• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERCOBAAN III,titrasi permanganometri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERCOBAAN III,titrasi permanganometri"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PERCOBAAN III

Judul : TITRASI PERMANGANOMETRI

Tujuan : 1. Menentukan jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O.

2. Mengamati warna botol penyimpanan terhadap kadar H2O2.

Hari/ Tanggal : Sabtu/15 November 2008.

Tempat : Laboratorium Kimia FKIP UNLAM Banjarmasin

I. DASAR TEORI

Kalium permanganat telah lama digunakan dalam analisa redoks. Hal ini disebabkan karena KMnO4 merupakan oksidator kuat yang dapat mengoksidasi

sebagian besar reduktor secara kuantitatif bila ditambahkan dalam jumlah yang ekivalen. Warna ungu tua ion permanganat menjadikan permanganatnya sendiri sebagai indikator pada titrasinya. Satu tetes berlebih sudah dapat menghasilkan warna yang terang meskipun dalam larutan yang besar volumenya.

Kalium permanganat merupakan oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam dan tidak memerlukan indikator. Dalam lingkungan seperti itu ion permanganat tereduksi menjadi mangan bervalensi empat sesuai persamaan berikut.

MnO4- + 4H+ + 3e- MnO2 + H2O EO = + 1,68 volt

Sebaliknya, dalam larutan yang bersifat basa kuat; ion permanganat akan bewarna hijau sesuai dengan persamaan berikut :

MnO4- + e-  MnO42- EO = + 0,67

Selain, kalium permanganat dikenal pula hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida dengan rumus kimia H2O2 ditemukan oleh Louis Jacques Thenard di

tahun 1818. Hidrogen peroksida (H2O2) adalah cairan bening, tidak berwarna,

(2)

Hidrogen peroksida merupakan pereaksi oksidasi yang baik dengan potensial standar positif yang besar.

H2O2 + 2H+ + 2e 2H2O Eo = 1,77 Volt

Dalam kondisi normal (kondisi ambient), hidrogen peroksida sangat stabil dengan laju dekomposisi kira-kira kurang dari 1% per tahun. Mayoritas pengunaan hidrogen peroksida adalah dengan memanfaatkan dan merekayasa reaksi dekomposisinya, yang intinya menghasilkan oksigen. Selain menghasilkan oksigen, reaksi dekomposisi hidrogen peroksida juga menghasilkan air (H2O) dan

panas.

Reaksi dekomposisi eksotermis yang terjadi adalah sebagai berikut:

H2O2  H2O + 1/2O2 + 23.45 kcal/mol

Faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida adalah:

1. Bahan organik tertentu, seperti alkohol dan bensin.

2. Katalis, seperti Pd, Fe, Cu, Ni, Cr, Pb, Mn.

3. Temperatur, laju reaksi dekomposisi hidrogen peroksida naik sebesar 2.2 x setiap kenaikan 10oC (dalam range temperatur 20-100oC).

4. Permukaan container yang tidak rata (active surface).

5. Padatan yang tersuspensi, seperti partikel debu atau pengotor lainnya.

6. Makin tinggi pH (makin basa) laju dekomposisi semakin tinggi.

7. Radiasi, terutama radiasi dari sinar dengan panjang gelombang yang pendek.

(3)

II. ALAT DAN BAHAN Alat yang digunakan :

1. Labu ukur 10 mL : 1 buah 2. Labu ukur 50 mL : 1 buah 3. Erlenmeyer : 2 buah 4. Botol bening : 2 buah 5. Bewarna coklat (gelap) : 2 buah 6. Hot plate : 1 buah 7. Statif + klem : 1 buah 8. Buret 50 mL : 1 buah 9. Termometer : 1 buah 10. Gelas kimia : 1 buah 11. Pipet tetes : 2 buah 12. Gelas ukur 10 mL : 1 buah 13. Batang pengaduk : 1 buah 14. Neraca analitik : 1 buah

Bahan yang digunakan :

1. H2C2O4.xH2O

2. H2SO4 4 N

3. KMnO4 0,01 M

4. H2O2 30 %

5. Akuades 6. H2SO4 pekat

III. PROSEDUR KERJA

1. Penentuan jumlah air kristal dalam H2C2O4 .xH2O.

a. Memipet 25 mL larutan H2C2O4.xH2O yang telah dibuat dengan

melarutkan 0,63 g H2C2O4.xH2O dalam 100 mL air.

