• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PTP TANAH dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PTP TANAH dan"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM PENGOLAHAN TANAH SAWAH

Oleh :

Golongan / Kelompok : A / 6

YOKO SIMBOLON 131510501090

FITRY LAULATUL Q 131510501088

HAMZAH ARIF 131510501093

EFIA ALFIONITA 131510501099 EVRIANA DWI CAHYANI 131510501103

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

(2)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang begitu luas. Luas daratan sekitar 188,20 juta ha dan memiliki kandungan sumber daya lahan yang sangat bervariasi ( jenis tanah, bahan induk, fisiografi dan bentuk wilayah, ketinggian tempat dan iklim). Dari luas daratan tersebut, yang dapat digunakan dalam bidang pertanian sekitar 100,7 juga yang meliputi lahan sawah, tegalan, lahan tanaman tahunan. Indonesia merupakan suatu negara kepulauan yang begitu luas. Luas daratan sekitar 188,20 juta ha dan memiliki kandungan sumber daya lahan yang sangat bervariasi (jenis tanah, bahan induk, fisiografi dan bentuk wilayah, ketinggian tempat dan iklim). Dari luas daratan tersebut, yang dapat digunakan dalam bidang pertanian sekitar 100,7 juta yang meliputi lahan sawah, tegalan, lahan tanaman tahunan.

Pertanian merupakan proses produksi biologis yang melibatkan makhluk hidup dan bahan organis yang berinteraksi dengan lingkungannya. Makhluk hidup tersebut antara lain tanaman, hewan, maupun organisme yang memanfaatkan energi, hara mineral dan bahan lain yang disediakan oleh alam semesta. Manusia melalui usaha dan upaya melakukan kreatifitas untuk memanfaatkan proses produksi, baik mulai dari kegiatan awal kegiatan pertanain seperti pengolahan tanah, hingga pasca budidaya.

(3)

Lahan atau tanah merupakan sumberdaya alam fisik yang mempunyai peranan penting dalam segala kehidupan manusia, kareana lahan atau tanah diperlukan manusia untuk tempat tinggal dan hidup, melakukan kegiatan pertanian, peternakan, kehutanan, pertambanagan dan sebagainya, oleh sebab itu penting nya lahan sangat dibutuhkan dalam kegiatan pertanian.

1.1 Tujuan

Mengetahui tahap-tahap pengolahan tanah pada lahan basah atau lahan sawah yang telah dipanen dan tahapan pekerjaan pengolahan tanah untuk pertanaman padi mulai dari proses pembersihan sampai penggaruan.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

(4)

berbagai jenis mikroba dengan morfologi dan sifat fisiologi yang berbeda-beda. Jumlah tiap kelompok mikroba sangat bervariasi, ada yang hanya terdiri atas beberapa individu, ada pula yang jumlahnya mencapai jutaan per g tanah. Banyaknya mikroba berpengaruh terhadap sifat kimia dan fisik tanah serta pertumbuhan tanaman. Pengaruh mikroba terhadap suatu kondisi tanah juga akan berpengaruh terhadap tingkat kesuburan yang ada pada tanah, karena peran mikroba atau mikroorganisme tanah dapat membantu proses dekomposisi atau penguraian unsur-unsur kimia dalam tanah.(Saraswati, dkk., 2007).

Menurut Idjudin (2011) lahan adalah salah satu sistem bumi, yang bersama dengan sistem bumi yang lain, yaitu air alam dan atmosfer, menjadi inti fungsi, perubahan, dan kemantapan ekosistem. Tanah berkedudukan khas dalam masalah lingkungan hidup, merupakan kimah (aset) lingkungan dan membentuk landasan hakiki bagi kemanusiaan. Menurut Sarpain (2003) Tanah merupakan komponen terpenting dalam kehidupan manusia, sehinga menjadi faktor paling strategis bagi kelangsungan kehidupan. Oleh sebeb itu kondisi dari tanah harus tetap terjaga dan terkontrol agar bahan-bahan organik yang ada pada tanah tetap tersimpan dan menjaga keagregatan sifat tanah.

