penemu/pendesain terhadap penyalahgunaan atau pemalsuan karya intelektualnya oleh pihak lain.
™ Meningkatkan persaingan sehat dengan cara memberikan
perlindungan atas kreasi intelektual terhadap tindak pembajakan dan perbuatan curang lainnya.
™ Perlindungan hukum semacam ini selain memberikan kepastian
hukum dan ketenangan bagi pemegang hak dalam melakukan usahanya tanpa gangguan dari pihak lain, juga dapat mengambil langkah hukum terhadap jenis-jenis pelanggaran terhadap kekayaan intelektualnya.
™ Pencipta/pendesain/penemu yang dilindungi adalah sebagai
pemegang hak dapat memberikan izin atau lisensi kepada pihak lain.
™ Bagi pemerintah, adanya citra positif terhadap pelaksanaan
prinsip keseimbangan melalui harmonisasi antara kepentingan nasional Indonesia dengan kepentingan sesama negara anggota masyarakat internasional.
1.3 Pengertian Kekayaan Intelektual dan HKI
Definisi Kekayaan Intelektual dan HKI dari beberapa perspektif:
² Intellectual Property (IP) refers to creations of the mind, such as
inventions; literary and artistic works; designs; and symbols, names and images used in commerce (World Intellectual Property Organization-WIPO).
² IP shall be understood in the broadest sense and shall apply not only to
industry and commerce proper, but likewise to agricultural and extractive industries and to all manufactured or natural products, for example, wines, grain, tobacco leaf, fruit, cattle, minerals, mineral waters, beer, flowers, and flour (Paris Convention for the Protection of Industrial Property).
² IP is protected in law by, for example, patents, copy-right and
3
to foster an environment in which creativity and innovation can flourish (World Intellectual Property Organization-WIPO).
² Intellectual property rights are private rights (Agreement on
Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights-TRIPS).
² IP Rights: the rights given to persons over the creations of their minds.
They usually give the creator an exclusive right over the use of his/her creation for a certain period of time (World Trade Organization).
² A category of intangible rights protecting commercially valuable
products of the human intellect. The category comprises primarily trademark, copyright, and patent rights, but also includes trade-secret rights, publicity rights, moral rights, and rights against unfair competition (Bryan A. Garner, Black’s Law Dictionary, 8th.Ed).
² HKI: hak yang timbul bagi hasil olah pikir yang menghasikan
suatu produk atau proses yang berguna untuk manusia; hak untuk menikmati secara ekonomis hasil dari suatu kreativitas intelektual. Objek yang diatur dalam HKI adalah karya-karya yang timbul atau lahir karena kemampuan intelektual manusia (Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual).
² HKI: hasil karya manusia yang berasal dari pemikiran
intelektualnya di bidang ilmu pengetahuan, seni, sastra, teknologi, desain maupun bentuk-bentuk karya lainnya yang dapat dimanfaatkannya secara ekonomis.
1.4 Pengertian Hak Eksklusif dalam HKI
Hak atas kekayaan intelektual ini tidak diberikan dalam bentuk hak milik tetapi Hak Eksklusif yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
KDiberikan oleh Negara kepada penemu/pencipta/pendesain atas
hasil karya, cipta dan karsa.
KHasil karya manusia yang berasal dari pemikiran intelektualnya.
KBersifat hak monopoli untuk memperbanyak hasilnya sendiri (diri
sendiri atau dilisensikan).
KMemiliki jangka waktu tertentu.
KDapat dimanfaatkan secara ekonomis, sendiri maupun
4
1.5 Dasar Hukum HKIUndang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2000 tentang Perlindungan Varietas Tanaman.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2000 tentang Desain Rangkaian Tata Letak Sirkuit Terpadu.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek.
5
II. RAHASIA DAGANG
2.1 Pengertian Umum
Pengertian beberapa istilah berikut ini berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2000 tentang Rahasia Dagang yang umum digunakan dalam ruang lingkup Rahasia Dagang adalah sebagai berikut:
1. Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh
umum di bidang teknologi dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
2. Informasi dalam Rahasia Dagang meliputi metode produksi,
metode pengolahan, metode penjualan, atau informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis.
3. Suatu Rahasia Dagang dianggap rahasia apabila informasi
tersebut hanya diketahui oleh pihak tertentu atau tidak diketahui oleh masyarakat umum.
4. Suatu Rahasia Dagang dianggap memiliki nilai ekonomis apabila
kerahasiaan informasi tersebut dapat digunakan menjalankan kegiatan yang bersifat komersial dan dapat meningkatkan keuntungan secara ekonomi, baik digunakan sendiri oleh pemilik maupun oleh pihak lainnya yang berhak berdasarkan lisensi.
2.2 Informasi yang Dilindungi
1. Informasi yang dilindungi kerahasiaannya meliputi:
? metode produksi;
? metode pengolahan;
? metode penjualan; dan
? informasi lain di bidang teknologi dan/atau bisnis yang tidak
diketahui oleh masyarakat umum.
2. Beberapa bentuk uji kerahasiaan:
ѩ sampai sejauh mana informasi tersebut diketahui oleh pihak
lain yang tidak diberi hak untuk mengetahuinya;
ѩ sampai sejauh mana pemilik Rahasia Dagang mengungkapkan
6
ѩ sampai sejauh mana tindakan yang dilakukan pemilik atau
pemegang lisensi Rahasia Dagang untuk melindungi kerahasiaan informasinya; dan
ѩ tingkat kemudahan atau kesukaran mendapatkan informasi
tersebut.
2.3 Jangka Waktu Perlindungan
Tidak ada ketentuan yang membatasi perlindungan Rahasia Dagang. Selama pemilik Rahasia Dagang tetap merahasiakan dan melakukan upaya untuk melindungi kerahasiaannya, maka selama itu pula perlindungan hukum terhadap Rahasia Dagang diberikan.
2.4 Pengalihan dan Lisensi
1. Oleh karena Rahasia Dagang merupakan informasi yang memiliki
nilai ekonomi dan berguna dalam kegiatan usaha, maka kepemilikannya dapat beralih atau dialihkan kepada orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian dengan cara:
¡pewarisan;
¡hibah;
¡wasiat;
¡perjanjian tertulis; atau
¡sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan
perundang-undangan.
2. Cara-cara pengalihan di atas tidak dapat dilakukan secara lisan, tetapi harus secara tertulis baik dengan maupun tanpa akta notarial dan wajib dicatatkan pada Direktorat Jenderal.
3. Lisensi:
ª Tujuan utama pemberian lisensi: untuk memberi kesempatan
kepada pihak yang bukan pemilik Rahasia Dagang agar dapat menikmati manfaatnya dalam kegiatan usaha, sekaligus pemilik Rahasia Dagang dapat menerima imbalan atau royalti atas informasi rahasianya.
ª Pemilik Rahasia Dagang berhak memberi lisensi kepada pihak
lain berdasarkan Surat Perjanjian Lisensi untuk menggunakan
informasi itu atau melarang pihak lain untuk
7
kepada pihak ketiga lainnya untuk kepentingan yang bersifat komersial.
ª Kecuali diperjanjikan lain, pemilik Rahasia Dagang tetap
boleh melaksanakan sendiri atau memberi lisensi kepada pihak ketiga lainnya.
ª Perjanjian lisensi wajib dicatatkan di Direktorat Jenderal agar
mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga.
ª Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat
menimbulkan akibat yang merugikan perekonomian
Indonesia atau memuat ketentuan yang mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat.
