• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS AKHIR M 2. docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TUGAS AKHIR M 2. docx"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR M2 : PENGEMBANGAN PROFESI GURU

1. Perumusan Kompetensi guru secara utuh

Pendidik adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik, karena menjadi pendidik adalah membantu orang lain untuk mencapai kedewasaan.

Karena untuk menjadi guru harus mengarahkan peserta didik kepada tujuan dari pendidikan itu, sehingga dalam proses mendidik tersebut sebagai seorang pendidik atau guru harus memiliki syarat-syarat atau kompetensi untuk mencapai tujuan pendidikan dengan efektif dan efisien.

Dalam makalah ini kami mencoba menguraikan tentang kompetensi guru yang harus dimiliki guru dalam proses belajar mengajar, dimulai dari Pengertian, Materi kompetensi, serta Undang-undang yang mengatur kompetensi tersebut.

A. Pengertian Kompetensi Guru

Kompetensi guru Menurut Hall dan Jones (1976) mengatakan kompetensi (competence) adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan antara pengetahuan dan kemampuan yang dapat diamati dan diukur.

Adapun menurut Pusat kurikulum Depdiknas (2002) mengatakan kompetensi merupakan pengetahuan, keterampilan, dan nilai dasar yang difefleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak secara konsisten dan terus menerus.

Dari dua pendapat diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum pengertian kompetensi guru adalah kemampuan melaksanakan sesuatu yang diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan.

B. Kompetensi Guru

Menurut Oemar Hamalik dalam bukunya yang berjudul Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi mengatakan bahwa, Guru adalah orang yang memberikan suatu ilmu atau kepandaian tertentu kepada seseorang atau sekelompok orang. Maka untuk menjadi seorang guru harus memiliki keahlian khusus, pengetahuan, kemampuan dan dituntut untuk dapat melaksanakan peran-perannya secara profesional yang dalam tugasnya guru tidak hanya mengajar, melatih tetapi juga mendidik.

Untuk dapat melaksanakan perannya tersebut guru harus mempunyai kompetensi sebagai modal dasar dalam mengemban tugas dan kewajibannya. Kompetensi dasar yang dimaksud adalah :

1. Kompetensi Personal

(2)

Artinya seorang guru harus memiliki pengetahuan yang luas, mendalam dari bidang studi yang diajarkannya, memilih dan menggunakan bebagai metode mengajar dalam proses belajar mengajar yang diselenggarakannya.

3. Kompetensi sosial

Artinya seorang guru harus mampu berkomunikasi baik dengan siswa, sesama guru maupun masyarakat luas.

Sedangkan menurut Cooper, menyatakan bahwa kompetensi guru dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Mempunyai pengetahuan tentang belajar dan tingkah laku manusia. 2. Mempunyai pengetahuan dan menguasai bidang studi yang dibinanya.

3. Mempunyai sikap yang tetap tentang diri sendiri, sekolah, teman sejawat dan bidang studi yang dibinanya.

4. Mempunyai keterampilan teknik belajar.

Sebelum UU 14/2005 diterbitkan, ada sepuluh kompetensi dasar guru yang telah dikembangkan melalui kurikulum Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). Kesepuluh kompeteansi itu kemudian dijabarkan melalui berbagai pengalaman belajar. Adapun sepuluh kemampuan dasar guru itu adalah :

1. Kemampuan menguasai bahan pelajaran yang disajikan 2. Kemampuan mengelola program belajar mengajar 3. Kemampuan mengelola kelas

4. Kemampuan menggunakan media/sumber belajar

5. Kemampuan menguasai landasan-landasan kependidikan 6. Kemampuan mengelola interaksi belajar mengajar

7. Kemampuan menilai prestasi peserta didik untuk kependidikan pengajaran

8. Kemampuan mengenal fungsi dan program pelayanan bimbingan dan penyuluhan.

9. Kemampuan mengenal dan menyelenggarakan administrasi sekolah

10. Kemampuan memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.

Selanjutnya sepuluh kompetensi guru tersebut di revisi oleh UU Guru dan Dosen No.14 tahun 2005.Menurut UU Guru dan Dosen No.14 tahun 2005, kompetensi guru dibagi menjadi empat yaitu :

1. Kompetensi Pedagogik

Manusia adalah mahluk Pedagoik, artinya mahluk Allah yang dilahirkan membawa potensi dapat dididik dan dapat mendidik. Meskipun demikian, kalau potensi itu tidak dikembangkan, niscaya ia akan kurang bermakna dalam kehidupan. Oleh karena itu, ia perlu dikembangkan dan pengembangan itu senantiasa dilakukan dalam usaha dan kegiatan pendidikan.

