• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mewujudkan Tata Kelola Pertanian Kabupat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Mewujudkan Tata Kelola Pertanian Kabupat"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH KOMPETISI INDONESIA GREEN REGION AWARD (IGRA) 2014

KATEGORI : TATA KELOLA LINGKUNGAN HIDUP

JUDUL : MEWUJUDKAN TATA KELOLA PERTANIAN KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI BASIS KETAHANAN PANGAN NASIONAL

BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN GROBOGAN

PROVINSI JAWA TENGAH

www.blh.grobogan.go.iddanwww.blhgrobogan.org

(2)

MEWUJUDKAN TATA KELOLA PERTANIAN KABUPATEN GROBOGAN SEBAGAI BASIS KETAHANAN PANGAN NASIONAL

Dinamika pembangunan yang berjalan pesat memberikan dampak tersendiri bagi

kelestarian lingkungan hidup Indonesia, khususnya ketersediaan lahan pertanian dan produksi

pangan. Eksplorasi sumber daya alam yang dilakukan akan memberikan tekanan tersendiri

bagi alam. Hal ini berdampak pada penurunan produktivitas lahan dalam menunjang

ketahanan pangan. Isu pangan menjadi salah satu isu penting dalam Tujuan Pembangunan

Millenium (Millenium Development Goals MDGs)yang ditargetkan tercapai pada akhir tahun 2015. Target poin kedua MDGs disebutkan bahwa menurunkan proporsi penduduk yang

menderita kelaparan menjadi setengahnya antara tahun 1990–2015. Dengan demikian

ketersediaan pangan menjadi salah satu indikator penting dalam pembangunan Kabupaten

Grobogan merupakan salah satu lumbung pangan nasional khususnya untuk produksi jagung

dan kedelai. Produksi jagung Kabupaten Grobogan selama 5 (lima) tahun terakhir mencapai rataan 641.762 ton/tahun dan tercatat sebagai produsen jagung terbesar nasional selain Gorontalo. Sedangkan kedelai Grobogan dengan varietas Malabar telah diakui oleh Kementerian Pertanian sebagai kedelai unggulan nasional dengan kemampuan produksi 3,4 ton/ha melalui SK Mentan : 238/Kpts/SR.120/3/2008. Varietas kedelai Malabar Grobogan menjadi salah satu tumpuan harapan pemerintah dalam mengatasi

ketergantungan impor kedelai. Penetapan varietas Kedelai Malabar didukung oleh kebijakan

pembangunan Rumah Kedelai Grobogan untuk menstabilkan harga pascapanen. Selain kedua produk pertanian unggulan diatas, Kabupaten Grobogan juga memiliki potensi

produksi padi, kacang hijau, kacang tanah, ubi, cabai dan aneka tanaman biofarmaka yang

berperan penting dalam diversifikasi tanaman pangan Indonesia. Pemerintah Kabupaten

Grobogan berkomitmen penuh terhadap pengembangan pertanian lokal dalam usaha

mewujudkan ketahanan pangan. Hal ini dibuktikan dengan keberhasilan meraih

penghargaan Presiden RI berupa Adhikarya Ketahanan Pangan Nasional 2013.Inovasi Pemerintah Kabupaten Grobogan untuk mendukung ketahanan pangan adalah melalui

(3)

A. Gambaran Umum kabupaten Grobogan

 Letak Geografis

Dilihat dari Peta Provinsi Jawa Tengah,Kabupaten Grobogan terletak diantara dua

Pegunungan Kendeng yang membujur dari arah barat ke timur,berada dibagian timur dan

berbatasan dengan :

- Sebelah Barat : Kabupaten Semarang dan Kabupaten Demak

- Sebelah Utara : Kabupaten Kudus, dan Kabupaten Pati

- Sebelah Timur : Kabupaten Blora

- Sebelah Selatan : Kabupaten .Ngawi ( Jawa Timur ), Kabupaten Sragen

Kabupaten Boyolali dan Kabupaten Semarang

Ditinjau secara letak geografis,wilayah Kabupaten Grobogan terletak diantara 110 15

BT - 111 25 BT dan 7 LS–7 30 LS.

