Surveilans Kesehatan Masyarakat
Surveilans kesehatan masyarakat semula hanya dikenal dalam bidang epidemiologi. Namun, dengan berkembangnya berbagai macam teori dan aplikasi surveilans diluar bidang epidemiologi surveilans manjadi cabang ilmu tersendiri yang diterpkan secara luas dalam bidang kesehatan masyarakat. Kata surveilans semula berasal dari bahasa Perancis ‘surveillance‘ yang secara harfiah dapat diartikan sebagai kata ‘mengamati tentang sesuatu’, yang dalam bidang kesehatan masayarakat dapat diartikan sebagai upaya monitoring kondisi kesehatan dimasyarakat, dimana hal tersebut bisa dipakai sebagai dasar perencanaan. Namun dalam perjalanannya terjadi beberapa permasalahan yaitu pertama perlu acuan dengan konsep dan definisi serta isi kegiatan yang dimengerti oleh semua pihak, sebab ilmu kesehatan masyarakat melibatkan berbagai macam keilmuan dan keahlian selain epidemiologi. Kedua masih sedikitnya informasi atau tulisan yang secara sistematis melaporkan kegiatan surveilans di indonesia.
Sejarah perkembangan surveilans
Ada enam masa perkembangan surveilans 1. Abad Ke Empat Belas dan Lima Belas
Dimulainya beberapa tindakan yang dianggap sebagai tindakan surveilans antara lain pada tahun 1348 saat terjadi wabah penyakit pneumonia (Pneumonia plague) diangkatlah pengawas kesehatan di negara republik Venesia yang tugasnya mendeteksi dan menolak penumpang yang terkena penyakit ini. Lalu tahun 1377 di Marseilles dan di Venise tahun 1403 dilakukan tindakan penahanan atau dikenal sebagai tindakan karantina yang pertama kali dilakukan bagi penderita dan yang diduga sebagai penyebar penyakit ini.
2. Abad Ke Enam belas
Undang – undang kematian di London atau lebih dikenal dengan “London Bills of Mortality” pada tahun 1532, namun untuk bidang kesehatan masyarakat beberapa abad kemudian manfaat ilmiahnya baru dirasakan, dan di perkenalkan oleh Jhon Graunt
3. Abad Ke Tujuh Belas
Pada abad ini pencatatan dilakukan secara sporadis dan hanya dilakukan bila ada wabah pes, yang dilaporkan setip minggunya tentang orang – orang yang dikubur dan penyebab kematiannya, lalu di susun laporan statistik kematian dari beberapa paroki dan interpretasikan bagaimana keadaan wabah pes di kota london. Laporan ilmiah pertama disusun oleh Jhon Graunt pada tahun 1662, beliau memperlajari konsep jumlah dan pola penyakit secara epidemiolagis, dalam buku yang berjudul Natural and Political Observation on the Bills of Moryality
4. Abad Ke Delapan Belas
Tahun 1776 Johan Peter Frank Melaksanakan tindakan surveilans dengan mengangkat polisi kesehatan di Jerman, yang tugasnya berkaitan dengan pengawasan kesehatan anak sekolah, pencegahan Kecelakaan, pengawasan kesehatan ibu dan Anak, pemeliharaan sanitasi air dan limbah. Yang dikemudian disusun menjadi buku yang menyajikan secara jelas dan rinci tentang kebijaksanaan dalam kesehatan.
5. Abad ke Sembilan Belas
6. Abad Dua Puluh
Peningkatan pemakaian konsep surveilans untuk pendekatan epidemi dan pencegahan penyakit mulai dikenal pada abad dua puluh. Sebenarnya beberapa negara sudah mulai dari tahun 1878, dan tahun 1925 di amerika semua negara bagaian harus melaporkan beberapa penyakit seperti penyakit – penyakit infeksi, demam kuning, pes dan cacar air. Dan untuk saat ini penyakit yang dilaporkan bertambah banyak termasuk HIV dan AIDS.
Definisi dan konsep pelaksanaan Surveilans
Tahun 1963 Alexander Langmuir mendefinisikan surveilans “The Continued wacth fullness over the distribution and trends of incidens through the systematic collection, consolodation, and evaluation of morbidity and mortality reports and other relevant data together with timely and regular dissemination to those who need to know”
Dan tahun 1968 sidang Majelis Umum Kesehatan PBB yang ke 21 pengertian surveilans adalah “ The systematic Collection And Use Of Epidemiological information for the planning implementation, and assessment of disesase control in shortt surveilans implied information for action”. Sehingga surveilans dikelompokkan menjadi.
