• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN GURU DALAM MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA OLEH : WAHYUDDIN R 072514023 SI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2010 KATA PENGANTAR - MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN GURU DALAM MEMBANGKITKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA OLEH : WAHYUDDIN R 072514023 SI JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR 2010 KATA PENGANTAR - MAKALAH BELAJAR DAN PEMBELAJARAN"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN GURU DALAM

MEMBANGKITKAN MOTIVASI

BELAJAR SISWA

OLEH : WAHYUDDIN R

072514023 SI

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA

FAKULTAS TEKNIK

(2)

2010

KATA PENGANTAR

Sasaran pendidikan adalah manusia. Pendidikan bermaksut membantu peserta didik untuk menumbuhkembangkan potensi-potensi kemanusianya. Potensi kemanusiaan merupakan benih kemungkinan untuk menjadi manusia.

Manusia memiliki ciri-ciri khas yang secara prinsipil berbeda dengan hewan. Ciri khas manusia yang membedakan dari hewan terbentuk dari kumpulan terpadu dari apa yang disebut sifat dan hakikat manusia. Disebut sifat dan hakikat manusia karena secara hakiki sifat tersebut hanya dimiliki olehmanusia dan tidak terdapat ada hewan.

Pemahaman pendidik terhadap sifat hakikat manusia manusia akan membentuk peta tentang karektasistik manusia.peta ini akan menjadi landasan serta memberikan acuan baginya dalam bersikap, menyusun strategi , metode, dan teknik, serta memilih orentasi dalam merancang dan melaksanakan komunikasi trnsaksional di dalam interaksiedukatif.

Gambaran tentang manusia itu perlu dimiliki oleh pendidik adalah pendidik karena adanya pengembangan sains dan teknologi yang sangat pesat dewasa ini. Lebih-lebih pada masa mendatang. Memang banyak manfaat yang dapat diraih bagi kehidupan manusia darinya. Namun, disisi lain tidak dapat dielakkan akan adanya dampak negatif, yang terkandang tanpa disadari sangat merugikan bahkan mengancam keutuhan eksentasi manusia.

Makassar, Juni 2010

(3)

DAFTAR ISI

Kata pengantar...i

Daftar Isi...ii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang...iv

B. Rumusan masalah...v

C. Tujuan...v

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian belajar dan pembelajaran...1

B. Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar...1

a) Perhatian dan Motivasi...2

b) Keaktifan ...3

c) Keterlibatan Langsung / Berpengalaman...3

d) Pengulangan...4

e) Tantangan...4

f) Umpan Balik dan Penguatan...5

g) Perbedaan Individual...5

C. Prinsip belajar dan pembelajaran...6

a) Cita-cita atau aspirasi siswa...6

b) Kemampuan Siswa...7

c) Kondisi Siswa...7

d) Kondisi Lingkungan Siswa...7

e) Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran...7

f) Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa...8

(4)

a) Tenaga Pengajar (Guru)...8

b) Peserta Didik (Calon Guru)...14

E. Jenis-jenis motivasi... 17

a) Motivasi intrinsik... 17

b) Motivasi ekstrinsik... 17

F. Implikasi teori belajar dan pembelajaran dalam praksis pendidikan di sekolah...19

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan...24

B. Saran...24

(5)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ada berbagai rumusan yang dikemukakan orang dalam upaya menjawab pertanyaan dengan melihat pendidikan dari salah satu aspek kehidupan tertentu atau kacamata disiplin keilmuan tertentu. Misalnya pandangan sosiologik melihat pendidikan dari aspek sosial antara lain mengartikan bahwa “Pendidikan adalah sebagai usaha mentransformasikan pengetahuan dari generasi ke generasi”.Pandangan lain di lihat dari aspek budaya menyebutkan bahwa pedidikan itu adalah sebagai usaha pemindahan pengetahuan dan nilai – nilai kepada generasi berikutnya. Sedangkan pandangan Psikologik melihat pendidikan dari aspek tingkah laku individu, antara lain mengartikan pendidikan sebagai perkembangan kapasitas individu secara optimal. Pandangan dari sudut ekonomi antara lain melihat bahwa pendidikan itu adalah sebagai usaha penanaman modal insan

(Human Investmen), dan yang terakhir dilihat dari sudut pandang politik antara lain melihatnya sebagai pembinaan usaha kader bangsa.

(6)

Nah, untuk mendukung hal tersebut tentunya diperlukan metode-metode ataupun cara-cara yang akan membuat peserta didik mampu menyerap dan memahami materi apa yang akan kita sampaikan yang nantinya kapasitas kita tentu saja akan menjadi seorang pendidik. Selain dengan metode atau cara-cara yang efektif kita juga harus mampu memahami peserta didik secara personal maupun secara kelompok.

Dalam makalah yang akan kami paparkan kali ini yaitu menganai Belajar dan Pembelajaran yang nantinya akan membantu seorang pendidik untuk lebih memahami dan lebih mengenal peserta didiknya.

B. Rumusan masalah

Sesuai dengan apa yang kita sampaikan sebelumnya bahwa makalah ini akan membahas tentang Belajar dan Pembelajaran, maka yang akan menjadi rumusan masalahnya kali ini yaitu :

1. Apa Pengertian Belajar dan Pembelajaran

2. Apa saja yang menjadi Prinsip Belajar dan Pembelajaran yang akan memotivasi siswa dalam Proses Belajar di Kelas

3. Unsur Yang Mempengaruhi Motivasi Belajar 4. Upaya Meningkatkan Motivasi Belajar

5. Apa Implikasi Teori Belajar dan Pembelajaran Dalam Praksis Pendidikan di sekolah

C. Tujuan

(7)
(8)

BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Belajar Merupakan Tindakan dan Perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadi atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi karena siswa memperoleh sesuatu yang ada di lingkungan sekitar. Lingkungan yang dipelajari oleh siswa adalah keadaan alam, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, manusia atau hal-hal yang akan dijadikan bahan belajar.

