• Tidak ada hasil yang ditemukan

MAKALAH TUMBUHAN SEBAGAI ANTIBIOTIK ALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "MAKALAH TUMBUHAN SEBAGAI ANTIBIOTIK ALAM"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

MAK ALAH MIK ROB IOLOGI K ESEHATAN

( T U M BU H AN SEBAGAI AN T I BI OT I K ALAM I )

Disusun oleh:

NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034

KELAS : BIOLOGI A

TUGAS : MIKROBIOLOGI KESEHATAN

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kita hidayah dan rahmat-Nya agar senantiasa dekat dengan diri-Nya dalam

keadaan sehat wal’afiat. Serta salam dan shalawat kita kirimkan kepada

Muhammad SAW, dimana nabi yang membawa ummat-Nya dari zaman

kegelapan menuju zaman yang terang benderang dan telah menjadi suri tauladan

bagi ummat-Nya.

Dalam makalah ini penulis akan membahas masalah mengenai

”TUMBUHAN SEBAGAI ANTIBIOTIK ALAMI“ karena sebagai seorang

mahasiswa saintist maka kita perlu mengetahui hal ini.

Penulis sangat mengharapkan agar pembaca dapat menambah wawasan

dan ilmu pengetahuan-Nya tentang TUMBUHAN SEBAGAI ANTIBIOTIK

ALAMI Saran dan kritik yang membangun tetap kami nantikan demi

kesempurnaan makalah ini. Akhir kata tiada gading yang tak retak, begitu juga

dengan manusia sendiri.

Samata-Gowa, 28 April 2015

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 2

DAFTAR ISI ... 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 4

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Manfaat Penulisan ... 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian antibiotik ... 6

B. Jenis-jenis Tumbuhan yang bersifat antibiotik ... 6-37

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ... 38

B. Saran ... 38

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Antibiotik mempunyai peranan penting dalam dunia kesehatan,

antibiotik diharapkan mampu membunuh bakteri penyebab infeksi. Tetapi

perlu disadari bahwa upaya membunuh bakteri penyebab penyakit saja

ternyata tidak cukup memadai, hal tersebut antara lain dimungkinkan akibat

kurang tepatnya pemilihan antibiotik, dan munculnya resistensi

(Nasronuddin, 2007). Pemilihan antibiotik untuk mengatasi penyakit yang

disebabkan bakteri perlu mempertimbangkan beberapa hal termasuk

antibiotik yang mempunyai spektrum luas, mampu bekerja langsung terhadap

bakteri penyebab infeksi, potensi menginduksi resistensi minimal dan dapat

dikombinasikan dengan antibiotik lain (Nasronuddin, 2007). Munculnya

strain bakteri yang resisten terhadap antibiotik pada penyakit yang disebabkan

bakteri merupakan masalah penting.Resistensi bakteri terhadap antibiotik

menyebabkan angka kematian semakin meningkat. Selain itu cara pengobatan

dengan menggunakan kombinasi berbagai antibiotik juga dapat menimbulkan

masalah resistensi (Jawetz dkk.,1991). Pengobatan penyakit yang disebabkan

bakteri yang resisten terhadap antibiotik memerlukan senyawa baru yang

memiliki potensi tinggi. Penelitian zat yang berkhasiat sebagai antibakteri

perlu dilakukan untuk menemukan senyawaantibakteri baru yang berpotensi

untuk menghambat atau membunuh bakteri yang resisten terhadap antibiotik

dengan harga yang terjangkau. Salah satu 2 alternatif yang dapat ditempuh

adalah memanfaatkan zat aktif pembunuh bakteri yang terkandung dalam

tanaman.

Tanaman merupakan sumberutama dari senyawa obat dan lebih dari

1000 spesiestumbuhan dimanfaatkan sebagai bahan bakuobat. Tumbuhan

tersebut menghasilkan metabolit sekunder (senyawa yang merupakan turunan

dari metabolit primer) dengan struktur molekuldan aktivitas biologiyang

(5)

menjadi obat. Menurut perkiraan Badan Kesehatan Dunia (WHO) 80%

penduduk dunia masihmenggantungkan kesehatannya pada pengobatan

tradisional termasuk penggunaan obat yang berasal dari tanaman (Gholib,

2008)

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah ini sebagai

berikut :

1. Apa yang dimaksud dengan antibiotik?

2. Apa saja yang termasuk tanaman yang bersifat antibiotik?

3. Apa saja zat kimia yang berfungsi sebagai antibiotik?

4. Apa saja jenis penyakit yang dapat diobati oleh tanaman yang berfungsi

sebagai antibiotik?

C. Manfaat Penulisan

Adapun rumusan masalah yang dapat diambil dari makalah ini sebagai

berikut :

1. Dapat mengetahui yang dimaksud dengan antibiotik.

2. Dapat mengetahui tanaman yang termasuk antibiotik.

3. Dapat mengetahui zat kimia yang berfungsi sebagai antibiotik.

4. Dapat mengetahui jenis penyakit yang dapat diobati oleh tanaman yang

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian antibiotik

Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi,

yang dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.

Antibiotika ( latin : anti = lawan, bios = hidup ) adalah xzat-zat kimia yang

dihasilkan miro organisme hidup tertuam fungi dan bakteri ranah. Yang

memiliki kahsiat mematikan atau mengahambat pertumbuahn banyak bakteri

dan beberapa virus besar, sedangkan toksisitasnya bagi manusia relative kecil.

B. Jenis-jenis tanaman yang tanaman yang berfungsi sebagai antibiotik alami

Obat tradisional banyak digunakan masyarakat menengah ke bawah

terutama dalam upaya pencegahan penyakit (preventif), peningkatan

kesehatan (promotif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) (Selisiyah,

2011).Penggunaan tanaman sebagai antibakteri telah banyak dilakukan

sebagai contoh jeruk nipis dapat digunakan sebagai obat batuk.Penelitian

pada beberapa tanaman menunjukkan kemampuan menghambat pertumbuhan

bakteri. Beberapa penelitian menggunakan ekstrak maupun minyak atsiri

pada tanaman sebagai antibakteri antara lain Parhusip (2006), menggunakan

buah Andaliman, Korompis dkk.(2010), menggunakan Langsat, Mapiliandari

dkk.(2008), menggunakan oleoresin beberapa tanaman rempah yaitu lada,

temulawak, kunyit, cengkeh, adas, kapulaga, jahe, dan kayu manis,

Kusumaningtyas dkk. (2008), menggunakan daun sereh, Sari (2010),

(7)

Adapun tanaman yang berfungsi sebagai antibiotik alami yaitu

sebagai berikut:

1. Kayu manis

Menurut penjelasan dari pakar obat-obatan herbal, Prof. Hembing

Wijayakusuma, kayu manis berkhasiat untuk mengobati asam urat,

tekanan darah tinggi, maag, tidak nafsu makan, sakit kepala (vertigo),

masuk angin, diare, perut kembung, muntah-muntah, hernia, susah buang

air besar, asma, sariawan, sakit kencing, dan lain-lain. Selain mempunyai

khasiat untuk pengobatan, kayu manis juga ternyata mempunyai efek

farmakologis yang dibutuhkan dalam obat-obatan. Kulit batang, daun, dan

akarnya dapat dimanfaatkan sebagai obat antirematik, peluruh keringat

(diaphoretic), peluruh kentut (carminative), meningkatkan nafsu makan

(istomachica), dan menghilangkan sakit (Rismunandar dan Paimin, 2001).