2.5 Pelanggaran dan Sanksi
1. Seseorang dianggap melanggar Rahasia Dagang orang lain apabila
ia memperoleh atau menguasai Rahasia Dagang tersebut dengan cara-cara yang bertentangan peraturan perundang-undangan yang berlaku seperti:
Pencurian.
Penyadapan.
Spionase industri.
Membujuk untuk mengungkapkan atau membocorkan rahasia
dagang melalui penyuapan, paksaan, dan lain-lain.
Dengan sengaja mengungkapkan atau mengingkari
kesepakatan atau kewajiban yang tertulis untuk menjaga Rahasia Dagang yang bersangkutan.
2. Ketentuan Pidana
8
III. HAK CIPTA
3.1 Pengertian Umum
Pengertian beberapa istilah berikut ini berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta yang umum digunakan dalam ruang lingkup Hak Cipta adalah sebagai berikut:
1. Ciptaan adalah hasil setiap karya Pencipta yang menunjukkan
keasliannya dalam lapangan ilmu pengetahuan, seni, atau sastra.
2. Pencipta adalah:
1. seorang atau beberapa orang secara bersama-sama yang atas
inspirasinya melahirkan suatu Ciptaan berdasarkan
kemampuan pikiran, imajinasi, kecekatan, keterampilan, atau keahlian yang dituangkan ke dalam bentuk yang khas dan bersifat pribadi;
2. perancang suatu ciptaan yang ciptaannya
diwujudkan/dikerjakan oleh orang lain, dan berada di bawah pimpinan dan pengawasan si perancang;
3. orang yang mempimpin dan mengawasi penyelesaian suluruh
ciptaan jika terdiri atas beberapa bagian tersendiri yang diciptakan oleh dua orang atau lebih;
4. orang yang menghimpun seluruh ciptaan parsial atas suatu
ciptaan utuh jika tidak ada orang yang memimpin dan mengawasi penyelesaian seluruh ciptaan itu;
5. orang yang membuat karya cipta dalam hubungan kerja atau
berdasarkan pesanan, kecuali diperjanjikan lain;
6. badan hukum, jika tidak menyebut seseorang sebagai Pencipta.
3. Hak Cipta adalah hak eksklusif bagi Pencipta atau penerima hak
untuk mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya atau memberikan izin untuk itu dengan tidak mengurangi pembatasan-pembatasan menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Pemegang Hak Cipta adalah Pencipta sebagai Pemilik Hak Cipta,
9
5. Hak Terkait adalah hak yang berkaitan dengan Hak Cipta, yaitu
hak eksklusif bagi Pelaku untuk memperbanyak atau menyiarkan
pertunjukannya; bagi Produser Rekaman Suara untuk
memperbanyak atau menyewakan karya rekaman suara atau rekaman bunyinya; dan bagi Lembaga Penyiaran untuk membuat, memperbanyak, atau menyiarkan karya siarannya.
6. Pelaku adalah aktor, penyanyi, pemusik, penari, atau mereka yang
menampilkan, memperagakan, mempertunjukkan, menyanyikan, menyampaikan, mendeklamasikan, atau memainkan suatu karya musik, drama, tari, sastra, folklor, atau karya seni lainnya.
7. Produser Rekaman Suara adalah orang atau badan hukum yang
pertama kali merekam dan memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan perekaman suara atau perekaman bunyi, baik perekaman dari suatu pertunjukan maupun perekaman suara atau perekaman bunyi lainnya.
8. Lembaga Penyiaran adalah organisasi penyelenggara siaran yang
berbentuk badan hukum, yang melakukan penyiaran atas suatu karya siaran dengan menggunakan transmisi dengan atau tanpa kabel atau melalui sistem elektromagnetik.
3.2 Ciptaan yang Dilindungi
1. Ciptaan yang dilindungi adalah Ciptaan dalam bidang ilmu
pengetahuan, seni, dan sastra, yang mencakup:
a. buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya
tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain;
b. ceramah, kuliah, pidato, dan Ciptaan lain yang sejenis dengan
itu;
c. alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan
ilmu pengetahuan;
d. lagu atau musik dengan atau tanpa teks;
e. drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan
pantomim;
f. seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni
ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan;
10
i. seni batik;j. fotografi;
k. sinematografi;
l. terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya
lain dari hasil pengalihwujudan.
2. Semua ciptaan yang tidak atau belum diumumkan, tetapi sudah
merupakan suatu bentuk kesatuan yang nyata dan yang memungkinkan perbanyakan hasil karya itu.
3. Semua ciptaan bukan warga negara Indonesia, bukan penduduk
Indonesia yang negaranya mempunyai perjanjian (bilateral-multilateral) dengan Negara Republik Indonesia.
4. Semua ciptaan warga negara Indonesia di seluruh negara-negara
yang terkabung dalam TRIP’s dengan mendapatkan perlindungan dan perlakuan yang sama seperti kepada warga negaranya sendiri.
3.3 Jangka Waktu Perlindungan
1. Seumur hidup pencipta ditambah 50 tahun setelah meninggal
dunia untuk ciptaan asli dan bukan ciptaan turunan (derivatif).
2. Selama 50 tahun sejak pertama kali ciptaan itu diumumkan untuk
ciptaan: program komputer, sinematografi, fotografi, database, dan karya hasil pengalihwujudan.
3. Selama 50 tahun sejak pertama kali diterbitkan untuk ciptaan
perwajahan karya tulis.
4. Selama 50 tahun sejak pertama kali diumumkan untuk ciptaan
yang dimiliki atau dipegang oleh badan hukum.
5. Berlaku tanpa batas untuk ciptaan yang Hak Ciptanya dipegang
atau dilaksanakan oleh Negara seperti karya peninggalan
prasejarah, sejarah, dan benda budaya nasional lainnya, folklor,
hasil kebudayaan rakyat yang menjadi milik bersama (cerita, hikayat, dongeng, legenda, babad, lagu, kerajinan tangan, koreografi, tarian, kaligrafi).
6. Berlaku 50 tahun sejak diketahui umum, baik yang telah maupun
11
3.4 Status Pendaftaran1. Untuk mendapatkan Hak Cipta tidak memerlukan pendaftaran,
sifatnya otomatis sejak diundangkannya Undang-undang Hak Cipta. Namun dianjurkan kepada Pencipta maupun Pemegang Hak Cipta untuk mendaftarkan ciptaannya agar dapat membuktikan ciptaannya tersebut jika timbul sengketa di kemudian hari terhadap ciptaannya.
2. Yang tidak dapat didaftarkan sebagai Ciptaan adalah ciptaan:
S di luar bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra;
S yang tidak menunjukan keasliannya (orisinil);
S yang tidak diwujudkan dalam bentuk nyata;
S yang sudah menjadi milik umum;
S hasil rapat terbuka lembaga-lembaga Negara;
S peraturan perundang-undangan;
S pidato kenegaraan atau pidato pejabat Pemerintah;
S putusan pengadilan atau penetapan hakim;
S keputusan badan arbitrase atau keputusan badan-badan sejenis
lainnya.
3.5 Hal-hal yang Tidak Dianggap sebagai Pelanggaran Hak Cipta Selama mencantumkan sumbernya, tidak dianggap pelanggaran hak cipta terhadap penggunaan atau pengambilan ciptaan untuk keperluan:
1. Pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan
laporan, penulisan kritik dan tinjauan suatu masalah dengan ketentuan tidak merugikan kepentigan yang wajar bagi pencipta.
2. Pembelaan di dalam dan di luar pengadilan.
3. Ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan ilmu
pengetahuan.
4. Pertunjukan atau pementasan yang tidak dipungut bayaran
dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar bagi pencipta.
