• Tidak ada hasil yang ditemukan

CONTOH LAPORAN P KL PRAKERIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "CONTOH LAPORAN P KL PRAKERIN"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

JAN 20

CONTOH LAPORAN PKL/PRAKERIN

BAB I PENDAHULUAN

Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan suatu sarana bagi siswa/siswi khususnya Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) yang telah dibekali dengan penguasaan keahlian yang diperolah melalui

pembelajaran Basic Training untuk mengembangkan kreativitas dan kemandirian dalam praktek kerja

lapangan, sehingga terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja

yang terarah untuk mencapai tingkat keahlian professional pada bidang tertentu yang berkompeten dan

berkualitas dalam dunia industry/dunia usaha.

A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagaimana tercantum dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang System Pendidikan Nasional (Penjelasan Pasal 15), dijelaskan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Dengan demikian tamatan yang dihasilkan harus memiliki kompetensi (kemampuan) sesuai dengan kebutuhan / permintaan masyarakat dan dunia kerja.

Disadari bahwa pelaksanaan pendidikan dan latihan (diklat) di sekolah pada kenyataanya belum dapat memberikan kompetensi/kemampuan kepada siswa sebagaimana dipersyaratkan oleh dunia usaha/dunia industri, tetapi baru dapat memberikan kemampuan dasar, oleh karena itu sebagai upaya meningkatkan kesesuaian mutu lulusan SMK dengan kemampuan kerja dan sikap professional sesuai dengan persyaratan lapangan kerja, maka dalam penyelenggaraan pendidikan diterapkan model Praktik Kerja Industri (PRAKERIN)

B. Pengertian Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)

(2)

C. Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Industri

1. Tujuan umum

a. Untuk membekali peserta prakerin mengembangkan kepribadian, potensi akademik, dan

dasar-dasar keahlian yang kuat dan benar melalui pembelajaran program normatif, adaptif dan produktif

b. Menghasilkan tenaga kerja yang memilik keahlian professional yaitu tenaga kerja yang

memiliki tingkat pengetahuan dan keterampilan

c. Meningkatkan efiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas

d. Membiasakan siswa dengan membekali pengalaman yang ada di luar sekolah.

2. Tujuan khusus

a. Untuk memperkenalkan siswa pada dunia usaha

b. Menumbuhkan dan meningkatkan sikap profosional yang di perlukan siswa untuk memasuki

dunia usaha

c. Meningkatkan daya kreasi dan produktifitas terhadap siswa sebagai persiapan dalam

menghadapi atau memasuki dunia usaha yag sesungguhnya.

d. Meluaskan wawasan dan pandangan siswa terhadap jenis-jenis pekerjaan pada tempat

dimana siswa melaksanakan Praktek Kerja industri ( PRAKERIN )

D. Karekteristik Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)

Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Standar profesi

2. Standar pendidikan dan pelatihan

3. Pengujian dan sertifikasi

4. Kerjasama dengan dunia usaha/industri

5. Peraturan pendukung

6. Nilai tambah

7. Insentif

8. Kelembagaan

(3)

1. Metode wawancara adalah metode yang dilakukan penulis berupa Tanya Jawab yang

dilakukan penulis kepada pembimbing di perusahaan.

2. Metode Observasi adalah metode yang berupa pengamatan langsung yang dilakukan penulis

menggunakan beberapa buku sebagai referensi karya tulisnya.

3. Diskusi adalah kegiatan untuk mencari/mendapatkan data dengan semua pihak yang terkait.

F. Tujuan penulisan laporan PRAKERIN

Peserta didik yang telah melaksanakan Praktek Kerja Industri di sebuah perusahaan dalam waktu tertentu yang telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak. Maka langkah akhir dari kegiatan tersebut adalah pembuatan laporan secara tertulis. Laporan itu berfungsi sebagai pertanggungjawaban siswa terhadap sekolah dan perusahaan tempat pelaksanaan Praktek Kerja Industri. Selain pertanggungjawaban, fungsi lain dari laporan ini adalah sebagai bahan evaluasi bagi peserta didik tentang kegiatan yang ia lakukan selama masa praktik dan sebagai pedoman untuk sebuah keberhasilan dimasa yang akan datang.

G. Visi dan Misi Sekolah Menengah Kejuruan

Visi Sekolah Menengah Kejuruan adalah :

“ Mampu menghasilkan tamatan yang menjadi faktor keunggulan jika kelak mereka bekerja di dalam dunia kerja “.

Misi Sekolah Menengah Kejuruan adalah :

1. Sekolah mampu memberi bekal kepada tamatannya agar mereka mempunyai bekal keahlian.

2. Sekolah harus mampu merubah status anak dari status beban menjadi asset (Berpenghasilan

dan Produktif).

H. Landasan Hukum

Pendidikan Sistem Ganda yang menjadikan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan SMK memiliki landasan hukum yang kuat berbagai peraturan perundangan dan kebijaksanaan telah memberikan landasan terlaksananya Pendidikan Sistem Ganda.

UU No.2/1998 tentang system Pendidikan Nasional :

(4)

“Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur yaitu jalur pendidikan dan jalur luar sekolah.”

2. BAB VII pasal 33;

“Pengadaan dan pendayagunaan sumber daya pendidikan dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, atau keluarga peserta.

3. BAB VIII pasal 47 ayat 1;

“Masyarakat sebagai mitra pemerintah yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan nasional.”

4. BAB XI pasal 29 ayat 2;

“Penyelenggaraan Sekolah Menengah dapat bekerja sama dengan masyarakat terutama dunia usaha dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam rangka menunjang penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan.”

5. BAB XIII pasal 32 ayat 2;

“Pada sekolah menengah dapat dilakukan uji coba gagasan baru yang diperlukan dalam rangka pengembangan pendidikan menengah.”

6. Peraturan Pemerintah No.39/1992 tentang Peranan masyarakat dalam pendidikan Nasional.

7. BAB III pasal 4 ayat 8;

“Peranan serta Masyarakat dapat berbentuk pemberian kesempatan magang atau latihan kerja.”

I. Lokasi & Waktu

Waktu dan tempat kegiatan Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) penulis dilaksanakan pada; Tanggal : 1 Juli 2013 s/d 30 September 2013

(5)

BAB II TINJAUAM UMUM

A. Latar Belakang

Seperti kita ketahui bahwa pemerintag menjadikan peneriman pajak menjadi sektor

utama dalam penerimaan APBN, dimana hal ini terjadi karena negara kita tidak lagi mengandalkan pendapatan dari migas dan utang dari luar negeri sehingga tujuan pemerintah untuk menjadikan bangsa ini bangsa yang mandiri dalam pemiayaan dan pembangunan dalam negeri bisa tercapai. Oleh sebab itu tuntutan kerja yang dihadapi oleh Diretkorat Jendral Pajak tentunya juga semakin besar. Dengan demikian DJP harus merealisasikan tugas yang diamanatkan tersebut sehingga DJP dituntut semakin aktif dalam mencari solusi-solusi dalam pemenuhan target penerimaan dengan cara menggali segala potensi-potensi perpajakan yang ad di deluruh negara ini yang tentunya berdasarkan kepada UU perpajakan yang berlaku.

Untuk memberikan keamanan kenyamanan dalam hal pemungutan pajak,DJP memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menghitung dan memperhitungkan, menyetor dan melaporkan kewajiban perpajakannya. Sistem seperti ini kita kenal dengan SELF ASSESMENT SYSTEM. Aiba dianutnya sistem ini DJP tentunya mengalami risiko dari kecurangan-kecurangan dalm hal pemungutan pajak yang dapt berasal dari dalam ( pegawai DJP ) maupun dari luar ( Wajib Pajak), sehingga DJP harus memiliki prinsip kehati-hatian dalam melaksankan tugasnya serta dapat terus meningkatkan kesadaran semua kalangan mengenai pentingnya pajak bagi negara sebagai alat untuk membiayai pembangunan saranan dan prasarana yang dibutuhkan

B. Sejarah KPP PRATAMA BEKASI UTARA

Kantor Pelayanan Pajak Bekasi (KPP Bekasi) didirikan pada tahun 1989 dan mulai efektif sejak diresmikan pada tanggal 21 Desember 1989. Sejak diresmikan sampai dengan tahun 1993, kantor masih menyewa di Jalan Jenderal Sudirman nomor 16. Pada tahun 1993 pindah ke Jalan Sersan Aswan Margahayu, Bekasi Timur (gedung milik Direktorat Jenderal Pajak).

Pada bulan Mei 2002 KPP Bekasi dipecah menjadi dua yaitu KPP Bekasi dan KPP Cikarang. Dimana wilayah kerja KPP Bekasi meliputi wilayah Kota Bekasi sedangkan wilayah kerja KPP Cikarang meliputi Kabupaten Bekasi.

(6)

Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 09 Agustus 2007 berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Utara.

