• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN G

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG KESEHATAN G"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

**Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya ***Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Surabaya

Email : nadhirafamaysa1@gmail.com ABSTRACT

Introduction: Knowledge is the result of knowing, and this happens after people make sensations to a particular object. No exception knowledge of dental health because people will understand about dental health after getting information from other parties such as health workers. Teeth are a unity with other parts of our body. Damage to the teeth can affect the health of other limbs, so it will interfere with daily activities. But the damage to the teeth such as dental caries cases can still be done with the dental fillings treatment because it is a way to repair tooth decay in order to return to the original shape and can function properly. But different things which happen in students of 5th grade SDI Bayanul Azhar Sumbergempol, Tulungagung year 2017, because of 25 students only 3 students who received dental fillings treatment. This research was conducted with The aim: knowing the relationship of knowledge about dental health with dental filling treatment in the teeth of grade 5 students of Bayanul Azhar Sumbergempol, Tulungagung. Method: The type of this research is cross sectional analytic research. The sampling technique in this research is simple non random sampling. Based on simple random sampling technique the target of this research is 25 students. Method of the data collection was using questionnaires and observations. Data analysis technique was using Fisher exact test. Result: There is no correlation of knowledge about dental health with the treatment of dental filling in 5th grade students SDI Bayanul Azhar Sumbergempol, Tulungagung.

Keywords

:

Knowledge, Dental Health, Dental Fillings Treatment ABSTRAK Pendahuluan: Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini

terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Tidak terkecuali pengetahuan tentang kesehatan gigi karena seseorang akan memahami tentang kesehatan gigi setelah mendapatkan informasi dari pihak lain misalnya tenaga kesehatan gigi. Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lain, sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari. Tetapi kerusakan pada gigi dengan kasus karies gigi masih bisa dilakukan tindakan penambalan karena penambalan adalah salah satu cara untuk memperbaiki kerusakan gigi agar bisa kembali ke bentuk semula dan bisa berfungsi dengan baik.Tetapi hal berbeda yang terjadi di siswa kelas 5 SDI Bayanul Azhar Sumbergempol, Tulungagung tahun 2017 karena dari 25 siswa hanya 3 siswa yang melakukan penambalan gigi. Penelitian ini dilakukan dengan Tujuan: diketahuinya hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan tindakan penambalan gigi siswa kelas 5 SDI Bayanul Azhar Sumbergempol, Tulungagung. Metode: Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik cross sectional. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple non random sampling. Berdasarkan teknik simple random sampling sasaran penelitian ini adalah 25 siswa. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner dan Observasi. Teknik analisis data menggunakan uji

Fisher exact. Hasil: tidak ada hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan tindakan penambalan gigi siswa kelas 5 SDI Bayanul Azhar Sumbergempol, Tulungagung.

Kata kunci : Pengetahuan, Kesehatan gigi, Tindakan penambalan gigi

PENDAHULUAN

Gigi merupakan satu kesatuan dengan anggota tubuh kita yang lain. Kerusakan pada gigi dapat mempengaruhi kesehatan anggota tubuh lain, sehingga akan mengganggu aktivitas sehari-hari (Nurhidayat dkk, 2012).

Kesehatan gigi merupakan bagian dari kesehatan tubuh yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Gigi merupakan bagian tubuh yang berfungsi untuk mengunyah, berbicara dan

mempertahankan bentuk muka, sehingga penting untuk menjaga kesehatan gigi sedini mungkin agar dapat bertahan lama dalam rongga mulut. Masalah terbesar yang dihadapi penduduk Indonesia seperti juga di negara berkembang lainnya dibidang kesehatan gigi yaitu karies gigi.Karies Gigi merupakan suatu penyakit yang dimulai pada jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan pulpa yang disebabkan aktivitas jasat renik yang ada dalam suatu karbohidrat

(2)

yang diragikan. Proses terjadinya karies dimulai dengan adanya plak di permukaan gigi (Satiti, 2015).

