• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Penerapan SCM pada Carrefour In

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Analisis Penerapan SCM pada Carrefour In"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Bisnis e-commerce berkembang dengan cepat di masyarakat. Pada awalnya bisnis ini hanya berkembang antara pemilik bisnis dengan customer atau biasa disebut B2C (Business to Customer). Namun seiring perkembangan zaman, kini bisnis e-commerce sendiri sudah sangat banyak jenisnya, seperti B2B, B2C, C2C, dan C2B. Di bawah ini adalah contoh e-business: 1. Jasa

 Angkuts (B2C)  Citilink (B2C)  JNE (B2B) (B2C)  Traveloka (B2C)  Google Play (C2B)

2. Dagang

 Lazada (B2C) (C2C)  Amazon (B2C) (C2C)  E-bay (C2C)

 McDonald (B2C)  M-Tix (B2C)

3. Manufaktur

 Alfamart (B2C)

 Khong Guan (B2B) (B2C)  Unilever (B2B)

 Apple Inc (B2B) (B2C)  Krakatau Steel (B2B)

(3)

STUDY KASUS: PT CARREFOUR INDONESIA Tbk

Citra Dewi Larasati

Universitas Gunadarma lacitradewi@gmail.com

PENDAHULUAN

Memasuki era pasar global, persaingan di dunia usaha semakin ketat, yang menuntut setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau bahkan lebih berkembang. Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang tepat agar bisa mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Kemampuan dalam memenuhi permintaan konsumen dan pasar dengan waktu tunggu dan waktu pengiriman yang pendek merupakan tolak ukur untuk menilai tingkat respon perusahaan terhadap permintaan konsumen.

Supply Chain Management memberikan suatu alternatif strategi dalam memenangkan persaingan global dengan berbasis competitive excellence yaitu fokus konsumen dan kualitas yang didukung kompetensi perusahaan seperti keterlibatan konsumen, manajemen persediaan,

teknologi, pengembangan produk, dan tanggung jawab terhadap lingkungan.Teknologi informasi menjadi salah satu pendorong bagi terciptanya integrasi rantai pasokan termasuk juga makin

kompleksnya permintaan konsumen, makin kompetitifnya kompetisi global dan peningkatan keinginan perusahaan untuk menjadi perusahaan yang inovatif dan mampu menjadi yang pertama dalam mengenalkan produk baru sesuai kebutuhan pasar. Supply Chain Management ini digunakan oleh pihak Carrefour Indonesia dalam memenangkan persaingan pada pasar Indonesia.

(4)

Carrefour di Indonesia hadir sejak tahun 1996 dengan membuka gerai pertama di

Cempaka Putih pada bulan Oktober 1998. Pada saat yang sama, Continent, sebagai perusahaan ritel Prancis, membuka gerai pertamanya di Pasar Festival. Pada tahun 1999, Carrefour dan

Promodes (sebagai pemegang saham utama dari Continent) menggabungkan semua kegiatan usaha ritel di seluruh dunia dengan nama Carrefour. Sebagai bagian dari perusahaan global, PT. Carrefour Indonesia berusaha untuk memberikan standar pelayanan kelas dunia dalam industri ritel Indonesia. Carrefour Indonesia memperkenalkan konsep hipermarket dan menyediakan alternatif belanja baru di Indonesia bagi pelanggan Carrefour Indonesia. Carrefour menawarkan konsep “One-Stop Shopping” yang menawarkan tempat pilihan dengan produk yang beragam, harga murah, dan juga memberikan pelayanan terbaik sehingga melebihi harapan pelanggan.

Carrefour sangat peduli terhadap kebutuhan pelanggan dengan menawarkan lebih dari 40.000 produk, sehingga pelanggan dapat memperoleh pilihan lengkap kebutuhan sehari-hari yang berkualitas baik dengan harga diskon di dalam lingkungan belanja yang nyaman. Carrefour Indonesia memilikisekitar 28,000 karyawan, baik karyawan langsung maupun tidak langsung, seperti SPG, cleaning service, dll. Carrefour Indonesia telah bermitra dengan sekitar 4,000 pemasok yanghampir 70% adalah UKM (Usaha Kecil Menengah). Carrefour Indonesia juga telah memberikan kontribusi dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan daerah di sektor pertanian dengan membeli 95% produk dari pasar domestik,meningkatkan kehidupan petani dengan menjaga hubungan jangka panjang dan memperluasakses pasar di gerai Carrefour

Indonesia, meningkatkan perkembangan kualitas produk local dengan memperkenalkan metode pertanian modern dan lebih aman, misalnya pengembangansecara aktif penggunaan pupuk alami,

dan menerapkan sistem kontrol pengelolaan air.

