• Tidak ada hasil yang ditemukan

KIPRAH SULTAN TENGAH DI KERAJAAN SAMBAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KIPRAH SULTAN TENGAH DI KERAJAAN SAMBAS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KIPRAH SULTAN TENGAH DI KERAJAAN SAMBAS KALIMANTAN BARAT

Oleh. M.Natsir1

Abstrak

Peranan Sultan Tengah di kerajaan Sambas membawa pengaruh begitu besar, Dinasty yang berakar dari keturunan Sultan Hasan Brunei Darussalam membuat kejayaan di kerajaan Sambas. Kedatangan Sultan Tengah ke Sukadana mendapat simpatik dari Giri Mustika Raja Sukadana, sehingga beliau di kawinkan dengan adiknya Ratu Surya Kusuma. Mereka adalah anak dari pasangan penembahan Giri Kusuma (Pangeran Sorgi Matan Sukadana)dan Ratu Mas Zaitan (Ratu Mas Zaitan, Ratu Sukadana Landak). Dari perkawinan ini terlahirlah Raden Sulaiman Peradaban pertama yang membawa cemerlang adalah Sultan Sulaiman yang bergelar Syafiuddin, mengawini anak Ratu Sepudak Mas Ayu Bungsu, Perkawinan itu melahirkan Raden Bima di Kota Lama. Raden Sulaiman Menuju Kota Bangun, kemudian Kota Bandir dan menuju Lubuk Madung yang dikenal dengan Muara Ulakan, Di tempat inilah Raden Sulaiman dinobatkan menjadi Sultan Pertama di kerajaan Sambas dengan gelar Sultan Muhammad Syafeiuddin I Kehadiran Sultan Sulaiman di Sambas, menarik perhatian masyarakat, sehingga Islam berkembang di kalangan masyarakat Sambas.Anak Raden Sulaiman Raden Bima dititahkan berangkat ke Negeri Brunai untuk menemui kaum keluarga. Sekembalinya dari Brunai, Raden Bima dinobatkan menjadi Sultan dengan gelar Sultan Muhammad Tadjuddin. Wafatnya Sultan Muhammad Tadjuddin, pemerintahan dilanjutkan Puteranya Raden Meliau dengan gelar Sultan Umar Akamuddin I, permaisurinya Utin Kemala seorang putri Dipa dari bangsawan kerajaan Landak. Sultan Abubakar Kamaluddin. Kemudian diganti oleh Abubakar Tadjuddin I. Berganti pula dengan Raden Pasu yang lebih terkenal dengan nama Pangeran Anom. Setelah naik tahta beliau bergelar Sultan Muhammad Ali Syafeiuddin I. Puteranya Raden Ishak (Pangeran Ratu Nata Kesuma)baru berumur 6 tahun. Karena itu roda pemerintahan diwakilikan kepada Sultan Usman Kamaluddin.Tanggal 11 Juli 1831, Sultan Usman Kamaluddin wafat, tahta kerajaan dilimpahkan kepada Sultan Umar Akamuddin III. Mahkota Raden Ishak dengan gelar Sultan Abu Bakar Tadjuddin II. Sultan Muhammad Syafeiuddin II. Sultan Muhammad Ali Syafeiuddin II. Sultan Muhammad Mulia Ibrahim. Tsafiuddin. Raden Muhammad Taufiq. Pangeran Ratu Winata Kusuma. Raden Muhammad Farhan.Keberadaan Keraton di bangun Raden Bima. Masjid Jami 1885 M , Keraton diperbaharui Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Shafiuddin yang memerintah Sambas pada tahun 1931-1944 M

1M.Natsir. Peneliti Sejarah Budaya Balai Pelestarian Nilai Budaya Pontianak disampaikan dalam acara Seminar

(2)

