• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROTOKOL MONTREAL SEBAGAI UPAYA NEGARA D

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROTOKOL MONTREAL SEBAGAI UPAYA NEGARA D"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH TES UJIAN AKHIR LINGKUNGAN

PROTOKOL MONTREAL SEBAGAI UPAYA

NEGARA DALAM MENJAGA LINGKUNGAN

GABRIELA AGMASSINI PRAMESVARI 372013001

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Permasalahan lingkungan yang awalnya merupakan masalah atau problematika lokal, sekarang semakin berkembang menjadi masalah global yang tidak dapat dihindari. Permasalahan yang awalnya hanya berputar-putar pada lingkup RT, kemudian berkembang hingga lingkup kabupaten, nasional, dan akhirnya berakhir di meja perundingan internasional. Skala yang semakin berkembang ini tidak bisa dipungkiri disebabkan oleh faktor globalisasi dan masalah yang memang benar-benar melebar.

Permasalahan lingkungan, baik lokal maupun internasional, harus kita perhatikan. Karena lingkungan merupakan satu-satunya tempat di mana kita dapat hidup. Apabila kita tidak dapat menjaganya, lalu kehilangannya, maka kita akan kehilangan tempat hidup. Dan salah satu aspek lingkungan yang sangat vital merupakan ozon. Mengapa ozon dikatakan penting? Karena ozon bekerja layaknya perisai di atmosfir yang melindungi bumi dari pancaran radiasi sinar UV yang berbahaya.1 Tanpa adanya perlindungan dari ozon, maka radiasi sinarmatahari yang berbahaya akan leluasa masuk ke dalam bumi sehingga menaikkan suhu bumi serta menyebabkan timbulnya banyak penyakit baru karena substansi radiasi yang tidak dapat diterima oleh tubuh baik oleh manusia maupun hewan dan tumbuhan.

Protokol Montreal, sebagai salah satu protokol tua, merupakan salah satu protokol dan kesepakatan multinasional yang paling penting. Karena protokol ini membahas tentang bahaya dan larangan terhadap tindakan pengrusakan ozon. Protokol ini menghasilkan keputusan-keputusan yang penting atas perlindungan ozon. Dan tidak dapat dipungkiri, protokol ini merupakan salah satu protokol yang paling

(3)

sukses, karena dapat mendapat partisipasi dari seluruh negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

II. Rumusan Masalah

1. Apakah Protokol Montreal?

2. Bagaimana negara dapat berpartisipasi dalam aksi menjaga lingkungan? III. Tujuan

1. Mengetahui seluk beluk Protokol Montreal.

(4)

BAB II

ISI

I. Environmentalis Sebagai Teori yang Mendukung Negara

Kaum environmentalis menerima suatu kerangka atas struktur politik, sosial, ekonomi dan normative dari politik internasional dan berupaya memperbaiki struktur lingkungan melalui struktur tersebut.2 Analisis environmentalis berfokus pada respon negara-negara terhadap permasalahan lingkungan yang dipusatkan pada munculnya ‘rejim lingkungan internasional’.3 Asumsi dasar environmentalis adalah sistem negara dapat merespon permasalahan secara lebih efektif.

Kaum environmentalis atau bisa disebut sebagai kaum ecosocialist melihat bahwa negara – agen dari keinginan kolektif – memainkan peran yang vital dalam mengontrol operasi dalam aksi ekonomi dan dalam membuat framework bagi keadilan sosial dan masyarakat yang dapat dipercaya secara ekologi.4 Negara memainkan kontrol makro dalam aksinya menjaga lingkungan.

II. Ozon Sebagai Salah Satu Aspek Penting Lingkungan

Ozon merupakan molekul triatomik yang tidak stabil.5 Ozon terdapat di lapisan atmosfer bumik, baik di lapisan stratosfer dan lapisan troposfer. Ozon yang berada di lapisan stratosfer merupakan komponen yang penting dalam lapisan atmosfer bumi, karena berperan sebagai lapisan pelindung bumi dari sinar ultraviolet yang berbahaya6. Lapisan stratosferik ozon bekerja lakayaknya sebuah perisai di atmosfir yang melindungi kehidupan di bumi dari pancaran radiasi sinar ultraviolet (UV) yang dipancarkan matahari.7