(5)

Sawah merupakan salah satu bentuk penggunaan lahan yang sangat strategis karena lahan tersebut merupakan sumber daya utama untuk memproduksi padiberas, yang merupakan pangan pokok utama bagi Indonesia. Sawah merupakan sumber daya utama bagi pemantapan ketahanan pangan dan perumbuhan ekonomi nasional. Sejauh ini belum ada referensi berbahasa Indonesia yang secara komprehensif membahas genesis, sifat kimia, fisika, dan biologi serta pengelolaan tanah sawah. Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik terus-menurus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija. Istilah tanah sawah bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan istilah umum seperti halnya tanah hutan, tanah perkebunan, tanah pertanian dan sebgainya. Segala macam jenis tanah dapat disawahkan asalkan air cukup tersedia. Kecuali padi sawah juga ditemukan pada berbagai macam iklim yang jauh lebih beragam dibandingkan dengan jenis tanaman lain. Karena itu tidak mengherankan bila sifat tanah sawah sangat beragam sesuai denga sifat tanah asalnya (Agus, dkk., 2004).

(6)

perubahan posisi air dalam kerangka acuan matrik tanah dan akumulasi adalah perubahan jumlah air bertambah atau berkurang terhadap waktu pada posisi tertentu. Keadaaan system dinamakan kesetimbangan statis apabila di dalam system tidak ada pengangkutan massa (Sastrohartono,MS., 2010).

Menurut Wahyunto (2009) lahan sawah memiliki fungsi strategis, karena merupakan penyedia bahan pangan utama bagi penduduk Indonesia. Data luas baku lahan sawah untuk seluruh Indonesia menunjukan bahwa sekitar 41% terdapat di Jawa, dan sekitar 59% terdapat di luar Jawa (BPS, 2006). Data menunjukkan bahwa dengan bertambahnya jumlah penduduk dan Meningkatnya kebutuhan akan lahan untuk berbagai sektor, konversi lahan sawah cenderung mengalami peningkatan, di lain pihak pencetakan lahan sawah baru mengalami perlambatan. Sehingga perlu dilakukan pengolahan tanah.

(7)

mengontrol pemakaian gaya, sehingga menyebabkan terjadinya perubahan dalam tanah seperti penggemburan, pembalikan dan pemotongan serta pergerakan tanah. Setiap daerah mempunyai ciri-ciri dan bentuk bajak yang berbeda-beda. Perbedaan bentuk bajak cenderung menunjukkan adanya pengaruh jenis tanah. Hasil pengolahan tanah secara visual masing-masing daerah menunjukkan hasil yang berbeda-beda (Latiefudi, Musthofa, 2013).

Pengolahan tanah meliputi berbagai kegiatan fisik dan mekanik tanah yang bertujuan untuk membuat media perakaran tanaman lebih baik. Di negara maju, petani sudah sangat tergantung pada alat mesin pertanian (alsintan), baik untuk pengolahan tanah, penanaman benih, penyiangan gulma, maupun untuk pemanenan hasil. Berbagai macam alsintan untuk mengolah tanah terus dikembangkan, menghasilkan teknologi pengolahan tanah yang efisien. Petani tidak punya pilihan lain kecuali menggunakan mesin-mesin pertanian tersebut untuk meningkatkan hasil pertanian dan mengefisienkan usahataninya. Akibatnya, tanah diolah dengan intensitas pengolahan yang terus meningkat. Petani, pada awalnya, mendapatkan hasil panen yang tinggi, namun karena tanah terus-menerus diolah, akibatnya tanah mengalami penurunan produktivitas (Idjudin, 2011).

(8)

permukaan tanah agar dapat menahan energi butir hujan yang jatuh ( Mu’minah 2009).