5. Perbanyakan dan perluasan suatu ciptaan bidang ilmu
12
6. Perbanyakan atau perluasan ciptaan selain program komputer,
secara terbatas dengan cara atau alat apapun atau proses yang serupa dengan perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan atau pendidikan dan pusat dokumentasi yang non komersial untuk keperluan aktivitasnya.
7. Perubahan yang dilakukan atas karya arsitektur seperti ciptaan
bangunan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis.
8. Pembuatan salinan cadangan suatu program komputer oleh
pemilik program komputer yang dilakukan semata-mata untuk digunakan sendiri.
3.6 Pengalihan dan Lisensi
1. Oleh karena Hak Cipta merupakan kekayaan dan dikategorikan
sebagai benda bergerak, maka kepemilikannya dapat beralih atau dialihkan kepada orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian dengan cara:
$ pewarisan;
$ hibah;
$ wasiat;
$ perjanjian tertulis; atau
$ sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan
perundang-undangan
2. Cara-cara pengalihan di atas tidak dapat dilakukan secara lisan, tetapi harus secara tertulis baik dengan maupun tanpa akta notariil.
3. Lisensi:
Tujuan utama pemberian lisensi: untuk memberi kesempatan
kepada pihak yang bukan pencipta atau pemegang Hak Cipta untuk memanfaatkan hasil ciptaan Pencipta, sekaligus Pencipta dapat menerima imbalan atau royalti atas hasil ciptaannya.
Pemegang Hak Cipta berhak memberi lisensi kepada pihak lain
berdasarkan Surat Perjanjian Lisensi.
Kecuali diperjanjikan lain, lingkup lisensi meliputi seluruh
13
Kecuali diperjanjikan lain, pemegang Hak Cipta tetap boleh
melaksanakan sendiri atau memberi lisensi kepada pihak ketiga lainnya.
Perjanjian lisensi wajib dicatatkan di Direktorat Jenderal agar mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga.
Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat
menimbulkan akibat yang merugikan perekonomian Indonesia atau memuat ketentuan yang mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat.
3.7 Pelanggaran dan Sanksi
1. Dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau
memperbanyak suatu ciptaan. Ancaman hukuman pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 100.000.000,- (seratus juta rupiah).
2. Dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mendengarkan atau
menjual kepada umum ciptaan hasil pelanggaran hak cipta, ancaman penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah).
3. Melanggar ketentuan pasal 16, ancaman pidana penjara paling
lama 3 (tiga) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta rupiah).
4. Melanggar ketentuan pasal 18, ancaman pidana penjara paling
lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah).
Pasal 16:
(1)Untuk kepentingan pendidikan, ilmu pengetahuan, serta kegiatan
penelitian dan pengembangan, terhadap Ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan dan sastra, Menteri setelah mendengar pertimbangan Dewan Hak Cipta dapat:
a. mewajibkan Pemegang Hak Cipta untuk melaksanakan sendiri
penerjemahan dan/atau Perbanyakan Ciptaan tersebut di wilayah Negara Republik Indonesia dalam waktu yang ditentukan;
b. mewajibkan Pemegang Hak Cipta yang bersangkutan untuk
14
dan/atau memperbanyak Ciptaan tersebut di wilayah Negara Republik Indonesia dalam waktu yang ditentukan dalam hal Pemegang Hak Cipta yang bersangkutan tidak melaksanakan sendiri atau melaksanakan sendiri kewajiban sebagaimana dimaksud dalam huruf a;
c. menunjuk pihak lain untuk melakukan penerjemahan
dan/atau Perbanyakan Ciptaan
d. tersebut dalam hal Pemegang Hak Cipta tidak melaksanakan
kewajiban sebagaimana dimaksud dalam huruf b.
(2)Kewajiban untuk menerjemahkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilaksanakan setelah lewat jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak diterbit-kannya Ciptaan di bidang ilmu pengetahuan dan sastra selama karya tersebut belum pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia.
(3)Kewajiban untuk memperbanyak sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), dilaksanakan setelah lewat jangka waktu:
a. 3 (tiga) tahun sejak diterbitkannya buku di bidang matematika
dan ilmu pengetahuan alam dan buku itu belum pernah diperbanyak di wilayah Negara Republik Indonesia;
b. 5 (lima) tahun sejak diterbitkannya buku di bidang ilmu sosial
dan buku itu belum pernah diperbanyak di wilayah Negara Republik Indonesia;
c. 7 (tujuh) tahun sejak diumumkannya buku di bidang seni dan
sastra dan buku itu belum pernah diperbanyak di wilayah Negara Republik Indonesia.
(4)Penerjemahan atau Perbanyakan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) hanya dapat digunakan untuk pemakaian di dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan tidak untuk diekspor ke wilayah Negara lain.
(5)Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf b dan huruf c disertai pemberian imbalan yang besarnya ditetapkan dengan Keputusan Presiden.
(6)Ketentuan tentang tata cara pengajuan Permohonan untuk
15
Pasal 18(1)Pengumuman suatu Ciptaan yang diselenggarakan oleh
Pemerintah untuk kepentingan nasional melalui radio, televisi dan/atau sarana lain dapat dilakukan dengan tidak meminta izin kepada Pemegang Hak Cipta dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar dari Pemegang Hak Cipta, dan kepada Pemegang Hak Cipta diberikan imbalan yang layak.
(2)Lembaga Penyiaran yang mengumumkan Ciptaan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) berwenang mengabadikan Ciptaan itu semata-mata untuk Lembaga Penyiaran itu sendiri dengan ketentuan bahwa untuk penyiaran selanjutnya, Lembaga Penyiaran tersebut harus memberikan imbalan yang layak kepada Pemegang Hak Cipta yang bersangkutan.
3.8 Pengajuan Permohonan Pencatatan Ciptaan
16
1. Mengisi formulir pendaftaran ciptaan rangkap tiga, lembar
pertama dibubuhi Materai Rp. 6.000,- (ukuran kertas folio).
2. Ditulis dalam Bahasa Indonesia.
3. Ditandatangani oleh pemohon atau kuasanya.
4. Mengisi formulir Surat pernyataan kepemilikan produk,
bermaterai Rp. 6.000,-; dan
5. Surat permohonan pendaftaran dilampiri:
> contoh fisik ciptaan;
> bukti kewarganegaraan berupa foto copy KTP dari pencipta,
pemegang hak cipta;
> foto copy NPWP;
> akte/salinan resmi pendirian badan hukum yang telah
dilegalisir oleh notaris;
> gambar/foto produk ukuran 3 R sebanyak 12 lembar; dan
17
IV. PATEN4.1 Pengertian Umum
Pengertian beberapa istilah berikut ini berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2001 tentang Paten yang umum digunakan dalam ruang lingkup Paten adalah sebagai berikut:
1. Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada
Inventor atas hasil Invensinya di bidang teknologi, untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut atau
memberikan persetujuannya kepada orang lain untuk
melaksanakannya.
2. Invensi adalah ide inventor yang dituangkan dalam suatu
kegiatan pemecahan masalah yang spesifik di bidang teknologi yang dapat berupa produk atau proses, atau penyempurnaan dan pengembangan produk atau proses.
3. Inventor adalah seseorang yang secara sendiri atau beberapa
orang yang secara bersama-sama melaksanakan ide yang dituangkan dalam kegiatan yang menghasilkan Invensi.
4. Pemegang Paten adalah Inventor sebagai pemilik Paten atau pihak
yang menerima hak tersebut dari pemilik Paten atau pihak lain yang menerima lebih lanjut hak tersebut, yang terdaftar dalam Daftar Umum Paten.
