SEKTOR MARITIM YANG PALING CEPAT MEMBENTUK PERTUMBUHAN
EKONOMI INDONESIA
Oleh : Yusep Sugianto
1. Definisi
1.1.Pertumbuhan ekonomi
Pertumbuhan ekonomi adalah suatu keadaan dimana terjadi kenaikan pendapatan nasional (Produk Domestik Bruto atau Produk Nasional Bruto) tanpa memandang kenaikan pendapatan tersebut melebihi pertumbuhan penduduk. Dalam hal ini, pertumbuhan ekonomi suatu negara bisa dikatakan mengalami pertumbuhan apabila jumlah produksi barang dan jasanya terus meningkat. Pertumbuhan ekonomi adalah pertambahan pendapatan nasional atau pertambahan output dalam jangka waktu yang tertentu. Proses pertumbuhan ekonomi dipengaruhi oleh dua macam faktor, yaitu faktor ekonomi dan non-ekonomi. Faktor ekonomi meliputi sumberdaya alam, akumulasi modal, pertumbuhan penduduk, dan organisasi, kemajuan teknologi, dan pembagian kerja dan skala produksi. Faktor non-ekonomi meliputi faktor sosial, manusia, dan politik. Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi harus menitikberatkan pada hal-hal sebagai berikut, yaitu:
1. Meningkatnya persediaan barang yang terus menerus.
2. Pemanfaatan teknologi yang dapat menentukan pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan barang dan jasa kepada penduduknya.
3. Adanya penyesuaian sikap, kelembagaan dan ideologi agar pertumbuhan ekonomi berjalan dengan baik.
Grafik 1. Teori Klasik Pertumbuhan Ekonomi: Penduduk Optimum
Pada grafik 1, kurva YPK menunjukkan tingkat pendapatan per kapita pada berbagai jumlah penduduk. Pendapatan per kapita penduduk yang merupakan parameter pertumbuhan pertumbuhan ekonomi akan mencapai titik maksimum pada titik M. Titik M merupakan puncak kurva yang menunjukkan bahwa pendapatan per kapita akan mencapai maksimum di nilai Y dengan jumlah penduduk N. Dalam situasi negara yang kondusif, dalam arti tidak ada perang, ataupun bencana lainnya, pendapatan per kapita maksimum dapat dianggap sebagai titik dimana suatu negara tersebut sudah mencapai tingkat welfare atau sejahtera, dengan catatatn bahwa jumlah penduduk negara tersebut adalah tidak boleh lebih dari N. Jika jumlah penduduk melebihi N, maka hukum deminishing return akan berlaku. Deminishing return menyatakan bahwa kenaikan suatu input akan menyebabkan nilai dari output menjadi berkurang. Jika jumlah penduduk merupakan input dan pendapatan per kapita adalah output, David Ricardo mengatakan bahwa jika penduduk bertambah melebihi N, maka produktivitas penduduk akan menurun. Ketika produktivitas menurun, maka pendapatan per kapita pun akan menurun, sehingga welfare suatu negara tidak ada lagi. Menurut Ricardo, peranan akumulasi modal dan kemajuan teknologi akan cendrung meningkatkan produktivitas tenaga kerja. Dengan kata lain akan memperlambat terjadinya the law of diminishing return yang pada gilirannya akan membuat posisi welfare bertahan lebih lama. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, maka suatu negara harus meningkatkan output produksinya sambil berusaha mengatur jumlah penduduk agar tidak melebihi kapasitas.
Peningkatan output produksi berarti harus meningkatkan kegiatan perekonomian di setiap sektor-sektor ekonomi. Semakin cepat setiap sektor ekonomi itu mengalami pertumbuhan, maka pertumbuhan ekonomi suatu negara pun akan semakin cepat. Jika kecepatan pertumbuhan ekonomi suatu negara semakin tinggi, maka pencapaian suatu negara terhadap
N M Y
Pendapatan Per Kapita
kondisi welfare (kesejahteraan) pun akan semakin cepat. Sejahtera berarti bahwa setiap manusia merasa aman dan bahagia karena segala kebutuhan seperti makanan, kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, dan pendapatan dapat dipenuhi, serta manakala manusia memperoleh perlindungandari resiko-resiko utama yang mengancam kehidupannya.