Penambalan gigi adalah salah satu cara untuk memperbaiki kerusakan gigi agar gigi bisa kembali ke bentuk semula dan bisa kembali berfungsi dengan baik. Performed Treatment Index (PTI) menggambarkan motivasi seseorang untuk menambalkan giginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetap (Maulana dkk, 2017).

Rata-rata penduduk Indonesia memiliki angka penambalan gigi sangat rendah, yaitu hanya sebesar 1.6 %. Indikator derajat kesehatan gigi yang telah ditetapkan untuk anak usia 12 tahun index DMF-T ≤ 3 dengan PTI lebih besar dari 50 % (Maulana dkk, 2017). Hasil Riset Kesahatan Dasar 2007 (Kemenkes), menunjukkan bahwa prevalensi karies gigi adalah 46,5% dan yang mempunyai pengalaman karies sebesar 72,1%. Prevelensi karies aktif kelompok umur 12 tahun sebesar 29,8% sedangkan pengalaman karies 36,1%. Presentasi dari jumlah gigi tetap yang sudah di tumpat (PTI) pada usia 12 tahun baru mencapai 0,7% dan 26,2% telah terlanjur dicabut. Berdasarkan survei yang dilakukan pada tanggal 3 Desember 2016 di SDI Bayanul Azhar Sumbergempol, Tulungagung didapatkan hasil sebagai berikut: jumlah DMF-T =119 dengan rincian nilai D = 110 ; nilai M = 6 ; nilai F = 3. Hasil DMF-T diketahui rata-rata DMF-T ialah 4,76 dan hasil PTI 2,5% menurut informasi guru di SDI tersebut sudah dilakukan penyuluhan tentang penambalan gigi oleh tenaga kesehatan di daerah Sumbergempol. Faktanya Jumlah siswa yang melakukan penambalan lebih rendah dari indikator derajat kesehatan gigi dan mulut target 2010 Kemenkes tentang nilai DMF-T usia 12 tahun yaitu 1 dan indikator penambalan target tahun 2020 menurut Kemenkes (2012) adalah 50% dari seluruh gigi yang mengalami karies (Kemenkes, 2012).

Hal ini disebabkan oleh pengetahuan siswa yang masih rendah (Riskesdas,2013). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmojo, 2012).

Fankari (2004 dalam Dewanti 2012) menjelaskan bahwa salah satu penyebab timbulnya masalah kesehatan gigi dan mulut pada siswa adalah faktor perilaku atau sikap mengabaikan kesehatan gigi dan mulut. Hal

tersebut dilandasi oleh kurangnya pengetahuan akan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Ketika seseorang memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi yang baik maka perhatian akan kesehatan gigi semakin tinggi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan tindakan penambalan gigi siswa kelas 5 SDI Bayanul Azhar Sumbergempol, Tulungagung

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian analitik cross sectional. Lokasi penelitian dilakukan di SDI Bayanul Azhar yang beralamat di Desa Bendiljati Kulon, Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung. penelitian dilakukan pada bulan pada bulan November 2016 sampai Mei 2017. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non random sampling

sampling jenuh. Teknik ini digunakan apabila semua populasi digunakan sebagai sampel dan dikenal juga dengan istilah sensus. Sampling jenuh ini dilakukan apabila populasi kurang dari 30 orang. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogin (Sugiyono, 2012). Berdasarkan teknik non random sampling

diambil sampel sebanyak 25 siswa. Untuk menganalisis hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan tindakan penambalan gigi siswa menggunakan uji fisher exact. Kriteria penilaian pengetahuan dalam penelitian ini adalah Pengetahuan termasuk dalam kategori Baik = 70% - 100%, Sedang = 50% - 69%, Buruk = <50%, tindakan penambalan baik jika>50% gigi dengan kriteria Deccay telah ditambal. Tindakan Penambalan buruk jika≤50% gigi dengan kriteria Deccay belum ditambal.