2 Bahan kuliah yang diberikan oleh dosen 3 Bahan kuliah yang diberikan oleh dosen

4Robyn Eckersley, ‘Environmentalism and Political Theory: Toward an Ecocentric Approach’,

hal. 187

5Ozon (O3) dapat diakses di http://komposisi.sains.lapan.go.id/htm/ozon.htm diakses

tanggal 1 Desember 2014

6Ozon (O3) dapat diakses di http://komposisi.sains.lapan.go.id/htm/ozon.htm diakses

(5)

Namun, dalam kurun waktu 1980 hingga 2000 kondisi ozon stratosfer secara global menurun 3%.8 Di atas Antartika menipis hingga 50% pada musim dingin dan musim panas.9 Menipisnya lapisan ozon ini tentu menyebabkan radiasi sinar ultraviolet, terutama UV-B, yang masuk ke bumi semakin banyak dan tidak terkontrol. Radiasi UV-B yang berlebihan akan menyebabkan banyak permasalahan kesehatan bagi manusia juga terhadap lingkungan. Permasalahan kesehatan bagi manusia antara lain kerusakan jaringan kulit seperti penuaan dini dan kanker, kerusakan pada mata seperti katarak, dan kerusakan pada sistem kekebalan tubuh.10 Permaslahan-permasalahan yang ditimbulkan oleh UV-B ini bahkan menyerang sensitivitas tanaman sehingga mengurangi produksi tanaman.11

Gambar 1.1. Proses

kerusakan ozon. Diambil dari A Success In The Making: The Montreal Protocol on Substances That Deplete The Ozone Layer, UNEP.

7 Ozone Layer Protection dapat diakses di http://www.epa.gov/ozone/intpol/, diakses tanggal

25 November 2014

8Ozon (O3) dapat diakses di http://komposisi.sains.lapan.go.id/htm/ozon.htm diakses

tanggal 1 Desember 2014

9Ozon (O3) dapat diakses di http://komposisi.sains.lapan.go.id/htm/ozon.htm diakses

tanggal 1 Desember 2014

10 Hari Ozon Dunia 2014 dapat diakses di http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/14/09/16/nbzl0a23-hari-ozon-dunia-2014, diakses pada 30 Desember 2014

(6)

Mengingat bahwa ozon merupakan molekul yang tidak stabil, ternyata hasil aktivitas manusia malah menjadi penyumbang terbesar dalam proses pengrusakan lapisan dan molekul ozon ini. Pada tahun 1974 ditemukan bahwa emisi Chlorofluorocarbons (CFCs) menyebabkan penipisan ozon di lapisan stratosfer.12 CFCs berperan untuk perusak ikatan ozon yang tidak stabil itu.13

III. Protokol Montreal

Pada tahun 1985, Konvensi Wina telah menetapkan mekanisme internasional untuk bekerja sama untuk melakukan riset mengenai lapisan ozon dan efek dari bahan kimia yang merusak ozon.14 Dan berdasarkan Konvensi Wina, 20 negara dan tiga nongovernmental organizations (NGOs) mulai bernegosiasi tentang permasalahan lapisan ozon ini selama seminggu pada tahun 1986 dan pada September 1987 sebanyak 60 delegasi dari seluruh dunia menandatanganinya bersama, dan perjanjian ini dinamakan Protokol Montreal.15 Protokol Montreal mengenai Bahan Kimia yang Merusak Lapisan Ozon (The Montreal Protocol on Substances That Deplete The Ozone Layer) ini disetujui pada tanggal 16 September 1987 di Headquarters of the International Civil Aviation Organization, di Montreal, Kanada.16

Perjanjian ini memaksa negara-negara untuk dapat menghilangkan secara bertahap penggunaan bahan-bahan dan substansi kimia yang merusak lapisan ozon.17 Substansi-substansi yang merusak ini dapat dengan mudah kita temukan dalam penggunaan refrigerator, air conditioner, alat pemadam kebakaran, produksi aerosol, dan pembuatan foam. 18

12 Hari Ozon Dunia 2014 dapat diakses di http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/14/09/16/nbzl0a23-hari-ozon-dunia-2014, diakses pada 30 Desember 2014

13 Hari Ozon Dunia 2014 dapat diakses di http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/14/09/16/nbzl0a23-hari-ozon-dunia-2014, diakses pada 30 Desember 2014

14The Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer dapat diakses di http:// www.theozonehole.com/montreal.htm, diakses tanggal 26 November 2014

15 Christos Zerefos, Georgios Contopoulos, Gregory S., ‘Twenty Years of Ozone Decline:

Proceeding of the Symposium for the20th Anniversary of the Montreal Protocol’, hal 17.

