• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PANEN DAN PASCA PANEN PADI SAWAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PANEN DAN PASCA PANEN PADI SAWAH"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

PANEN DAN PASCA PANEN PADI SAWAH

Oleh:

Golongan M/Kelompok 3A

1. Seruni Vebian Heksanayla (171510301005) 2. Aisyah Valentini Sonia (171510301006) 3. Cindia Mawarni (171510301031) 4. Fajar Risqi Zaenulloh (171510301053)

LABORATORIUM AGROTEKNOLOGI PROGRAM STUDI AGROEKOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS JEMBER

2018

(2)

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor pertanian di indonesia menjadi poros utama dalam memajukan perekonomian negara. Sektor pertanian meliputi, pertanian tanaman pangan, tanaman perkebunan, peterenakan, perikanan dan kehutanan. Peranan penting dalam sektor pertanian yaitu untuk memnuhi kebutuhan pokok seperti kebutuhan sandang, pangan dan papan. Kendala yang di alami pertanian di indonesia saat ini, adanya keterbatasan lahan pertanian yang semakin lama semakin terbatas karena adanya ledakan penduduk yang membuat lahan menjadi semakin sempit dan lahan untuk pertanian persawahan menjadi berkurang. Istilah sawah atau tanah pertanian merupakan istilah umum yang merupakan lahan pertanian yang berpetak-petak dan dibatasi oleh pematang (galengan) yang berfungsi sebagai saluran untuk menahan atau menyalurkan air (Palembang dkk., 2013).

Tanaman padi merupakan tanaman komoditas pangan utama yang di budidayakan di negara indonesia. Penanaman padi pada lahan sawah melalui tahap-tahap yang harus dilakukan mulai dari uji benih sampai pasca panen.

Pembudidayaan tanaman padi memerlukan penggenangan air dalam setiap periode pertumbuhan untuk membantu proses pertumbuhan tanaman padi tersebut. Kegiatan pasca panen tanaman padi dilakukan pada tanaman padi yang sudah berumur siap panen.

Menurut purwasasmita dan Alik (2014), panen merupakan istilah umum pemungutan (pemetikan) hasil sawah atau ladang. Pemanenan padi secara umum biasanya dilakukan saat padi berumur 110-115 hari setelah tanam. Pemanenan juga dilakukan ketika malai berumur 30-35 hari setelah berbunga merata, butir gabah tampak menguning atau kuning keemasan 90%-95% dan memiliki kadar air 22-25% pada gabah. Menentukan mutu benih yang terjamin baik dalam pembersihan, perontokan, dan pengeringan, petani juga perlu memperhatikan cara pemanenan padi yang baik dan benar.

Proses pemanenan dan pengolahan benih perlu memperhatikan hal yang berkaitan dengan persiapan panen. Persiapan peralatan yang perlu dilakukan

(3)

dalam proses pemanenan yaitu, sabit, karung, terpal, alat perontok, dan tempat atau alat pengeringan serta alat-alat lainnya yang digunakan dalam untuk pemanenan. Produksi benih dapat dipanen apabila telah lulus setrifikat lapangan oleh Balai Pengawasan dan Sertifikat Benih (BPSB).

Penanganan pascapanen menentukan kualitas hasil pertanian secara garis besar, juga menentukan akan dijadikan apa bahan hasil pertanian setelah melewati penanganan pascapanen. Pascapanen diartikan sebagai tahap penanganan hasil tanaman pertanian segera setelah pemanenan. Penanganan pascapanen mencakup pengeringan, pendinganan, pengeringan pembersihan, penyortiran, penyimpanan, dan pengemasan. Hasil pertanian yang sudah terpisah akan mengalami kerusakan mengalami perubahan secara fisik dan kimiawi dan cenderung menuju proses pembusukan.

1.2 Tujuan

Mengenalkan kepada mahasiswa tentang kriteria panen, cara dan peralatan panen, penanganan pasca panen serta dapat menghitung potensi produksi tanaman padi.

(4)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Padi yang memiliki nama latin (Oxyza sativa L.) merupakan salah satu tanaman yang di anggap paling penting oleh petani. Padi yang merupakan tanaman bawaan dari Negara lain, sangat dominan di tanam oleh para petani karena mengingat kebutuhan dari tanaman padi. Padi tergolong dalam jenis biji- bijian sereal yang mudah hidup diiklim tropis, karena pada dasarnya padi merupakan tanaman butuh air. Tanaman padi dibedakan berdasarkan varietasnnya, karena padi memiliki banyak jenis atau varietas yang berbeda. Padi memiliki banyak sekali tahapan dalam proses budidaya (Prasetyo, 2006).

