• Tidak ada hasil yang ditemukan

ONTOLOGI ILMU HAKIKAT APA YANG DIKAJI Di

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ONTOLOGI ILMU HAKIKAT APA YANG DIKAJI Di"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ONTOLOGI ILMU : HAKIKAT APA YANG DIKAJI

Disusun oleh : Elin Julianti Utami : 3114

Andi Annisa Nofiyanti : 3114

Eca Rahman : 3114119

UNIVERSITAS ISLAM AKARTA FAKULTAS AGAMA ISLAM

(2)
(3)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

B. RUMUSAN MASALAH

(4)

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Ontologi

kata ontologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu: Ontos : being, dan Logos. Jadi ontologi adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan). Atau bisa disebut juga ontologi sebagai ilmu tetang yang ada. Istilah ontologi pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Goclenius pada tahun 1936 M.

Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”. Telaah ontologi akan menjawab pertanyaan-pertanyaan:

a) apakah obyek ilmu yang akan ditelaah,

b) bagaimana wujud yang hakiki dari obyek tersebut, dan

c) bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan.

Ontologi adalah cabang filsafat ilmu yang membicarakan tentang hakikat ilmu pengetahuan. Muhadjir (2011:63) menjelaskan bahwan ontologi itu ilmu yang mempelajari tentang the being. Yang dibahas dalam ontologi adalah hakikat realitas. Adapun dalam penelitian kualitatif, idealisme, rasionalisme, materiaslisme, dan sebagainya. Keterkaitan antara penelitin kuantitatif dan kualitatif memang tidak tidak perlu diragukan. Jadi ontologi itu adalah ilmu yang membahas seluk-belik ilmu.

(5)

dihadapkan pada persoalan materi (kebenaran) dan kedua, pada kenyataan yang merupakan rohani (kejiwaan). Kedua realitas ini, yaitu lahir dan batin, merupakan hakekat keilmuan manusia. Manusia memiliki dua sumber ilmu, yaitu (1) ilmu lahir, kasatmata, dan bersifat observable, tangible dan (2) ilmu batin, taqn kasatmata, amat halus.

Hakikat adalah realitas; realitas adalah ke-real-an, artinya kenyataan yang sebenarnya. Pembahasan tentang ontologi sebagai dasar ilmu berusaha untuk menjawab pertanyaan “apa itu ada” yang menurut Ariestoteles merupakan The First Philosophy dan merupakan ilmu mengenai esensi benda-benda (sesuatu).

2. HAKEKAT YANG DIKAJI

Beberapa cakupan hakekat yang dikaji dalam ontologi diantaranya sebagai berikut :

1. Metafisika

(6)

Tafsiran

 Animisme merupakan kepercayaan berdasarkan pemikiran supernaturalisme.

Supernaturalisme adalah manusia percaya bahwa terdapat roh-roh gaib dalam benda tertentu.

 Materialisme (Democritus) merupakan kepercayaan berdasarkan pemikiran naturalisme.

Naturalisme berpendapat bahwa gejala-gejala alam yang terjadi disebabkan oleh kekuatan alam itu sendiri, yang dapat dipelajari sehingga dapat kita ketahui kebenarannya.

Bidang telaah filsafati yang disebut metafisika merupakan tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafati, termasuk pemikiran ilmiah. Pemikiran di ibaratkan roket yang meluncur ke bintang-bintang menembus galaksi , maka metafisika adalah landasan peluncurannya.

Acuan berfikir :apakah hakekat kenyataan ini sebenar-benarnya ?

