• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendidikan DAn Islam di Thailand.docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pendidikan DAn Islam di Thailand.docx"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat, Taufiq, serta Hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah metodologi penelitian dengan baik dan tepat waktu. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpah curahkan kepada Nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. Yang talah membawa kita dari zaman kebodohan menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Penulisan makalah berbasis reseat yang berjudul “Pendididkan Agama Islam di Thailand” ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Kajian Pendidikan Agama Islam di Berbagai Negara.

Dalam pembuatan makalah ini kami selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini kurang sempurna dalam isi maupun pembuatan-nya.Untuk itu kami mohon maklum terhadap adanya beberapa kekurangan-kekurangan tersebut. Kami berharap semoga makalah ini bias bermanfa’at bagi penyusun khususnya dan bagi pembaca umumnya.

Banjrmasin, 23 Februari 2017

(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar... i

Daftar Isi... ii

A. Pendahuluan... 1

B. Thailand da Sistem Pendidikannya... 2

C. Islam di Thailand... 4

D. Sejarah Pendidikan Islam di Thailand... 6

E. Lembaga Pendidikan Islam di Thailand...8

F. Metode Pendidikan Islam di Thailand...14

G. Simpulan...15

(3)

PENDIDIKAN ISLAM DI THAILAND

A. PENDAHULUAN

Thailand (Muangthai) adalah satu negara yang terletak di Asia Tenggara dan termasuk anggota Association South East Asian Nations (ASEAN). Pemerintahnya berbentuk kerajaan yang terdiri 76 propinsi dengan jumlah penduduk 67 juta jiwa1. Wilayah Thailand bagian selatan banyak dihuni oleh umat

Islam. Jumlah mereka adalah 3,952,000 juta atau sekitar 5.8% dari seluruh penduduk Thailand2. Wilayah yang banyak dihuni umat Isalam ini meliputi

Patani, Yala, Narathiwat, dan Satun. Mereka mempunyai budaya sendiri jika dibandingkan dengan penduduk Thailand di wilayah lain yang moyoritas beragama Budha3

Sistem pendidikan di Thailand terbagi menjadi 3, yaitu : pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan informal. Untuk sistem pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar dan pendidikan tinggi. sedangkan sistem pendidikan non-formal terdiri dari : program sertifikat kejuruan, program short course sekolah kejuruan dan interest group program. Seiring dengan keberadaan umat Islam di Thailand selatan, maka muncul dan berkembang pendidikan Islam di daerah yang banyak ditempati umat Islam. Pendidikan Islam tumbuh dan berkembang terutama di empat propinsi, yakni Pattani, Yala, Narathiwat dan Satun.

Di empat propinsi inilah lembaga pendidikan Islam berkembang. Namun seperti apakah bentuk pendidikan Islam disana dan bagaimana peran pemerintah Thailand terhadap pendidikan Islam, terlebih ketika ada perubahan status pesantran menjadi sekolah pendidikan agama Islam yang terjadi pada tahun 1961, setelah pemerintah pusat mengeluarkan program pembaruan dengan bahwa setiap pondok pesantren harus meregistrasikan atau meminta izin pada kementrian

1http://en.unesco.org/countries/thailand

2 https://en.wikipedia.org/wiki/Islam_by_country

3 Faculty of Law, Thailand and the Islam World (Bangkok: Chulalongkorn University, tt.).

(4)

pendidikan untuk merubah statusnya menjadi sekolah Pendidikan Agama Islam Swasta.

B. THAILAND DAN SISTEM PENDIDIKANNYA 1. Letak Geografis Thailand

Kerajaan Thai, yang lebih sering disebut Thailand dalam bahasa Inggris, atau dalam bahasa aslinya Mueang Thai (dibaca: "meng-thai", sama dengan versi Inggrisnya, berarti "Negeri Thai"), adalah sebuah negara di Asia Tenggara yang beribukota di Bangkok. Bahasa resmi yang digunakan adalah bahasa Thai. Bentuk pemerintahannya adalah monarki konstitusional, yang dipimpin oleh raja dan dikepalai oleh perdana menteri.

Negeri seluas kurang lebih 510.000 km² ini kira-kira seukuran dengan Perancis. Di sebelah barat dan utara, Thailand berbatasan dengan Myanmar, di timur laut dengan Laos, di timur dengan Kamboja, sedangkan di selatan dengan Malaysia. Koordinat geografisnya adalah 5°-21° LU dan 97°-106° BT.

