• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEDEKATAN HINDU DAN ISLAM DI INDONESIA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEDEKATAN HINDU DAN ISLAM DI INDONESIA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Seperti yang kita semua pahami bahwa pada umumnya, perbicangan soal agama tidak akan pernah ada ujungnya. Salah satu diskursus yang muncul adalah bahwa ada dua atau lebih agama memiliki kesamaan visi maupun misi, konsepsi maupun formulasi yang hampir sejalan. Oleh karena itu, pendalaman ulang maupun penelitian-penelitian harus digalakan untuk menguak rahasia di balik keterkaitan agama-agama di dunia. Dan kali ini penulis akan mencoba mengelaborasi hubungan antara agama Hindu dan Islam di Indonesia, termasuk di dalamnya tokoh-tokoh sejarah sampai ajaran-ajaran dan konsep keberagamaannya.

Dalam makalah ini, saya berkesempatan untuk membahas lebih perinci mengenai relasi konsep keberagamaan Hindu dan Islam di Indonesia yang sangat menarik untuk dikaji. Maka dari itu, saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Dosen pengampu atas kesempatan yang beliau berikan kpada saya. Selanjutnya, kepada rekan-rekan sekelas yang sama-sama berjuang untuk menuyingkap puing-puing yang terserak dari agama di dunia.

(2)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Jika kita hendak memperbincangkan topik agama, maka satu hal yang secara cepat terbersit di sana, yakni sakralitas dogmatis yang tidak dapat ditembus oleh akal sehat dan penalaran manusia. Namun demikian, meletakkan agama di tempat yang mulia sudah cukup untuk menjadi modal kita untuk mengupasnya lebih dalam dan lebih jauh lagi. Tentu saja, dengan itikad positif dan framework pengembangan keagamaan yang mau tidak mau sangat dibutuhkan seiring dengan dinamika waktu yang terus berjalan.

Agama memiliki dimensi yang sangat luas, yang secara mendasar menghubungkan tuhan dengan hamba dan begitu pula sebaliknya. Namun jika mau lebih penasaran, agama tidak hanya sekedar hubungan transendental belaka, melainkan memiliki jaringan-jaringan koordinat yang tidak terhingga, yang kemungkinan saja ditangkap dengan berbeda di ruang dan waktu yang tidak sama. Sampai di sini, agama adalah persoalan lokalistik. Dengan kata lain, agama dikerucutkan dan disesuaikan dengan situasi dan kondisi serta kebutuhan masyarakat dimana mereka tinggal.

Secara garis besar, agama-agama yang ada di dunia memiliki ajaran yang dapat dikatakan memiliki kesamaan antara satu agama dengan yang lainnya. Biar bagaimanapun juga, agama adalah media dimana seorang hamba mengekspresikan tindakan berketuhanan atau berkeagamaan sesuai dengan apa yang ia yakini bahhwa itu akan mengantarkannya menuju menuju kepuasan rohani. Inilah klimaks dari aktivitas beragama. Begitu juga ketika seorang hamba melalui agama yang diyakininya mengharapkan sesuatu untuk menjadi kenyataan. Itulah magisitas agama.

Selain hubungan-hubungan vertikal-transendental di atas, agama juga mewadahi hubungan-hubungan horizontal-sosial antar sesama manusia beserta alam semesta yang menjadi tempat tinggal semua manusia di dunia. Dengan agama, seorang hamba berupaya menjadi pribadi yang berguna, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain, sehingga terwujudlah saling tolong dan bantu menjadi salah satu nilai dasar agama dalam aspek kemanusiaan.

(3)

negara Republik Indonesia bukan sebuah negara teokratis, melainkan agama dan kehidupan beragama mendapat tempat yang sangat terhormat dan dilindungi oleh Negara sebagaimana tercantum di dalam Pasal 29 Undang-undang Dasar 1945. Keputusan tersebut sangat penting artinya bagi agama-agama dan para pemeluknya di Indonesia. Yang masih menjadi problem adalah sampai dimana masyarakat beragama mampu mengejawantahkan apa yang telah menjadi kesepakatan tersebut di dalam suatu realitas historis yang terus berkembang dengan segala dinamika politik, ekonomi, sosial dan budaya di dalamnya.1

Yang menarik di antara pembahasan agama di Indonesia adalah studi yang menyandingkan antara Hindu dengan Islam sebagai dua agama yang sudah sangat membumi dan memasyarakat. Sebenarnya, ada keterkaitan apa saja selain memang secara prinsip dan aplikasi keagamaan dari keduanya yang berbeda. Penelitian ini perlu dimunculkan ke permukaan mengingat agama Hindu dan Islam adalah dua agama yang ‘pernah’ berhasil dipeluk oleh masyarkat mayor di Inndonesia.Mengkaji hal-hal yang sama dan berbeda dari keduanya menjadi menarik kakrena keduanya memiliki dimensi yang sangat luas dan privat. Sehingga, untuk mendapatkan informasi yang diperlukan, mungkin saja membutuhkan pendalaman yang tidak biasa.

B. Rumusan Masalah

Berikut beberapa poin yang layak dijadikan rumusan masalah kaitannya dengan latar belakang masalah di atas;

1. Bagaimana proses pertemuan antara Hindu dan Islam di Indonesia 2. Apa saja ajaran Agama Hindu dan Islam di Indonesia yang hampir

serupa

C. Tujuan dan Kegunaan Penulisan

Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pertemuan antara Hindu dan Islam di Indonesia serta mengetahui apa saja ajaran Hindu dan Islam di Indonesia yang hampir serupa.

Sedangkan kegunaan penyusunan makalah ini secara akademis adalah untuk menjadi tugas akhir dalam mata kuliiah Agama-agama di Dunia yang diampu oleh Dr. Achmad Munjid, Ph.D. Adapunkegunaan secara praktis, tentu makalah ini diharapkan mampu memmberikan kontribusi ilmiah bagi warga edukasi seluas-luasnya khususnya yang memiliki atensi lebih terhadap studi agama-agama dunia.