Belajar adalah proses mencari, memahami, menganalisis suatu keadaan sehingga terjadi perubahan perilaku, dan perubahan tersebut tidak dapat dikatakan sebagai hasil belajar jika disebabkan oleh karena pertumbuhan atau keadaan sementara. (Syaifuddin Iskandar : 2008 : 1)

Sedangkan pembelajaran/ instruksional adalah usaha mengorganisasikan lingkungan belajar sehingga memungkinkan siswa melakukan kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan berbagai media dan sumber belajar tertentu yang akan mendukung pembelajaran itu nantinya.

B. PRINSIP BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

(9)

1. Perhatian dan Motivasi

Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya.

Di samping perhatian, motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar mengajar. Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang. Motivasi dapat dibandingkan dengan mesin dan kemudi pada mobil .

“Motivation is the concept we use when describe the force action on or within organism to initiate and direct behavior””. Demikian menurut H.L Petri Motivasi dapat merupakan tujuan dan alat dalam pembelajaran. Sebagai tujuan, motivasi merupakan salah satu tujuan dalam mengajar. Guru berharap bahwa siswa tertarik dalam kegiatan intelektual dan estetik sampai kegiatan belajar berakhir. Sebagai alat, motivasi merupakan salah satu faktor seperti halnya intelegensi dan hasil belajar sebelumnya yang dapat menentukan keberhasilan belajar siswa dalam bidang pengetahuan, nilai-nilai dan keterampian.

(10)

2. Keaktifan

Menurut teori kognitif, belajar menunjukkan adanya jiwa yang sangat aktif, jiwa mengolah informasi yang kita terima, tidak sekedar menyimpannya saja tanpa mengadakan transformasi. Menurut teori ini anak memiliki sifat aktif, konstruktif, dan mampu merencanakan sesuatu. Anak mampu untuk mencari, menemukan, dan menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Dalam proses belajar mengajar anak mampu mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta, menganalisis, menafsirkan dan menarik kesimpulan.

Thorndike mengemukakan keaktifan siswa dalam belajar dengan hukum

“Law of exercise”-nya yang menyatakan bahwa belajar memerlukan adanya latihan-latihan. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beraneka ragam, mulai dari kegiatan fisik yang mudah kita amati sampai pada kegiatan psikis yang susah untuk kita amati. Kegiatan fisik dapat berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan, dan sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya menggunakan khasanah pengetahuan yang dimiliki dalam memecahkan maslaah yang dihadapi, membandingkan satu konsep dengan yang lain, menyimpulkan hasil percobaan, dan kegiatan psikis yang lain.

3. Keterlibatan Langsung / Berpengalaman

Dalam Belajar yang menggunakan pengalaman langsung, siswa tidak sekedar mengamati secara langsung tetapi ia juga harus menghayati, terlibat langsung dalam perbuatan, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

Pentingnya keterlibatan langsung dalam belajar dikemukakan oleh Jhon Dewey dengan “Learning by doing”. Belajar sebaiknya dialami melalui perbuatan langsung. Belajar harus dilakukan oleh siswa secara aktif, baik individual maupun kelompok, dengan cara memecahkan masalah (problem solving). Guru kapasitasnya hanya bertindak sebagai pembimbing dan fasilitator.

(11)

emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan sikap dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan dalam pembentukan keterampilan.

4. Pengulangan

Prinsip belajar yang menekankan perlunya pengulangan barang kali yang paling tua adalah yang dikemukakan oleh teori Psikologi Daya. Menurut teori ini belajar adalah melatih daya-daya yang ada pada manusia yang terdiri atas daya pengamat, menanggap, mengingat, menghayal, merasakan, berfikir dan sebagainya. Dengan mengadakan pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan mengadakan pengulangan-pengulangan akan menjadi sempurna.

5. Tantangan

Dari teori Medan yang dikemukakan oleh Kurt Lwewin, bahwa siswa dalam situasi belajar berada dalam suatu medan atau lapangan psikologis. Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin dicapai, tetapi selalu terdapat hambatan yaitu mempelajari bahan belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan tersebut dengan mempelajari bahan belajar tersebut.apabila hambatan itu telah diatasi, artinya tujuan belajar telah tercapai, maka ia akan masuk dalam medan baru dan tujuan yang baru pula, demikian seterusnya.

(12)

siswa dan menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari responsnya. Siswa akan belajar lebih bersemangat apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik. Hasil, apalagi hasil yang baik, akan merupakan umpan balik yang menyenangkan dan berpengaruh baik untuk usaha belajar selanjutnya. Namun dorongan belajar itu menurut B.F. Skinner tidak saja oleh penguatan yang menyenangkan tetapi juga yang tidak menyenangkan. Atau dengan kata lain penguatan positif ataupun negatif dapat memperkuat belajar. Sebagai contoh siswa yang belajar dengan sungguh-sungguh dan mendapatkan nilai yang baik dalam ulangan, maka nilai yang baik akan mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Sebaliknya, anak yang mendapatkan nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas. Karena takut tidak naik kelas, maka anak tersebut terdorong untuk belajar lebih giat lagi. Dalam hal ini nilai buruk dan rasa takut akan mendorong anak tersebut untuk belajar lebih giat. Inilah yang disebut dengan penguatan negatif dan di sini siswa mencoba untuk menghindar dari peristiwa yang tidak menyenangkan. Format sajian dapat berupa tagnya jawab, diskusi, eksperimen, metode penemuan, dan sebagainya merupakan cara belajar terjadinya umpan balik dan penguatan.

7. Perbedaan Individual

(13)

kemampuan yang rata-rata, kebiasaan yang kurang lebih sama, demikian pula dengan pengetahuannya.