5. Paten sederhana adalah setiap Invensi berupa produk atau alat
yang baru dan mempunyai nilai kegunaan praktis disebabkan oleh bentuk, konfigurasi, konstruksi atau komponennya.
6. Tanggal Penerimaan adalah tanggal penerimaan Permohonan
yang telah memenuhi persyaratan administratif.
7. Permohonan adalah permohonan Paten yang diajukan kepada
Direktorat Jenderal.
4.2 Objek Perlindungan Paten
Invensi yang dapat diberikan perlindungan Paten adalah semua Invensi yang memenuhi syarat:
18
Suatu Invensi dianggap baru jika pada saat pengajuan permintaan paten, Invensi tersebut tidak sama dengan pengungkapan teknologi sebelumnya.
2. Inventif
Suatu Invensi mengandung langkah inventif jika Invensi tersebut bagi seorang yang mempunyai keahlian khusus di bidang teknik merupakan hal yang tidak dapat diduga sebelumnya.
3. Dapat diterapkan dalam industri
Suatu Invensi dapat diterapkan dalam industri jika Invensi tersebut dapat dilaksanakan dalam industri sebagaimana yang diuraikan dalam permohonan.
4.3 Jangka Waktu Perlindungan
1. Paten diberikan untuk jangka waktu selama 20 (dua puluh) tahun
terhitung sejak tanggal penerimaan dan jangka waktu itu tidak
1. Paten diberikan atas dasar Permohonan.
2. Setiap Permohonan hanya dapat diajukan untuk satu Invensi yang
merupakan satu kesatuan Invensi.
3. Tanggal Penerimaan dicatat oleh Direktorat Jenderal atas
Permohonan yang telah memenuhi syarat kelengkapan.
4. Apabila untuk satu Invensi yang sama ternyata diajukan lebih dari
satu Permohonan oleh Pemohon yang berbeda, Permohonan yang diajukan pertama yang dapat diterima.
5. Permohonan dapat diubah dengan cara mengubah deskripsi
dan/atau klaim dengan ketentuan bahwa perubahan tersebut tidak memperluas lingkup Invensi yang telah diajukan dalam Permohonan semula.
6. Direktorat Jenderal memberikan keputusan untuk menyetujui
atau menolak Permohonan.
7. Dalam hal Permohonan Paten ditolak, Direktur Jenderal wajib
19
penolakan Permohonan dengan mencantumkan alasan dan pertimbangan yang menjadi dasar penolakan.
8. Dalam hal Invensi diterima, Direktorat Jenderal memberikan
Sertifikat Paten kepada Pemohon atau Kuasanya.
9. Sertifikat Paten merupakan bukti hak atas Paten, dan mulai
berlaku pada tanggal diberikan serta berlaku surut sejak Tanggal Penerimaan.
10.Bukti/tanda pengajuan permohonan bukan merupakan Sertifikat
Paten.
4.5 Invensi yang Tidak Diberikan Paten
Paten tidak diberikan untuk Invensi tentang:
a. proses atau produk yang pengumuman dan penggunaan atau
pelaksanaannya bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, moralitas agama, ketertiban umum, atau kesusilaan;
b. metode pemeriksaan, perawatan, pengobatan dan/atau
pembedahan yang diterapkan terhadap manusia dan/atau hewan;
c. teori dan metode di bidang ilmu pengetahuan dan matematika;
d. semua makhluk hidup, kecuali jasad renik;
e. proses biologis yang esensial untuk memproduksi tanaman atau
hewan, kecuali proses non-biologis atau proses mikrobiologis.
4.6 Hak dan Kewajiban Pemegang Paten
1. Pemegang Paten memiliki hak khusus untuk melaksanakan Paten
yang dimilikinya, dan melarang orang lain yang tanpa persetujuannya.
Ø Dalam hal Paten produk, membuat, memakai, menggunakan,
menjual, mengimpor, menyewakan, menyerahkan,
menyediakan untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi paten.
Ø Dalam hal Paten proses, menggunakan proses produksi yang
diberi Paten untuk membuat barang dan tindakan lainnya.
2. Dalam hal Paten proses, larangan terhadap orang lain yang tanpa
20
3. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka
1 dan 2 apabila pemakaian paten tersebut untuk kepentingan
Penelitian dan Pendidikan sepanjang tidak merugikan
kepentingan yang wajar dari Pemegang Paten.
4.7 Pelanggaran dan Sanksi
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melanggar hak
Pemegang Paten dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 (sub bab 4.6 di atas) dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan denda paling banyak Rp. 500.000.000,- (lima ratus juta rupiah).
2. Barang siapa dengan sengaja tanpa hak dan melanggar hak
Pemegang Paten Sederhana dengan melakukan salah satu tindakan sebagaimana dimaksud dalam pasal 16 (sub bab 4.6 di atas) dipidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling banyak Rp. 250.000.000,- (dua ratus lima puluh juta rupiah).
4.8 Pengajuan Permohonan Paten
21
1. Mengisi formulir permintaan paten dengan melampirkan:
a. bukti kewarganegaraan berupa foto copy KTP dari Inventor,
pemegang hak;
b. foto copy NPWP untuk pemegang hak badan hukum;
c. akte/salinan resmi pendirian badan hukum yang telah
dilegalisir oleh notaris;
d. surat pernyataan bukti kepemilikan hak atas Invensi yang
ditandatangani oleh pemilik, bermaterai Rp. 6.000,-;
e. deskripsi/Uraian Invensi termasuk didalamnya klaim invensi
dan abstrak invensi;
f. gambar detail Invensi beserta uraiannya secara terperinci;
g. dokumen (permintaan) paten prioritas dan terjemahannya;
h. sertifikat penyimpanan jasad renik dan terjemahannya.
2. Penulisan deskripsi Invensi:
a. Penulisan deskripsi Invensi atau uraian Invensi harus secara
lengkap dan jelas mengungkapkan suatu Invensi sehingga dapat dimengerti oleh orang lain yang ahli dibidangnya, ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik danbenar.
b. Isi yang diungkapkan dalam deskripsi pada setiap sub
judulnya, diuraikan seperti di bawah ini:
Judul Invensi: menggambarkan Invensi dengan singkat dan
dibatasi maksimum 3 (tiga) baris.
Bidang teknik Invensi: menjelaskan tentang teknologi yang
khusus dari Invensi tesebut.
Latar Belakang Invensi: pada bagian ini diungkapkan
teknologi-teknologi atau Invensi-invensi yang ada (prior art)
yang relevan, sebelum Invensi baru saat ini. Dikemukakan
pula masalah atau kekurangan yang ada “prior art” tersebut
dibandingkan dengan Invensi baru tersebut, sehingga tujuan Invensi ini adalah menyelesaikan masalah dengan mengatasi kekurangan-kekurangan yang ada.
Ringkasan Invensi: mengungkapkan ciri-ciri Invensi atau
dengan kata lain mengungkapkan ciri-ciri klaim mandiri.
Uraian Singkat Gambar: Berisikan keterangan singkat
22
Contoh: Gambar 1 adalah gambar pandangan depan
Invensi.
Gambar 2, jika masih dianggap perlu untuk menjelaskan
uraian Invensi.
Uraian lengkap Invensi: Bagian ini menguraikan secara
lengkap Invensi yang dimaksud. Ciri-ciri Invensi tidak ada yang tertinggal pada bagian ini, karena pada saat pemeriksaan Substantif nantinya pemohon tidak boleh melakukan perubahan dengan menambah ciri Invensi.
Klaim: mengungkapkan ciri-ciri yang terdapat pada Invensi
yang dimintakan paten (paten: 1 atau > 1 klaim ), dan paten sederhana hanya 1 klaim.
