• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PENGO LAHAN TANAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PENGO LAHAN TANAH"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN TANAH SAWAH

Oleh :

Golongan / Kelompok : A/ 6

Efia Alfionita (131510501099) Fitri Lailatul Q. (131510501088) Yoko Simbolon (131510501090) Hamzah Arif (131510501093) Erviana Dwi C. (131510501103)

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

(2)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia berhasil menjadi negara swasembada pangan pada tahu 1984-1989. Namun pada dekade 1990-an, petani mulai kelimpungan menghadapi serangan hama, kesuburan tanah yang merosot, ketergantungan pemakaian pupuk yang semakin meningkat dan pestisida tidak manjur lagi, serta harga gabah dikontrol pemerintah. Revolusi hijau bertumpu pada penyediaan air melalui sistem irigasi, pemakaian pupuk kimia secara optimal, penerapan pestisida sesuai dengan tingkat serangan organisme pengganggu, penggunaan varietas unggul berdaya hasil tinggi, monokultur padi ganda untuk meningkatkan hasil panen tahunan, dan berbagai bentuk dukungan sektor publik sebagai perangsang petani (kredit lunak, subsidi besar, dukungan harga, penyediaan prasarana mahal). Melalui penerapan teknologi non-tradisional ini, terjadi peningkatan hasil tanaman pangan berlipat ganda dan memungkinkan penanaman tiga kali dalam setahun untuk padi pada tempat-tempat tertentu, suatu hal yang sebelumnya tidak mungkin terjadi, tetapi tanpa disadari, hal ini justru menurunkan kesuburan tanah dan membuat hama menjadi resisten terhadap pestisida kimia tersebut. Oleh karena itu, kini di Indonesia mulai diterapkan sistem pertanian organik baik untuk tanaman pangan maupun tanaman holtikultura.

Sistem sawah, merupakan teknik budidaya yang tinggi, terutama dalam pengolahan tanah dan pengelolaan air, sehingga tercapai stabilitas biologi yang tinggi, dan kesuburan tanah dapat dipertahankan. Ini dicapai dengan sistem pengairan yang sinambung dan drainase yang baik. Sistem sawah merupakan potensi besar untuk produksi pangan, baik padi maupun palawija. Di beberapa daerah, pertanian tebu dan tembakau menggunakan sistem sawah namun yang paling banyak di temui adalah sistem sawah untuk tanaman padi.

(3)

sebuah alat bermesin yang memiliki kemampuan untuk mengolah tanah. Fungsi traktor sekrang telah mengantikan fungsi tenaga hewan seperti sapi dan kerbau dalam pengolahan tanah. Traktor tangan (hand tractor) adalah sumber penggerak dari implemen (peralatan) pertanian. Biasanya traktor tangan digunakan untuk mengolah tanah. Namun sebenarnya traktor tangan ini merupakan mesin yang serba guna, karena dapat digunakan untuk tenaga penggerak implemen yang lain, seperti : pompa air, alat prosesing, trailer, dan lain-lain.

Untuk meningkatkan kualitas pertanian haruslah dibarengi dengan perbaikan dalam berbagai sektor yang turut mendukung dalam bidang tersebut. Salah satu yang perlu mendapatkan perhatian adalah produktivitas lahan yang semakin hari semakin menurun. Perlu di lakukan perbaikan agar tanah pertanian dapat berproduksi dengan optimal baik dengan penggunaan pupuk organik, penggunaan alsintan secara tepat maupun tenaga pengolah yang harus memperhatikan etika lingkungan.

1.2 Tujuan

1. Untuk mengetahui kondisi tanah sebelum dan sesuadah dilakukan pengolahan tanah

2. Untuk mengetahui perbedaan pengolahan tanah tradisional dan modern

(4)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Bersama dengan tanah liat, humuslah menjadi sebab utama dari daya adsorpsi tanah, sehingga tanah dapat mengikat unsur-unsur makanan yang mutlak diperlukan oleh tanaman dan lebih memperbesar daya tukar unsur. Karena humus sendiri merupakan sumber dari garam-garam mineral. Humus mengandung Nsekitar 5 %. Humus dapat meningkatkan pemakaian P dan mencegah kemunduran K. Humus dapat mempertahankan sumber PH tanah sekitar netral, jadi pada tanah pasir akan menjadi lebih masam, dan pada tanah masam akan menjadi lebih alkalis karena pengaruh humus (Aak, 2007).