Beberapa tafsiran metafisika lainnya :

a. Di alam ini terdapat wujud – wujud yang bersifat gaib (supernatural) dan wujud-wujud ini bersifat lebih tinggi atau lebih kuasa bila dibandingkan dengan alam yang ada. Contoh pemikiran supernatural:Kepercayaan “animisme” manusia percaya terhadap roh-roh yang bersifat gaib yang terdapat di dalam benda-benda seperti batu, pohon-pohonan , air terjun dll.

b. Pantisme -> serba Tuhan. Lawan dari “supernaturalisme“adalah paham “naturalisme” , yang menolak pemdapat bahwa terdapat wujud-wujud yang bersifat supernatural ini. Menurut naturalisme gejala-gejala alam tidak disebabkan oleh pengaruh kekuatan yang bersifat gaib , melainkan oleh kekuatan yang terdapat dalam alam itu sendiri.

(7)

Indentik paham naturalisme adalah paham :

1. Mekanistik : gejala alam dapat didekati dari segi proses kimia fisika.

2. Vitalistik : hidup adalah sesuatu yang unik yang berbeda secara subtantif dengan proses tersebut.

3. Monistik : tidak ada perbedaan antara pikiran dengan zat , mereka hanya berbeda dalam gejala disebabkan yang berlainan namun mempunyai subtansi yang sama.

2. Asumsi

Adalah praduga anggapan semetara (yang kebenarannya masih dibuktikan) . timbulnya asumsi karena adanya permasalahan yang belum jelas, seperti belum jelasnya hakekat alam mini, yakni apakah gejala ala mini tunduk kepada determinisme , yakni hukum alam yang bersifat universal ataukah hukum semacam itu tidak terdapat sebab setiap gejala merupakan akibat pilihan bebas ataukah keumuman memang ada namun berupa peluang , sekedar tangkapan probalistik (kemungkinan sesuatu hal untuk terjadi).

Paham determinisme dikembangkan oleh William Hamilton (1788-1856) dari doktrin Tomas Hubes (1588-1679) yang menyimpulkan bahwa pengetahuan adalah bersifat empiris yang dicerminkan oleh zat dan gerak universal.

Sifat asumsi : Tidak muthlak atau pasti sebagaimana ilmu yang tidak pernah ingin dan tidak pernah berpretensi untuk mendapatkan ilmu pengetahuan yang bersifat muthlak. Jadi asumsi bukanlah suatu keputusan muthlak. Kedudukan ilmu dalam asumsi : Ilmu memberikan pengetahuan sebagai dasar untuk mengambil keputusan , karena keputusan harus didasarkan pada penafsiran kesimpulan ilmiah yang bersifat relatif.

(8)

Setiap ilmu selalu memerlukan asumsi. Asumsi diperlukan untuk mengatasi penelaahan suatu permasalahan menjadi lebar. Semakin terfokus obyek telaah suatu bidang kajian, semakin memerlukan asumsi yang lebih banyak.

Asumsi dapat dikatakan merupakan latar belakang intelektual suatu jalur pemikiran. Asumsi dapat diartikan pula sebagai gagasan tanpa penumpu yang diperlukan untuk menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian. Asumsi diperlukan untuk menyuratkan segala hal yang tersirat. McMullin (2002) menyatakan hal yang mendasar yang harus ada dalam ontologi suatu ilmu pengetahuan adalah menentukan asumsi pokok (the standard presumption) keberadaan suatu obyek sebelum melakukan penelitian.

Terdapat beberapa jenis asumsi yang dikenal, antara lain:

a) Aksioma: pernyataan yang diterima sebagai kebenaran dan bersifat umum, tanpa memerlukan

pembuktian karena kebenaran sudah membuktikan sendiri.

Contoh: kebudayaan yang tidak tumbuh dan berkembang adalah kebudayaan yang mati

b) Postulat: pernyataan yang dimintakan persetujuan umum tanpa memerlukan pembuktian, atau

suatu fakta yang hendaknya diterima saja sebagaimana adanya.