Abstrak: merupakan ringkasan dari uraian lengkap Invensi
dan dibatasi maksimum 200 kata.
Catatan: diketik diatas kertas HVS ukuran A4, berat 100 gram, space pengetikan 1,5 dengan format pengetikannya pada tepi sisi atas 2 cm,bawah 2 cm, kanan 2,5 cm dan sisi kiri 2 cm.
3. Pengumuman Permintaan Paten.
Berlangsung selama 6 (enam) bulan, dapat dilihat pada Papan Pengumuman Permintaan Paten di kantor Paten dan Buku Berita Resmi Paten yang diterbitkan secara berkala.
4. Pemeriksaan substantif atas permintaan Paten Sederhana dan
dapat dilakukan bersamaan dengan pengajuan permintaan atau paling lama 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal penerimaan.
5. Pemeriksaan substantif pada Paten dan Paten Sederhana meliputi
23
V. MEREK5.1 Pengertian Umum
Pengertian beberapa istilah berikut ini berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2001 tentang Merek yang umum digunakan dalam ruang lingkup Merek adalah sebagai berikut:
1. Merek adalah tanda yang berupa gambar, nama, kata,
huruf-huruf, angka-angka, susunan warna, atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
2. Merek Dagang adalah Merek yang digunakan pada barang yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan barang-barang sejenis lainnya.
3. Merek Jasa adalah Merek yang digunakan pada jasa yang
diperdagangkan oleh seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
4. Merek Kolektif adalah Merek yang digunakan pada barang
dan/atau jasa dengan karakteristik yang sama yang
diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang dan/atau jasa sejenis lainnya.
5. Merek merupakan “tanda pembeda” dalam satu klasifikasi
barang/jasa tidak boleh memiliki persamaan, baik pada pokoknya atau keseluruhan dengan merek pihak lain.
6. Unsur-unsur persamaan menurut Yurisprudensi Tetap
Mahkamah Agung Republik Indonesia:
w bunyi pengucapan;
w bentuk;
w cara penempatan;
w cara penulisan;
w kombinasi unsur-unsur di atas;
w pada barang atau jasa sejenis/sekelas.
7. Tujuan pembedaan merek:
24
w menunjukan kualitas barang/jasa; dan
w sebagai sarana promosi.
8. Indikasi Geografis sebagai suatu tanda yang menunjukkan daerah
asal suatu barang, yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor atau kombinasi dari kedua faktor tersebut memberikan ciri dan kualitas tertentu pada barang yang dihasilkan.
9. Indikasi asal sama dengan Indikasi Geografis, tetapi tidak di
daftar atau semata-mata menunjukkan asal suatu barang dan jasa.
5.2 Objek Perlindungan Merek
Merek tidak dapat di daftar apabila mengandung unsur-unsur:
1. bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, moralitas agama, kesu-silaan, atau ketertiban umum;
2. tidak memiliki daya pembeda (misalnya hanya sepotong garis,
garis yang sangat rumit atau kusut);
3. telah menjadi milik umum (misalnya tanda lalu lintas);
4. merupakan keterangan atau berkaitan dengan barang atau jasa
yang dimohonkan pendaftarannya (misalnya merek kopi untuk produk kopi);
5. mempunyai persamaan pada pokoknya atau keseluruhannya
dengan Merek pihak lain yang sudah terdaftar lebih dahulu atau Merek yang sudah terkenal milik pihak lain;
6. merupakan atau menyerupai nama orang terkenal, foto, atau
nama badan hukum yang dimiliki orang lain, kecuali atas persetujuan tertulis dari yang berhak;
7. merupakan tiruan atau menyerupai nama atau singkatan nama,
bendera, lambang atau simbol atau emblem negara atau lembaga nasional maupun internasional, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang;
8. merupakan tiruan atau menyerupai tanda atau cap atau stempel
resmi yang digunakan oleh negara atau lembaga Pemerintah, kecuali atas persetujuan tertulis dari pihak yang berwenang.
25
1. Hak atas Merek: hak eksklusif yang diberikan Negara kepada
“Pemilik Merek Yang Terdaftar” dalam daftar umum Merek untuk jangka waktu tertentu, baik menggunakan sendiri atau memberi izin kepada seorang atau beberapa orang atau badan hukum untuk menggunakannya.
2. Perlindungan atas Merek Terdaftar, baik untuk digunakan,
diperpanjang, dialihkan, atau dihapuskan.
5.3 Jangka Waktu Perlindungan
Jangka waktu perlindungan merek 10 (sepuluh) tahun
terhitung sejak tanggal penerimaan pendaftaran. Setelah 10 (sepuluh)
tahun dapat diperpanjang kembali.
5.4 Status Pendaftaran
1. Perlindungan Merek diberikan atas dasar Permohonan.
2. 1 (satu) permohonan dapat memohon 2 (dua) kelas barang
dan/atau jasa.
3. Tanggal Penerimaan dicatat oleh direktorat Jenderal atas
Permohonan yang telah memenuhi syarat kelengkapan.
4. Permohonan hanya dapat diubah terhadap penggantian nama
dan/atau alamat Pemohon atau Kuasanya.
5. Direktorat Jenderal memberikan keputusan untuk menyetujui
atau menolak Permohonan.
6. Dalam hal Permohonan ditolak, Direktur Jenderal wajib
memberitahukannya secara tertulis melalui surat pemberitahuan penolakan Permohonan dengan mencantumkan alasan dan pertimbangan yang menjadi dasar penolakan.
7. Dalam hal Permohonan diterima, Direktorat Jenderal memberikan
Sertifikat Merek kepada Pemohon atau Kuasanya.
8. Sertifikat Merek merupakan bukti hak atas Merek, dan mulai
berlaku sejak Tanggal Penerimaan.
9. Setiap pihak dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh
petikan resmi Sertifikat Merek yang terdaftar dalam Daftar Umum Merek dengan membayar biaya.
10.Bukti/tanda pengajuan permohonan bukan merupakan Sertifikat
26
11.Untuk Merek yang tidak terdaftar, tidak mendapat perlindungan
hukum, artinya tidak berhak mengajukan gugatan atas Merek Terdaftar maupun atas Merek tidak terdaftar lainnya.
5.5 Pengalihan dan Lisensi
1. Oleh karena merek merupakan kekayaan dan dikategorikan
sebagai benda bergerak, maka kepemilikannya dapat beralih atau dialihkan kepada orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian dengan cara:
¡pewarisan;
¡hibah;
¡wasiat;
¡perjanjian tertulis; atau
¡sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan
perundang-undangan.
2. Cara-cara pengalihan di atas tidak dapat dilakukan secara lisan, tetapi harus secara tertulis baik dengan maupun tanpa akta notariil.
3. Lisensi:
ª Tujuan utama pemberian lisensi: untuk memberi kesempatan
kepada pihak yang bukan pemegang hak atas Merek agar dapat memanfaatkan Merek Terdaftar, sekaligus pemegang hak atas Merek dapat menerima imbalan atau royalti atas hasil ciptaannya.
ª Pemegang hak atas Merek berhak memberi lisensi kepada
pihak lainuntuk menggunakan Merek Terdaftar tersebut baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang atau jasa yang telah didaftarkan.
ª Perjanjian lisensi wajib dicatatkan di Direktorat Jenderal agar
mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga.
ª Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat
menimbulkan akibat yang merugikan perekonomian
27
5.6 Pelanggaran dan Sanksi} Pelanggaran atas Hak Merek terdaftar “yang sama pada
keseluruhannya” dipidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau denda paling banyak Rp. 1.000.000.000,- (satu miliar rupiah).