(4)

c. Menitrasi dengan KMnO4 dalam keadaan panas sampai warna ungu

hilang.

d. Mengulang kegiatan a sampai c untuk kedua kalinya.

e. Menghitung jumlah rata-rata air kristal dalam H2C2O4. xH2O tersebut.

2. Pengaruh warna botol penyimpanan terhadap kadar H2O2

a. Mengambil 25 mL larutan peroksida yang telah diencerkan pada tiap-tiap botol penyimpanan.

b. Memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL yang telah diisi dengan 5 mL H2SO4 pekat dan 75 mL air.

c. Menitrasi dengan KMnO4 standar sampai munculnya warna merah muda

yang permanen.

d. Menghitung kadar H2O2 pada tiap-tiap botol penyimpanan dan

membandingkan hasilnya pada tiap-tiap botol penyimpanan tersebut.

IV. DATA PENGAMATAN

(1) Penentuan jumlah air kristal dalam H2C2O4. xH2O

No. Variabel yang diamati Pengamatan

1. 25 ml H2C2O4.xH2O + 10 mL H2SO4

4N + 2 mL H2O2

Larutan bening

2. Memanaskan sampai 70 oC Larutan panas

3. Menitrasi dengan KMnO4 Larutan berwarna ungu

pada:

V. KMnO4 pada percobaan

yang ke-1 = 49 mL

V. KMnO4 pada percobaan

yang ke- 2 = 33,5 mL

(5)

No. Variabel yang diamati Pengamatan 1. 75 mL H2O + 5 mL H2SO4 4N + 25

mL H2O2 *

Larutan bening

2. Menitrasi dengan KMnO4

 *Terang dalam

 *Terang luar

 *Gelap dalam

 *Gelap luar

Larutan berwarna ungu. V. KMnO4 = 0,3 mL

V. KMnO4 = 0,4 mL

V. KMnO4 = 0,5 mL

V. KMnO4 =0,3 mL

V. ANALISIS DATA

(1) Penentuan Jumlah Air Kristal dalam H2C2O4.xH2O

Pada percobaan yang pertama,yaitu tentang penentuan jumlah air kristal dalam H2C2O4.xH2O digunakan larutan kalium permanganat sebagai zat

pengoksidasinya. Larutan ini sendiri sekaligus merupakan indikatornya dalam titrasi ini, yaitu ditandai dengan munculnya warna ungu muda.

Pada percobaan ini, pertama-tama 25 mL larutan H2C2O4.xH2O

dicampurkan dengan H2SO4 4 N yang telah dicampurkan deangan akuades

terlebih dahulu dan menghasilkan larutan homogen yang bewarna bening. Dalam hal ini, KMnO4 yang hendak direaksikan dengan asam oksalat merupakan

oksidator kuat dalam larutan yang bersifat asam. Oleh karena itu, penambahan asam sulfat pada larutan asam oksalat ini sebenarnya bertujuan untuk memberikan suasana asam pada larutan. Selanjutnya, setelah didapati larutan yang homogen, larutan tersebut dipanaskan sampai mencapai suhu 70oC. Kemudian, larutan

dititrasi selagi panas dengan menggunakan larutan KMnO4.

Berikut ini reaksi yang terjadi untuk oksidasi asam oksalat oleh ion permangant dalam suasana asam.