Saat ini, Carrefour sudah beroperasi di 84 gerai dan tersebar di 28 kota/kabupaten di Indonesia. 72 juta pelanggan telah mengunjungi Carrefour pada tahun 2010, naik dari 62 juta pelanggan pada tahun sebelumnya.Dalam menunjang jumlah pelanggan maka Carrefour sendiri menawarkan lebih dari 40.000 produk.

(5)

membeli 40% saham Carrefour pada April 2010. Saham PT Carrefour Indonesia ditaksir mempunyai nilai lebih dari US$ 300 juta. Dengan akuisisi itu maka Trans Retail menjadi

pemegang saham terbesar Carrefour Indonesia, sedangkan sisanya digenggam oleh Carrefour SA, sebesar 39%, Carrefour Nederland BV sebesar 9,5%, dan Onesia BV sebesar 11,5%. Setelah

itu, pada tahun 2012, Trans Corp mengakuisisi 60 persen sisa saham Carrefour.

Tampilan website Carrefour Indonesia

Pada website Carrefour Indonesia terdapat Berita Carrefour, Lokasi, Kartu Mega Carrefour, Produk Carrefour, Voucer Carrefour, Layanan Kami, Saran dan Pertanyaan serta Katalog Promo. Berita Carrefour berisi tentang berita atau event yang ada di Carrefour. Lokasi

(6)

Tampilan website Carrefour United Arab Emirates.

VISI DAN MISI CARREFOUR

Visi PT. Carrefour Indonesia : Menjadi ritel nomor satu di Indonesia Misi PT. Carrefour Indonesia

1. Menciptakan toserba dengan konsep tempat belanja keluarga

2. Memberikan pilihan dan kualitas ke semua orang

3. Menciptakan harga yan diinginkan konsumen dan penyediaan lokasi yang dekat dengan rumah

4. Membangun kerja sama yang baik dengan para pemasok yang berkualitas

(7)

PEMBAHASAN

Supply Chain Management

Implementasi Supply Chain Management (SCM) di dalam suatu perusahaan menjadi bagian penting untuk memperbaiki kemampuan kompetisi organisasi bisnis. Supply Chain menunjukkan adanya rantai yang panjang yang dimulai dari supplier hingga pelanggan. Ada berbagai pihak yang berperan dalam supply chain yaitu :

1. Supplier (chain 1), rantai pada supply chain dimulai dari supplier (pemasok), yang merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran barang akan mulai. Bahan pertama disini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah, bahan penolong, suku cadang atau barang dagang.

2. Supplier-Manufacturer (chain 1-2). Rantai pertama tadi dilanjutkan dengan rantai kedua, yaitu manufacturer yang merupakan tempat mengkonversi ataupun menyelesaikan barang (finishing). Hubungan antar kedua mata rantai tersebut sudah mempunyai potensi untuk melakukan penghematan. Misalnya, inventory carrying cost dapat dihemat dengan mengembangkan konsep supplier partnering.

3. Supplier-Manufacturer-Distribution (chain 1-2-3). Dalam tahap ini barang jadi yang dihasilkan disalurkan kepada pelanggan, dimana biasanya menggunakan jasa distributor atau wholesaler yang merupakan pedagang besar dalam jumlah besar.

4. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets (chain 1-2-3-4). Dari pedagang besar tadi barang disalurkan ke toko pengecer (retail outlets). Walaupun ada beberapa pabrik yang langsung menjual barang hasil produksinya kepada customer, namun secara relatif jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola seperti di atas.

5. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets-Customer (chain 1-2-3-4-5). Customer merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam supply chaindalam konteks ini sebagai end-user.

(8)

perancangan hinggai tahap evaluasi dan continuous improvement. Tidak hanya itu, implementasi SCM membutuhkan dukungan dari berbagai pihak mulai dari internal, seluruh manajemen

puncak dan eksternal, dan seluruh partner yang ada.