Kondisi tanah bisa juga diperbaikai dengan pengolahan yang berpengaruh terhadap struktur tanah, kemampuan menahan air, erosi tanah, kemampuan infiltrasi, dan suhu. Pengolahan tanah akan mengurangi pembentukan poros dan memecahkan saluran kapiler-kapiler dalam tanah.lapisan yang diolah akan mengering dengan cepat, tetapi kelembaban dibawah dapat terkonservasi dengan baik. Pengolahan tanah dapat menciptakan kondisi yang mendukung perkecambahan benih dan mungkin diperlukan untuk memerangi gulma dan hama tanaman yang lain atau untuk membantu mengendalikan erosi. Pengolahan tanah membutuhkan unsur energi yang tinggi. Unsur ini dapat dihasilkan dari dalam suatu usaha tani ataupun berasal dari luar lahan. Pengolahan tanah bisa mengakibatkan efek negatif atas kehidupan tanah dan meningkatkan mineralisasi bahan organik. Jika tidak dikerjakan dengan baik, pengolahan tanah bisa juga meningkatkan erosi (Reijtjes, 2011).

(5)

Selain pengolahan tanah yang efektif, perlu dicermati faktor ketersedian air bagi tanaman yaitu dengan memperhatikan teknik pemberian air dalam proses pemeliharaan tanamn tersebut. Pada kondisi kapasitas lapang, akar dapat dengan mudah mengabsorbsi air. Air yang dekat dengan akar akan bergerak dengan berlahan searah dengan akar. Titik layu permanen adalah jumlah air didalam tanah pada akar-akar didalam tanah tiadak mapu lagi menyerap air dari tanah. Air tersedia adalah selisih antara kadar air pada kapasitas lapang dengan kadar air pada titik layu permanen. Melalui akar setiap tanaman mencoba mengabsorbsi air secukupnya dari tanah untuk pertumbuhan dan perkembangannya yang erpenting adalah bahwa air itu dalam keadaan yang mudah di adsorbsi oleh tanaman (Intara, 2011).

Beberapa cara persiapan tanam yang baru diperkenalkan dan sudah memenuhi kriteria pengolahan tanah konservasi yaitu pengolahan tanah minimum (minimum tillage), tanpa pengolahan tanah (zero tillage) dan penanaman secara tugal. Pengaruh beberapa sistem pengolahan tanah tersebut terhadap erosi dan aliran per-mukaan sudah banyak diteliti. Sinukaban (1981) dan Johnson et al. (1979) menyim-pulkan bahwa pengolahan tanah konser-vasi sangat efektif dalam menekan erosi dan aliran permukaan. Keefektifan peng-olahan tanah konservasi menekan erosi pada dasarnya terletak pada pengaruhnya terhadap peubah kondisi permukaan tanah, antara lain persentase permu-kaaan tanah yang tertutup, kekasaran permukaan dan guludan-guludan kecil yang terbentuk, sisa tanaman dan gulma yang terbentuk, dan erodibilitas (Mu’minah, 2009).

(6)

kedelai, dan ubi kayu hampir semua bagian tanaman terbawa panen, sehingga bahan organik yang dikembalikan ke tanah sangat sedikit serta ditambah dari efek pengolahan tanah yang intensif (Saridevi, 2013).