2MnO4- + 5C2O42- + 16H+  10CO2 + 2Mn2+ + 8H2O

(6)

Jadi, semakin jelas bahwa dalam reaksi ini yang bertindak sebagai oksidator adalah KMnO4 dan H2C2O4 sebagai reduktornya.

Adapun pemanasan larutan H2C2O4 bersama asam sulfat pada percobaan

ini berfungsi untuk mempercepat terjadinya reaksi di atas. Reaksi KMnO4 dengan

H2C2O4 ini berlangsung lambat pada suhu kamar. Reaksi tersebut akan menjadi

cepat pada suhu sekitar 60oC. Selain itu, perlu diketahui pula bahwa pada

prinsipnya reaksi tersebut merupakan reaksi otokatalitik dimana ion mangan(II) mengkatalisis reaksi ini. Dalam reaksi tersebut, sekali ion mangan(II) telah terbentuk maka reaksi menjadi semakin cepat.

Kemudian, dari dua kali pemgulangan percobaan yang dilakukan, berdasarkan titik akhir titrasi yang ditandai dengan perubahan warna larutan menjadi ungu permanen didapati bahwa volume KMnO4 yang digunakan yakni

sebanyak 49 mL dan 33,5 mL.

Dari kedua data pengamatan tersebut tampak bahwa selisih antara data pertama dan kedua begitu besar. Dalam hal ini dapat dengan tegas dikatakan bahwa selama pelaksanaan kegiatan titrasi telah terjadi kesalahan pada data pengulangan yang kedua. Kecilnya jumlah volume KMnO4 yang diperoleh terjadi

akibat kesalahan dalam penggunaan dan pembacaan buret. Oleh karena itu, data percobaan pengulangan yang kedua tidak diperhitungkan untuk menentukan jumlah kristal hidrat.

Berdasarkan hasil perhitungan (dengan mengabaikan data penambahan volum KMnO4 pada pelaksanaan yang kedua) maka akan diperoleh harga x dari

senyawa hidrat hidrogen peroksida sebesar 2,14. Harga tersebut kiranya cukup kecil untuk dibulatkan menjadi 2 dan lebih mungkin mendekati harga yang sebenarnya.

(2) Pengaruh warna botol penyimpan terhadap kadar H2O2

Pada percobaan ini sejumlah H2O2 dari berbagai kondisi penyimpanan

yang berbeda direaksikan dengan H2SO4 pekat dan akuades kemudian dititrasi

dengan KMnO4. Dalam hal ini meskipun kalium permanganat maupun hidrogen

(7)

permanganat maupun hidrogen peroksida yang bertindak sebagai oksidator sedangkan yang satu sudah tentu menjadi reduktor.

Perlu diingat kembali bahwa hidrogen peroksida adalah zat yang kekuatan oksidatornya dapat diatur sesuai dengan kebutuhan. Dalam konteks percobaan kali ini, hidrogen peroksida justru bertindak sebagai reduktor. Hal tersebut kiranya dapat dipahami dengan menelaah kembali proses dekomposisi hidrogen peroksida. Hidrogen peroksida akan lambat mengalami dekomposisi dalam suasana asam. Dengan kata lain, reaksi hidrogen peroksida di atas relatif akan memerlukan waktu. Dengan demikian, pada reaksi ini permanganat akan berada dalam suasana asam yang membuatnya tereduksi menjadi ion mangan(II) menurut persamaan di atas. Akibatnya hidrogen peroksida, akan mudah terdekomposi (teroksidasi) menghasilkan oksigen bebas karena berkurangnya spesi asam yang dapat memperlambat proses dekomposisi tersebut.

Secara lengkap reaksi antara permanganat dengan peroksida dapat dituliskan sebagai berikut.