} Pelanggaran atas Merek Terdaftar “yang sama pada pokoknya”
dipidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan atau didenda paling banyak Rp. 800.000.000,- (delapan ratus juta rupiah).
} Barangsiapa memperdagangkan barang dan/atau jasa yang
28
5.7 Prosedur Pendaftaran MerekPengajuan pendaftaran Merek memiliki alur yang telah ditentukan. Selain merupakan tahapan yang harus dilalui oleh pemohon, alur pengajuan ini juga menuntun setiap pemohon untuk
memperoleh bukti/tanda bukti mengajukan permohonan
pendaftaran Merek yang dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Mengisi formulir pendaftaran Merek rangkap 4 (empat).
2. Mengisi Surat Pernyataan kepemilikan merek, bermaterai Rp.
6000,-.
3. Fotocopy KTP pemilik merek.
4. Fotocopy akte pendirian Badan Hukum yang dilegalisir notaris
bagi pemohon atas nama Badan Hukum.
29
6. Etiket Merek sebanyak 26 (dua puluh enam) lembar, 4 (empat)
lembar ditempel pada masing-masing lembaran form dengan ukuran maksimal 9 x 9 cm dan minimal 2 x 2 cm.
7. Contoh fisik produk yang didaftarkan.
8. Mencantumkan nama negara dan tanggal permintaan pendaftaran
30
VI. DESAIN INDUSTRI
6.1 Pengertian Umum
Pengertian beberapa istilah berikut ini berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2000 tentang Desain Industri yang umum digunakan dalam ruang lingkup Desain Industri adalah sebagai berikut:
1. Desain Industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi,
atau komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.
2. Pendesain adalah seorang atau beberapa orang yang
menghasilkan Desain Industri.
3. Ciri utama Desain Industri adalah karya desain tersebut dapat
diwujudkan dalam pola atau cetakan untuk menghasilkan barang-barang dalam proses produksi.
4. Hak Desain Industri adalah hak eksklusif yang diberikan oleh
negara Republik Indonesia kepada Pendesain atas hasil kreasinya untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri, atau
memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk
melaksanakan hak tersebut.
5. Pemegang Hak Desain Industri memiliki hak eksklusif untuk
melaksanakan Hak Desain Industri yang dimilikinya dan untuk melarang orang lain yang tanpa persetujuannya membuat,
memakai, menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau
mengedarkan barang yang diberi Hak Desain Industri.
6. Bukan tindak pelanggaran Desain Industri jika pemakaian Desain
Industri untuk kepentingan penelitian dan pendidikan sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari pemegang hak Desain Industri.
6.2 Objek Perlindungan Desain Industri
31
teknologi dengan syarat “baru”. Artinya, ditetapkan dengan suatu pendaftaran yang pertama kali diajukan dan pada saat pendaftaran itu diajukan, tidak ada pihak lain yang dapat membuktikan bahwa
pendaftaran tersebut tidak baru atau telah ada
pengungkapan/publikasi sebelumnya, baik tertulis atau tidak tertulis.
Berbeda dengan syarat kebaruan pada Hak Cipta yang menekankan kepada unsur orisinal. Artinya, sesuatu yang langsung berasal dari sumber asal orang yang membuat atau yang mencipta atau sesuatu yang langsung dikemukakan oleh orang yang dapat membuktikan sumber aslinya.
Secara prinsipil, Desain Industri tidak baru/orisinal bila secara menyolok tidak berbeda dengan desain yang sudah ada.
6.3 Jangka Waktu Perlindungan
1. Perlindungan terhadap Hak Desain Industri diberikan untuk
jangka waktu 10 (sepuluh) tahun terhitung sejak Tanggal Penerimaan.
2. Tidak dapat dilakukan perpanjangan pendaftaran desain yang
telah habis masa berlakunya.
6.4 Status Pendaftaran
1. Hak Desain Industri diberikan atas dasar Permohonan.
2. Satu permohonan hanya dapat diajukan untuk 1 (satu) Desain
Industri atau beberapa Desain Industri yang merupakan satu kesatuan Desain Industri atau yang memiliki kelas yang sama.
3. Tanggal Penerimaan dicatat oleh direktorat Jenderal atas
Permohonan yang telah memenuhi syarat kelengkapan.
4. Penarikan kembali permohonan dapat diajukan secara tertulis
kepada Direktorat Jenderal oleh Pemohon atau Kuasanya selama Permohonan tersebut belum mendapat keputusan.
5. Direktorat Jenderal memberikan keputusan untuk menyetujui
atau menolak Permohonan.
6. Dalam hal Permohonan ditolak, Direktur Jenderal wajib
32
7. Dalam hal Permohonan diterima, Direktorat Jenderal memberikan
Sertifikat Merek kepada Pemohon atau Kuasanya.
8. Sertifikat Desain Industri merupakan bukti hak atas Desain
Industri, dan mulai berlaku sejak Tanggal Penerimaan.
9. Setiap pihak dapat mengajukan permohonan untuk memperoleh
salinan Sertifikat Desain Industri yang terdaftar dalam Daftar Umum Desain Industri dengan membayar biaya.
10.Bukti/tanda pengajuan permohonan bukan merupakan Sertifikat
Desain Industri.
6.5 Pengalihan dan Lisensi
1. Oleh karena Desain Industri merupakan kekayaan dan
dikategorikan sebagai benda bergerak, maka haknya dapat beralih atau dialihkan kepada orang lain, baik seluruhnya maupun sebagian dengan cara:
¡pewarisan;
¡hibah;
¡wasiat;
¡perjanjian tertulis; atau
¡sebab-sebab lain yang dibenarkan oleh peraturan
perundang-undangan.
2. Cara-cara pengalihan di atas tidak dapat dilakukan secara lisan, tetapi harus secara tertulis baik dengan maupun tanpa akta notariil.
3. Lisensi:
P Tujuan utama pemberian lisensi: untuk memberi kesempatan
kepada pihak yang bukan pemegang hak Desain Industri agar dapat memanfaatkan Desain Industri, sekaligus pemegang hak Desain Industri dapat menerima imbalan atau royalti atas hasil kreasinya.
P Pemegang hak Desain Industri berhak memberi lisensi kepada
pihak lain berdasarkan Surat Perjanjian Lisensi.
P Kecuali diperjanjikan lain, lingkup lisensi meliputi larangan
33
P Perjanjian lisensi wajib dicatatkan di Direktorat Jenderal agar mempunyai akibat hukum terhadap pihak ketiga.
P Perjanjian lisensi dilarang memuat ketentuan yang dapat
menimbulkan akibat yang merugikan perekonomian Indonesia atau memuat ketentuan yang mengakibatkan persaingan usaha tidak sehat.
6.6 Pelanggaran dan Sanksi
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak membuat, memakai,
menjual, mengimpor, mengekspor, dan/atau mengedarkan barang yang diberi Hak Desain Industri, dan merugikan kepentingan yang wajar dari pemegang hak Desain Industri dengan alasan penelitian dan pendidikan dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 (empat) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 300.000.000,- (tiga ratus juta rupiah).
2. Tidak mencantumkan nama pendesain dalam Berita Resmi Desain
Industri/dalam sertifikat Desain Industri diancam pidana penjara 1 tahun dan denda Rp. 45.000.000,- (empat puluh lima juta rupiah).
34
1. Mengisi formulir pendaftaran Desain Industri rangkap 4.
2. Mengisi formulir Surat Pernyataan kebaruan dan kepemilikan
produk, bermaterai Rp. 6.000,-.
3. Melampirkan gambar atau foto produk dengan perspektif tampak
depan,belakang, samping kanan, samping kiri, atas dan bawah (rangkap 6).