Penggenangan tanah untuk lahan persawahan dapat menyebabkan perubahan permanen pada sifat-sifat tanah asal yang selanjutnya dapat menyebabkan perubahan tingkat perkembangan profil tanah dan klasifikasi tanah. Perkembangan tanah dicirikan oleh terjadinya diferensiasi horizon sebagai wakil proses pedogen baik fisik, kimia dan biologi yang oleh reaksi dalam profil tanah terjadi penambahan bahan organik dan mineral berupa bahan padatan, cair atau gas, menghilangnya bahan diatas tanah, alih tempat bahan dari satu bagian ke bagian lain dalam tubuh tanah, alih rupa senyawa mineral dan bahan organik di dalam tubuh tanah (Rajamuddin, 2009).

Upaya lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani jagung adalah meningkatkan nilai tambah hasil usaha tani dengan mengolah hasil panen menjadi bahan baku setengah jadi atau bahan jadi, seperti pembuatan beras dan tepung jagung serta pembuatan pakan ternak dari jagung maupun brangkasan. Pembuatan pakan ternak dari brangkasan jagung tidak hanya meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha tani jagung, tetapi juga dapat mendorong terciptanya produk baru seperti biogas dengan cara melakukan pengandangan ternak secara tetap karena tersedia pakan secara kontinu. Pembuatan biogas dari kotoran ternak sapi dapat memberikan pendapatan tambahan bagi petani dan mengurangi penggunaan minyak tanah (Syafruddin, 2010).

(7)
(8)

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum matakuliah Pengantar teknologi pertanian tentang “Pengolahan Tanah” yang dilaksanakan UPT Agroteknopark Jubung Universitas Jember pada hari jumat 28 Maret 2014 pukul 07.00 - selesai

3.2 Alat dan Bahan 1. Traktor

2. Cangkul 3. Alat tulis

4. Modul praktikum 5. Sawah lahan basah

3.2 Cara Kerja

1. Kunjungi areal sawah yang telah selesai panen dan telah siap untuk dibersihkan dari rumput dan jerami padi

2. Operasikan traktor untuk membersikan dan membalik tanah dimulai dari bagian tepi sawah dan selesai di tengah atau sebaliknya

3. Gunakan cangkul untuk membersihkan bagian tepi serta dapat membantu membersihkan saluran drainase

(9)

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

PEKERJAAN PENGOLAHAN TANAH 1 Pembersihan Petak Sawah

1. 1. Tahap pekerjaan :

1. Membersihkan Petak sawah dari gulma dan tanaman pengganggu 2. Pembersihan dapat dilakukan dengan menggunakan sabit, cangkul

serta traktor. Alat ini dapat memepermudah dalam pembersihan rumput

2. Hasil Pekerjaan :

1. Pemembersihan petak sawah dari batang padi dapat dilakukan lebih cepat

2. Tanah siap untuk dibajak

3. Tanah bersih dari tanaman pengganggu 3. Keterangan :

Penggunaan alat sabit dan cangkul dapat mempermudah pekerjaan 2. Perbaikan Saluran Dan Galengan

1. Tahap Pekerjaan :

Perbaikan saluran dan galengan dilakukukan dengan menggunakan cangkul. Yang pertama harus dilakukan adalah

1. Saluran dibersihkan dari rumput atau sumbatan yang lain 2. Cangkul saluran dan galengan begitu seterusnya sampai selesai 2. Hasil Pekerjaan :

Saluran air sudah bersih dari rumput

Galengan sudah berundak dan tidak terganggu dari rumput 3. Keterangan :

Penggunaan alatnya adalah cangkul, cara kerjanya seperti dalam proses pencangkulan

3. Pencangkulan

1. Tahapan Pekerjaan :

Pencangkulan merupakan cara pengolahan tanah secara tradisional, berikut tahap pekerjaannya :

1. Pegang gagang cangkul dengan kedua tangan

2. Angkat cangkul sampai kira-kira tangan setinggi bahu

3. Ayunkan ketanah dan lakukan sampai beberapa kali sampai tanah terbalik dan bercampur menjadi satu

(10)

ketengah dan berakhir dipinggir lagi 2. Hasil Pekerjaan :

Pengolahan tanah dengan menggunakan cangkul membutuhkan waktu yang cukup lama karena pekerjaan keseleruhan mengandalkan tenaga manusia. Perataan tanah dengan menggunakan cangkul hasilnya akan lebih baik karena tanah yang terbalik lebih tercampur dan galiannya lebih rata.