2 MnO4- + 6 H+ + 5 H2O2  2 Mn2+ + 5 O2 + 8 H2O

Pada saat dititrasi, larutan peroksida yang semula bening berubah menjadi berwarna ungu muda. Dengan berubahnya warna larutan menjadi ungu menunjukkkan bahwa titik ahir titrasi sudah tercapai dan reaksi (titrasi) dihentikan. Dari banyaknya volum KMnO4 yang ditambahkan ke dalam larutan

peroksida yang diasamkan maka dapat dihitung jumlah H2O2 dalam larutan.

Kemudian, seperti telah diuraikan sebelumnya, hidrogen peroksida adalah zat yang mudah mengalami dekomposisi menjadi H2O dan oksigen

menurut persamaan reaksi

H2O2  H2O + ½O2 + 23.45 kcal/mol

Pada percobaan ini kadar H2O2 ditunjukkan secara tidak langsung oleh

volume KMnO4 yang diperlukan untuk menitrasi larutan. Dari hasil percobaan

yang dilakukan terhadap H2O2 dalam berbagai variasi penyimpanan diperoleh

variasi volume KMnO4 yang diperlukan untuk menitrasi larutan H2O2 pada

(8)

salah satunya adalah radiasi, terutama radiasi dari sinar dengan panjang gelombang yang pendek contohnya UV. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa tempat penyimpanan akan mempengaruhi kadar zatnya. Hal tersebutlah yang hendak diamati pengaruhnya dalam percobaan kali ini.

Berdasarkan uraian di atas secara teoritis dapat dikatakan bahwa semakin besar intensitas cahaya matahari yang dikenakan pada hidrogen peroksida maka akan semakin banyak hidrogen peroksida yang teruraikan. Dengan kata lain semakin sedikit kadar H2O2 dalam larutan tersebut dan semakin sedikit pula

KMnO4 yang digunakan untuk bereaksi dengan H2O2.

Berdasarkan pernyataan di atas, urutan penggunaan KMnO4 dari yang

paling banyak adalah sebagai berikut.

Gelap dalam -Gelap luar – Terang dalam- Terang luar

Akan tetapi, dari hasil percobaan yang telah dilakukan ternyata diperoleh penggunaan KMnO4 pada dalam botol terang justru lebih banyak dibandingkan

dengan larutan H2O2 yang ada dalam botol gelap, begitu juga dengan tempat

penyimpanan botol-botol H2O2 tersebut .Botol yang disimpan di tempat terang

lebih benyak memerlukan KMnO4 untuk merubah warna larutan menjadi merah

muda (untuk mencapai titik akhir titrasi) dibandingkan dengan volume KMnO4

yang diperlukan untuk menitrasi larutan H2O2 yang disimpan di tempat gelap. Hal

tersebut tentunya bertentangan dengan konsep yang telah dipaparkan sebelumnya. Berikut volum penggunaan KMnO4 beserta kadar H2O yang diperoleh

hasil percobaan.

Gelap dalam - Gelap luar – Terang dalam - Terang luar

0,5 mL 0,3 mL 0,3 mL 0,4 mL

0,168% 0,101 % 0,101 % 0,130%

Adapun ketidaksesuaian ini dapat terjadi karena berbagai faktor khususnya yang berkenaan dengan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi reaksi dekomposisi hidrogen peroksida. Dalam hal ini kemungkinan besar kesalahan terjadi karena perbedaan pH larutan akibat jumlah H2SO4 yang ditambahkan tidak

(9)

yang akan dititrasi kontak dengan udara seperti terlalu seringnya membuka dan menutup botol zat atau terlalu lambatnya (tidak segera) memulai proses titrasi ataupun juga karena pengaruh suhu yang berbeda ketika penyimpanan larutan H2O2.

VI. KESIMPULAN

1. Titrasi permanganometri dapat digunakan untuk penentuan jumlah air kristal dan kadar suatu zat dalam larutan hidrogen peroksida. 2. Pada kedua percobaan yang dilakukan, kalium permanganat bersifat

sebagai zat pengoksidasi yang mengoksidasi H2C2O4 dan H2O2.