Budidaya adalah sebuah kegiatan yang direncanakan dengan tujuan memelihara sumberdaya hayati yang ada di area lahan pertanian. Budidaya juga merupakan kegiatan yang sengaja dilakukan untuk menanam satu atau lebih jenis tanaman dan berharap mendapatkan keuntungan. Budidaya dalam proses penanaman padi memiliki perbedaan tersendiri dari tanaman-tanaman jenis lain.

Budidaya tanaman padi memiliki beberapa tahapan mulai awal hingga akhir (Anggraini, 2013).

Tahapan atau cara dalam proses budidaya tanaman padi meliputi yaitu memilihan benih yang sesuai, persemaian benih bakal bibit ke lahan, pengolahan lahan atau tanah tempat penanaman, penanaman bibit dari persemaian, perawatan tanaman padi yang meliputi pencegahan OPT dan pemupukan, serta pemanenan.

Cara dalam budidaya padi harus dapat dilakukan secara seluruhnya, tidak doleh terlewat atau terbalik hal ini karena proses budidaya padi sangatlah kompleks.

Proses budidaya paling penting dan paling akhir adalah pemanenan yang wajib dilakukan (Kang, 2016).

Panen merupakan sebuah kegiatan pengambilan hasil tanaman yang usahakn disawah atau diladang untuk menandai berakhirnya kegiatan budidaya yang dilakukan. Pemanenan padi dilakukan dengan melihat tanda atau fase pemasakan biji padi. Pemanenan biasannya dilakukan dengan melihat kenapakan visual warna padi, kadar air dalam biji, umur tanaman, dan juga kerontokan gabah. Pemanenan padi memiliki beberapa tahapan lanjudan (Satria, 2017).

(5)

Cara-cara pada pemanenan padi dapat menggunakan alat-alat sederhana bertenaga manusia dan dapat menggunakan alat-alat yang lebih modern. Proses pemanenan padi alat-alat atau cara panen yang dipergunakan disesuaikan dengan keadaan lahan. Padi yang telah dikumpulkan di atas alas yang disediakan, untuk selanjudnya dilakukan tindakan perontokan dari biji padi. Biji padi atau gabah dapat dirontokan menggunakan cara tradisional yaitu diinjak-injak atau di pikul- pukul, juga dapat menggunakan cara modern dengan di giling menggunakan alat penggiling padi. Gabah yang sudah terpisah dari batang padi selajudnya akan mendapat tindakan pasca panen (Machado, 2017).

Pasca panen merupakan suatu kegiatan atau tahap penanganan hasil tanaman pertanian segera setelah pemanenan dilakukan. Pasca panen dalam tanaman padi dilakukan beberapa tindakan atau penanganan. Gabah yang telah dipisahkan dari batangnya kemudian di angkut dan dibawa ke tempat penjemuran untuk selanjudnya di jemur. Penjemuran atau pengeringan dapat dilakukan dengan mengandalkan sinar matahari atau menggunakan bantuan alat. Pengemasan dilakukan setelah gabah dijemur dengan tujuan gabah, untuk memudahkan dalam proses penyimpanan gabah kering. Penyimpanan dapat dilakukan untuk menjaga agar gabah tetap kering dan terhindar dari serangan penyakit. Proses pasca panen padi dapat ditindak lanjudi dengan penghitungan hasil panen padi (Soemantri, 2016).

Gabah atau hasil panen padi dalam petak lahan milik petani dengan luasan tertentu dapat dihitung pendapatan panennya untuk melihan keuntungan atau kerugian yang dialami. Penghitungan hasil panen dapat dilakukan dengan rumus luas area per hektar dibagi rata-rata hasil panen yang dikali dengan rata-rata luasan lahan. Penghitunagan hasil panen juga dapat dipergunakan sebagai evaluasi kegiatan penanaman padi berikutnya agar mendapatkan hasil yang maksimal (Hassen, 2017).

(6)

BAB. 3 METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Pengantar Teknologi Pertanian dengan judul acara”Panen dan Pasca Panen Padi Sawah” dilaksanakan pada hari sabtu 12 Mei 2018 pada pukul 07.00 WIB – 12.00 WIB. Tempat pelaksanaan praktikum di Agroteknopark Jubung.