16T he Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer dapat diakses di http://www.theozonehole.com/montreal.htm, diakses tanggal 26 November 2014

17 Montreal Protocol dapat di akses di

(7)

Protokol Montreal telah dikenal sebagai salah satu perjanjian tentang perlindungan lingkungan yang paling sukses.19 Protokol ini berhasil diratifikasi oleh 197 negara dan mengikat mereka dalam upaya meminimalisir dan memperlambat laju pengrusakan ozon.20 Pemerintah Indonesia sendiri telah ikut meratifikasi Protokol Montreal dan Konvensi Wina melalui Kepprer No. 23 Tahun 1992 tentang Pengesahan Konvensi Wina dan Protokol Montreal.21 Protokol Montreal menetapkan jadwal yang wajib dilaksanakan untuk mengilangkan tahap demi tahap substansi-substansi yang merusak ozon.22 Jadwal ini mengikat baik negara maju dan negara berkembang, serta selalu diperiksa dan dikembangkan secara regular mengikuti kesesuaian perkembangan teknologi dan sains.23 Target dari perjanjian ini adalah untuk mengurangi 96 senyawa kimia yang telah digunakan secara umum.24

Summary of Montreal Protocol Control Measures

Ozone Depleting Substances Developed Countries Developing Countries Chlorofluorocarbons (CFCs) Phased out end of 1995 a Total phase out by 2010

Halons Phased out end of 1993 Total phase out by 2010

Carbon tetrachloride Phased out end of 1995 a Total phase out by 2010

Methyl chloroform Phased out end of 1995 a Total phase out by 2015

Hydrochlorofluorocarbons (HCFCs) Freeze from beginning of 1996 b

35% reduction by 2004

65% reduction by 2010 Freeze in 2016 90% reduction by 2015 at 2015 base level Total phase out by 2020 c Total phase out by 2040

18 Montreal Protocol dapat di akses di

http://www.worldbank.org/en/topic/climatechange/brief/montreal-protocol, diakses tanggal 26 November 2014

19Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer dapat diakses di http://www.environment.gov.au/protection/ozone/montreal-protocol, diakses tanggal 25 November 2014

20 Hari Ozon Dunia 2014 dapat diakses di http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/14/09/16/nbzl0a23-hari-ozon-dunia-2014, diakses pada 30 Desember 2014

21 Hari Ozon Dunia 2014 dapat diakses di http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/14/09/16/nbzl0a23-hari-ozon-dunia-2014, diakses pada 30 Desember 2014

22Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer dapat diakses di http://www.environment.gov.au/protection/ozone/montreal-protocol, diakses tanggal 25 November 2014

23Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer dapat diakses di http://www.environment.gov.au/protection/ozone/montreal-protocol, diakses tanggal 25 November 2014

(8)

Hydrobromofluorocarbons (HBFCs) Phased out end of 1995 Phased out end of 1995 Methyl bromide Freeze in 1995 at 1991 base level d Freeze in 2002 at average

25% reduction by 1999 1995-1998 base level 50% reduction by 2001 20% reduction by 2005 e

70% reduction by 2000 Total phase out by 2015

Total phase out by 2005

Tabel 2.1. Tentang tahapan phase-out substansi kimia perusak ozon. Diambil dari http://www.unep.org/ozone/montreal.shtml

Protokol ini tidak hanya bereaksi atas hal yang benar-benar telah terjadi, namun juga pada aksi prefentif dalam skala global.25

Protokol ini telah diperkuat dengan lima kali amandemen. Amandemen London pada tahun 1990, Copenhagen pada tahun 1992, Wina pada tahun 1995, Montreal pada tahun 1997, dan Beijing pada tahun 1999.26 Dan amandemen-amandemen ini menghasilkan jadwal bertahap yang baru serta menambah substansi-substansi perusak baru dalam daftar substansi perusak ozon yang diatur dalam Protokol Montreal.27

25 Christos Zerefos, Georgios Contopoulos, Gregory S., ‘Twenty Years of Ozone Decline:

Proceeding of the Symposium for the20th Anniversary of the Montreal Protocol’, hal 16.