3. Jumlah air kristal yang diperoleh dari percobaan ini adalah 2 dengan kadar H2O2 yang bervarisasi yang dihasilkan pada percobaan

kedua.

4. Cahaya matahari berpengaruh terhadap dekomposisi H2O2. oleh

karena itu, warna botol dan tempat penyimpan larutan H2O2 turut

dapat mempengaruhi kadar H2O2 yang terkandung di dalamnya.

5. Secara teoritis, kecenderungan banyaknya kadar H2O2 pada

masing-masing botol penyimpanan dari yang paling banyak:

Gelap dalam -Gelap luar – Terang dalam - Terang luar

VII. DAFTAR PUSTAKA

Day R.A, Jr dan A. L Underwood, Jr. 2002. Analisis Kimia Kuantitatif.

Edisi Keenam. Penerjemah Iis Sopyan. Erlangga, Jakarta.

Khopkar, S.M. 2002. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia, Jakarta.

Rivai, Harrizul. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. UI-Press, Jakarta.

(10)

Sholahuddin, Arif, Bambang Suharto dan Abdul Hamid. 2007. Panduan Praktikum Kimia Analisis. FKIP UNLAM, Banjarmasin.

Vogel. 19990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian I. Edisi kelima. Penerjemah L. Setiono dan A. Handyana Pudjaatmaka. Kalman Media Pusaka, Jakarta

(11)

Perhitungan :

Mol ekivalen titran = mol ekivalen analit

(12)

2-Jadi, banyaknya air kristal dalam senyawa hidrat tersebut sebanyak 2 buah dengan rumus struktur senyawanya yakni H2C2O4 . 2H2O.

(2) Pengaruh botol penyimpanan terhadap kadar air H2O2

a. Kadar sebelum penyimpanan

Diketahui kadar sebelum penyimpanan atau kadar mula-mula H2O2 yakni

sebanyak 30 %.

Mol ekivalen titran = mol ekivalen analit -5e

(13)

M. KMnO4 x V. KMnO4 x ekiv. KMnO4 = M. H2O2x V. H2O2 x ekiv. H2O2

Mol ekivalen titran = mol ekivalen analit

(14)

Ditanya : % H2O2 = .. ?

Penyelesaian :

Mol ekivalen titran = mol ekivalen analit

M. KMnO4 x V. KMnO4 x ekiv. KMnO4 = M. H2O2x V. H2O2 x ekiv. H2O2

Mol ekivalen titran = mol ekivalen analit

M. KMnO4 x V. KMnO4 x ekiv. KMnO4 = M. H2O2x V. H2O2 x ekiv. H2O2

0,01 M. 0,4 mL . 5 ekivalen = M. H2O2. 25 mL. 2 ekivalen

(15)

%

1. Jika pada penentuan normalitas KMnO4 dengan larutan baku natrium oksalat

titrasinya dikerjakan pada temperatur 60oC, hasil normalitasnya terlampau

tinggi atau terlampau rendah?

2. Berapa volume 0,03 M KMnO4 yang diperlukan untuk bereaksi dengan 5 mL

H2O2 dalam larutan asam yang mempunyai densitas 1,01 g/L dan mengandung

3,05 berat H2O? Permanganat direduksi menjadi Mn2+ dan H2O dioksidasi

menjadi O2.

Jawaban Pertanyaan:

1. Jika penentuan normalitas KMnO4 dengan larutan baku natrium oksalat

titrasinya dikerjakan pada temperature lebih rendah dari 60 OC, maka hasil

normalitasnya terlampau tinggi karena volume KMnO4 yang diperlukan lebih

banyak disebabkan KMnO4 lebih banyak yang disebabkan KMnO4 tidak cepat

terurai / terdekomposisi dalam larutan tersebut karena KMnO4 lebih cepat

bereaksi dengan H2C2O4 dalam kondisa asam dan panas.