HASIL PENELITIAN 1.Pengetahuan

Tabel.1: Pernyataan Responden Tentang Pengetahuan Kesehatan Gigi

N

o Pernyataan BenarF% SalahF% 1 Makanan penyebab gigiberlubang 100 0

2 Makananmembersihkan gigi yang 28 72 3 Akibat bila mengkonsumsi

(3)

lengket

4 Waktu yang tepat untukmenyikat gigi di pagi hari 32 68

5 Frekuensi menyikat gigiyang benar dalam sehari 84 16

6 Waktu minimal untukmemeriksakan gigi 52 48

7 Waktu yang tepat untukmenyikat gigi di malam

hari 100 0

8 Flour dapat mencegah gigiberlubang 44 56

9 Upaya yang dilakukan saatgigi berlubang 100 0 1

0 Akibat gigi berlubang tidakdi lakukan perawatan 80 20 1

1 Cara merawat gigi yangberlubang 28 72 1

2

Kondisi gigi yang masih dapat dilakukan

penambalan 28 72

1

3 Tanda awal gigi berlubang 60 40 1

4 Manfaat gigi yangberlubang di tambal 32 68 Analisis: Ada sebagian besar responden yang belum tahu tentang makanan yang dapat membersihkan gigi, waktu yang tepat untuk menyikat gigi terutama di pagi hari, dan juga tentang penambalan gigi.

Tabel.2: Pengetahuan Siswa Tentang Kesehatan Gigi Siswa Kelas 5 SDI Bayanul Azhar Sumbergempol, Tulungagung

Kategori Frekuensi %

Baik 17 68

Kurang 8 32

Total 25 100

Analisis : Sebagian besar responden memiliki pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan kategori baik

Tabel.3: Tindakan Penambalan Gigi Siswa Kelas 5 SDI Bayanul Azhar Sumbergempol, Tulungagung

Kategori Frekuensi %

Baik 3 2,5

Buruk 22 97,5

Total 25 100

Analisis: Sebagian besar responden tindakan penambalan gigi dengan kategori buruk

Tabel.4: Analisis Hubungan Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dengan Tindakan Penambalan Gigi Siswa Kelas 5 SDI Bayanul Azhar Sumbergempol Tulungagung

Pengeta

huan BaikTindakan penambalan gigiBuruk Jumlah P-Valu

e

f % f % n %

Baik 2 8 1

4 56 16 64 0,704 Buruk 1 4 8 3

2 9 36 Total 3 1

2 22 88 25 100

Analisis: Responden yang memiliki pengetahuan baik persentase tindakan penambalan dengan kategori buruk lebih banyak dari pada tindakan penambalan dengan kategori baik dan responden yang memiliki pengetahuan buruk persentase tindakan penambalan dengan kategori buruk lebih banyak dari pada tindakan penambalan dengan kategori baik

Uji Fisher exact test diperoleh nilai P

Value = 0,704 sedangkan nilai signifikan (α) yang ditetapkan yaitu 0,05 dari data tersebut menunjukkan nilai 0,704>0,05 maka hipotesis ditolak artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan dengan tindakan penambalan gigi siswa kelas 5 SDI Bayanul Azhar Sumbergempol, Tulungagung tahun 2017.

PEMBAHASAN

Pengetahuan Siswa Kelas 5 SDI Bayanul Azhar Sumbergempol Tulungagung Tentang Kesehatan Gigi

Hasil analisis pengetahuan tentang kesehatan gigi siswa kelas 5 SDI Bayanul Azhar Sumbergempol, Tulungagung diperoleh nilai yang paling banyak adalah baik. Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu melalui pengindraan penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Tingkat pengetahuan akan membentuk cara berpikir dan kemampuan seseorang untuk memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tersebut untuk menjaga kesehatannya.

(4)

bengkuang dan lain-lain. Sebaliknya makanan yang lunak dan melekat pada gigi amat merusak gigi seperti: permen, coklat, biskuit, wafer, sirup.

Arumsari (2014) menyatakan bahwa Kerusakan gigi banyak terjadi pada anak-anak hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor salah satunya waktu menyikat gigi yang tidak tepat. Kebiasaan kita adalah menyikat gigi saat mandi, baik itu mandi pagi atau sore. Yang paling tepat ialah menyikat gigi setelah makan

.