1. Surveilans Epidemiologi dan Kesehatan Masyarakat
Menurut WHO adalah”The ongoing systematic collection, analysis and interpretation of health data essential to the planning, implementation, and evaluation of public health practice, closely integrated with timely dissemination of these to those who need to know. The final link of the survaillance chain is the application of these data to prevention and control surveillance system includes a functional capacity for data collection analysis and dissemination linked to public health program”
2. Surveilans dan Monitoring
Monitoring adalah kegiatan yang dilakukan secara berkala dan berkesinambungan untuk mengetahui hubungan antara kejadian dengan intervensi yang dilakukan.
3. Kejadian atau Kondisi Kesehatan dalam Surveilans 4. Maksud dan Tujuan Surveilans Kesehatan Masyarakat
Untuk mendeteksi perubahan pada trend atau distribusi penyakit dalam rangka memulai penyelidikan atau melakukan tindakan pengendalian
5. Aspek Legal dan Etika
Hipocrates mengatakan secara tegas bahwa informasi kesakitan hanya dapat diberikan kepada orang lain untuk kepentingan penderita atau orang – orang yang secara langsung mempunyai kewajiban merawatnya.
6. Sumber Data
Sumber data dapat berupa sumber data tradisional, mortalitas, morbiditas, laporan epidemik, laporan laboratorium, laporan kasus per individu, penelusuran endemik di laporan, reservoir binatang dan studi distribusi vektor, serta data demografi
7. Sumber Data Lain
8. Metode Pengumpulan Data dan Sistem Surveilans 9. Prosedur Pengumpulan Data
10. Sistem Surveilans
11. Metoda Analisis Data, Interpretasi, Diseminasi, dan Keterkaitannnya dengan Tindakan /Intervensi Kesehatan Masyarakat
b. Laporan Penyakit c. Laporan Wabah
d. Pemeriksaan Laboratorium e. Penyakit Khusus
f. Penyelidikan Wabah g. Survei
h. Penyelidikan Tentang distribusi dari Vektor dan reservoir penyakit i. Penggunaan obat-obatan, sera, dan vaksin
j. Keterangan tentang penduduk serta lingkungan 13. Kegunaan Surveilans Epidemiologi
Dasar – dasar Surveilans Penyakit
10 sumber/jenis data yang relevan untuk surveilans penyakit 1. Laporan Kematian
2. Laporan Kesakitan 3. Laporan Wabah 4. Laporan Laboratorium
5. Laporan hasil penyelidikan kasus perorangan 6. Laporan Penyelidikan wabah
7. Survei Khusus ( misal perwatan penderita di rumah sakit, register penyakit, survei serologistik) 8. Informasi tentang hewan sumber penularan dan vektor
9. Data demografi 10. Data lingkungan
Tujuan akhir surveilans penyakit adalah untuk menentukan luasnya infeksi dan resiko penularan penyakit sehingga tindakan pemberantasan dapat dijalankan secara efektif dan efisien.
Dasar Hukum Pelaporan Morbiditas
a. UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan b. UU No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit c. UU No 17 Tahun 1999 Tentang Ibadah Haji
d. Kepmenkes No 1116 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Kesehatan.
e. Kepmenkes No 1479 Tahun 2003 Tentang STP. Telaah Laporan Morbiditas
Beberapa pertanyaan dasar untuk dasar keputusan untuk melakukan penyelidikan epidemiologi 1. Apakah Surveilans atau tujuan pemberantasan penyakit mengharuskan penyelidikan/tidak? 2. Apakah infeksi bersifat luar biasa dari segi waktu dan tempat kejadian atau jumlah karakteristik dari orang – orang yang beresiko?
3. Kecurigaan adanya suatu penularan “Common Source” pada dua atau lebih kasus penyakit. 4. Apakah Penyakitnya berat pada orang – orang golongan resiko tinggi?
5. Apakah pengetahuan yang diperoleh dari penyelidikan membantu pemahaman yang lebih baik terhadap suatu penyakit?
6. Adakah cara – cara pencegahan atau pemberantasan penyakit tersebut? Analisis Laporan Morbiditas
Analisa data ini untuk membandingkan data dengan suatu nilai yang normal, mencari perbedaan, dan menilai makna perbedaan tersebut.