3.2 Alat dan Bahan 3.2.1 Alat

1. Alat tulis dan penggaris/meteran/roll meter, alat panen padi, kalkulator 2. Sabit

3. Ajir

4. Kresek besar 5. Tali rafia

3.2.2 Bahan

1. Tanaman padi sawah siap panen

3.3 Langkah Kerja

1. Mengunjungi areal tanaman padi yang siap panen

2. Memilih beberapa contoh tanaman dan mengamati secara teliti ciri-ciri dan membuat gambar (foto tanaman) dan menuliskan beberapa kriteria yang bisa dijadikan pedoman bahwa tanaman padi sudah siap di panen.

3. Melaksanakan pemanenan padi dengan alat yang disediakan. Menuliskan nama alat panen dan cara pemanenan yang dilaksanakan.

4. Melakukan perontokkan padi dengan alat yang disediakan.

5. Mengukur luas petak dan timbang hasil bersih padi perluas petak yang dipanen.

6. Menghitung potensi produksi pasi per hektar.

(7)

BAB 4. PEMBAHASAN

4.1 Hasil

1. Penentuan Kriteria Panen Padi 1. Tahap pekerjaan :

1. Mengunjungi lahan panen padi

2. Mengamati apakah padi telah menguning

3. Memeriksa bulir padi apakah sudah keras atau belum 4. Umur padi telah mencapai 110-115 hari setelah tanam 2. Hasil pekerjaan :

1. 95% padi telah menguning 2. Bulir padi telah mengeras 3. Warna padi telah menguning 3. Keterangan :

2. Pelaksanaan Panen Padi Manual 1. Tahap pekerjaan :

1. Memasang petak ajir berukuran 1m x 1m 2. Memasang tali rafia pada ajir

3. Memotong padi menggunakan sabit dengan jarak 10-15 cm dari pangkal padi

4. Memasukkan hasil panen ke dalam karung 2. Hasil pekerjaan :

1. Lahan telah terpetaki oleh ajir 2. Padi telah terpotong

3. Padi yang telah dipotong dikumpulkan dalam satu tempat dan dimasukkan dalam karung

(8)

Keterangan :

3. Perontokan Padi Dengan Tangan 1. Tahapan pekerjaan :

1.Memasukkan padi yang telah terpanen ke dalam karung 2.Memukul mukul padi menggunakan ajir hingga bulir rontok

3.Memindahkan bulir padi yang telah rontok ke dalam kantong kresek

2. Hasil pekerjaan :

1.Bulir padi telah rontok setelah dipukul-pukul

2.Bulir padi yang telah rontok dan berdih diletakkan pada kresek

3. Penghitungan hasil padi per ukuran luas petak sampel : Petak sampel = 1m x 1m

= 1 = 0,0001 ha

4. Keterangan :

4. Perontokan Padi Dengan Mesin

(9)

1. Tahapan pekerjaan :

1. Membawa hasil panen padi

2. Memasukkan hasil panen padi ke dalam mesin perontok dengan didorong perlahan

2. Hasil pekerjaan :

1. Bulir padi terpisah dari batangnya

2. Bulir yang telah terpisah dan rontok dimasukkan ke dalam karung 3. Penghitungan hasil padi per ukuran luas petak sampel :

4. Keterangan:

(10)

BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Pupuk anorganik ialah bahan atau zat hara buatan yang dibuat oleh pabrik ataupun oleh manusia dengan skala home industri dengan cara mencampur bahan bahan kimia sehingga memiliki kandungan zat hara yang dibutuhkan tanah ataupun tanaman pada prosentase cukup tinggi.

2. Pupuk urea dan phonska yang digunakan dalam pemupukan mengandung unsur N, P dan K yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam proses pertumbuhan. Pemberian pupuk harus sesuai dengan dosis yang ditetapkan agar mendapat hasil produksi yang optimal.

3. Terdapat beberapa hal maupun beberapa faktor yang menjadi penunjang dalam keberhasilan proses pemupukan yaitu diantaranya ialah tepat dosis, tepat waktu , tepat cara serta tepat lokasi.

4. Oksidasi dalam proses kegiatan pemupukan merupakan suatu kegiatan atau prospek dimana bertambahnya bilangan oksidasi nitrogen yang ada didalam tanah.