(4)

D. Metode Penelitian dan Sistematika Pembahasan

Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research) yang menjadikan literatur tertulis sebagai acuan utamanya. Dan oleh karena itu, metode yang harus ditempuh pun adalah metode penelitian pustaka. Setelah data-data berhasil dikumpulkan kemudian diolah untuk disarikan secara deskriptif menjadi sebuah argumentasi yang bernilai akademik.

Untuk membatasi bahasan dalam makalah ini, berikut sistematika pembahasan yang dirancang dalam makalah ini;

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Proses Pertemuan Hindu – Islam di Indonesia

Jika membahas proses pertemuan antara kedua agama ini, di Indonesia, pastilah tidak akana menemukan kesulitan yang berarti mengingat kedua agama ini adalah agama yang sudah ada sejak para nenek moyang hingga sekarang. Namun yang dimaksudkan dengan pertemuan di sini adalah persinggungan antara Hindu dan Islam sebagai dua agama yang berbeda, dengan ajaran yang berbeda dan konsep ketuhanan yang berbeda dipertemukan ke dalam suatu wadah yang memaksa keduanya melakukan peleburan masing-masing, atau pemenangan bagi salah satu pihak.

Namun sebelum mengarah ke sana, kiranya perlu mengelaborasi terlebih dahulu tentang badan adripada Hindu dan Islam itu sendiri untuk mendapatkan bekal pengetahuan dan benang merah soal persinggungan dimaksud. Sudah barang tentu ketika sudah jelas defnisi dan ruang lingkupnya, maka proses analisa juga akan menjadi lebih mudah.

(6)

Hindu di Indonesia, secara resmi disebut Agama Hindu Dharma, tidak pernah menerapkan sistem kasta2. Contoh lain adalah adanya epos (epic)

Agama Hindu, Mahabharata (Pertempuran Besar Keturunan Bharata) dan Ramayana (Perjalanan Rama dan Shinta) yang sudah dikenal sejak kurang lebih 400 tahun sebelum masehi3, menjadi tradisi abadi di kalangan orang

Hindu di Indonesia yang diwujudkan dalam bayangan wayang dan pertunjukan tari. Sampai pada akhirnya Hindu juga telah terbentuk berbeda di daerah Jawa, yang lebih dipengaruhi oleh unsur-unsur keislaman yang dikenal sebagai Islam Abangan atau Islam Kejawen.

Hinduisme dari Shaivite tradisi mulai berkembang di Jawa pada abad kelima Masehi. Para pedagang juga mendirikan Buddhisme di Indonesia yang dikembangkan lebih lanjut pada abad berikutnya dan sejumlah kerajaan didirikan dan dipengaruhi oleh Hindu - Buddha. Di Jawa, monumen Budha terbesar ada di Borobudur, dibangun oleh Kerajaan Syailendra dan sekitar waktu yang sama, monumen Hindu Prambanan juga dibangun. Puncak dari peradaban Hindu-Jawa adalah Kerajaan Majapahit di abad keempat belas, yang digambarkan sebagai zaman keemasan dalam sejarah Indonesia.

Sedangkan untuk informasi data masuknya Islam ke Indonesia sendiri cukup banyak versi yang menyebutkan seperti versi teori Gujarat, versi teori Arab, teori Cina dan lain sebagainya. Namun hal itu tidak akan dibahas lebih jauh. Pendapat yang paling banyak diamini dan dipakai adalah bahwa Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang dari Gujarat sekitar abad ke-12 Masehi.

Islam masuk ke Indonesia pada abad pertama Hijriah atau abad ketujuh/kedelapan Masehi. Ini mungkin didasarkan pada penemuan batu nisan seorang wanita muslimah yang bernama Fatimah binti Maimun di Leran dekat Surabaya yang bertahun 475 H. atau 1082 M. Sedangkan menurut laporan seorang musafr Maroko, Ibnu Batutah yang mengunjungi Samudra Pasai dalam perjalanannya ke Negeri Cina pada 1345M., Agama islam yang bermadzhab Syaf’i telah mantap disana selama seabad. Oleh karena itu, abad XIII biasanya dianggap sebagai masa awal masuknya agama Islam ke Indonesia.Adapun daerah pertama yang dikunjungi adalah pesisir Utara pulau Sumatera. Mereka membentuk masyarakat Islam pertama di Peureulak Aceh Timur yang kemudian meluas sampai bisa mendirikan kerajaan Islam pertama di Samudera pasai, Aceh Utara.

2Kasta adalah golongan (tingkat atau derajat) manusia dl masyarakat beragama

Hindu;brahmana adalah golongan pendeta;kesatria adalah golongan bangsawan dan prajurit;paria adalah golongan rakyat jembel (yg hina-dina);sudra adalah golongan rakyat biasa;waisya adalah golongan pedagang, petani, dan tukang. Lihat Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online di www.KBBI.web.id. Diakses pada 11 Januari 2015.

(7)

Sekitar permulaan abad XV, Islam telah memperkuat kedudukannya di Malaka, pusat rute perdagangan Asia Tenggara yang kemudian melebarkan sayapnya ke wilayah-wilayah Indonesia lainnya. Pada permulaan abad tersebut, Islam sudah bisa menjejakkan kakinya ke Maluku, dan yang terpenting ke beberapa kota perdagangan di Pesisir Utara Pulau Jawa yang selama beberapa abad menjadi pusat kerajaan Hindu yaitu kerajaan Majapahit. Dalam waktu ya ng tidak terlalu lama yakni permulaan abad XVII, dengan antara penyebar dan pemeluk agama baru dengan penganut-penganut agama lama (Hindu-Budha). Ia dibawa oleh pedagang-pedagang Arab dan Ghujarat di India yang tertarik dengan rempah-rempah. Masuknya Islam melalui India ini menurut sebagian pengamat, mengakibatkan bahwa islam yang masuk ke Indonesia ini bukan islam yang murni dari pusatnya di Timur Tengah, tetapi islam yang sudah banyak dipengaruhi paham mistik, sehingga banyak kejanggalan dalam pelaksanannnya .