Kandungan kimia dari kayu manis antara lain minyak atsiri,

safrole, sinamadehide, eugenol, tanin, damar, kalsium oksanat, dan zat

penyamak. Sinamaldehida merupakan turunan dari senyawa fenol.

Menurut Moestafa (1988) dan Chairul (1994) minyak atsiri dari C.

burmanni memiliki komponen utama sinamaldehida dan dehidrokarveol

asetat sedangkan menurut Gunawan dan Mulyani (2004) minyak atsiri C.

burmanni atau kayu manis mengandung sinamil aldehida, eugenol,

linalool, kariofilena, dan asam sinamat. Senyawa lain yang ditemukan

adalah flavonoid, tanin, triterpenoid dan saponin. Berdasarkan penelitian

Moestafa (1988) komponen utama minyak atsiri daun C. burmanni atau

yang kita kenal dengan kayu manis adalah linalool 24,33 %, sinamilasetat

(8)

berkhasiat sebagai senyawa antimikroba (Sukandar et al. 1999) yang

dieksrak dengan penyulingan (destilasi uap) (Harris 1994).

Antimikroba adalah zat yang dapat menghambat pertumbuhan

mikroba dan bakteri. Berdasarkan aktivitasnya antibakteri dibedakan

dalam dua bagian, yaitu aktivitas bakteriostatik dan aktivitas bakteriosida.

Aktivitas bakterio static bersifat menghambat pertumbuhan bakteri,

sedangkan yang beraktivitas bakteriosida bersifat membunuh bakteri.

Minyak atsiri mengandung senyawa yang berfungsi sebagai

antimikroba. Berdasarkan penelitian Damayanti (2004) minyak atsiri

rempah mampu menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococus aureus,

Escherichia coli, dan Samonella typhimurium. Menurut Sukandar et al.

(1999), minyak atsiri dalam daun kayu manis sebagai antimikroba paling

kuat untuk jenis Samonella typhimurium dan Candida albicans sedangkan

minyak atsiri dalam kulit kayu manis sebagai antimikroba untuk Bacillus

substilis dan Candida albicans. Sufriadi, Anton. 2006. Manfaat daun Kayu

Manis (Cinnamomum burmanni) terhadap khasiat Antioksidasi Mahkota

Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.) selama penyimpanan.

2. Lengkuas

Senyawa kimia yang terdapat pada lengkuas antara lain

mengandung minyak atsiri, minyak terbang, eugenol, seskuiterpen, pinen,

metil sinamat, kaemferida, galangan, galangol dan kristal kuning.

Lengkuas berkhasiat anti jamur, anti bakteri, menghangatkan,

membersihkan darah, menambah nafsu makan, mempermudah

(9)

mengharumkan, merangsang otot dan konon berkhasiat aprodisiak.

Rimpang lengkuas mengandung lebih kurang 1% minyak atsiri berwarna

kuning kehijauan yang terutama terdiri dari metil-sinamat 48%, sineol

20% - 30%, eugenol, kamfer 1 %, seskuiterpen, δ-pinen, galangin, dan

lain-lain. Selain itu rimpang juga mengandung resin yang disebut galangol,

kristal berwarna kuning yang disebut kaemferida dan galangin, kadinen,

heksabidrokadalen hidrat, kuersetin, amilum, beberapa senyawa flavonoid,

dan lain-lain.

Minyak atsiri rimpang lengkuas dapat dikatakan aktif terhadap

bakteri E. coli dan S.aureus. Pada konsentrasi yang sama bahwa minyak

atsiri menunjukkan aktivitas lebih rendah terhadap kedua bakteri, hal ini

disebabkan banyaknya komponen senyawa yang kurang aktif pada minyak

atsiri rimpang lengkuas.Minyak atsiri yang aktif sebagaiantibakteri pada

umumnya mengandung gugusfungsi hidroksil (-OH) dan karbonil.

Turunan fenol berinteraksi dengan sel bakteri melalui proses adsorpsi yang

melibatkan ikatan hidrogen. Pada kadar rendah terbentuk kompleks protein

fenol dengan ikatan yang lemah dan segera mengalami peruraian, diikuti

penetrasi fenol ke dalam sel dan menyebabkan presipitasiserta denaturasi

protein.

3. Kunyit

Kunyit (Curcuma domestica) merupakan salah satu jenis tanaman

obat yang banyak memiliki manfaat, di antaranya sebagai bumbu masak,

pewarna makanan, minuman, tekstil dan kosmetik. Kunyit juga dikenala

sebagai aplikasi obat. Namun baru- baru ini sifat kunyit telah diteliti yakni

(10)

tindakan anti-trombotik, hepatoprotrktif, dan antimikroba, antivirus dan

anti-parasit (Badmaev et al, 2004).

Kunyit (Curcuma domestica) merupakan salah satu jenis tanaman

obat yang banyak memiliki manfaat, di antaranya sebagai bumbu masak,

pewarna makanan, minuman, tekstil dan kosmetik. Kunyit juga dikenala

sebagai aplikasi obat. Namun baru- baru ini sifat kunyit telah diteliti yakni

sebagai antioksidan,anti-inflamasi, anti-karsinogenok, antimutagenik,

tindakan anti-trombotik, hepatoprotrktif, dan antimikroba, antivirus dan

anti-parasit (Badmaev et al, 2004).

Senyawa kimia utama yang terkandung di dalam rimpang kunyit

adalah minyak atsiri dan kurkuminoid. Minyak atsiri mengandung

senyawa seskuiterpen alkohol, turmeron dan zingiberen, sedangkan

kurkuminoid mengandung senyawa kurkumin dan turunannya (berwarna

kuning) yang meliputi desmetoksi-kurkumin dan bidesmetoksikurkumin.

Kurkumin mempunyai rumus molekul C21H20O6 dengan bobot

molekul 368, desmetoksi kurkumin rumus molekul C20H18O5 dengan

bobot molekul 338, diduga gugusan aktif pada kurkuminoid terletak pada

gugus metoksi. Gugus hidroksil fenolat yang terdapat dalam struktur

kurkuminoid kemungkinan menyebabkan kurkuminoid mempunyai

aktivitas antibakteri. Selain antibakteri, kurkumin mengobati berbagai

jenis penyakit dan dapat berfungsi sebagai tumor promoter, antioksidan,

anti inflamasi, hipolipedemik, hepatoprotektor, antivirus, dan

meningkatkan sistem imun tubuh.