C. Tugas dan fungsi KPP PRATAMA BEKASI UTARA.

Dalam menjalankan tugasnya tersebut KPP Pratama Bekasi Utara tetap berpijak pada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta aturan-aturan lain yang ditetapkan, baik oleh Kanwil maupun Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak.

Berdasarkan Pasal 30 Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KEP-443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pajak, ditegaskan bahwa Kantor Pelayanan Pajak mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pengawasan administrative, dan pemeriksaan sederhana terhadap Wajib Pajak dibidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sedangkan dalam Pasal 31 Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KEP-443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 dinyatakan bahwa Kantor Pelayanan Pajak mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, pengamatan potensi

perpajakan dan ekstensifikasi Wajib Pajak;

2. Penelitian dan penatausahaan Surat Pemberitahuan Tahunan, Surat Pemberitahuan Masa,

serta berkas Wajib Pajak;

3. Pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan

atas Barang Mewah dan Pajak Tidak Langsung Lainnya;

4. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan, penatausahaan

banding, dan penyelesaian restitusi Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Tidak Langsung Lainnya;

5. Pemeriksaan sederhana dan penetapan sanksi perpajakan;

6. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak;

(7)

8. Pengurangan sanksi pajak;

9. Penyuluhan dan konsultasi perpajakan;

10. Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak.

D. Wilayah kerja KPP PRATAMA BEKASI UTARA

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Utara merupakan salah satu Instansi Vertikal di bawah Direktorat Jenderal Pajak yang mengemban tugas untuk menghimpun penerimaan Negara dari sektor perpajakan di daerah Kotamadya Bekasi. Wilayah kerja KPP Pratama Bekasi Utara meliputi 4 kecamatan dengan rincian sebagai berikut:

a. Kecamatan Bekasi Timur, terdiri dari 4 kelurahan, yaitu:

1. Kelurahan Bekasi Jaya

2. Kelurahan Margahayu

3. Kelurahan Duren Jaya

4. Kelurahan Aren Jaya

b. Kecamatan Bekasi Barat, terdiri dari 5 kelurahan, yaitu:

1. Kelurahan Bintara

2. Kelurahan Bintara Jaya

3. Kelurahan Kranji

4. Kelurahan Kota Baru

5. Kelurahan Jaka Sampurna

c. Kecamatan Bekasi Utara, terdiri dari 6 Kelurahan, yaitu:

(8)

2. Kelurahan Harapan Baru Nomor KEP-112/PJ./2007 tanggal 9 Agustus 2007 terdiri dari satu orang Kepala Kantor, satu orang Kepala Sub Bagian Umum, Sembilan Kepala Seksi dan tiga kelompok tenaga fungsional.

Adapun susunan pejabat pada KPP Pratama Bekasi Utara adalah sebagai berikut:

(9)

9. 10. 11.

Hastari Wilujeng Taufiq Seno Anggoro Agustina Sukma

: : :

Kepala Seksi Waskon II Kepala Seksi Waskon III Kepala Seksi Waskon IV

F. Visi dan Misi KPP PRATAMA BEKASI UTARA

Visi : “Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem adminitrasi perpajakan modern yang efektif, efesien dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.”

MISI :

Misi fiskal : “Menghimpun penerimaan dalam negeri dalam sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembangunan pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efesiensi yang tinggi.”

Misi ekonomi : “Mendukung kebijaksnaan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan kebijaksanaan yang minimizing distorsion.”

Misi politik : “Mendukung proses demokratisasi bangsa.”

Misi kelembagaan : “Senantiasa memperbaharui diri selaras dengan aspirasi masyarakat dan teknokrasi perpajakan setra adminitrasi perpajakan mutakhir.

BAB III

TINJAUAN KHUSUS

A. Tugas masing-masing seksi KPP PRATAMA BEKASI UTARA.

1. Sub bagian umum :

a. Mengadminitrasikan surat masuk dari pengiriman pos

b. Membuat laporan bulanan ketertiban pegawai

c. Membuat kenaikan gaji berkala pegawai

(10)

e. Menyediakan ATK (Alat Tulis Kantor)

f. Melakukan penginventaris kantor

g. Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh kantor

h. Pembuatan SABMN

i. Pembuatan daftar gaji pegawai

j. Bertanggung jawab terhadap keuangan kantor

2. Seksi pemeriksaan :

a. Adminitrasi LP2 & SP3

b. Laporan kinerja fungsional

c. Penelitian restitusi WP patuh dan membuat laporan penelitian

d. Membuat KPI

e. Pembuatan daftar nominatif

f. Klarifikasi WP

g. Penatausahaan klarifikasi dari fungsional pemeriksa

h. Perekaman jawaban klarifikasi bermasalah.

3. Seksi penagihan :

a. Menjawab konfirmasi data utang pajak

b. Membuat surat teguran, surat paksa, surat perintah melaksanakan penyitaan

c. Membuat laporan pencairan tunggakan pajak

d. Membuat laporan 100 WP penunggak pajak terbesar

(11)

f. Pelaksanaan lelang

g. Membuat laporan juru sita pajak

4. Seksi pelayanan :

a. Penerbiatan NPWP dan surat keterangan terdaftar

b. Bertanggung jawab atas tempat pelayanan terpadu

c. Menjawab klarifikasi pajak masukan dan pajak keluaran

d. Pemantauan Surat Pemberitahuan (SPT)

e. Mencetak Nothit, SPMKP dan Surat Ketetapan Pajak

f. Pengarsipan berkas wajib pajak

g. Penerbitan Surat Teguran

5. Seksi pengolahan data dan informasi :

a. Bertanggung jawab terhadap jaringan dn server computer

b. Perekaman SPT masa dan SPT tahunan

c. Perekaman alat keterangan

d. Pembuatan laporan penerimaan pajak

e. Membuat laporan penerimaan PPh non migas dalam mata uang Dollar Amerika

f. Pelaksanaan pelatihan e-SPT PPh masuk

6. Seksi ekstensifikasi :

a. Melaksanakan pembuktian alamat wajib pajak baru

(12)

7. Seksi pengawasan dan konsultasi :

a. Mengawasi kepatuhan perpajakan wajib pajak

b. Memberikan konsultasi kepada wajib pajak

c. Membuat company profile wajib pajak

8. Fungsional :

a. Melaksanakan pemeriksaan pajak atas wajib pajak terdaftar

B. Daftar kerja seksi penagihan KPP PRATAMA BEKASI UTARA

1. Penatausahaan surat-surat lain untuk seksi Penagihan

Cara kerjanya :

 Kasi penagihan menerima surat yang sudah didisposisi oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak,

meneliti dan memberi disposisi serta meneruskannya kepada pelaksana.

 Pelaksanaan mengagendakan surat tersebut, membuat konsep Surat Jawaban, atau merekam,

atau menindaklanjuti dengan kegiatan lainnya sesuai disposisi dan menyampaikan kepada Kepala Seksi Penagihan.

 Kepala Seksi Penagihan meneliti, memaraf konsep Surat Jawaban dan menyampaikan kepada

Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

 Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti dan menandatangani Surat Jawaban kemudian

meneruskan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk menindaklanjuti.

 Kepala Seksi Penagihan menugaskan pelaksana untuk penomoran dan mengirimkan Surat

Jawaban melalui Subbagian Umum.

 Pelaksana memberi nomer dan mengirimkan Surat Jawaban melalui Subbagian Umum.

(13)

 Kasi Penagihan memerintahkan pelaksana Seksi Penagihan agar membuat laporan bulanan,

triwulanan ataupun laporan insidentil apabila diminta kanwil DJP.

 Pelaksana Seksi Penagihan membuat laporan-laporan. Apabila laporan yang diminta berupa

laporan yang sifatnya insidentil, maka format laporan disesuaikan dengan surat permintaan laporan tersebut, apabila laporan berupa laporan rutin, maka bentuk laporan mengacu pada surat Direktur Pemeriksaan, Penyelidikan dan Penagihan Pajak No. S-67/PJ.75/2005 tanggal 1 Maret 2005 tentang penyampaian laporan penagihan.

 Kepala Seksi Penagihan akan meneliti laporan, apabila laporan disetujui kemudian memberi

paraf, dan menyerahkannya ke Kepala Kantor untuk ditandatangani. Apabila tidak setuju, maka laporan dikembalikan ke pelaksana untuk diperbaiki.

 Kepala Kantor menandatangani laporan beserta surat pengantarnya.

 Pelaksana Seksi Penagihan akan mengirimkan laporan melalui Subbagian Umum dan

mengarsip salinannya.

3. Penatausahaan surat keputusan keberatan/banding/pengurangan atau pembatalan ketetapan

pajak dan surat keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi adminitrasi.

 Pelaksana menerima, meneliti dan menandatangani daftar pengantar surat keputusan

pembetulan, surat pelaksanaan keputusan keberatan/putusan banding beserta keputusannya, surat pelaksanaan keputusan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak dan surat keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi adminitrasi beserta keputusannya dari Seksi Pelayanan.

 Pelaksana mencatat dalam buku masuk surat dan meneruskannya kepada Kepala Seksi

Penagihan untuk mendapatkan disposisi.

