NASKAH KOMPETISI INDONESIA GREEN REGION AWARD (IGRA) 2014
KATEGORI : TATA KELOLA LINGKUNGAN HIDUP
JUDUL : MEWUJUDKAN TATA KELOLA PERTANIAN KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI BASIS KETAHANAN PANGAN NASIONAL
BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN GROBOGAN
PROVINSI JAWA TENGAH
www.blh.grobogan.go.iddanwww.blhgrobogan.org
MEWUJUDKAN TATA KELOLA PERTANIAN KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI BASIS KETAHANAN PANGAN NASIONAL
Dinamika pembangunan yang berjalan pesat memberikan dampak tersendiri bagi
kelestarian lingkungan hidup Indonesia, khususnya ketersediaan lahan pertanian dan produksi
pangan. Eksplorasi sumber daya alam yang dilakukan akan memberikan tekanan tersendiri
bagi alam. Hal ini berdampak pada penurunan produktivitas lahan dalam menunjang
ketahanan pangan. Isu pangan menjadi salah satu isu penting dalam Tujuan Pembangunan
Millenium (Millenium Development Goals MDGs)yang ditargetkan tercapai pada akhir tahun 2015. Target poin kedua MDGs disebutkan bahwa menurunkan proporsi penduduk yang
menderita kelaparan menjadi setengahnya antara tahun 1990–2015. Dengan demikian
ketersediaan pangan menjadi salah satu indikator penting dalam pembangunan Kabupaten
Grobogan merupakan salah satu lumbung pangan nasional khususnya untuk produksi jagung
dan kedelai. Produksi jagung Kabupaten Grobogan selama 5 (lima) tahun terakhir mencapai rataan 641.762 ton/tahun dan tercatat sebagai produsen jagung terbesar nasional selain Gorontalo. Sedangkan kedelai Grobogan dengan varietas Malabar telah diakui oleh Kementerian Pertanian sebagai kedelai unggulan nasional dengan kemampuan produksi 3,4 ton/ha melalui SK Mentan : 238/Kpts/SR.120/3/2008. Varietas kedelai Malabar Grobogan menjadi salah satu tumpuan harapan pemerintah dalam mengatasi
ketergantungan impor kedelai. Penetapan varietas Kedelai Malabar didukung oleh kebijakan
pembangunan Rumah Kedelai Grobogan untuk menstabilkan harga pascapanen. Selain kedua produk pertanian unggulan diatas, Kabupaten Grobogan juga memiliki potensi
produksi padi, kacang hijau, kacang tanah, ubi, cabai dan aneka tanaman biofarmaka yang
berperan penting dalam diversifikasi tanaman pangan Indonesia. Pemerintah Kabupaten
Grobogan berkomitmen penuh terhadap pengembangan pertanian lokal dalam usaha
mewujudkan ketahanan pangan. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan meraih
penghargaan Presiden RI berupa Adhikarya Ketahanan Pangan Nasional 2013.Inovasi Pemerintah Kabupaten Grobogan untuk mendukung ketahanan pangan adalah melalui
A. Gambaran Umum kabupaten Grobogan
Letak Geografis
Dilihat dari Peta Provinsi Jawa Tengah,Kabupaten Grobogan terletak diantara dua
Pegunungan Kendeng yang membujur dari arah barat ke timur,berada dibagian timur dan
berbatasan dengan :
- Sebelah Barat : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Demak
- Sebelah Utara : Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Pati
- Sebelah Timur : Kabupaten Blora
- Sebelah Selatan : Kabupaten .Ngawi ( Jawa Timur ), Kabupaten Sragen
Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Semarang
Ditinjau secara letak geografis,wilayah Kabupaten Grobogan terletak diantara 110 15
BT - 111 25 BT dan 7 LS–7 30 LS.