(3)

Dari pandangan tersebut dapat ditegaskan kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi ;

1. Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan

2. Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing peserta didik.

3. Guru mampu mengembangkan kurikulum/silabus baik dalam bentuk dokumen maupu implementasi dalam bentuk pengalaman belajar

4. Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.

5. Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana dialogis dan interaktif

6. Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan.

7. Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakulikuler dan ekstrakulikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.

Dengan demikian tampak bahwa kemampuan pedagogik bagi guru bukanlah hal yang sederhana, karena kualitas guru haruslah diatas rata-rata kualitas ini dapat dilihat dari aspek intelektual meliputi aspek :

1. Logika

Logika sebagai pengembangan kogntif yaitu mencakup kemampuan intelektual mengenali lingkungan terdiri atas enam macam yang disusun seri dari yang sederhana sampai yang kompleks.

2. Etika

Etika sebagai pengembangan afektif yaitu mencakup kemampuan emosional dalam mengalami dan menghayati sesuatu hal yang meliputi lima macam kemampuan emosional disusun secara hierarkis.

3. Estetika

Estetika sebagai pengembangan psikomotorik yaitukemampuan motorik mengingatkan dan mengkoordinasikan gerakan.

Untuk menghadapi tantangan tersebut, guru perlu berpikir secara antisipatif dan proaktif. Guru secara terus menerus belajar sebagai upaya melakukan pembaharauan atas ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Caranya sering melakukan penelitian baik melalui kajian pustaka, maupun melakukan penelitian seperti penelitian tindakan kelas.

2. Kompetensi Kepribadian

(4)

giri dapat disebut sebagai pendidik yang baik atau sebaliknya, justru menjadi perusak anak didiknya.

Dilihat dari aspek psikologi kompetensi kepribadian guru menunjukan kemampuan personal yang mecerminkan kepribadian, yaitu :

1. Mantap dan stabil 2. Dewasa

3. Arif dan bijaksana 4. Berwibawa

5. Memiliki ahlak yang mulia

Alexander (1971) menyatakan: “ No one can be a genuine techer unless he is himself actively sharing in the human attempt to understand me and their word”secara tidak langsung, Alexander menayarankan agar guru dapat memahami kesulitan yang dihadapi oleh muridnya dalam belajar, dan kesulitan lain yang menganggu dalam hudupnya.

Guru sebagai teladan bagi murid-muridnya harus memiliki sikap kepribadian yang utuh yang dapat dijadikan tokoh panutan idola dalam seluruh kehidupannya. Kompetensi pribadi menurut Usman (2004) meliputi ;

1. Kemampuan mengembangkan kepribadian 2. Kemampuan berinteraksi dan berkomunikasi

3. Kemampuan melaksanakan bimbingan dan penyuluhan

Basuki (PGRI, 1937) dalam pidato pembukaan Kongres PGRI XIII menyatakan bahwa kode etik guru Indonesia merupakan landasan moral dan pedoman tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggilan pengabdiaanya bekerja sebagai guru.

Rumusan kode etik Guru Indonesia setelah disempurnakan dalam Kongres PGRI XIII tahun 1989 di Jakarta, diantaranya menjadi sebagai berikut :

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya yang berjiwa Pancasila

2. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan bimbingan dan pembinaan

3. Guru menciptakan suasana sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses belajar-mengajar.

Dengan disempurnakannya kode etik guru ini berarti harus dijadikan Barometer atau ukuran bagaimana guru bertindak, bersikap, dan berbuat dalam kehidyupannya. Naik kehidupan individu, keluarga,dan sekolah maupun kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Di samping itu guru juga harus mengimplementasikan nilai-nilai timggi terutama yang diambilkan dari ajaran agama, misalnya jujur dalam perkataan dan perbuatan, tidak munafik.

