• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan praktikum teknologi produksi tan (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "laporan praktikum teknologi produksi tan (1)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

KOMODITAS SEMANGKA (Citrullus vulgaris )

Disusun Oleh:

Sevtia Anita Purba 155040101111177 Tefan Hendi Wahyudi 155040107111050 Fajar Fitri Febriyanti 155040107111062

Kelas: D

Kelompok: Semangka

Asisten Kelas : Wahyu Eko Prasetyo Asisten Lapang : Maretha Widhya Aulyaa G.

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

(2)

LEMBAR PERSETUJUAN

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM

TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN

Komoditas Semangka(

Citrullus vulgaris)

Kelompok : Semangka Kelas : D

Disetujui Oleh :

Asisten Kelas, Asisten Lapang,

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan laporan praktikum tentang Budidaya Tanaman Semangka ini dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya.

Kami sangat berharap laporan praktikum ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai bagaimana cara budidaya tanaman Semangka yang baik dan benar . Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam laporan ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna jika tidak terdapat saran yang dapat membangun.

Semoga laporan sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Malang, November 2016

(4)

I.PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Semangka atau Citrullus vulgaris adalah tanaman yang termasuk kedalam komoditas hortikultura dan dari famili Cucurbitaceae (labu-Menurut arkeolog, tanaman semangka konon berasal dari gurun Kalahari di Afrika selatan, diduga berkembang disepanjang aliran sungai nil, selanjutnya dibawa ke wilayah timur tengah dan kemudian menyebar ke segala penjuru dunia, mulai dari Jepang, Cina, Taiwan, Thailand, India, Belanda, bahkan ke Amerika. Seiring dengan berkembangnya manusia pemanfaatan buah juga kian meluas dari sekedar buah segar, bisa menjadi jus atau untuk hidangan di hotel. Tetapi ada yang memanfaatkan daun dan buah semangka muda untuk bahan sayur-mayur. Biji semangka bisa diolah menjadi makanan ringan yang disebut “kuwaci” (disukai masyarakat sebagai makanan ringan). Kulit semangka juga dibuat asinan/acar (Purseglove, 1968).

Terdapat puluhan varietas semangka yang dibudidayakan, tetapi hanya beberapa yang diminati para petani atau konsumen. Di Indonesia varietas yang cocok dibudidayakan dibagi menjadi 2 kelompok yaitu Semangka Lokal (Semangka hitam dari Pasuruan, Semangka Batu Sengkaling dan Semangka Bojonegoro) dan Semangka Hibrida Impor (dari hasil silangan Hibridasi) yang mempunyai keunggulan tersendiri. Semangka tersebut diklasifikasikan menurut benih murni negara asalnya (Samadi, B. 1996)

(5)

Indonesia sesungguhnya lebih menguntungkan daripada kondisi alam negara produsen lain di pasaran Internasional. Permintaan pasar dunia akan semangka mencapai 1.506.000 ton. Sampai saat ini Indonesia mendapat peluang ekspor semangka cukup besar yaitu 1.144 ton per tahun (Rukmana, R. 1994).

Petani semangka di daerah pesisir pantai utara pulau jawa yang mempraktikan cara budidaya biasa pun umumnya menghasilkan keuntungan 1-2 kali lipat dari alokasi biaya usaha tani antara Rp 1,5 – Rp 3,0 juta/hektar. Oleh karena keuntungan yang besar masih sangat besarnya peluang atau prospek dari budidaya semangka. Maka dilakukanlah praktikum budidaya semangka menggunakan mulsa jerami untuk menganalisis hasil dari budidaya semangka tersebut.