 Luas Wilayah

Secara administratif Kabupaten Grobogan terdiri dari 19 ( sembilan belas) Kecamatan

dan 280 Desa/Kelurahan dengan ibu kota berada di Purwodadi. Berdasarkan hasil

Evaluasi Penggunaan Tanah ( EPT ) tahun 1983 Kabupaten Grobogan mempunyai luas

1.975.86 Km dan merupakan kabupaten terluas nomor 2 di Jawa Tengah setelah

Kabupaten Cilacap.Jarak dari utara ke selatan 37 Km dan jarak dari barat ke timur

83 Km.

 Kondisi Topografis

Kabupaten Grobogan yang memiliki relief daerah pegunungan kapur dan perbukitan

(4)

1) Daerah dataran rendah berada pada ketinggian sampai 50 meter di atas permukaan

air laut dengan kelerangan 0º 8º meliputi 6 kecamatan yaitu Kecamatan

Gubug,Tegowanu,Godong,Purwodadi,Grobogan sebelah selatan dan Wirosari

sebelah selatan.

2) Daerah perbukitan berada pada ketinggian antara 50 100 meter di atas permukaan

air laut dengan kelerengan 8 15 meliputi 4 kecamatan yaitu Kecamatan Klambu,

Brati,Grobogan sebelah utara dan Wirosari sebelah utara.

3) Daerah dataran tinggi berada pada ketinggian 100 500 meter di atas permukaan air

laut dengan kelerengan lebih dari 15 meliputi wilayah kecamatan yang berada di

sebelah selatan dari wilayah Kabupaten Grobogan

B. Penggunaan Lahan

Berdasarkan data Status Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Grobogan tahun 2014,

luas pertanian sawah mencapai 67.605 Ha atau sekitar 34,22% dari luas wilayah

Kabupaten Grobogan. Luasan sawah tersebut terdiri dari lahan irigasi sebesar 35.334

Ha (17, 88 % dari luas Kabupaten Grobogan) dan lahan tadah hujan 32.271 Ha (16,33

% dari luas Kabupaten Grobogan). Sedangkan luas lahan pertanian selain sawah

(5)

Tabel 1. Luas Pengguna

unaan Lahan Kab Grobogan Tahun 2014

Luas

ukan Sawah 44 129 22,33

(6)

Luas Kabupaten Grobogan adalah sebesar 197.586,420 Ha dan sebesar 34,22%

dari wilayah tersebut adalah area persawahan. Hal ini menggambarkan bahwa potensi

pertanian di Kabupaten Grobogan sangat besar dan dapat diandalkan sebagai daerah

lumbung padi khususnya untuk wilayah Jawa Tengah bagian timur. perbandingan jenis

sawah yang terdapat di Kabupaten Grobogan dapat dilihat pada tabel dan gambar di

bawah ini :

Tabel 2. Penggunaan Lahan Sawah Kab Grobogan Tahun 2014

Kecamatan Irigasi (Ha) Tadah Hujan (Ha) Jumlah

01. Kedungjati 228 204 432

02. Karangrayung 1316 1039 2355

03. Penawangan 3376 1329 4705

04. Toroh 2244 2274 4518

05. Geyer 41 2561 2602

06. Pulokulon 5675 0 5675

07. Kradenan 915 4421 5336

08. Gabus 0 3901 3901

09. Ngaringan 1693 3294 4987

10. W irosari 497 3615 4112

11. Tawangharjo 0 2502 2502

12. Grobogan 120 2751 2871

13. Purwodadi 3185 1837 5022

14. Brati 1317 1196 2513

15. Klambu 2361 0 2361

16. Godong 6521 0 6521

17. Gubug 3696 0 3696

18. Tegowanu 1440 1281 2721

19. Tanggungharjo 709 66 775

(7)

Peta Penggunaan Lahan Kab Grobogan

(8)

C. Kontribusi Sektor Pertanian

Sektor pertanian merupakan penyumbang utama terhadap perekonomian Kabupaten

Grobogan dengan menghasilkan kontribusi sebesar Rp 3.677.748, 69 atau sebesar 41% dari

Produk Daerah Regional Bruto (PDRB) Tahun 2013 sebesar Rp 8.933.554,59

Tabel 3 : Perkembangan Sektoral PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

No Lapangan Usaha Tahun ( dalam jutaan )