Pembelajaran yang klasikal yang mengabaikan perbedaan individu dapat diperbaiki dengan berbagai cara. Antara lain dengan penggunaan metode atau strategi belajar mengajar yang bervariasi sehingga perbedaan kemampuan siswa dapat terlayani. Juga penggunaan media instruksional akan membantu melayani perbedaan-perbedaan siswa dalam cara belajar. Usaha lain untuk memperbaiki pembelajaran klasikal adalah dengan memberikan tambahan pelajaran atau pengayaan pelajaran bagi siswa yang pandai, dan memberikan bimbingan belajar bagi anak-anak yang kurang. Disamping itu dalam memberikan tugas-tugas hendaknya disesuaikan dengan minat dan kemampuan siswa, sehingga bagi siswa yang pandai, sedang, maupun kurang akan merasakan berhasil dalam di dalam pembelajaran.

C. UNSUR-UNSUR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI BELAJAR

Motivasi belajar ada di dalam diri siswa. Dalam kerangka pendidikan formal, motivasi belajar ada dalam jaringan rekayasa pendagogis guru yaitu dengan tindakan pembuatan persiapan belajar, pelaksanaan belajar-mengajar, maka guru menguatkan motivasi belajar siswa. Dilihat dari segi emansipasi kemandirian siswa, motivasi belajar semakin meningkat pada tercapainya hasil belajar. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar pada siswa diantaranya :

1. Cita-cita atau aspirasi siswa

(14)

sebab itu, cita-cita akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar sehingga akan mewujudkan aktualisasi diri.

2. Kemampuan Siswa

Keinginan seorang anak perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Secara ringkas dapat dikatakan bahwa kemampuan akan memperkuat motivasi anak untuk melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

3. Kondisi Siswa

Kondisi siswa yang meliputi jasmani dan rohani mempengaruhi motivasi belajar. Seorang siswa yang sedang sakit, lapar, atau marah-marah akan mengganggu perhatian belajar. Sebaliknya, seorang siswa yang sehat, kenyang, dan gembira akan mudah menguatkan perhatian. Dengan kata lain, kondisi jasmani dan rohani siswa berpengaruh pada motivasi belajar.

4. Kondisi Lingkungan Siswa

Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, dan kehidupan kemasyarakatan.Sebagai anggota masyarakat maka siswa dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Bencan alam, tempat tinggal yang kumuh, ancaman rekan yang nakal, perkelahian antarsiswa, akan mengganggu kesungguhan belajar. Oleh sebab itu, kondisi lingkungan yang sehat, kerukunan hidup, ketertiban pergaulan perlu dipertinggi mutunya. Dengan lingkungan yang aman, tenteram, tertib, dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.

5. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran

(15)

belajarOleh sebab itu, guru professional diharapkan mampu memanfaatkan semua itu agar tercipta kondisi dinamis yang bagus bagi pembelajaran.

6. Upaya Guru dalam Membelajarkan Siswa

Guru adalah pendidk yang berkembang. Sebagai pendidik, partisipasi dan teladan perilaku yang baik merupakan salah satu upaya membelajarkan siswa. Upaya guru membelajarkan siswa terjadi di sekolah dan di luar sekolah. Upaya pembelajaran di sekolah meliputi hal-hal berikut :

a. Menyelenggarakan tertib belajar di sekolah b. Membina disiplin belajar dalam tiap kesempatan c. Membina belajar tetib pergaulan

d. Membina belajar tetib lingkungan sekolah.

Disamping itu, upaya pembelajaran secara individual tiap guru menghadapi anak didiknya meliputi :

Pemahaman tentang diri siswa dalam rangka kewajiban tertib belajar Pemanfaatan penguatan berupa hadiah, kritik, hukuman secara tepat guna Mendidik cinta belajar.

Upaya pembelajaran guru di sekolah tidak terlepas dari kegiatan luar sekolah. Pusat pendidikan luar sekolah yang penting adalah keluarga, lembaga agama, pramuka, dan pusat pendidikan pemuda lainnya. Guru professional dituntut menjalin kerja sama pendagogis dengan pusat-pusat pendidikan tersebut.

D. UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR 1. Tenaga Pengajar (Guru)

(16)

tingkat berhasii atau kegagalan perbuatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi kiranya sulit untuk berhasil.Pengajar yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat yang dimiliki oleh siswa.

Pengajaran yang bermotivasi membentukaktivitasdan imaginitas pada gum untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang sesuai dan serasi guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar siswa. Guru senantiasa berusaha agar siswa-siswa pada akhirnya memiliki self motivasi dan yang baik.

Berhasil atau tidak berhasilnya dalam membangkitkan penggunaan motivasi dalam pengajaran sangat erat hubungan dengan aturan disiplin dalam kelas. Ketidakberhasilan dalam hai ini mengakibatkan timbulnya masalah disiplin dalam kelas.

Azas motivasi menjadi salah satu bagian yang integral dari asas-asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar bukan saja melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang menentukan pengajaran yang efektif. Demikian pengajaran asas motivasi adalah sangat penting dalam proses belajar dan mengajar.

Dalam rangka mendorong motivasi siswa untuk belajar di sekolah yang menganut pandangan demokratis, dengan menciptakan belajar dikemukakan oleh Keneth M. Mover adalah:

a. Pujian. Karena pujian mempunyai nilai besar bagi siswa untuk belajar. b. Manfaat minat yang telah dimiliki siswa yang bersifat ekonomis.

c. Kegiatan-kegiatan yang merangsang minat siswa. Guru merangsang minat disesuaikan dengan kondisi siswa.

d. Rasa cemas yang besar menimbulkan kesulitan belajar bagi siswa. e. Tugas terlalu sukar dan bantuan tidak ada maka akan menjadikan siswa

menjadi frustrasi.

f. Tekanan kelompok siswa biasanya bersifat pasif dalam kelompok hal ini tidak baik dalam hubungan antara anggota kelompok.