1.1 Tujuan Praktikum

(6)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perkembangan dan Produksi Tanaman Semangka di Indonesia

Di Indonesia, buah keluarga labu-labuan telah berkembang seperti di negara-negara lain yang telah lebih dahulu membudidayakan tanaman dengan jenis yang sama, walaupun masih sedikit agak ketinggalan. Dikarenakan, sebelum tahun 1970, pertanian di negara kita lebih mengutamakan kebutuhan pangan pokok, yakni beras. Tahun 1970 ini pula yang menjadi titik-tolak perkembangan tanaman pangan selain beras (padi). Dengan terobosan-terobosan baru dan kemajuan teknologi, pemerintah telah mendirikan balai-balai penelitian tanaman pangan. Hal ini sedikit banyaknya tentu memberikan andil yang positif dalam penyebarluasan daerah penanaman keluarga labu-labuan ini (Budi Samadi, 1996).

Gambar 1. Tanaman Semangka (BAPPENAS, 2005).

Balai-balai sejenis itu bermunculan di beberapa daerah di Indonesia pada tahun 1984. Meningkatnya perhatian terhadap budidaya tanaman hortikultura tadi, didasarkan atas terbukanya peluang untuk memasarkan semangka ke luar negeri, terutama hasil budidaya tanaman pangan yang sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.

(7)

standard pasaran internasional serta mampu bersaing dengan buah hasil produksi dari negara lain. Secara teoritis sebenarnya kita mampu untuk bersaing, sebab kondisi alam Indonesia lebih subur jika di bandingkan dengan alam negara lain produsen semangka di pasaran internasional. Karena itulah kita perlu mengembangkan teknik-teknik budidaya di tanah air kita untuk mengejar ketinggalan dari teknik budidaya tanaman di negara lain.

Budidaya tanaman semangka di tanah air. masih sebatas dalam rangka memenuhi kebutuhan pasar dalam negeri. Tetapi tidak menutup kemungkinan kita mampu bersaing di kancah pasaran internasional. Faktor-faktor yang menjadi tolok ukur naik-turunnya harga pasaran buah semangka di dalam negeri adalah karena panen yang bersamaan sehingga hasil panen melebihi kebutuhan pasar sehingga hargapun menjadi turun. Menurut Kemal Prihatman (2000), daerah-daerah penghasil semangka yang paling banyak di Indonesia adalah:

a) Jawa Tengah : Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Magelang dan Kabupaten Kulonprogo.

(8)

penghasilnya menurun jumlahnya, sehingga harganya pun melonjak beberapa kali lipat. (Budi Samadi, 1996).

2.2 Tanaman Semangka

2.2.1. Klasifikasi Semangka

Tanaman semangka (Citrullus vulgaris S) adalah tanaman yang berasal dari Afrika. Tanaman ini mulai dibudidayakan sekitar 4000 tahun SM sehingga tidak mengherankan bila konsumsi buah semangka telah meluas ke semua belahan dunia. Semangka termasuk dalam keluarga buah labulabuan (Cucurbitaceae) dan memiliki sekitar 750 jenis (Syukur, 2009).

Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang hidupnya merambat dan memiliki anekaragam jenis seperti semangka merah, semangka kuning, semangka biji dan semangka non biji.

Gambar 2. Buah Semangka (BAPPENAS, 2005).

Menurut Rukmana (1994), klasifikasi ilmiah semangka adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida Ordo : Violales

Familia : Cucurbitaceae Genus : Citrullus

(9)

Semangka merupakan setahun, bersifat menjalar, batangnya kecil dan panjangnya dapat mencapai 5m. Batangnya ditumbuhi bulu-bulu halus yang panjang tajam dan berwarna putih. Batangnya mempunyai sulur yang bercabang 2 – 3 buah, sehingga memanjat. Tanaman semangka mempunyai bunga jantan, bunga betina dan hermaprodit yang letaknya terpisah, namun masih dalam satu pohon. Jumlah bunga jantan biasanya lebih banyak daripada bunga lainnya. Buahnya berbentuk bulat sampai bulat telur (oval). Kulit buahnya berwarna hijau atau kuning, blurik putih atau hijau. Daging buahnya lunak, berair dan rasanya manis. Warna daging buah merah atau kuning (Syukur, 2009).