3. Kompetensi Sosial

Artinya kompetensi soisal terkait dengan kemampuan guru sebagai mahluk sosial dalam berinteraksi. Sebagai mahluk sosial guru berperilaku santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan menarik mempunyai rasa empati terhadap orang lain. Kondisi objektif ini menggambarkan bahwa kemampuan sosial guru tampak ketika bergaul dan melakukan interaksi sebagai profesi maupun sebagai masyarakat, dan kemampuan mengimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari.

(5)

a. Memahami dan menghargai perbedaan serta memiliki kemampuan mengelola konflik dan benturan.

b. Melaksanakan kerjasam secara harmonis dengan kawan sejawat, kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dan pihak terkaait lainnya.

c. Membangun kerja tim yang kompak, cerdas, dinamis, dan lincah. d. Melaksanakan komunikasi secara efektif dan menyenangkan.

e. Memiliki kemampuan memahami dan menginternalisasikan perubahan lingkungan yang berpengaruh terhadap tugasnya.

f. Memiliki kemampuan mendudukan dirinya dalam sistem nilai yang berlaku di masyarakat sekitarnya

g. Melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola yang baik.

Pada kompetensi sosial, masyarakat adalah perangkat perilaku yang merupakan dasr bagi pemahaman diri dengan bagian yang tidak terpisahkan dari lingkungan sosial serta tercapainya interaksi sosial secara objektif dan efisien.

4. Kompetensi Profesional

Profesi berarti menyatakan secara piblik dan dalam bahasa latin sebut “Profession” yang digunakan untuk menunjukan pernyataan publik yang dibuat oleh seseorang yang bermaksud menduduki suatu jabatan publik.

Guru adalah salah satu faktor penting dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah. Oleh karena itu meningkatkan mutu pendidikan, berarti juga meningkatkan mutu guru. Meningkatkan mutu guru bukan hanha dari segi kesejahteraannya, tetapi juga profesionalitasnya.

Kompetensi profesional berkaitan dengan bidang studi, menurut Slamet PH (2006) terdiri dari Sub-Kompetensi :

1. Memahami mata pelajaran yang telah dipersiapkan unytuk mengajar

2. Memahami standar kompetensi dan standar isi mata pelajaran yang tertera dalam Perarturan Menteri serta bahan ajar yang ada dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

3. Memahami struktur, konsep, dan metode keilmuan yang menaungi materi ajar 4. Memahami hubungan konsep antar mata pelajaran terkait

5. Menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.

Sejalan dengan hal itu, UU No. 14 tahun 2005 Bab II Pasal 2 ayat (1) menyatakan guru mempunyai kedudukan sebagai tenaga profesional pada jenjang pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang diangkat sesjuai dengan peraturan perundang-undangan Profesional, dan profesional berarti melakukan sesuatu sebagai pekerjaan pokok sebagai profesi dan bukan sebagai pengisi waktu luang atau sebagai hoby belaka.

Djojonegoro (1998;350) mengatakan profesionalisme dalam suatu pekerjaan ditentukan oleh tiga faktor penting, yakni :

1. Memiliki keahlian khusus yang dipersiapkan oleh program pendidikan keahlian atau speliasisasi

(6)

3. Memperoleh penghasilan yang memadai sebagai imbalan terhadap keahlian tersebut. Guru yang terjamin kualitasnya diyakini mampu melaksanakan tugas dan fungsiunya dengan baik. Penjaminan mutu guru perlu dilakukan dari waktu ke waktu demi terselenggaranya layanan pembelajaran yang berkualitas.

Guru yang bermutu niscaya mampu melaksanakan pendidikan, pengajaran dan pelatihan yang efektif dan efisien.

Guru yang profesional diyakini mampu memotivasi siswa untuk mengoptimalkan potensinya dalam kerangka pencapaian standar pendidikan yang ditetapkan.

Kompetensi atau kemampuan memang suatu hal yang harus dimiliki oleh setiap tenaga pengajar. Dengan adanya kompetesi akan memudahkan tercapainya tujuan pendidikan Nasional.

Secara luas kompetensi berarti suatu keahlian atau kemampuan yang ada dan harus dimiliki oleh setiap tenaga pengajar khususnya, dan umumnya seluruh warga belajar jhuag harus memiliki kompetensi/kemampuan.

2. Menghadapi abad 21 ini keterampilan belajar apa yang harus dimiliki oleh guru dan siswa?

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menciptakan peradaban di suatu negara.

