Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN: 2548-1509
Prototipe Automatic Identification System Secara Realtime
Menggunakan Web dan Android pada Kapal Kecil untuk
Kelompok Petani Nelayan
Muhammad Khoirul Hasin1*, dan Adianto1
1Program Studi Teknik Otomasi, Jurusan Teknik Kelistrikan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya,
Jalan Teknik Kimia ITS Surabaya 60111
Abstrak
Saat ini banyak diberitakan bahwa negara-negara tetangga telah memberlakukan ketegasan terhadap nelayan Indonesia уаng tersesat dі laut yang memasuki wilayah mereka. Banyak kasus perahu nelayan Indonesia ditangkap dаn dieksekusi οƖеh pemerintah Australia, Malaysia ԁаn Papua Nugini. Tidaklah heran hal ini terjadi pada nelayan Indonesia, karena mereka berlayar dengan secara sederhana. Berlayar mencari ikan dengan kapal seadanya tanpa alat-alat canggih hanya menggunakan jaring penangkap ikan, pengalaman, dan naluri yang dimilikinya sehingga mereka tanpa sengaja telah memasuki perairan laut negara lain. Disisi lain, penyebaran perangkat smartphone android semakin berkembang, baik berupa aplikasi ataupun teknologi yang terintegrasi di dalamnya. Banyak aplikasi mobile yang dibangun dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini karena smartphone android memiliki harga semakin murah dan mudah dalam pengoperasianya, juga dapat dibuat berbagai macam aplikasi di dalamnya karena sifat android yang open source. Pada penelitian berhasil membangun prototipe Automatic Identification System secara realtime dimana system ini menggunakan client (smartphone yang terpasang di kapal nelayan) berupa perangkat smartphone android yang telah terintegrasi dengan teknologi sensor-sensor penunjang seperti accelerometer, Global Positioning System (gps) yang bukan bersifat assist atau AGPS namun menggunakan GPS yang dilengkapi receiver sinyal satelit, serta menggunakan personal computer
untuk dijadikan Datacenter. Sistem ini juga menyajikan visualisasi data tracking dari kapal yang terdaftar pada Datacenter serta data-data kapal yang terdaftar dengan berbasis web dan aplikasi android. Selain itu system ini juga didesain menggunakan media komunikasi yang bisa digunakan untuk menghubungkan antara kapal nelayan dengan operator yang ada di datacenter. Diharapkan system ini dapat membantu para nelayan dalam pelayarannya dengan berpedoman pada data navigasi dari perangkat smartphone dan dapat selalu berkomunikasi dengan operator datacenter, sehingga keberaadaan atau posisi dari nelayan selalu dapat terpantau dan dapat diarahkan.
Kata kunci: berisi maksimum 5 kata kunci yang digunakan (berjarak ½ spasi dari abstrak)
PENDAHULUAN
Pada era pemerintahan sekarang, kebijakan pengamanan wilayah laut аkаn Ɩеbіh keras. Indonesia hаrυѕ punya keberanian menegakkan kedaulatan otoritas maritim ԁеnɡаn ketegasan penangkapan kapal ilegal fishing, sebab negara tetangga juga memberlakukan ketagasan terhadap nelayan Indonesia уаnɡ tersesat ԁі laut tetangga. Banyak kasus perahu nelayan Indonesia ditangkap ԁаn dieksekusi οƖеh pemerintah Australia, Malaysia ԁаn Papua Nugini. Seperti yang terjadi pada 10 nelayan asal Merauke saat mencari teripang namun tanpa sadar, mereka telah berada tepat di perbatasan Indonesia-Papua Nugini. Tanpa peringatan lebih lanjut, kapal nelayan tersebut pun dibakar dan para awak kapal nelayan dipaksa berenang ditengah lautan menuju daratan dan sudah siap ditahan oleh Tentara Papua Nugini. Pada tanggal 23 Oktober 2014 kapal nelayan Indonesia dibakar oleh pihak Bea Cukai ԁаn Angkatan Laut Australia, kapal nelayan ini dimusnahkan ԁі Kota Darwin, Northern Territory. Pemusnahan ketiga perahu іtυ dilakukan ԁеnɡаn cara dibakar.