Gambar 3. Bagian-bagian Tanaman Semangka (Syukur, 2009).

2.2.2. Stadia atau Fase Pertumbuhan Tanaaman

Menurut Endang Dwi Purbajanti (2013), pertumbuhan adalah kenaikan dalam bahan tanaman, suatu proses total yang mengubah bahan mentah secara kimia dan menambahkannya dalam tanaman. Pertumbuhan tanaman terjadi pada tingkat mikroskopik saat sel membesar dan membelah sehingga terjadi pengembangan bagian tanaman yang dapat terlihat. Dari pengertian pertumbuhan tanaman di atas, dapat disimpulkan bahwa Pengertian Pertumbuhan Tanaman adalah suatu proses penambahan ukuran, penambahan jumlah sel dan penambahan jumlah daun yang tidak akan kembali lagi pada bentuk semulanya. Pertumbuhan tanaman terdiri atas 2 fase, yaitu fase vegetatif dan fase generatif.

(10)

dengan perawatan yang baik akan menghasilkan buah yang berkualitas tinggi

Sesudah itu pada fase generative terutama pada proses pemasakan buah, tanaman semangka menghendaki suhu udara harian sekitar 30 derajat celcius untuk pembentukan gula pada daging buahnya. Jika pada periode ini kondisi suhu terlalu rendah, kadar gula pada daging buah juga akan rendah dan umur panen lebih lama. Buah semangka yang diproduksi pada kondisi panas dan kering memiliki kadar gula sekitar 11%. Sebaliknya pada kondisi dingin kadar gulanya hanya mencapai 8 % (BAPPENAS, 2005).

2.3 Budidaya Tanaman Semangka

Dalam budidayanya, tanaman buah semangka memiliki syarat pertumbuhan yaitu memiliki iklim dengan tingkat curah hujan ideal 40-50 mm/bulan karena curah hujan yang terlalu tinggi dapat berakibat buruk terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu mudah terserang hama penyakit, bakal buah gugur dan pertumbuhan vegetatif panjang. Seluruh areal pertanaman semangka perlu sinar matahari sejak terbit sampai tenggelam. Kekurangan sinar matahari menyebabkan terjadinya kemunduran waktu panen. Tanaman semangka akan dapat tumbuh berkembang serta berbuah dengan optimal pada suhu 25OC (siang hari). Suhu udara yang ideal bagi pertumbuhan tanaman semangka adalah suhu harian rata-rata yang berkisar 20–30 mm. Kelembaban udara cenderung rendah bila sinar matahari menyinari areal penanaman, berarti udara kering yang miskin uap air. Kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman semangka, sebab di daerah asalnya tanaman semangka hidup di lingkungan padang pasir yang berhawa kering. Sebaliknya, kelembaban yang terlalu tinggi akan mendorong tumbuhnya jamur perusak tanaman (Doring, dkk. 2006)

(11)

pengapuran dengan dosis disesuaikan dengan tingkat keasaman tanah tersebut. Tanah yang cocok untuk tanaman semangka adalah tanah porous (sarang) sehingga mudah membuang kelebihan air, tetapi tanah yang terlalu mudah membuang air kurang baik untuk ditanami semangka. Sedangkan untuk ketinggian tempat yang ideal untuk areal penanaman semangka adalah: 100-300 m dpl. Kenyataannya semangka dapat ditanam di daerah dekat pantai yang mempunyai ketinggian di bawah 100 m dpl dan di atas perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 m dpl (Sarpian, 2003).

2.3.1 Pembibitan

Menurut Wihardjo S. (1993) dalam melakukan budidaya tamanam buah semangka tentunya harus mengetahui tahapan-tahapan dalam tekni budidaya yang terdiri antara lain pembenihan. Benih semangka yang baik adalah bentuk tidak keriput, tidak mengapung jika direndam. Sebelum disemai, ujung benih semangka dipotong (untuk semangkan tanpa biji) terlebih dahulu menggunakan gunting kuku, untuk mempermudah proses pertumbuhan. Selanjutnya benih direndam dalam air hangat suhu 20-25°C yang telah ditambah fungisida dan bakterisida dengan konsentrasi 2 ml/l. Setelah direndam 10-30 menit, diangkat dan ditiriskan sampai air tidak mengalir lagi. Kemudian bibit siap dikecambahkan.