I. Masa Awal Kerajaan Sambas

Sejarah tentang asal usul kerajaan Sambas tidak bisa terlepas dari Kerajaan di Brunei Darussalam. Antara kedua kerajaan ini mempunyai kaitan persaudaraan yang sangat erat.Pada jaman dahulu, di Negeri Brunei Darussalam, bertahtalah seorang Raja yang bergelar Sri Paduka Sultan Muhammad (1362-1402 M). Setelah beliau wafat, tahta kerajaan diserahkan kepada anak cucunya secara turun temurun.Sampailah pada keturunannya yang bernama Sultan Hasan (1582-1598 M) mempunyai anak yaitu Pangeran Abdul Djalil Akbar ((1582-1598-1659 M ). Pangeran Tengah dan Pangeran Muhammad Ali. Pangeran Tengah diangkat sebagai Sultan di negeri Sarawak bergelar Sultan Ibrahim Ali Omar Shah pada 1599 M. Raja Tengah inilah yang telah datang ke Kerajaan Sukadana. Karena prilaku dan tata kramanya sesuai dengan keadaan sekitarnya, beliau disegani bahkan Raja Sukadana Giri Mustika (Muhammad Syafiuddin) rela mengawinkan dengan saudara perempuannya bernama Ratu Suria Kusuma.Mereka adalah anak dari pasangan penembahan Giri Kusuma (Pangeran Sorgi Matan Sukadana)dan Ratu Mas Zaitan (Ratu Mas Zaitan, Ratu Sukadana Landak). Dari perkawinan ini terlahirlah Raden Sulaiman. Saat itu di Sambas memerintah seorang ratu keturunan Majapahit (Hinduisme) bernama Ratu Sepudak dengan pusat pemerintahannya di Kota Lama kecamatan Telok keramat skt 36 Km dari Kota Sambas. Baginda Ratu Sepudak dikaruniai dua orang putri. Yang sulung dikawinkan dengan kemenakan Ratu Sepudak bernama Raden Prabu Kencana dan ditetapkan menjadi penggantinya.Ketika Ratu Sepudak memerintah, tibalah Raja Tengah beserta rombongannya di Sambas. Kemudian banyak rakyat menjadi pengikutnya dan memeluk agama Islam. Tak berapa lama, Ratu Sepudak wafat. Menantunya Raden Prabu Kencana naik tahta dan memerintah dengan gelar Ratu Anom Kesuma Yuda. Pada peristiwa bersamaan putri kedua Ratu Sepudak yang bernama Mas Ayu Bungsu kawin dengan Raden Sulaiman (Putera sulung Raja Tengah. Perkawinan ini dikaruniai seorang putera bernama Raden Bima di lahirkan di Kota Lama, Ahad 1 zulqaidah 1055 H. Pemerintahan Ratu Anom Kesuma Yuda, diangkatlah pembantu-pembantu Administrasi kerajaan. Adik kandungnya bernama Pangeran Mangkurat ditunjuk sebagai Wazir Utama. Bertugas khusus mengurus perbendaharaan raja, terkadang juga mewakili raja. Raden Sulaiman ditunjuk menjadi Wazir kedua yang khusus mengurus dalam dan luar negeri dan dibantu menteri-menteri dan petinggi lainnya.

(3)

bernama Kyai Satia Bakti dibunuh pengikut Pangeran Mangkurat. setelah dilaporkan kepada raja, ternyata tak ada tindakan positif, suasana makin keruh. Raden Sulaiaman mengambil kebijaksanaan meninggalkan pusat kerajaan, menuju daerah baru dan mendirikan sebuah kota dengan nama Kota Bangun. Jumlah pengikutnyapun makin banyak. Hal ini telah mengajak Petinggi Nagur, Bantilan dan Segerunding mengusulkan untuk berunding dengan Ratu Anom Kesuma Yuda. Hasil mufakat keduanya meninggalkan kota lama. Raden Sulaiman menuju kota Bandir dan Ratu Anom Kesuma Yuda berangkat menuju sungai Selakau. Kemudian agak ke hulu dan mendirikan kota dengan ibukota pemerintahannya diberi nama Kota Balai Pinang.