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT CARREFOUR

Seiring dengan berkembangnya suatu perusahaan, maka permintaan atas barang yang dijual akan semakin banyak dan beragam. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan perkembangan hypermarket dan supermarket yang ada di beberapa negara di Asia.

(9)

Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa perkembangan hypermarket dan supermarket di Indonesia lebih pesat dibandingkan dengan negara lain di Asia. Perkembangan itu dapat dicapai

karena adanya rantai pasokan (supply chain management) yang baik. Terlebih bagi peritel sekelas Carrefour, yang memiliki lebih dari 84 gerai yang tersebar di 28 kota/kabupaten di

Indonesia dan bekerja sama dengan lebih dari 4 ribu pemasok. E-business diterapkan dalam supply chain management Carrefour. Supply chain ini dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku paling awal hingga produk jadi pada konsumen akhir.

Carrefour mulai serius menerapkan e-business pada supply chain perusahaannya pada tahun 2007. Sebelumnya, supply chain yang digunakan sangatlah sederhana hanya berfungsi untuk stok barang makanan siap saji. Penerapan e-business di Carrefour menggunakan sebuah aplikasi yang disebut dengan Infolog. Aplikasi ini digunakan oleh Carrefour dalam menerapkan supply chain management. Sebelum menggunakan InfoLog, InfoLog adalah suatu aplikasi khusus untuk rantai pasokan dan mampu menajalankan Warehouse Management System.

Contoh penggunaan InfoLog

(10)

InfoLog antara lain Inbound Logistics, Perencanaan dan pengadaan persediaan, Operasi Gudang, Outbound Logistics, Pelaporan. .Inbound Logistics adalah aktivitas penerimaan dan

penggudangan barang yang meliputi Advanced Shipping Notification (ASN),Reservasi Lokasi, dan Put Away. Perencanaan dan pengadaan persediaan mengatur tiga tingkatan persediaan yaitu

tingkat persediaan minimum, tingkat persediaan maksimum, dan tingkat reorder. Operasi gudang meliputi pendefinisikan tipe gudang, manajemen ruang berdasarkan kapasitas dan volume, Cycle count dan stock adjustment. Outbond Logistics Aktivitas outbound logistic meliputi Penangkapan pesanan pembeli, distribusi, dan penjualan, pembuatan invoice dan packs. Laporan meliputi laporan cycle count, laporan kosong, dll. Keseluruhannya dimuat dalam 4 modul yang berbeda yang keluarannya berupa laporan yang diperlukan manajemen dan operator sebagai pertimbangan untuk pengambilan keputusan teknis dan strategi

Supply chain yang dibangun oleh Carrefour didasarkan pada perhitungan tingkat optimasi dari pabrik atau pemasok sampai ke rak (shelf) gerai. Penerapan dari proses just-in-time (JIT) di pusat distribusi (Distribution Center/DC), yang disebut Cross Dock adalah metode yang dipakai Carrefour untuk menganalisis setiap jenis produk dan supply chain pemasok. Tujuan dari penerapan metode ini adalah untuk mengefisienkan proses sehingga stok di pusat distribusi tidak perlu ada. Singkatnya, bila pemasok hari ini mengirimkan barang ke DC Carrefour di Lebak Bulus, maka keesokan harinya barang sudah terkirim ke gerai-gerai. Metode Cross Dock ini memungkinkan proses supply chain yang lebih transparan dalam hal distribusi produk karena tidak ada produk yang tertumpuk di gudang.

(11)

Gambar diatas adalah tampilan sebelum Carrefour menggunakan sistem Cross Dock di dalan supply chainnya. Retailer perlu ke beberapa warehouse sebelum akhirnya mencapai gerai.

Proses ini memakan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 200-300 hari. Belum lagi terjadi penumpukan barang di dalam warehouse. Penggunaan Supply Chain ini sudah lama, sekitar 20

tahun.

Skema Sistem Cross Dock

Setelah memakai sistem Cross Doock di dalam supply chain, proses distribusi barang

menjadi lebih mudah karena sudah teroganisir. Belum lagi karena barang setelah diperiksa dan dikategorikan langsung dikirm ke gerai yang dituju sehingga tidak terjadi penumpukan barang di warehouse.