2. Sejarah Thailand

Asal mula Kerajaan Thai secara tradisional dikaitkan dengan sebuah kerajaan yang berumur pendek, Kerajaan Sukhothai yang didirikan pada tahun 1238. Kerajaan ini kemudian diteruskan Kerajaan Ayutthaya yang didirikan pada pertengahan abad ke-14 dan berukuran lebih besar dibandingkan Sukhothai. Kebudayaan Kerajaan Thai dipengaruhi dengan kuat oleh Tiongkok dan India. Hubungan dengan beberapa negara besar Eropa dimulai pada abad ke-16 namun meskipun mengalami tekanan yang kuat, Kerajaan Thai tetap bertahan sebagai satu-satunya negara di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh negara Eropa, meski pengaruh Barat, termasuk ancaman kekerasan, mengakibatkan berbagai perubahan pada abad ke-19 dan diberikannya banyak kelonggaran bagi pedagang-pedagang Britania.

(5)

1939 dan untuk seterusnya, setelah pernah sekali mengganti kembali ke nama lamanya pasca-Perang Dunia II. Pada perang tersebut, Kerajaan Thai bersekutu dengan Jepang; tetapi saat Perang Dunia II berakhir, Kerajaan Thai menjadi sekutu Amerika Serikat. Beberapa kudeta terjadi dalam tahun-tahun setelah berakhirnya perang, namun Kerajaan Thai mulai bergerak ke arah demokrasi sejak tahun 1980-an.

3. Sistem Pendidikan di Thailand

Sistem pendidikan di Thailand memiliki kesamaan dengan sistem pendidikan di Indonesia dan terdapat juga perbedaannya. Sistem pendidikan di Thailand terbagi menjadi 3, yaitu: pendidikan formal, pendidikan non-formal dan pendidikan innon-formal. Untuk sistem pendidikan non-formal terdiri dari pendidikan dasar dan pendidikan tinggi. sedangkan sistem pendidikan non-formal terdiri dari: program sertifikat kejuruan, program short course sekolah kejuruan dan interest group program.

Wajib belajar di Thailand adalah wajib belajar 9 tahun, dengan rincian grade sebagai berikut :

a. Pendidikan Play Group dan TK usia 3-6 tahun

b. Pendidikan Sekolah Dasar (selama 6 tahun), grade 1-6 c. Pendidikan Sekolah Menengah (selama 3 tahun), grade 7-9

d. Pendidikan Sekolah Menengah atas (selama 3 tahun), grade 10-12

Untuk grade 7-12 dalam satu komponen sekolahan, mereka tak harus mendaftar lagi , sudah otomatis melanjutkan di sekolah itu.

Ujian Nasional (UN) di Thailand dikoordinasikan oleh Bureu of Education Testing Office dari Komisi Pendidikan Dasar yang memakai Sistem Ordinary National Education Test (O-net). UN di wajibkan untuk grade 3, 6, 9 dan 12. Ada 8 mata pelajaran yang di-UN kan yaitu :

a. Bahasa Thai b. Matematika c. Science d. Ilmu sosial

(6)

f. Bahasa asing

g. Health and Physical Education h. Art, Career and Technology4

Pendidikan dasar tingkat bawah atau setara dengan kelas 1,2,3 SD di indonesia, hanya diberikan pelajaran bahasa thai dan matematika. Sedangkan untuk pendidikan dasar tingkat atas atau setara dengan kelas 4,5,6 SD di indonesia, telah belajar tentang bahasa Thai, bahasa inggris, IPA, pekerjaan dan karir serta kesenian.5

C. ISLAM DI THAILAND

Islam di Thailand banyak dijumpai di beberapa provinsi wilayah selatan negeri gajah putih ini, antara lain Provinsi Pattani (80%), Yala (68,9%), Narathiwat, Satun (67,8%) juga Songkhla, seluruh provinsi tersebut dahulunya masuk wilayah kerajaan Pattani Raya pada abad ke-12, sebelum kerajaan Sukhotai berdiri 6

Islam di Thailand mempunyai sejarah tersendiri yang bisa dibilang tragis dan berliku. Mulai dari abad ke-12 dimana Agama Islam menapakkan kakinya di kerajaan Pattani dan kemudian menjadi mayoritas di wilayah tersebut. Proses masuknya Islam di Thailand dimulai sejak kerajaan Siam mengakui sisi kerajaan Pattani Raya (atau lebih dikenal oleh penduduk muslim Thailand sebagai Pattani Darussalam).