(12)

(2:1). Kemudian polibag polibag tersebut ditutup karung goni selama 2-3 hari (Samadi, 1996).

Polibag-polibag diberi disungkup (kanopi) plastik transparan serupa rumah kaca mini dan salah satu sisi yang terbuka. Sungkup ini juga dilengkapi dengan naungan paranet. Bibit yang masih muda diberi sinar matahari pagi saja, maksimum hingga pukul 09.00. Tiga hari sebelum pindah tanam, sungkup harus dibuka total, sehingga bibit mendapatkan matahari penuh. Penyiraman dilakukan rutin untuk mempertahankan kelembaban. Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk daun, untuk memacu perkembangan bibit, dicampur dengan fungisida, dilakukan rutin 3 hari sekali. Setelah bibit berumur 12-14 hari dan telah berdaun 2-3 helai, dipindahkan ke areal penanaman yang telah diolah.

Gambar 4. pembenihan hingga pembibitan (Syukur, 2009).

2.3.2 Pengolahan Tanah

(13)

berbiji, kebutuhan pupuk per tanaman adalah 80 g ZA, 40 g urea, 30 g SP-36, 70 g KCl dan 2 g Borate (Prajnanta, 1996).

Bedengan perlu disiangi, disiram dan dilapisi jerami kering setebal 2-3 cm atau mulsa plastik dengan lebar plastik 110-150 cm agar menghambat penguapan air dan tumbuh liar. Pemakaian plastik lebih menguntungkan karena lebih tahan lama, sampai 812 bulan pada areal terbuka (2 - 3 kali periode penanaman). Plastik berwarna perak akan memantulkan sinar matahari sehingga mengurangi serangan hama yang bersembunyi di bawah daun tanaman.

Gambar 5. Jarak Tanam Semangka (Syukur, 2009).

2.3.3 Penanaman

(14)

Starter Solution. Lalu untuk urutan penanaman adalah sebagai berikut, kantong plastik dilepas hati-hati supaya akar tidak rusak; bibit dimasukkan ke dalam lubang yang telah disiapkan; lubang ditutup dengan tanah yang telah disiapkan; terakhir lubang disiram air agar media bibit menyatu dengan tanah (Sarpian, 2003).

2.3.4 Pemeliharaan Tanaman

Menurut Rukmana (1994), tanaman semangka yang berumur 3-5 hari perlu diperhatikan. Apabila tanaman tumbuh terlalu lambat atau tanaman mati dilakukan penyulaman dengan bibit baru yang telah disiapkan tetapi penyulaman tidak boleh dilakukan lebih dari 10 hari setelah tanam. Pada kegiatan penyulaman, perlu diperhatikan penyebab kematian bibit. Bila disebabkan oleh bakteri atau jamur, bibit harus dibongkar bersama tanahnya, agar tidak menular ke bibit lain yang sehat. Selain itu adanya gulma di sekeliling tanaman dapat menghambat pertumbuhan tanaman, bahkan mengurangi produksi selain itu gulma juga dapat dijadikan inang bagi hama dan penyakit sehingga perlu dilakukan penyiangan secara rutin.

Pembubunan tanah dilakukan dengan menimbun kembali tanah yang tererosi karena penyiraman, agar akar-akar tidak muncul ke permukaan tanah. Pembumbunan hanya dilakukan untuk penanaman sistem tanpa mulsa.Tanaman semangka memerlukan air secara terus menerus dan tidak kekurangan air. Sistim irigasi yang digunakan sistem Farrow Irrigation: air dialirkan melalui saluran diantarabedengan Frekuensi pemberian air pada musim kemarau adalah 4-6 hari (Samadi,B. 1996).