3. Keterangan :

Cangkul terbuat dari bahan yang efisien untuk digunakan. Gagang cangkul terbuat dai kayu mata cangkul terbuat dari besi . mata cangkul berfungsi untuk membalikkan tanah.

4. Pembajakan

1. Tahap Pekerjaan

a. Nyalakan mesin traktor

b. Tarik tus penyala yang ada dibagian atas dekat dengan setir c. Pegang setir dengan kedua tangan sambil menjalankan traktor d. Jika ingin memutar kearah kanan maka tarik rem sebelah kanan dan

begitu pula sebaliknya jika ingin berputar kekiri

e. Tahap pekerjaan dilakukan dari pinggir dan selesai di bagian tengah 2. Pengamatan Hasil

- Tanah yang dibajak akan menjadi gembur dan berubah menjadi lumpur sehingga tidak ada lagi lapisan tanah

- Tujuan dari pembajakan adalah untuk membalikkan tanah dan mencampur menjadi satu ingga menjadi lumpur, hal ini memudahkan proses penanaman

3. Keterangan

Bagian dari traktor adalah rem, tuas, mesin, setir untuk menjalankan mesin, serta bajak yang adadibagian bawah untuk mebalikkan tanah 5. Penggaruan

1. Tahap Pekerjaan

- Mengganti bajak dengan alat garu yang ada dibagian bawahya - Alat garu ini rata sehingga dapat meratakan ketebalan tanah yang

berlumpur

- Penggaruan dilakukan berulang kali, seperti pembajakan dari pinggir sampai ketengah

2. Pengamatan Hasil

(11)

- Ketebalan tanah rata sehingga tanah siap dan baik untuk tanaman. Hal ini untuk mempermudahdistribusi airdalam sawah

3. Keterangan

Alat garu dan bajak berbeda tapi proses pengerjaan/pengolahannya sama

4.2 Pembahasan

Sebelum melakukan penanaman lahan sawah harus dibersihkan terlebih dahulu dari sisa-sisa rumput dan jerami yang masih tertinggal di sawah. Rumput dan jerami yang telah terkumpul sebaiknya tidak dibakar karena akan merusak unsur hara yang ada disawah. Lebih baik rumput dan jerami di olah untuk menjadi pupuk. Kemudian tanah digenangi dengan air agar tanah menjadi lunak, rumput-rumput yang tumbuh menjadi mati, dan memusnahkan bermacam-macam serangga yang dapat merusak bibit saat di semaikan.

Hasil dari pengolahan tanah dapat membuat tanah menjadi gembur, membunuh gulma yang merugikan, menurunkan laju erosi, meratakan tanah, mencampur tanah dengan pupuk dan pengolahan tanah untuk ditanami padi bertujuan untuk melumpurkan tanah agar pada saat ditanami menjadi lebih mudah. Pada jenis tanah tertentu akan mendapatkan hasil yang tidak sama karena perlakuan yang diberikan pada saat pengolahan tidak sama. Misalnya pada lahan yang berada di kelerengan tertentu akan mendapat perlakuan tersendiri dari proses pembersihan dan alat yang digunakan untuk mengolah tanah. Alat yang digunakan untuk mengolah tanah adalah alat ringan dan tidak cocok digunakan alat berat. Berbeda pada lahan yang datar, pengolahan tanah dapat dilakukan secara lebih optimal karena alat yang digunakan untuk mengolah lahan lebih modern dan pengerjaannya lebih cepat.

(12)

dari pembajakan adalah membuat tanah menjadi lumpur oleh karena itu harus dilakukan pembajakan 2 kali.