5.2 Saran

Sebaiknya sebelum melakukan kegiatan praktikum panen dan pasca panen pad sawah, para praktikan yang masih belum mengetahui cara-cara untuk memanen harus diberi penjelasan yang sejelas-jelasnya agar tidak ada para praktikan yang masih belum mengetahui dan paham benar saat melakukan praktik langsung.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, F., Suryanto, A., Aini, N.2013. SISTEM TANAM DAN UMUR BIBIT PADA TANAMAN PADI SAWAH (orzya sativa L.) VARIETAS INPARI B.Jurnal Produksi Tanaman. Vol 1(2): 52-60.

Hassen, M.B., Monaco,F., Facchi,A., Romani, M.,Vale,G., Sali,G.2017.Economic Performance of Traditional and Modern Rice Varietas Under Diffrent Water Management System. Sustainability. Vol 9(1): 3-10.

Kang, Q., Li, R., Du, Q., Cheng, B., Liao, Z., Sun, C., Li, Z.2016. Studies On the Ecological Adaptability of Growing Rice With Floating Bed On the Dilute Biogas Slurry. Biomed Research International. Vol 1(1): 1-10.

Machado, L.V., Mallmann, C.A., Mallmann, A.O., Coelho, R.D., Copetti, M.V.

2017. Deoxynivatenol In wheat and wheat product from a harvest affected by fusarium head blight. Food Sci, Technol, Campinas. Vol 37(1) :8-12.

Palembang, J. N., Jamilah, dan Sarifuddin. 2013. Kajian Sifat Kimia Tanah Sawah dengan Pola Pertanaman Padi Semangka di Desa Air Hitam Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara. Online Agroekoteknologi, 1(4): 1154- 1162.

Prasetyo, Y.T.2002.Budi Daya Padi Sawah TOT (tanpa olah tanah). Yogyakarta:

KANISIUS

Purwasasmita, M., dan Alik S. 2014. Padi SRI Organik Indonesia. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Satria,B.,Harahap.E.M.,Jailah.2017.Peningkatan Produktivitas Padi Sawah (Oryza Sativa L.) Melalui Penerapan Beberapa Jarak Tanam dan Sistem Tanam.

Jurnal Agroekoteknologi FP USU. Vol 5(3): 629-637.

Soemantri, A.S., Luna, P., Jamal, I.B.2016. Strategi peningkatan produksi beras melalui penekanan susut panen dan pascapanen dengan pendekatan sistem modeling:Studi kasus Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Informatika pertanian. Vol 25(2): 249-260.

(12)

LAMPIRAN

(13)

DOKUMENTASI

(Pemasangan ajir pada lahan padi yang (Proses pemanenan) akan di panen)

(Perontokan padi dengan tangan) (Proses perhitungan hasil panen)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian diatas, maka kita dapat menyimpulkan bah- waKecepatan awal udara sebelum memasuki perkebunan kopi pada keadaan tanah yang miring mempengaruhi kecepatan

Percobaan laboratorium yang bertujuan untuk mempelajari pengaruh pemberian P-alam terhadap jerapan dan bentuk-bentuk P tanah serta menetapkan batas kritis P tanah untuk

Maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “ANALISIS LEVERAGE, RASIO LIKUIDITAS, RASIO SOLVABILITAS, RASIO PROVITABILITAS, RASIO PRODUKTIVITAS DALAM

Dalam penelitian ini dilakukan proses membandingkan Jumlah Perguruan Tinggi provinsi lain terhadap Jumlah Perguruan Tinggi Provinsi Jawa Barat, Hal ini dikarenakan Provinsi Jawa

Apabila tradisi markusip dan martandang masih memungkinkan dilaknkan di desa- desa tertentu, maka markusip dan martandang itu pun masih boleh dilakukan karena tidak

Dalam pelaksanaan pembagian waris adat Batak Angkola di kabupaten Padanglawas Utara kecamatan Padang Bolak, Lembaga Adat dan Budaya Padanglawas utara mempunyai

Pekerjaan struktur Perhitungan pada struktur utama, bangunan mulai dari bangunan bawah hingga bangunan atas serta penggunaan harga satuan upah pekerja dan material pada HSPK

CPL 1 Mampu menerapkan matematika, sains, dan prinsip rekayasa (engineering principles) untuk menyelesaikan masalah rekayasa kompleks pada proses, sistem pemrosesan,