1. Sistem Pelaporan Rutin
Pada laporan ini data didasarkan pada kontak langsung dengan individu yang sakit, bahkan meninggal, dan dalam beberapa kasus informasi merupakan perpanjangan tangan dari suatu hubungan.
2. Sistem Pelaporan Sentinel
Sistem pelaporan sentinel digunakan untuk melaporkan kasus penyakit dan kematian yang terlihat dan diagnosa dari fasilitas yang dimiliki unit pelayanan.
3. Survei dan Studi – studi khusus
Survei dapat di gunakan untuk berbagai hal seperti untuk memberikan perkiraan tentang kejadian atau prevalensi dari suatu penyakit, dapat juga digunakan untuk memperkirakan mortality rate. Juga bisa digunakan untuk mengevaluasi reliabilitas dari sistem pelaporan rutin, dan sebagai suatu metode yang lebih akurat dan praktis untuk mengukur pola penyakit yang ada pada fasilitas – fasilitas kesehatan serta hendaknya diulang secara periodik guna mengembangkan data trend.
4. Investivigasi kasus/Wabah
Ditujukan untuk mengidentifikasi penyebab dari suatu kematian atau penyakit. 5. Sistem Registrasi Vital
6. Sensus
Desain Sistem Surveilans Ruang Lingkup
Meliputi masalah morbiditas, mortalitas, gizi, demografi, pelayanan kesehatan, kesehatan, dan keselamatan kerja, kesehatan lingkungan, serta beberapa faktor resiko yang terjadi pada individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.
Menurut tempat dibagi 2 yaitu:
1. Surveilans epidemiologi dalam masyarakat 2. Surveilans epidemiologi di rumah sakit Kegiatan Surveilans Epidemiologi
1. Pangumpulan data
Data yang dikumpulkan adalah data epidemiologi yang jelas dan tepat dan ada hubungan dengan penyakit yang bersangkutan
2. Pengolahan, Analisis, interpretasi
Pengolahan data dimaksudkan untuk menyiapkan data agar mudah dalam melakukan analisa data, analisa data di tujukan untuk melihat variabel – variabel yang menggambarkan suatu permasalahan dan faktor – faktor yang mempengaruhinya.
3. Penyebarluasan (Diseminasi) Informasi
Agar data yang sudah terkumpul dapat memberikan informasi yang dapat di mengerti dan bisa digunakan dalam menentukan arah kebijakan, serta upaya pengendalian dan evaluasi yang baik. 4. Pentingnya umpan balik dalam surveilans
Dan yang tidak kalah penting adalah feed back dari data yang telah di interpretasikan agar dapat mengetahui sejauh mana data yang ada sdh dimengerti atau belum
Langkah Desain Sistem Surveilans 1. Tentukan Tujuan
Tujuannya adalah untuk menjawab pertanyaan “apa yang ingin diketahui” dan hendaknya harus SMART ( Spesifik, Measureable, Action oriented, Realistic, Time frame)
Harus terdiri dari kasus klinis dan memiliki tingkatan
3. Menentukan Sumber data atau mekanisme pengumpulan data
Menentukan indikator yang diperlukan di sesuaikan dengan tujuan surveilans yang diharapkan. 4. Membuat instrumen pengumpulan data
5. Uji lapangan
Uji lapangan di gunakan untuk melihat feasibility dan accetability, hasil uji lapangan dapat memperlihatkan bagaimana suatu informasi bisa didapat kan dan bisa mendeteksi kesulitan prosedur pengumpulan data
6. Mengembangkan metode analisis 7. Mengembangkan mekanisme diseminasi Langkah langkah Merancang Surveilans 1. Spesifikasi tujuan surveilans
Tujuan Spesifikasi, Untuk memperkirakan kebutuhan, Mengidentifikasi Faktor – faktor resiko, Identifikasi Wabah, Identifikasi wabah, mengamati trend, mengevaluasi dampak, dan menjelaskan pemyebab- penyebab.
2. Definisikan data surveilans untuk di kumpulkan
Langkah ini membimbing anda dalam melalui suatu serial dari sub langkah menuju tujuan dimana data akan dikumpulkan oleh sistem anda, seberapa sering, dari sumber mana dan menggunakan prosedur yang mana.