Hal ini bermula pada dua orang bersaudara dari Persia, yaitu Syeikh Ahmad dan Muhammad Syaid yang juga disebut Khaek Chao Sen (suatu cabang mazhab syiah), menetap di kerajaan tersebut yang terus melakukan perdagangan sekaligus menyebarkan agama Islam. Sebelum berdirinya kerajaan Ayyuthaya sebagai pengganti kerajaan Shukhotai setelah yang terakhir ini runtih pada abad ke-14, Islam telah memiliki kekuatan politik yang sangat besar. Perdagangan merupakan perintis proses islamisasi dan perkembangan politik kerajaan-kerajaan

4

http://komunikasi2d-uinsuska.blogspot.co.id/2015/03/perkembangan-islam-di-thailand.html

(7)

maritim diwilayah kepulauan di abad ke-15, 16 dan 17. Perdagangan juga pulalah Kelantan (Malaysia). Pada tahun 1901, wilayah tersebut dikuasai oleh kerajaan Thailand. Berdasarkan perjanjian 1902, wilayah kesultanan patani Darussalam dipecah menjadi dua, yaitu patani dimasukkan kedalam wilayah Thailand, sedangkan Trengganu dan Kelantan dimasukkan kedalam wilayah koloni inggris. Sekarang trengganu dan Kelantan merupakan negara bagian dari Malaysia.8

Meurut Teeuw & Wyatt Islam masuk di kerajaan Melayu-Pattani sekitar abad ke-13. Dalam hal ini, Teeuw danWyatt berkeyakinan bahawa Islam telah bertapak di Kuala Berang, Terengganu, yaitupada sekitar 1386- 87 M.9

Meskipun Thailand terkenal sebagai negeri Budha, akan tetapi sekarang kerajaan cukup mensupport kehidupan Islam untuk penduduknya. Tanggungjawab masalah berkaitan agama Islam di Thailand diemban oleh seseorang mufti yang memperoleh gelar Syaikhul Islam (Chularajmontree). Mufti ini ada dibawah kementerian dalam negeri serta juga kementerian pendidikan serta bertanggungjawab pada raja. Mufti bertugas buat mengatur kebijakan yg bersangkutan dengan kehidupan muslim, seperti penentuan awal serta akhir bulan hijriyah10. Jumlah kaum muslimin di Thailand mencapai 5.8% dengan statistik

terbaru sekitar 4 juta (3,952,000) dari total 67 juta penduduk, namun Islam menjadi agama mayoritas kedua setelah Buddha.11

Menurut Kantor Statistik Nasional Thailand pada tahun 2007, negara ini memiliki 3.494 masjid, dengan jumlah terbesar (636) di provinsi Pattani, 170 di

7

http://komunikasi2d-uinsuska.blogspot.co.id/2015/03/perkembangan-islam-di-thailand.html

8 Dedi Supriadi, M.Ag, Sejarah Peradaban Islam, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2008), hlm.

211-212

9 Thanet Aphornsuvan, History and Politics of The Muslim in Thailand (Thammasat

University: 2003), hal. 33

(8)

Bangkok.Menurut Departemen Agama (RAD), 99% dari masjid yang berhubungan dengan Sunni cabang Islam dengan 1% sisanya Syiah12.

NAMUN tidak dapat dipungkiri 10 tahun terakhir terjadi perselisihan, dimana penyebab perselisihan di Thailand Selatan tersebut disebabkan oleh:

1. Pendekatan kekerasan yang dilakukan Thaksin, yang akhirnya melahirkan lingkaran kekerasan. Dalam menghadapi unjuk rasa damai misalnya, Thaksin tidak segan-segan mengerahkan kekuatan militer yang mengorbankan orang Muslim Patani. Ini segera dibalas dengan taktik gerilya maka kekerasan berlanjut.

2. Kedua, kondisi ekonomi yang buruk di Thailand Selatan. Meski ekonomi Thailand meningkat tetapi tidak banyak perkembangan ekonomi di Thailand Selatan. Mereka tetap miskin dan terbelakang.

3. Ketiga, monolitisme budaya Thai (Siam) dengan mengorbankan budaya Melayu Muslim. Sejak tahun 1970-an Pemerintah Thailand melakukan “Siamisasi” dengan mewajibkan orang-orang Muslim Patani menggunakan nama dan bahasa Thai (yang sama sekali tak ada ikatan budaya/tidak serumpun).

4. Keempat, terbelakangnya pendidikan, karena kurangnya perhatian pemerintah Thailand.13

D. SEJARAH PENDIDIKAN ISLAM DI THAILAND

Pendidikan Islam Thailand, terutama di Pattani bermula sejak Islam datang dan menetap di Pattani yaitu pada abad ke-15, pendidikan dasar bermula di kalangan masyarakat Islam dengan mempelajari Al-Qur’an. Bacaan Al-Qur’an menjadi pengajian utama yang harus dilalui oleh setiap anggota masyarakat. Pendidikan AL-Qur’an telah mengalahkan pendidikan berbentuk pondok, kemudian pondok mulai didirikan di Pattani secara ramai-ramai.