Luas Wilayah
Secara administratif Kabupaten Grobogan terdiri dari 19 ( sembilan belas) Kecamatan
dan 280 Desa/Kelurahan dengan ibu kota berada di Purwodadi. Berdasarkan hasil
Evaluasi Penggunaan Tanah ( EPT ) tahun 1983 Kabupaten Grobogan mempunyai luas
1.975.86 Km dan merupakan kabupaten terluas nomor 2 di Jawa Tengah setelah
Kabupaten Cilacap.Jarak dari utara ke selatan 37 Km dan jarak dari barat ke timur
83 Km.
Kondisi Topografis
Kabupaten Grobogan yang memiliki relief daerah pegunungan kapur dan perbukitan
1) Daerah dataran rendah berada pada ketinggian sampai 50 meter di atas permukaan
air laut dengan kelerangan 0º – 8º meliputi 6 kecamatan yaitu Kecamatan
Gubug,Tegowanu,Godong,Purwodadi,Grobogan sebelah selatan dan Wirosari
sebelah selatan.
2) Daerah perbukitan berada pada ketinggian antara 50 – 100 meter di atas permukaan
air laut dengan kelerengan 8 – 15 meliputi 4 kecamatan yaitu Kecamatan Klambu,
Brati,Grobogan sebelah utara dan Wirosari sebelah utara.
3) Daerah dataran tinggi berada pada ketinggian 100 –500 meter di atas permukaan air
laut dengan kelerengan lebih dari 15 meliputi wilayah kecamatan yang berada di
sebelah selatan dari wilayah Kabupaten Grobogan
B. Penggunaan Lahan
Berdasarkan data Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Grobogan tahun 2014,
luas pertanian sawah mencapai 67.605 Ha atau sekitar 34,22% dari luas wilayah
Kabupaten Grobogan. Luasan sawah tersebut terdiri dari lahan irigasi sebesar 35.334
Ha (17, 88 % dari luas Kabupaten Grobogan) dan lahan tadah hujan 32.271 Ha (16,33
% dari luas Kabupaten Grobogan). Sedangkan luas lahan pertanian selain sawah
Tabel 1. Luas Pengguna
unaan Lahan Kab Grobogan Tahun 2014
Luas
ukan Sawah 44 129 22,33
Luas Kabupaten Grobogan adalah sebesar 197.586,420 Ha dan sebesar 34,22%
dari wilayah tersebut adalah area persawahan. Hal ini menggambarkan bahwa potensi
pertanian di Kabupaten Grobogan sangat besar dan dapat diandalkan sebagai daerah
lumbung padi khususnya untuk wilayah Jawa Tengah bagian timur. perbandingan jenis
sawah yang terdapat di Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada tabel dan gambar di
bawah ini :
Tabel 2. Penggunaan Lahan Sawah Kab Grobogan Tahun 2014
Kecamatan Irigasi (Ha) Tadah Hujan (Ha) Jumlah
01. Kedungjati 228 204 432
02. Karangrayung 1316 1039 2355
03. Penawangan 3376 1329 4705
04. Toroh 2244 2274 4518
05. Geyer 41 2561 2602
06. Pulokulon 5675 0 5675
07. Kradenan 915 4421 5336
08. Gabus 0 3901 3901
09. Ngaringan 1693 3294 4987
10. W irosari 497 3615 4112
11. Tawangharjo 0 2502 2502
12. Grobogan 120 2751 2871
13. Purwodadi 3185 1837 5022
14. Brati 1317 1196 2513
15. Klambu 2361 0 2361
16. Godong 6521 0 6521
17. Gubug 3696 0 3696
18. Tegowanu 1440 1281 2721
19. Tanggungharjo 709 66 775
Peta Penggunaan Lahan Kab Grobogan
C. Kontribusi Sektor Pertanian
Sektor pertanian merupakan penyumbang utama terhadap perekonomian Kabupaten
Grobogan dengan menghasilkan kontribusi sebesar Rp 3.677.748, 69 atau sebesar 41% dari
Produk Daerah Regional Bruto (PDRB) Tahun 2013 sebesar Rp 8.933.554,59
Tabel 3 : Perkembangan Sektoral PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