Mekanisme kerja kurkumin sesungguhnya masih belum bisa

dijelaskan tapi rupanya dia dapat terikat dengan enzim aminopeptidase-N

(APN) dan menghambat aktivitas enzimatiknya. APN adalah suatu enzim

yang terdapat pada jaringan membran di dalam tubuh (dikenal sebagai

zinc-dependent metalloproteinase) dan bertanggung jawab terhadap

angiogenesis dan pertumbuhan tumor. APN tersebut yang berfungsi

membongkar protein pada permukaan sel jaringan tubuh sehingga sel

(11)

terkendali. Dugaan sementara, kemungkinan besar ikatan tak jenuh (ikatan

rangkap), alfa dan beta di sekitar gugus keton pada kurkumin membentuk

ikatan kovalen dengan dua nukleofil asam amino yang terdapat pada situs

aktif APN dan mampu menghambat (inhibit) aktivitasnya secara tak-dapat

balik (irreversible).

Menurut jurnal “Penggunaan Ekstrak Temulawak dan Kunyit

Terhadap Resistensi Bakteri Aeromonas hydrophilla Pada Ikan Mas

(Cyprinus carpio)” menyatakan bahwa penggunaan ekstrak kunyit yang

terlalu tinggi dalam menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas

hydrophila akan menimbulkan resistensi bakteri serta kurang ekonomis

dalam penggunaannya, untuk itu perlu diketahui konsentrasi terendah yang

dapat menghambat pertumbuhan bakteri Aeromonas hydrophila.

4. Jahe

Jahe (Zingiber officinale Rosc.) termasuk dalam famili

Zingiberaceae mempunyai kandungan senyawa fenolik diantaranya adalah

gingerol, shogaol, dan zingeron yang mempunyai aktivitas antibakteri

terhadap Micrococcus varians, Leuconostoc sp., dan Bacillus subtilis, serta

bersifat bakteristatik terhadap Pseudomonas sp. dan Enterobacter

aerogenes serta kapang Penicillium citrinum thom. Penelitian terdahulu

telah dibuktikan bahwa oleoresin tanaman jahe memiliki aktivitas

antibakteri terhadap S. aureus dengan kadar hambat minimum 60 ppm, dan

diameter zona hambat 19 mm. Minyak Atsiri pada jahe dapat mencegah

penyakit kolera dan tifus. Senyawa aktif yang dominan terdapat di jahe

(12)

terutama bakteri patogen. Komponen utama dalam minyak jahe adalah

zingiberen, dan gingerol yang menyebabkan bau khas minyak jahe.

5. Adas

Buah adas (Foeniculum vulgare Mill). Buah Adas dimanfaatkan

untuk mengatasi sakit perut, mual, perut kembung, muntah, diare, nyeri

haid, dan haid tidak teratur (Dalimartha, 1999) . Buah adas mengandung

senyawa Anethole yang dapat berperan sebagai antimikroba. Masyarakat

telah mengunakan buah adas dan kulit batang pulasari secara tradisional

sebagai obat, baik secara terpisah maupun sebagai campuran yang sering

disebut ‘adaspulowaras’. Pencampuran bahan obat dapat kemungkinan

dapat menyebabkan perubahan pada aktivitas farmakologisnya. Oleh

karena itu dirasa perlu dilakukan penelitian tentang daya antibakteri buah

adas dan kulit batang pulasari secara terpisah maupun campurannya.

Ekstraksi dilakukan dengan metode maserasi menggunakan etanol. Uji

daya antibakteri dengan metode difusi dan dilusi, sebagai mikroba uji

digunakan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa baik ekstrak etanol buah adas, kulit batang pulasari

maupun campuran buah adas dan kulit batang pulasari (4 : 3 ) menunjukan

daya antibakteri yang lebih besar terhadap Staphylococcus aureus

dibandingkan terhadap Escherichia coli. Daya antibakteri campuran

ekstrak etanol buah adas dan kulit batang pulasari (4 : 3) lebih rendah

dibandingkan ekstrak etanol buah adas maupun ekstrak etanol kulit batang

(13)

6. Kumis kucing

Kandungan senyawa kimia pada bagian daun bisa dibilang cukup

kompleks. Beberapa senyawa penting yang berkhasiat sebagai obat

tradisional berbagai penyakit diantaranya adalah orthosiphonin glikosida,

minyak atsiri, saponin, garam kalium, zat samak, minyak lemak,

sapofonin, mioinositol, dan sinensetin.

Salah satu pemanfaatan daun kumis kucing sebagai obat tradisional

adalah untuk menyembuhkan penyakit asam urat. Kandungan senyawa

glikosida orthosiphonin yang terdapat pada daun berperan sebagai pelarut

asam urat, asam fosfat, dan asam oksalat dalam tubuh. Dengan demikian,

mengonsumsi sari daun kumis kucing dapat menurunkan kadar kristal

asam urat dalam darah.

7. Bawang putih

Dalam pengobatan, bawang putih digunakan sebagai expectorant,

antispasmodik, antiseptik, bakteriostatik, antiviral, antihelmintik,

antihipertensi dan sebagai promoter hipertensi. Secara tradisional, bawang

(14)

respiratory catarrh, asma bronkhitis, dan influenza. Sejak tahun 1858,

Louis Pasteur telah menyatakan bahwa bawang putih mempunyai sifat

antibakteri (Anonymous, 2004). Kemampuan bawang putih sebagai

antibakteri juga didukung oleh penelitian Yamada dan Azama (1977) yang

menyatakan bahwa selain bersifat antibakteri, bawang putih juga bersifat

anti jamur. Kemampuan bawang putih ini berasal dari zat kimia yang

terkandung di dalam umbi. Komponen kimia tersebut adalah Allicin.

Allicin merupakan salah satu senyawa yang terdapat dalam bawang

putih (Allium sativum L.). Allicin dibentuk dari Alliin yang bertemu

dengan enzim alliinase. Allicin dibentuk ketika bawang putih (Allium

sativum L.) ditumbuk atau diiris. Allicin memiliki banyak manfaat

terutama dalam pengobatan tradisional. Allicin memiliki khasiat sebagai

pembunuh kuman atau antibakteri dan daya antibiotik yang dapat

menyembuhkan berbagai penyakit infeksi. Penyakit infeksi yang dapat

disembuhkan oleh allicin salah satunya penyakit infeksi yang disebabkan

oleh Staphylococcus aureus, Proteus vulgaris, Bacillus subtilis, Serratia

marcescens, Shigella dysentriae dan Escherichia coli.

Menurut jurnal yang berjudul “Uji Daya Antibakteri Ekstrak Etanol

Bawang Putih (Allium sativum l.) terhadap Staphylococcus aureus atcc

6538 dan Escherichia coli atcc 11229 secara in vitro” menyatakan bahwa

Semakin tinggi konsentrasi bawang putih, maka aktivitasnya cenderung

meningkat. Aktivitas antibakteri bawang putih ini disebabkan kandungan

diallyl thiosulfinate yang biasa disebut allicin.