Sistem pendidikan pondok pesantren, seperti yang banyak ditemukan di jawa juga dikenal masyarakat Thailand. Orang yang pertama kali

12 https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_mosques_in_Thailand

13

(9)

memperkenalkan sistem pendidikan ini adalah murid dari sunan Ampel di jawa yakni Wan Husein. Ia adalah seorang ulama yang berpengaruh di dalam pengembangan Islam di Pattani. Dengan diperkenalkannya sistem pondok pesantren, pengajaran Islam tidak lagi eksklusif milik orang-orang elit istana kerajaan, tapi juga menjadi milik orang kebanyakan dan rakyat jelata.

Pondok menjadi institusi pendidikan terpenting di Pattani. Dalam hal ini Pattani menjadi pusat pendidikan agama Islam yang terkenal di Selatan Thailand dan semenanjung tanah melayu pada waktu itu. Pondok menjadi institusi pendidikan yang sangat berpengaruh dan sebagai tempat panduan masyarakat serta dianggap sebagai benteng bagi mempertahankan budaya setempat. Para santri sama-sama menggunakan kain sarung, berbaju Melayu, berkupiah putih, dan menggunakan tulisan Jawi dan buku-buku jawi.

Proses Islamisasi di Pattani tidak bisa dilepaskan dari peranan pendidikan. Pada tahap awal, pendidikan informal sangat berperan, yaitu kontak informal antara mubaligh dengan rakyat setempat selanjutnya ditindak lanjuti dengan munculnya pendidikan non formal dan terakhir pendidikan formal.

Pendidikan formal yang dilaksanakan pemerintah dimulai pada masa raja Chalalongkarn atau Rama V pada tahun 1899. Sekolah ini kurang mendapat sambutan masyarakat. Melihat itu pada tahun 1921 pemerintah mengeluarkan undang-undang yang mewajibkan sekolah mulai ditingkat sekolah dasar kelas satu sampai kelas empat. Kendatipun undang-undang tersebut dikeluarkan, namum masyarakat Islam di kawasan Thailand Selatan (khusus di empat wilayah: Pattani,Yala, Narathiwat dan Satun) tidak menyambut dengan baik pemberlakuan undang-undang tersebut. Terbukti statistik tahun 1960 tamat Sekolah Dasar kelas satu sampai kelas empat di wilayah tersebut hanya 13,67% masyarakat masih terkait erat dengan pendidikan pondok.

(10)

sistematis dan terkontrol. Perubahan itu memunculkan timbulnya madrasah-madrasah yang memiliki ciri:

1. Madrasah adalah lembaga pendidikan gabungan antara pendidikan agama dan akademik. Guru-guru pendidikan akademik disediakan oleh pemerintah. Pemerintah memberi bantuan terhadap sekolah-sekolah agama yang telah melaksanakan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.

2. Pada akhir tahun 1970-an sekolah-sekolah agama yang telah memiliki dua aliran ini (agama dan akademik) mendapat sambutan dari masyarakat. Banyak pelajar-pelajar dikirim untuk menuntut ilmu pengetahuan ke instusi tersebut. Dengan demikian peranan pondok semakin mengecil.

3. Pada tahun 1981 ada sejumlah 199 sekolah agama, 122 diantaranya yang melaksanakan pendidikan dan akademik (umum)

Di sekolah-sekolah pemerintah, para murid termasuk yang beragama Islam diharuskan mempelajari budhisme sebagai mata kuliah wajib. Pada perkembangannya pemerintah mengijinkan pengajaran pengetahuan Islam di sekolah-sekolah pemerintah, namun pada kenyataannya di mata orang Islam praktek ini gagal, karena gurunya kurang bermutu dan bukan guru tetap. Sementara itu dalam hal masa depan, sekolah Islam swasta tidak dapat bersaing dengan sekolah pemerintah, oleh karenanya untuk menyeimbangkan di madrasa-madrasah juga diajarkan mata kuliah sekuler agar para murid dapat berhasil dalam ujian negara.