BAB 3. METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Pengolahan Tanah dilakukan di UPT Agrotecnnopark Jubung, Desa Jubung Kabupaten Jembe pada hari, tanggal ; Jumat, 27 Maret 2014. Pukul : 07.00 Wib-11.00 Wib.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

1. Cangkul 2. Traktor 3.2.2 Bahan

1. Lahan yang siap diolah.

2. Air yang digunakan untuk menggenangi lahan.

3.3 Cara Kerja

1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan disediakan seperti ; cangkul dan traktor.

2. Menyiapkan lahan awah yang akan diolah.

(9)

4. Sebelum membajak sawah, terlebih dahulu bersihkan sawah dengan mengumpulkan sisa-sia jerami dan rumput.

5. Perbaiki saluran air dan galengan dengan menggunakan cangkul.

6. Setelah semua siap, olah lahan sawah dengan menggunakan cangkul dan traktor secara bertahap.

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Pelaksanaan Praktikum dan Pengamatan Pengolahan Tanah Sawah

Pekerjaan Pengolahan Tanah

1 Pelaksanaan Petak Sawah 1 1 Tahap Pekerjaan

 Menyiapkan alat yang dibutuhkan untuk mebersihkan petak sawah.

 Bersihkan petak sawah dari sisa-sisa jerami dan rumput.  Sisa-sisa jerami dan rumput tersebut lalu dikumpulkan. 2 Pengamatan Hasil

 Lahan yang sudah dibersihkan, akan terbebas dari sisa-sisa jerami dan rumput yang berada di petak sawah

3 Keterangan

 Sawah yang dibersihkan akan memudahkan untuk diolah, dicangkul dan ditraktor.

2 Perbaikan Saluran dan Galengan 1 Tahap Pekerjaan

 Galengan dibuat cukup tinggi, agar dapat menahan air dengan baik.

 Saluran pengairan juga perlu diperbaiki dan dibersihkan dari rerumputan.

2 Pengamatan Hasil

(10)

memudahkan pengairan. 3 Keterangan

 Galengan sawah merupakan pemisah atau pembatas antar petak-petak.

 Perbaikan saluran air guna untuk memeperlancar aliran air di sawah

3 Pencangkulan

1 Tahap Pekerjaan

 Menyiapkan alat dan bahan, terutama cangkul.

 Sawah digenangi air terlebih dahulu, agar tanah menjadi lunak dan mudah untuk dicangkul.

 Kemudian cangkul sawah dengan membolak-balikkan tanah. 2 Pengamatan Hasil

 Galengan sawah yang telah dicangkul akan menipis dan tinggi, berih dari rumput-ruput serta sisa-sisa jerami sehingga semakin memperlancar saluran air.

3 Keterangan

 Cangkul adalah alat sederhana yang digunakan untuk mengolah lahan atau tanah sawah.

4 Pembajakan

1 Tahap Pekerjaan

 Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membajak sawah, seperti traktor.

 Genanangi air terlebih dahulu, supaya lahan yang ingin dibajak lebih mudah.

 Nyalakan mesin traktor

 Kemudian bajak sawah dari tepi atau tengah petakan dengan arah memanjang dan melintang.

 Setelah itu, genangi air lagi sampai 5-7 hari. 2 Pengamatan Hasil

 Lahan yang sudah dibajak dengan traktor akan terlihat bersih. 3 Keterangan

 Traktor adalah alat semi modern yang digunakn untuk membajak sawah atau memngolah lahan sawah. 5 Penggaruan

1 Tahap Pekerjaan

 Genangi air sedikit pada lahan sawah yang akan digaru.  Penggaruan dilakukan berululang-ulang dan melintang. 2 Pengamatan Hasil

 Tanah atau lahan akan terlihat rata setelah digaru secara berulang-ulang dan melintang.

3 Keterangan

(11)

sempurna.