Pengolahan lahan sawah dapat dilakukan dengan cara tradisional dan modern. Pengolahan tanah secara tradisional merupakan pengolahan tanah sawah dengan alat-alat sederhana seperti sabit, cangkul, bajak, dan garu yang semuanya dilakukan oleh manusia atau dibantu oleh tenaga hewan. Sedangkan pengolahan tanah secara modern merupakan pengolahan tanah sawah yang dilakukan dengan mesin traktor dan peralatan pengolahan tanah yang dilakukan dengan mesin traktor dan peralatan pengolahan tanah yang lain. Kelebihan pengolahan tanah secara tradisional yaitu hasilnya akan lebih optimal karena pekerjaannya dilakukan secara teliti denagn tenaga manusia, sedangkan kekurangannya yaitu kurang efisiensi dalam masalah waktu, tenaga kerja maupun modal yang dikeluarkan. Pengolahan tanah secara modern dapat merusak kelestarian lingkungan, merusak tekstur tanah serta mengurangi tenaga kerja. Namun hasil pengolahan dari alat-alat modern ini lebih cepat, menghemat pengeluaran serta menekan kerugian.

Ttraktor tangan dikendalikan oleh seorang operator sebagai pengatur arah gerakan traktor. Tuas kemudi dibagian atas digunakan untuk menjalankan dan menghentikan traktor. Arah gerakan traktor dikendalikan oleh kopling yang ada dibagian setir. Jika ingin belok kearah kanan maka tarik kopling dibagian kanan dan jika ingin belok kearah kiri maka tarik kopling di bagian kiri. Pembajakan dilakukan dari tepi sawah dan selesai di tengah, dapat pula dimulai dari tengah dan diselesaikan di tengah. Dalam menjalankan traktor tidak membuhkan keahlian khusus karena traktor relatif mudah ntuk di kendalikan, prinsip yang digunakan seperti mengendalikan sepeda.

(13)

tertinggal. Dengan demikian asupan oksigen dalam tanah lebih melimpah, dekomposer serta mikroorganisme yang ada dalam tanah lebih subur.

Tanaman sisa yang ada di sawah sebaiknya dikumpulkan dan diolah untuk menjadi kompos dan selanjutnya dapat digunakan untuk memupuk tanaman padi yang telah disemaikan. Selain itu pembersihan tanah dari tanaman sisa bertujuan untuk memudahkan dalam proses penanaman selanjutnya. Tanaman yang tertinggal di sawah bisa jadi membawa bibit penyakit yang selanjutnya dapat merusak bibit yang telah ditanam dan ikut terbawa sampai panen. Hal ini dapat merusak kualitas dan kuantitas padi. Ganengan berfungsi untuk menahan lajua air agar tidak merembes keluar. Perawatan galengan harus dilakukan secara berkala, pembersihan galengan juga bertujuan untuk memberantas bibit gulma yang ikut terbawa bersama dengan air. Saluran irigasi harus dibersihkan agar proses pengairan terbebas dari gangguan gulma yang merugikan.

Sebelum dilakukan penanaman tanah harus diolah terlebih dahulu untuk memperbaiki saluran irigasi serta sifat fisik, biologi seta kimia tanah. Tanah harus diolah sedemikian rupa sehingga siap untuk ditanami. Untuk pengolahan lahan basah tanah harus di airi terlebih dahulu untuk mematikan rumput dan membusukkan sisa jerami yang masih tertinggal. Pengolahan tanah berfungsi untuk mengembalikan unsur hara yang sebelumya telah larut bersama dengan air. Unsur hara sangat penting peranannya bagi pertumbuhan tanaman. Dengan pengolahan tanah yang benar maka proses selanjutnya dalam pertanian akan lancar pula karena pengolahantanah adalah tahap awal dalam bercocok tanam.

(14)
(15)

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Sebelum melakukan pengolahan lahan untuk penanaman padi lebih baik tanah dibersihkan dari gangguan gulma dan jerani yang masih tertinggal kemudian diairi dengan air agar tanah menjadi gembur dan berubah menjadi lumpur, hal ini akan mempermudah dalam proses penanaman.