3. Seleksi metode surveilans
Pada langkah ini dilakukan seleksi terhadap prosedur pengumpulan data untuk tiap – tiap indikator, yang artinya akan diputuskan apakah mengumpulkan data dari pelaporan rutin, menyusun suatu sistem sentinel atau melakukan sesuatu survei khusus untuk mengumpulkan data.
4. Kembangkan prosedur pengumpulan data 5. Kumpulkan dan tabulasikan data
6. Analisa data
Melakukan analisa data sebaiknya dilakukan pada setiap tingkatan sistem surveilans, data surveilans bisa di sampaikan dalam beberapa bentuk sebelum di analisa yaitu :
- Tabel ringkasan
Dalam tabel ringkasan dapat berisi penyebara presentase dan sebagian menyertakan angka – angka rata -rata.
- Grafik peyakit - Peta
Dengan Peta akan memudahkan pemantauan penyebaran kasus secara geografis sehingga mudah dalam mengidentifikasi lokasi kasus. Juga dapat berguna untuk administrasi tingkat tinggi seperti menunjukkan jumlah kasus malaria pada tiap – tiap desa, kota atahu kabupapaten
- Perhitungan Rate dan rasio
Perhitungan rate dan rasio sebaiknya dilakukan pada populasi yang besar untuk menghasilkan gambaran masalah kesehatan dari ppopulasi yang akurat.
- Analisis
Kegunaan analisis untuk mengidentifikasi pola penyakit, indentifikasi penyebab penyakit, spike ( Peningkatan/penurunan yang tajam dalam jumlah kasus), cluster (Pengelompokan kasus menurut periode, area dan kelompok umur), Trend Penyakit, dan variasi sistematis
Dari data yang telah dianalisa dapat diambil beberapa petunjuk dan kemungkinan dalam pemecahan masalah, dimana petunjuk penting tersebut adalah
- Apa tindakan yang akan diambil ( sebaiknya spesifik sesuai kasusu yang ada) - Siapa orang – orang bertanggung jawab dalam pelaksanaan tindakan - Kapan tindakan tersebut dilaksanakan
8. Persiapkan dan sajikan laporan
Kebanyakan sistem surveilans pada tingkat pusat, namun dalam penyusunannya juga dibutuhkan laporan dari setiap unit yang ada di desa, kota kabupaten hingga provinsi untuk dianalisis dan di interpretasikan. Yang kemudian diolah pusat dan dikirimkan kembali untuk dipergunakan di kabupaten, kota hingga provinsi.
Penyelidikan Epidemiologi di lapangan Konfirmasi/Menegakkan diagnosis
Tegakkan diagnosis dengan menganalisa gejala dan tanda klinik dari penderita penyakit Menentukan Apakah peristiwa itu suatu letusan?wabah atau bukan
Membandingkan beberapa informasi yang telah didapat tentang penderita lalu dibandingkan dengan definisi yang telah ditentukan karena Outbreak atau Epidemi.
Rumusan suatu Hipotesis Sementara
Hipotesis sementara (Teori sementara) dirumuskan dengan tujuan menerangkan hubungan distribusi faktor – faktor penyakit yang didapatkan dengan situasi tempat lingkungan yang terjadi selama masa penularan dalam hubungan kausal yang sering terjadi secara langsung.
Rencana Penyelidikan Epidemiologi yang lebih Detail
Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, juga ditambahkan data tambahan yang masih diperlukan dari sumber informasi yang telah tersedia untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah di formulasikan
Analisis dan interpretasi data
Lakukan pemeriksaan data hasil penyelidikan di lapangan, kemudian analisa dan interpretasikan yang telah dikumpulkan, dan juga terapkan uji statistik pada data serta interpretasi data secara kesulurahan
Tes Hipotesis dan rumuskan kesimpulan
Dari hasil analisa lakukan tes hipotesis yang telah dibuat lalu pilih satu atau dua hipotesis yang mendekati kebenaran atau menolak kebenaran dan harus sesuai dengan sifat penyebab penyakit, sumber infeksi, cara penularan, dan faktor lain yang mungkin memegang peranan dengan terjadinya out break/epidemi
Lakukan Tindakan Penanggulangan
Tentukan cara dan langkah penanggulangan yang paling efektif didasarkan atas realita yang ada dan diketahui, serta gunakan informasi yang telah dikumpulkan selama penyelidikan.