Berbeda dengan pendapat diatas, S.M.N. al-Attas berpendapat bahwa pada tahap pertama islam di Indonesia yang menonjol adalah aspek hukumnya bukan aspek mistiknya karena ia melihat bahwa kecenderungan penafsiran al-Quran secara mistik itu baru terjadi antara 1400-1700 M.

Akan tetapi, sejak pertengahan abad XIX, agama islam Indonesia secara bertahap mulai meninggalkan sifat-sifatnya yang sinkretik setelah banyak orang Indonesia yang mengadakan hubungan dengan Mekkah dengan cara melakukan ibadah haji. Apalagi setelah transportasi laut yang makin membaik, semakin banyaklah orang Indonesia yang melakukan ibadah haji bahkan sebagian mereka ada yang bermukim bertahun-tahun lamanya untuk mempelajari ajaran islam dari pusatnya, dan ketika kembali ke Indonesia mereka menjadi penyebar aliran islam yang ortodoks.4

Adapun titik temu antara Hindu dan Islam di Indonesia adalah ketika Majapahit jatuh ke tangan Demak. Sesudah tahun Saka 1400 atau tahun Masehi 1478, Majapahit jatuh dalam kekuasaan Panembahan Jimbun alias Raden Patah, Sultan Demak. Periode sesudah 1478 merupakan periode post-period kerajaan Majapahit sebagai negara bawahan kesultanan Demak. Dalam periode ini, ada dua nama penguasa Majapahit yang diangkat oleh Panembahan Jimbun. Pertama, seorang Tionghoa bernama Njoo Lay Wa sebagai penguasa atau raja Majapahit. Seperti yang sudah diketahui oleh umum bahwa Raden Patah merupakan keturunan Tionghoa dari Putri Campa

(8)

dan raja Kertabhumi. Pemerintahan Njoo Lay Wa hanya bertahan selama delaan tahun saja. Bekas rakyat Majapahit memberontak di berbagai tempat seolah-olah ingin membalas kekalahan. Njoo Lay Wa terbunuhh pada tahun memerintah selama 40 tahun sampai pada tahun 1527 Maasehi. Dia terbunuh dalam serbuan tentara Demak akibat dia bersekutu dengan Portugis di Malaka. Pada titik inilah Majapahit benar-benar berakhir, baik sebagai kerajaan yang sempat mengalami keagungan maupun sebagai negara bawahan Demak.5

Bukti lain kedekatan Hindu dan Islam adalah sejak Raden Alit atau Brawijaya VII yang menikahi Putri Campa yang bernama Dwarawati. Namun Dwarawati mandul. Gadjah Mada pun membawa seorang putri cantik ke Istana untuk dikawini sang Prabu. Ternyata ia tidak lain adalah raksasi (raksasa perempuan). Pada saat hamil iapun diusir dari kerajaan. Dari raksasi tersebut, lahirlah seorang putera bernama Jaka Dilah (Arya Damar) yang kemudian diangkat menjadi raja bawahan di Palembang. Selanjutnya, Brawijaya kembali ingn menikahi seorang perempuan yang kali ini adalah putri Cina, seorang putri dari saudagar Cina bernama Kiai Balong.Karena putri Campa tidak mau dimadu, sang Prabu pun menghadiahkan putri Cina kepada Arya Damar. Dari keduanya, lahir seorang anak laki-laki bernama Kusen.

Di lain pihak, raja Campa telah memluk agama Islam berkat bujukan Maulana Makdum Ibrahim. Ia juga berhasil mengislaman rakyat Campa. Sebagai tanda terimakasih dan penghargaan, ia dinikahkan pada salah satu puterinya. Dari perkawinan tersebut, lahir dua orang putera yakni Raden Rahmad dan Raden Santri. Sepeninggal raja Campa. Prabu Anom diangkat menjadi raja. Ia memiliki seorang putera bernama Raden Burereh. Ia bersama Raden Rahmad dan Raden Santri pergi ke Majapahit untuk mengunjungi putri Dwarawati. Prabu Brawijaya menyambut mereka dengan sangat hangat. Di sana, Raden Rahmat menikah dengan seorang putri Tumenggung Wilatikta bernama Ni Gede Manila dan menetap di Ngampel Denta. Sedangkan Raden Santri dan Raden Burereh menikah dengan putri Arya Teja dan menetap di Gresik.6

Tidak berhenti sampai di sini, masih ada nama-nama lain seperti Maulana Wali Lanang, Santri Bonang, Santri Giri, Jaka Sahid dan lain-lain adalah bukti adanya hubungan yang serba terbuka dan tidak dipenuhi ketegangan antara Hindu dan Islam yang pada waktu itu notabene memiliki power dan dignity

5Slamet Muljana, Runtuhnya Kerajaan Hindu – Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam

di Nusantara, cet. VI (Yogyakarta: LkiS, 2008), hlm. 29 – 30.

(9)

masing-masing. Bahkan dari inforfasi yang ada, di antara keduanya tidak terjadi konfrontasi yang signifkan dan berprinsip pada ajaran dan dakwah masing-masing. Bedanya adalah bahwa agama Hindu bukan agama misi yang tentu saja tidak ada istilah dakwah atau ajakan memeluk agama Hindu bagi siapapun.

Setidaknya demikianlah proses pertemuan antara Hindu yang diwakili oleh Majapahit dan Islam yang diwakili oleh Kesultanan Demak. Jika mau menelisik lebih jauh lagi. Dari sana akan ditemukan banyak hal-hal atau orang-orang yang menghubungkan antara Hindu dan Islam di Indonesia. Sebut saja tokoh-tokoh sejarah yang ada di dalamnya saling memiliki keterkaitan dan bahkan memiliki hubungan darah. Dari raja-raja Majapahit sampai kepada para wali yang berada di tanah Jawa. Di Indonesia, Hindu dan Islam juga sangat dekat dengan kebudayaan lokal yang ada di Indonesia pada umumnya dan Jawa pada khususnya. Itulah mengapa akulturasi yang coba diperkenalkan oleh walisongo berhasil diterima dengan baik oleh masyarakat.