(15)

Masa buah sebesar tinju, Masa buah 15 hari menjelang panen. Berikut adalah dosis pemupukan yang diberikan untuk tanaman semangka :

Tabel 1. Dosis pupuk dan waktu pemberiannya / Ha (BAPPENAS, 2005).

Nama Pupuk Dasar (Kg)Pupuk Pupuk Susulan ( Kg )

Jika tanah kurang mengandung borak, bersamaan pupuk dasar diberi borak 5 Kg untuk per Ha. Pupuk susulan ditugalkan 10 – 15 Cm dari batang. Pemberian pupuk cair SEPRINT dari 10 CC dilarutkan dalam 5 l air dan semprotkan pada umur 2 – 3 minggu setelah tanam dan diulang 7 hari sekali sampai 15 hari menjelang panen

Pada budidaya semangka dapat dilakukan perlakuan mulsa PHP untuk menghasilkan semangka tanpa biji .Manfaat mulsa PHP Sesuai namanya, mulsa PHP terdiri dari dua lapis warna,pada bagian atas berwarna perak dan bagian bawah berwarna hitam. Pada saat pemasangan mulsa jangan sampai terbalik karena bila pemasangan terbalik maka pengaruh mulsa akan berbeda. Manfaat penggunaan mulsa PHP tersebut adalah merangsang perkembangan akar, mempertahankan struktur suhu dan kelembaban tanah, mencegah erosi tanah, menekan pertumbuhan gulma, mengurangi penguapan air dan pupuk, Meningkatkan proses fotosintesis, dan menekan perkembangan hama dan penyakit

(16)

Pemangkasan tajuk tanaman bertujuan mengatur pertumbuhan tajuk. Pemangkasan dilakukan dengan cara mengurangi tumbuhnya cabang utama atau cabang sekunder sehingga hanya dipelihara sebanyak dua cabang utama saja. Pemangkasan dapat dilakukan sejak tanaman masih berumur 7-10 hari setelah tanam. Biasanya pada umur ini tanaman baru memiliki 4-5 helai daun. Hal ini dilakukan untuk mempercepat tumbuhnya cabang. Cabang-cabang yang tumbuh dibiarkan sampai berumur 3 minggu. Pada usia 3 minggu, dipilih lagi dua cabang utama yang pertumbuhannya baik. Pada umur 6 minggu, cabang sekunder dipangkas. Cabang sekunder yang dipangkas adalah cabang sekunder di bawah ruas ke-14 dan disisakan masing-masing hanya dua daun. Alat pangkas yang digunakan harus dalam keadaan steril. Sebelum dan sesudah pemangkasan, alat direndam fungisida dengan konsentrasi 2 ml/l (Duljapardan Setyowati, 2000). Pengikatan cabang mutlak dilakukan pada penanaman sistem turus, agar tanaman dapat tumbuh merambat pada turus-turus yang telah disediakan. Pengikatan dimulai ketika tanaman berumur 3 minggu. Bahan pengikat dapat berupa tali rafia atau tali dari pelepah pisang batu.

(17)

Seleksi buah bertujuan untuk memperoleh ukuran dan bentuk buah yang seragam dan besar. Seleksi buah dilakukan setelah tanaman berumur 40 HST.Buah yang dipilih adalah buahyang pertumbuhannya baik, sedangkan yang jelek dibuang dengan menggunakan gunting. Banyaknya buah yang dipelihara masksimal 2 buah per tanaman agar didapat buah yang besar.

Dalam proses pembesaran, diantara buah dan para-para perlu diberi serasah dari jerami atau alang-alang. Tujuannya agar nantinya kulit buah tetap mulus hingga saat panen. Selain pemberian alas, buah perlu dibalik agar bagian bawahnya terkena sinar matahari. Pembalikan buah dilakukan minimal sekali hingga buah siap panen, yaitu pada umur 44-51 HST.