(16)

Penyelesaian :

Mol ekivalen titran = mol ekivalen analit

M. KMnO4 x V. KMnO4 x ekiv. KMnO4 = M. H2O2- x V. H2O2 x ekiv. H2O2

0,01 M. 0,4 mL . 5 ekivalen = 17, 94 M. 0,005 L. 2 ekivalen

V. KMnO4 = 1, 1962 L

Jadi, volume KMnO4 sebesar 1,1962 L

FLOWCHART

Melarutkan dalam labu ukur 100 mL.

Memipet 25 mL larutan H2C2O4.xH2O

25 mL larutan H2C2O4.xH2O

Memasukkan dalam Erlenmeyer 250 mL akuadest.

Menambahkan 10 mL H2SO4 4 N dan 25 ml akuades

(17)

NB:

Lakukan kegiatan ini sebanyak dua kali. Kemudian hitung jumlah air kristal dalam H2C2O4 . xH2O tersebut

Persamaan reaksi yang terjadi:

5H2C2O4 + 3H2SO4 + 2 KMnO4  2MnSO4 + K2SO4 + 8H2O + 10CO2

2. Pengaruh Warna Botol Penyimpanan terhadap Kadar H2O2

25 ml larutan peroksida

Memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL Menghitung kadar sebelum diencerkan Mengencerkan sampai tanda pada erlenmeyer

Menyimpan dalam beberapa botol yang berbeda warnanya

(18)

NB:

* Bandingkan hasilnya pada tiap botol penyimpanan (terang luar, terang dalam, gelap luar dan gelap dalam).

** Persamaan reaksi pembentukannya;

2 MnO4- + 5 H2O2 + 6 H+  2Mn2+ + 5O2 + 8H2O

Saran-Saran dari Asisten:

1. Datanya kurang banyak

2. Lakukanlah 3-5 kali titrasi, sehingga datanya lebih akurat. Rangenya sesuai dengan dasar teori (keterulangan data)

3. Buat kondisi yang eksterm, ada cahaya (sangat terang, sangat-sangat gelap dan lingkungan biasa)

4. Mengambil zat dari botol ke gelas ukur jangan terlalu lama (jangan lama-lama disimpan di gelas ukur)

5 mL H2SO4 pekat + 75 mL air.

Memasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL Menambahkan 25 mL larutan peroksida*

Menitrasi dengan KMnO4 standar sampai munculnya warna merah muda yang permanen

(19)

5. Kesimpulan: kemungkinan-kemungkinan yang membuat gagal (indikator gagal)

Pertanyaan dan Jawaban Dalam Presentasi Final Praktikum

1. Penanya : Perawati (Kelompok 3)

Pertanyaan :

1) Mengapa digunakan H2C2O4 sebagai zat pengoksidasi bukan zat

pereduksi yang lain seperti H2S, SO32- dan I-?

2) Di antara zat-zat tersebut manakah yang paling baik/ kuat daya pereduksinya untuk digunakan dalam titrasi permanganometri?

Jawaban :

1) Asam oksalat digunakan karena zat tersebut dapat bertindak sebagai zat pereduksi yang baik. Selain itu, untuk keperluan penentuan jumlah molekul air yang terikat dalam suatu senyawa sesuai dengan tujuan praktikum maka diperlukan zat pereduksi yang berbentuk hidrat dan hanya asam oksalat saja yang memiliki kriteria tersebut.

2) Sudah menjadi aturan yang umum bahwa untuk menentukan daya pereduksi suatu zat digunakan data harga potensial elektroda. Dalam hal ini kecenderungan sifat pereduksi suatu zat dalam sebuah reaksi kimia didasarkan pada potensial elektroda dari potensial yang dihasilkan oleh suatu reaksi.

Berikut ini urutan daya perduksi dari sejumlah zat pereduksi dalam titrasi permanganometri (Vogel, 1970 dan Syukri, 1999).