(12)

Supply Chain yang dikembangkan oleh Carrefour bukan hanya berdasarkan proses pergerakan fisik produk, melainkan memperhatikan pula aliran informasi. Penyederhanaan

dokumentasi untuk penagihan dari pemasok dan pembayaran oleh Carrefour diperhitugka juga. Hal ini dikarenakan keberhasilan rantai pasokan di peritel sangat ditentukan oleh aliran informasi

dari gerai sampai ke pemasok, dan sebaliknya, disertai sinkronisasi data kedua pihak. Carrefour membangun rantai pasokan dengan mengandalkan dukungan pemasok terhadap efisiensi yang diciptakan dalam rantai pasokan ini.

Central Order Pool (COP) dikembangkan untuk kebutuhan dalam proses aliran order, dimana proses pengorderan dilakukan secara otomatis dan terpusat berdasarkan posisi stok di gerai dan parameter-parameter lain. Untuk melakukan pemesanan barang ke seluruh pemasok, Carrefour menggunakan sistem Electronic Data Interchange (EDI). Jika order sudah diterima, pemasok bisa menerimanya melalui Web. Ada pula pemasok yang sudah mengintegrasikannya dengan sistem ERP mereka. Selanjutnya, mereka menyampaikan (submit) order itu ke pabriknya, lalu barang pun dikirim ke DC Carrefour.Proses cycle count (alias penghitungan stok menggunakan sampling setiap hari) diterapkan agar data stok di gerai dan pusat distribusi akurat.

Skema EDI

(13)

 Bagi pihak Carrefour, ketersediaan produk menjadi keuntungan utamanya. Keuntungan ini juga merupakan keuntungan bagi pemasok, karena produk yang tersedia, maka lost of sales akibat stok barang yang kosong dapat dihindari. Selain itum dengan tersambungnya

seluruh gerai ke DC Pondok Ungu dengan menggunakan satu sistem ERP (single platform) sehingga waktu yang dibutuhkan untuk transfer dan kolaborasi datanya menjadi real time. Mekanisme kerjanya, sistem ERP yang digunakan Carrefour akan memicu ke pemasok melalui fasilitas e-business ataupun e-mail.

 Bagi pihak pemasok, keuntungan utamanya adalah proses yang lebih sederhana, karena

hanya memproses satu order. Pemasok juga hanya perlu mengirim produk ke satu titik, sehingga lebih menghemat biaya pengiriman dibanding mengirim produk ke seluruh gerai. Tidak hanya itu saja, ketersediaan produk menjadi lebih terjamin, dan terjaganya kinerja pemasok di Carrefour dalam hal service level.

Aplikasi Central Order Pool

(14)

mengontrol persediaan barang, order entry yang berguna dalam memesan barang, point of sale yang mengontrol harga penjualan, warehouse management yang berguna dalam mengontrol data

warehouse dan sales analysis yang berguna dalam memprediksi harga penjualan.

Di masa mendatang, Carrefour tidak berorientasi ke dalam pengembangan sistem TI. Hal

ini dikarenakan sistem TI yang digunakan di Carrefour sudah memenuhi kebutuhan. Sasaran utama yang akan dikembangkan oleh pihak Carrefour adalah menaikkan pemasok yang memiliki service level rendah. Alasan menaikkan pemasok adalah agar pemasok profitnya naik sehingga

provit Carrefour juga ikut naik pula.

Sejak Carrefour menerapkan supply chain yang baru, PT Unilever Indonesia Tbk, salah satu supplier besar yang menjadi pemasok Carrefour sejak 1998, merjadi salah satu pioneer yang ikut serta dalam pengiriman terpusat (centralized delivery). Dengan sistem pengiriman terpusat ini, Unilever sebagai pemasok tidak perlu lagi mengirim barang langsung ke gerai-gerai Carrefour, tapi cukup ke gudang Carrefour. Carrefour kemudian akan mengirim barang Unilever ke gerai bersama-sama dengan barang dari pemasok lain.

Sistem pengiriman terpusat ini merupakan kolaborasi yang baik antara Unilever dengan Carrefour. Apabila dilihat dari rantai pasokan secara keseluruhan, kolaborasi ini menghasilkan efisiensi yang bisa dinikmati bersama oleh Unilever dan Carrefour. Dengan kapabilitas yang dimiliki Carrefour, sistem rantai pasokan yang baru ini bisa dikembangkan untuk menjangkau daerah yang lebih luas.