4.2 Pembahasan

Kondisi tanah yang masih belum rata atau, tidak teratur, masih banyak sisa gabah, bedengan belum rata, dan saluran pembuangan air belum ada. Kondisi tanah sawah sangat berpengaruh terhadap penggunaan alat untuk pengolahan tanah tersebut. Karena kondisi lahan yang basah jenis traktor juga akan mempengaruhi untuk proses pengolahan. Kebutuhan lahan untuk pengairan juga berpengaruh untuk pengolahan lahan yang akan dibajak, struktur tanah sawah harus bertekstur lembek atau dalam keadaan berair untuk mempermudah proses dan alat yang akan digunakan untuk pembajakan baik untuk penggunaan alat mekanis atau tradisional. Tanah digenangi air agar zat beracun terpisah dari tanah, lahan yang akan digenangi air sekitar 5-10 cm untuk mengatur ketinggian air genangan dapat dilakukan dengan memperbesar ataupun memperkecil bukaan pintu yang ada disaluran.

Setelah tanah dibersihkan dan diolah, akan terlihat hasilnya, yaitu tanah akan terlihat lebih rata, lembek dan berlumpur. sehingga udara dan cahaya matahari menembus tanah dan meningkatkan kesuburannya. Namun hasil dari pengelolahan tanah tidaklah selalu sama. Hal ini dipengaruhi oleh jenis tanah pada lahan, cara pengelolahan tanah itu sendiri, serta topografi daerah dan iklim yang mempengaruhi. Setelah tanah diolah, maka tanah tersebut siap untuk ditanami oleh bibit-bibit padi yang telah dipindah adari tempat peremaiannya.

(12)

Gambar 1. Arah Gerak Traktor

Pengolahan lahan dengan metode konvensional biasanya dilakukan untuk lahan lahan yang sempit dan memiliki kemiringan tertentu. Metode ini biasanya banyak dilakukan di lingkungan pedesaan yang sebagian masyarakat banyak menggunakan lahannya sebagai lahan persawahan dan tanaman sayuran. Kelebihan dari metode ini yaitu tidak dibutuhkan modal yang cukup besar, karena dilakukan oleh tenaga manual dan biasannya dilakukan secara gotong royong. Tetapi pengolahan lahan dengan system ini banyak menagalami kekurangan, diantaranya membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya.

Pengolahan lahan dengan cara modern biasanya banyak dilakukan untuk tanaman tanaman perkebunan dan memiliki lahan yang luas. Pengolahan lahan dengan cara ini biasannya menggunakan mesin. Pengolahan lahan dengan sistem ini memiliki kelebihan diantaranya lebih cepat dalam proses pengerjaan, serta dapat menghemat waktu penanaman. Kekurangan dari system ini yaitu dibutuhkannya modal yang besar dalam pengupayaannya.

(13)

Dalam melakukan pembajakan sawah, memang tidak sembarangan dalam melakukan pola arah atau gerak traktor, hal ini dapat hasil yang berbeda dari setiap pola arah gerak traktor. Berikut adalah polah arah gerak traktor secara umum :

a. Melintang

Pembajakan sawah dengan cara, dibajak dari pinggir sawah dan kemudian berakhir ditengah sawah.

Gambar 2. Arah melintang pada gerak traktor

b. Memanjang dan Bolak balik

(14)

Gambar 3. Pola arah gerak traktor memanjang dan bolak-balik.

Sebelum dilakukan pengelolahan tanah, biasanya lahan yang akan digunakan untuk penanaman dibiarkan terlebih dahulu sekitar 1 minggu. Hal ini bertujuan untuk mengembalikan kesuburan tanah yang hilang sebelumnnya akibat penanaman yang dilakukan sebelumnnya. Setelah didiamkan barulah tanah bisa diolah kembali.

Dalam melakukan proses pengolahan lahan juga harus memerhatikan sisa-sia jerami yang ada di sekitar lahan. Jerami tersebut lebih baik didiamkan atau dibiarkan begitu saja dan ikut diolah dalam pengolahan lahan, supaya menjadi kompos dan menjaga kesuburan lahan tersebut.