(15)

Mustard tergolong famili Cruciferae, yang bijinya dimanfaatkan

sebagai rempah. Minyak mustard didapatkan dengan cara menggiling

bijinya dengan air. Air hasil perendaman mustard dapat digunakan untuk

menghilangkan jamur yang ada pada kulit manusia. Komponen atau

senyawa aktif yang dominan pada mustard adalah allyl isothiosianat yang

bersifat volatil dan mudah kehilangan sifat antimikrobanya karena

menguap. Senyawa aktif dominan ini memiliki kemampuan penghambatan

yang lebih besar terhadap jamur dan khamir dibanding bakteri. Efek

antimikrobia dihasilkan dari reaksi antara thiosianat (-N=C=S) dengan

gugus –SH dari membran sitoplasma sel mikroba. Efektifitas

penghambatan jamur oleh allyl isothiosianat pada mustard dapat

ditingkatkan bila dikombinasikan dengan komponen antimikroba lainnya.

9. Oregano

Oregano mempunyai dua bahan aktif bernama thymol dan

carvacrol yang dapat mencegah bakteri dan jamur. Dua komposisi ini baik

untuk mengatasi masalah kulit sebab bisa membunuh bakteri yang

mengakibatkan infeksi kulit.

Pada penelitian yang dilakukan oleh Paul Belaiche, minyak

oregano mampu membunuh 96% bakteri pneumococcus, 92% bakteri

neisseria, bakteri proteus dan bakteri staphylococcus. Bakteri strein dan

neisseria ini sering ditemukan pada penyakit gonorrhea dan meningitis.

Sedangkan bakteri proteus ditemukan pada infeksi usus, dan bakteri

(16)

Dikatakan juga, minyak oregano ini mampu berperan sebagai

antibiotik yang mempercepat penyembuhan sakit tenggorokan, demam,

reumatik, infeksi luar, dan anorexia.

10. Minyak kelapa

Asam lemak yang ada pada minyak kelapa mempunyai zat anti

bakteri dan anti virus. Asam lemak ini menghancurkan patogen jahat yang

bisa membawa dampak penyakit. Selain minyak kelapa, air susu juga bisa

mengandung asam lemak yang baik untuk mencegah penyakit

11. Kubis

Anda mungkin terkejut melihat kubis sebagai salah satu makanan

alami yang mengandung antibiotik. Ya, sayuran yang satu ini, bersama

makanan lain seperti kembang kol, kale, dan brokoli ini bisa mencegah

penyakit sebab kadar vitamin C yang ada di dalamnya. Minum jus kubis

mentah bahkan diketahui bisa meningkatkan kekebalan tubuh, terutama

jika jus tersebut ditambahkan dengan madu.

12. Daun Beluntas

Daun beluntas menurut hasil penelitian mempunyai fungsi

antibakteri dan antioksidan serta berpotensi untuk dikembangkan sebagai

(17)

Secara tradisional daun beluntas digunakan sebagai obat untuk

menghilangkan bau badan, obat turun panas, obat batuk, dan obat diare.

Daun beluntas yang telah direbus sangat baik untuk mengobati sakit kulit.

Disamping itu daun beluntas juga sering dikonsumsi oleh masyarakat

sebagai lalapan.

Daun beluntas dalam bentuk ekstrak sebagai komponen antibakteri

dan minyak atsiri sebagai zat antioksidan. Daun beluntas mengandung

ekstrak nondefatted menunjukkan aktivitas penghambatan lebih tinggi

dibandingkan dengan ekstrak defatted. Jika data pada tabel dikaitkan

dengan ketentuan kekuatan antibakteri yang dikemukakan oleh Stout,

maka kekuatan antibakteri yang terkandung dalam ekstrak daun beluntas

masuk dalam kategori “sedang” (masuk dalam kisaran 5-10 mm).

Meskipun kekuatan antibakteri dalam kategori sedang, dapat dipahami bila

daun beluntas berkhasiat menyembuhkan berbagai penyakit yang

diakibatkan infeksi bakteri.

Selain itu juga potensi daun beluntas dapat digunakan juga sebagai

obat radang (inflamasi) dan obat diare karena kemampuannya untuk

menghambat pertumbuhan bakteri S. aureus dan E. coli.

13. Sambiloto

Tanaman ini memang mirip dengan tanaman liar, tapi sangat

berkhasiat bagi kesehatan. Tanaman antibiotik ini dapat mencegah

penyakit kanker juga untuk meningkatkan daya kekebalan tubuh. Selain itu

sambiloto juga mengandung sebuah senyawa yaitu flavonoid yang sangat

baik dalam membantu melancarkan peredaran darah, serta adanya zat

kimia lain yang terkandung seperti kalium yang berfungsi untuk

(18)

14. Teh Hijau

Memang benar teh hijau bukan antibiotik yang kuat, namun

berdasarkan hasil penelitian teh hijau mampu membantu kinerja antibiotik.

Teh hijau mengandung aktioksidan yang tinggi dan sangat bermanfaat

bagi tubuh. Teh hijau mengandung kafein yang rendah dan mampu

membuat bakteri lemah terhadap antibiotik.

15. Bawang merah

Bawang merah mengandung belerang yang dipercaya banyak orang

mengandung antibakteri dan zat diuretik. Sirup atau obat yang terbuat dari

bawang merah berkhasiat sebagai ekspekstoran yang membantu

mengeluarkan lendir dari bronkus, paru-paru, dan trakea. Selain itu sirup

atau obat yang terbuat dari bawang merah berkhasiat untuk melawan

radang dan memperlancar aliran darah.

Ekstrak bawang merah mempunyai efek bakterisidal terhadap

Staphylococcus aureus dan Shigella dysentriae. Bubuk jahe mempunyai

efek bakterisidal terhadap Micrococcus varians, Leuconostoc sp., dan

(19)

Enterobacter aerogenes. Ekstrak bawang putih mentah juga mempunyai

aktivitas antimikroba terhadap Escherichia coli, Staphylococcus sp,

Proteus vulgaris, Bacillus subtilis, Serratia marcescens, dan Shigella

dysentriae.

16. Sereh Wangi

Sereh wangi diduga berasal dari Srilangka. Nama latinnya adalah

Cymbopogon nardus L., termasuk dalam suku Poaceae

(rumput-rumputan). Varietas sereh wangi yang paling dikenal adalah varitas

Mahapegiri (java citronella oil) dan varitas Lenabatu (cylon citronella oil).

Varitas Mahapegiri mampu memberikan mutu dan rendemen minyak yang

lebih baik dbandingkan varitas Lenabatu.

Proses pengambilan minyak sereh wangi di Indonesia biasanya

dilakukan melalui proses penyulingan selama 3 – 4 jam. Rendemen

rata-rata minyak sereh wangi sekitar 0,6 – 1,2% tergantng jenis sereh wangi

serta penanganan dan efektifitas penyulingan. Komponen terpenting dalam

minyak sereh wangi adalah sitronellal dan geraniol.