Contoh: manusia yang berkawan adalah manusia sebagai makhluk sosial c) Premise: pangkal pendapat dalam suatu entimen

Asumsi dalam Ilmu

(9)

dianggap benar selama kita bisa menerima asumsi yang dikemukakannya. Semua teori mempunyai asumsi- asumsi ini, baik yang dinyatakan secara tersurat maupun yang tercakup secara tersirat (Suriasumantri, 2001:6). Dengan demikian asumsi dapat dikatakan sebagai latar belakang intelektual suatu jalur pemikiran. Suhartono (dalam Mulyadiniarty, 2009) menyatakan asumsi adalah gagasan primitif, atau gagasan tanpa penumpu yang diperlukan untuk menumpu gagasan lain yang akan muncul kemudian.Terdapat asumsi yang berbeda-beda mengenai hukum alam. Asumsi ini menurut kelompok-kelompok penganut faham berikut ini :

1. Deterministik

Kelompok penganut paham deterministik menganggap hukum alam ini tunduk kepada determinisme yaitu hukum alam mengikuti pola tertentu. Hukum alam ini diyakini bersifat universal

2. Pilihan Bebas

Penganut paham pilihan bebas menganggap hukum yang mengatur itu tanpa sebab karena setiap gejala alam merupakan pilihan bebas dan tidak terikat kepada hukum alam.

3. Probabilistik

(10)

KESIMPULAN

kata ontologi berasal dari perkataan Yunani, yaitu: Ontos : being, dan Logos. Jadi ontologi adalah the theory of being qua being (teori tentang keberadaan sebagai keberadaan).

Ontologi membahas tentang apa yang ingin kita ketahui, seberapa jauh kita ingin tahu, atau, dengan kata lain suatu pengkajian mengenai teori tentang “ada”.

Hakekat yang dikaji :

1. Metafisika

Bidang telaah filsafati yang disebut metafisika merupakan tempat berpijak dari setiap pemikiran filsafati, termasuk pemikiran ilmiah. Pemikiran di ibaratkan roket yang meluncur ke bintang-bintang menembus galaksi , maka metafisika adalah landasan peluncurannya.

2. Asumsi

1. sebuah asumsi aalah sebuah ketidakpastian.

2. asumsi perlu dirumuskan berdasarkan ilmu pengetahuan

3. timbulnya asumsi karena adanya sesuatu kejadian / kenyataan.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kompasiana.com/slamet.rahardjo/apa-dan-bagaimana-ontologi-itu_54f80961a333113a618b48e8

http://www. kompasiana.com/slamet.rahardjo/apa-dan-bagaimana-ontologi-itu_54f80961a333113a618b48e8

http://www.kompasiana.com/slamet.rahardjo/apa-dan-bagaimana-ontologi-itu_54f80961a333113a618b48e8

Referensi

Dokumen terkait

Efek toksik atau efek yang tidak diinginkan dalam sistem biologis tidak akan dihasilkan oleh bahan kimia kecuali bahan kimia tersebut atau produk

Isolasi dan identifikasi bakteri termofilik penghasil kitinase dari sumber air panas Danau Ranau Suma- tera Selatan, diperoleh 2 isolat yang mampu meng- hasilkan kitinase dengan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, kualitas pelayanan, dan literasi keuangan syariah terhadap keputusan masyarakat Muslim menggunakan

c) Dua jari artinya bahwa hidup ini adalah berpasang pasangan, jenis yang satu berlawanan dengan jenis yang lain, misalnya : laki- perempuan, siang-malam, baik –

mentaati Standar Etika Bank dan Standar Etika yang tercantum pada Pedoman Kerja. Secara umum, anggota Direksi telah menjalankan tugas dan tanggung jawabnya

Untuk itu penelitian ini dilakukan agar mengetahui lebih lanjut tentang perubahan fungsi bangunan Arsitektur China di Sampangan Pekalongan yang diwadahi sejak 1800an

Penelitian mengenai kata, frase, kata majemuk, dan kata penyukat dalam bahasa Mandarin sudah banyak dilakukan, baik oleh linguis Tiongkok maupun Indonesia,