(17)

Setiap pihak yang terlibat dalam aktivitas persekolahan harus berusaha memperhatikan dan mencari cara untuk menumbuhkan, menjaga, serta mengarahkan motivasi tersebut agar peserta didik dapat meraih prestasi optimal. Richard I Arends dalam bukunya Learning to Teach menyarankan beberapa hal yang dapat dilakukan untuk memotivasi para peserta didik, antara lain:

1) Sikap percaya guru pada kemampuan siswa

Banyak hal yang mempengaruhi siswa yang dibawanya ke sekolah seperti kepribadiannya, pengalaman masa lalunya, kehidupan di rumah, dsb. Faktor-faktor ini memang dapat mempengaruhi seberapa keras mereka berupaya di sekolah. Namun demikian, faktor-faktor tersebut tidak banyak dapat diubah oleh para guru. Hal paling penting yang dapat dilakukan guru sepenuhnya adalah perilaku dan kepercayaan guru itu sendiri terhadap peserta didik. Meyakini bahwa setiap peserta didik dapat belajar dan karenanya memiliki potensi untuk berkembang secara maksimal dapat mempengaruhi pola pendekatan pembelajaran guru di sekolah menjadi lebih telaten dan promotif. Sehingga, menimbulkan kepercayaan diri siswa dan keyakinan bahwa mereka dapat mengatasi permasalahan-permasalahan pembelajaran yang mereka hadapi.

2) Menciptakan situasi belajar yang positif. Menciptakan lingkungan belajar yang menyenangkan, aman, dan nyaman, penting untuk dapat memotivasi siswa.

3) Membangun perhatian dan nilai-nilai intrinsik siswa. Membangun perhatian dan motivasi intrinsic peserta didik merupakan hal yang penting. Beberapa hal yang dapat membangun minat dan keingin tahuan para siswa yaitu :

a) Hubungkan pelajaran dengan kehidupan sehari-hari siswa b) Gunakan nama siswa dalam memberi ilustrasi yang positif

(18)

d) Selain itu penggunaan permainan, simulasi, perjalanan edukatif, pembicara tamu dapat memotivasi siswa untuk terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran di sekolah.

4) Mengatur Tingkat Kesulitan Tugas

Tugas-tugas yang terlalu mudah hanya menuntut sedikit upaya dan tidak menghasilkan keinginan untuk sukses sehingga otomatis tidak biasa memotivasi. Demikian pula tugas yang terlalu sulit dikerjakan seberapa besar pun upaya mereka juga tidak memotivasi bahkan mungkin menimbulkan frustasi. Oleh karena itu tingkat kesulitan tugas-tugas yang diberikan harus proporsional.

5) Memanfaatkan balikan (feedback)

Feedback mengenai performa yang baik dapat menumbuhkan motivasi intrinsik. Sebaliknya, feedback terkait performa yang kurang baik dapat menjadi masukan yang berguna bagi peserta didik untuk dapat memperbaikinya asal memang benar-benar ditindak lanjuti. Oleh karena itu, soal-soal evaluasi yang telah diberikan sebaiknya dibahas kembali sehingga peserta didik mengetahui kegagalan mereka dalam menyelesaikan beberapa soal tersebut.

6) Memperhatikan kebutuhan siswa

Secara umum kebutuhan siswa akan determinasi diri yaitu kemampuan untuk menentukan pilihan-pilihan akan terpenuhi ketika mereka merasa diberi hak untuk memberi pernyataan mengenai lingkungan kelas mereka dan tugas-tugas belajar mereka.

7) Fasilitasi pembentukan kelompok dan kohesi kelompok.

(19)

pendorong semangat siswa dalam menunaikan tugas-tugas belajar mereka. Demikianlah beberapa hal yang dapat menumbuhkan dan menjaga motivasi siswa dalam belajar. Tentu di samping itu masih banyak hal yang dapat memotivasi para siswa. Yang terpenting dari itu semua adalah bagaimana tindak laku dan titah tutur para guru, karyawan, dan pimpinan sekolah terhadap siswa bersifat positif dan membangun kepercayaan diri siswa bukan malah merendahkan kepercayaan diri mereka.

Guru di sekolah menghadapi banyak siswa dengan bermacam-macam motivasi belajar. Peran guru disini cukup banyak untuk meningkatkan belajar. Upaya-upaya meningkatkan motivasi belajar siswa diantaranya sebagai berikut.

1) Optimalisasi Penerapan Prinsip Belajar. Upaya pembelajaran terkait dengan beberapa prinsip belajar antar lain :

Belajar menjadi bermakna bila siswa memahami tujuan belajar. Oleh karena itu, guru perlu menjelaskan tujuan belajar secara hierarkis. Belajar menjadi bermakna bila siswa dihadapkan pada pemecahan yang menantangnya. Oleh karena itu, peletakan urutan masalah yang menantang harus disusun guru dengan baik.

Belajar menjadi bermakna bila guru mampu memusatkan segala kemampuan mental siswa dalam program kegiatan tertentu. Oleh karena itu, disamping mengajarkan bahan secara terpisah-pisah, guru sebaiknya membuat pembelajaran dalam pengajaran unit atau proyek. Sesuai dengan perkembangan jiwa siswa, maka kebutuhan bahan-bahanbelajar siswa semakin bertambah. Oleh karena itu, guru perlu mengatur bahan dari yang paling sederhana sampai menantang. Belajar menjadi menantang bila siswa memahami prinsip penilaian dan faedah nilai belajarnya bagi kehidupan dikemudian hari. Oleh karena itu, guru perlu memberitahukan criteria keberhasilan atau kegagalan belajar.