Hal ini bisa jadi karena faktor orang tua, guru,dan juga pelayanan kesehatan.

Sedangkan menurut Heta dkk (2016) menyatakan bahwa karies agar tidak meluas adalah melakukan penambalan pada gigi untuk mengembalikan fungsi rongga mulut yang terganggu akibat hilangnya harmonisasi oklusal dan kehilangan gigi geligi, karena penyakit karies sendiri bersifat progresif dan kumulatif. Gigi yang sudah terkena karies dapat menjadi cacat dan tidak dapat kembali seperti sedia kala. Walaupun telah dilakukan berbagai upaya dalam pencegahan dan pengendalian karies, peningkatan DMF-T menunjukkan adanya penambahan karies baru atau Decay (D) yang memerlukan pelayanan kesehatan gigi.

Angka PTI Siswa Kelas 5 SDI Bayanul Azhar Sumbergempol, Tulungagung

Tindakan penambalan gigi siswa kelas 5 SDI Bayanul Azhar Sumbergempol, Tulungagung termasuk dalam kategori buruk. Buruknya kesadaran siswa untuk menambal gigi sendiri dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Ditinjau dari teori Green dalam penelitian Heta dkk (2016) menyatakan terbentuknya perilaku individu untuk melakukan tindakan penambalan gigi dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi (predisposing factors) yang meliputi pengetahuan, sikap, tradisi, tingkat pendidikan, sosial ekonomi; faktor pemungkin (enabling factors) yang meliputi ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan, akses pelayanan, mutu pelayanan, dan faktor penguat (reinforcing factors) meliputi sikap dan perilaku orangtua atau keluarga, tokoh masyarakat, tokoh agama, petugas kesehatan, dan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kesehatan. Perilaku sendiri dapat dinilai dari pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang. Selain itu ada juga faktor lingkungan yang dapat menyebabkan rendahnya tindakan penambalan gigi. tindakan penambalan gigi. Hal ini dapat terjadi karena perubahan atau peningkatan pengetahuan tentang kesehatan gigi yang tidak diimbangi dengan peningkatan atau perubahan perilakunya (Notoadmojo, 2010). Meskipun siswa memiliki pengetahuan baik tentang kesehatan gigi tetapi ada sebagian siswa yang tidak tau tentang makanan yang dapat membersihkan gigi, waktu yang tepat untuk menggosok gigi terutama di pagi hari, dan juga tentang penambalan gigi. Di tinjau dari teori Lawrence Green di dalam penelitian Heta dkk (2016) yang menyatakan bahwa perubahan perilaku dapat di pengaruhi oleh predisposing factor yang meliputi pengetahuan, sikap, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi.

Faktor lain kemungkinan karena orang tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga tidak memiliki kesempatan untuk mengontrol pengetahuan anaknya terutama tentang kesehatan gigi dan juga untuk melakukan tindakan penambalan gigi. Hal ini sejalan dengan penelitian Heta dkk (2016) yang mengungkapkan bahwa terbentuknya perilaku siswa dapat dipengaruhi oleh 3 faktor salah semua itu sesuai dengan teori Green di dalam penelitian Heta dkk (2016) yang mengungkapkan bahwa fasilitas dan sarana prasarana kesehatan dapat mempengaruhi terbentuknya perilaku siswa dalam hal ini menggosok gigi untuk menjaga kesehatan gigi siswa yang termasuk ke dalam enabling factor

(5)

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

1. Pengetahuan tentang kesehatan gigi siswa kelas 5 SDI Bayanul Azhar nilai yang paling banyak adalah baik.

2. Tindakan penambalan gigi siswa kelas 5 SDI Bayanul Azhar diperoleh nilai yang paling banyak adalah tidak melakukan penambalan.