Sampai sekarang, Hindu dan Islam di Indonesia bisa jadi saling memberikan pengaruh. Di Indonesia, salah satu hal yang menyatukan antara keduanya adalah mistisisme. Mistisisme (tasawuf) adalah dunia kebatinan yang sifatnya sangat personal dalam kaitannya dengan kebutuhan ketenangan secara psikologis dan spiritual. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila setiap orang yang menjalani laku mistik akan memiliki pengalaman yang beraneka waerna, serrta berlain-lainan antara satu orang dengan yang lainnya. Kesucian batin dan keikhlasan dalam penyerahan diri kepada Tuhan biasanya yang menjadi batas maqam para pelaku mistik ini.7

Bukan suatu kebetulan kenapa Hindu dan Islam di Indonesia menganggap mistisisme sebagai satu di antara beberapa hal yang menghubungkan antara keduanya. Mistik memiliki sifat dasar toleran, melihat kebenaran dalam semua agama, karena kalau agama diperbincangkan dari sisi manifestasi luar maka di situ hanya akan terdapat kebenaran tunggal, padahal esensinya sangat luas sehingga tak terkatakan. Ini, setidaknya benar pada satu jenis mistisisme.8 Di kalangan umat Islam, ddeskripsi mistisisme bisa jadi

Konsep suf seperti dimaksudkan di atas tentu juga sangat dekat dengan prinsip hidup umat Hindu yang sederhana dan selalu menjauhkan dirid ari gemerlapnya dunia. Baisanya, umat Hindu melakukannya dengan tapabrata dan semacamnya untuk mendekatkan diri dengan puncak kenikmatan spiritual. Mistisisme Hindu bisa berkembang selama ia terbebeas dari

(10)

garis iman dan dogma. Dalam bukunyayang mengagumkan tentang mistisisme Hindu, Surendranath Dasgupta mengklasifkasi lima jenis mistisisme yang berbeda. Pertama, upacara korban (sacrifcial), Upanisadik, Yogi, Budhistik dan bagian dari Bhakti yang memiliki tujuan satu yaitu mokhsa atau pembebeasan dari sifat kemanusiaan atu satu tingkatan spiritual yang sangat tinggi.

Karena Islam merupakan agama misi dan datang setelah Hindu, maka kebanyakan, budaya-budaya Hindu-Budha yang saat itu menjadi patokan diasimilasikan dan diakulturasikan dengan khazanah keislaman. Dalam penyebaran agamanya, Islam menggunakan banyak cara antara lain adalah dari proses perkawinan dan seni budaya. Para wali yang menyadari bahwa budaya masyarakat lokal pada saat itu sangat kental dengan budaya hindu dan budha, para wali juga menyadari bahwa mereka tidak dapat menancapkan kaidah Islam secara mutlak dan instan kepada masyarakat yang sudah terlanjur memakai budaya hindu dan budha, maka para wali dengan lemah lembut dan sabar menggunakan metode pendekatan kepada masyarakat. Contohnya adalah sunan Kalijaga, beliau menyadari pada saat itu masyarakat suka berkumpul dalam pertunjukan wayang dan musik-musik gendhingan, maka dengan mengambil kisah mahabarata, Sunan kalijaga memasukan flosof-flosof dan tata cara hidup menurut Islam dalam kisah wayang mahabarata tersebut. Dengan demikian sang Sunan dapat mengumpulkan masyarakat untuk menonton wayang sembari berdakwah. Maka dengan cara tersebut Sunan Kalijaga mampu untuk mengajak masyarakat lokal untuk mengucapkan dua kalimat syahadat.

(11)

Selengkapnya, tradisi-tradisi yang kini dikenal sebagai tradisi yang dmiliki oleh Islam, ternyata tidak lain adalah hasil akulturasi dari kebudayaan-kebudayaan yang dulunya akrab di lingkungan umat Hindu maupun Budha di Indonesia. Tradisi-tradisi seperti grebeg sekaten di Yogyakarta, Genduri di masyarakat Jawa pada umumnya, tahlilan dan bahkan sesajen adalah bentuk asimilasi dari budaya Hindu-Budha.

Garebeg atau anggerebeg berarti pengawalan terhadap seorang pembesar yang penting, seperti seorang raja. Pada upacara tersebut Raja Yogyakarta dan RajaSurakarta menampakkan diri di Sitinggil dan dikelilingi oleh pengikut- pengikutnya (kerabat-kerabatnya) yang berada di Pagelaran untuk memberikan penghormatan kepada penguasa.Upacara Gerebeg dilakukan tiga kali setiap tahun oleh Keraton Yogayakarta dan Keraton Surakarta, yaitu pada hari kelahiran Nabi Muhammad saw. (Gerebeg Maulud) pada tanggal 12 Maulud), hari raya Idul Fitri (Gerebeg Pasa) pada tanggal 1 Syawal dan hari raya Idul Adha (Gerebeg Besar) pada tanggal 10 Besar.Dari tiga Garebeg tersebut yang terbesar ialah Garebeg Maulud yang kemudian dirangkaikan dengan Sekaten.

Genduri, kenduren, atau kenduren adalah budaya Hindu yang dilakukan oleh para penganutnya supaya terhindar dari kesialan. Namun setelah masuknya islam tradisi ini tidaklah hilang. Namun diadaptasi atau dirubah dengan cara mengganti bacaan yang ada pada genduri dengan bacaan dzikir untuk memuliakan Allah dan Rasulnya. Budaya ini masih terjaga sampai sekarang. Biasanya Genduri dilakukan di hari-hari besar atau ketika seseorang memiliki suatu hajatan.

Walaupun para penduduk di Jawa sudah memeluk agama islam tapi kebanyakan dari mereka tidak bisa melepaskan diri dari tradisi sesajen. Mereka menganggap tra disi ini sangat penting. Bahkan sampai memunculkan kekhawatiran jika mereka tidak memberikan sesajen kepada roh halus. Anggapan jika roh halus akan mengamuk jika tidak diberi sesajen masih sangatlah kuat. Dan ini menjadi salah satu ciri bahwa budaya hindu – budha sangatlah melekat di hati orang jawa.