(4)

terkenal dengan sebutan Marhum Adil, Utin Kemala adalah puteri dari pangeran Dipa (seorang bangsawan kerajaan Landak) dengan Raden Ratna Dewi (puteri Sultan Muhammad Syafeiuddin I).Wafatnya Sultan Umar Akamuddin I, Puteranya Raden Bungsu naik tahta dengan gelar Sultan Abubakar Kamaluddin. Kemudian diganti oleh Abubakar Tadjuddin I. Berganti pula dengan Raden Pasu yang lebih terkenal dengan nama Pangeran Anom. Setelah naik tahta beliau bergelar Sultan Muhammad Ali Syafeiuddin I. Sebagai wakilnya diangkatlah Sultan Usman Kamaluddin dan Sultan Umar Akamuddin III. Pangeran Anom dicatat sebagai tokoh yang sukar dicari tandingannya, penumpas perampok lanun. Setelah memerintah kira-kira 13 tahun (1828), Sultan Muhammad Ali Syafeiuddin I wafat. Puteranya Raden Ishak (Pangeran Ratu Nata Kesuma)baru berumur 6 tahun. Karena itu roda pemerintahan diwakilikan kepada Sultan Usman Kamaluddin.Tanggal 11 Juli 1831, Sultan Usman Kamaluddin wafat, tahta kerajaan dilimpahkan kepada Sultan Umar Akamuddin III. Tanggal 5 Desember 1845 Sultan Umar Akamuddin III wafat, maka diangkatlah Putera Mahkota Raden Ishak dengan gelar Sultan Abu Bakar Tadjuddin II. Tanggal 17 Januari 1848 putera sulung beliau yang bernama Syafeiuddin ditetapkan sebagai putera Mahkota dengan gelar Pangeran Adipati. Tahun 1855 Sultan Abubakar Tadjuddin II diasingkan ke Jawa oleh pemerintah Belanda (Kembali ke Sambas tahun 1879).

(5)

Sambas. Sultan Muhammad Mulia Ibrahim adalah salah seorang yang menjadi korban keganasan Jepang. Wafatnya Sultan Muhammad Mulia Ibrahim Tsafiuddin pada 1943, Putra mahkota masih berusia 12 tahun oleh rezim fasis militer Jepang diangkatlah Raden Muhammad Taufik sebagai putra mahkota dengan gelar Pangeran Ratu.Pangeran Ratu Muhammad Taufiq beristeri Uray Latifah putri Pangeran Laksamana Hasnan Pandji Kusuma dikaruniai dua orang anak. Raden Dewi Kencana dan Raden Winata Kusuma. Pangeran Ratu Muhammad Taufiq wafat 3 Juni 1984. Pangeran Ratu Raden Winata Kusuma dinobatkan menjadi putra Mahkota dengan gelar Pangeran Ratu pada Sabtu 15 Juli 2000. Wafat di Jakarta Jumat 1 Pebruari 2008. Putra sulung Pangeran Ratu, Raden Muhammad Farhan dikukuhkan dalam usia 13 tahun. Sebagai penerus kesultanan Sambas Alwazikhubillah.

II.Keraton Sambas Masa Kini

(6)

Gambar Masjid Jami Kesultanan Sambas

(7)

Bangunan Keraton Sambas

Bangunan Utama

(8)