3. Tidak ada hubungan pengetahuan tentang kesehatan gigi dengan tindakan penambalan gigi siswa kelas 5 SDI Bayanul Azhar Sumbergempol, Tulungagung

B. Saran

1. Bagi Siswa SDI Bayanul Azhar Sumbergempol, Tulungagung diharapkan dapat mengubah sikap agar mau melakukan tidakan penambalan gigi sehingga akan tercipta perubahan perilaku untuk menjaga kesehatan gigi khususnya penambalan gigi 2. Bagi Orang Tua Siswa SDI Bayanul Azhar

Sumbergempol, Tulungagung diharapkan dapat lebih memberikan motivasi kepada anaknya untuk melakukan tindakan penambalan gigi

3. Bagi Mahasiswa Poltekkes Kemenkes Surabaya diharapkan melakukan penelitian lebih lanjut tentang faktor lain yang belum diteliti yang menyebabkan buruknya tindakan penambalan gigi

Daftar Pustaka

Arumsari F. 2014. Pembiasaan Menggosok Gigi Untuk Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut. 3:478-483. Jurnal Pendidikan Anak Universitas Negeri Yogyakarta

Dewanti. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi dengan Perilaku Perawatan Gigi Pada Anak Usia Sekolah di SDN 4 Pondok Cina Depok. Universitas Indoneia. Skripsi

Heta FN. Adhani R. Yuniarrahmah E. 2016. Hubungan

TingkatPengetahuan, Ketersediaan Fasilitas.

dan Dorongan Petugas Kesehatan Terhadap Tindakan Masyrakat Untuk Menambal Gigi. Dentino Jurnal Kedokteran Gigi. 1:52-56. Universitas Lambung Mangkurat

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Pedoman Usaha Kesehatan Gigi Sekolah. Jakarta

Maulana I. Kusmana A. Primawati SR. 2017. Hubungan Pengetahuan Karies dengan

Performance Treatment Index (PTI) Pada Mahasiwa/Mahasiswi. Journal ARSA (Actual

Research Science Academic). 2:15-22. Poltekkes Kemenkes Tasikmalaya.

Notoatmodjo S. 2012. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta.Jakarta

Nurhidayat O. Tunggul E. Wahyono B. 2012. Perbandingan Media Power Point dengan Flip Chart dalam Meningkatkan Pengetahuan Kesehatan Gigi dan Mulut. Unnes Journal Of Public Health. 1:32-35. Universitas Negeri Semarang.

Purnom I. Lestari S. 2013. Studi Tentang Faktor-Faktor

yang Berhubungan dengan Status Kesehatan

Gigi dan Mulut Siswa SMK Yapenda Wiradesa

Kabupaten Pekalongan

.

Pena Jurnal Ilmu Pengetahan dan Teknologi. 25:75-84. Universitas Pekalongan.

Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta

Satiti I. 2015. Prevalensi Indikasi Perawatan Pada Pasien yang Berkunjung ke RSGM Universitas Jember. Universitas Negeri Jember. Skripsi

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif

dan R&D Bandung: Alfabeta.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian obesitas pada ibu postpartum (Wilayah Kerja Puskesmas Subah).. Penelitian ini

Organ-organ tubuh di atas yang mengandung epitel kubus lapis banyak adalah ..... Tulang rawan atau kartilago dibedakan menjadi tiga yaitu hialin, elastin dan tulang

Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan. Kedua atas Peraturan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas X MAN 1 Stabat dalam materi trigonometri, faktor-faktor penyebab

Sesuai dengan ketentuan pasal 13 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 32/POJK.04/2014 tanggal 8 Desember 2014 (“Peraturan OJK”) , maka Panggilan Rapat akan diumumkan dalam 1 (satu)

Kesimpulan berisi ringkasan pembahasan permasalahan tentang pertanggungjawaban pidana korporasi dalam tindak pidana perdagangan orang dan saran yang dapat diberikan

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan evaluasi atas Dokumen Kualifikasi Seleksi Umum Pengadaan Jasa Konsultansi oleh Pokja Jasa Konsultansi ULP Kabupaten Bolaang

[r]