4. Melampirkan uraian dari desain industri meliputi arti, fungsi dan
kegunaan produk yang akan didaftarkan.
5. Melampirkan contoh fisik produk.
6. Dalam hal Permohonan yang diajukan secara bersama lebih dari
satu pemohon, permohonan tersebut ditandatangani oleh salah satu pemohon dengan melampirkan persetujuan tertulis dari para pemohon yang lain.
7. Dalam hal permohonan diajukan oleh bukan pendesain,
permohonan harus disertai pernyataan yang dilengkapi surat pengalihan hak Desain Industri.
8. Pihak yang pertama kali mengajukan permohonan dianggap
sebagai pemegang hak Desain Industri.
9. Setiap permohonan hanya dapat diajukan untuk:
5 satu desain industri atau
5 beberapa desain industri yang merupakan satu kesatuan desain
industri atau memiliki kelas yang sama.
10.Pemohon yang bertempat tinggal di luar negara Republik
35
VII. HAL-HAL PENTING LAINNYA
7.1 HKI dalam Sebuah Produk
Sumber:
36
7.2 Daftar Klasifikasi Kelas Merek Barang dan Jasa KELAS 1
Lem pipa PVC, segala macam lem industri, sediaan bahan pendingin radiator, bahan kimia penawar karbon mesin, bahan pencuci film, cairan kimia untuk campuran semen, cairan kimia untuk mengencerkan cat, zat kimia industri, cairan kimia pencampur indutri kertas, cairan kimia pencegah kerak pada ketel industri, cairan kimia pemurni minyak, cairan kimia sediaan kondensasi, cairan kimia untuk pencampur memadamkan api, perekat untuk industri, lem kayu, lem besi, lem logam, cairan tambahan untuk pelumas, additive oil, oil treatment, sodium cyclamate, sari manis, biang gula, air abu, soda abu, bleng, zat-zat kimia untuk industri,
cairan-cairan hydraulic untuk digunakan pada penutup-penutup pintu,
hasil-hasil kimia untuk industri, ilmu pengetahuan, potret, pertanian, perkebunan, kehutanan, damar-damar buatan dan sintetis, plastik dalam bentuk bubuk, cair, atau pasta untuk industri, rabuk (pupuk) alam, rabuk buatan untuk tanah, bahan-bahan pengeras logam dan sediaan-sediaan kimia untuk menyolder, bahan-bahan perekat untuk industri, minyak rem, plastik yang belum diproses, karet silikon
pilihan, penetrating oil zat kimia untuk membuka baut yang berkarat
dan macet), electric contact cleaner (zat kimia untuk pembersih
panel/papan rangkaian terpadu/PCB elektronik), electric motor
cleaner (zat kimia untuk pembersih electro motor), rust remover
(penghancur/pembersih karat), carbon remover
(penghancur/pembersih kerak/karbon), insulating varnis (pelapis
kumparan motor listrik), zat kimia untuk pencegah korosi/karat,
metal working fluids (zat kimia untuk pendingin pada proses pemotongan, pembentukan, pencetakan logam), zat kimia untuk industri tekstil, pengecoran logam, silikon lubricant (pelumas silikon
yang digunakan pada industri tekstil, garmen), special aplikasi
lubricant (pelumas dengan penggunaan khusus pada industri tekstil,
industri logam, pengecoran logam garmen), extreme temperature grease
(zat kimia untuk pelindung pelumas pada bantalan roda bertemperatur tinggi dengan kontaminasi debu, kimia, air pada
industri), fuel treatment (tambahan pada minyak bakar), white oil (zat
37
pertanian, zat kimia yang digunakan untuk pertanian, kehutanan dan hortikultura (kecuali pembasmi jamur, pembasmi rumput liar, pembasmi serangga, pembasmi parasit), bahan kimia tambahan untuk pelumas, bahan kimia untuk bahan bakar motor, lem karet, zat-zat kimia, bahan-bahan pendingin, garmen, hasil-hasil kimia untuk (mengawetkan bahan makanan, bahan-bahan penyamak kulit.
KELAS 2
Segala macam sediaan anti karat, cat (termasuk yang digunakan untuk: kayu, besi, tembok, pencegah karatan, keramik), pernis, lak-lak, teak oil, thiner, dempul, plamir, pengencer cat, meni, afduner,
wenter, sirlak, oker, bahan-bahan warna non makanan dan non minuman, tinta cetak, bahan pelapis cat, bahan pelapis penutup atap, gandarukem, sari kayu cat, lakgom, kelapukan kayu, bahan warna, sabun krim, sabun bubuk, sabun mandi, dll), kosmetika, bedak untuk wanita dan anak-anak, wangi-wangian/minyak wangi, minyak rambut, sampo, minyak-minyak sari kosmetika, kutek kuku, cat rambut, losion rambut, losion kulit, kapas kecantikan, deodoran stick,
hairspray rambut, parfum, cairan eau de cologne, bubuk pewangi anti bau badan, pemerah pipi, hair styling foam, celak mata, penghitam
alis, bahan-bahan pemelihara gigi, sediaan-sediaan untuk
memutihkan, mencuci, membersihkan, mengkilatkan, membuang lemak dan menggosok, pasta gigi, maskara, politur, kertas amplas, tisu wangi basah, hio, blau cuci, lipstik, pemerah kuku, pensil alis,
cream-cream kulit, cream-cream muka, amplas-amplas, batu gosok, batu amaril, batu apung, sediaan-sediaan pemutih, zat-zat untuk mencuci, sediaan untuk membersihkan, mengkilatkan, membuang lemak dan menggosok, susu pembersih untuk keperluan merias diri, sipat mata, cream-cream untuk rambut, semir rambut, hand and body lotion, obat keriting rambut, obat pelurus rambut, baby oil, cream
38
cream untuk lulur, cream untuk massage, cream pemutih wajah,
cleansing cream (krim pembersih wajah), masker kecantikan, pomade, penghilang cat kuku, sabun deterjen, pelembut cucian, minyak
kolonyo, lilin cucian, bedak bayi, bedak talk untuk kebersihan badan,
cairan pembersih alat-alat rumah tangga, cairan pembersih lantai, cairan pembersih kaca, deterjen selain untuk fabrikasi dan untuk keperluan medis, losion bayi, minyak untuk keperluan pembersihan badan, pelembut kain, pemutih cucian, sabun yang mengandung obat, sampo bayi.
KELAS 4
Segala macam pelumas, minyak pelumas, oli, minyak, lemak untuk industri, bahan pelumur, zat untuk menghisap, membasahi dan mengikat debu, bahan bakar, minyak sari untuk motor, bahan-bahan penerang, lilin-lilin, malam-malam, sumbu-sumbu, minyak kastroli untuk teknik, minyak ter, minyak diesel, eter petroleum, minyak gas, bensin, grafit, minyak tanah, gemuk, spiritus bakar, bahan bakar mineral, minyak bumi, minyak tekstil, minyak-minyak yang dapat dimakan dan minyak-minyak sari, minyak pelembab, minyak bumi (mentah atau disuling), segala macam gemuk, gemuk untuk industri.