No Lapangan Usaha Tahun ( dalam jutaan )
2008 2009 2010 2011 2012 2013
1 Pertanian 2.293.535,18 2.528.540,61 2.845.126,37 3.054.164,39 3.428.780,64 3.677.748,69
2 Pertambangan/ Penggalian 68.233,43 76.594,25 85.841,73 96.034,86 114.955,30 131.198,49
3 Industri 157.012,87 169.733,72 189.771,94 209.446,64 234.472,05 263.495,74
4 Listrik, Gas dan air minum 86.863,56 97.071,68 107.926,46 119.653,10 132.088,81 149.698,21
5 Bangunan/Konstruksi 269.872,55 318.828,68 366.015,74 412.139,06 466.829,91 533.824,81
6 Perdagangan/Hotel/RMakan 956.000,59 1.044.030,25 1.156.036,66 1.294.984,09 1.471.879,77 1.676.655,76
7 Angkutan dan komunikasi 175.852,43 197.425,46 219.898,28 246.960,86 280.736,93 323.732,14
8 Perbankan & lemb
keuangan 439.117,68 494.368,52 560.039,24 632.930,10 702.329,67 802.327,16
9 Jasa-jasa 738.717,04 838.045,99 968.937,85 1.075.148,53 1.213.385.00 1.374.873,60
Jumlah 5.185.205,34 5.764.639,16 6.499.594,27 7.141.461,63 8.045.458,09 8.933.554,59
Sumber :BPS Kabupaten Grobogan (data tahun 2013 merupakan angka sementara)
D. Potensi Sumber Daya Air di Kabupaten Grobogan
1) Potensi Sumber Daya Air untuk Irigasi
Pemerintah Kabupaten Grobogan berusaha mengoptimalkan fungsi waduk, embung serta
bendungan untuk keperluan irigasi lahan pertanian. Adapun jumlah serta kapasitas waduk,
embung dan bendungan disajikan pada Tabel 4. Luas area waduk dan embung di seluruh wilayah
Tabel 4 : Nama Waduk/Embung, Luas Area dan Kapasitas Penyimpanan
No. Nama
Danau/Waduk/Situ/Embung Luas (Ha) Volume (m3)
(1) (2) (3) (4)
Waduk
1
Waduk Kedung Ombo 65,76 723,000.00
2 Waduk Butak 45 264,000
3 Waduk Nglangon 65 1,096.ooo
4 Waduk Simo 60 429,000
5
Waduk Sanggeh 46
6
Waduk Kenteng 46 120,000
Embung
1. Embung sugihmanik 2,500.00 4,548.82
2. Embung Kalimaro 2,500.00 4,548.82
3. Embung Kidang Kencoro 6,086.76 18,206.27
4. Embung Mangin 2,500.00 6,906.25
5. Embung Tungu 2,500.00 4,548.82
6. Embung Rejosari 2,500.00 6,906.25
7. Embung Getasrejo 2,500.00 4,548.82
8. Embung Kronggen 2,100.00 3,868.82
9. Embung Lemah Putih 1,210.00 2,445.41
10. Embung Boloh 2,500.00 6,906.25
11. Embung Sindurejo 2,590,00 4,727.83
12. Embung Warukaranganyar 2,500.00 4,548.82
13. Embung Plosoharjo 2,500.00 4,548.82
14. Embung Mojorebo 2,100.00 3,854.37
15. Embung Plosorejo 2,500.00 6,906.25
16 Embung Jono 2,520.00 4,588.60
18. Embung Tahunan 1,950.00 3,599.37
19. Embung Jambon 2,500.00 6,906.25
20 Embung Sengon Wetan 2,400.00 4.494.42
21 Embung Crewek 2,400.00 4,494.42
22 Embung Pulokulon 2.418,00 4.464,33
23 Embung karangharjo 2.500,00 4.464,33
24 Embung Sulursari 2.193,75 4.028,20
25 Embung Tahunan 2.500,00 4.548,82
26 Embung Pelem 2.500,00 4.548,82
27 Embung Sembungharjo 2.500,00 4.548,82
28 Embung lebak 10.000,00 27.606,08
29 Embung Ds.plosoharjo 2.500,00 4.548,82
30 Embung Ds.Bendoharjo 2.500,00 4.548,82
23,870.00 1,648,158.08
2) Potensi Sumber Daya Air Alami
Sumber daya air alami ditemukan di Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK)
Sukolilo dengan luas bentang karst yang ditetapkan sebesar 112,20 km2meliputi 6 (enam) kecamatan mencakup kecamatan Klambu, Brati, Grobogan, Tawangharjo,