2) Optimalisasi Unsur Dinamis Belajar dan Pembelajaran

(20)

a) Pemberian kesempatan pada siswa untuk mengungkapkan hambatan belajar yang dialaminya

b) Memelihara minat, kemauan, dan semangat belajarnya sehingga terwujud tindak belajar, guru “tetap secara terus-menerus” mendorong c) Meminta kesempatan pada orang tua siswa atau wali, agar member

kesempatan kepada siswa untuk beraktualisasi diri dalam belajar

d) Memanfaatkan unsur-unsur lingkungan yang mendorong belajar, misalnya surat kabar, dan tayangan televise yang mengganggu pemusatan perhatian belajar agar dicegah

e) Menggunakan waktu secara tertib, penguat dan suasana gembira terpusat pada perilaku belajar

f) Guru merangsang siswa dengan penguatan member rasa percaya diri bahwa ia dapat mengatasi segal hambatan dan “pasti berhasil”.

3) Optimalisasi Pemanfaatan Pengalaman dan Kemampuan Siswa

Guru adalah penggerak perjalanan belajar bagi siswa. Sebagai penggerak, maka guru perlu memahami dan mencatat kesukaran-kesukaran siswa. Guru wajib menggunakan pengalaman belajar dan kemampuan siswa dalam mengelola siswa belajar. Upaya optimalisasi pemanfaatan pengalaman siswa tersebut dapat dilakukan sebagai berikut :

a) Siswa ditugasi membaca bahan belajar sebelumnya b) Guru mempelajari hal-hal yang sukar bagi siswa

c) Guru memecahkan hal-hal yang snukar, dengan mencari “cara memecahkan”.

d) Guru mengajarkan “cara memecahkan” dan mendidikan keberanian mengatasi kesukaran.

e) Guru mengajak serta siswa mengalami dan mengatasi kesukaran.

f) Guru memberi kesempatan kepada siswa yang mampu memecahkan masalah untuk membantu rekan-rekannya yang mengalami kesukaran. g) Guru memberi penguatan kepada siswa yang berhasil mengatasi

kesukaran belajarnya sendiri.

h) Guru menghargai pengalaman dan kemampuan siswa agar belajar secara mandiri.

(21)

Guru adalah pendidik anak bangsa. Ia berpeluang merekayasa dan mendidikkan cita bangsa. Upaya mendidikkan dan mengembangkan cita-cita belajar dapt dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :

a) Guru menciptakan suasana belajar yang menggembirakan

b) Guru mengikutsertakan semua siswa untuk memelihara fasilitas belajar c) Guru mengajak serta siswa untuk membuat perlombaan untuk belajar d) Guru mengajak serta orang tua siswa untuk memperlengkap fasilitas

belajar

e) Guru memberanikan siswa keinginan-keinginannya dan mencatat keinginan yang tercapai dan tidak tercapai

f) Guru bekerja sama dengan pendidikan lain seperti orang tua, ulama, dan yang lainnya untuk mendidikkan dan mengembangkan cita-cita belajar sepanjang hayat.

g) Program lomba baca yang di selenggarakan untuk menyambut hari kemerdekaan

h) Program lomba karya tulis ilmiah, seni rupa, kerajinan, unjuk kreatifitas seni, dan sebagainya

i) Program belajar kebaktian sosial bagi siswa dan karang taruna. 2. Peserta Didik (Calon Guru)

Melihat pentingnya guru dalam pengajaran dan menumbuhkan motivasi, sehingga motivasi belajar pun perlu ditingkatkan untuk peserta didik, terutama para calon guru sebagai berikut.

1) Segi Belajar a) Visualisasikan

Carilah gambar atau image yang berhubungan dengan tujuan atau cita-cita kita, misalnya berupa barang, atau tempat wisata yang ingin dikunjungi. Letakkan ditempat yang sering terlihat, agar setiap kali melihatnya membuat kita termotivasi untuk berusaha lebih giat.

b) Belajar apapun

(22)

c) Kembangkan Terus Tujuan Belajar

Angan pernah terpaku pada satu tujuan yang sederhana. Tujuan belajar yang terlalu sederhana membuat anda tidak memiliki kekuatan lebih. Padahal untuk meraih sesuatu anda memerlukan tantangan yang lebih besar, untuk mengerahkan kekuatan anda yang sebenarnya.

d) Kerjakan segera

Pada saat kita merasa ingin melakukan sesuatu yang akan mempercepat proses pencapaian tujuan, lakukanlah segera. Jangan menundanya, seringkali kita menunda hal-hal yang seharusnya dilakukan. Entah itu dengan alasan karena merasa tidak mampu melakukannya atau karena alasan lain yang tidak seharusnya.

e) Mulailah dengan Rasa Senang melewatkan satu hari berlalu tanpa ada kemajuan. Tapi jangan biarkan ini terus terjadi, satu hari kita malas maka besoknyapun kita masih malas untuk melakukannya. Buatlah aturan untuk tidak melewatkannya lebih dari 1 hari, cukup satu hari yang tersia-sia.

g) Berlatih Dengan Keras

Tidak bisa tidak, anda harus berlatih terus bila ingin mendapatkan hasil terbaik. Pada dasarnya tidak ada yang tidak dapat anda raih jika anda terus berusaha keras. Semakin giat berlatih semakin mudah pula mengatasi setiap kesulitan.

h) Cari Inspirasi Setiap Hari

Inspirasi merupakan motivator terbaik, dan inspirasi bisa ditemukan dimana saja. Carilah inspirasi setiap hari, inspirasi bisa berasal dari : blogs, cerita suksess, forums, buku, majalah, koran, televisi, dan radio. i) Beri Dirimu Penghargaan

(23)

j) Catatan Harian

Catatan harian bisa menjadi motivator yang sangat berharga. Catat bukan hanya keberhasilan atau apa yang telah dilakukan, tapi catat juga pemikiran, perasaan, dan kesalahan apa yang telah dilakukan. Ini akan meningkatkan motivasi.