Kuade merupakan hasil karya dan sebagai simbol pada manusia atas kemurahan para Dewa-Dewa. Sedang kembar mayang sebagai penolak balak dan lambang kemakmuran. Kembar mayang pada saat ini merupakan bagian yang harus ada jika seseorang menikah.

Hampir semua orang mengenal apa itu tahlilan. Yaitu sebuah ritual dalam agama islam untuk memberikan hadiah berupa doa kepada orang yang sudah meninggal. Namun ternyata tahlilan ini merupakan sebuah amalan yang berasal dari Hindu-Budha yang setalah datangnya islam sedikit dirubah fungsinya oleh para wali di jawa. Yang sering disebut wali sanga.9

9 Gun Gun Gunawan dkk., “Pengaruh Ritual Keagamaan Hindu-Budha pada Ritual

(12)

Yang tak kalah penting adalah budayaa belajar kitab kuning pada masyarakat Islam,juga berasal dari budaya Hindu yang dahulu membiasakan kepada para generasi mudanya untuk mempelajari literatur mereka yakni Mahabharata dan Ramayana. Oleh Islam, semangat itu diambilalih untuk mempelajari kitab kuning, yang keduanya sama-sama merupakan kitab panduan keberagamaan bagi umat Hindu dan bagi umat muslim.

B. Ajaran-ajaran Hindu dan Islam di Indonesia yang Memiliki Kesamaan

Jika mempelajari agama Hindu secara keseluruhan, tulisan-tulisannya yang luas, keseniannya yang sangat kaya, peribadatannya yang cermat, dan adat istiadatnya yang mencakup demikian banyak hal. Dan jika menerima pandangannya yang sedemikian luas sebagai suatu kesatuan serta mengutarakannya kembali dalam satu pernyataan tunggal yang menyatakan inti hakikatnya, pasti akan ditemukan peneguhan utama yang dikatakan kepada manusia; Anda boleh melakukan apapun yang anda inginkan.10

Secara garis besar, keinginan manusia terbagi menjadi empat hal yang paling utama. Pertama, manusia menginginkan kesenangan. Keinginan ini merupakan hal yang alamiah, sesuai dengan kodrat manusia pada umumnya. Manusia adalah makhuk yang mudah bereaksi terhadap kesenangan dan kesakitan karena sudah tertanam dalam diri mereka. Kedua, kesuksesan duniawi, dengan tiga aspeknya berupa kekayaan, kemasyhuran dan kekuasaan. Sukses merupakan suatu prestasi sosial yang secara mendasar bertautan dengan kehidupan orang-orang lain.11

Petunjuk-petunjuk khusus dari agama Hindu untuk mewujudkan kodrat manusia sepenuhnya diberi nama yoga.12 Kata ini sudah cukup dikenal di

khalayak umum sebagai sejenis olah tubuh dalam maupun olah pernafasan dengan melakukan gerakan-gerakan sederhana yang simetris dan sebagainya. Jika yoga pada umumnya lebih mengutamakan jasmani, maka yoga yang dikenal oleh umat Hindu untuk menyelaraskan jasmani dan rohani.

Yoga-yoga yang dilakukan oleh orang India dimana lokus umat Hindu berasal, benar-benarr untuk menyatukan jiwa manusia dengan Tuhan, yang tersembunyib di lubuk hati yang paling dalam untuk mencapai tujuan-tujuan praktuis ini, bukan sekedar untuk kontemplasi khayalan atau untuk memncapai gagasanyang hebat dan mendalam. Bagaimana caranya mencapai Brahman dan hidup seperti Brahman, bagaimana untuk dapat hidup dalam taraf ilahiah sambil tetap hidup di dunia ini. Itulah yang telah mengilhami dan

pada 11 Januari 2015.

10Huston Smith, Agama-agama Manusia, terj. Safroedin Bahar, edisi ke-8 (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2008), hlm. 19.

(13)

mempertinggi alam rohani manusia di India selama berabad-abad.13 Dan itulah

kenapa umat Hindu dan orang India sangat akrab dengan laku yoga ini.

Hindu memiliki beragam konsep keagamaan yang diterapkan sehari-hari. Konsep-konsep tersebut meliputi pelaksanaan yajna, sistem Catur Warna (kasta), pemujaan terhadap Dewa-Dewi, Trihitakarana, dan lain-lain. Dalam ajaran agama Hindu, Dewa adalah makhluk suci (bukan simbol tuhan), makhluk supernatural, penghuni surga, setara dengan malaikat, dan merupakan manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam kitab suci Reg Weda, Weda yang pertama, disebutkan adanya 33 Dewa, yang mana ketiga puluh tiga Dewa tersebut merupakan manifestasi dari kemahakuasaan Tuhan. Di antara Dewa-Dewi dalam agama Hindu, yang paling terkenal sebagai suatu konsep adalah: Brahma (Brahman), Wisnu dan Shiwa. Dalam kepercayaan agama Hindu, ketiga dewa tersebut merupakan Trimurti.

Dalam kitab-kitab Weda dinyatakan bahwa para Dewa tidak dapat bergerak bebas tanpa kehendak Tuhan. Para Dewa juga tidak dapat menganugerahkan sesuatu tanpa kehendak Tuhan. Para Dewa, sama seperti makhluk hidup yang lainnya, bergantung kepada kehendak Tuhan. Filsafat Advaita (yang berarti: “tidak ada duanya”) menyatakan bahwa tidak ada yang setara dengan Tuhan dan para Dewa hanyalah perantara antara beliau dengan umatnya.

Dalam agama Hindu, dikenal istilah Catur Warna bukan sama sekali dan tidak sama dengan kasta. Karena di dalam ajaran Pustaka Suci Weda, tidak terdapat istilah kasta. yang ada hanyalah istilah Catur Warna, ini pula yang dipakai oleh umat Hindu di Indonesia. Menurut ajaran catur Warna, status seseorang didapat sesuai dengan pekerjaannya. Jadi, status seseorang tidak didapat semenjak dia lahir melainkan didapat setelah ia menekuni suatu profesi atau ahli dalam suatu bidang tertentu. Catur Warna menekankan seseorang agar melaksanakan kewajibannya dengan sebaik-baiknya. Keempat golongan sangat dianjurkan untuk saling membantu agar mereka dapat memperoleh hak. Dalam sistem Catur Warna terjadi suatu siklus “memberi dan diberi” jika keempat golongan saling memenuhi kewajibanny.