2008 2009 2010 2011 2012 2013

1 Pertanian 2.293.535,18 2.528.540,61 2.845.126,37 3.054.164,39 3.428.780,64 3.677.748,69

2 Pertambangan/ Penggalian 68.233,43 76.594,25 85.841,73 96.034,86 114.955,30 131.198,49

3 Industri 157.012,87 169.733,72 189.771,94 209.446,64 234.472,05 263.495,74

4 Listrik, Gas dan air minum 86.863,56 97.071,68 107.926,46 119.653,10 132.088,81 149.698,21

5 Bangunan/Konstruksi 269.872,55 318.828,68 366.015,74 412.139,06 466.829,91 533.824,81

6 Perdagangan/Hotel/RMakan 956.000,59 1.044.030,25 1.156.036,66 1.294.984,09 1.471.879,77 1.676.655,76

7 Angkutan dan komunikasi 175.852,43 197.425,46 219.898,28 246.960,86 280.736,93 323.732,14

8 Perbankan & lemb

keuangan 439.117,68 494.368,52 560.039,24 632.930,10 702.329,67 802.327,16

9 Jasa-jasa 738.717,04 838.045,99 968.937,85 1.075.148,53 1.213.385.00 1.374.873,60

Jumlah 5.185.205,34 5.764.639,16 6.499.594,27 7.141.461,63 8.045.458,09 8.933.554,59

Sumber :BPS Kabupaten Grobogan (data tahun 2013 merupakan angka sementara)

D. Potensi Sumber Daya Air di Kabupaten Grobogan

1) Potensi Sumber Daya Air untuk Irigasi

Pemerintah Kabupaten Grobogan berusaha mengoptimalkan fungsi waduk, embung serta

bendungan untuk keperluan irigasi lahan pertanian. Adapun jumlah serta kapasitas waduk,

embung dan bendungan disajikan pada Tabel 4. Luas area waduk dan embung di seluruh wilayah

(9)

Tabel 4 : Nama Waduk/Embung, Luas Area dan Kapasitas Penyimpanan

No. Nama

Danau/Waduk/Situ/Embung Luas (Ha) Volume (m3)

(1) (2) (3) (4)

Waduk

1

Waduk Kedung Ombo 65,76 723,000.00

2 Waduk Butak 45 264,000

3 Waduk Nglangon 65 1,096.ooo

4 Waduk Simo 60 429,000

5

Waduk Sanggeh 46

6

Waduk Kenteng 46 120,000

Embung

1. Embung sugihmanik 2,500.00 4,548.82

2. Embung Kalimaro 2,500.00 4,548.82

3. Embung Kidang Kencoro 6,086.76 18,206.27

4. Embung Mangin 2,500.00 6,906.25

5. Embung Tungu 2,500.00 4,548.82

6. Embung Rejosari 2,500.00 6,906.25

7. Embung Getasrejo 2,500.00 4,548.82

8. Embung Kronggen 2,100.00 3,868.82

9. Embung Lemah Putih 1,210.00 2,445.41

10. Embung Boloh 2,500.00 6,906.25

11. Embung Sindurejo 2,590,00 4,727.83

12. Embung Warukaranganyar 2,500.00 4,548.82

13. Embung Plosoharjo 2,500.00 4,548.82

14. Embung Mojorebo 2,100.00 3,854.37

15. Embung Plosorejo 2,500.00 6,906.25

16 Embung Jono 2,520.00 4,588.60

(10)

18. Embung Tahunan 1,950.00 3,599.37

19. Embung Jambon 2,500.00 6,906.25

20 Embung Sengon Wetan 2,400.00 4.494.42

21 Embung Crewek 2,400.00 4,494.42

22 Embung Pulokulon 2.418,00 4.464,33

23 Embung karangharjo 2.500,00 4.464,33

24 Embung Sulursari 2.193,75 4.028,20

25 Embung Tahunan 2.500,00 4.548,82

26 Embung Pelem 2.500,00 4.548,82

27 Embung Sembungharjo 2.500,00 4.548,82

28 Embung lebak 10.000,00 27.606,08

29 Embung Ds.plosoharjo 2.500,00 4.548,82

30 Embung Ds.Bendoharjo 2.500,00 4.548,82

23,870.00 1,648,158.08

2) Potensi Sumber Daya Air Alami

Sumber daya air alami ditemukan di Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK)

Sukolilo dengan luas bentang karst yang ditetapkan sebesar 112,20 km2meliputi 6 (enam) kecamatan mencakup kecamatan Klambu, Brati, Grobogan, Tawangharjo,