(20)

Tumbuhan ini bila dalam bentuk ekstrak mampu melawan berbagai

bakteri, gigitan serangga, dan juga virus. Selain itu, echinacea juga

bermanfaat untuk merangsang sistem kekebalan tubuh agar sel darah putih

lebih kuat dan efektif dalam melawan infeksi. Berdasarkan hasil

penelitian, dengan mengkonsumsi suplemen Echinacea secara rutin, daya

tahan tubuh anda lebih kuat dan tidak mudah terkena penyakit, seperti

pilek. Namun tidak dianjurkan untuk mengkonsumsi supplemen ini secara

terus menerus karena efektivitasnya akan berkurang. Disarankan

mengkonsumsinya hanya selama beberapa pekan saja, terutama saat anda

sakit dan daya tahan tubuh sedang menurun.

18. Ekstrak Daun Zaitun

Daun Zaitun dikenal juga sebagai alternatif antibiotik lain, yang

sangat ampuh menangani virus. Drs O dan B. Lee dari Department of

Biomedical Science di CHA University Korea menemukan bahwa daun

zaitun ini berpotensi besar melawan serangan virus dan mikroba serta

radikal bebas.

19. Cengkeh

Dalam industri makanan cengkeh digunakan dalam bentuk bubuk

(21)

atau oleoresin. Minyak cengkeh juga digunakan sebagai bahan aktif dalam

antiseptik ruangan dalam bentuk spray. Dalam bentuk tunggal maupun

sebagai campuran dalam formula cairan antiseptik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Salmonella hypemerium dan E. coli. Dimana setiap

bagian dari cengkeh baik pada bunga, tangkai, maupun daun mengandung

komponen bioaktif fenol, yaitu eugenol, asetil eugenol, kariofelin, eugenia,

venilllin, dan asam galotanin. Karena itu produk cengkeh dapat digunakan

sebagai fungisida, bakterisida, nematisida dan insektisida. Sebagai

antibiotic bakterisida eugenol dilaporkan sangat efektif secara in – vitro

terhadap beberapa bakteri antara lain : Bacillus subtilis, Staphylococcus

aureus dan Escherisia coli. Sebagai nematisida minyak cengkeh dan

eugenol berpengaruh terhadap Melodogyne incognita dan Rodopolus

similis dalam konsenterasi yang tinggi yaitu 1 – 10%. Sebagai insektisida

eugenol pada konsenterasi 10% dapat menyebabkan A. fasiculatus tidak

menghasilkan keturunan.

20. Daun Sirih

Daun sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri dari betlephenol,

kavikol, seskuiterpen, hidroksikavikol, cavibetol, estragol, eugenol, dan

karvakrol. Komponen aktif dari daun sirih terdapat dalam minyak atsiri

tersebut. Selain itu, sirih juga mengandung terprnnena, fenil propana,

tannin, diastase, gula dan pati. Pemanfaatan daun sirih dalam pengobatan

tradisional ini disebabkan adanya sejumlah senyawa zat kimia atau bahan

alami sehingga daun sirih juga mempunyai kekuatan sebagai antioksidasi

(22)

memiliki aktivitas antimikroba, dan kandungan lain seperti kavikol,

kavibetol, tannin, karvakrol, kariofilen dan asam askorbat juga mempunyai

aktivitas antibakteri.

Minyak atsiri dari daun sirih mampu melawan beberapa bakteri

gram positf dan gram negatif. Adapun beberapa penelitian berhasil

menguji kemampuan aktivitas antibakteri terhadap enam jenis bakteri yang

meliputi gram positif dan gram negatif, seperti Bacillus cereus,

Staphylococcus aureus, Listeria monocytogenes, Escheria coli, Salmonela

typhimuriumdan Pseudomonas aeruginosa. Semakin tinggi konsentrasi

ekstrak daun sirih maka aktivitas penghambatannya semakin kuat. Ekstrak

daun sirih efektif menghambat bakteri gram positif dan gram negatif

dengan diameter penghambatan bervariasi antara 7 mm sampai 24 mm.

21. Daun Belimbing Wuluh

Daun belimbing wuluh mengandung tanin, sulfur, asam format, dan

kalium sitrat (Wijayakusuma, 2006). Daun belimbing mengandung tanin

sedangkan batangnya mengandung alkaloid dan polifenol (Anonymouse,

2008). Penelitian Fahrani (2009) menunjukkan bahwa ekstrak daun

belimbing wuluh mengandung flavonoid, saponin dan tanin. Dalimartha

(2000) menjelaskan bahwa di dalam daun belimbing wuluh selain tanin

juga mengandung sulfur, asam format, kalsium oksalat dan kalium sitrat.

Penelitian Fahrani (2009) menunjukkan bahwa ekstrak daun

belimbing wuluh mengandung flavonoid, saponin dan tanin. Daun

belimbing wuluh selain tanin juga mengandung sulfur, asam format ,

kalsium oksalat dan kalium sitrat. Bahan aktif pada daun belimbing wuluh

(23)

digunakan sebagai astringent baik untuk saluran pencernaan maupun kulit

dan juga dapat digunakan sebagai obat diare. Daun belimbing wuluh juga

mengandung senyawa peroksida yang dapat berpengaruh terhadap

antipiretik, peroksida merupakan senyawa pengoksidasi dan kerjanya

tergantung pada kemampuan pelepasan oksigen aktif dan reaksi ini mampu

membunuh banyak mikroorganisme.

Daun belimbing wuluh berkhasiat untuk mengurangi rasa sakit atau

nyeri dan pembunuh kuman serta dapat menurunkan kadar gula darah,

bunganya juga dapat digunakan sebagai obat batuk dan perasan air buah

sangat baik untuk asupan vitamin C dan di samping itu perasan buah juga

dapat dipakai untuk keramas sebagai penghilang antiketombe, atau

digosokkan sebagai penghilang panu (Arland, 2006). Rasa asam dan sejuk

pada buah belimbing wuluh dapat menghilangkan sakit, memperbanyak

pengeluaran empedu, antiradang, peluruh kencing (Wijayakusuma, 2006).

Tanaman belimbing wuluh, baik pada batang, buah dan daun,

berdasarkan hasil pengujian secara in vitro pada bakteri Escherichia coli

(E. coli), Staphylococcus aureus (S. aureus), Micrococcus luteus (M.

luteus) dan Pseudomonas fluorescens (P. fluorescens) menunjukkan

potensi yang aktif sebagai antibakteri. Senyawa aktif yang diduga yang

terdapat pada tanaman belimbing wuluh yang bersifat sebagai antibakteri

antara lain, senyawa-senyawa metabolit skunder tannin, flavonoid,

alkaloid, tannin, terpenoid, saponin.