 Pelaksana mentatausahakan daftar pengantar dalam berkas daftar pengantar.

 Pelaksana melakukan aplikasi adminitrasi pada SI DJP menu pelunasan tunggakan untuk

keputusan yang diterima seluruhnya atau sebagian.

 Pelaksana mengisi kartu tunggakan untuk keputusan yang diterima seluruhnya/sebagian atau

(14)

 Pelaksana mentatausahakan surat keputusan pembetulan, surat keputusan keberatan/putusan

banding, surat keputusan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak dan surat keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi adminitrasi, dengan menempelkan pada surat ketetapan pajak yang bersangkutan.

4. Penatausahaan SKP/STP/SSP/STTS/PBk

Cara kerjanya :

 Pelaksana menerima, meneliti dan menandatangani daftar pengantar SKP/STP/STB beserta

ketetapannya dari Seksi Pelayanan.

 Pelaksana menerima, meneliti dan menandatangani daftar pengantar surat setoran pembayaran

pajak (SSP) lembar ke-2 dan STTS dari Seksi Pengolahan Data Informsai.

 Pelaksana menerima, meneliti dan menandatangani daftar pengantar surat setoran pembayaran

pajak (SSP) lembar ke-3 dari Seksi Pengolahan Data Informasi.

 Pelaksana menerima, meneliti dan menandatangani daftar pengantar surat-surat bukti Pbk dari

Seksi Pelayanan.

 Pelaksana mentatausahakan daftar pengantar dalam berkas daftar pengantar.

 Pelaksana mentatausahakan surat ketetapan pajak/STP/STB dalam berkas penagihan

berdasarkan jenis pajak, per tahun pajak per tahun terbit.

 Mencatat pada kartu penagihan baik SKP/STP maupun bukti pelunasannya (SSP).

 Pelaksana mentatausahakan surat setoran pembayaran pajak (SSP/STTS) dalam berkas

penagihan wajib pajak dengan menempelkan pada surat ketetapan pajak/STP/STB yang bersangkutan pada berkas penagihan (ordner).

5. Penerbitan surat permintaan pemblokiran rekening wajib pajak kepada pimpinan bank.

Cara kerjanya :

 Jurusita pajak negara memeriksa kelengkapan dokumen penagihan pajak berupa Surat

(15)

Tagihan Pajak/SK. Keberatan SK. Putusan pelaksanaan banding, Surat Teguranmdan Surat Paksa dan membuat salinannya serta dilegalisir oleh Kepala Seksi Penagihan.

 Jurusita pajak negara membuat dan mencetak permohonan pemblokiran harta kekayaan wain

pajak/penanggung pajak yang tersimpan pada bank.

 Kepala Seksi Penagihan memeriksa dan menyetujui surat permohonan pemblokiran harta

kekayaan wajib pajak/penanggung pajak yang tersimpan pada bak

 Surat permohonan pemblokiran harta kekayaan wajib pajak/penanggung pajak yang tersimpan

pada bank dikirim ke Kepala Kantor untuk ditandatangani.

 Proses selesai, surat permohonan pemblokiran harta kekayaan wajib pajak/penanggung pajak

yang tersimpan pada bank disampaikan kepada pimpinan bank disertai dengan salinan SKPKB/STP/SK.Keb/SK. Banding, Surat Teguran, Surat Paksa yang dilegalisir dan Asli Surat Perintah melakukan Penyitaan.

6. Pembuatan usulan pencegahan dan penyanderaan terhadap wajib pajak tertentu.

Cara kerjanya :

 Jurusita pajak negara memeriksa kelengkapan dokumen penagihan pajak berupa Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar/Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan/Surat Tagihan Pajak/SK. Keberatan/SK. Putusan pelaksanaan Banding, Surat Teguran dan Surat Paksa dan membuat salinannya serta dilegalisir oleh Kepala Seksi Penagihan.

 Jurusita pajak negara juga memeriksa kelengkapan dokumen dari identitas penanggung pajak/

Wajib Pajak diantaranya Kartu Tanda Penduduk, Paspor, serta kartu identitas lainnya yang dimiliki oleh penanggung pajak/ wajib pajak. Selain itu jurusita pajak negara juga membuat uraian tentang adanya petunjuk bahwa penanggung pajak diragukan itikad baiknyadalam pelunasan utang pajak.

 Jurusita pajak negara membuat dan mencetak surat usulan pencegahan dan penyanderaan

terhadap wajib pajak tertentu.

 Kepala Seksi Penagihan memeriksa dan menyutujui surat usulan pencegahan dan

(16)

 Surat usulan pencegahan dan penyanderaan terhadap wajib pajak tertentu dikirim ke Kepala

Kantor untuk ditandatangani.

 Surat usulan pencegahan dan penyanderaan terhadap wajib pajak tertentu disampaikan kepada

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan Ditjen Pajak.

7. Penghapusan piutang pajak.

Cara kerjanya :

 Membuat daftar piutang pajak yang diperkirakan tidak dapat/tidak mungkin di tagih lagi.

 Mengecek daftar piutang pajak yang diperkirakan tidak dapat/tidak mungkin ditagih lagi dan

menyampaikan kepada kepala kantor untuk mendapatkan persetujuan melalui Kepala Seksi Penagihan.

 Meneliti ketikan daftar piutang pajak yang diperkirakan tidak dapat/tidak dapat ditagih lagi

dan meneruskan kepada kepala kantor pelayanan untuk ditanda tangani melalui Kepala Seksi Penagihan.

 Menyampaikan daftar piutang pajak yang diperkirakan tidak dapat/tidak mungkin ditagih lagi

kepada jurusita untuk piutang pajak yang perlu dilakukan penelitian setempat dan penelitian admninitrasi.

 Membuat kutipan buku register usulan penghapusan piutang pajak beserta konsep pengantar

untuk dikirim ke Kantor Wilayah.

 Membuat daftar usulan penghapusan piutng pajak berdasarkan petikan buku register yang

sudah diteliti Kantor Wilayah DJP dalam rangkap 6 (2 dengan logo, 4 tanpa logo).

 Menerima,mengecek daftar usulan penghapusan piutang pajak dan menyampaikan kepada

kantor pelayanan untuk disetujui melalui Kasi Penagihan dan mengirimkankepada Kepala Kanwil DJP melalui Subbagian Umum.

 Mencatat salinan surat Keputusan Menteri Keuangan tentang penghapusan piutang pajak ke

(17)

 Meneliti surat keputusan menteri keuangan tentang penghapusan piutang pajak sebelum

dilakukan aplikasi adminitrasi di SI DJP dengan daftar usulan yang telah dilakukan sebelumnya untuk tahun tersebut.

 Melakukan aplikasi di SI DJP terhadap ketetapan yang terdapat di Surat Keputusan Menteri

Keuangan tersebut, sehinggu atas tunggakan tersebut terlunaskan.

 Membuat petikan salinan surat keputusan menteri keuangan tersebut dan menyampaikan

kepada Kepala Kantor untuk disetujui melalui Kepala Seksi Penagihan.

 Membuat daftar pengantar keputusan penghapusandan disampaikan kepada kepala seksi untuk

ditanda tangani.

 Mencatat daftar pengantar pengahapusan piutang pajak beserta petikan surat keputusan

Menteri Keuangan dan mengirimkan ke Seksi Pengawasan dan Konsultasi dengan buku ekspedisi untuk diteruskan kepada AR yang bersangkutan.

 Mentatausahakan petikan salinan keputusan Menteri Keuangan tersebut sebagai arsip.

8. Menerbitkan surat teguran penagihan

Cara bekerjanya :

 Sistem secara otomatis membangkitkan masalah teguran atas keterlambatan pembayaran

tunggakan pajak.

 Sistem secara otomatis membangkitkan produk hukum teguran untuk kasus yang dipilih.

 Pelaksana Seksi Penagihan melakukan pencetakan Surat Teguran Penagihan.

 Surat Teguran Penagihan dikirim ke Kepala Kantor unutk ditanda tangani.

 Proses selesai, Surat Teguuran dikirim oleh Subbagian Umum kepada Wajib Pajak.

9. Menerbitkan surat perintah melakukan penyitaan

Cara kerjanya :

(18)

 Kepala Seksi Penagihan memberikan persetujuan terhadap SPMP yang akan diterbitkan.

 Dalam hal Kepala Seksi Pengihan tidak menyetujui penerbitan SPMP, juru sita merekam data

bahwa SPMP tidak jadi di terbitkan dan kasus ditutup.

 Kepala Kantor memberikan persetujuan atas SPMP yang akan diterbitkan.

 Dalam hal Kepala Kantor tidak menyetujui penerbitan SPMP, juru sita merekam data bahwa

SPMP tidak jadi diterbitkan dan kasus ditutup.

 Juru sita mencetak SPMP yang sudah disetujui dan mencetak formulir berita acara

pelaksanaan sita.

 SPMP yang sudah dicetak dikirim kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak untuk

ditandatangani.