k) Membuat Grafik Perkembangan

Dengan mencatat setiap perkembangan bukan hanya membuat kita akan mendapatkan informasi dari proses yang telah berjalan namun juga membantu kita untuk terus termotivasi mencapai tujuan.

l) Bersabar

Ini akan memberi kita motivasi, setidaknya untuk show atau menunjukan keberhasilan yang telah dicapai. Dan memberi motivasi untuk melakukan sesuatu yang telah diajarkan. Mungkin ini cara yang mahal untuk mencari motivasi, tapi cari ini terbukti bisa berhasil.

b) Bergaullah dengan Orang-Orang yang Senang Belajar

Bergaul dengan orang-orang yang senang belajar dan berprestasi, akan membuat kita pun gemar belajar. Selain itu, coba cari orang atau komunitas yang mempunyai kebiasaan baik dalam belajar.

c) Ikut Komunitas Online atau Offline

(24)

kita bertukar pendapat, pikiran, dan memotivasi diri. Kita dapat bertemu dan bertukar informasi membantu kita untuk termotivasi, mendengar cerita sukses atau belajar dari kegagalan dari orang lain

d) Bergaulah dengan Orang-Orang yang Optimis dan Selalu Berpikiran Positif

Di dunia ini, ada orang yang selalu terlihat optimis meski masalah merudung. Kita akan tertular semangat, gairah, dan rasa optimis jika sering bersosialisasi dengan orang-orang atau berada dalam komunitas seperti itu, dan sebaliknya.

e) Teman Berkompetisi

Carilah yang bersahabat dan mau berkompetisi dengan sportif. Partner atau teman bisa juga menjadi pesaing dalam arti yang positif, pastikan untuk bersaing secara positif.

E. JENIS-JENIS MOTIVASI

1. Motivasi intrinsik, yang timbul dari dalam diri individu, misalnya keinginan untuk mendapat keterampilan tertentu, memperolah informasi dan pengertian, mengembangkan sikap untuk berhasil, menyenangi kehidupan, keinginan diterima oleh orang lain.

2. Motivasi ekstrinsik, yang timbul akibat adanya pengaruh dari luar individu. Sperti hadiah, pujian, ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan keadaan demikian orang mau melakukan sesuatu.

Lalu bagaimanakan cara untuk meningkatkan motivasi siswa agar mereka memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, khususnya bagi mereka yang memiliki motivasi rendah dalam berprestasi. Ada beberapa strategi yang bisa digunakan oleh guru untuk menumbuhkan motivasi belajar siswa, sebagai berikut:

(25)

2. Hadiah. Berikan hadian untuk siswa-siwa yang berprestasi. Hal ini akan sangat memacu siswa untuk lebih giat dalam berprestasi, dan bagi siswa yang belum berprestasi akan termotivasi untuk mengejar atau bahkan mengungguli siswa yang telah berprestasi. Hadiah di sini tidak perlu harus yang besar dan mahal, tapi bisa menimbulkan rasa senag pada murid, sebab merasa dihargai karena prestasinya. Kecuali pada setiap akhir semester, guru bisa memberikan hadiah yang lebih istimewa (seperti buku bacaan) bagi siswa ranking 1-3.

3. Saingan/kompetisi. Guru berusaha mengadakan persaingan di antara siswanya untuk meningkatkan prestasi belajarnya, berusaha memperbaiki hasil prestasi yang telah dicapai sebelumnya.

4. Pujian. Sudah sepantasnya siswa yang berprestasi untuk diberikan penghargaan atau pujian. Tentunya pujian yang bersifat membangun. Bisa dimulai dari hal yang paling kecil seperti, “beri tepuk tangan bagi si Budi…”, “kerja yang bagus…”, “wah itu kamu bisa…”.

5. Hukuman. Hukuman diberikan kepada siswa yang berbuat kesalahan saat proses belajar mengajar. Hukuman ini diberikan dengan harapan agar siswa tersebut mau merubah diri dan berusaha memacu motivasi belajarnya. Hukuman di sini hendaknya yang mendidik, seperti menghafal, mengerjakan soal, ataupun membuat rangkuaman. Hendaknya jangan yang bersifat fisik, seperti menyapu kelas, berdiri di depan kelas, atau lari memutari halaman sekolah. Karena ini jelas akan menganggu psikis siswa.

6. Membangkitkan dorongan kepada anak didik untuk belajar. Strateginya adalah dengan memberikan perhatian maksimal ke peserta didik, khususnya bagi mereka yang secara prestasi tertinggal oleh siswa lainnya. Di sini guru dituntut untuk bisa lebih jeli terhadap kondisi anak didiknya. Ingat ini bukan hanya tugas guru bimbingan konseling (BK) saja, tapi merupakan kewajiban setiap guru, sebagai orang yang telah dipercaya orang tua siswa untuk mendidik anak mereka.

(26)

mengulan-ulang pelajaran ataupun menambah pemahaman dengan buku-buku yang mendukung.

8. Membantu kesulitan belajar anak didik secara individual maupun kelompok. Ini bisa dilakukan seperti pada nomor 6.

9. Menggunakan metode yang bervariasi. Guru hendaknya memilih metode belajar yang tepat dan berfariasi, yang bisa membangkitkan semangat siswa, yang tidak membuat siswa merasa jenuh, dan yang tak kalah penting adalah bisa menampung semua kepentingan siswa. Sperti Cooperative Learning, Contectual Teaching & Learning (CTL), Quantum Teaching, PAKEM, mapun yang lainnya. Karena siswa memiliki tingkat intelegensi yang berbeda-beda satu sama lainnya. Ada siswa yang hanya butuh 5 menit untuk memahami suatu materi, tapi ada siswa yang membutuhkan 25 menit baru ia bisa mencerna materi. Itu contoh mudahnya. Semakin banyak metode mengajar yang dikuasai oleh seorang guru, maka ia akan semakin berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa.