H2S < SO32- < I

-2. Penanya : Dini Misliyati (Kelompok 3)

Pertanyaan :

Apa saja yang harus dilakukan agar dekomposisi H2O2 yang dihasilkan

(20)

Jawaban :

Adapun hal-hal yang harus diperhatikan agar dekomposisi H2O2 yang

dihasilkan dapat sesuai dengan hasil teoritis diantaranya:

a. H2O2 yang akan digunakan hendaknya berasal dari satu wadah

penyimpanan dan masih relatif tidak merupakan sisa pemakaian yang tidak terpakai selama beminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Oleh karena itu, biasanya zat-zat yang mudah terdekomposisi seperti H2O2 tidak dibeli

dalam jumlah yang banyak agar dapat cepat habis sehingga tidak terlalu lama disimpan.

b. Meletakkan botol-botol berisi H2O2 yang hendak diujikan di

tempat-tempat tertentu dimana faktor-faktor yang mempengaruhi dekomposisinya selain radiasi matahari seperti suhu dapat seminimal mungkin perbedaannya. Misalnya: jika salah satu botol zat diletakkan diluar ruangan maka botol-botol yang lain juga hendaknya di luar ruangan (tidak di dalam lemari yang gelap tetapi pengap/ lembab untuk mengkondisikan tempat penyimpanan yang gelap).

c. Jika hal di atas tidak memungkinkan maka hendaknya kondisi penyimpanan botol-botol zat dibuat seekstrim mungkin sehingga dekomposisi H2O2 di tempat terang menjadi lebih banyak dibandingkan

tempat gelap.

3. Penanya : Neno Supriadi (Kelompok 5)

Pertanyaan :

Mengapa dalam percobaan titrasi permanganometri yang telah dilakukan H2O2 dapat bertindak sebagai pereduksi bukan pengoksidasi padahal harga

potensial elektrodanya lebih positif dari pada permanganat?

Jawaban :

(21)

pereduksi hidrogen peroksida berkaitan dengan kemudahannya dalam mengalami dekomposisi.

Seperti yang telah diketahui, harga potensial elektroda yang digunakan sebagai perbandingan dengan KMnO4 diukur pada kondisi standar (suhu 25 0C, tekanan 1 atm dan konsentrasi ion-ion 1 M). Kemudian seperti apa yang

telah dinyatakan dalam persamaan Nerst bahwa keadaan konsentrasi yang berbeda akan menghasilkan potensial elektroda yang berbeda begitu pula terhadap kecenderungan sifat reduktor dan oksidator yang dihasilkan tergantung potensial reaksi. Dalam hal ini, konsentrasi H2O2 yang digunakan

telah dikondisikan sedemikan rupa sehingga relatif sangat kecil akibat terdekomposisi. Akibatnya, reaksi redoks yang terjadi justru sebaliknya, H2O2

Referensi

Dokumen terkait

Dari pengukuran zat organik pada air minum dan air bersih dengan menggunakan metode titrasi permanganometri dimana titik akhir ditandai dengan berubahnya warna larutan dari

Kristalisasi sering digunakan untuk memurnikan zat obat. Penggunaan pelarut dan kondisi pemrosesan yang berbeda dapat mengubah kebiasaan kristal, selain mengubah keadaan polimorfik. Selain itu, kebiasaan yang berubah dapat terjadi akibat pertumbuhan kristal selama penyimpanan. Oleh karena itu, ada kebutuhan untuk memahami faktor-faktor yang mempengaruhi kebiasaan kristal dan mengevaluasi secara kritis perannya dalam kinerja bentuk sediaan. Menetapkan sifat fisikoteknik dari kebiasaan yang berbeda dari suatu obat akan membantu mengenali variasi lot-to-lot dalam bahan baku dan untuk memastikan reproduktifitas kinerja bentuk sediaan. penentuan stabilitas, sifat fisikokimia atau biologis suatu

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,