(24)

Kandungan kimia yang dimiliki awar-war yaitu : Flavonoid; Sterol;

Khasiat: Sudorik; Diuretik; Emetik Nama simplesia: Fici septicae Folium

Daun Ficus septica dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis dan

Escherichia coli secara in vitro, hasil pengujian bioautografi dilaporkan

bahwa 4 g ekstrak daun awar awar yang larut dalam Metanol dapat

menghambat pertumbuhan bakteri. Antofin (5 g) berefek sebagai

antibakteri (B. subtillis, M flavus dan E. Coli). Tanaman ini dapat

mengobati herpes, sakit kepala dan rematik.

23. Leunca

Kandungan kimia yang dimiliki leunca yaitu Glikoalkaloid solanin;

Solasonin; Solamargin; Solasodin; Solanidin; Diosgenin; Tigogenin;

Atropin; Saponin; Zat samak; Minyak lemak; Kalsium; Fosfor; Zat besi;

Vitamin A dan C. Adapun khasiat tanaman ini yaitu sebagai Analgesik;

Antiradang; Antibakteri.

24. Meniran

Kandungan kimia yang dimiliki tanaman ini yaitu Filantina;

(25)

tanaman ini yaitu Salmonella. Tanaman ini dapat berkhasiat

membersihkan hati; Anti radang; Anti demam; Peluruh dahak; Peluruh

haid; Penambah nafsu makan.

25. Mengkudu

Adapun kandungan zat kimia yang dimiliki tanaman ini yaitu buah

buni tumbuhan mengkudu yang telah masak mempunyai aroma yang tidak

sedap, namun mengandung sejumlah zat yang berkhasiat untuk

pengobatan. Adapun kandungan zat tersebut antara lain morinda diol,

morindone, morindin, damnacanthal, metil asetil, asam kapril, sorandiyiol,

Alkalaoid; Antrakuinon dan Alzarin. Tanaman ini dapat menghambat

Streptococcus sangius dan Salmonella. Penyakit yang dapat diobati oleh

tanaman ini yaitu amandel, sariawan, hipertensi, sakit kuning, demam,

batuk dan sakit perut.

26. Len lengan

Daun dan akar: Saponin, flavonoida dan tanin. Daun juga

mengandung minyak atsiri. Adapun kegunaan obat ini yaitu digunakan

(26)

27. Lempuyang gajah

Kandungan kimia yang dimiliki oleh lempuyang gajah yaitu

Minyak atsiri; Jinjerol; Resin; Zat pahit; Gula. Bakteri yang dapat

dihambat oleh tanaman ini yaitu E. Coli dan Staphylococcus aureus.

Khasiat dan kugunaan tanaman ini yaitu sebagai analgesik dan stimulan,

dan digunakan untuk mengobati sakit perut.

28. Lempuyeng emprit

Kandungan kimia yang dimiliki lempuyeng emprit yaitu minyak

atsiri (Zerumbon, Limonen). Bakteri yang dapat dihambat oleh tanaman

ini yaitu E.coli, Salmonelle, enteritidis dan Campylobacter. Tanaman ini

dapat mengobati mencret.

(27)

Adapun kandungan kimi yang dimiliki tanaman ini yaitu dung

toosendanin C30H38O11 dan komponen yang larut C30H140O12,

margoside, kaemferol, resin, tanin, ntriacontane, beta-sitosterol dan

triterpen kulinone. Biji : resin yang sangat beracun. Penyakit yang dapat di

obati oleh tanaman ini yaitu cacingan dan kudis.

30. Tahi kotok

Zat kimia yang terkandung pada tanaman ini yaitu Bunga

mengandung Tagetiin 0,1 %, terthienyl, helenian 0,74 % dan flavoxanthin.

Memiliki daya hambat terhadap bakteri Streptococcus sangius. Dapat

mengobati Infeksi saluran nafas bagian atas, radang mata (Conjunctivitis).

Batuk, Bronkhitis, Sariawan, radang tenggorok, sakit gigi dan kejang pada

anak-anak.

31. Alpokat

Zat kimia yang terkandung pada tanaman ini yaitu Minyak lemak;

Lesitin; Fitosterin; Vitamin A,B,D dan vitamin E. Tanaman ini juga

berkhasiat sebagai antibakteri. Penyakit yang dapat diobati oleh tanaman

(28)

32. Bratawali

Kandungan zat kimia yang dimiliki tanaman ini yaitu retine;

Alkaloida; Berberin dan Columbine. Memiliki daya hambat terhadap

bakteri Salmonelle. Dapat mengobati demam, rematik dan gatal-gatal.

33. Bluntas

Kandungan zat kimia yang dimiliki tanaman ini yaitu Alkaloid dan

Minyak atsiri. Memiliki daya hambat terhadap bakteri Candida. Tanamn

ini dapat mengobati keputihan, nyeri persendian dan malaria.

34. Bangle

Kandungan zat kimia yang dimiliki tanaman ini yaitu Asam

organik; Mineral; Lemak; Gom albuminoit; Gula; Damar (pahit); Minyak

atsiri (Sineol, pinen, sesquiterpen). Memiliki daya hambat terhadap bakteri

Salmonella. Dapat mengobati demam, sakit kuning, batuk berdahak, perut

(29)

35. Cincau rambat

Zat kimia yang terkandung pada tanaman ini yaitu Karbohidrat

yang menyerap air, zat lemak dan alkoloid siklein, kardioplegikum,

tentradine dan dimetil tentradine. Polifenol, saponoid dan flavonoida.

Memiliki daya hambat terhadap bakteri Salmonella. Tanaman ini

dapat mengobati demam, gangguan perut, radang lambung, typus dan

penyakit usus

36. Cerme

Zat kimia yang terkandung pada tanaman ini yaitu Kaya

kandungan kimia antara lain Daun, batang : Tanin, Saponin, flavonoida &

polifenol. Kayunya : Tanin, Saponin, flavonoida, polifenol dan alkaloid.

Memiliki daya hambat terhadap bakteri Streptococcus sangius. Dapat

mengobati mual, asma dan sariawan.

(30)

Kandungan zat kimia yang dimiliki tanaman ini menjadi masalah

yang mengganjal terhadap pemakaian mahkota dewa sebagai tanaman obat

adalah terbatasnya pembuktian-pembuktian ilmiah akan kegunaan pohon

ini. Selama ini pembuktian yang ada sebagian terbesar masih berupa

pembuktian empiris, pembuktian yang hanya berdasarkan pada

pengalaman pengguna. Literatur-literatur yang membahasnya pun sangat

terbatas. R. Broto Sudibyo, Kepala Bidang Pelayanan Sentra

Pengembangan dan Penerapan Pengobatan Tradisional (SP3T) Rumah

Sakit Bethesda, Yogyakarta, menguatkan keterbatasan literatur ini. Dalam

literatur kuno pun, keterangan mengenai mahkota dewa sangat terbatas.