Namun keadilan itu buta. Inilah yang harus dicontoh oleh setiap negara yang memiliki kawasan bahari yang tergolong luas termasuk di dalamnya Indonesia. Indonesia membutuhkan sebuah sistem keamanan yang mampu menjamin keselamatan para nelayannya. Sistem yang dibangun harus memiliki harga yang terjangkau untuk masyarakat nelayan. Sistem tersebut juga harus mampu mengakomodasi keperluan para nelayan yang sedang melaut. Para nelayan juga membutuhkan data-data informasi lain misalnya penyebaran ikan pada suatu waktu tertentu dan informasi penyebaran jenis ikan. Selain itu mereka juga membutuhkan informasi cuaca dan kondisi lautan yang sedang mereka lalui. Yang paling penting adalah adanya informasi mengenai keberadaan mereka atau posisi mereka di area wilayah laut negara Indonesia.
Untuk mendapatkan system yang memiliki berbagai fitur tersebut maka tidak cukup dengan membuat
para nelayan mendekati batas wilayah perairan laut negara lain segera akan mengetahui dan menghindar.
Pada penelitian ini, peneliti sudah membangun prototipe Automatic Identification System secara realtime
dimana system ini menggunakan client (smartphone yang terpasang di kapal nelayan), dimana client berupa perangkat smartphone android yang telah terintegrasi dengan teknologi sensor-sensor penunjang seperti
accelerometer, Global Positioning System (gps) yang bukan bersifat assist atau AGPS namun menggunakan GPS yang dilengkapi receiver sinyal satelit, serta menggunakan personal computer untuk dijadikan datacenter. Sistem ini akan menyajikan visualisasi data tracking dari kapal yang terdaftar pada server atau datacenter serta data-data kapal yang terdaftar dengan berbasis web dan aplikasi android. Selain itu system ini juga didesain menggunakan media komunikasi yang bisa digunakan untuk menghubungkan antara kapal nelayan dengan operator yang ada di datacenter. Diharapkan system ini dapat membantu para nelayan dalam pelayarannya dengan berpedoman pada data navigasi dari perangkat smartphone dan dapat selalu berkomunikasi dengan operator datacenter, sehingga keberaadaan atau posisi dari nelayan selalu dapat terpantau dan dapat diarahkan.
METODOLOGI
Prototipe Automatic Identification System (AIS) yang dibangun dalam penelitian ini memiliki tujuan sebagai sarana untuk membantu nelayan. Sistem ini merupakan sebuah inovasi teknologi yang terintegrasi untuk menghadapi permasalahan nelayan kecil yang tidak memiliki Automatic Identification System (AIS) di kapal mereka yang menyebabkan seringnya terjadi pelanggaran masuk perairan laut negara lain tanpa disengaja. Selain itu dengan system baru ini dapat membantu nelayan dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan pada saat mereka melaut. Adapun dalam pengerjaannya terdiri dari tiga pekerjaan utama yaitu: pengerjaan aplikasi unit
client (android pada kapal nelayan), komunikasi dari unit client ke datacenter, dan pengerjaan datacenter
(server).
Desain Automatic Identification System (AIS) sebenarnya digunakan untuk sistem monitoring posisi kapal (tracking kapal) pada suatu daerah perairan yang pelaporan datanya digunakan untuk sarana memberikan informasi kepada para nelayan dan juga untuk mengetahui letak posisi kapal pada suatu daerah perairan. Seperti yang digambarkan pada Gambar 1 Aristektur Sistem, sistem pada penelitian ini terdiri dari tiga komponen utama, yaitu: satu set perangkat smartphone android, modul komunikasi yang menghubungkan perangkat smartphone ke datacenter (perangkat jaringan), dan datacenter.