Para lulusan sekolah agama tidak memungkinkan bekerja di pemerintahan. Maka tidak mengherankan jika madrasah kurang diminati bagi kaum muslim. Bagi orang tua muslim yang menyekolahkan anaknya di sekolah pemerintah, mereka menyuruh anaknya untuk sekolah agama dengan sistem nonformal dimasjid.14

E. LEMBAGA PENDIDIKAN ISLAM DI THAILAND

Komunitas muslim di Thai berinteraksi dengan pemerintah Thai melalui birokrasi keagamaan yang dipakai oleh kantor Chularajmontri, Komite Islam

(11)

Sentral, dan perwakilan komite islam provinsi yang secara kontitusional dibentuk didalam departement dalam negeri. Lembaga-lembaga ini mengatur dan mengelola masjid dan kegiatan pendidikan di tingkat lokal. Masjid dan sekolah Islam (pondok) adalah lembaga-lembaga kunci dalam proses sosialisasi ditegah masyarakat islam. Tempat-tempat ini merupakan pusat kegiatan bulan Ramadhan, shalat id, shalat jumat, mengaji Al-Quran, dan kegiatna keagamaan lainnya15.

Disini akan dijelaskan beberapa lembaga pendidikan islam yang ada di Negara Thailand, antara lain:

1. Surau Atau Masjid

Keberadaan Surau dan Masjid di Pattani bukan saja berfungsi sebagai tempat ibadah, melainkan berfungsi juga sebagai lembaga pendidikan Islam. Surau dan Masjid sejak dari dulu telah memegang peranan penting dalam penyebaran agama Islam di Pattani. Melalui lembaga tersebut para ulama dapat menyampaikan ajaran agama Islam kepada masyarakat dalam bentuk pengajian agama secara rutin.

Di siang hari pun Surau dan Masjid di Pattani tetap merupakan lembaga agama yang masih aktif sebagai lembaga pendidikan agama walaupun sudah ada lembaga-lembaga pendidikan formal lainnya. Adapun pengajian yang di terapkan di masjid ini diantaranya belajar membaca Al-Qur’an, belajar kitab-kitab Jawi, belajar berzanji, belajar menjadi imam sholat, serta melaksanakan sholat jama’ah.

2. Pondok Tradisional

Pengalaman kaum muslim di Muangthai (Thailand) agak berbeda dengan yang dialami kaum muslim di Indonesia dan Malaysia. Jika sistem pendidikan agama dan sekolah sekular di Indonesia dan Muangthai hanya bersifat dualistik, di Muangthai sifatnya adalah kontradiktif. Sekolah-sekolah pondok yang menawarkan pelajaran agama cenderung lebih disenangi ketimbang sistem sekolah pemerintah. Mereka merasa lebih at-home dengan pondok, karena alfabet jawai dan bahasa melayu yang digunakannya.

(12)

Pondok adalah lembaga pendidikan yang berdiri sebagai pengembangan dari lembaga pendidikan istana dan masjid. Pondok adalah lembaga pendidikan tertua di Patani dan di antara pondok-pondok tertua itu adalah Dala, Bermin, Semela, Dual, Kota, Gersih, Telok Manok, yang mempunyai pengaruh besar bagi pertumbuhan pendidikan islam didaerah ini, oleh karena pondok-pondok ini banyak didatangi oleh para pelajar. Karena itu pondok-pondok ini banyak sekali pengaruhnya bagi pengembangan bahasa melayu, pengaruhnya juga sampai ke Burma dan Kamboja16

Di antara sekian banyak pondok yang tersebar di daerah Chana ada 4 buah yang paling terkenal sekitar tahun 1955. Pondok-pondok tersebut adalah:

a. Pondok Tok Guru Haji Nor, dikenal dengan sebutan Ayah Nor (Muhammad Nur). Berlokasi di bagian selatan kota.

b. Pondok Tok Guru Haji Leh (Haji Salih), terletak di Timur kota Chana. c. Pondok Tok Guru Haji Somad (Haji Abdul al Samad), terletak di Barat

kota Chana.

d. Pondok Tok Guru Ghani dikenal sebagai pondok Padang Langa, terletak di sebelah Selatan kota dikenal di Padang Langa.

Faktor yang membuat Pondok Padang Langa termashur adalah ketika pondok ini mengadopsi sistem madrasah seperti yang dikemukaan di negeri-negeri Arab. Pada tahun 1955 Pondok Padang Langan diberi nama baru “Madrasah al Fatah al Balagh al Mubin”. Pondok ini masih tetap eksis sampai sekarang.