26Montreal Protocol on Substances that Deplete the Ozone Layer dapat diakses di http://www.environment.gov.au/protection/ozone/montreal-protocol, diakses tanggal 25 November 2014

(9)

Gambar 2.1. Upaya pemerintah Australia dalam Protokol Montreal. Diambil dari

http://www.environment.gov.au/protection/ozone/montreal-protocol

Berdasarkan amandemen London pada tahun 1990, dibuatlah Multilateral Fund yang menyokong dana dalam kegiatan Protokol Montreal ini.28 Multilateral Fund dibawahi oleh United Nation Environment Program (UNEP) dan secara langsung berhubungan dengan Executive Comitte.29

IV. Protokol Montreal Sebagai Upaya Negara dalam Menjaga Lingkungan

Apabila saya gabungkan pengertian teori environmentalis dengan penjabaran Protokol Montreal, maka saya akan melihat upaya negara dalam usaha melindungi lingkungan.

Sebagai institusi terbesar, legal, dan paling menampung aspirasi sebuah masyarakat, negara mempunyai peran yang besar dalam usaha mengusahakan upaya perlindungan lingkungan. Walaupun kita tahu bahwa masih ada nongovernmental organizations (NGOs) maupun intergovernmental organizations (INGOs) yang turut berpartisipasi dalam relasi dunia internasional, tetap saja negara merupakan satu-satunya institusi yang memiliki pengaruh yang amat kuat dalam pergaulannya di dunia internasional.

Menurut saya, negara-negara telah melakukan tindakan yang benar dalam rangka menjaga dan melindungi lingkungan dengan meratifikasi Protokol Montreal dan menjalankan setiap kebijakan yang telah diatur dalam perjanjian ini. dengan meratifikasi protokol ini, negara memperlihatkan dan menunjukkan perhatiannya dalam isu lingkungan. Walaupun hanya dimulai dengan 20 negara beserta 3 NGOs, namun akhirnya tetap saja protokol ini berhasil memeluk 197 negara untuk ikut meratifikasi protokol ini.

28 UNEP, ‘A Success In The Making: The Montreal Protocol on Substances That Deplete The

Ozone Layer’, hal. 8

29 UNEP, ‘A Success In The Making: The Montreal Protocol on Substances That Deplete The

(10)

Hal ini menunjukkan bagaimana sebuah negara benar-benar sadar dan mau bertindak mengenai upaya perlindungan lingkungan. Seperti yang environmentalis telah tekankan bahwa sistem negara dapat merespon permasalahan secara lebih efektif, dalam kasus Protokol Montreal negara memang menunjukkan bahwa negara dapat dengan efektif merespon akan suatu kesadaran lingkungan. Dalam kasus ini negara sadar bahwa negara harus mengambil tindakan dalam upaya meminimalisir kerusakkan ozon dengan cara mengurangi bahkan menghilangkan penggunaan bahan kimia yang dapat merusak ozon.

Tanpa adanya campur tangan negara dalam kasus ini, maka segala persiapan dan riset yang telah dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan paling pintar di dunia akan menjadi sia-sia. Segala pengetahuan yang telah ditemukan ini harus segera diaplikasikan secara massive, di mana keinginan dan usaha semua orang yang dibutuhkan dalam upaya ini dapat dengan efektif terwakilkan. Dan tidak ada institusi lain yang dapat menjalankan tugas besar ini selain negara.

Kekuatan yang dimiliki negara, baik kekuatan internal (ke dalam) maupun eksternal (ke luar), harus dapat dimanfaatkan dalam usaha perlindungan lingkungan dengan baik. Kekuatan internal negara yang mengikat setiap entitas yang hidup dalam wilayah kedaulatan negara itu, dapat dengan efektif memaksa untuk melakukan tindakan perlindungan lingkungan ini. Substansi-substansi bahan kimia yang telah ditetapkan oleh Protokol Montreal sebagai substansi yang dapat merusak lapisan stratosfer ozon, dapat dengan efektif dikurangi pemakaiannya oleh adanya tindakan dan kesadaran negara. Negara dapat dengan tegas mengatakan kepada masyarakat negaranya serta kepada industry-industri (baik industry/perusahaan yang memang berasal dari negara tersebut ataupun multinational company yang membuka pabrik di daerah teritorial negara terssebut) untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia yang telah tedaftar dan mencari bahan alternative pengganti substansi berbahaya tersebut.