 Setelah melakukan penyitaan, juru sita merekam berita acara pelaksanaan sita, proses selesai.

10. Pelaksanaan lelang

Cara kerjanya :

 Juru sita pajak menginventarisasi penunggakan pajak yang akan dilelang, meneliti dengan

melihat data tunggakan beserta pelunasan (SSP/STTS/bukti Pbk) atau pengurangan (keputusan pembetulan/keputusan keberatan/putusan banding/keputusan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak/keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi admintrasi), membuat konsep Surat Permohonan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan.

 Kepala Seksi Penagihan meneliti, menyetujui dan memaraf konsep Surat Permohonan Jadwal

Waktu dan Tempat Pelelangan, serta menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

 Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti, menyetujui dan menandatangani Surat Permohonan

Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan dan meneruskan kepada Kepala Seksi Penagihan.

 Kepala Seksi Penagihan menerima Permohonan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan yang

(19)

 Juru sita pajak menyampaikan Surat Permohonan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan

beserta kelengkapannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara.

 Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara membuat Surat Penetapan Hari dan Tanggal

Lelang dan mengirimkannya ke Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

 Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneruskan Surat Penetapan Hari dan Tanggal Lelang kepada

Kepala Seksi Penagihan.

 Juru sita pajak membuat konsep Pengumuman Lelang dengan tanggal/hari 14 (empat belas)

hari sebelum tanggal/hari berdasarkan Surat Penetapan Hari dan Tanggal Lelang dari Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara, dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan.

 Kepala Seksi Penagihanmeneliti, menyetujui dan memaraf konsep Pengumuman Lelang, serta

menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

 Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti, menyetujui dan menandatangani Pengumuman

Lelang dan meneruskan kepada Kepala Seksi Penagihan.

 Kepala Seksi Penagihan menerima Pengumuman Lelang yang telah ditandatangani Kepala

Kantor Pelayanan Pajak dan meneruskannya kepada Juru sita pajak.

 Juru sita pajak mengirimkan Pengumuman Lelang ke penerbit Surat Kabar Harian untuk

diiklankan atau ditempel di papan pengumuman kantor dalam hal Pengumuman Lelang terhadap barang dengan nilai paling banyak Rp20.000.000,00 (dua puluh juta rupiah). Pengumuman Lelang untuk barang bergerak dilakukan 1 (satu) kali dan untuk barang tidak bergerak dilakukan 2 (dua) kali.

 Juru sita pajak membuat konsep Surat Kesempatan Terakhir sebelum tanggal/hari Pelaksanaan

Lelang dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan.

 Kepala Seksi Penagihan meneliti, menyetujui dam memaraf konsep Surat Kesempatan

Terakhir, serta menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

 Kepala Kantor Pelayanan pajak meneliti, menyetujui dam menandatangani Surat Kesempatan

(20)

 Kepala Seksi Penagihan menerima Surat Kesempatan Terakhir yang telah ditandatangani

Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan meneruskannya kepada Juru sita pajak.

 Juru sita pajak mengirimkan Surat Kesempatan Terakhir kepada Penanggung Pajak.

 Pelaksanaan Lelang dipimpin oleh Pejabat Lelang dengan didampingi oleh Kepala Kantor

Pelayanan Pajak atau Kepala Seksi Penagihan sebagai Penjual Barang Sitaan.

 Hasil Lelang dipergunakan terlebih dahulu untuk membayar biaya penagihan pajak yang

belum dibayar dan sisanya untuk membayar utang pajak.

 Kepala Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara membuat Risalah Lelang dan

mengirimnya ke Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

 Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneruskan Risalah Lelang kepada Kepala Seksi Penagihan.

 Juru sita pajak mentatausahakan Risalah Lelang ke dalam berkas penagihan Wajib Pajak.

BAB IV

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Dari hasil pengamatan pada saat melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sbb:

 Melalui Pendidikan Sistem Ganda (PSG), sekolah dapat mempersiapkan siswa/siswi sebagai

tenaga kerja professional yang kreatif, disiplin, serta memiliki etos kerja yang tinggi.

 Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dapat merubah keterampilan penunjang yang dibutuhkan

oleh dunia kerja

 Dan memberikan pengalaman dan mempersiapkan siswa-siswi akan dunia kerja yang

sesungguhnya

 Dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda (PSG) penulis dapat mempraktekan secara

langsung apa yang penulis dapat di sekolah.

B.

Saran

(21)

1. Saran untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara :

 Seluruh karyawan dapat meningkatkan kedisiplinan dalam kerja, dengan tercapainya

tujuan bersama

 Seluruh karyawan dapat lebih akrab dengan para siswa PSG

 Semoga Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara dapat menerima kembali

siswa-siswi dari SMK NEGERI 2 CIKARANG BARAT 2. Saran untuk SMK NEGERI 2 CIKARANG BARAT

 Pihak sekolah diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan yang ckup sebelum para

siswa-siswi melakukan PSG

 Meningkatkan pelajaran dalam berbahasa inggris

 Memproitaskan pembelajaran pengoprasian komputer bagi siswa-siswi

 Sekolah diharapkan lebih selektif dalam memilih perusahaaan/kantor yang akan di

tempatkan peserta didik (sesuai dengan jurusannya) agar apa yang peserta didik dapat di sekolah bisa lebih efektif

 Pembagian tempat untuk melaksanakan PSG diharapkan bisa lebih merata dan serentak,

terjangkau dari tempat tinggal para siswa.

LAMPIRAN

JURNAL KEGIATAN PRAKERIN

DI KANTOR WILAYAH DJP JAWA BARAT II

Periode 01 Juli – 30 September 2013

HARI/TANGGAL URAIAN KEGIATAN WAKTU

Rabu, 03-07-2013 Merapikan surat berdasarkan urutan tanggal surat Mencatat surat masuk/keluar

(22)

Mengarsip surat

Kamis, 04-07-2013 Merapikan surat berdasarkan urutan tanggal surat Mencatat surat masuk/keluar

Mengarsip surat

07.30 16.00

Jum’at, 05-07-2013 Mengecek surat-surat permintaan data konfirmasi

tunggakan pajak untuk mendata ulang berdasarkan urutan tanggal

Selasa, 09-07-2013 Mentatausahakan berkas penagihan Mencatat surat masuk/keluar Mengarsip surat

07.30 16.00

Rabu, 10-07-2013 Mendistribusikan surat tagihan pajak ke divisi lain Mencatat surat masuk/keluar

Mengarsip surat

07.30 16.00

Kamis, 11-07-2013 Mentatausahakan berkas penagihan Mencatat surat masuk/keluar Mengarsip surat

Mendistribusikan surat konfirmasi tagihan pajak

ke divisi lain

07.30 16.00

Jum’at, 12-07-2013 Mentatausahakan berkas penagihan Mencatat surat masuk/keluar

Rabu, 17-07-2013 Mentatausahakan berkas penagihan Mendistribusikan surat

Senin, 22-07-2013 Mendistribusikan surat konfirmasi tunggakan

pajak ke divisi lain

Mengurutkan data STP sesuai NPWP

(23)

Mentatausahakan berkas penagihan

Rabu, 31-07-2013 Mentatausahakan berkas penagihan Memfotocopy data

(24)
(25)

Mengarsip surat

Rabu, 04-09-2013 Mentatausahakan berkas penagihan Mencatat surat masuk/keluar

Selasa, 10-09-2013 Mentatausahakan berkas penagihan Memfotocopy data

(26)

Jum’at, 20-09-2013 Mencatat surat masuk/keluar

Kamis, 26-09-2013 Mentatausahakan berkas penagihan Mencatat surat masuk/keluar

Jum’at, 27-09-2013 Mentatausahakan berkas penagihan Mengarsip surat

Mengefax surat

07.30 16.00

(27)

Tempat/Tgl. Lahir : Jenis Kelamin : Kelas : Program Keahlian : Sekolah : Agama : Alamat :

Nama Orang Tua Ayah : Ibu :

Pekerjaan Orang Tua :

Ibu : Alamat :

Tlp./HP :

Bekasi,30September 2013

NAMA LENGKAP

NIS :

Diposting 20th January 2014 oleh Indriyani Setiawan

0

Tambahkan komentar

Indriyani Setiawan

 Klasik

 Kartu Lipat

 Majalah

 Mozaik

 Bilah Sisi

(28)

 Kronologis

1.

JAN 29

surat lamaran kerja bahasa inggris

Buat kalian yg udah kelas tiga smk atau adik kelas yg akan naik ke kelas 3. Kalian pasti akan disuruh untuk membuat surat lamaran kerja berbahasa ingggris. Ini contoh surat lamaran kerja yg udah gue buat dalam waktu 2 jam di muali dari jam 9 malam sampe jam 11 malam haha kenapa 2 jam ? Karena sambil main hp hehe searching juga nyari referensi.