10. Menggunakan media yang baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Baik itu media visual maupun audio visual.

F. IMPLIKASI TEORI BELAJAR DAN PEMBELAJARAN DALAM PRAKSIS PENDIDIKAN DI SEKOLAH

Proses pembelajaran yang berpegang teguh pada prinsip dan pemahaman teori behaviorisme menekankan pentingnya keterampilan dan pengetahuan akademik maupun perilaku sosial sebagai hasil belajar. Pendekatan ini lebih menekankan pada penguasaan secara tuntas (mastery) terhadap apa-apa yang dipelajari.

(27)

Dari aliran psikologi kognitif, teori Piaget tampak lebih banyak digunakan dalam praktik pendidikan atau proses pembelajaran, meski teori ini bukanlah teori mengajar. Menurut teori kognitif adalah benar bahwa belajar tidak harus berpusat pada guru/tenaga kependidikan, tetapi anak harus lebih aktif. Oleh karenanya peserta didik harus dibimbing agar aktif menemukan sesuatu yang dipelajarinya. Konsekuensinya materi yang dipelajari harus menarik minat belajar peserta didik dan menantang sehingga mereka asyik dan terlibat dalam proses pembelajaran.

Sedikitnya ada empat aplikasi dari teori belajar Ausubel yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Pertama, advance organizer yang banyak diterjemahkan sebagai pengatur awal dan entry behavior pengetahuan siap Kedua, diferensiasi progresif yang menentukan proses pembelajaran yang berlangsung dari umum ke khusus. Ketiga, superoordinat yang merupakan pengenalan terhadap konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya sebagai unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih luas. Keempat, penyesuaian interaktif yang merupakan upaya untuk mengatasi dan mengurangi terjadinya pertentangan kognitif dalam proses pembelajaran.

Implikasi dari teori-teori belajar yang berkembang sejak sebelum abad ke-20 hingga sekarang adalah bahwa pembelajaran hendaklah selalu memperhatikan 4 pilar pendidikan sebagai prinsip dalam pembelajaran. Keempat paradigma pembelajaran tersebut adalah (1) learning to know, (2) learning to do, (3) learning to be, dan (4) learning to live together.

Learning to know adalah prinsip bahwa belajar untuk mengetahui atau memahami. Dengan prinsip ini pembelajaran harus mengkondisikan agar siswa aktif dan menciptakan suasana untuk selalu ingin mengetahui dan memahami sesuatu yang baru. Dengan demikian pembelajaran hendaknya menciptakan sikap “penasaran” pada siswa, sehingga siswa selalu ingin belajar lebih jauh.

(28)

begitu juga dengan mata pelajaran yang berisi teori dan praktek seperti IPA harus dilakukan seimbang.

Learning to be adalah prinsip belajar untuk mencapai sesuatu. Prinsip ini mengarahkan siswa untuk selalu mengejar dalam mencapai sesuatu dan tidak putus asa. Dengan demikian siswa memiliki pandangan dan bekerja keras karena dalam dirinya akan muncul perjuangan dalam mencapai sesuatu. Dengan prinsip ini siswa memiliki cita-cita dan berpandangan jauh ke depan.

Learning to live together adalah prinsip belajar untuk hidup bersama. Siswa merupakan bagian dari suatu sistem, komunitas, dan masyarakat. Dalam pembelajaran harus dihindari situasi eksklusifitas pada siswa. Sebagai bagian dari suatu sistem, maka aturan-aturan harus diterapkan terhadap siswa seperti kedisiplinan dan kerja sama. Siswa merupakan bagian dari komunitas, bahwa siswa belajar bersama guru dan siswa lain. Untuk itu dalam pembelajaran hendaknya diciptakan suasana kebersamaan dan saling menghargai antara satu dengan yang lain. Sekolah merupakan tempat bagi siswa untuk mempersiapkan diri untuk hidup bermasyarakat, karena siswa merupakan bagian dari masyarakat. Dengan kata lain pembelajaran dengan prinsip ini mengkondisikan siswa sebagai bagian dari suatu sistem belajar untuk berorganisasi dan hidup bersama.

Selain daripada prinsip-prinsip yang telah dikemukakan di atas, implikasi dari teori –teori belajar terhadap proses pembelajaran siswa adalah bagaimana guru melakukan dan merumuskan pendekatan serta strategi dalam membelajarkan siswa. Peran guru dakam proses membelajarkan siswa semakin penting, karena dimasa depan guru tidak lagi merupakan sumber informasi atau penyampaian pengetahuan kepada siswa melainkan lebih merupakan fasilitator yang mempermudah siswa belajar. Cara-cara mengajar konvensional, sudak selayaknya untuk diperbaharui dan dikembangkan. Di sinilah pentingnya pemahaman guru terhadap berbagai pendekatan dalam pembelajaran. Salah satu pendekatan dan strategi yang harus dipahami guru adalah pendekatan holistik dan terpadu

(29)

Pendekatan ini merupakan aplikasi teori dari psikologi Gestalt. Dalam pendekatan pembelajaran, aplikasi teori Gestalt dapat dilihat seperti berikut :

1. Pengalaman insight proses yang terpadu, ada 9 hal yang perlu diperhatikan, yaitu:

1. Pembelajaran berfungsi secara penuh untuk membantu perkembangan individu seutuhnya

2. Pembelajaran merupakan aktivitas belajar siswa untuk memperoleh pengalaman yang menempatkan siswa sebagai pusat.

3. Pembelajaran diarahkan untuk memberikan ruang gerak siswa secara aktif dan intensif.

4. Pembelajaran harus menjamin setiap siswa pada posisi yang baik dalam suasana kebersamaan untuk menyelesaikan proses yang dihadapi. 5. Pembelajaran sebagai proses terpadu mendorong siswa untuk

terus-menerus belajar.