1.2.Sektor Ekonomi
Sektor ekonomi adalah lingkungan suatu kegiatan ekonomi. Jika dilihat dari aktivitasnya, maka sektor ekonomi dibagi menjadi 3, yaitu sektor primer, sektor sekunder, dan sektor tertier. Sektor ekonomi primer adalah sektor ekonomi dimana dalam kegiatannya adalah dengan cara melakukan eksplorasi atau ekstraksi sumber daya alam (extraction base). Output/produk yang dihasilkan dari kegiatan ekstraksi ini tidak merubah bentuk produk awalnya (input). Contoh extraction base adalah usaha kapas, dimana kapas yang merupakan sumber daya alam dipanen dan dijual dalam bentuk kapas. Sektor sekunder adalah sektor ekonomi dimana output yang dihasilkan merupakan hasil pemrosesan output dari sektor primer, yang hasilnya merupakan input pada industri lain (processing base). Contoh dari sektor sekunder adalah produk kapas yang merupakan input produksi diproses menjadi output berupa benang dan kain, dimana benang dan kain ini merupakan input produksi untuk jenis usaha lain. Sektor ekonomi tertier adalah sektor ekonomi dimana output yang dihasilkan merupakan hasil pemrosesan output dari sektor sekunder, yang hasilnya merupakan produk yang tidak mengalami pemrosesan lagi (end product) dengan tujuan untuk memenuhi/melayani kebutuhan masyarakat (service base). Contoh sektor tersier adalah produk kain yang merupakan output dari sektor sekunder diproses untuk dijadikan pakaian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Dari penjelasan tersebut diatas, maka hubungan tiap aktivitas sektor ekonomi terhadap pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut:
Gambar 1. Hubungan Tiap Sektor Ekonomi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
PRIMER
SEKUNDER
TERTIER
PERTUMBUHAN
EKONOMI
INPUT
INPUT
Dari sisi nilai tambah atau value added (nilai produksi barang akhir dikurangi biaya bahan mentah), sektor tertier memiliki value added terbesar, dan sektor primer memiliki value added terkecil. Semakin besar value added, maka pertumbuhan ekonomi akan bergerak semakin cepat. Ilustrasi dari value added tiap sektor ekonomi dapat dilihat melalui tabel berikut:
Tabel 1. Ilustrasi value added tiap sektor ekonomi
Sektor Produk Harga
Tabel 2. Pengelompokan Sektor Ekonomi Maritim
2. Sektor Maritim Yang Dapat Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi
Sektor yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi ada kaitannya dengan penentuan sektor unggulan, sebab sektor unggulan dipastikan memiliki potensi yang lebih besar untuk tumbuh dibandingkan dengan sektor lainnya. Oleh karena itu, memilih sektor maritim yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, dapat dikatakan sebagai memilih sektor unggulan.
Grafik 2.Pertumbuhan PDB Indonesia Atas Dasar Harga Menurut Lapangan Usaha,
2012 – 2015 (y-o-y) (Sumber : BPS dan CEIC (2015))
Grafik 2 menunjukkan grafik pertumbuhan ekonomi Indonesia tiap sektor. Dari total PDB
yang diperoleh setiap quartal dari rentang tahun 2011 hingga 2015, sektor eknomi bidang jasa
yang merupakan sektor tertier memberikan prosentasi pertumbuhan yang lebih besar jika
dibandingkan dengan sektor sekunder (industri) adn sektor primer. Pada kuartal keempat
tahun 2012, pertumbuhan ekonomi sektor primer mengalami penurunan yang sangat jauh
hingga 3% sehingga perbedaan antara sektor primer dan tertier sangat signifikan. Pada
kuartal 2 tahun 2012, pertumbuhan sektor primer melewati pertumbuhan sektor sekunder
namun mengalami penurunan kembali di kuartal berikutnya. Demikian pula pada kuartal 3
tahun 2013 hingga kuartal 2 tahun 2014, sektor primer memberikan kontribusi PDB yang
melebihi sektor sekunde. Namun selanjutnya sektor primer tidak dapat melewati laju
pertumbuhan ekonomi sektor sekunder dan tertier. Sektor tertier selalu berada pada posisi
teratas dalam kontribusi PDB Indonesia. Walaupun relatif mengalami penurunan di tiap
kuartal, namun penurunan ini tidak sebesar penurunan yang terjadi di sektor primer. Secara
umum, Produk Domestik Bruto Indonesia tahun 2011-2015 berada pada level sektor sekunder
yang menunjukkan bahwa iklim ekonomi Indonesia masih belum memaksimalkan sektor
tertier, padahal potensi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi berada disektor tertier.