Maju atau mundurnya negara ditentukan oleh kualitas pendidikan. Dalam perkembangannya, pendidikan senantiasa mengalami perubahan. Hal ini disebabkan seiring dengan semakin berubahnya zaman, yang ditandai dengan pesatnya kemajuan teknologi dan informasi.

Guru merupakan elemen terpenting dalam sebuah sistem pendidikan karena itu merupakan ujung tombak. Proses belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kualitas pengetahuan guru. Pernahkah kita sebagai guru membayangkan apa yang akan terjadi di abad 21?

A. Keterampilan yang wajib dikuasai oleh Kepala Sekolah, Guru dalam menghadapi abad 21

Ada 6 keterampilan inti yang wajib dikuasai oleh Kepala Sekolah, dan Guru dalam menghadapi abad 21.

Pertama, keterampilan berpikir kritis dan mampu menyelesaikan masalah atau sering dikenal

dengan critical thinking and problem solving. Keterampilan atau kemampuan guru untuk menciptakan anak berpikir kritis. Maksudnya berpikir kritis adalah mengaplikasikan rasional, kegiatan berpikir yang tinggi, yang meliputi kegiatan menganalisis, mensintesis, mengenai permasalahan dan pemecahannya, menyimpulkan seran mengevaluasi. Atau secara singkatnya berpikir untuk menyelesaikan masalah dengan tujuan untuk menjadi lebih baik.

Kedua, keterampilan bekerjasama dan berkomunikasi dengan baik atau sering dikenal

dengan collaboration and communication. Keterampilan ini merupakan keterampilan dalam hal bekerjasama dan komunikasi yang baik. Maksud dari komunikasi disini adalah kita mampu berinteraksi dengan seluruh manusia yang ada di dunia ini, karena Abad 21 tidak ada lagi sekat negara yang memisahkan. Jadi, setiap siswa harus mampu berbahasa Internasional dalam menghadapai Abad 21.

Ketiga, Keterampilan berpikir kreatif dan mengembangkan imajinasi atau sering dikenal

(7)

berbeda-beda, guru harus mampu menumbuhkan setiap kreatifitas semua siswa. Yang mempunyai kreatifitas dan Imaginasi tinggilah yang akan sukses dan menguasai dunia saat ini.

Keempat, keterampilan untuk menjadi warga negara yang baik atau sering dikenal

denan citizenship. Kemajuan Teknologi dan Informasi di abad 21 akan membuat rasa nasionalis berkurang. Oleh sebab itu, guru harus memberikan doktrin kepada siswa menjadi warga negara yang baik, dengan cara berkontribusi membangun negara untuk ikut serta mensejahterakan masyarakat. Jika suatu negara krisis, maka banyak masalah yang akan muncul.

Kelima, kemampuan atau keterampilan untuk dapat memahami dan menggunakan informasi dari

berbabagai sumber untuk ditampilkan di Internet atau sering dikenal dengan digital literacy. Berdasarkan catatan UNESCO, digital literacy merupakan kemampuan untuk mengakses sumber berita dan mengevaluasi secara kritis dan menciptakan informasi melalui teknologi digital. Melalui digital literacy, seseorang tidak sekedar memiliki kemampuan untuk mengoperasikan peralatan teknologi, tapi juga harus memiliki kemampuan lain.

Keenam, kompetensi atau kemampuan untuk mengembangkan potensi siswa atau sering dikenal

dengan student leadership and personal development. Guru harus mampu memahami potensi setiap siswa dan mengembangkan potensi tersebut. Setiap anak mempunyai potensi yang berbeda–beda, guru harus mampu meningkatkan rasa percaya diri kepada siswa dalam mengembangkan potensinya.

Guru–guru di Indonesia pasti mampu menguasai keenam kompetensi inti dalam menghadapi abad 21, sehingga mampu mempersiapkan generasi yang siap menghadapi era abad 21. Jika kita tidak menyiapkan siswa dan siswi dalam menghadapai persaingan hidup di abad 21, maka generasi kita sekarang tidak akan mampu bertahan di masa yang akan datang.