6. Belajar secara terpadu memberikan kemungkinan yang luas agar siswa belajar dengan irama dan gayanya masing-masing, tentunya dengan standard-standard yang ditetapkan sendiri-sendiri.

7. Pembelajaran secara terpadu dapat berfungsi dan berperan secara efektif yang menciptakan lingkungan belajar yang melihat berbagai aspek.

8. Pembelajaran terpadu memungkinkan agar pembelajaran bidang studi tidak harus secara terpisah.

9. Pembelajaran terpadu memmungkinkan adanya hubungan antara sekolah dan keluarga.

(30)

menginterpretasikan serta mengkonstruksikan pemindahan pengetahuan tersebut berdasarkan pengalaman yang mereka miliki masing-masing. Konstruktivisme dibedakan atas 3 level yaitu: Konstruktivisme radikal, realisme hipotesis, dan konstruktivisme yang biasa (jika dikaitkan dengan hubungan antara pengetahuan dan kenyataan).

Selain itu pandangan konstruktivisme juga menghendaki guru untuk menerapkan pendekatan mengajar yang berpusat pada siswa (student-centered approach). Beberapa hal yang diperlukan untuk menyokong pendekatan berorientasi pada anak/siswa adalah pertama, orientasi mengajar tidak hanya untuk pencapaian prestasi akademik. Kedua, topik-topik yang dipelajari dapat berdasarkan pengalaman anak yang relevan. Ketiga, metode mengajar harus berorientasi pada anak dengan sifat yang menyenangkan. Keempat, kesempatan anak untuk bermain dan bekerja sama dengan orang lain mendapat prioritas. Kelima, bahan pembelajaran dapat diambil dari bahan yang konkret. Keenam, penilaian tidak hanya terbatas pada aspek kognitif semata. Serta ketujuh, keenam hal terdahulu membawa implikasi bagi guru yang harus menampilkan diri sebagai guru dalam proses pembelajaran, dan bukan hanya sekedar mentransformasikan pengetahuan kepada siswa.

(31)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Dari pemaparan diatas, kami dapat menarik kesimpulan antara lain :

1. Bahwa Belajar Merupakan Tindakan dan Perilaku siswa yang kompleks, sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri.

2. Salah satu tugas guru adalah mengajar. Dalam kegiatan mengajar ini tentu tidak boleh sembarangan.

3. Proses Mengajar harus dijalankan sesuai dengan prinsip yang ada sehingga dapat menciptakan suasana kelas yang di nginkan bersama 4. Motivasi belajar merupakan segi kejiwaan yang mengalami

perkembangan, artinya terpengaruh oleh kondisi fisiologis dan kematangan psikologis siswa. Hal-hal yang mempengaruhi motivasi belajar pada siswa diantaranya cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran dan upaya guru dalam membelajarkan siswa.Upaya meningkatkan motivasi belajar meliputi bagi tenaga pengajar dan peserta didik yang akan menjadi guru nantinya. Bagi tenaga pengajar atau guru upaya-upaya yang dapat dilakukan diantaranya, mengoptimalisasikan penerapan prinsip belajar, unsur dinamis belajar dan pembelajaran, pemanfaatan pengalaman dan kemampuan siswa, dan pengembangan cita-cita dan aspirasi belajar. Sedangkan bagi peserta didik, upaya-upaya yang dapat dilakukan terdiri dari segi belajar, seperti mevisualkan materi pelajaran, belajar apapun, dan selalu mengembangkan tujuan belajar. Dari segi guru dan teman, seperti mencari guru ajar dan bergaul dengan orang-orang yang memiliki semangat positif.

(32)
(33)

DAFTAR PUSTAKA

Dimyanti, Dr dan Mudjiono, Drs . Belajar dan Pembelajaran. 2006 Rineka Cipta & Departemen Pendidikan & Kebudayaan.

Syaifuddin Iskandar, DR, M.Pd, Materi Mata Kuliah Belajar dan Pembelajaran. 2008 Universitas Samawa

Budiningsih, Asri C. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Widdiharto, Rahmadi, 2007. Model-Model Pembelejaran. P3G Matematika Yogyakarta.

Suhartanti, H A dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Ghalia Indonesia

http://samawabalong.multiply.com http://ekoblog.blogspot.com

http:// dudipamungkas.wordpress.com

http://www.lingkaranilmu.co.cc

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh rasio likuiditas, rasio profitabilitas, rasio leverage , dan umur sukuk terhadap peringkat sukuk di perusahaan non

Terdapat dua model yang bisa digunakan dalam analisis portofolio optimal, yaitu Model Markowitz dan Single Index Modelb. Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka

Analisis data dilakukan dengan uji anava ganda ( two way anava) dan di uji lanjut Duncan untuk menguji perbedaan antar setiap perlakuan. Selanjutnya dilakukan

Berdasarkan berbagai pendapat di atas, jelas bahwa titik berat pendidikan kejuruan adalah membekali peserta didik dengan seperangkat keterampilan dan kemampuan (kompetensi)

Sebanyak 1600 buah buku telah dicetak dengan wang sakunya sendiri dan diedarkan kepada ahli politik, ketua tentera dan ketua kerajaan dengan cadangan utamanya iaitu ,

Mata kuliah ini diberikan pada mahasiswa untuk dapat melakukan assessment menegakkan diagnosa fisioterapi secara ICF, menetapkan planning, melakukan

◦ Poisson blending pada latar video yang memiliki kontras menghasilkan penggabungan yang. kontras menghasilkan penggabungan yang

Software development project merupakan serangkaian proses membangun dan mengembangkan perangkat lunak yang dilakukan oleh sebuah tim dalam jangka waktu tertentu