Wirosari dan Ngaringan. Perbukitan batu gamping kawasan ini memiliki sifat-sifat

kawasan karst. Yaitu terdapat bentukan bukit dan lembah yang khas akibat

proses-proses pelarutan, terdapat gua-gua, aliran sungai bawah tanah, dan mata air.Air hujan

yang jatuh di perbukitan, akan meresap ke dalam tanah, masuk ke pori dan celah

batugamping menjadi aliran pori. Selanjutnya, air mengalir ke tempat yang lebih

rendah melalui rekahan dan lorong-lorong besar (gua) maupun kecil, menjadi aliran

kanal. Hingga akhirnya, air akan muncul lagi ke permukaan tanah di tempat yang

lebih rendah menjadi mataair.Fisik dan struktur geologi perbukitan ini, dengan

sempurna telah menyimpan dan memelihara air, dalam jumlah dan masa tinggal yang

ideal.. Tak pelak lagi, kawasan karst ini menjadi sebuah tandon air alam raksasa bagi

semua mata air yang terletak di kawasan tersebut. Akuifer yang unik menyebabkan

(11)

Tabel 5 : Daftar Mata Air di wilayah Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Sukolilo di Kabupaten

Grobogan Tahun 2014

No Mata Air Elevasi (m dpl) Debit (L/s) Dusun Desa Kecamatan Kabupaten

1 Jerat 56 0 Taban Jenengan Klambu Grobogan

2 Wek 43 1 Taban Jenengan Klambu Grobogan

3 Suroblah 40 0 Beran Terkesi Klambu Grobogan

4 Pengilon 37 0 Beran Terkesi Klambu Grobogan

5 Sendang Klambu 51 11 Klambu Klambu Klambu Grobogan

6 Keongan 72 12 Keongan Penganten Klambu Grobogan

7 Sendang Mudal 34 12 Beran Terkesi Klambu Grobogan

8 Pule 1 54 2 Gedangan Penganten Klambu Grobogan

9 Pule 2 55 7 Gedangan Penganten Klambu Grobogan

10 Sendang Dewot 68 0 Klambu Klambu Grobogan

11 Sendang Sucen / Ngetuk 167 0 Ngetuk Taruman Klambu Grobogan 12 Sendang Genengsari 173 10 Lengki Taruman Klambu Grobogan 13 Sendang Sedayu 46 0 Seljari bawah Selojari Klambu Grobogan 14 Sendang Selang 240 1 Nglirikan Tegalsumur Brati Grobogan 15 Sendang Lirikan 161 12 Nglirikan Tegalsumur Brati Grobogan

16 Nadri 1 93 1 Nadri Katekan Brati Grobogan

17 Nadri 2 93 1 Nadri Katekan Brati Grobogan

18 Bendi Becak 99 1 Pasiraman Katekan Brati Grobogan 19 Sendang Pundutan 170 3 Katekan Katekan Brati Grobogan

20 Pengilon 174 1 Katekan Katekan Brati Grobogan

21 Banyu Anget 161 1 Katekan Katekan Brati Grobogan

22 Tambak Boyo 160 2 Katekan Katekan Brati Grobogan

23 Mudal 177 1 Katekan Katekan Brati Grobogan

(12)

Lanjutan Tabel 6 : Daftar Mata Air di wilayah Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Sukolilo di

Kabupaten Grobogan Tahun 2014

(13)

Lanjutan Tabel 6 : Daftar Mata Air di wilayah Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Sukolilo di

Kabupaten Grobogan Tahun 2014

Menunjukkan mata air tersebut digunakan untuk keperluan Irigasi

E. Strategi Pengelolaan Sektor Pertanian dan Ketahanan Pangan

Strategi Pengelolaan Sektor Pertanian dan Ketahanan Pangan ditempuh melalui upaya

sebagai berikut

1. Penetapan Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun 2014 tentang Rencana Perlindungan

Lahan Pertanian Berkelanjutan Kabupaten Grobogan

2. Pembangunan Rumah Kedelai Grobogan

3. Pembangunan Rumah Burung Hantu

4. Intensifikasi Produksi Tanaman Pangan, Perkebunan, Holtikutura dan Pengendalian

Hama

5. Pembangunan Lumbung Desa

(14)

Rencana Perlindungan Lahan Pertanian Berkelanjutan

Penetapan Peraturan Bupati Nomor 15 Tahun 2014 tentang Rencana Perlindungan Lahan

Pertanian Berkelanjutan Kabupaten Grobogan merupakan inovasi tepat untuk mengatasi

kekurangan lahan pertanian di masa mendatang akibat alih fungsi lahan pertanian menjadi

peruntukan lain. Kawasan Lahan Pertanian Berkelanjutan ditetapkan sebesar 71.948,375 Ha

serta Lahan Cadangan Pertanian Berkelanjutan sebesar 1761,025 Ha. Perbup ini mengatur

tentang kawasan pertanian berkelanjutan yang bertujuan untuk

1) melindungi Kawasan Pertanian Pangan Berkelanjutan;

2) menjamin tersedianya Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

3) mewujudkan kemandirian, ketahanan, dan kedaulatan

4) pangan;

5) meningkatkan penyediaan lapangan kerja bagi masyarakat;

6) meningkatkan pendapatan masyarakat

7) mempertahankan keseimbangan ekologis.