Perbedaan pondok dengan madrasah di Thailand adalah, pondok mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:

a. Metode mengajar yang dipakai dalam lembaga pendidikan dengan cara halaqah, yaitu guru duduk diatas tikar yang dikelilingi oleh para murid,

16 Mohd. Zamberi A., Malek Patani dalam Tamadun Melayu. (Selangor: Dewan Bahasa

(13)

guru memberikan materi kepada semua murid yang hadir. Karenanya jumlah murid yang mengikuti pelajaran tergantung pada guru yang mengajar, jika guru itu ulama besar dan mempunyai kredabilitas intelektual, para muridnya banyak, namun jika sebaliknya ulama tidak terkenal dan tidak mempunyai kredabilitas intelektual muridnya akan sepi, bahkan halaqah-nya tutup.

b. Tidak memakai sistem kelas (nonklasikal)

c. Pelajaran berpedoman pada kitab-kitab yang dibaca disebuah hall terbuka dikenal dengan balaisah, 3 kali sehari.

d. Sang murid mencatat penjelasan dan komentar yang mereka dengar dari guru mereka.

e. Pelajar-pelajar pemula belajar bersama dengan pelajar senior tidak klasifikasi berdasarkan latar belakang mereka.

f. Tidak ada ujian dan tugas-tugas. Tidak ada batas lamanya studi, seseorang bisa saja bermukim 10 tahun di pondok tersebut.

Ada beberapa kitab yang digunakan di pesantren:

a. Al Muwatta’ karya Imam Malik bin Anas ( wafat tahun 795 M).

b. Sahih al Bukhari karya Abu Abd Allah ibn Ismail ibn Ibrahim ibn Bardizbah al Jufi al Bukhari (wafat tahun 256 H).

c. Bulugh al Maram (fiqh) karya al Hafiz Ahmad ibn Ali ibn Hajar al Asqalani (773-852 H).

d. Tafsir Jalalyn, the Qur’an Comentary, karya Jailal al Din Muhammad ibn Ahmad al Muhall (1389-1459).

e. Al Iqna’ fi Hall Alfaz Abi shuja oleh Syaikh Muhammad Shirbini (wafat tahun 1570 M).

f. Kitab Shadha al ‘Uzaf fi fanu al Sarf (marphology) oleh Syaikh Ahmad al Hamlawi.

g. Matan al Bina wal al Asas (marphology) oleh Allamat Mulla Abd Allah al Dangsi.

(14)

i. Kitab jawahir al Maknun (rethoric) oleh al Syaikh Makhluf al Munjawi. Ada 3 unsur pendidikan pondok di Patani, yaitu unsur pendidikan ibadah yaitu menanamkan keteguhan iman. Tabligh, yaitu menyebarkan ilmu, ketiga amal mewujudkan ajaran islam di kalangan masyarkat.17 Materi

pelajaran yang diutamakan di pondok adalah berdasarkan pada pembacaan dan pemahaman kitab-kita klasik, baik dalam bahasa Arab maupun dalam bahasa melayu tulisan Jawi. Ciri khas pengajarn pondok itu adalah “No System of education no fixed syllabus, each proffesor (tok guru) is having his own method of teaching and syllabus.”18

Pondok tradisional ciri utamanya adalah:

a. Non klasikal, peserta didik di Thailand Selatan disebut namanya tok pake tidak dibagi atas tingkatan-tingkatan kelas. Tingkatan dan jenjang ilmu seseorang diukur berdasarkan kitab-kitab yang dibacanya. Karena itu, tidak ada batas tahun untuk mengakhiri belajar.

b. Kurikulum, mata pelajaranya semuanya terfokus pada pembelajarannya ilmu-ilmu agama saja yang bersumber dari kitab-kitab klasik.

c. Metode pembelajaran, terfokus pada metode pembelajaran kitab lewat pembacanya dengan benar dan juga pemahamannya baik dari pihak guru (tok guru) dan tok pake.

d. Manajemen tidak mementingkan menejemen administrasi, seperti omor induk pelajar, raport, ijazah (sertifikat) dan lain sebagainya.

3. Pondok Modern (Sekolah Swasta Pendidikan Islam)

Lembaga ini merupakan lembaga pendidikan hasil proses transformasi dari lembaga pondok pesantren tradisional ke pondok pesantren modern. Semua kegiatan diatur oleh pemerintah Thai melalui Pusat Pendidikan Kawasan II, di propinsi Yala.

Sistem pendidikan dilaksanakan dalam bentuk dualisme semi-sekuler, yaitu: pendidikan agama tingkat pendidikan Ibtidaiyah, Mutawasitah dan 20

17 Ibid, hal. 95

18 Hasan Madmarn, The Pondok and Madrasah in Patani, Bangi, (Selangor: Universiy

(15)

Tsanawiyah, sedangkan pendidikan umum dari tingkat Menengah Pertama (SLTP) dan Menengah Atas (SLTA).