Supply chain yang baru ini diakui pula oleh CV Mulyatama. Menurutnya, Pada sistem

SCM yang dikembangkan Carrefour sekarang ini penggunaan tenaga kerja lebih efisien. Sebelumnya pengiriman dilakukan langsung ke gerai sehingga memerlukan lebih banyak tenaga kerja. Dalam satu hari satu mobil maksimum hanya dapat menuju tiga gerai. Sekarang pengiriman cukup dilakukan satu kali dan sudah mencakup seluruh gerai Carrefour.

KELEBIHAN PENERAPAN SCM DI CARREFOUR

Hasil data stok yang lebih akurat. Beberapa manfaat keakuratan data stok di Carrefour:

a. Mengetahui jumlah stok barang yang ada di Distribution Center maupun disetiap gerai

(15)

c. Mengantisipasi terjadinya keterlambatan pengiriman barang maupun out of stock dari pemasok

d. Memenuhi permintaan pelanggan pada saat yang dibutuhkan

e. Terjadinya efisiensi biaya karena mengurangi biaya penyimpanan, biaya transportasi,

markdown cost (penurunan harga produk yang tidak laku dijual dengan harga normal), dan stock out cost.

f. Mengurangi inventori barang.

g. Mengurangi stok barang yang berlebih karena barang yang laku sudah diperkirakan

h. Menjamin kelancaran arus barang.

i. Barang dikirim ke setiap gerai dari Distribution Center tanpa adanya proses penyimpanan digudang.

j. Menjamin mutu. Kualitas dan mutu lebih terjamin, karena barang langsung dari pemasok dan didistribusikan langsung ke gerai-gerai, tanpa adanya pengendapan barang di gudang.

KELEMAHAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Selain memiliki kelebihan, penerapan SCM yang baru juga memiliki kelemahan sebagai berikut :

a. Memerlukan biaya maintenance yang besar

b. Memerlukan tenaga ahli di bidang IT untuk implementasi, maintenance, dan pelatihan

c. Kurangnya partisipasi pemasok dalam distribusi. Tingkat partisipasi pemasok untuk bergabung dengan sistem distribusi masih kurang. Padahal, service level para pemasok

masih di bawah ekspektasi Carrefour. Saat ini, rata-rata pemasok yang mengantar langsung ke gerai Carrefour memiliki service level50%. Misalnya, kalau pihak Carrefour memesan 100 unit, mereka hanya mampu memasok 50 unit.

TANTANGAN PENERAPAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

(16)

a. Merekrut tenaga ahli dibidang teknik informasi dan manajemen perusahaan

b. Membutuhkan biaya awal yang cukup tinggi

c. Pelatihan manajemen perusahaan mengenai sistem yang baru.

d. Terjadi-nya data lag, karena pemesanan suplai ke pemasok berbasis online, maka tidak

menutup kemungkinan adanya data lag, penyebabnya dapat karena kerusakan alat komunikasi atau koneksi internet.

PEMAKSIMALAN SCM DENGAN MENGGUNAKAN APO

Advanced Planner and Optimizer (APO) adalah sebuah aplikasi dari Jerman yang berbasis SAP untuk supply chain management. Alat ini dirancang untuk memungkinkan suatu organisasi untuk meningkatkan layanan terhadap pelanggan, dilain pihak, alat ini juga

mengurangi biaya. APO juga berguna untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan perencanaan produksi, harga, penjadwalan, dan pengiriman produk. Cara kerja APO dengan update real-time dari agen tentang jumlah permintaan pelanggan. Update tersebut digunakan

untuk membuat demand trigger APO yang meliputi penjadwalan pengiriman bahan baku dan siklus produksi, meramalkan jumlah produksi yang tepat untuk perusahaan agar dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dikemudian hari. Selain itu, APO juga dapat diintegrasikan dengan SAP dan ERP.