Rincian Lahan Pertanian Berkelanjutan di Kabupaten Grobogan disajikan pada Lampiran.

Pembangunan Rumah Kedelai Grobogan

Rumah Kedelai Grobogan merupakan inovasi untuk menjembatani antara petani (produsen)

dengan kepentingan pasar. Melimpahnya produksi kedelai Grobogan yang tidak diimbangi

oleh penanganan pascapanen membuat harga jual di tingkat petani menjadi anjlok. Produksi

kedelai Grobogan selama 5 (lima) tahun terakhir dari 2009-2013 mencapai rataan 56.250

Ton/tahun. Konsep Rumah Kedelai Grobogan adalah mempersiapkan ketersediaan

benih dan produksi kedelai di tingkat petani dan pengembangan kawasan sentra agroindustri menjadi produk tempe Grobogan yang higienis sebagai produk unggulan daerah

(15)

3) Penguatan Jabal Kedelai Tradisional ditingkat Petani

4) Pendirian kawasan sentra Agroindustri Rumah Kedelai Masyarakat Grobogan

5) Perbaikan bangunan dan prasarana Agroindustri Tempe Higienis Grobogan

6) Pendampingan Produksi, Pengemasan dan Kualitas hasil Produk

7) Penguatan Pemasaran Produk

8) Pendirian Pusat Data Kedelai Center dan Teaching Factory

Pembangunan Rumah Burung Hantu

Rumah Burung Hantu merupakan inovasi untuk mengembalikan keseimbangan ekologis

dengan memanfaatkan predator alami dari hama tikus yaitu burung hantu. Pemerintah

Kabupaten Grobogan telah mendirikan 542 unit rumah Burung Hantu dan 2 rumah

pembibitan (breeding) sebagai upaya pengendalian hama.Rincian lengkap dari sebaran

Rumah Burung Hantu disajikan di lampiran.

Intensifikasi Produksi Tanaman Pangan, Perkebunan, Holtikutura

Intensifikasi produksi tanaman pangan, perkebunan dan holtikutura dilakukan melalui strategi

1) Pengembangan dan peremajaan tanaman tebu, kapas, kelapa, jambu mete, jagung

putih

2) Pengembangan Pertanian Organik

3) Pemurnian Varietas Kedelai Grobogan

4) Pemanfaatan Pekarangan dan Lahan

5) Pengendalian organism penganggu tanaman

Rincian lengkap tentang program diatas disajikan pada Lampiran

Pembangunan Lumbung Desa

Lumbung Desa merupakan inovasi Pemerintah Kabupaten Grobogan untuk mengantisipasi

kelebihan pasokan produksi pangan sekaligus menjaga resiko kekurangan cadangan pangan

disaat musim paceklik. Total ada 133 lumbung desa yang tersebar di 19 kecamatan.Rincian

(16)

F. Anggaran Untuk Pengelolaan Sektor Pertanian, Ketahanan Pangan dan Irigasi.

Secara umum pengelolaan sector pertanian dan ketahanan pangan dikelola oleh Dinas

Pertanian, Tanaman Pangan dan Holtikutura Kabupaten Grobogan serta Badan Ketahanan

Pangan Kabupaten Grobogan. Sedangkan pemeliharaan irigasi dikelola oleh Dinas

Pengairan Kabupaten Grobogan

Badan Ketahanan Pangan

No Program Nilai (Rp)

1 Perencanaan dan Monitoring Ketahanan Pangan 100,000,000 2 Peningkatan Ketahanan Pangan Masyarakat 2,185,000,000

Jumlah 2,285,000,000

Dinas Pertanian

DinasPengairan

Rekapitulasi Anggaran Pengelolaan Sektor Ketahanan Pangan, Pertanian dan Irigasi

No Pelaksana Program Nilai (Rp)

1 Badan Ketahanan Pangan 2,285,000,000 2 Dinas Pertanian dan TPH 8,540,709,500

3 Dinas Irigasi 15,030,274,100

Jumlah 25,855,983,600

No Program Nilai (Rp)