4. Madrasah

Sistem madrasah di Thailand adalah sebuah sistem pendidikan yang memungkinkan para pelajarnya untuk melanjutkan pendidikan mereka dalam tingkat yang lebih tinggi di negeri-negeri lain yang mempergunakan bahasa pengantarnya memakai bahasa yang berbeda dengan bahasa ibu mereka.

Sistem pendidikan dimadrasah ini memakai sistem klasikal yakni ada tingkatan-tingkatan dan jenjang-jenjangnya baik itu berupa kelas, maupun jenjang berdasarkan tingkatan sekolah. Institusi madrasah di Thailand dapat dibagi tiga tingkatan yaitu ibtidaiyah, mutawassithah, dan tsanawiyah.

5. Sekolah

Sisem pendidikan di Thailand, berpedoman pada undang-undang tentang sistem pendidikan nasional tahun 1999.

Berdasarkan undang-undang tentang sistem pendidikan nasional bab 3, ada tiga bentuk pendidikan yaitu formal, nonformal dan informal.

a. Pendidikan Formal

Terdiri dari dua tingkatan yaitu tingkatan dasar (basic education) dan pendidikan tinggi (higher education). Basic education dilaksanakan selama 12 tahun yang terdiri dari 6 tahun pendidikan rendah, 3 tahun tingkat menengah bawah, 3 tahun menengah atas, termasuk juga pendidikan taman kanak-kanak, tingkat pendidikan tinggi.

b. Pendidikan Nonformal

Pendidikan nonformal ini adalah pendidikan anak sampai usia 6 tahun, selanjutnya pendidikan pemberantasan buta huruf bagi orang yang telah berusia 14 tahun keatas.

c. Pendidikan Informal

(16)

pembelajaran masyarakat misalnya, pusat pemelajaran masyarakat, pusat bacaan desa, dan lain-lain.

6. Pendidikan Tinggi Islam

Sebagai sempel dari perguruan tinggi Islam di Thailand dikemukakan seperti College Of Islamic Studies Princce Of Songkla University.

College Of Islamic Studies mempunyai status yang sama dengan fakultas. Perguruan ini didirikan pada tahun 1989 untuk memenuhi kebutuhan masyarakat muslim Thailand dalam bidang pengajian tinggi Islam. Perguruan ini satu-satunya kolej Islam negeri (yang diasuh oleh pemerintah) di Thailand. Dan diharapkan akan menjadi pusat pengajian tinggi Islam di Thailand.

Perguruan ini disamping melaksanakan kegiatan akademik dalam pengkajian ilmu-ilmu Islam, juga melaksanakan riset dan pengabdian kepada masyarakat. Perguruan tinggi ini juga sering kali mengadakan seminar dan diskusi masalah keagamaan dan keIslaman dengan melibatkan sarjana muslim dan mancanegara.

Tingkat pendidikan yang dikelola oleh Perguruan ini ada dua. Pertama tingkat sarjana (S1) undergraduate program (4 tahun) yang meliputi hukum Islam (Islamic Law), Islamic studies (Studi Islam), Islamic studies (Arabic Language), Islamic Economic And Management, Middle East Study. Kedua, tingkat program master yang meliputi Islamic studies sengan spesialisasi, Islamic law (Hukum Islam), Usuludin, Sejarah dan Peradaban Islam, dan Pendidikan Islam.

F. METODE PENDIDIKAN ISLAM DI THAILAND

Metode pengajaran di Thailand dapat dikelompokkan menjadi tiga macam metode, di mana diantara masing-masing metode mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu:

1. Metode Sorogan

(17)

seorang santri berhadapan dengan seorang guru, terjadi interaksi saling mengenal di antara keduanya. Seorang kiai atau guru menghadapi santri satu persatu secara bergantian. Pelaksanaannya, santri yang banyak itu datang bersama, kemudian mereka antri menunggu giliran masing-masing. Metode sorogan ini menggambarkan bahwa seorang kiai di dalam memberikan pengajarannya senantiasa berorientasi pada tujuan, selalu berusaha agar santri yang bersangkutan dapat membaca dan mengerti serta mendalami isi kitab.

2. Metode Bandungan

Metode Bandungan sering disebut dengan halaqah, di mana dalampengajian, kitab yang dibaca oleh kiai hanya satu, sedangkan para santrinya membawa kitab yang sama, lalu santri mendengarkan dan menyimak bacaan kiai. Orientasi pengajaran secara bandungan ini, lebih banyak pada keikutsertaan santri dalam pengajian. Sementara kiai berusaha menanamkan pengertian dan kesadaran kepada santri bahwa pengajian itu merupakan kewajiban bagi mukhalaf. Kiai dalam hal ini memandang penyelenggaran pengajian halaqah dari segi ibadah kepada Allah SWT.