pertumbuhan ekonomi adalah sektor tertier (service base). Ada beberapa alasan mengapa sektor tertier dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, yaitu:
A. Efek sumber daya alam
Seperti diketahui, bahwa sumber daya alam dapat digolongkan sebagai berikut:
1. Sumber daya alam yang dapat diganti atau perbaharui dan dipelihara (renewable resources). Ini meliputi margasatwa yang ada di danau, laut, maupun hutan.
2. Sumber daya alam yang tidak dapat diganti (non-renewable resources). Ini mencangkup sumber mineral seperti logam, minyak bumi dan batu bara.
Kedua sumberdaya alam ini jika dieksploitasi maka akan memberikan pendapatan bagi negara, dan pertumbuhan ekonomi dapat terlaksana. Namun sumberdaya ini memiliki keterbatasan stok yang membuat pertumbuhan ekonomi melalui ekstraksi tidak akan bertahan lama. Kurva yang menjelaskan mengenai keterbatasan stok adalah sebagai berikut:
1. Kurva untuk sumberdaya alam terbarukan (sumberdaya hayati perairan)
Grafik 3. Kurva stok sumberdaya alam terbarukan (renewable resources)
Pada sumberdaya alam terbarukan, misalnya adalah ikan tangkap, suatu usaha atau effort (E) yang dalam hal ini berperan sebagai suatu input ekonomi akan mendapatkan output berupa hasil tangkapan (Y) yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi kepada suatu negara. Namun pertumbuhan ekonomi ini tidak akan terus berlangsung karena jika ekslpoitasi sumberdaya ikan terus menerus dilakukan, maka ia akan mencapai pada titik maksimum yaitu MSY. MSY atau Maximum Sustainable Yield atau titik potensi lestari merupakan suatu titik dimana sumberdaya ikan yang diekslpoitasi dapat masih dapat melakukan regenerasi melalui sifat biologinya. Dengan demikian, jika sumberdaya ikan melewati titik MSY, maka ikan tersebut akan mengalami kelangkaan bahkan punah. Apabila sumberdaya mengalami kelangkaan, maka usaha ekslpoitasi yang besar tidak akan menghasilkan kenaikan output produksi. Bahkan jika usaha penangkapan terus dilakukan hingga Emax, output yang diperoleh adalah nihil karena ikan sudah punah.
EFFORT Hasil
Tangkapan MSY
EMSY Ymax
Grafik 4. Trend First Maturity Length (Lm) Tuna Yellowfin di Samudera Hindia
(Sumber: Balitbang KP 2013)
Pada tahun 2013, Loka Penelitian Perikanan Tuna-Balai Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (LPPT-Balitbang KP) di Kementerian Kelautan dan Perikanan RI merilis trend First Maturity Length pada spesies ikan tuna yellowfin (madidihang) di perairan Samudera Hindia. First Maturity Length (Lm) merupakan ukuran panjang untuk pertama kali matang gonad pada ikan yang merupakan salah satu acuan utama dalam menentukan ukuran ikan yang boleh ditangkap.