1 Peningkatan Kualitas SDM dan sarana prasarana tenaga bidang pertanian 1,829,468,500 2 Peningkatan Infrastruktur Fisik 3,510,186,000

3

Intensifikasi Produksi Tanaman Pangan, Perkebunan dan Holtikutura Serta Pengendalian Hama

2,071,055,000

4 Perencanaan, Informasi dan Publikasi 1,130,000,000

Jumlah 8,540,709,500

No Program Nilai (Rp)

1 Peningkatan Infrastruktur Irigasi, Embung, Waduk 14,640,274,100

2 Peningkatan Partisipasi Masyarakat 60,000,000

3 Perencanaan dan Monitoring 330,000,000

(17)

G. Prestasi dan Penghargaan

Pemerintah Kabupaten Grobogan telah berhasil menorehkan karya nyata yang

dibuktikan melalui berbagai penghargaan di bidang pengelolaan lingkungan hidup

yang berhasil diraih. Penghargaan yang berhasil diraih adalah sebagai berikut :

1. Juara III Indonesia Green Region Award 2013

2. Adiwiyata Mandiri Tingkat Nasional 2011 sampai dengan 2013

3. Juara IOne Billion Indonesian Trees(OBIT) atau Gerakan Penanaman Satu Miliar Pohon tingkat nasional tahun 2012

4. Kabupaten Penggerak Koperasi Tahun 2013 dengan Peringkat Paramadhana Madya

Nugraha Koperasi;

5. Penghargaan Nasional Menuju Kabupaten Layak Anak Tahun 2013 Kategori

Pratama;

6. Adhikarya Pangan Nusantara (Pembina Ketahanan Pangan) Tahun 2013;

7. Sekolah Adiwiyata Mandiri Tingkat Nasional (SMPN 1 Tegowanu );

8. Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional (SMPN 3 Gubug );

9. Juara Nasional Lomba Website antar SKPD lingkup Pertanian Kab/Kota seluruh

Indonesia;

10. Pemenang 1 Tingkat Nasional lomba kelompok Tani Ternak Kambing an. Kelompok

Mandiri;

11. Peringkat III Tingkat Nasional lomba petugas inseminasi buatan (Iiseminator) Tingkat

Nasional (An. Sutrisno);

12. Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan, PHBS, LBS dan Posyandu Tingkat Provinsi

Jawa Tengah;

13. Pencapaian Tertinggi II Pelayanan KB MOW Tingkat Provinsi Jawa Tengah;

14. Juara II Penilaian Tentang Keterbukaan Informasi Publik oleh KPID (Komisi

Gambar

Tabel 1. Luas Penggunaunaan Lahan Kab Grobogan Tahun 2014
Tabel 2. Penggunaan Lahan Sawah Kab Grobogan Tahun 2014
Tabel 3 : Perkembangan Sektoral PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Tabel 4 : Nama Waduk/Embung, Luas Area dan Kapasitas Penyimpanan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi Experimental Design. Dalam desain ini terdapat dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Populasi dalam

Penerimaan, Biaya, dan Pendapatan Bersih Petani Dalam Setahun Pada Usahatani Jeruk Siam di Poktan Gunung Mekar Desa Taro, Kecamatan Tegallalang, Kabupaten Gianyar Tahun 2013..

d) Organisasi pelaksanaan; e) Program alih pengetahuan; f) Jadwal pelaksanaan pekerjaan; g) Jadwal penugasan personil; dan h) Fasilitas penunjang. Aspek-aspek biaya yang

Berdasarkan hasil evaluasi administrasi, teknis, evaluasi harga serta evaluasi penilaian kualifikasi penawaran oleh Pokja ULP Pengadaan Barang/Jasa Bidang Bina Marga Dinas

Analisa teknikal memfokuskan dalam melihat arah pergerakan dengan mempertimbangkan indikator-indikator pasar yang berbeda dengan analisa fundamental, sehingga rekomendasi yang

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh metode pembelajaran problem solving terhadap hasil belajar matematika atau hasil belajar matematika siswa yang

Kondisi awal bibit yang dihasilkan dari dua metode perkecambahan baik cara perendaman maupun cara pendederan dengan karung goni tidak menunjukkan beda nyata, kecuali

Brecklin dan Chambers [2], memperkenalkan analisis Regresi M-kuantil yang merupakan suatu analisis regresi yang mempelajari cara mengetahui hubungan antara variabel bebas