Hanya kegunaan biji buah yang bermanfaat sebagai bahan baku obat luar,

misalnya untuk obat kudis, yang dibahas. Dari penelitian ilmiah yang

sangat terbatas itu diketahui bahwa mahkota dewa memiliki kandungan

kimia yang kaya. Itu pun belum semuanya terungkap. Dalam daun dan

kulit buahnya terkandung alkaloid, saponin, dan flavonoid. Selain itu, di

dalam daunnya juga terkandung polifenol. Seorang ahli farmakologi dari

Fakultas Kedokteran UGM, dr. Regina Sumastuti, berhasil membuktikan

bahwa mahkota dewa mengandung zat antihistamin. Zat ini merupakan

penangkal alergi. Dengan begitu, dari sudut pandang ilmiah, mahkota

dewa bisa menyembuhkan aneka penyakit alergi yang disebabkan

histamin, seperti biduren, gatal-gatal, selesma, dan sesak napas. Penelitian

dr. Regina juga membuktikan bahwa mahkota dewa mampu berperan

seperti oxytosin atau sintosinon yang dapat memacu kerja otot rahim

sehingga persalinan berlangsung lebih lancar. Pembuktian empiris yang

ada cukup banyak. Kasusnya juga berbeda-beda, dari yang berat sampai

yang sepele. Kasus Tuti di atas hanyalah salah satu contoh. Pembuktian

empiris juga dapat ditemui di sebuah pesantren yang getol menangani

korban obat-obat psikotropika. Bahkan, beberapa orang dokter yang

mengidap penyakit cukup gawat pun sudah membuktikan khasiat mahkota

(31)

Sampai saat ini banyak penyakit yang berhasil disembuhkan

dengan mahkota dewa. Beberapa penyakit berat asam urat, reumatik, sakit

ginjal, tekanan darah tinggi, lemah syahwat dan ketagihan narkoba) dan

penyakit ringan (seperti eksim, jerawat, dan luka gigitan serangga) bisa

disembuhkan dengan pohon ini. Mahkota dewa bisa digunakan sebagai

obat dalam, dengan cara dimakan atau diminum, dan sebagai obat luar,

dengan cara dioleskan atau dilulurkan. Melihat begitu banyak penyakit

yang bisa disembuhkannya, sebutan pusaka para dewa memang layak

disematkan untuk pohon ini.

38. Cabai Jawa

Zat kimia yang terkandung pada tanaman ini yaitu Minyak atsiri;

Pipernia; Piperidina; Hars; Zat pati dan Minyak lemak. Memiliki daya

hambat terhadap bakteri Staphylococcus aures Penyakit yang dapat diobati

yaitu gangguan pencernaan; Bronkhitis; Batuk; Asma; Ayan (epilepsi) dan

demam setelah melahirkan.

(32)

Kandungan zat kimia tanaman ini yaitu mengandung Andrografin;

Andrografoloid dan Panikulin. Tanaman ini memiliki daya hambat

terhadap bakteri Streptococcus sangius. Tanaman ini dapat mengobati

sariawan.

40. Prasman

Kandungan zat kimia yang dimiliki tanaman ini yaitu minyak

atsiri, Kumarin, Ayapin dan Ayapinim. Tanaman ini memiliki daya

hambat terhadap bakteri Salmonellah. Tanaman ini dapat mengobati

busung air, demam dan sariawan usus.

41. Pepaya

Kandungan zat kimia yang dimiliki tanaman ini yaitu Alkaloid

papaina; Karpaina; Pseudokarpaina; Glikosida karposid; Saponin;

Karisina; Papaina; Papayatimina; Fitoklimasa; Karatinoid; Pektin;

Galaktosa dan Asam galakturonat.

Tanaman ini dapat menghambat bakteri salmonella. Adapun

(33)

42. Srigading

Kandungan zat kimia yang dimiliki tanaman ini yaitu minyak atsiri,

Alkaloid niktantina, Manit, Safron, Asam tanat, Metil salisilat, Resin dan

Gula. Bakteri yang dapat dihambat oleh tanaman ini yaitu Salmonella.

Tanaman ini berkhasiat untuk mengobati demam.

43. Sosor bebek

Kandungan zat kimia yang terdapat pada tanaman ini yaitu

Glikosida, Briofilin, Lendir; Magnesium malat; Damar. Bakteri yang dapat

dihambat oleh tanaman ini yaitu Salmonella. Tanaman ini dapat mengobati

demam dan luka.

(34)

Kandungan zat kimia yang dimiliki tanaman ini yaitu minyak atsiri

(sineol, borneol, kamfer), Glikosida, Flavanol dan Tanin. Bakteri yang

dapat dihambat yaitu Salmonella. Tanaman ini berkhasiat untuk

menurunkan demam.

45. Sambiloto

Kandungan zat kimia yang dimiliki tanaman ini yaitu andrografin;

andrografoloid dan panikulin. Bakteri yang dapat dihambat yaitu

Salmonella typhi. Penyakit yang dapat diobati oleh tanaman ini yaitu

deman, gatal-gatal, kudis, kencing manis, radang usus buntu dan penyakit

tifus.

46. Saga

Kandungan zat kimia yang dimiliki tanaman ini adalah Glisirhizin;

Prekatorina; Abrin; Trigonelina; Kholina; Zat beracun toksalbumin

glikosida dan Hemoglutinin bakteri yang dapat dihambat yaitu

Streptotococcus sangius. Adapun kegunaan tanaman ini yaitu digunakan

(35)

47. Teratai

Tanaman ini mengandung zat kimia yaitu pada bunga: Quercetin,

luteolin, isoquercitrin dan kaempferol. Benangsari: Quercetin, luteolin,

isoquercitrin, galuteolin, juga terdapat alkaloid. Penyangga bunga

(reseptacle): Protein, lemak, karbohidrat, caroten, asam nikotinat, vitamin

B1, B2, C dan sedikit mengandung nelumbine. Biji: Kaya akan pati, juga

mengandung raffinose, protein, lemak, karbohidrat, kalsium, phosphor dan

besi. Kulit biji eratai mengandung nuciferine, oxoushinsunine, N-

norarmepavine. Tunas biji teratai: Liensinine, isoliensinine, neferine,

nuciferine, pronuciferine, lotusine, methylcorypalline, demethylcoclaurine,

galuteolin, hyperin, rutin. Rimpang: Pati, protein, asparagine, vitamin C.

Selain itu juga mengandung catechol, d-gallocatechol, neochlorogenic

acid, leucocyanidin, leucodelphinidin, peroxidase, dll. Akar: Zat tannic

dan asparagine. Daun: Roemerine, nuciferine, nornuciferine, armepavine,

pronuciferine, Nnornuciferine, D-N-methylcoclaurine, anonaine,

liriodenine, quercetin, isoquercitrin, nelumboside, citric acid, tartaric acid,

malic acid, gluconic acid, oxalic acid, succinic acid, zat tannic, dll. Dasar

daun teratai: Roemerine, nuciferine dan nornuciferine. Tangkai daun:

Roemerine, nornuciferine, resin dan zat tannic. Oxoushinsunine yang

terdapat pada kulit biji teratai berkhasiat menekan perkembangan kanker

hidung dan tenggorokan, sedangkan biji dan tangkai teratai berkhasiat anti

hipertensi.