Indriyani Setiawan Jl.Cinta no 10, 14045

The factory manager Jl.Pahlawan no 5,

Serpong-BSD CITY 23 June 2015

Dear sir,

I have seen your advertisement in today's "poskota news" and i would like to apply for the post of the staff accounting in your company. I am in good health, willing to work, fast learning, and work well with others. Also, i have good ccommunication skill and speaking English fluently both oral and written. I recently graduated from vocational high school west cikarang, majoring in accounting. And i believe i would be useful for your company better. I hope you will consider my application and look forward to hearing from you.

Yours Faithfully

INDRIYANI SETIAWAN Indriyani Setiawan

Enc. Curriculum Vitae

Diposting 29th January 2015 oleh Indriyani Setiawan

0

Tambahkan komentar

2.

JAN 20

contoh cover laporan PKL/PRAKERIN

LAPORAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI

TAHUN PELAJARAN 2013/2014

DI

PT. LESTARINDO PERKASA

Jl. Jend.A.Yani No.05 Bekasi 17141

(29)

Di susun oleh : NICHO SAPUTRA

NIS

:

12121209

PROGRAM KEAHLIAN AKUNTANSI

DINAS PENDIDIKAN PEMERINTAH KABUPATEN BEKASI

SMK NEGRI 2 CIKARANG BARAT

Jl. Fatahillah No. 1A Cikarang Barat – Bekasi, kode pos 17550

Website: www.smkn2cikarangbarat.sch.id Email : Info@smkn2cikarangbarat.sch.id Diposting 20th January 2014 oleh Indriyani Setiawan

0

Tambahkan komentar

3.

JAN 20

CONTOH LAPORAN PKL/PRAKERIN

BAB I PENDAHULUAN

Praktek Kerja Industri (Prakerin) merupakan suatu sarana bagi siswa/siswi khususnya Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) yang telah dibekali dengan penguasaan keahlian yang diperolah melalui

pembelajaran Basic Training untuk mengembangkan kreativitas dan kemandirian dalam praktek kerja

lapangan, sehingga terciptanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja

yang terarah untuk mencapai tingkat keahlian professional pada bidang tertentu yang berkompeten dan

berkualitas dalam dunia industry/dunia usaha.

A. Latar Belakang

Tujuan pendidikan sekolah menengah kejuruan (SMK) sebagaimana tercantum dalam undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang System Pendidikan Nasional (Penjelasan Pasal 15), dijelaskan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Dengan demikian tamatan yang dihasilkan harus memiliki kompetensi (kemampuan) sesuai dengan kebutuhan / permintaan masyarakat dan dunia kerja.

(30)

B. Pengertian Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)

Praktik Kerja Industri (PRAKERIN) adalah pelaksanaan pendidikan yang melibatkan dunia usaha / dunia industri (DU/DI) serta asosiasi profesi mulai dari proses penerimaan siswa, proses pendidikan dan latihan (diklat), pengujian dan sertifikasi dilaksanakan sejalan dengan apa yang telah dilaksanakan di dunia usaha / dunia industri.

C. Tujuan Pelaksanaan Praktek Kerja Industri

1. Tujuan umum

a. Untuk membekali peserta prakerin mengembangkan kepribadian, potensi akademik, dan

dasar-dasar keahlian yang kuat dan benar melalui pembelajaran program normatif, adaptif dan produktif

b. Menghasilkan tenaga kerja yang memilik keahlian professional yaitu tenaga kerja yang

memiliki tingkat pengetahuan dan keterampilan

c. Meningkatkan efiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas

d. Membiasakan siswa dengan membekali pengalaman yang ada di luar sekolah.

2. Tujuan khusus

a. Untuk memperkenalkan siswa pada dunia usaha

b. Menumbuhkan dan meningkatkan sikap profosional yang di perlukan siswa untuk memasuki

dunia usaha

c. Meningkatkan daya kreasi dan produktifitas terhadap siswa sebagai persiapan dalam

menghadapi atau memasuki dunia usaha yag sesungguhnya.

d. Meluaskan wawasan dan pandangan siswa terhadap jenis-jenis pekerjaan pada tempat

dimana siswa melaksanakan Praktek Kerja industri ( PRAKERIN )

D. Karekteristik Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)

Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Standar profesi

2. Standar pendidikan dan pelatihan

3. Pengujian dan sertifikasi

4. Kerjasama dengan dunia usaha/industri

(31)

6. Nilai tambah

7. Insentif

8. Kelembagaan

E. Metode Pengumpulan Data

1. Metode wawancara adalah metode yang dilakukan penulis berupa Tanya Jawab yang

dilakukan penulis kepada pembimbing di perusahaan.

2. Metode Observasi adalah metode yang berupa pengamatan langsung yang dilakukan penulis

menggunakan beberapa buku sebagai referensi karya tulisnya.

3. Diskusi adalah kegiatan untuk mencari/mendapatkan data dengan semua pihak yang terkait.

F. Tujuan penulisan laporan PRAKERIN

Peserta didik yang telah melaksanakan Praktek Kerja Industri di sebuah perusahaan dalam waktu tertentu yang telah disepakati bersama oleh kedua belah pihak. Maka langkah akhir dari kegiatan tersebut adalah pembuatan laporan secara tertulis. Laporan itu berfungsi sebagai pertanggungjawaban siswa terhadap sekolah dan perusahaan tempat pelaksanaan Praktek Kerja Industri. Selain pertanggungjawaban, fungsi lain dari laporan ini adalah sebagai bahan evaluasi bagi peserta didik tentang kegiatan yang ia lakukan selama masa praktik dan sebagai pedoman untuk sebuah keberhasilan dimasa yang akan datang.

G. Visi dan Misi Sekolah Menengah Kejuruan

Visi Sekolah Menengah Kejuruan adalah :

“ Mampu menghasilkan tamatan yang menjadi faktor keunggulan jika kelak mereka bekerja di dalam dunia kerja “.

Misi Sekolah Menengah Kejuruan adalah :

1. Sekolah mampu memberi bekal kepada tamatannya agar mereka mempunyai bekal keahlian.

2. Sekolah harus mampu merubah status anak dari status beban menjadi asset (Berpenghasilan

dan Produktif).

(32)

Pendidikan Sistem Ganda yang menjadikan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan SMK memiliki landasan hukum yang kuat berbagai peraturan perundangan dan kebijaksanaan telah memberikan landasan terlaksananya Pendidikan Sistem Ganda.

UU No.2/1998 tentang system Pendidikan Nasional :

1. BAB IV pasal 10 ayat 1;

“Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur yaitu jalur pendidikan dan jalur luar sekolah.”

2. BAB VII pasal 33;

“Pengadaan dan pendayagunaan sumber daya pendidikan dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, atau keluarga peserta.

3. BAB VIII pasal 47 ayat 1;

“Masyarakat sebagai mitra pemerintah yang seluas-luasnya untuk berperan serta dalam penyelenggaraan nasional.”

4. BAB XI pasal 29 ayat 2;

“Penyelenggaraan Sekolah Menengah dapat bekerja sama dengan masyarakat terutama dunia usaha dan para dermawan untuk memperoleh sumber daya dalam rangka menunjang penyelenggaraan dan pengembangan pendidikan.”

5. BAB XIII pasal 32 ayat 2;

“Pada sekolah menengah dapat dilakukan uji coba gagasan baru yang diperlukan dalam rangka pengembangan pendidikan menengah.”

6. Peraturan Pemerintah No.39/1992 tentang Peranan masyarakat dalam pendidikan Nasional.

7. BAB III pasal 4 ayat 8;

“Peranan serta Masyarakat dapat berbentuk pemberian kesempatan magang atau latihan kerja.”

I. Lokasi & Waktu

(33)

Tempat : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara

BAB II TINJAUAM UMUM

A. Latar Belakang

Seperti kita ketahui bahwa pemerintag menjadikan peneriman pajak menjadi sektor

utama dalam penerimaan APBN, dimana hal ini terjadi karena negara kita tidak lagi mengandalkan pendapatan dari migas dan utang dari luar negeri sehingga tujuan pemerintah untuk menjadikan bangsa ini bangsa yang mandiri dalam pemiayaan dan pembangunan dalam negeri bisa tercapai. Oleh sebab itu tuntutan kerja yang dihadapi oleh Diretkorat Jendral Pajak tentunya juga semakin besar. Dengan demikian DJP harus merealisasikan tugas yang diamanatkan tersebut sehingga DJP dituntut semakin aktif dalam mencari solusi-solusi dalam pemenuhan target penerimaan dengan cara menggali segala potensi-potensi perpajakan yang ad di deluruh negara ini yang tentunya berdasarkan kepada UU perpajakan yang berlaku.