wanita berkebaya dengan wajahnya tertutup sarung dan hanya sebatas mata saja yang terlihat. "Wanita yang berkebaya biasa itu sudah bersuami, sedang wanita yang memakai tutup kepala sarung dan hanya mata saja yang terlihat, itu berarti masih gadis," .Jadi, pria Sambas dahulu kalau meminang gadis, sulit melihat wajahnya. "Mungkin untung-untungan juga dapat cantik atau tidak," guraunya.Sedangkan Sultan Sambas memakai jas dan berdasi, karena beliau pernah balajar di sekolah modern di Belanda juga, katanya.Sementara itu di dalam kamar sultan masih tampak rapi, tempat tidur Sultan terakhir, kaca hias, seperangkat alat untuk makan sirih, pakaian kebesaran Sultan, payung ubur-ubur, dan tombak canggah.Selain itu di dalam kamar diletakkan dua tempayan keramik setinggi lebih satu meter asal negeri Tiongkok. Dua tempayan ini sekarang disimpan dalam lemari kaca, sehingga pengunjung masih bisa melihat tapi tak bisa menyentuhnya. Di perkirakan keramik ini dari abad ke-18.Kemudian di bagian tengah keraton terdapat beragam pedang dan pakaian untuk prajurit-prajurit keraton. Kini digunakan saat tradisi keraton saja.Bangunan utama keraton diapit dua bangunan yang lebih kecil ukurannya, yang sebelah kiri merupakan dapur keraton, sedang yang sebelah kanannya untuk tempat penyimpanan pusaka dan tempat penampungan prajurit dahulunya.

(9)

Pusaka yang masih dirawat berupa tujuh meriam kecil yang beraneka ragam dengan ukuran bervariasi sekitar 30-50 cm. "Diceritakan meriam pusaka ini merupakan hasil pertapaan para Sultan di sini," Meriam-meriam pusaka yang disimpan dalam lemari kaca itu memiliki nama masing-masing, yakni Raden Mas, Raden Putri, Raden Sambir, Raden Pajang, Ratu Kilat, Pangeran Pajajaran dan Panglima Guntur.Selain meriam, juga ada tombak-tombak dan tempat alas duduk bekas Sultan. Semuanya terawat dengan ditaburi bunga dan tepung tawar dalam ruang sekitar 5x4 meter persegi. "Tidak setiap orang diperkenankan berkunjung ke sini,".Di belakang bangunan keraton ada kolam, yang dahulunya merupakan kolam untuk mandi dan berenang anak-anak kerabat keraton. Hanya sayangnya kolam kurang terawat. "Namun di sini masih ada yang minta berkah dengan air kolam ini," .Penguasa Keraton Sambas terakhir adalah Pangeran Ratu Winata Kusuma yang wafat tahun 2008. Sedang saat ini segala hal terkait keraton diurus oleh pengurus keraton, pewarisnya Muhammad Tarhan yang masih duduk di tingkat SMA sampai dewasa dan bisa menjadi kepala rumah tangga istana Kesultanan Sambas.Berwisata ke keraton sambas memang bisa cukup menyingkap lembaran lama kejayaan Sambas. (Zainal Abidin,Kompas 31 Juli 2012)

Daftar Pustaka

 Musni Umberan, dkk. 1997. Sejarah Kerajaan-Kerajaan di Kalimantan Barat. Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak

 Syafaruddin Usman MHD,2011. Sambas Merajut Kisah Menenun Sejarah

 Zaenal Abidin. 2012, Keraton Kesultanan Sambas. Kompas

(10)

M.Natsir,lahir 28 Pebruari 1964 di Pontianak,Sei Jawi Dalam Kalimantan Barat. Beragama Islam.Riwayat pendidikan dari sekolah Agama Madrasah dan SD Bawari 1977, Sekolah Tehnik Negeri Transisi1980, STM Negeri 2 1984. Melanjutkan Universitas Tanjungpura Pontianak Jurusan Ilmu Administrasi Negara 2002. Tahun 2004 mengikuti Program Magister (S2) pada universitas yang sama pada program Studi Sosiologi selesai tahun 2006