Penyemprotan campuran obat (fungisida, insektisida dan pupuk daun) dilakukan rutin setiap minggu, untuk tindakan pencegahan. Jika terdapat serangan hama atau penyakit, maka waktu penyemprotan ditingkatkan menjadi 3 hari sekali dengan bahan yang sesuai dengan hama atau penyakit tersebut. Adapun jenis hamadan penyakit yang sering menyerang yaitu Thrips (Thrips parvispinus Karny), Layu (Fusarium ),Bercak daun, Busuk buah,Ulat perusak daun (Spodoptera litura), Tungau merah merah (Tetranychus cinnabarinus) dan Ulat tanah (Agrotis ipsilon Hufn.)dll.

2.3.5 Panen Dan Pasca Panen

(18)

Varietas tanaman dan ketinggian tempat mempengaruhi umur panen tanaman. Pada ketinggian tempat antara 700-900 m dpl, semangka dapat dipanen pada umur 90-100 hari setelah tanam. Sementara di dataran rendah buah dapat dipanen pada umur 85 hari. Cara panen buah semangka adalah dengan memotong tangaki buah. Setelah dipotong, buah dapat diangkat dan diletakkan langsung ke dalam keranjang. Pemetikan buah sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah dan tidak berawan sehingga permukaan kulit buah dalam kondisi kering, agar tahan selama dalam penyimpananan (Sarpian, 2003).

(19)

agregat tanah, menjaga ketersediaan air, menekan erosi, menurunkan suhu tanah dan memudahkan dalam budidaya tanaman

Mulsa di atas permukaan tanah dapat menahan energi air hujan sehingga agregat tanah tetap stabil dan terhindar dari proses penghancuran. Semua jenis mulsa memiliki kemampuan menahan hantaman butiran air hujan. Oleh karenanya, semua jenis mulsa dapat digunakan untuk tujuan mengendalikan erosi.

Pemulsaan dapat mencegah evaporasi. Dalam hal ini air yang menguap dari permukaan tanah akan ditahan oleh bahan mulsa dan jatuh kembali ke tanah. Akibatnya lahan yang ditanami tidak akan kekurangan air karena penguapan air ke udara hanya terjadi melalui proses transpirasi. Proses transpirasi ini merupakan proses normal yang terjadi pada tanaman. Melalui proses transpirasi inilah tanaman dapat menarik air dari dalam tanah yang di dalamnya telah terlarut berbagai hara yang dibutuhkan tanaman.

(20)

selesai. Bila pemasangan mulsa dilakukan sehari setelah pemupukan, sebagian pupuk sudah menguap.

Mulsa dipasang dengan menarik kedua ujung mulsa pada kedua ujung bedengan. Kaitkan terlebih dahulu salah satu ujungnya dengan bedengan dengan pasak penjepit mulsa. Kemudian disusul ujung satunya. Secara bersamaan, kaitkan kedua sisi mulsa dengan bedengan dengan pasak penjepit. Pemasangan mulsa harus pada saat ada cahaya matahari karena pada saat itu mulsa akan mudah meregang sehingga mudah ditarik kencang. Hasilnya permukaan bedengan menjadi tertutup mulsa secara kencang sehingga terkesan rapi dipandang. Pemasangan mulsa pada saat cuaca mendung, pemasangan sebaiknya ditunda sampai ada sinar matahari karena apabila dipaksakan, meskipun hasil pemasangan rapi, tetapi pada saat cuaca panas mulsa terlihat mengendor. Setelah mulsa PHP terpasang diamkan selama 5 hari, kemudian buat lubang tanam dengan jarak tanam 85 cm. Lubang tanam dibuat melingkar dengan di ameter 10 cm. Cara membuatnya dengan menggunakan kaleng bekasa susu yang permukaanya bergerigi ataupun dengan menggunakan plat panas (Prajnanta, 1999).