Untuk memberikan keamanan kenyamanan dalam hal pemungutan pajak,DJP memberikan wewenang kepada wajib pajak untuk menghitung dan memperhitungkan, menyetor dan melaporkan kewajiban perpajakannya. Sistem seperti ini kita kenal dengan SELF ASSESMENT SYSTEM. Aiba dianutnya sistem ini DJP tentunya mengalami risiko dari kecurangan-kecurangan dalm hal pemungutan pajak yang dapt berasal dari dalam ( pegawai DJP ) maupun dari luar ( Wajib Pajak), sehingga DJP harus memiliki prinsip kehati-hatian dalam melaksankan tugasnya serta dapat terus meningkatkan kesadaran semua kalangan mengenai pentingnya pajak bagi negara sebagai alat untuk membiayai pembangunan saranan dan prasarana yang dibutuhkan

B. Sejarah KPP PRATAMA BEKASI UTARA

(34)

Pada bulan Mei 2002 KPP Bekasi dipecah menjadi dua yaitu KPP Bekasi dan KPP Cikarang. Dimana wilayah kerja KPP Bekasi meliputi wilayah Kota Bekasi sedangkan wilayah kerja KPP Cikarang meliputi Kabupaten Bekasi.

KPP Bekasi melalui Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor 238/KMK.01/2006 tanggal 09 Mei 2006 dilakukan perubahan struktur organisasi yang menggunakan system administrasi perpajakan modern, dan mulai Agustus 2007 sesuai dengan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ/2007 tanggal 09 Agustus 2007 berubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Utara.

C. Tugas dan fungsi KPP PRATAMA BEKASI UTARA.

Dalam menjalankan tugasnya tersebut KPP Pratama Bekasi Utara tetap berpijak pada peraturan perundang-undangan yang berlaku serta aturan-aturan lain yang ditetapkan, baik oleh Kanwil maupun Kantor Pusat Direktorat Jenderal Pajak.

Berdasarkan Pasal 30 Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KEP-443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi dan Tata Kerja Direktorat Jenderal Pajak, ditegaskan bahwa Kantor Pelayanan Pajak mempunyai tugas melaksanakan pelayanan, pengawasan administrative, dan pemeriksaan sederhana terhadap Wajib Pajak dibidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Tidak Langsung Lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Sedangkan dalam Pasal 31 Keputusan Menteri Keuangan RI Nomor KEP-443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 dinyatakan bahwa Kantor Pelayanan Pajak mempunyai fungsi sebagai berikut:

1. Pengumpulan dan pengolahan data, penyajian informasi perpajakan, pengamatan potensi

perpajakan dan ekstensifikasi Wajib Pajak;

2. Penelitian dan penatausahaan Surat Pemberitahuan Tahunan, Surat Pemberitahuan Masa,

serta berkas Wajib Pajak;

3. Pengawasan pembayaran masa Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan

(35)

4. Penatausahaan piutang pajak, penerimaan, penagihan, penyelesaian keberatan, penatausahaan

banding, dan penyelesaian restitusi Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak Penjualan atas Barang Mewah dan Pajak Tidak Langsung Lainnya;

5. Pemeriksaan sederhana dan penetapan sanksi perpajakan;

6. Penerbitan Surat Ketetapan Pajak;

7. Pembetulan Surat Ketetapan Pajak;

8. Pengurangan sanksi pajak;

9. Penyuluhan dan konsultasi perpajakan;

10. Pelaksanaan administrasi Kantor Pelayanan Pajak.

D. Wilayah kerja KPP PRATAMA BEKASI UTARA

Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bekasi Utara merupakan salah satu Instansi Vertikal di bawah Direktorat Jenderal Pajak yang mengemban tugas untuk menghimpun penerimaan Negara dari sektor perpajakan di daerah Kotamadya Bekasi. Wilayah kerja KPP Pratama Bekasi Utara meliputi 4 kecamatan dengan rincian sebagai berikut:

a. Kecamatan Bekasi Timur, terdiri dari 4 kelurahan, yaitu:

1. Kelurahan Bekasi Jaya

2. Kelurahan Margahayu

3. Kelurahan Duren Jaya

4. Kelurahan Aren Jaya

b. Kecamatan Bekasi Barat, terdiri dari 5 kelurahan, yaitu:

1. Kelurahan Bintara

2. Kelurahan Bintara Jaya

(36)

4. Kelurahan Kota Baru

5. Kelurahan Jaka Sampurna

c. Kecamatan Bekasi Utara, terdiri dari 6 Kelurahan, yaitu:

1. Kelurahan Perwira

2. Kelurahan Harapan Baru

3. Kelurahan Teluk Pucung

4. Kelurahan Marga Mulya

5. Kelurahan Harapan Jaya

6. Kelurahn Kaliabang Tengah

d. Kecamatan Medan Satria, terdiri dari 4 kelurahan, yaitu:

1. Kelurahan Medan Satria

2. Kelurahan Pejuang

3. Kelurahan Kalibaru

4. Kelurahan Harapan Mulya.

E. Susunan pejabat dan struktur organisasi KPP PRATAMA BEKASI UTARA

KPP Pratama Bekasi Utara dibentuk berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor KEP-112/PJ./2007 tanggal 9 Agustus 2007 terdiri dari satu orang Kepala Kantor, satu orang Kepala Sub Bagian Umum, Sembilan Kepala Seksi dan tiga kelompok tenaga fungsional.

(37)

1.

Visi : “Menjadi institusi pemerintah yang menyelenggarakan sistem adminitrasi perpajakan modern yang efektif, efesien dan dipercaya masyarakat dengan integritas dan profesionalisme yang tinggi.”

MISI :

Misi fiskal : “Menghimpun penerimaan dalam negeri dalam sektor pajak yang mampu menunjang kemandirian pembangunan pemerintah berdasarkan undang-undang perpajakan dengan tingkat efektifitas dan efesiensi yang tinggi.”

Misi ekonomi : “Mendukung kebijaksnaan pemerintah dalam mengatasi permasalahan ekonomi bangsa dengan kebijaksanaan yang minimizing distorsion.”

Misi politik : “Mendukung proses demokratisasi bangsa.”

Misi kelembagaan : “Senantiasa memperbaharui diri selaras dengan aspirasi masyarakat dan teknokrasi perpajakan setra adminitrasi perpajakan mutakhir.

BAB III

(38)

A. Tugas masing-masing seksi KPP PRATAMA BEKASI UTARA.

1. Sub bagian umum :

a. Mengadminitrasikan surat masuk dari pengiriman pos

b. Membuat laporan bulanan ketertiban pegawai

c. Membuat kenaikan gaji berkala pegawai

d. Membuat usul kenaikan pangkat

e. Menyediakan ATK (Alat Tulis Kantor)

f. Melakukan penginventaris kantor

g. Menyediakan sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh kantor

h. Pembuatan SABMN

i. Pembuatan daftar gaji pegawai

j. Bertanggung jawab terhadap keuangan kantor

2. Seksi pemeriksaan :

a. Adminitrasi LP2 & SP3

b. Laporan kinerja fungsional

c. Penelitian restitusi WP patuh dan membuat laporan penelitian

d. Membuat KPI

e. Pembuatan daftar nominatif

f. Klarifikasi WP

g. Penatausahaan klarifikasi dari fungsional pemeriksa

(39)

3. Seksi penagihan :

a. Menjawab konfirmasi data utang pajak

b. Membuat surat teguran, surat paksa, surat perintah melaksanakan penyitaan

c. Membuat laporan pencairan tunggakan pajak

d. Membuat laporan 100 WP penunggak pajak terbesar

e. Pelaksanaan surat paksa

f. Pelaksanaan lelang

g. Membuat laporan juru sita pajak

4. Seksi pelayanan :

a. Penerbiatan NPWP dan surat keterangan terdaftar

b. Bertanggung jawab atas tempat pelayanan terpadu

c. Menjawab klarifikasi pajak masukan dan pajak keluaran

d. Pemantauan Surat Pemberitahuan (SPT)

e. Mencetak Nothit, SPMKP dan Surat Ketetapan Pajak

f. Pengarsipan berkas wajib pajak

g. Penerbitan Surat Teguran

5. Seksi pengolahan data dan informasi :

a. Bertanggung jawab terhadap jaringan dn server computer

b. Perekaman SPT masa dan SPT tahunan

c. Perekaman alat keterangan

(40)

e. Membuat laporan penerimaan PPh non migas dalam mata uang Dollar Amerika

f. Pelaksanaan pelatihan e-SPT PPh masuk

6. Seksi ekstensifikasi :

a. Melaksanakan pembuktian alamat wajib pajak baru

b. Ekstensifikasi potensi perpajakan

7. Seksi pengawasan dan konsultasi :

a. Mengawasi kepatuhan perpajakan wajib pajak

b. Memberikan konsultasi kepada wajib pajak

c. Membuat company profile wajib pajak

8. Fungsional :

a. Melaksanakan pemeriksaan pajak atas wajib pajak terdaftar

B. Daftar kerja seksi penagihan KPP PRATAMA BEKASI UTARA

1. Penatausahaan surat-surat lain untuk seksi Penagihan

Cara kerjanya :

 Kasi penagihan menerima surat yang sudah didisposisi oleh Kepala Kantor Pelayanan Pajak,

meneliti dan memberi disposisi serta meneruskannya kepada pelaksana.