Riwayat pekerjaan diawali sebagai loper koran di Pontianak pada harian Koran Berita Yudha Jakarta 1980, tamat sekolah masuk Perusahaan Negara PTP VII Gn.Meliau Kalbar 1984-1986, PT. Duta Pertiwi Nusantara Kalbar 1986-1994. Tahun 1992 di terima sebagai Pegawai Negeri Sipil Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Pontianak.Menjadi dosen Jurusan Pariwisata Isipol UNTAN sejak tahun 2002. Dosen STKIP-PGRI Pontianak. Penulis Budaya. Koran APPost., harian Berkat., Borneo Tribun,Jurnal Sejarah Jakarta. Organisasi LAMS (lembaga Adat Melayu Serantau)

(11)

Karya – Karya.Penelitian Naskah Translitersi Arab Melayu Kitab Kesehatan. Naskah Translitersi Arab Melayu Silsilah Bugis.Barzanji Pontianak.Hadrah Pontianak. Tokoh Sejarah Kaltim.Tokoh Sejarah Ketapang. Suku Dayak Manjau Ketapang. Suku Bakumpai Kalteng – Kalsel. Penelitian Sosial Budaya Melayu Pontianak. Aktualisasi Budaya Batang Lupar Putusibau.Tesis Identitas Melayu Pontianak. Adat Istiadat Melayu Kayung Ketapang.Upacara Tradisi Melayu Kab.Pontianak.Menstro Budaya Kalbar. Tumpang Negeri Landak Kalbar 2006.Kearifan Lokal Masyarakat Pontianak2006.Upacara Tradisi Kab Pontianak 2006. Pristiwa Mandor Kalbar 2007. Prospek Ikan Salai Putusibau Kalbat 2008.Multikultural Kementerian Kebudayaan Pariwisata Jakarta 2008. Inventarisasi Budaya Sejarah Kalbar 2008.Amplang Ketapang 2009.Arsitektur Keraton Matan Ketapang 2010.Pangka Gasing Kalbar 2011, Potensi Objek Wisata Makam Sultan Suriansyah Kalsel 2011

Prestasi..

1. Penghargaan Presiden Republik Indonesia Megawati

2. Juara 1 Work Shop Kepercayaan se Indonesia diJakarta Th 2008

3. Penghargaan Pencipta lagu Arung Sejarah oleh Geograpi Sejarah Jakarta 2009

4. Beasiswa Menteri Peranan Wanita Republik Indonesia DR.Mutia

Hatta 2006

5. Pemeran Film Islam di Tanah Khatulistiwa (Produksi TV One)

Gambar

Gambar Masjid Jami Kesultanan Sambas

Referensi

Dokumen terkait

Praktikum Lapang Teknologi Produksi Tanaman dimulai dengan dimulai dengan pengolahan tanah. Pengolahan tersebut dilakukan dengan cara membolak-balik tanah

Adapun kontribusi media dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling secara lebih spesifik dipaparkan oleh Burdin dan Byrd (1999) sebagai berikut. 1) Isi layanan

MUARA BUNGO MENYIAPKAN PERALAT MENYIAPKAN PERALATAN OPERASI SECTI AN OPERASI SECTIO CAESAREA O

berkomunikasi, pendidik dapat mendorong dan menguatkan kapasitas kopsep diri akademik (keyakinan dan upaya) peserta didik (Fathi-Ashtiani, Ejei, Khodapanahi, &

Pertumbuhan tajuk akar yang seimbang memiliki kemampuan hidup semai yang tinggi ketika ditanam di lapangan.Hasil pengamatan membuktikan bahwa pemberian kompos

Model HEC–HMS dapat memberikan simulasi hidrologi dari puncak aliran harian untuk perhitungan debit banjir rencana dari suatu DAS ( Daerah Aliran Sungai )..

maupun bersama-sama yang mewakili paling sedikit lebih dari 20% (duapuluh persen) dari jumlah Sukuk Ijarah yang belum dilunasi, namun tidak termasuk Sukuk Ijarah yang dimiliki

Berangkat dari kasus tersebut khususnya pada siswa SMP Islam Daarul Muttaqin bahwa dalam penggunaan teknologi berupa handphone yang selalu dalam genggamanya