(21)
(22)

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Teknologi Produksi Tanaman dilaksanakan di Kelurahan Jatimulyo, Malang. Praktikum dilakukan setiap hari Rabu, pukul 13.30-16.25 WIB. Berikut timeline kegiatan praktikum yang dilakukan:

Tabel 2. Timeline kegiatan

Tanggal Kegiatan

5 Oktober 2016 Penanaman bibit semangka

12 Oktober 2016 Pemupukan, penyulaman, perawatan dan pemberian PGPR

19 Oktober 2016 Pemupukan, penyulaman, perawatan dan pemberian PGPR

24 Oktober 2016 Perawatan dan pengamatan

31 Oktober 2016 Perawatan dan pengamatan

9 November 2016 Perawatan dan pengamatan

3.2 Alat dan Bahan

(23)

Bahan yang digunakan pada saat praktikum lapang Teknologi Produksi Tanaman adalah bibit semangka, pupuk seperti Urea, SP-36 dan KCl, PGPR (Plant Growth Promoting Rhizo-bacteria) dan air. Bibit semangka merupakan bahan utama yang akan ditanam di lapang. Pupuk seperti Urea, SP-36 dan KCl berfungsi sebagai tambahan unsur hara untuk membantu proses pertumbuhan tanaman. PGPR berfungsi sebagai pemacu/perangsang pertumbuhan tanaman dengan menambahkan organisme seperti bakteri yang menguntungkan agar proses penguraian unsur hara bisa lebih cepat. Air berfungsi sebagai pelarut untuk proses masuknya mineral dari tanah ke tanaman.

3.3 Cara Kerja

(24)

tanaman menggunakan tugal disamping setiap lubang tanam. Pada hst berikutnya dilakukan perawatan seperti pengairan, penyulaman, penyiangan dan pengamatan. Pengamatan komoditas jagung meliputi: tinggi tanaman, jumlah daun dan intensitas serangan hama dan penyakit atau IP.

3.4 Parameter Pengamatan

Parameter adalah setiap karakteristik yang dapat membantu dalam mendefinisikan atau mengklasifikasi sistem tertentu. Artinya, parameter merupakan elemen dari sistem yang berguna, atau kritis, ketika mengidentifikasi sistem, atau ketika mengevaluasi kinerjanya, status, kondisi, dan lain-lain. Adapun parameter pengamatan yang digunakan adalah sebagai berikut:

3.4.1 Pengamatan Panjang Tanaman

Pengamatan panjang tanaman dilakukan dengan mengukur tanaman menggunakan penggaris panjang tanaman diukur mulai dari pangkal batang hingga titik tumbuh tanaman. Pengukuran tinggi tanaman dilakukan setiap minggu sejak tanaman berumur 14 hst hingga panen.

3.4.2 Pengamatan Jumlah Daun

Pengamatan jumlah daun dihitung dengan menghitung seluruh daun yang telah membuka sempurna. Pengukuran jumlah daun dilakukan setiap minggu sejak tanaman berumur 14 hst hingga panen.

3.4.3 Pengamatan Jumlah Bunga

Pengamatan dilakukan terhadap semua jumlah bunga setiap tanaman sampel dengan menghitung jumlah bunga yang tumbuh. Pengamatan ini dilakukan saat bunga tumbuh hingga pada saat panen.

3.4.4 Pengamatan Jumlah Buah

(25)

3.4.5 Pengamatan Hama dan Musuh Alami

Pengamatan Hama dan musuh alami dilakukan dengan melihat tanaman sampel yang terserang. Pengamatan OPT dan musuh alami dilakukan setiap minggu sejak tanaman berumur 14 hst hingga panen.