Wirosari dan Ngaringan. Perbukitan batu gamping kawasan ini memiliki sifat-sifat
kawasan karst. Yaitu terdapat bentukan bukit dan lembah yang khas akibat
proses-proses pelarutan, terdapat gua-gua, aliran sungai bawah tanah, dan mata air.Air hujan
yang jatuh di perbukitan, akan meresap ke dalam tanah, masuk ke pori dan celah
batugamping menjadi aliran pori. Selanjutnya, air mengalir ke tempat yang lebih
rendah melalui rekahan dan lorong-lorong besar (gua) maupun kecil, menjadi aliran
kanal. Hingga akhirnya, air akan muncul lagi ke permukaan tanah di tempat yang
lebih rendah menjadi mataair.Fisik dan struktur geologi perbukitan ini, dengan
sempurna telah menyimpan dan memelihara air, dalam jumlah dan masa tinggal yang
ideal.. Tak pelak lagi, kawasan karst ini menjadi sebuah tandon air alam raksasa bagi
semua mata air yang terletak di kawasan tersebut. Akuifer yang unik menyebabkan
Tabel 5 : Daftar Mata Air di wilayah Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Sukolilo di Kabupaten
Grobogan Tahun 2014
No Mata Air Elevasi (m dpl) Debit (L/s) Dusun Desa Kecamatan Kabupaten
1 Jerat 56 0 Taban Jenengan Klambu Grobogan
2 Wek 43 1 Taban Jenengan Klambu Grobogan
3 Suroblah 40 0 Beran Terkesi Klambu Grobogan
4 Pengilon 37 0 Beran Terkesi Klambu Grobogan
5 Sendang Klambu 51 11 Klambu Klambu Klambu Grobogan
6 Keongan 72 12 Keongan Penganten Klambu Grobogan
7 Sendang Mudal 34 12 Beran Terkesi Klambu Grobogan
8 Pule 1 54 2 Gedangan Penganten Klambu Grobogan
9 Pule 2 55 7 Gedangan Penganten Klambu Grobogan
10 Sendang Dewot 68 0 Klambu Klambu Grobogan
11 Sendang Sucen / Ngetuk 167 0 Ngetuk Taruman Klambu Grobogan 12 Sendang Genengsari 173 10 Lengki Taruman Klambu Grobogan 13 Sendang Sedayu 46 0 Seljari bawah Selojari Klambu Grobogan 14 Sendang Selang 240 1 Nglirikan Tegalsumur Brati Grobogan 15 Sendang Lirikan 161 12 Nglirikan Tegalsumur Brati Grobogan
16 Nadri 1 93 1 Nadri Katekan Brati Grobogan
17 Nadri 2 93 1 Nadri Katekan Brati Grobogan
18 Bendi Becak 99 1 Pasiraman Katekan Brati Grobogan 19 Sendang Pundutan 170 3 Katekan Katekan Brati Grobogan
20 Pengilon 174 1 Katekan Katekan Brati Grobogan
21 Banyu Anget 161 1 Katekan Katekan Brati Grobogan
22 Tambak Boyo 160 2 Katekan Katekan Brati Grobogan
23 Mudal 177 1 Katekan Katekan Brati Grobogan
Lanjutan Tabel 6 : Daftar Mata Air di wilayah Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Sukolilo di
Kabupaten Grobogan Tahun 2014
Lanjutan Tabel 6 : Daftar Mata Air di wilayah Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Sukolilo di
Kabupaten Grobogan Tahun 2014
Menunjukkan mata air tersebut digunakan untuk keperluan Irigasi
E. Strategi Pengelolaan Sektor Pertanian dan Ketahanan Pangan
Strategi Pengelolaan Sektor Pertanian dan Ketahanan Pangan ditempuh melalui upaya
sebagai berikut
1. Penetapan Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun 2014 tentang Rencana Perlindungan
Lahan Pertanian Berkelanjutan Kabupaten Grobogan
2. Pembangunan Rumah Kedelai Grobogan
3. Pembangunan Rumah Burung Hantu
4. Intensifikasi Produksi Tanaman Pangan, Perkebunan, Holtikutura dan Pengendalian
Hama
5. Pembangunan Lumbung Desa