(11)

mempengaruhi negara lain untuk dapat ikut aktif dalam protokol ini. Dan hal ini menunjukkan bagaimana kekuatan eksternal suatu negara menunjukkan peran negara dalam Protokol Montreal.

Dan aksi negara dalam protokol ini membuahkan hasil yang sangat gemilang. Laporan PBB yang diterbitkan United Nation Environment Program (UNEP) dan World Meteorological Organization (WMO) pada pertengahan September 2010, menyatakan bahwa produksi dan konsumsi bahan kimia perusak ozon jenis utama di seluruh dunia (CFC, halon, Carbon Tetraklorida, Metil, Klorofom, dan Metil Bromida) sudah dikurangi hingga 98 persen.30 Dan diperkirakan bahwa lapisan ozon di luar daerah kutub sudah akan pulih pada 2048.31

Data di atas menunjukkan betapa besar upaya dan pengaruh negara dalam usaha-usaha perlindungan lingkungan. Tidak dapat dipungkiri apabila negara telah memainkan peran penting dalam upaya ini.

30 Hari Ozon Dunia 2014 dapat diakses di http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/14/09/16/nbzl0a23-hari-ozon-dunia-2014, diakses pada 30 Desember 2014

(12)

BAB III

PENUTUP

I. Kesimpulan

Protokol Montreal merupakan salah satu perjanjian multilateral yang sukses dalam upaya perlindungan lingkungan. Hal ini tercermin dari jumlah partisipasi negara yang ikut meratifikasi protokol ini serta dari pencapaian yang gemilang (bahwa telah 98 persen substansi kimia yang berbahaya bagi ozon telah berkurang).

(13)

DAFTAR PUSTAKA

Christos Zerefos, Georgios Contopoulos, Gregory Skalkeas. 2009. Twenty Years of Ozone Decline: Proceeding of the Symposium for the20th Anniversary of the Montreal Protocol. Greece : Springer Science + Business Media.

http://www.environment.gov.au/protection/ozone/montreal-protocol http://www.epa.gov/ozone/intpol/

http://komposisi.sains.lapan.go.id/htm/ozon.htm

http://www.republika.co.id/berita/koran/opini-koran/14/09/16/nbzl0a23-hari-ozon-dunia-2014

http://www.theozonehole.com/montreal.htm

http://www.worldbank.org/en/topic/climatechange/brief/montreal-protocol Robyn Eckersley. 1992. Environmentalism and Political Theory: Toward an Ecocentric Approach. New York : UCL Press.

Gambar

Tabel 2.1. Tentang tahapan phase-out substansi kimia perusak ozon. Diambil darihttp://www.unep.org/ozone/montreal.shtml

Referensi

Dokumen terkait

Decreases in winter in the northern hemisphere have been recorded since the 1970s but there is now evidence of significant decreases in the spring and summer in

Berdasarkan dengan hasil perhitungan tersebut maka dapat diketahui bahwa t hitung 0,520 < t tabel 2,776 dan tingkat signifikansi 0,630 > 0,05, Ini berarti Ho

Beta hargai persepakatan yang Beta peroleh daripada Duli Yang Teramat Mulia Raja Muda, Duli Yang Amat Mulia Raja Di Hilir, kesemua Raja Bergelar, Waris Negeri, Kerabat

maturity Melihat masalah, mengkaji, dan mengambil keputusan dengan pemahaman yang mendalam bahwa suatu masalah memungkinkan untuk dapat ditangani dengan lebih dari 1 solusi

Abstrak Nusa Tenggara Barat merupakan provinsi yang dihuni oleh tiga etnis utama yaitu suku Sasak, Samawa, dan Mbojo. Beberapa permasalahan memicu konflik

Pengemasan produk seni kerajinan kayu yang merupakan pengimitasian dari barong dan garuda yang diciptakan oleh komunitas perajin Gianyar mengacu pada konsep seni

Kajian ini telah dilaksanakan di Daerah Alar Gajah, Melaka bagi menilai serta mengenalpasti keperluan latihan aleh para penternak lembu untuk meningkatkan pengetahuan mereka

Sensor warna TCS230 terdiri dari 4 kelompok photodioda, masing – masing kelompok memiliki sensitivitas yang berbeda satu dengan yang lainnya pada respon photodioda