2. Kurva untuk sumberdaya alam tidak terbarukan (energi dan mineral)
Grafik 5. Kurva stok sumberdaya alam terbarukan (renewable resources)
Pada awalnya, suatu negara memiliki kekayaan sumberdaya alam sebesar Ymax. Titik Ymax adalah titik dimana stok sumberdaya alam belum dieksploitasi (E=0). Ketika sumberdaya alam tersebut dieksploitasi, maka stok akan menurun, hingga pada akhirnya, usaha yang dilakukan (effort) tidak akan menghasilkan output apapun karena stok sudah habis (stok =0).
Grafik 6. Grafik Cadangan Minyak Terbukti Indonesia(Sumber: Kementerian ESDM) Berdasarkan data dari Kementerian ESDM, cadangan minyak terbukti Indonesia mengalami trend penurunan sejak tahun 2014 hingga 2015. Pada tahun 2006, cadangan terbukti Indonesia mengalami kenaikan sebesar 0,3 miliar barrel karena ditemukannya cadangan minyak baru. Namun kenaikan ini tidak begitu besar sebab setelah dieksploitasi, di tahun 2007 stok minyak mengalami penurunan hingga 0,5 miliar barrel. Cadangan minyak di tahun 2007 lebih kecil dibandingkan tahun 2005 dimana pada saat itu belum ditemukan stok minyak baru. Itu berarti bahwa eksploitasi minyak bumi melebihi kemampuan perolehan cadangan minyak bumi. Sumber-sumber minyak baru, baik ditemukan atau tidak, tidak akan merubah trend stok minyak yang akan selalu menurun setiap waktu.
Waktu Stok = 0
Stok (Y) Ymax
Ketika suatu negara menggantungkan pertumbuhan ekonominya pada eksploitasi sumberdaya (renewable dan non-renewable), maka ada suatu masa, karena keterbatasan stok sumberdaya, dimana negara tersebut tidak akan mengalami pertumbuhan ekonomi, bahkan mengalami penurunan. Ketika pertumbuhan ekonomi berhenti sebagai akibat dari kekurangan atau kehabisan stok, maka teori “tragedi atas kepemilikan bersama” dan “teori kutukan sumberdaya alam” akan berlaku. Kedua teori ini pada prinsipnya menjelaskan bahwa ketika stok sumberdaya alam mengalami kelangkaan, maka suatu negara tersebut akan rentan mengalami konflik sosial, dan penyakit moral seperti korupsi. Kebutuhan rakyatnya sudah tidak dapat terpenuhi karena supply kebutuhan barang yang seharusnya disediakan negara sudah tidak mampu lagi disediakan.
B. Value added
Value added adalah besaran manfaat yang diperoleh setelah dikurangi biaya-biaya yang telah dikeluarkan. Dari sisi value added (nilai tambah), seperti yang sudah dijelaskan pada tabel.1, maka value added yang tertinggi adalah di sektor tertier. Semakin tinggi nilai tambah, maka kecepatan pertumbuhan ekonomi akan semakin tinggi pula, hingga akhirnya welfare atau kesejahteraan akan cepat tercapai.
C. Eksternalitas
Eksternalitas dalam ekonomi dapat diartikan sebagai efek samping dari adanya suatu kegiatan ekonomi. Eksternalitas dalam ekonomi dibagi menjadi 2, yaitu eksternaitas positif dan eksternalitas negatif. Eksternalitas positif adalah efek samping kegiatan ekonomi yang mengarah pada peningkatan kualitas masyarakat. Peningkatan kualitas masyarakat ini bisa terjadi pada bidang ekonomi, sosial, lingkungan, maupun budaya. Eksternalitas negatif berarti adalah efek samping suatu kegiatan ekonomi yang mengarah pada penurunan kualitas masyarakat.