Rencana Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan
Penetapan Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun 2014 tentang Rencana Perlindungan Lahan
Pertanian Berkelanjutan Kabupaten Grobogan merupakan inovasi tepat untuk mengatasi
kekurangan lahan pertanian di masa mendatang akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi
peruntukan lain. Kawasan Lahan Pertanian Berkelanjutan ditetapkan sebesar 71.948,375 Ha
serta Lahan Cadangan Pertanian Berkelanjutan sebesar 1761,025 Ha. Perbup ini mengatur
tentang kawasan pertanian berkelanjutan yang bertujuan untuk
1) melindungi Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
2) menjamin tersedianya Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan
3) mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan
4) pangan;
5) meningkatkan penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat;
6) meningkatkan pendapatan masyarakat
7) mempertahankan keseimbangan ekologis.
Rincian Lahan Pertanian Berkelanjutan di Kabupaten Grobogan disajikan pada Lampiran.
Pembangunan Rumah Kedelai Grobogan
Rumah Kedelai Grobogan merupakan inovasi untuk menjembatani antara petani (produsen)
dengan kepentingan pasar. Melimpahnya produksi kedelai Grobogan yang tidak diimbangi
oleh penanganan pascapanen membuat harga jual di tingkat petani menjadi anjlok. Produksi
kedelai Grobogan selama 5 (lima) tahun terakhir dari 2009-2013 mencapai rataan 56.250
Ton/tahun. Konsep Rumah Kedelai Grobogan adalah mempersiapkan ketersediaan
benih dan produksi kedelai di tingkat petani dan pengembangan kawasan sentra agroindustri menjadi produk tempe Grobogan yang higienis sebagai produk unggulan daerah
3) Penguatan Jabal Kedelai Tradisional ditingkat Petani
4) Pendirian kawasan sentra Agroindustri Rumah Kedelai Masyarakat Grobogan
5) Perbaikan bangunan dan prasarana Agroindustri Tempe Higienis Grobogan
6) Pendampingan Produksi, Pengemasan dan Kualitas hasil Produk
7) Penguatan Pemasaran Produk
8) Pendirian Pusat Data Kedelai Center dan Teaching Factory
Pembangunan Rumah Burung Hantu
Rumah Burung Hantu merupakan inovasi untuk mengembalikan keseimbangan ekologis
dengan memanfaatkan predator alami dari hama tikus yaitu burung hantu. Pemerintah
Kabupaten Grobogan telah mendirikan 542 unit rumah Burung Hantu dan 2 rumah
pembibitan (breeding) sebagai upaya pengendalian hama.Rincian lengkap dari sebaran
Rumah Burung Hantu disajikan di lampiran.
Intensifikasi Produksi Tanaman Pangan, Perkebunan, Holtikutura
Intensifikasi produksi tanaman pangan, perkebunan dan holtikutura dilakukan melalui strategi
1) Pengembangan dan peremajaan tanaman tebu, kapas, kelapa, jambu mete, jagung
putih
2) Pengembangan Pertanian Organik
3) Pemurnian Varietas Kedelai Grobogan
4) Pemanfaatan Pekarangan dan Lahan
5) Pengendalian organism penganggu tanaman
Rincian lengkap tentang program diatas disajikan pada Lampiran
Pembangunan Lumbung Desa
Lumbung Desa merupakan inovasi Pemerintah Kabupaten Grobogan untuk mengantisipasi
kelebihan pasokan produksi pangan sekaligus menjaga resiko kekurangan cadangan pangan
disaat musim paceklik. Total ada 133 lumbung desa yang tersebar di 19 kecamatan.Rincian