3. Metode Weton

Istilah weton berasal dari bahasa Jawa yang diartikan berkala atau berwaktu. Pengajian weton tidak merupakan pengajian rutin harian, tetapi dilaksanakannya pada saat-saat tertentu, misalnya pada setiap selesai shalat jum’at dan sebagainya. Peserta pengajian weton tidak harus membawa kitab, karena apa yang dibicarakan kiai tidak bisa dipastikan, cara penyampaian kiai kepada peserta pengajian bermacam-macam, ada yang dengan diberi makna, tetapi ada juga yang hanya diartikan secara bebas.

G. SIMPULAN

(18)

administratif. Kejayaan Pattani berakhir setelah dikalahkan kerajaan Siam dari Bangkok.

Pendidikan Islam di Pattani bermula sejak Islam datang dan menetap di Pattani yaitu pada abad ke-15, pendidikan dasar bermula di kalangan masyarakat Islam dengan mempelajari Al-Qur’an.

Proses Islamisasi di Pattani tidak bisa dilepaskan dari peranan pendidikan. Pada tahap awal, pendidikan informal sangat berperan, yaitu kontak informal antara mubaligh dengan rakyat setempat selanjutnya ditindak lanjuti dengan munculnya pendidikan non formal dan terakhir pendidikan formal.

Adapun lembaga pendidikan di Pattani Thailand diantaranya adalah masjid atau surau, pondok tradisional, pondok modern, madrasah, sekolah dan perguruan tinggi. Kemudian untuk metode pengajaran di Pattani Thailand dapat dikelompokkan menjadi tiga macam metode yaitu metode sorogan, metode bandungan dan metode weton.

H. DAFTAR PUSTAKA

Dedi Supriadi, Sejarah Peradaban Islam, Bandung: CV Pustaka Setia, 2008.

Faculty of Law, Thailand and the Islam World, Bangkok: Chulalongkorn University, tt..

Haidar Putra Dauly, Dinamika Pendidikan Islam di Asia Tenggara, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2009.

Hasan Madmarn, The Pondok and Madrasah in Patani, Bangi, Selangor, Universiy Kebangsaan Malaysia, 2002.

http://aisyiya-gawe.blogspot.co.id/2015/02/perkembangan-pendidikan-islam-di.html

http://en.unesco.org/countries/thailand

http://fatimatuzzahrofadhil.blogspot.co.id/2011/09/pendidikan-di-thailand-dan-filipina.html

(19)

http://komunikasi2d-uinsuska.blogspot.co.id/2015/03/perkembangan-islam-di-thailand.html

http://nailynikmah.blogspot.co.id/2016/04/sejarah-pendidikan-di-pattani-thailand.html

https://en.wikipedia.org/wiki/Islam_by_country

https://en.wikipedia.org/wiki/List_of_mosques_in_Thailand

https://id.wikipedia.org/wiki/Islam_di_Thailand

Mohd. Zamberi A., Malek Patani dalam Tamadun Melayu. Selangor, Dewan Bahasa dan Pustaka. 1994.

Referensi

Dokumen terkait

ISLAMISASI DALAM PENDIDIKAN Islamisasi ilmu pengetahuan pada dasarnya adalah suatu respons terhadap krisis masyarakat modern yang disebabkan karena pendidikan Barat yang

Radio Bass Fm sebagai radio muslim yang memiliki visi dan misi dakwah berusaha untuk memberikan informasi yang sesuai dengan ajaran Islam kepada masyarakat

Khusus tentang perbuatan melawan hukum materil, MA berpedoman pada, (a) tujuan diperluas rumusan unsur perbuatan melawan hukum adalah untuk mempermudah pembuktian

penghayatan, pembiasaan serta pengalaman peserta didik tentang agama. 2) Proses internalisasi dan pengembangan nilai syari’ah , yakni (1) tidak hanya melalui pemberian

Selain itu berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan supervisor terungkap beberapa masalah yang terjadi dalam pembelajaran yaitu: (1) rendahnya penguasaan siswa

Ada sifat seseorang dalam berbelanja yaitu dengan mendapatkan kenikmatan yang pembelian berasal dari belanja untuk orang lain, perasaan dan suasana hati, dan kegembiraan

Stimuli pemasaran yang terdiri dari produk, harga, lokasi/tempat/saluran distribusi, dan promosi merupakan strategi perusahaan.Strategi ini dilakukan perusahaan untuk

Kantor Keluarga Berencana Daerah selanjutnya dalam Peraturan Daerah ini disebut Kantor KBD adalah unsur pelaksana tugas tertentu Pemerintah Daerah di bidang