Buatlah Laporan lengkap Tentang penyelidikan epidemiologi tersebut
Buat laporan secara tertulis mengenai penyelidikan epidemiologi yang telah dilakukan serta penemuan – penemuan yang telah didapatkan.
Sumber – sumber data surveilans 1. Data Kematian
2. Data Petugas Kesehatan 3. Data Kesakitan
6. Data perawatan Kesehatan Pasien yang sudah sembuh 7. Topik Khusus
8. Survei Kesehatan dan populasi Sistem Surveilans untuk indikator Penyakit 1. Populasi Hewan
2. Data lingkungan
3. Obat/Penggunaan Biologi 4. Data Siswa dan pekerja Sumber informasi kesehatan
Sumber informasi kesehatan dapat terdiri dari satu program atau juag berupa masalah masalah kesehatan komunitas, atau informasi data perawatan kesehatan.
Kegiatan Surveilans Khusus 1. Populasi Manusia
Untuk mengetahui kerentanan populasi terhadap penyakit baik yang dapat dicegah dengan vaksin dan mengetahui adanya suatu infeksi termasuk infeksi tersembunyi.
2. Populasi Hewan
Untuk mengetahui morbiditas dan mortalitas karena penyakit yang dapat ditularkan dari hewan ke manusia, penyebab penyakit pada hewan baik peliharaan atau liar, serta peningkatan dan penurunan besarnya populasi hewab sumber penularan dan vektor.
3. Faktor Lingkungan
Untuk mengetahui pencemaran air minum umum, susu, dan bahan makanan, juga pada kondisi alam yang memungkinkan menyebarnya atau terpeliharanya hewan yang mungkin menjadi sumber atau vektor penyakit
Laporan Surveilans Dinas Kesehatan
Laporan digunakan sebagai media informasi pada masyarakat tentang informasi – informasi tentang pencegahan penyakit dan diagnosa penyakit tertentu, dan ringkasan penyelidikan epidemiologi yang sedang berjalan atau baru selesai
Pedoman Evaluasi Sistem Surveilans
Garis Besar Kegiatan Evaluasi Sistem Surveilans
a. Uraikan Kepentingan kesehatan masyarakat dari peristiwa kesehatan yang dimaksud b. Uraikan sistem yang dievaluasi
c. Tunjukkan tingkat kegunaan dengan menguraikan kegiatan yang dapat dilakukan dari hasil sistem surveilans
d. Evaluasi sistem menurut sifat Kesederhanaan, Flesibelitas, Kemudahan diterima, sensitivitas, Nilai prediksi positif, Ketersediaan, dan Ketepatan Waktu.
Pelaksanaan Evaluasi Sistem
A. Kepentingan Kesehatan Masyarakat B. Penjelasan Sistem
C. Kegunaan
D. Sifat – sifat dari sistem
Indikator Kesehatan dan Surveilans Indikator Umum
1. Angka Pertumbuhan Penduduk 2. Kepadatan Penduduk
4. Angka Kelahiran kasar
5. Angka Kelahiran Menurut Umur 6. Angka Kelahiran Total
7. Angka Buta Huruf 8. Rasio Beban Tanggungan 9. Kepadatan Penghuni Rumah 10. Angka Melek Huruf Wanita 11. Presentase Rumah Sehat Indikator Kesehatan
- Infant Maternal Mortality Rate - Neonatal Mortality Rate - Postneonatal Mortality Rate Indikator Penilaian Baseline Surveilans 1. Indikator Kuantitatif
- Sumber daya surveilans - Sumber daya manusia
- Jumlah alokasi biaya yang disiapkan - Komponen surveilans
- Investivigasi KLB - Kewaspadaan Dini - Ketanggapan - Pelaporan
- Monitoring dan evaluasi - Diseminasi Informasi - Jejaring
- Ouput dan Kinerja 2. Indikator Kualitatif - Sumber daya
- Pengumpulan dan Kompilasi data - Analisa dan Interpretasi
- Investasi KLB - Kewaspadaan Dini - Ketanggapan - Pelaporan
- Monitoring dan Evaluasi - Diseminasi dan Umpan Balik - Jejaring
- Output dan Kinerja