F. Anggaran Untuk Pengelolaan Sektor Pertanian, Ketahanan Pangan dan Irigasi.
Secara umum pengelolaan sector pertanian dan ketahanan pangan dikelola oleh Dinas
Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikutura Kabupaten Grobogan serta Badan Ketahanan
Pangan Kabupaten Grobogan. Sedangkan pemeliharaan irigasi dikelola oleh Dinas
Pengairan Kabupaten Grobogan
Badan Ketahanan Pangan
No Program Nilai (Rp)
1 Perencanaan dan Monitoring Ketahanan Pangan 100,000,000 2 Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat 2,185,000,000
Jumlah 2,285,000,000
Dinas Pertanian
DinasPengairan
Rekapitulasi Anggaran Pengelolaan Sektor Ketahanan Pangan, Pertanian dan Irigasi
No Pelaksana Program Nilai (Rp)
1 Badan Ketahanan Pangan 2,285,000,000 2 Dinas Pertanian dan TPH 8,540,709,500
3 Dinas Irigasi 15,030,274,100
Jumlah 25,855,983,600
No Program Nilai (Rp)
1 Peningkatan Kualitas SDM dan sarana prasarana tenaga bidang pertanian 1,829,468,500 2 Peningkatan Infrastruktur Fisik 3,510,186,000
3
Intensifikasi Produksi Tanaman Pangan, Perkebunan dan Holtikutura Serta Pengendalian Hama
2,071,055,000
4 Perencanaan, Informasi dan Publikasi 1,130,000,000
Jumlah 8,540,709,500
No Program Nilai (Rp)
1 Peningkatan Infrastruktur Irigasi, Embung, Waduk 14,640,274,100
2 Peningkatan Partisipasi Masyarakat 60,000,000
3 Perencanaan dan Monitoring 330,000,000
G. Prestasi dan Penghargaan
Pemerintah Kabupaten Grobogan telah berhasil menorehkan karya nyata yang
dibuktikan melalui berbagai penghargaan di bidang pengelolaan lingkungan hidup
yang berhasil diraih. Penghargaan yang berhasil diraih adalah sebagai berikut :
1. Juara III Indonesia Green Region Award 2013
2. Adiwiyata Mandiri Tingkat Nasional 2011 sampai dengan 2013
3. Juara IOne Billion Indonesian Trees(OBIT) atau Gerakan Penanaman Satu Miliar Pohon tingkat nasional tahun 2012
4. Kabupaten Penggerak Koperasi Tahun 2013 dengan Peringkat Paramadhana Madya
Nugraha Koperasi;
5. Penghargaan Nasional Menuju Kabupaten Layak Anak Tahun 2013 Kategori
Pratama;
6. Adhikarya Pangan Nusantara (Pembina Ketahanan Pangan) Tahun 2013;
7. Sekolah Adiwiyata Mandiri Tingkat Nasional (SMPN 1 Tegowanu );
8. Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional (SMPN 3 Gubug );
9. Juara Nasional Lomba Website antar SKPD lingkup Pertanian Kab/Kota seluruh
Indonesia;
10. Pemenang 1 Tingkat Nasional lomba kelompok Tani Ternak Kambing an. Kelompok
Mandiri;
11. Peringkat III Tingkat Nasional lomba petugas inseminasi buatan (Iiseminator) Tingkat
Nasional (An. Sutrisno);
12. Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan, PHBS, LBS dan Posyandu Tingkat Provinsi
Jawa Tengah;
13. Pencapaian Tertinggi II Pelayanan KB MOW Tingkat Provinsi Jawa Tengah;
14. Juara II Penilaian Tentang Keterbukaan Informasi Publik oleh KPID (Komisi