3.4.6 Pengamatan Intensitas Serangan Hama dan Penyakit

Pengamatan jumlah intensitas serangan hama dan penyakit dilakukan dengan melihat persentase tanaman yang terserang hama dan penyakit. intensitas serangan hama dan penyakit diperoleh dengan metode skoring ataupun metode mutlak tergantung persentase penyerangan pada tanaman semangka. Pengamatan jumlah intensitas serangan hama dan penyakit dilakukan setiap minggu sejak tanaman berumur 14 hst hingga panen. Berikut rumus dari penggunaan metode skoring maupun metode mutlak:

a.) Metode Mutlak

IP = N

V x 100%

N: Jumlah tanaman terserang V: Total populasi tanaman IP: Intensitas serangan

b.) Metode Skoring

IP=

(n X V)

Z X N X !00 %

IP: Intensitas serangan

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Bappenas.2005. Budidaya pertanian semangka (Citrullus vulgaris). Jakarta. Penebar Swadaya.

Budi, Samadi.1996. Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta: Kanisius.

Doring T., U. Heimbach, T. Thieme, M. Finckch, H. Saucke. 2006. Aspect of straw mulching inorganic potatoes-I, effects on microclimate, Phytophtora infestans, and Rhizoctonia solani. Nachrichtenbl. Deut. Pflanzenschutzd. 58 (3):73-78.

Duljapar, K, dan R. N. Setyowati. 2000. Petunjuk Bertanam Semangka Sistem Turus. Jakarta. Penebar Swadaya.

Endang Dwi Purbajanti. 2013. Rumput dan Legum Sebagai Hijauan Makanan Ternak. Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu

Kemal, Prihatman. 2000. Semangka (Citrullus vulgaris). Jakarta: Media Unika

Prajnanta, F. 1999. Kiat sukses bertanam semangka berbiji. Jakarta. Penebar Swadaya.

Prajnanta, F. 1996. Agribisnis Semangka Non-biji. Jakarta. Penebar Swadaya.

Purseglove, 1968. Tropical Crops Dicotyledones. London. Longman Green and Co Ltd.

Rukmana, R. 1994. Budidaya Semangka Hibrida. Yogyakarta: Kanisius.

Samadi, B. 1996. Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta: Kanisius

Sarpian, T. 2003. Pedoman Berkebun dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta: kanisius

(27)

Umboh, Andry Harits. 1999. Petunjuk Penggunaan Mulsa. Jakarta: Penebar Swadaya.

Gambar

Gambar 1. Tanaman Semangka (BAPPENAS, 2005).
Gambar 2. Buah Semangka (BAPPENAS, 2005).
Gambar 3. Bagian-bagian Tanaman Semangka (Syukur, 2009).
Gambar 4. pembenihan hingga pembibitan (Syukur, 2009).
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sama halnya dengan tinggi tanaman, hasil jumlah daun yang tumbuh pada tanaman melon dengan ketiga perlakuan tersebut paling banyak jumlah daun terdapat pada

modul praktikum ini merupakan panduan dalam pelaksanaan Praktikum Teknologi Pengolahan Produk Hasil Pertanian pada jurusan Teknologi Hasil Pertanian yang di mana

Kegiatan pengolahan lahan sawah merupakan kegiatan yang memiliki beberapa tahapan yang bertujuan untuk menggemburkan dan melembekkan tanah supaya tanah tersebut dapat ditanami

Berdasarkan hasil pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa profil tanah merupakan suatu irisan melintang pada tubuh tanah, dibuat dengan cara menggali lubang

Penyulaman dilakukan agar jumlah tanaman per satuan luas tetap optimum sehingga target produksi dapat tercapai (Cahyono, 2014). Hal ini dilakukan karena ketidak tahuan kami

Sedangkan bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum Teknologi Produksi Tanaman pada komoditas bawang merah yaitu benih (Umbi bawang merah) merupakan bahan tanam, PGPR

Pada praktikum Teknologi Traktor kali ini, praktikan melakukan perhitungan nilai slip pada traktor tangan, praktikum dilakukan di lapangan merah dengan kondisi tanah yang

Lembar Kerja Praktikum Teknologi Pengolahan Pangan berada ada buncis dengan perlakuan baking soda sementara pada buncis tanpa perlakuan memiliki nilai a yang cenderung berbeda drastis