Blok prototipe Automatic Identification System (AIS) berbasis UDP protocol mengirimkan data –data navigasi yang diperoleh dari sensor yang telah terintegrasi dengan perangkat smartphone. Cara kerjanya dimulai dari sensor 17 accelerometer dan sensor GPS yang telah terintergrasi dengan perangkat smartphone android mengirimkan datanya melalui UDP protocol. Selanjutnya, data posisi, kecepatan dan heading kapal dikirim ke
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN: 2548-1509
Gambar 2. Blok Sistem Datacenter
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertama yang dikerjakan adalah membuat datacenter untuk log record dari Automatic Identification System, peneliti mempersiapkan sistem operasi Linux Ubuntu Server 14.04 LTS, selanjutnya dilakukan pengaturan jaringan pada network interface. Peneliti memilih web server nginx karena jika dibandingkan dengan produk sejenisnya, web server ini bisa menangani job yang bersifat concurant sehingga sangat cocok untuk AIS yang pada dasarnya bersifat realtime. Tentunya, dibutuhkan database untuk penyimpanan data, pilihannya tertuju pada MySQL, database gratis dan opensource ini sangat popular dan sering kali digunakan, bahkan website sebesar Facebook menggunakan database ini. Untuk mempermudah manajemen database, peneliti menginstal phpmyadmin, aplikasi yang berbasiskan web ini merupakan interface untuk mempermudah penggunanya dalam memanipulasi dan memodifikasi database MySQL. Selanjutnya, peneliti mengembangkan aplikasi backend yang digunakan untuk mengatur trasaksi data, aplikasi tersebut dikembangkan menggunakan bahasa pemrograman NodeJS sehingga di dalam mesin Ubuntu ini harus terinstal server Node. Alasan yang sangat masuk akal pilihannya jatuh ke NodeJs, adalah karena Node lahir untuk memenuhi kebutuhan akan adanya bahasa pemrograman web yang mampu menangani sistem concurrent-distribute. Sedangkan untuk
frontend-nya (bisa dilihat pada Gambar 3) , peneliti menggunakan HTML dan AJAX. Data yang diambil dari android diantaranya: data posisi kendaraan latitude dan longitude, data kecepatan kendaraan, data kompas, dan data accelero, untuk mendeteksi kemiringan.
Berikutnya langkah kedua, peneliti membangun aplikasi smartphone android untuk dipakai sebagai
interface monitor internal dan sebagai perangkat yang mengirimkan data-data parameter yang dimonitor ke dalam datacenter. Dalam aplikasi ini juga ditanam perangkat smartphone android yang juga memiliki sistem log record atau pencatatan data parameter dari sensor-sensor sehingga mampu mendeteksi adanya kegagalan pengiriman data. Peneliti menggunakan jaringan data LTE produk operator telekomunikasi Smartfren.
Gambar 3. Tampilan Web Berupa Data yang Diambil Dari Sensor Android
Gambar 4. Tampilan Android Berupa Data yang Diambil Dari Sensor Android
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, 21 November 2016 ISSN: 2548-1509
seamless, tanpa load ulang keselurahan konten web ketika terjadi perubahan data. Setelah dilakukan percobaan, system yang peneliti bangun bisa berjalan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
Andhika, Farid, Pitana, Trika and Affandi, Achmad. 2012. Protokol Interchangeable Data pada VMeS (Vessel Messaging System) dan AIS (Automatic Identification System). JURNAL TEKNIK ITS.
Arfianto, Afif Zuhri and Affandi, Achmad. 2010. RANCANG BANGUN LAYANAN WEBSITE INTERAKTIF
PADA SISTEM KOMUNIKASI VESSEL MESSAGING SYSTEM (VmeS). ITS Surabaya.
Harati, Abbas, dkk., 2015. Automatic Identification System (AIS): A Human Factors Approach. London: The Nautical Institute
Sensors Overview. Android Developer. [Online] April 21, 2015. [Cited: Maret 7, 2016.]