B. Keterampilan yang wajib dikuasai oleh siswa dalam menghadapi abad 21 abad 21 sangat memerlukan keterampilan terutama dalam hal-hal berikut : 1. Creativity and Innovation

Manusia yang akan sukses di abad 21 adalah orang-orang yang kreatif dan memiliki keberagaman ide. Sehingga, dalam dimensi kreatif ini, gurunya pun harus kreatif. Tidak lagi hanya mengharapkan kemampuan siswa pada level mendeskripsikan sesuatu, namun bagaimana siswa mampu mengembangkan, melaksanakan, dan menyampaikan gagasan-gagasan baru kepada yang lain; bersikap terbuka dan responsif terhadap perspektif baru dan berbeda.

2. Critical Thinking and Problem Solving

Yang dimaksud masalah di sini ada dua macam, masalah yang sifatnya akademis dan otentis. Masalah akademis tentu saja masalah yang terkait pada ranah kognisi yang mereka jalani. Masalah otentis lebih kepada masalah yang sering mereka jumpai sehari-hari di sekitar mereka. Siswa dituntut mampu menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk berusaha menyelesaikan permasalahan yang dihadapinya dengan mandiri, siswa juga memiliki kemampuan untuk menyusun dan mengungkapkan, menganalisa, dan menyelesaikan masalah.

(8)

Di abad 21, siswa yang mampu bertahan adalah yang bisa berkomunikasi dengan berbagai cara, baik tertulis maupun verbal. Siswa dituntut untuk memahami, mengelola, dan menciptakan komunikasi yang efektif dalam berbagai bentuk dan isi secara lisan, tulisan, dan multimedia. Siswa diberikan kesempatan menggunakan kemampuannya untuk mengutarakan ide-idenya, baik itu pada saat berdiskusi dengan teman-temannya maupun ketika menyelesaikan masalah dari gurunya. Siswa tidak boleh lagi anti ICT, mereka harus biasa dengan komunikasi yang bertekhnologi. Demikian juga gurunya.

4. Collaboration

Ternyata juga, hidup di abad 21 tidak tergantung lagi pada persaingan. Justru, orang-orang sukses di abad ini adalah orang-orang yang bisa bekerja sama atau berkolaborasi dengan berbagai kepentingan. Siswa harus mampu kemampuannya dalam kerjasama berkelompok dan kepemimpinan; beradaptasi dalam berbagai peran dan tanggungjawab; bekerja secara produktif dengan yang lain; menempatkan empati pada tempatnya; menghormati perspektif berbeda. Siswa juga menjalankan tanggung jawab pribadi dan fleksibitas secara pribadi, pada tempat kerja, dan hubungan masyarakat; menetapkan dan mencapai standar dan tujuan yang tinggi untuk diri sendiri dan orang lain; memaklumi kerancuan.

3. Buatlah rancangan strategi pengembangan guru berkelanjutan?

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)/Continous professional development (CPD) terdiri dari serangkaian aktivitas reflektif yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan, pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan seseorang. PKB mendukung pemenuhan kebutuhan seseorang dan meningkatkan praktik profesional mereka. PKB juga bermakna cara setiap anggota asosiasi profesi memelihara, memperbaiki, dan memperluas pengetahuan dan keterampilan mereka dan mengembangkan kualitas diri yang diperlukan dalam kehidupan profesional mereka. PKB mencakup gagasan bahwa individu selalu bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan profesional mereka di luar apa yang mereka dapatkan dalam pelatihan dasar yang mereka terima ketika pertama kali melakukan pekerjaan tersebut.

Tujuan Utama dari pengembangan profesional guru melalui PKB adalah peningkatan pembelajaran siswa. Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) ini penting karena berkaitan dengan : (1) optimalisasi pelayanan terhadap klien dalam hal ini siswa; (2) bukti dari profesionalisme; (3) prasyarat pekerjaan; (4) meningkatkan keterampilan kerja guru secara individual; (5) memperluas pengalaman guru untuk keperluan perkembangan karir atau promosi; (6) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman profesional guru secara individual; (7) meningkatkan pendidikan pribadi atau pendidikan umum individu guru; (8) membuat guru merasa dihargai; (9) meningkatkan rasa puas terhadap pekerjaan; (10) meningkatkan pandangan positif mengenai pekerjaan; (11) memungkinkan guru mengantisipasi dan bersiap untuk menghadapi perubahan; (12) mengklarifikasi keseluruhan kebijakan sekolah atau departemen.