KELAS 5
Segala macam minyak kayu putih, minyak tawon, minyak telon, minyak gosok, minyak gandapura, minyak akar lawang, balsem,
cotton bud, sediaan farmasi, ilmu hewan dan ilmu kebersihan, hasi makanan pandangan untuk keperluan medis, makanan bayi, plester, bahan pembalut, bahan untuk, bahan untuk menambal gigi dan untuk membuat gigi buatan, bahan pembasmi kuman, sediaan untuk membasmi binatang perusak, bahan pembasmi jamur, bahan
pembasmi rumput liar. Bahan-bahan insektisida untuk
pemberantasan serangga yang merugikan (misalnya pembasmi kecoa, lalat, kutu, lipas, nyamuk, semut, racun tikus), bahan-bahan wangi-wangian seperti pengharum ruangan, kamar mandi, mobil,
cairan obat suntik, food supplement (makanan tambahan untuk
39
luka, sediaan-sediaan untuk meengulangi rasa nyeri, pada pengobatan luka-luka, kapas pembalut wanita, tisu anti nyamuk, sediaan-sediaan farmasi, hasil-hasil makanan pantangan untuk keperluan medis, makanan bayi, obat merah, bahan-bahan untuk menambal gigi buatan, minyak angin, obat-obat tradisional, segala macam obat-obatan, bahan pembasmi kuman, sediaan untuk membasmi binatang perusak, bahan pembasmi jamur, bahan pembasmi rumput liar, patisida, insektisida, fungsida rodentisida, sediaan farmasi, jamu yang terbuat dari buah pace, kolesom dan madu, segala macam obat obatan, pil-pil obat, jamu, vitamin-vitamin, sediaan-sediaan untuk membasmi tumbuhan buruk.
KELAS 6
40
pipa dari logam, jepitan dari logam untuk pipa, cincin sekrup, sekrup logam, tangki logam, peti/kotak untuk alat-alat dari logam, katup dari logam (selain dari bagian mesin), kunci pemutar dari logam, pengganjal pintu, tarikan laci, logam-logam dan campurannya, bahan bangunan dari logam, kawat tembaga, kawat las, pipa dan tabung dari logam, pipa besi, aluminium, sekrup, kerai dari logam, gantungan kunci dari logam, gantungan baju dari logam, kertas timah, terali besi, borgol, timah, tong-tong yang ter-buat dari logam, roda pintu, roda lemari, roda kaca, roda meja, kawat nyamuk, kawat ayakan pasir, kawat loket, pintu kamar mandi dari aluminium, pintu kamar mandi dari besi, kusen pintu dari logam, kabel dari logam bukan listrik.
KELAS 7
Mesin-mesin dan mesin-mesin perkakas, yaitu mesin serut (ketam), mesin bor, mesin gerinda, mesin gergaji, mesin pompa air, mesin pompa udara (kompresor), mesin pemotong kayu, mesin gergaji pemotong kayu, mesin pengasah mata pisau, mesin pemotong listrik; motor-motor (kecuali untuk kendaraan), kopling-kopling dan ban-ban mesin, alat-alat besar untuk pertanian, blok ban-bantalan penyangga untuk mesin, landas poros (bagian-bagian mesin), cincin peluru untuk blok-blok bantalan, blok bantalan untuk poros transmisi, tali dinamo,sabuk mesin, sabuk untuk motor dan mesin, tali kipas untuk motor dan mesin, filter (suku cadang mesin), alat penyala untuk motor pembakar dalam, magnet penyala, magnet penyala untuk motor mesin, alat pengangkat (mesin), sambungan (bagian mesin), kopling silang (kopling gardan), bantalan golong, busi penyala untuk motor pembakaran dalam, mesin untuk kapal, motor untuk kapal,
dinamo-dinamo, instalasi untuk mencuci kendaraan dan
mengeringkan kendaraan, khususnya yang terdiri dari mesin pencuci
kendaraan dan pengering kendaraan, bor listrik, buldoser, vaccum
cleaner, mesin penghisap debu, mesin cuci pakaian, mesin cuci piring, mesin jahit, mesin obras, mesin pelubang kancing, gunting listrik, gergaji listrik, pompa listrik, pompa air listrik beserta suku
cadangnya, blender, mixer, juicer, mesin pemarut buah-buahan dan
motor-41
motor (kecuali untuk kendaraan), komponen transmisi, busi, alat pengeram, mesin penyemprot cat, mesin pemangkas dan pencukur bulu, pembuka kaleng dari listrik, bajak-bajak, mata bajak, meja putar untuk membuat keramik, mesin cetak, mesin bubut, alat-alat pembersih yang menggunakan uap, mesin setrika uap, mesin pelicin, mesin uap, mesin-mesin industri, mesin-mesin rumah tangga, pompa-pompa untuk menyalurkan air, pompa-pompa untuk industri, pompa untuk minyak sebagai bahan bakar, pompa-pompa untuk alat-alat hidraulik dan kompresor udara, klep-klep, saringan-saringan (termasuk bagian-bagian dari mesin-mesin dan motor-motor), alat-alat penjernih untuk kondensasi serta alat-alat penjernih otomatis tabung-tabung dan botol-botol sistem-sistem penjernih air, mesin pompa pasir listrik, alat-alat penghemat listrik, alat-alat penghemat BBM untuk transportasi darat, udara, laut, sudut (bagian dari mesin), bangku gergaji (bagian mesin), daun gergaji (bagian mesin), gergaji yang memakai rantai pada ujungnya, kopling, mesin dan komponen transmisi (kecuali untuk kendaraan darat),
perkakas pertanian, mesin menetas untuk telur, mesin saw mill
(mesin gergaji), gergaji band (band saw), mesin cuci, ban-ban untuk mesin, motor-motor listrik.
KELAS 8
42
gunting kuku, segala macam tang untuk memotong/mengupas kabel listrik, sekrup jepitan untuk tukang yang memperbaiki kaleng, pahat-pahat, pemuai pipa (alat tangan), dongkrak yang dioperasikan dengan tangan, tang pembuat lubang (alat tangan), kunci baut kran, tang pegas, gergaji, kapak kecil, gurdin (alat tangan), kunci mur baut, kunci mur, pisau ketam.
KELAS 9
Segala macam alat-alat pengukur, tuner/radio, compact disc (CD)
player, VCD player, DVD player, laser disc player, kabel audio,
microphone, telepon, TV, hand phone/seluler, disket, alat-alat potret dan aksesorisnya, alat-alat optik, pesawat penggerak otomatis, mesin-mesin bicara, mesin penjawab telepon, kas register, batu
baterai, video, antena parabola, handycam, walkie talkie, mainan
elektronik, pembawa data yang telah diprogram dalam bentuk tabung yang berisi jarum yang berfungsi menggerakkan ROM, kaset, tape disk magnet atau optikal disk dan dicetak dalam papan sirkuit, mainan otomatis selain dari yang dijalankan dengan (uang) logam serta yang disesuaikan untuk dipakai hanya dengan penerima TV, perangkat lunak mainan video untuk mesin hiburan secara elektrik dengan layar, cairan kristal, mesin otomat yang bekerja dengan memasukkan uang logam ke dalamnya, film-film bioskop yang
diekspos, piringan hitam, disc audio yang belum direkam, pita audio
yang belum direkam atau pita-pita video, bagian-bagian dan penyesuai untuk semua barang yang dinyatakan sebelumnya, komputer dan aksesorisnya (termasuk flash disk, hard disk, CD
Drive, DVD Drive, Notebook/Laptop, Memory Card, PDA, Keyboard, Mouse, Monitor, Disc Drive, VGA Card, Motherboard, dll), aparat dan
instrumen pengajaran dan pendidikan, computer disc (CD), publikasi
secara elektronik secara online dari database atau dari fasilitas yang disediakan dalam internet, aparat untuk merekam, mengirim, mengolah dan mereproduksi suara, gambar atau data, pembawa data
mesin cepat, peralatan pengolahan data, tape recorder, amplifier,
speaker, equalizer, booster, ballast, trafo, optikal disk, bel pintu listrik,
teleks, audio mixer, proffesional power amplifier, sound processor