APO sendiri terdiri dari 8 level yaitu network design, demand planning, supply network

planning, production planning and detailed scheduling, global availability, transportation

planning and vehicle scheduling dan supply chain collaboration. Penggunaan APO di dalam

Carrefour untuk memaksimalkan proses supply chain yang ada sehingga nantinya akan dapat lebih menguntungkan perusahaan. Selaim itu, bagi pelanggan Carrefour penggunaan aplikasi ini dapat memuaskan pelanggan karena pelayanan perusahaan yang makin meningkat.

PERAN E-BUSINESS DALAM SUPPLY CHAIN

(17)

Secara garis besar E-business dapat diartikan sebagai penggunaan internet untuk berhubungan dengan konsumen, rekan bisnis, dan supplier. E-business memungkinkan suatu

perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal secara lebih efisien dan fleksibel. E-business berfungsi untuk mendukung bagian marketing, produksi,

accounting, finance dan human resource management. Proses transaksi online memegang peranan yang sangat penting pada e-business.

Jalinan komunikasi anatara perushaan dengan konsumen secara rutin membuat perusahaan mengetahui keinginan, kebutuhan dan tanggapan dari para konsumennya. Jaringan komunitas konsumen yang terbentuk menciptakan kumpulankonsumen yang loyal sehingga memudahkan perusahaan dalam mendistribusikan informasi mengenai produk. Hal ini berarti perusahaan dapat menghemat biaya promosi dan meningkatnya jumlah konsumen tanpa melakukan banyak promosi. Selain itu, keuntungan dari penerapan e-business di dalam supply chain perusahaan adalah terjalinnya kerja sama yang lebih baik dengan para supplier sehingga stok barang yang habis dapat diminimalisir.

Selain itu, e-business juga membawa dampak yang besar di dalam supply chain salah satunya adalah meluasnya fasilitas komunikasi dalam organisasi yang mengakibatkan terbangunnya kerja sama yang baik. Tidak hanya itu, e-business menyediakan kesempatan bagi sebuah organisasi untuk meluaskan pasar mereka ke seluruh dunia sehingga dapat menaikan tingkat permintaan dalam penggunaan barang atau jasa.

KESIMPULAN

(18)

SARAN

Penggunaan e-business dalam penerapan Supply Chain Management pada suatu

perusahaan sangat diperlukan untuk membantu perusahaan tersebut meningkatkan proses bisnisnya. Maka dari itu, perlu pengkajian lebih dalam terhadap Carrefour Indonesia agar dapat

(19)

DAFTAR PUSAKA

1. http://www.carrefour.co.id/shop/

2. https://www.carrefouruae.com/webstore/

3. http://it.toolbox.com/wiki/index.php/SAP_APO

4. Dwiyangtri, Teddy and Hidayatuloh, Sarip. 2012. Implementasi Sistem Supply Chain Management (SCM) pada PT. Carrefour Indonesia, Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN 1979-0767

Gambar

Tabel Perkembangan Supermart dan Hypermart di Indonesia
Gambar diatas adalah tampilan sebelum Carrefour menggunakan sistem Cross Dock di
Gambar diatas adalah skema dari aplikasi Central Order Pool. Di dalam aplikasi tersebut

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pengaruh penerapan supply chain management secara langsung pada kinerja organisasi atau dimediasi oleh keunggulan

dengan supplier maka dapat dikonsentrasikan pada kegiatan inbound logistic supply chain, yaitu bagian integral dari operasi bisnis untuk perusahaan manufaktur, yang

Dampak marketing relationship dalam penerapan supply chain management, berdasarkan enam indikator penerapan supply chain management adalah, semakin tinggi nilai

Dari hasil penelitian diketahui bahwa supply chain management pada PT Tiga Bintang memiliki kelemahan dalam proses pengiriman barang yang sering terjadi keterlambatan yang

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis proses bisnis perusahaan dengan menentukan model supply chain yang tepat pada PT Indofood Sukses Makmur Bogasari serta merancang

e-supply chain management (E- SCM) merupakan suatu konsep manajemen dengan memanfaatkan internet dan teknologinya untuk mengintegrasikan seluruh mitra kerja perusahaan,

H A large and complex project - Managing e-business development was like ‘Trying to move a Goliath’ Improved supply chain management , Improved supplier relationship management,

Supply chain management terhadap Kinerja perusahaan melalui Keunggulan bersaing sebagai Mediasi H4 Hasil pengujian kausalitas menunjukan bahwa Supply chain management Ada pengaruh