Indikator yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi adalah Produk Domestik Bruto (PDB). Penghitungan PDB dapat dilakukan melalui 3 pendekatan, yaitu pendekatan produksi, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran. Ketiga pendekatan ini pada prinsipnya menyimpulkan bahwa semakin banyak barang dan jasa yang disediakan, atau semakin banyak pendapatan yang diperoleh, maka pertumbuhan ekonomi akan semakin cepat.
baru dan menciptakan sumber-sumber pendapatan baru. Semakin banyak barang dan jasa yang tersedia, dan meningkatnya sumber pendapatan, maka pertumbuhan ekonomi akan bergerak semakin cepat.
D. Pasar
Pasar merupakan tempat terjadinya interaksi antara penjual yang menyediakan barang atau jasa dengan pembeli yang membutuhkan barang atau jasa. Pasar terbentuk karena adanya dua fungsi yaitu supply (penawaran), dan demand (pemintaan). Interaksi dua fungsi ini yang dijelaskan sebagai berikut.
Grafik 7. Kurva Permintaan dan Penawaran
Grafik 7 menunjukkan dua buah kurva yang sebetulnya pada awalnya adalah terpisah. Kurva penawaran merupakan fungsi harga terhadap quantity yang dimiliki oleh produsen barang dan jasa, sedangkan kurva permintaan merupakan kurva yang dimiliki oleh konsumen. Kurva berpotongan menunjukkan bahwa penjual dan pembeli bertemu di pasar, yang berarti ada interaksi. Titik E merupakan titik transaksional yang artinya bahwa pada penjual dan pembeli bersepakat bahwa quantity tertentu (M) dihargai sebesar (P). Berbeda dengan stok sumberdaya alam yang mengalami keterbatasan stok sehingga mempengaruhi harga, fungsi pasar tidak berlaku demikian. Ketersediaan stok tidak dibatasi oleh faktor alam, yang artinya bahwa stok itu bisa dikontrol dan diatur oleh pelaku pasar. Karena ada pengaturan demikian, maka harga dipengaruhi oleh prilaku produsen dan konsumen di pasar tersebut.
Karena kebutuhan manusia tidak terbatas, maka permintaan pasar akan suatu barang dan jasa akan selalu ada. Pada sektor tertier, ketika suatu pasar terbentuk maka akan ada eksternalitas positif berupa kebutuhan-kebutuhan baru, yang berarti permintaan-permintaan baru. Permintaan-permintaan baru ini tentu saja menciptakan peluang usaha baru yang berarti akan ada penyedia barang yang baru. Dengan kata lain, suatu pasar, terutama yang memiliki
E
M
Kurva Permintaan
Quantity Price
Kurva Penawaran
value added yang tinggi akan menciptakan eksternalitas berupa pembentukan pasar-pasar baru. Semakin banyak pasar yang terbentuk, maka akan semakin positif mengarah kepada tersedianya barang dan jasa setiap saat. Ketersediaan barang dan jasa ini tentu saja meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Oleh sebab itu, dari sisi pasar, pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditunjukkan oleh:
1. Banyaknya pasar yang terbentuk (banyaknya kurva supply dan demand) 2. Besarnya nilai pasar yang dibentuk (besaran equilibrium)
3. Banyaknya jumlah transaksi yang terjadi (kuantitas ekuilibrium)
3. Cara Mempercepat Pertumbuhan Ekonomi Sektor Maritim
Cara untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat dilihat melalui kacamata faktor produksi dan fungsi produksi. Faktor produksi terdiri dari sumberdaya manusia, modal kapital, material, dan teknologi. Fungsi produksi merupakan hubungan antara faktor-faktor produksi tersebut (sebagai input) untuk membentuk suatu suatu output berupa produk barang atau jasa. Variasi input faktor-faktor produksi dapat membentuk variasi-variasi produk, dan setiap variasi-variasi produk akan memiliki nilai tambah masing-masing, seperti digambarkan oleh fungsi produksi berikut.
Grafik 8. Kurva Fungsi Produksi
Grafik 8 menunjukkan contoh dari hubungan antara dua fungsi produksi yaitu teknologi dan material. Dengan kapasitas teknologi tertentu, suatu material dapat dibuat menjadi 3 buah variasi output. Produk A merupakan produk yang mengolah material dengan tingkat teknologi rendah. Produk B merupakan pemanfaatan input teknologi yang nilainya sama dengan material yang digunakan. Produk C merupakan contoh pemanfaatan material yang menghasilkan output berteknologi tinggi. Ketiga output ini memiliki value added masing masing dan memiliki kurva supply-demand masing-masing.