Tanaman ini dapat menghambat jamur yaitu Candida albicans.

(36)

Memelihara kondisi jantung, bermanfaat bagi ginjal panas dalam di

jantung, menurunkan panas, menghentikan perdarahan, menahan ejakulasi

dini. Kulit biji teratai: Menghentikan perdarahan, Menghilangkan panas

dalam di lambung, mengeluarkan panas dan lembab dari usus. Benangsari

(kumis bunga teratai): Menghilangkan panas dari jantung, menguatkan

fungsi ginjal, menahan ejakulasi dini dan menghentikan perdarahan.

Penyangga bunga: Membuyarkan darah beku, menghentikan perdarahan,

menolak lembab. Batang teratai (tangkai daun, tangkai bunga):

Menurunkan panas dan memperlancar kencing. Daun: Membersihkan

panas dan menghilangkan lembab, menaikkan yang jernih, menghentikan

perdarahan. Dasar daun: Menurunkan panas dan menghilangkan lembab,

menormalkan menstruasi, menguatkan kehamilan. Rimpang: Dimakan

mentah berkhasiat menurunkan panas, mendinginkan darah yang panas

dan membuyarkan darah beku. Bila dimasak, berkhasiat menguatkan

limpa, menambah selera makan, penamba darah, membantu pertumbuhan

otot dan menyembuhkan diare. Akar: Menghentikan perdarahan,

membuyarkan darah beku, penenang. Tepung rimpang: Menghentikan

perdarahan, menambah darah, mengatur fungsi ginjal dan limpa.

48. Temulawak

Zat kimi yang terkandung dalam tanaman ini yaitu Mengandung

minyak atsiri seperti limonina yang mengharumkan, sedangkan kandungan

flavonoida-nya berkhasiat menyembuhkan radang. Minyak atsiri juga bisa

membunuh mikroba. Buahnya mengandung minyak terbang (anetol, pinen,

felandren, dipenten, fenchon, metilchavikol, anisaldehida, asam anisat,

(37)

49. Tembelekan

Zat kimia yang terkandung pada tanaman ini yaitu Lantanina;

Minyak atsiri; Minyak lemak; Asam lantanilat dan Asam lantabetulat.

Memiliki daya hambat terhadap bakteri Salmonella. Khasiat tanaman ini

yaitu ekspektorat; Diaforetik; Antispasmodik; Antipiretik; Analgesik dan

Hemostatik.

50. Tapak liman

Zat kimia yang terkandung pada tapak liman yaitu Daun:

Epifriedelinol, lupeol, stiqmasterol, triacontan-1-ol, dotria-contan-1-ol,

lupeol acetate, deoxyelephantopin dan isodeoxyelephantop. Memiliki daya

hambat terhadap bakteri Salmonella dan E.coli.

Daunnya digunakan sebagai obat demam, batuk, sariawan, mencret

menahun, panas, penyakit cacing dan sebagai perangsang nafsu kelamin.

Akarnya bila ditumbuk halus, bisa dijadikan sebagai obat malaria pada

anak-anak. Seluruh tumbuhan digunakan untuk mengobati epistaxis

(hidung berdarah), sakit kuning, infeksi saluran kencing, cacar air, busung,

(38)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

1. Antibiotika ialah zat yang dihasilkan oleh mikroba terutama fungi, yang

dapat menghambat pertumbuhan atau membasmi jenis mikroba lain.

2. Adapun tanaman yang digunakan sebagai antibiotik alami yaitu bawang

putih, bawang merah, daun sirih, kunyit, jahe, lengkuas, cengkeh dan

tanaman lainnya.

3. Zat kimia yang terkandung dalam tanaman yang biasa digunakan sebagai

antibiotik alami yaitu, minyak atsiri, flavonoid, isodorik, laksan, lestisin,

limmean, kalium oksalat dan pektin.

4. Penyakit yang bisa disembuhkan dengan menggunakan natibiotik alami

yaitu, demam, gatal-gatal, gangguang pencernaan, sariawan dan lain

sebagainya.

B. Saran

Adapun saran dari penulis yaitu semoga semakin banyak jenis

tumbuhan yang ditemukan berpotensi untuk dijadikan antibiotik lagi dan

(39)

DAFTAR PUSTAKA

Im Oka adi parwata, fanny sastra dewi. Juni 2009. http://ejournal.unud.ac.id/isolasi dan uji aktivitas antibakteri minyak atsiri Dari rimpang lengkuas (alpinia galanga l pdf.( 26 November 2010)

Arisandi, Y. dan Y. Andriani. 2008. Khasiat Tanaman Obat. Jakarta: Pustaka Buku Murah.

Cahyadi, Wisnu. 2008. Analisis Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Edisi kedua. Jakarta: Bumi Aksara.

Dasuki, U. 1991. Siitematika Tumbuhan Tinggi. Pusat Universitas Ilmu Hayati ITB. Bandung.

Faharani, B.G.R. 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L) terhadap Bakteri Staphylococcus

aureus dan Escherichia coli secara Bioautografi.

Gritter, R. J. 1991. Pengantar Kromatografi Edisi Kedua. Terjemahan Kokasih Padmawinata. Bandung: Penerbit ITB.

Hadiwiyoto, S. 1993. Teknologi Pengolahan Hasil Perikanan. Yogyakarta: Liberty.

Hayati EK, Jannah A dan Fasya AG. 2009. Aktivitas Antibakteri Komponen Tanin Ekstrak Daun Blimbing Wuluh

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Pemberian Tepung Tapioka Dengan C/N Rasio Berbeda Terhadap Jenis dan Jumlah Bakteri Heterotrof Pada Flokulan Dalam Sistem Tertutup Ikan Nila (Oreochomis

Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai moral yang terdapat dalam kumpulan cerkak Usada Kang Pungkasan karya Sukardo Hadisukarno mencakup empat aspek, meliputi (a)

1) ISTMI (Ikatan Sarjana Teknik dan Manajemen Industri), dalam penyelenggaraan program Pembicara Tamu pada mata kuliah tertentu. 2) Institut Teknologi Bandung dan

Designing English Academic Writing Instructional Materials For The Dentistry Students At Gadjah Mada University Yogyakarta.. Yogyakarta: Sanata

Memperkaya wawasan pengembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan seberapa besar pengaruh teman sebaya dan percaya diri terhadap penyesuaian diri santri

Model Pembelajara MERARIK merupakan salah satu alternatif pembelajaran yang mampu mengkombinasikan antara teori dan aplikasi sehingga siswa mampu merasakan

Media massa memainkan peranan penting dalam pembentukan kata baru bahasa Tamil bagi menyampaikan mesej kepada masyarakat dengan lebih efisien dan iklan merupakan salah satu