Sebelum melakukan penanaman pada lahan, tentunya harus dilakukan pengelolahan tanah. Hal ini sangan penting dikarenakan untuk menyediakan media tumbuh yang baik untuk kelangsungan hidup tanaman. Sebelum melakukan pengolahan tanah, biasanya para petani melakukan perbaikan saluran air, supaya air dapat mudah masuk kedalam lahan yang akan digenangi.

Selain itu ditinjau pula bahwa terdapat beberapa macam-macam jenis pengolahan tanah yang dikenal saat ini yaitu :

a. Pengolahan tanah tereduksi

Pengolahan tanah tereduksi artinya yaitu meninggalkan antara 15 hingga 30% residu tanaman untuk tetap berada di lahan pertanian.

b. Pengolahan tanah intensif

Pengolahan tanah intensif artinya meninggalkan kurang dari 15% residu tanaman untuk tetap berada di lahan pertanian. Pengolahan tanah intensif mendayagunakan banyak implemen (bajak singkal, bajak piring, dan/atau bajak pahat, ditambah garu dan kultivator dan jam kerja traktor.

(15)

Pengolahan tanah konservasi artinya meninggalkan setidaknya 30% residu tanaman untuk tetap berada di lahan pertanian. Pengolahan tanah konservasi semakin banyak digunakan karena menghemat banyak waktu, energi, tenaga kerja, dan biaya. Selain itu, pengolahan tanah konservasi berarti semakin sedikit mesin pertanian yang bergerak di atas lahan pertanian sehingga mencegah pemadatan tanah.

d. Pengolahan tanah berlajur

Pengolahan tanah berlajur (strip-tillage) artinya hanya membajak lajur yang akan ditanam. Bagian di antara lajur dibiarkan.

e. Pengolahan tanah rotasi

Pengolahan tanah rotasi hanya mengolah tanah secara periodik, yaitu setiap dua tahun sekali atau tiga tahun sekali.

f. Tanpa pengolahan tanah

Tanpa pengolahan tanah berarti sama sekali tidak menggunakan bajak. Residu tanaman yang ditanam pada periode sebeumnya dibiarkan mengering. Tahap-tahap pengolahan tanah yang baik meliputi land-clearing, pembajakan dan penggaruan dan dijelaskan sebagai berikut namun hal ini kesemuanya tergantung pula pada kondisi tanah setempat, jenis tanaman yang hendak ditanam, serta bahan penanaman yang dipergunakan.

a. Membersihkan areal (land-clearing)

Land-clearing bermaksud memebersihklan areal terhadap pepohonan, semak-semak dan alang-alang atau tumbuh-tumbuhan lainnya.

(16)

c. Penggaruan (harrowing)

Penggaruan atau penggemburan bertujuan untuk :

- Menghancurkan bongkah-bongkahan besar menjadi struktur remah.

- Membersihlkan tanah dari sisa-sisa perakaran tumbuh-tumbuhan liar.

Setelah semuanya dilakukan dalam hal pengolahan tanah, baik itu pembersihan, pembajakn dan penggaruan. Maka, lahan tersebut sipa untuk ditanami oleh bibit-bibit padi yang siap dipindahkan dari persemaian ke lahan yang telah siap tersebut.

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1. Pada saat tanah sebelum di olah, masih banyak sisa-sisa dari jerami, atau rumput yang berada dilahan sawah.

2. Penggenangan air dilakukan bertujuan untuk melembekkan tanah agar lebih lunak untuk dibajak.

3. Hasil dari tanah setelah diolah tidak sama, karena tergantung dari air yang menggenangi lahan tersebut, kondisi karakteritik lahan, dan arah gerak traktor.

4. Perbedaan pengolahan tanah modern dan tradisional adalah pada penngunaan alat yang digunakan. Modern menggunakan traktor sedangkan tradisional menggunakan tenaga hewan.

5. Macam-macam tipe gerak traktor yaitu melintang dan memanjang (bolak-balik).

6. Tanah dibiarkan supaya dapat melunakkan lahan yang akan dibajak dan membusukkan sisa-sisa jerami yang ada pada lahan untuk manjadi kompos.