Jika melihat di dunia Islam khususnya di Indonesia juga terdapat semacam pengkastaan atau pengkotak-kotakan masyarakat agama seperti kaum Priyayi, Santri dan Abangan. Meskipun ini bukan murni pengkastaan, karena dalam Islam sendiri, derajat dan martabat manusia ditentukan oleh tingkat ketakkwaan seseorang.

Dalam ajaran Hindu, Yajna merupakan pengorbanan suci secara tulus ikhlas kepada Tuhan Yang Maha Esa, kepada para leluhur, kepada sesama manusia, dan kepada alam semesta. Biasanya diwujudkan dalam ritual yang sangat erat kaitannya dengan kehidupan umat Hindu. Tujuan pengorbanan

13 Huston Smith, Agama-agama Manusia..., hlm. 40.; Lihat juga Heinrich Zimmer, the

(14)

tersebut bermacam-macam, bisa untuk memohon keselamatan dunia, keselamatan leluhur, maupun sebagai kewajiban seorang umat Hindu. Bentuk pengorbanan tersebut juga bermacam-macam, salah satunya yang terkenal adalah Ngaben, yaitu ritual yang ditujukan kepada leluhur (Pitra Yadnya).

Agama Hindu dikenal sebagai salah satu agama yang paling toleran, yang mana dalam kitab Reg Weda ada salah satu baitnya yang berkata: "Hanya ada satu kebenaran tetapi para orang pandai menyebut-Nya dengan banyak nama." Dalam hal ini, mungkin ada sedikit perbedaan dengan apa yang diajukan oleh agama Islam yang menjadi salah satu diustur ilahi paling terkemuka, yang menyatakan bahwa “Sesungguhnya agamma yang diridhai oleh Allah adalah Islam.” Meskkipun demikian, islam juga memiliki jargon “rahmatan li al-‘alamin”, yaitu menjadi agen agama penebar damai di muka bumi. Terlebih di tanah air Indonesia yang memang memiliki kedalaman sejarah dan tradisi yang panjang.

Dalam agama Hindu dikenal adanya empat jalan menuju tuhan, yakni melalui pengetahuan, melalui cinta, melalaui kerja dan melalui latihan psikologis.14 Bandingan yang dapat disampirkan dalam konsep keagamaan

Hindu ini adalah bahwasanya Islam memiliki rukun Islam dan rukun Iman yang keduanya sama-sama menjadi norma dan undang-undang dasar dalam mendalami agama Islam, begitupula yang diharapkan oleh jalan spiritual yang dimilikki oleh Hindu.

Jalan menuju tuhan melalui pengetahuan adalah jnana yoga. Yioga ini dikmaksudkan untuk para pencari kehidupan rohani yang mempunyai kecenderungan intelektual yang kuat. Jalan menuju tuhan melalui cinta adalah bhakti yoga. Yoga ini dimaksudkkan sebagai alternatif bagi mereka yang belum sanggup menjalani laku jnana yoga yang dikenal sangat terjal dan berat. Jalan menuju tuhan melalui kerja adalah karma yoga. Yoga ini dikhususkan kepada mereka yang memiliki sifat aktif. Dan jalan menuju tuhan yang terakhir yakni melalui latihan psikologis atau yang disebut raja yoga.15

Dalam dunia Islam dikenal juga beberapa istilah yang memiliki kesamaan makna dengan apa yang dikehendaki oleh masyarakat Hindu dengan empat jalan menuju tuhan (yoga). Secara umum, yoga sendiri sering disamakan dengan shalat yang sama-sama memiliki gerakan ritmik dan memiliki makna di setiap gerakannya. Tujuannya pun satu, mencapai penyatuan dengan Tuhan. Adapaun lebih detail lagi, bandingan dari konsep jnana yoga adalah dengan belajar ilmu tauhid. Karena memang dalam Islam, literatur yang membahas secara komprehensif mengenai keberadaan Tuhan adalah ilmu tauhid. Ada beberapa dalil yang menunjukkan kemiripan yang sama antara Hindu dan Islam,yakni mengenai bekerja dan latihan psikologis (tasawuf).

(15)

Ajaran-ajaran yang sebenarnya cukup sederhana dan applicable dalam kehidupan keseharian manusia seperti konsep hidup sederhana dengan pikiran luhur, mengelola hidup yang bermoral16 dan lain sebagainya sangat sejalan

dengan pola kehidupan yang diajarkan oleh Islam kepada seluruh umatnya. Meskipun mungkin konsep ini juga diterapkan oleh beberapa agama dan keyakinan lainnya karena memang konsep ini bisa jadi sangat general.

Sebenarnya ide atau gagasan tentang konsep tuhan dalam suatu agama dibandingkan dengan gagasan dan ide tentang tuhan dalam agama yang lain, ide tentang wahyu (revelation) dalam suatu agama dengan wahyu dalam agama lain, tokoh sentral dalam dua agama yang berbeda, kitab suci dan lain sebagainya17 merupakan sebuah aktivitas akademik yang lazim dilakukan,

selama tidak membentur pada batasan yang telah digariskan oleh masing-masing agama. Karena biar bagaimanapun juga, permasalahan yang menyangkut agama adalah permasalahan yang memiliki potensi transendental yang notabene bebas dari akal sehat dan penalaran manusia. Hal-hal yang dalam agam termasuk dalam dogma dan doktrin merupakan sebuah aksioma yang hanya berlaku untuk dijalankan, bukan untuk dikritisi.

Membahas mengenai hubungan agama Hindu dengan Islam di Indonesia, seperti yang telah banyak disampaikan sebelumnya, tidak terlepas dari posisi kedua agama ini sebagai agama yang paling mudah dan paling banyak diterima oleh masyarakat Indonesia pada umumnya dan Jawa pada khususnya. Setelah agama Hindu berjaya bersama jayanya kerajaan Majapahit di memutuskan siapa mengakulturasi siapa ataupun ajaran siapa yang dipakai siapa, melainkan sekadar untuk membuka wawasan dan pengetahuan bahwa pada dasarnya, ada beberapa sisi atau aspek dari beberapa agama di Indonesia yang memiiki kesamaan dan kedekatan secara historis dan kultural, yang salah satunya adalah relasi konsep keberagamaan Hindu dan Islam di Indonesia. Kedekatan ini pula yang menjadikan Islam lebih mudah meraih simpati masyarakat di Jawa pada khususnya yang sebelumnya sangat kental dengan budaya mistisisme Hindu dan menggiringnya secara perlahan menuju pemahaman Islami.

16 Ida Bagus Agung, Menuju Masyarakat Anti Korupsi: Perspektif Agama Hindu, serial khutbah (Jakarta: Depkominfo, 2006), hlm. 3 & 9.

(16)

Bahkan sampai detik ini, dikenal aliran Dharmo Gandhul, yaitu perpaduan antara khazanah Hindu yang masih mendarah daging dengan Islam budaya. Di dalam aliran ini dikenal juga shalat meskipun tempo pelaksanaannya tidak serutin shalat dalam Islam. Mungkin juga masihb ada beberapa aliran atau kepercayaan serupa yang beredar di berbagai wilayah di Jawa. Islam Kejawen adalah sebuah istilah untuk mendeskripsikan Islam yang dibubuhi kepercayaan-kepercayaan tradisional yang serba mistik, yang sebenarnya menurut Islam adalah suatu yang syirik (menyekutukan Allah).

BAB III KESIMPULAN

Secara garis besar, agama-agama yang ada di dunia memiliki ajaran yang dapat dikatakan memiliki kesamaan antara satu agama dengan yang lainnya. Biar bagaimanapun juga, agama adalah media dimana seorang hamba mengekspresikan tindakan berketuhanan atau berkeagamaan sesuai dengan apa yang ia yakini bahhwa itu akan mengantarkannya menuju menuju kepuasan rohani. Inilah klimaks dari aktivitas beragama. Begitu juga ketika seorang hamba melalui agama yang diyakininya mengharapkan sesuatu untuk menjadi kenyataan. Itulah magisitas agama.

(17)

Agama Buddha yang mendirikan sejumlah kerajaan Hindu-Buddha di beberapa wilayah Kalimantan dan juga Jawa seperti Kutai, Mataram dan Majapahit. Kompleks Candi Prambanan ini dibangun pada zaman Mataram Hindu, selama Dinasti Sanjaya. Kerajaan Hindu yang terbesar yang pernah berkembang di kepulauan Indonesia adalah kerajaan Majapahit. Usia kerajaan Hindu-Buddha berlangsung sampai abad ke-16, ketika kepulauan Islam mulai memperluas kerajaan. Periode ini, dikenal sebagai periode Hindu-Indonesia, berlangsung selama 16 abad penuh. Pengaruh Hindu dan klasik india tetap mendefnisikan ciri-ciri kebudayaan Indonesia. Hindu India berkonsep dewa-raja, sedangkan Hindu Indonesia masih dalam bentuk konsep kepemimpinan dan penggunaan bahasa Sanskerta dalam literatur sopan dan adaptasi dari mitologi India seperti Ramayana dan Mahabharata.

masuknya Islam ke Indonesia sendiri cukup banyak versi yang menyebutkan seperti versi teori Gujarat, versi teori Arab, teori Cina dan lain sebagainya. Namun hal itu tidak akan dibahas lebih jauh. Pendapat yang paling banyak diamini dan dipakai adalah bahwa Islam masuk ke Indonesia dibawa oleh pedagang dari Gujarat sekitar abad ke-12 Masehi.

Adapun titik temu antara Hindu dan Islam di Indonesia adalah ketika Majapahit jatuh ke tangan Demak. Sesudah tahun Saka 1400 atau tahun Masehi 1478, Majapahit jatuh dalam kekuasaan Panembahan Jimbun alias Raden Patah, Sultan Demak. Periode sesudah 1478 merupakan periode post-period kerajaan Majapahit sebagai negara bawahan kesultanan Demak. Dalam periode ini, ada dua nama penguasa Majapahit yang diangkat oleh Panembahan Jimbun. Pertama, seorang Tionghoa bernama Njoo Lay Wa sebagai penguasa atau raja Majapahit dan kedua, seorang keturunan Singawardhana dan menantu raja Kertabhumi bernama Dyah Ranawijaya dengan nama Abhiseka Girindrawardhana.

Nama-nama dalam sejarajh pertemuan Prabu Brawijaya dengan tokoh-tokoh Islam menunjukkan tidak adanya ketegangan yang berarti di antara Hindu dan Islam yang pada kala itu sebenarnya sudah memiliki porsi dan posisi yang cukup strategis untuk saling menyerang jika mau. Namun karena Hindu bukanlah agama misi sedangkan agama Islam lebih memilih jalan dakwah yang damai, maka hubungan antara keduanya pun tampak sangat harmonis.

(18)

Dalam agama Hindu dikenal adanya empat jalan menuju tuhan, yakni melalui pengetahuan, melalui cinta, melalaui kerja dan melalui latihan psikologis.18 Bandingan yang dapat disampirkan dalam konsep keagamaan

Hindu ini adalah bahwasanya Islam memiliki rukun Islam dan rukun Iman yang keduanya sama-sama menjadi norma dan undang-undang dasar dalam mendalami agama Islam, begitupula yang diharapkan oleh jalan spiritual yang dimilikki oleh Hindu.

Jalan menuju tuhan melalui pengetahuan adalah jnana yoga. Yioga ini dikmaksudkan untuk para pencari kehidupan rohani yang mempunyai kecenderungan intelektual yang kuat. Jalan menuju tuhan melalui cinta adalah bhakti yoga. Yoga ini dimaksudkkan sebagai alternatif bagi mereka yang belum sanggup menjalani laku jnana yoga yang dikenal sangat terjal dan berat. Jalan menuju tuhan melalui kerja adalah karma yoga. Yoga ini dikhususkan kepada mereka yang memiliki sifat aktif. Dan jalan menuju tuhan yang terakhir yakni melalui latihan psikologis atau yang disebut raja yoga.19

Dalam dunia Islam dikenal juga beberapa istilah yang memiliki kesamaan makna dengan apa yang dikehendaki oleh masyarakat Hindu dengan empat jalan menuju tuhan (yoga). Secara umum, yoga sendiri sering disamakan dengan shalat yang sama-sama memiliki gerakan ritmik dan memiliki makna di setiap gerakannya. Tujuannya pun satu, mencapai penyatuan dengan Tuhan. Adapaun lebih detail lagi, bandingan dari konsep jnana yoga adalah dengan belajar ilmu tauhid. Karena memang dalam Islam, literatur yang membahas secara komprehensif mengenai keberadaan Tuhan adalah ilmu tauhid. Ada beberapa dalil yang menunjukkan kemiripan yang sama antara Hindu dan Islam,yakni mengenai bekerja dan latihan psikologis (tasawuf).

Bukan berarti penelitian ini untuk memberikan legitimasi untuk memutuskan siapa mengakulturasi siapa ataupun ajaran siapa yang dipakai siapa, melainkan sekadar untuk membuka wawasan dan pengetahuan bahwa pada dasarnya, ada beberapa sisi atau aspek dari beberapa agama di Indonesia yang memiiki kesamaan dan kedekatan secara historis dan kultural, yang salah satunya adalah relasi konsep keberagamaan Hindu dan Islam di Indonesia. Kedekatan ini pula yang menjadikan Islam lebih mudah meraih simpati masyarakat di Jawa pada khususnya yang sebelumnya sangat kental dengan budaya mistisisme Hindu dan menggiringnya secara perlahan menuju pemahaman Islami.

PENUTUP

(19)

Segala puji dan syukur kepada Allah Swt., atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan makalah yang berjudul “Relasi Konsep Keberagamaan Hindu dan Islam di Indonesia” ini dapat diselesaikan dengan baik dan tanpa adanya kendala yang cukup berarti. Tanpa petunjuk dari Allah, pastilah yang gelap semakin gulita dan pengetahuan jauh dari harap.

Dalam proses penyelesaian makalah ini, penulis banyak mendapat bantuan baik berupa material maupun spiritual dari berbagai pihak yang telah ikut membantu tersusun dan terselesaikannya makalah ini dengan lancar dan baik. Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dihaturkan kepada semua pihak yang turut membantu dalam penyelesaian makalah ini, khususnya kepada Bapak Dosen dan rekan-rekan sekelas yang saya cintai dan banggakan.

Kekurangan dalam penulisan makalah ini tidak penulis pungkiri, sehingga penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun agar makalah ini menjadi lebih sempurna dikemudian hari. Akhirnya Penulis mengharapkan makalah ini berguna bagi pembaca dan khususnya bagi saya pribadi, amin.

(20)

Agung, Ida Bagus. 2006. Menuju Masyarakat Anti Korupsi: Perspektif Agama Hindu. serial khutbah. Jakarta: Depkominfo

Al-Qur’an al-Karim

Coogan, Michael D. (ed.). 2003. the Ilustrated Guide to World’s Religions. New York: Oxford University Press

Gunawan, Gun Gun dkk. “Pengaruh Ritual Keagamaan Hindu-Budha pada Ritual Keagamaan Islam di Jawa” dalam www.uns.ac.id. diposting pada 1 November 2014. diakses pada 5 Januari 2015

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online di www.KBBI.web.id. Diakses pada 5 Januari 2015.

Muljana, Slamet. 2008. Runtuhnya Kerajaan Hindu – Jawa dan Timbulnya Negara-negara Islam di Nusantara. cet. VI. Yogyakarta: LkiS

Noer, Kautsar Azhari. 2001. “Perbandingan Agama: Apa yang Diperbandingkan?” dalam Komaruddin Hidayat (ed.). Passing Over: Melintas Batas Agama. cet III. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Sinaga, Martin L. (ed.). 2000. Agama-agama Memasuki Milenium Ketiga. Jakarta: PT. Grasindo.

Smith, Huston. 2008. Agama-agama Manusia. terj. Safroedin Bahar. edisi ke-8. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Thohir, Ajid. 2004. Perkembangan Peradaban di Kawasan Dunia Islam. Jakarta: PT. Raja Grafndo Persada

Young, William A. 2010. the World’s Religions: Worldviews and Contemporary Issues. edisi ketiga. United State of America: Pearson Education Inc.

Zaehner, R.C. 2004. Mistisisme Hindu Muslim. terj. Suhadi. Yogyakarta: LkiS

Referensi

Dokumen terkait

ب صخلم ةيفصو ةسارد( سي ةروس في تابسانلما نع )يمركلا نآرقلا روسل يعوضولما يرسفتلا باتك وتنياراه يدور 34.2.3.11289 لص دممح بينلا تازجعم مظعأ نم

Uji statistik yang digunakan untuk mengeta- hui interaksi antara Indeks Massa Tubuh dan rasio lingkar pinggang pinggul terhadap kadar kolesterol LDL menunjukkan nilai

Dalam dunia pengobatan banyak masyarakat yang sudah mengenal dengan pengobatan lain Dalam dunia pengobatan banyak masyarakat yang sudah mengenal dengan pengobatan lain seperti

Selanjutnya Defisit Pangan di Nagekeo, Hak Angket terhadap KPK, Ibadah Haji 2017, Kasus Narkoba, Kelolaan Investasi Reksa Dana, Korupsi Lahan di MTB, Paket Kebijakan Ekonomi

hirta menunjukkan rendahnya intensitas serangan CMV, rendahnya konsentrasi virus, terjadi peningkatan aktivitas enzim peroksidase 1,08 – 6,7 kali, dan peningkatan

Melalui penjajaran ini, kandungan DSKP telah dibahagikan kepada Kandungan Asas iaitu apa yang perlu dikuasai oleh murid dan ia dilaksanakan secara bersemuka atau atas talian

telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat men yelesaikan skripsi yang berjudul “ ANALISIS PENGARUH VARIABEL MAKRO DAN INDEKS DOW JONES