Prinsip Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) / Continous Professional

Development (CPD)

(9)

yang spesifik yang diharapkan akan dicapai melalui aktivitas-aktivitas pengembangan profesional dalam hal meningkatkan keahlian guru, praktik ruang kelas, kemajuan murid, dan standar prestasi; (4) Para pelaksana PKB harus memilih, merencanakan, memonitor, dan mengevaluasi peluang-peluang PKB dalam cara yang sistematik atau mengetahui sejauh mana kebutuhan-kebutuhan pengembangan telah dipenuhi; (5) PKB harus mencakup prosedur monitoring untuk memverifikasi bahwa pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang telah didapatkan berhasil diterapkan dalam latar ruang kelas.

Kerangka Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) harus memungkinkan : (1) guru, sekolah, institusi-institusi pendidikan guru, dan para pemangku kepentingan untuk memastikan pertumbuhan profesional para guru individual di sepanjang karir mereka; (2) Guru, sekolah, institusi-institusi pendidikan guru, dan para pemangku kepentingan untuk merencanakan pengembangan profesional bagi tujuan-tujuan sekolah, organisasional, dan individual; (3) institusi-institusi pendidikan guru untuk merencanakan keperluan program-program pengembangan profesional yang sesuai dengan pertumbuhan profesional dan kebutuhan karir para guru; (4) Pemeirntah untuk membuat kebijakan-kebijakan bagi kelanjutan pendidikan guru dan alokasi sumber daya untuk hal tersebut.

Pengembangan keprofesian berkelanjutan (PKB) yang baik tentunya akan menunjukkan karakteristik tertentu. Beberapa karakteristik PKB yang baik misalnya : (1) Setiap aktivitas dalam PKB merupakan bagian dari perencanaan jangka panjang yang koheren yang memberi para partisipan peluang untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari dalam praktik mengajar mereka dan untuk mengembangkan praktik mereka tersebut; (2) PKB direncanakan dengan visi yang jelas mengenai efektivitas atau peningkatan praktik yang ingin dicapai. Visi ini dibagi bersama di antara mereka yang menjalani proses pengembangan dan mereka yang memimpin atau mendukung proses pengembangan tersebut. Perencanaan harus menujukkan secara jelas keahlian, pemahaman, atau teknik apa yang ingin ditingkatkan melalui aktivitas-aktivitas PKB; (3) PKB memungkinkan peserta untuk mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan pemahaman yang praktis dan relevan serta dapat diterapkan dalam peran mereka saat ini dan amsa depan; (4) PKB harus disiapkan oleh orang yang berpengalaman, berkeakhlian, dan berketerampilan; (5) PKB didasarkan pada bukti-bukti terbaik yang tersedia tentang praktik pembelajaran; (6) PKB mempertimbangkan pengetahiuan dan pengalaman peserta; (7) PKB ditunjang oleh pembinaan atau mentoring oleh teman sejawat yang berpengalaman baik dari dalam sekolah itu sendiri maupun dari luar; (8) PKB dapat menggunakan hasil observasi kelas sebagai dasar pengembangan fokus PKB dan dampak PKB; (9) PKB merupakan pemodelan pembelajaran efektif dan pemodelan strategi pembelajaran; (10) PKB memunculkan secara terus menerus rasa ingin tahu dan kemampuan problem solving dalam kehidupan sehari-hari di sekolah; (11) Dampak PKB terhadap proses pembelajaran terus menerus dievaluasi dan hasil evaluasi ini mengarahkan pengembangan aktivitas profesional secara terus menerus.

(10)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

DEDTRI ANWAR, MM, M.Mar

taraf signifikan (α) 5% = 2,00, diketahui bahwa t hitung lebih besar dari t tabel , maka dapat disimpulkan rata-rata hasil belajar antara kelas eksperimen 1 (Guided

(2-tailed) pada penelitian ini adalah 0,00 lebih kecil dari 0,05 menunjukkan pendidikan mitigasi bencana tanah longsor memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

terlilEt pada elatik vollasc ms tde lctbaca olch alat. 2.pengujie $aiic test bdhasil nenentut Bpon kawal pms

[r]

[r]

uP' moFjqro dn

Sebagai Ketua Umum pertama organisasi IPNU, Tolchah Mansoer telah turut. mengantarkan kebesaran NU dengan keberhasilannya