B A
C Material
Agar mampu membuat variasi output seperti contoh diatas, maka faktor-faktor produksi (manusia, modal kapital, material, dan teknologi) harus bersinergi dengan baik, dan penggunaannya harus maksimal. Negara harus memiliki dan mampu menciptakan teknologi agar dapat membuat suatu material atau sumberdaya menjadi berdaya saing dan memiliki nilai tambah yang lebih tinggi. Jika teknologi sudah dikuasai, dan demand sudah diketahui, maka hal ini akan menarik minat investor untuk menanamkan modalnya sehingga dapat menyediakan supply akan output-output tersebut. Supply sudah dimiliki, dan demand sudah diketahui, maka pasar akan terbentuk.
Namun demikian, teknologi, material, maupun modal kapital tidak akan ada gunanya jika kualitas sumber daya manusia tidak memiliki daya saing dan kualitas. Seperti yang diutarakan oleh Adam Smith menganggap bahwa manusia merupakan faktor produksi utama yang menetukan kemakmuran suatu bangsa. Alasannya, alam (tanah) tidak ada artinya kalau tidak ada sumber daya manusia (SDM) yang mengolahnya, sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Adam Smith juga melihat bahwa alokasi SDM yang efektif adalah awal pertumbuhan ekonomi. Setelah ekonomi tumbuh, akumulasi modal baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi tetap tumbuh. Dengan kata lain, alokasi SDM yang efektif merupakan syarat perlu (necessary
condition) bagi pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, agar perekonomian sektor maritim cepat tumbuh, maka kualitas sumber daya manusia bidang maritim harus dapat ditingkatkan sehingga dapat mengolah sumberdaya-sumberdaya alam sektor maritim yang begitu banyak. Sumber daya manusia maritim harus mampu memiliki, membuat, dan menguasai teknologi maritim agar tingkat kepercayaan investor mengenai industri maritim Indonesia meningkat. Meningkatnya tingkat kepercayaan investor berarti akan meningkatkan kepercayaan mereka untuk menanamkan investasinya di sektor industri maritim.
4. Kesimpulan
Dari uraian tersebut diatas, diketahui bahwa sektor ekonomi maritim yang dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi adalah sektor ekonomi tertier. Sektor tertier atau disebut service based sactor merupakan sektor ekonomi dimana output yang dihasilkan merupakan brang yang dibutuhkan oleh masyarakat (end product). Produk pada sektor tertier tiak memerlukan pemrosesan lagi, sehingga ia dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Sektor ekonomi maritim yang termasuk dalam sektor tertier adalah pariwisata bahari, jasa angkutan laut, dan jasa perdagangan.
Alasan yang menyatakan bahwa sektor tertier dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi, adalah: efek sumberdaya alam, value added, eksternalitas, dan pasar. Pada efek sumberdaya alam, sektor tertier tidak terkendala stock seperti halnya eksploitasi sektor primer (renewable dan non-renewable resources), sehingga sektor ini tidak akan memunculkan “kutukan sumber daya alam”, maupun “tragedi kepemilikan bersama” yang berujung kepada konflik sosial dan politik di dalam negeri. Sektor tertier merupakan sektor yang memiliki value added tertinggi. Value added merupakan parameter pertumbuhan ekonomi suatu negara. Dari sisi eksternalitas, sektor tertier membentuk eksternalitas positif yaitu penyerapan tenaga kerja yang banyak, iklim ekonomi yang mandiri, dan pembentukan pasar-pasar baru. Dari sisi pasar, sektor tertier dapat membentuk banyak pasar, mempertinggi nilai output tiap unit, dan apabila suatu output memiliki daya saing, maka jumlah transaksional output tersebut akan semakin besar.