 Pelaksanaan mengagendakan surat tersebut, membuat konsep Surat Jawaban, atau merekam,

atau menindaklanjuti dengan kegiatan lainnya sesuai disposisi dan menyampaikan kepada Kepala Seksi Penagihan.

 Kepala Seksi Penagihan meneliti, memaraf konsep Surat Jawaban dan menyampaikan kepada

(41)

 Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti dan menandatangani Surat Jawaban kemudian

meneruskan kepada Kepala Seksi Penagihan untuk menindaklanjuti.

 Kepala Seksi Penagihan menugaskan pelaksana untuk penomoran dan mengirimkan Surat

Jawaban melalui Subbagian Umum.

 Pelaksana memberi nomer dan mengirimkan Surat Jawaban melalui Subbagian Umum.

2. Pembuatan Laporan Kantor Wilayah

 Kasi Penagihan memerintahkan pelaksana Seksi Penagihan agar membuat laporan bulanan,

triwulanan ataupun laporan insidentil apabila diminta kanwil DJP.

 Pelaksana Seksi Penagihan membuat laporan-laporan. Apabila laporan yang diminta berupa

laporan yang sifatnya insidentil, maka format laporan disesuaikan dengan surat permintaan laporan tersebut, apabila laporan berupa laporan rutin, maka bentuk laporan mengacu pada surat Direktur Pemeriksaan, Penyelidikan dan Penagihan Pajak No. S-67/PJ.75/2005 tanggal 1 Maret 2005 tentang penyampaian laporan penagihan.

 Kepala Seksi Penagihan akan meneliti laporan, apabila laporan disetujui kemudian memberi

paraf, dan menyerahkannya ke Kepala Kantor untuk ditandatangani. Apabila tidak setuju, maka laporan dikembalikan ke pelaksana untuk diperbaiki.

 Kepala Kantor menandatangani laporan beserta surat pengantarnya.

 Pelaksana Seksi Penagihan akan mengirimkan laporan melalui Subbagian Umum dan

mengarsip salinannya.

3. Penatausahaan surat keputusan keberatan/banding/pengurangan atau pembatalan ketetapan

pajak dan surat keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi adminitrasi.

 Pelaksana menerima, meneliti dan menandatangani daftar pengantar surat keputusan

(42)

 Pelaksana mencatat dalam buku masuk surat dan meneruskannya kepada Kepala Seksi

Penagihan untuk mendapatkan disposisi.

 Pelaksana mentatausahakan daftar pengantar dalam berkas daftar pengantar.

 Pelaksana melakukan aplikasi adminitrasi pada SI DJP menu pelunasan tunggakan untuk

keputusan yang diterima seluruhnya atau sebagian.

 Pelaksana mengisi kartu tunggakan untuk keputusan yang diterima seluruhnya/sebagian atau

keputusan yang menambah jumlah pajak terutang.

 Pelaksana mentatausahakan surat keputusan pembetulan, surat keputusan keberatan/putusan

banding, surat keputusan pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak dan surat keputusan pengurangan atau penghapusan sanksi adminitrasi, dengan menempelkan pada surat ketetapan pajak yang bersangkutan.

4. Penatausahaan SKP/STP/SSP/STTS/PBk

Cara kerjanya :

 Pelaksana menerima, meneliti dan menandatangani daftar pengantar SKP/STP/STB beserta

ketetapannya dari Seksi Pelayanan.

 Pelaksana menerima, meneliti dan menandatangani daftar pengantar surat setoran pembayaran

pajak (SSP) lembar ke-2 dan STTS dari Seksi Pengolahan Data Informsai.

 Pelaksana menerima, meneliti dan menandatangani daftar pengantar surat setoran pembayaran

pajak (SSP) lembar ke-3 dari Seksi Pengolahan Data Informasi.

 Pelaksana menerima, meneliti dan menandatangani daftar pengantar surat-surat bukti Pbk dari

Seksi Pelayanan.

 Pelaksana mentatausahakan daftar pengantar dalam berkas daftar pengantar.

 Pelaksana mentatausahakan surat ketetapan pajak/STP/STB dalam berkas penagihan

berdasarkan jenis pajak, per tahun pajak per tahun terbit.

(43)

 Pelaksana mentatausahakan surat setoran pembayaran pajak (SSP/STTS) dalam berkas

penagihan wajib pajak dengan menempelkan pada surat ketetapan pajak/STP/STB yang bersangkutan pada berkas penagihan (ordner).

5. Penerbitan surat permintaan pemblokiran rekening wajib pajak kepada pimpinan bank.

Cara kerjanya :

 Jurusita pajak negara memeriksa kelengkapan dokumen penagihan pajak berupa Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar/Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan/Surat Tagihan Pajak/SK. Keberatan SK. Putusan pelaksanaan banding, Surat Teguranmdan Surat Paksa dan membuat salinannya serta dilegalisir oleh Kepala Seksi Penagihan.

 Jurusita pajak negara membuat dan mencetak permohonan pemblokiran harta kekayaan wain

pajak/penanggung pajak yang tersimpan pada bank.

 Kepala Seksi Penagihan memeriksa dan menyetujui surat permohonan pemblokiran harta

kekayaan wajib pajak/penanggung pajak yang tersimpan pada bak

 Surat permohonan pemblokiran harta kekayaan wajib pajak/penanggung pajak yang tersimpan

pada bank dikirim ke Kepala Kantor untuk ditandatangani.

 Proses selesai, surat permohonan pemblokiran harta kekayaan wajib pajak/penanggung pajak

yang tersimpan pada bank disampaikan kepada pimpinan bank disertai dengan salinan SKPKB/STP/SK.Keb/SK. Banding, Surat Teguran, Surat Paksa yang dilegalisir dan Asli Surat Perintah melakukan Penyitaan.

6. Pembuatan usulan pencegahan dan penyanderaan terhadap wajib pajak tertentu.

Cara kerjanya :

 Jurusita pajak negara memeriksa kelengkapan dokumen penagihan pajak berupa Surat

Ketetapan Pajak Kurang Bayar/Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan/Surat Tagihan Pajak/SK. Keberatan/SK. Putusan pelaksanaan Banding, Surat Teguran dan Surat Paksa dan membuat salinannya serta dilegalisir oleh Kepala Seksi Penagihan.

 Jurusita pajak negara juga memeriksa kelengkapan dokumen dari identitas penanggung pajak/

(44)

dimiliki oleh penanggung pajak/ wajib pajak. Selain itu jurusita pajak negara juga membuat uraian tentang adanya petunjuk bahwa penanggung pajak diragukan itikad baiknyadalam pelunasan utang pajak.

 Jurusita pajak negara membuat dan mencetak surat usulan pencegahan dan penyanderaan

terhadap wajib pajak tertentu.

 Kepala Seksi Penagihan memeriksa dan menyutujui surat usulan pencegahan dan

penyanderaan terhadap wajib pajak tertentu.

 Surat usulan pencegahan dan penyanderaan terhadap wajib pajak tertentu dikirim ke Kepala

Kantor untuk ditandatangani.

 Surat usulan pencegahan dan penyanderaan terhadap wajib pajak tertentu disampaikan kepada

Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan Ditjen Pajak.

7. Penghapusan piutang pajak.

Cara kerjanya :

 Membuat daftar piutang pajak yang diperkirakan tidak dapat/tidak mungkin di tagih lagi.

 Mengecek daftar piutang pajak yang diperkirakan tidak dapat/tidak mungkin ditagih lagi dan

menyampaikan kepada kepala kantor untuk mendapatkan persetujuan melalui Kepala Seksi Penagihan.

 Meneliti ketikan daftar piutang pajak yang diperkirakan tidak dapat/tidak dapat ditagih lagi

dan meneruskan kepada kepala kantor pelayanan untuk ditanda tangani melalui Kepala Seksi Penagihan.

 Menyampaikan daftar piutang pajak yang diperkirakan tidak dapat/tidak mungkin ditagih lagi

kepada jurusita untuk piutang pajak yang perlu dilakukan penelitian setempat dan penelitian admninitrasi.

 Membuat kutipan buku register usulan penghapusan piutang pajak beserta konsep pengantar

(45)

 Membuat daftar usulan penghapusan piutng pajak berdasarkan petikan buku register yang

sudah diteliti Kantor Wilayah DJP dalam rangkap 6 (2 dengan logo, 4 tanpa logo).

 Menerima,mengecek daftar usulan penghapusan piutang pajak dan menyampaikan kepada

kantor pelayanan untuk disetujui melalui Kasi Penagihan dan mengirimkankepada Kepala Kanwil DJP melalui Subbagian Umum.

 Mencatat salinan surat Keputusan Menteri Keuangan tentang penghapusan piutang pajak ke

dalam buku agenda surat masuk dan diteruskan kepada Kepala Seksi untuk dilakukan disposisi.

 Meneliti surat keputusan menteri keuangan tentang penghapusan piutang pajak sebelum

dilakukan aplikasi adminitrasi di SI DJP dengan daftar usulan yang telah dilakukan sebelumnya untuk tahun tersebut.