7. Tanah diolah karena untuk mandapatkan penyinaran sinar matahari, udara dan air yang dibutuhkan untuk memenuhi unsur hara.

(17)

5.2 Saran

Sebaiknya dalam praktikum acara pengolahan tanah di UPT Agrotechnopark Jubung lebih banyak disediakan traktor dan cangkul, sehingga tidaj terjadi antrian yang panjang dan membuat kejenuhan karen menunggu yang terallu lama dan sistusai yang semakin panas. Dan sebaiknya pelaksanaan praktikum harus lebih siap lagi agar waktu tidak terbuang banyak.

DAFTAR PUSTAKA

Agus, dkk., 2004. Tanah Sawah Dan Tekhnologi Pengelolaannya. Bogor: Pusat Penelitian Dan Pengembangan Tanah Dan Agroklimat.

Idjudin, Abas. 2011. Peranan Konservasi Lahan Dalam Pengelolaan Perkebunan. The Role of Land Conservation in Plantation Management. Balai Penelitian Tanah, Bogor

Latiefudin, Hayyu dan Musthofa Luthfi. 2013. Uji Kinerja Berbagai Tipe Bajak Singkal dan Kecepatan Gerak Maju Traktor Tangan Terhadap hasil Olah pada Tanah Mediteran. Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem Vol. 1 No. 3 : 274-281. Universitas Brawijaya

Mu`minah. 2009 . The Effect Of Soil Tillage And Mulch Of Rice Straw On The Yield Of Corn, Peanut And Its Effect On Soil Erosion. Agrisistem, Juni 2009, Vol. 5 No. 1 ISSN 1858-4330. Politeknik Pertanian Negeri Pangkep, Sulawesi Selatan

Rizaldi, taufik. 2006. Masin Peralatan. Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara

(18)

Sastrohartono, MS. 2010. Teknik Fertigasi Untuk Pertanian Lahan Kering. Yogyakarta: Fakultas Teknologi Pertanian Institute Pertanian STIPER Yogyakarta.

Wayan,Basarudin,Tumarulan. 1997. Budidaya Padi Sawah di Lahan Pasang Surut. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.

Gambar

Gambar 1. Arah Gerak Traktor
Gambar 2. Arah melintang pada gerak traktor

Referensi

Dokumen terkait

nyata meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman padi sawah. Pemanfaatan bahan tanah mineral sebagai bahan pembenah tanah dalam mereklamasi lahan bekas tambang menjadi lahan

Mahasiswa magang melihat proses pengolahan lahan untuk ditanami edamame dimana lahan tersebut sebelumnya ditanami okura sehingga terdapat perbedaan pengolahan tanah yaitu

Pengaruh Jenis Tanaman Penutup dan Pengolahan Tanah terhadap Sifat Fisik Tanah pada Lahan Alang-Alang.. Dasar-DasarIlmu Tanah.Universitas Lampung,

Keragaman makrofauna tanah pada tanaman padi sawah di musim tanam pertama menunjukkan nilai lebih besar (2.07) dibandingkan pada pengamatan awal (masa pengolahan lahan) dengan

Jenis lahan tanam, tanaman kedelai dapat ditanam pada tanah kering (tegalan )dan tanah persawahan (lahan sawah), waktu yang baik untuk pengolahan tanah ditanah

5.2.4. Persiapan Sebelum dilakukannya Pembajakan/Pengolahan Tanah.. Sebelum pembajakan ada persiapan-persiapan yang harus dilakukan. Pertama tanah harus dibersihkan

Pengolahan tanah terdiri dari proses pembersihan dari sisa-sisa rumput dan jerami, perbaikan saluran irigasi serta galengan yang bertujuan untuk mempermudah proses

Tahapan-tahapan dalam kegiatan menanam hingga memanen padi pada masyarakat adat Kasepuhan Cipta Mulya, yaitu macul ( kegiatan menyangkul tanah yang akan