2. Pengolahan tanah dapat dilakukan secara tradisional dan modern, secara tradisonal pengolahan tanah kurang efektif karena sepenuhnya menggunakan tenaga menusia, modal yang dikeluarkan juga lebih banyak. Secara modern pengolahan tanah lebih cepat dari segi waktu, tidak terlalu banyak menggunakan tenaga manusia, serta lebih hemat dalam pengeluaran. Namun pengolahan tanah secara moden dapat merusak tekstrur dari tanah.

3. Pengolahan tanah terdiri dari proses pembersihan dari sisa-sisa rumput dan jerami, perbaikan saluran irigasi serta galengan yang bertujuan untuk mempermudah proses pengairan, pencangkulan untuk memperbaiki galengan agar air tidak merembes keluar, pembajakan untuk membalikkan tanah dan mencampurkan tanah dengan pupuk serta penggaruan yang berfungsi untuk meratakan tanah dan membuat bedengan.

5.2 Saran

Sebaiknya pada saat praktikum alat, mesin dan lahan yang digunakan lebih banyak agar semua praktikan dapat merasakan cara pengolahan tanah yang benar. Meskipun hanya pengenalan akan lebih baik jika semua praktikan dapat menjalankan traktor dengan baik dan benar.

(16)

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 2007. Dasar-Dasar Bercocok Tanam. Yogyakarta : Kanisius

Adeniran, K.A. dan Babatunde, O.O. 2010. Investigation of Wetland Soil Properties afecting Optimum Soil Cultivation. Engineering Science and TechnologyReview 3 (1) (2010) 23-26

Reijntjes, Coen., dkk. 2011. Pertanian Masa Depan. Yogyakarta : Kanisius

Intara, Yazid Ismi. 2011. Mempelajari Pengaruh Pengolahan Tanah Dan Cara Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan Tanaman Cabai (Capsicum annuum L.). Embryo Vol 8 No. 1

Mu’minah. 2009. Pengaruh Pengolahan Tanah Dan Pemberian Mulsa Jerami Terhadap Produksi Tanaman Jagung, Kacang Tanah Dan Erosi Tanah. Agrisistem Vol. 5 No. 1.

Rajamuddin, Ulfiyah A. 2009. Kajian Tingkat Perkembangan Tanah Pada Lahan Persawahan Di Desa Kaluku Tinggu Kabupaten Donggala Sulawesi Tengah. Agroland 16 (1) : 45 – 52, Maret 2009.

Salikin, Karwan A. 2003. Sistem Pertanian Berkelanjutan. Yogyakarta : Kanisius

Saridevi, Gusti A. 2013. Perbedaan Sifat Biologi Tanah pada Beberapa Tipe Penggunaan Lahan di Tanah Andisol, Inceptisol, dan Vertisol. Agroekoteknologi TropikaVol. 2, No. 4, Oktober 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Lebih lanjut Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Utara menjelaskan banyak faktor yang menyebabkan terjadinya kerusakan kondisi terumbu karang di Laut Sulawesi, meski

Mekanisme peningkatan tekanan intraokular pada glaukoma adalah gangguan aliran keluar aqueous humor akibat kelainan system drainase sudut bilik mata depan (glaukoma

Bagi siapa saja yang mengikuti petunjuk Allâh Azza wa Jalla, mereka akan mendapatkan ketenangan. Sebaliknya, siapa saja—baik dari kalangan manusia maupun jin—yang ingkar dan

Puji syukur panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Pengaruh Kepercayaan,

Adalah sebenarnya kawula, dengan sebenarnya Gusti, Keduanya merupakan gambaran nyata dari wayang dan dalang, Ada gusti yang mengabdi, menyuruh ketika lagi disuruh,

minggu sekali, diameter batang (mm) diukur pada kedua sisi pangkal batang kemudian dirata- ratakan, total luas daun (cm 2 ) diukur dengan leaf area meter, berat

Prinsip pengukuran jarak menggunakan sensor ultrasonik HC-SR04 adalah, ketikapulsa trigger diberikan pada sensor, transmitter akan mulai memancarkan gelombangultrasonik, pada

selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Bina Darma yang telah memberikan kesempatan serta arahan selama pendidikan, penelitian dan