 Melakukan aplikasi di SI DJP terhadap ketetapan yang terdapat di Surat Keputusan Menteri

Keuangan tersebut, sehinggu atas tunggakan tersebut terlunaskan.

 Membuat petikan salinan surat keputusan menteri keuangan tersebut dan menyampaikan

kepada Kepala Kantor untuk disetujui melalui Kepala Seksi Penagihan.

 Membuat daftar pengantar keputusan penghapusandan disampaikan kepada kepala seksi untuk

ditanda tangani.

 Mencatat daftar pengantar pengahapusan piutang pajak beserta petikan surat keputusan

Menteri Keuangan dan mengirimkan ke Seksi Pengawasan dan Konsultasi dengan buku ekspedisi untuk diteruskan kepada AR yang bersangkutan.

 Mentatausahakan petikan salinan keputusan Menteri Keuangan tersebut sebagai arsip.

8. Menerbitkan surat teguran penagihan

Cara bekerjanya :

 Sistem secara otomatis membangkitkan masalah teguran atas keterlambatan pembayaran

tunggakan pajak.

(46)

 Pelaksana Seksi Penagihan melakukan pencetakan Surat Teguran Penagihan.

 Surat Teguran Penagihan dikirim ke Kepala Kantor unutk ditanda tangani.

 Proses selesai, Surat Teguuran dikirim oleh Subbagian Umum kepada Wajib Pajak.

9. Menerbitkan surat perintah melakukan penyitaan

Cara kerjanya :

 Sistem secara otomatis membangkitkan SPMP yang akan diterbitkan.

 Kepala Seksi Penagihan memberikan persetujuan terhadap SPMP yang akan diterbitkan.

 Dalam hal Kepala Seksi Pengihan tidak menyetujui penerbitan SPMP, juru sita merekam data

bahwa SPMP tidak jadi di terbitkan dan kasus ditutup.

 Kepala Kantor memberikan persetujuan atas SPMP yang akan diterbitkan.

 Dalam hal Kepala Kantor tidak menyetujui penerbitan SPMP, juru sita merekam data bahwa

SPMP tidak jadi diterbitkan dan kasus ditutup.

 Juru sita mencetak SPMP yang sudah disetujui dan mencetak formulir berita acara

pelaksanaan sita.

 SPMP yang sudah dicetak dikirim kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak untuk

ditandatangani.

 Setelah melakukan penyitaan, juru sita merekam berita acara pelaksanaan sita, proses selesai.

10. Pelaksanaan lelang

Cara kerjanya :

 Juru sita pajak menginventarisasi penunggakan pajak yang akan dilelang, meneliti dengan

(47)

 Kepala Seksi Penagihan meneliti, menyetujui dan memaraf konsep Surat Permohonan Jadwal

Waktu dan Tempat Pelelangan, serta menyampaikan kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

 Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti, menyetujui dan menandatangani Surat Permohonan

Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan dan meneruskan kepada Kepala Seksi Penagihan.

 Kepala Seksi Penagihan menerima Permohonan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan yang

telah ditandatangani Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan meneruskannya kepada juru sita pajak.

 Juru sita pajak menyampaikan Surat Permohonan Jadwal Waktu dan Tempat Pelelangan

beserta kelengkapannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara.

 Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara membuat Surat Penetapan Hari dan Tanggal

Lelang dan mengirimkannya ke Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

 Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneruskan Surat Penetapan Hari dan Tanggal Lelang kepada

Kepala Seksi Penagihan.

 Juru sita pajak membuat konsep Pengumuman Lelang dengan tanggal/hari 14 (empat belas)

hari sebelum tanggal/hari berdasarkan Surat Penetapan Hari dan Tanggal Lelang dari Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara, dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan.

 Kepala Seksi Penagihanmeneliti, menyetujui dan memaraf konsep Pengumuman Lelang, serta

menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

 Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneliti, menyetujui dan menandatangani Pengumuman

Lelang dan meneruskan kepada Kepala Seksi Penagihan.

 Kepala Seksi Penagihan menerima Pengumuman Lelang yang telah ditandatangani Kepala

Kantor Pelayanan Pajak dan meneruskannya kepada Juru sita pajak.

 Juru sita pajak mengirimkan Pengumuman Lelang ke penerbit Surat Kabar Harian untuk

(48)

 Juru sita pajak membuat konsep Surat Kesempatan Terakhir sebelum tanggal/hari Pelaksanaan

Lelang dan menyampaikannya kepada Kepala Seksi Penagihan.

 Kepala Seksi Penagihan meneliti, menyetujui dam memaraf konsep Surat Kesempatan

Terakhir, serta menyampaikannya kepada Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

 Kepala Kantor Pelayanan pajak meneliti, menyetujui dam menandatangani Surat Kesempatan

Terakhir dan meneruskan kepada Kepala Seksi Penagihan.

 Kepala Seksi Penagihan menerima Surat Kesempatan Terakhir yang telah ditandatangani

Kepala Kantor Pelayanan Pajak dan meneruskannya kepada Juru sita pajak.

 Juru sita pajak mengirimkan Surat Kesempatan Terakhir kepada Penanggung Pajak.

 Pelaksanaan Lelang dipimpin oleh Pejabat Lelang dengan didampingi oleh Kepala Kantor

Pelayanan Pajak atau Kepala Seksi Penagihan sebagai Penjual Barang Sitaan.

 Hasil Lelang dipergunakan terlebih dahulu untuk membayar biaya penagihan pajak yang

belum dibayar dan sisanya untuk membayar utang pajak.

 Kepala Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara membuat Risalah Lelang dan

mengirimnya ke Kepala Kantor Pelayanan Pajak.

 Kepala Kantor Pelayanan Pajak meneruskan Risalah Lelang kepada Kepala Seksi Penagihan.

 Juru sita pajak mentatausahakan Risalah Lelang ke dalam berkas penagihan Wajib Pajak.

BAB IV

PENUTUP

A.

Kesimpulan

Dari hasil pengamatan pada saat melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara, maka penulis dapat mengambil kesimpulan sbb:

 Melalui Pendidikan Sistem Ganda (PSG), sekolah dapat mempersiapkan siswa/siswi sebagai

tenaga kerja professional yang kreatif, disiplin, serta memiliki etos kerja yang tinggi.

 Pendidikan Sistem Ganda (PSG) dapat merubah keterampilan penunjang yang dibutuhkan

(49)

 Dan memberikan pengalaman dan mempersiapkan siswa-siswi akan dunia kerja yang

sesungguhnya

 Dengan adanya Pendidikan Sistem Ganda (PSG) penulis dapat mempraktekan secara

langsung apa yang penulis dapat di sekolah.

B.

Saran

Setelah penulis melaksanakan Pendidikan Sistem Ganda (PSG) di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara, ada beberapa saran yang ingin diberikan oleh penulis, diantaranya adalah :

1. Saran untuk Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara :

 Seluruh karyawan dapat meningkatkan kedisiplinan dalam kerja, dengan tercapainya

tujuan bersama

 Seluruh karyawan dapat lebih akrab dengan para siswa PSG

 Semoga Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bekasi Utara dapat menerima kembali

siswa-siswi dari SMK NEGERI 2 CIKARANG BARAT 2. Saran untuk SMK NEGERI 2 CIKARANG BARAT

 Pihak sekolah diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan yang ckup sebelum para

siswa-siswi melakukan PSG

 Meningkatkan pelajaran dalam berbahasa inggris

 Memproitaskan pembelajaran pengoprasian komputer bagi siswa-siswi

 Sekolah diharapkan lebih selektif dalam memilih perusahaaan/kantor yang akan di

tempatkan peserta didik (sesuai dengan jurusannya) agar apa yang peserta didik dapat di sekolah bisa lebih efektif

 Pembagian tempat untuk melaksanakan PSG diharapkan bisa lebih merata dan serentak,

terjangkau dari tempat tinggal para siswa.

LAMPIRAN

JURNAL KEGIATAN PRAKERIN

DI KANTOR WILAYAH DJP JAWA BARAT II

Periode 01 Juli – 30 September 2013

HARI/TANGGAL URAIAN KEGIATAN WAKTU

Referensi

Dokumen terkait

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 161/KMK.1/2007 Tentang Kode Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak Dan Kantor Pelayanan Pajak. Keputusan Menteri

Direktur Pendidikan Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama RI Jakarta; 2. Kepala Kantor Kementerian Agama

Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 62/PMK.01/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak dibentuk Kantor

Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor:579/KMK.01/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak serta

NOMOR 443/KMK.01/2001 tentang organisasi dan tata kerja Kantor Pajak Bumi dan Bangunan. NOMOR 98/KMK.01/2006 tentang Account Respresentative Pada Kantor

kebutuhan kantor perseroan dan kantor proyek yang karena jenis dan sifatnya ditetapkan untuk dilaksanakan melalui kantor perseroan dan kantor proyek, inventarisasi

Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 62/PMK.01/ 2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan