• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI - PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA PUZZLE TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR KELAS VII MTs ASSYAFI’IYAH GONDANG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II LANDASAN TEORI - PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA PUZZLE TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR KELAS VII MTs ASSYAFI’IYAH GONDANG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

19

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teori

1. Hakikat Matematika

Sejak awal kehidupan manusia, matematika merupakan alat bantu dalam mengatasi berbagai macam permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, seperti perhitungan, pengukuran, dan penalaran. Kehidupan manusia dapat berkembang pesat, disebabkan adanya peranan matematika yang selalu mengikuti perubahan dan perkembangan jaman. Oleh karena itu, matematika yang merupakan subyek yang terpenting dalam sistem pendidikan. Negara yang mengabaikan pendidikan matematika sebagai prioritas utama akan tertinggal dari kemajuan segala bidang, dibanding dengan negara lainnya yang memberikan tempat bagi matematika sebagai subyek yang sangat penting.14

Secara umum definisi matematika dapat dideskripsikan sebagai berikut:

a. Matematika sebagai struktur yang terorganisasi

Berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain, matematika merupakan suatu bangunan struktur yang terorganisasi. Sebagai sebuah struktur, ia terdiri atas berbagai komponen, yang

14

(2)

meliputi aksioma/postulat, pengertian pangkal/primitif dan dalil/teorema (termasuk di dalamnya lemma (teorema pengantar/kecil) dan corollary/sifat.

b. Matematika sebagai alat (tool)

Matematika juga sering dipandang sebagai alat. Matematika mencari solusi berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari.

c. Matematika sebagai pola pikir deduktif

Matematika merupakan pengetahuan yang memiliki pola pikir deduktif. Artinya, suatu teori atau pernyataan dalam matematika dapat diterima kebenarannya apabila telah dibuktikan secara deduktif (umum).

d. Matematika sebagai cara bernalar (the way of thinking)

Matematika dapat pula dipandang sebagai cara bernalar, paling tidak karena beberapa hal seperti matematika memuat cara pembuktian yang sahih (valid), rumus-rumus atau aturan yang umum atau sifat penalaran matematika yang sistematis.15 e. Matematika sebagai seni yang kreatif

Penalaran yang logis dan efisien serta perbendaharaan ide-ide dan pola-pola yang kreatif dan menakjubkan, maka matematika sering pula disebut sebagai seni khususnya seni berpikir yang kreatif.

15

(3)

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan bilangan. Matematika mempunyai struktur, sebagai alat dalam memecahkan persoalan, pernyataan dalam matematika dapat diterima kebenarannya dan memuat cara pembuktian yang sahih.

2. Model Quantum Teaching

a. Pengertian model quantum teaching

Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Quantum teaching juga menyertakan segala kaitan antara, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis pada lingkungan kelas,interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Quantum teaching berisi prinsip-prinsip sistem perancaan pengajaran yang efektif, efisien, dan progresif berikut model penyajiannya untuk mendapatkan hasil belajar yang mengagumkan dengan sedikit waktu. Quantum teaching mempunyai kerangka rancangan belajar yang dikenal sebagai TANDUR : tumbuhkan, alami, namai, demonstrasi, ulangi, dan rayakan. 16

b. Tujuan model quantum teaching

Adapun tujuan quantum teaching adalah untuk meraih ilmu pengetahuan yang luas dengan berdasarkan prinsip belajar

16

(4)

yang menyenangkan dan menggairahkan.17 Situasi kelas yang nyaman dan menyenangkan akan membuat siswa giat belajar. Dengan demikian Qantum Teaching menciptkan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi didalam kelas.18

c. Langkah-langkah model quantum teaching

Adapun langkah-langkah model quantum teaching diantaranya:19

1. Guru wajib memberikan keteladanan sehingga layak menjadi panutan siswa.

2. Guru harus membuat suasana belajar yang menyenangkan atau menggembirakan. Kegembiraan di sini berarti bangkitnya minat, adanya keterkibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman, dan nilai yang membahagiakan pada diri siswa.

3. Lingkungan yang aman, nyaman, dan bisa membawa kegembiraan:

17Mashudi, Asrop Safi’i, Agus Purwowidodo, Desain Model …….. hal. 176 18

Agni Danaryanti dan Delsika Pramata Sari, Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA. Jurnal Pendidikan Matematika: EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 1,

2014 dalam

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=444171&val=9364&title=Pengaruh%20Mode l%20Pembelajaran%20Quantum%20Teaching%20Terhadap%20Kemampuan%20Komunikasi%2 0Matematis%20dan%20Hasil%20Belajar%20Siswa%20Kelas%20XI%20SMA di download pada 10 Januari 2018, pukul 13.30 WIB. hal 32

(5)

a. Pengaturan meja dan kursi diubah dengan berbagai bentuk.

b. Memberi hiasan di luar maupun di dalam kelas.

c. Ruangan kelas yang di hiasi dengan poster yang isinya slogan.

4. Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh kuat pada proses belajar. 5. Memutar musik klasik ketika proses belajar mengajar

berlangsung. Namun sesekali akan diputarkan instrumental dan bisa di selingi jenis musik lain untuk bersenang-senang dan jeda selama pembelajaran.

6. Sikap guru kepada peserta didik diantaranya :

a. Pengarahan, seperti apa manfaat materi pelajaran ini bagi siswa dan tujuan.

b. Perlakuan siswa sebagai manusia sederajat

c. Selalu menghargai setiap usaha dan merayakan hasil siswa.

d. Memberikan stimulus yang mendorong siswa

7. Terapkan 8 kunci keunggulan ini ke dalam rencana pelajaran setiap hari diantaranya :

(6)

b. Kegagalan awal kesuksesan, memahami bahwa kegagalan hanyalah memberikan informasi yang dibutuhkan untuk sukses.

c. Bicaralah dengan niat baik, berbicara dengan pengertian positif, dan bertanggungjawab untuk berkomunikasi yang jujur.

d. Komitmen, melakukan apa yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan.

e. Hidup pada saat ini, memusatkan perhatian saat ini dan mengerjakan sebaik-baiknya.

f. Tanggungjawab, bertanggungjawab atas semua tindakan yang dilakukan oleh guru.

g. Sikap luwes dan fleksibel, bersikap terbuka terhadap perubahan atau pendekatan baru yang dapat membantu guru untuk memperoleh hasil yang diinginkan.

h. Keseimbangan, menjaga keselarasan pikiran, tubuh, dan jiwa seorang guru.

8. Guru yang seorang quantum teacher dalam berkomunikasi memiliki ciri-ciri :

a. Antusias, menampilkan semangat untuk hidup. b. Berwibawa, menggerakkan orang.

(7)

d. Humoris, berhati lapang untuk menerima kesalahan. e. Luwes, menemukan lebih dari satu untuk mencapai

hasil.

f. Menerima, mencari dibalik tindakan dan penampilan luar untuk menemukan nilai inti.

g. Tulus, memiliki niat dan motivasi positif.

h. Spontan, dapat mengikuti irama dan tetap menjaga hasil.

9. Semua siswa diusahakan untuk memiliki buku sumber belajar lainnya.

10. Dalam melakukan penilaian, guru harus berorientasi pada acuan, ketuntasan belajar, dan metode penilaian.

d. Prinsip quantum teaching

Adapun prinsip quantum teaching adalah sebagai berikut :20 1. Segalanya berbicara

Segalanya dari dirinya maupun lingkungan kelas hingga bahasa tubuh, kertas yang dibagikan hingga rancangan pelajaran, semua akan mengirim pesan tentang belajar.

2. Segalanya bertujuan

Semua upaya yang dilakukan oleh guru dalam mengubah kelas mempunyai tujuan yaitu agar siswa dapat

(8)

belajar secara optimal untuk mecapai hasil belajar yang tertinggi.

3. Pengalaman sebelum pemberian nama

Proses belajar paling efektif terjadi ketika siswa telah mengalami sebelum mereka memperoleh nama untuk apa yang mereka pelajari.

4. Akui setiap usaha

Setiap mengambil langkah siswa perlu mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka. Dalam pembelajaran quantum tidak dikenal istilah “gagal”, yang ada hanyalah hasil dan umpan balik. Setipa hasil adalah prestasi dan masing-masing akan menjadi umpan balik demi pencapaian hasil yang tepat sebagaimana dimaksudkan.

5. Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan

Perayaan adalah sarapan para pelajar juara. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan minat dalam belajar.

e. Kelebihan dan kekurangan model quantum teaching

Adapun kelebihan dan kekurangan metode quantum teaching diantaranya21 :

Kelebihan:

21

(9)

1. Proses pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan

2. Siswa dirancang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba melakukannya sendiri

3. Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima oleh siswa

Kekurangan:

1. Model ini memberikan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang. 2. Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai

tidak selalu tersedia dengan baik.

3. Banyak memakan waktu dalam hal persiapan

4. Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran.

3. Media Puzzle

Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Gerlach & Ely

mengatakan bahwa media apabila dipahami seara garis besar adalah manusia, materi, kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.22 Media pembelajaran adalah bentuk saluran, yang digunakan untuk

22

(10)

menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar dapat pula dikatakan bahwa media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar.

Fungsi media pembelajaran antara lain:

a. Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar.

b. Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar mengajar.

c. Mendorong motivasi belajar.

d. Menambah variasi dalam penyajian materi.

e. Menambah pengertian nyata tentang suatu pengetahuan.

f. Memungkinkan pembelajar memilih kegiatan belajar sesuai dengan kemampuan, bakat dan minatnya.

g. Mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap pesan-pesan (informasinya sangat membekas dan tidak mudah lupa) Alat dan Bahan media :

a. Gunting

b. Kertas manila warna merah dan putih c. Kertas Hvs

d. Lem

(11)

Guru memberikan intruksi kepada siswa tentang media dan siswa memperhatikan apa yang diinstruksikan. Guru membaginya ke beberapa kelompok agar supaya siswa dapat antusias dan terlibat dalam pembelajaran.

Langkah 2

Disediakan soal setiap kelompok, misal tentukan hasil penjumlahan dari dan

Langkah 3

Dari soal tersebut kita gunakan media untuk menyelesaikannya yaitu dengan cara letakkan puzzle bentuk persegi warna putih 1 buah, puzzle segitiga warna putih 3 buah, puzzle belah ketupat warna merah 4 buah, puzzle bentuk persegi warna putih 1 buah, puzzle bentuk belah ketupat

warna putih 3 buah Langkah 4

Gabungkan suku-suku yang sejenis : puzzle bentuk persegi warna putih 1 buah, puzzle bentuk persegi warna putih 1 buah, puzzle bentuk segitiga warna putih 3 buah, puzzle bentuk segitiga warna merah 2 buah, puzzle bentuk belah ketupat warna merah 4 buah, serta puzzle bentuk belah ketupat warna putih 3 buah.

Langkah 5

(12)

warna jadi pasangan tersebut adalah no (dihilangkan) dan puzzle bentuk belah ketupat warna merah 1 buah, karena ada 3 pasang bentuk puzzle belah ketupat berbeda warna jadi pasangan tersebut adalah nol

(dihilangkan). Maka sisa puzzle tersebut adalah 2 buah puzzle bentuk persegi warna putih, 1 buah puzzle bentuk segitiga warna putih dan 1 buah puzzle bentuk belah ketupat warna merah atau Langkah 6

Hasil pengerjaan di tempel pada papan tulis Keterangan

Gambar 2.1 Puzzle

Kelebihan :

a. Membuat Siswa aktif

b. Mampu menumbuhkan kreatifitas siswa melalui pengalaman belajar yang dialaminya.

c. Menumbuhkan minat siswa dengan adanya media pembelajaran yang digunakan.

d. Menanamkan konsep pada siswa agar siswa tidak hanya menghapalnya namun juga akan selalu mengingatnya.

Kekurangan :

a. Membutuhkan waktu yang cukup lama.

=𝑥 = 𝑥

=𝑥 = 𝑥

=𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 ( )

(13)

b. Banyaknya media yang harus di buat.

4. Minat Belajar

Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.23 Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat terhaap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat akan membantu seseorang mempelajarinya.24

Minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan, perasaaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar.25

23

Haryu Islamuddin, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hal. 187 24

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya ,(Jakarta: Bina Aksara, 2010), hal 180

25

(14)

Dari paparan di atas beserta konsep-konsep tentang minat, sangatlah saling mendukung dan menguatkan akan pentingnya minat atau kemaun belajar dari seorang siswa. Karena ketika dalam hati dan dalam diri siswa sudah timbul semangat untuk belajar maka tidak ada kata putus asa lagi untuk selalu menimba ilmu Allah. Karena Allah pasti akan selalu memperlihatkan hasil dari apa yang telah dilakukan umatnya yang bersungguh-sungguh. Berikut ini Firman Allah tentang Minat belajar dalam surat An-Najm ayat 39-40 yang berbunyi :

 bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya).

Dapat dipaparkan ketika hati kita sudah mempunyai niat/kemauan untuk belajar dengan ikhlas dan sungguh-sungguh, maka keberhasilan yang akan kita dapat akan sebanding dengan usaha yang dilakukan, barang siapa yang tekun dan bersungguh-sungguh akan berhasil dalam usahanya. Tidak kalah penting juga adanya upaya atau usaha guru dalam membangkitkan minat belajar supaya apa yang sudah diberikan guru dapat dipahami, dimengerti dan diterapkan.

(15)

mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.26

Guru perlu sekali mengenal minat-minat muridnya, karena ini penting bagi guru untuk memilih bahan pelajaran, merancang pengalaman-pengalaman belajar, menentukan mereka kearah pengetahuan, dan untuk mendorong belajar mereka.27

Siswa akan terdorong untuk belajar manakala memiliki minat untuk belajar. Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi belajar.28 Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat. Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut:29 a. Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

b. Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau. c. Mamberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik. d. Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

26

Ibid, hal. 57 27

Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hal. 105 28

Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 28

29

(16)

5. Hasil Belajar

a. Pengertian hasil belajar

Pengertian hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan

“belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu

perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu. Winkel dalam Purwanto mengemukakan hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.30

Menurut Benjamin Bloom mengklasifikasi hasil belajar garis besar menjadi tiga ranah, yakni:

1) Ranah kognitif Yaitu berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dank keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat sedang.

2) Ranah Afektif Yaitu berkenaan dengan sikap, yang terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.

30

(17)

3) Ranah Psikomotoris Yakni berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek dari ranah psikomotoris, yakni: gerakan refleks, keterampilan gerakan kasar, kemampuan perceptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatife. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian dalam hasil belajar.31

Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena ranah kognitif berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai isi bahan pelajaran yang telah diperolehnya.

b. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Usaha dan keberhasilan belajar di pengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau di uar dirinya atau lingkungannya.

1) Faktor – faktor dari dalam individu, Banyak faktor dari dalam individu atau siswa yang mempengaruhi usaha dan keberhasilan belajarnya. Faktor – faktor tersebut menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah dari individu. Aspek jasmaniah mencakup kondisi dan kesehatan dari individu. Tiap orang memiliki kondisi fisik yang

31

(18)

berbeda-beda, ada yang tahan belajar selama lima atau enam jam terus – menerus, tetapi ada juga yang hanya tahan satu dua jam saja. Kesehatan merupakan syarat mutlak bagi keberhasian belajar. Kondisi intelektual juga berpengaruh terhadap keberhasilan belajar. Kondisi intelektual ini menyangkut tingkat kecerdasan, bakat, baik bakat sekolah maupun bakat pekerjaan. Namun keberhasilan belajar seseorang juga di pengaruhi oleh keterampilan-keterampilan yang dimilikinya, sepertiketerampilan membaca, berdiskusi, memecahkan masalah, mengerjakan tugas-tugas dll. Keterampian tersebut merupakan hasil belajar seblumnya 2) Faktor – faktor lingkungan, Keberhasilan belajar juga

sangat di pengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri siswa, baik faktor fisik maupun social-psikologis yang berada ada lingkungan keluarga, sekolah,dan masyarakat.

3) Faktor hasil belajar yang merujuk pada rumusan normatif harus menjadi milik siswa setelah melaksanakan proses pembelajaran. Hasil belajar ini perlu perlu dijabarkan dalam rumusan yang lebih operasional, baik yang menggambarkan aspek kognitif, afektif maupun psikomotor sehingga mudah untuk melakukan evaluasinya.32

32

(19)

c. Evaluasi Hasil Belajar

Evaluasi hasil belajar adalah suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar siswa setelah siswa mengalami proses belajar selama satu periode tertentu. Alasan perlu dilakukan evaluasi hasil belajar adalah: Pertama, dengan evaluasi hasil belajar dapat diketahui apakah tujuan pendidikan sudah tercapai dengan baik dan untuk memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan proses belajar mengajar. Kedua, kegiatan mengevaluasi terhadap hasil belajar merupakan salah satu cirri dari pendidik profesional. Ketiga, bila dilihat dari pendekatan kelembagaan, kegiatan pendidikan adalah merupakan kegiatan manajemen, yang meliputi kegiatan planning, programming, organizing, actuating, controlling dan

evaluating. Dua hal yang terakhir ini hampir merupakan titik

lemah dalam manajemen tradisional yang menganggap bahwa fungsi control dan evaluasi pada setiap proses termasuk pendidikan, dianggap sebagai upaya mengurangi kebebasan dan kemerdekaan para pelaksana kegiatan tersebut.33 Sehingga proses evaluasi ini perlu adanya, untuk meningkatkan serta untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran kita berhasil kita lakukan.

33

(20)

6. Materi Aljabar

a. Bentuk operasi aljabar

Bentuk-bentuk yang dipisahkan oleh tanda penjumlahan disebut dengan suku. Berikut nama-nama bentuk aljabar berdasarkan banyaknya suku :

1) , dan disebut suku satu atau monomial 2) disebut suku dua atau binomial

3) disebut suku tiga atau trinomial

4) Untuk aljabar yang tersusun ataslebih dari tiga suku dinamakan polinomial.

b. Pengertian variabel, konstanta dan Suku

1) Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel disebut juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan dengan huruf kecil a, b, c, ...,z

Contoh ( disebut sebagai variabel)

2) Konstanta, Suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa bilangan dan tidak memuat variabel disebut konstanta.

𝟐𝒙

𝟒

Suku Suku

𝟐

𝒙

Koefisien Variabel

𝟒

(21)

Contoh : tentukan konstanta dari bentuk aljabar berikut :

(konstanta nya adalah )

3) Koefisien pada bentuk aljabar adalah faktor konstanta dari suatu suku pada bentuk aljabar. 34

Contoh : tentukan koefisien x pada bentuk aljabar berikut

(koefisien dari adalah 3)

c. Operasi bentuk aljabar

1. Operasi penjumlahan dan pengurangan : Suku disebut sejenis bila terdiri dari variabel yang sama dan pangkat yang sama. Bila dalam bentuk aljabar terdapat suku-suku sejenis, maka suku-suku itu dapat disederhanakan dengan dijumlahkan atau dikurangkan.

Contoh : =

=

2. Operasi perkalian dan pangkat, Perkalian suku dua dengan suku dua dapat diselesaikan dengan menggunakan sifat distributif, cara geometri, dan skema.

3. Pembagian dengan suku sejenis atau tidak sejenis, Untuk menyelesaikan pembagian dngan suku sejenis atau tidak sejenis, kita dapat menggunakan sifat-sifat pembagian pada bilangan bulat.

34

(22)

B. Pengaruh Model Quantum Teaching dengan Media Puzzle terhadap

Minat Belajar Matematika Siswa.

Minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan, perasaaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar.35

Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan segala nuansanya. Quantum teaching juga menyertakan segala kaitan antara, interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan dinamis pada lingkungan kelas,interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Selanjutnya dalam pembelajaran ini disertai dengan media puzzle yang digunakan untuk lebih menanamkan konsep serta minat dari materi yang diajarkan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran quantum teaching dengan media puzzle adalah pembelajaran yang menyenangkan

dengan menciptakan suasana belajar melalui pemahaman materi dialami sendiri oleh siswa sehingga menumbuhkan keinginan siswa untuk belajar dan mampu mempengaruhi minat belajar siswa.

35

(23)

C. Pengaruh Model Quantum Teaching dengan Media Puzzle terhadap

Hasil Belajar Matematika Siswa.

Hasil belajar adalah perubahan yang timbul akibat proses belajar yaitu berupa perubahan tingkah laku, sikap, keterampilan, dan pengetahuan dari siswa. Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar tentunya diperlukan suatu alat pengukuran yang disebut tes. Tes ini sebagai bukti sejauh mana pemahaman siswa serta hasil belajar siswa yang diperoleh.

Model Quantum Teaching dengan media puzzle merupakan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar siswa. Selain mencipatakan lingkungan belajar yang efektif dan memudahkan proses belajar, model pembelajaran ini berkaitan erat dengan materi dan pemecahan masalah yang terjadi di kehidupan siswa sehingga memungkinkan siswa aktif dalam mencari, menggali, dan menemukan konsep. Dengan demikian model quantum teaching mampu mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa secara maksimal.

D. Pengaruh Model Quantum Teaching dengan Media Puzzle terhadap

Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa.

(24)

hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya.36

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar.37

Pembelajaran Quantum Teaching merupakan pembelajaran yang menyenangkan dan menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu butuh dan ingin belajar. Quantum Teaching dengan media puzzle ini bertujuan untuk lebih memahami materi melalui permasalahan yang dilakukan secara langsung dan nyata.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran quantum teaching dengan media puzzle adalah pembelajaran yang menyenangkan dengan menciptakan suasana belajar melalui pemahaman materi sesuai dunia yang dialami sendiri oleh siswa sehingga memudahkan proses belajar siswa yang mampu mempengaruhi minat siswa serta hasil belajar.

E. Penelitian Terdahulu

Penelitian ini didukung juga oleh beberapa penelitian terdahulu. Berikut penjelasan beberapa penelitian terdahulu :

36

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 44-45 37

(25)

1. Penelitian yang dilakukan oleh Ulfatul Hamidah pada tahun 2015 yang berjudul “Pengaruh model Quantum Learning terhadap Motivasi dan

Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X Materi Statistika di SMK Islam 1

Durenan Tahun Ajaran 2014/2015”. Menunjukkan bahwa ada pengaruh yang

signifikan model Quantum Learning terhadap Motivasi dan Hasil Belajar

Matematika Siswa Kelas X Materi Statistika di SMK Islam 1 Durenan

Tahun Ajaran 2014/2015.38

2. Penelitian yang dilakukan oleh Nurma Mu’arifah 2011 yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Himpunan Pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Aryojeding Rejotangan Tulungagung Tahun Pelajaran 2010/2011”. Menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah adanya Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching dengan hasil rata-rata tes awal adalah sebesar 73,378 sedangkan hasil rata-rata tes akhir adalah sebesar 90,675.39

3. Penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatikhatur Rokhmah pada tahun 2016 yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching And Learning Dengan Teknik Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Geometri Siswa Kelas VII Di Mts

38

Ulfatul Hamidah, Pengaruh Model Quantum Learning Terhadap Motivasi Dan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X Materi Statistika Di Smk Islam 1 Durenan Tahun Ajaran 2014/2015. Tulungagung : IAIN Tulungagung, Tadris Matematika 2015 dalam http://repo.iain-tulungagung.ac.id/1983/ di download pada 21 November 2017, pukul. 21.00 WIB

39 Nurma Mu’arifah,

(26)

Al-Ma’arif Tulungagung Tahun Ajaran 2015/2016”. Menunjukkan bahwa adanya pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching And Learning Dengan Teknik Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Geometri Siswa Kelas VII Di Mts Al-Ma’arif Tulungagung Tahun Ajaran 2015/2016.40

4. Penelitian yang dilakukan oleh Kiki Indah Pratiwi tahun 2013 yang berjudul “Keefektifan Model Quantum Teaching Terhadap Minat dan Hasil Belajar Bangun Datar Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Tunon 2 Kota Tegal”. Menunjukkan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching lebih efektif diterapkan jika dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.41

5. Penelitian yang dilakukan oleh Azmi Saputra Situmorang Tahun 2016 yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Lagu Dalam Pembelajaran Matematika Berbasis Metode Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Segitiga Dan Segiempat Di Smp Negeri 1 Kota Jambi”. Menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan Metode Quantum Learning berpengaruh positif terhadap hasil belajar siswa.42

40

Siti Fatikhatur Rokhmah, Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching And Learning Dengan Teknik Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Geometri Siswa Kelas VII Di Mts Al-Ma’arif Tulungagung Tahun Ajaran 2015/2016, (Tulungagung : IAIN Tulungagung, Tadris Matematika 2016) dalam http://repo.iain-tulungagung.ac.id/4382/ didownload pada 25 November 2017 pkl. 09.00 Wib.

41

Kiki Indah Pratiwi, Keefektifan Model Quantum Teaching Terhadap Minat dan Hasil Belajar Bangun Datar Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Tunon 2 Kota Tegal http://lib.unnes.ac.id/17283/1/1401409045.pdf , (Tegal: Universitas Negeri Semarang, 2013) di download pada 23 November 2017 pada Pukul 18.30 Wib.

42

(27)

Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan sekarang

No Nama dan Judul Persamaan Perbedaan Penelitian

Sekarang

1 Ulfatul Hamidah pada

(28)

Untuk Meningkatkan Hasil Belajar

Matematika Pokok Bahasan Himpunan Pada Siswa Kelas VII MTs Negeri 3 Siti Fatikhatur

Rokhmah pada tahun 2016 yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran

Quantum Teaching And Learning Dengan Teknik Mind Mapping

(29)

- Analisis Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Tunon 2 Kota Tegal”

(30)

5 Azmi Saputra

(31)

Bagan 2.2 Kerangka Penelitian

Pendidikan merupakan segala jenis pengalaman kehidupan yang mendorong timbulnya minat belajar untuk mengetahui dan kemudian bisa mengajarkan sesuatu hal yang telah diketahui itu yang disampaikan oleh pendidik kepada peserta didik (siswa). Siswa disini siswa di posisikan sebagai penerima informasi yang akan di sampaikan oleh pendidik. Sedangkan materi ialah informasi yang akan di sampaikan oleh pendidik kepada peserta didik (siswa). Pembelajaran Quantum Teaching merupakan cara atau metode dari pendidik untuk menyampaikan informasi atau materi kepada siswa dengan cara belajar yang meriah dan menyenangkan agar siswa aktif dan tidak bosan dalam belajar. Sedangkan media puzzle aljabar yang digunakan merupakan alat untuk mempermudah dalam pembelajaran materi tersebut, supaya siswa mengalami pembelajaran secara nyata, dan dapat memahami dengan melakukannya sendiri. Pembalajaran

Pendidikan

Siswa Materi

Model Pembelajaran

quantum teaching

dengan media puzzle

Model Pembelajaran konvensional

Hasil belajar

(32)

Konvensional merupakan cara atau metode untuk menyampaikan informasi dengan cara biasa guru menyampaikan siswa mendengarkan.

Gambar

Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan sekarang

Referensi

Dokumen terkait

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa praktikan, sebagai pelatihan untuk menerapkan teori yang diperoleh

Pokja Barang/Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya akan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit

Makau Mutua dari State University of New York- Buffalo yang juga pernah menjabat sebagai Ketua Komisi HAM Kenya menyatakan bahwa dengan mengingat peran penting partai politik

antusias dan positif. Guru memberikan respon yang lengkap dan relevan kepada komentar atau pertanyaan peserta didik pada saat pembelajaran Teknik Distribusi Tenaga Listrik.

Berdasarkan Tugas Akhir yang berjudul Program Apilkasi Perpustakaan Menggunakan Visual Basic 6.0, penulis merancang aplikasi ini dengan suatu kebutuhan yang semakin maju

3.5.1.1.1 Guru dapat menyusun materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik peserta didik dalam setiap standar kompetensi

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, evaluasi teknis, evaluasi harga dan evaluasi kualifikasi serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran

Bukti kontrak pengalaman paling sedikit 1 (satu) pekerjaan sebagai Penyedia dalam kurun waktu 4 (empat) tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah maupun swasta termasuk