• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Student Teams Achievement Division (STAD) pada Siswa Kelas 4 SDN Gendongan 01 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Student Teams Achievement Division (STAD) pada Siswa Kelas 4 SDN Gendongan 01 Salatiga Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

54 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri Gendongan 01 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Letak SD bergabung menjadi satu berdampingan dengan SD 02 dan SD 03. Meskipun begitu kegiatan belajar mengajar tetap berjalan dengan baik. Lokasi sekolah dekat dengan jalan raya dan dekat dengan rumah dinas. Penelitian di lakukan pada kelas 4 dengan jumlah siswa 36. Penelitian dilaksanakan dua siklus, yaitu siklus 1 dan siklus 2, pelaksanaanya diuraikan sebagai berik.ut.

4.1.1 Kondisi Sebelum Tindakan

Kondisi sebelum adanya dilakukan penelitian tindakan kelas. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan di SD Negeri Gendongan 01 Salatiga tahun pelajran 2016/2017 pada kelas 4 jumlah siswanya yaitu 36. Hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) siswa masih rendah. Hal ini dapat dilihat pada ulangan harian siswa yang telah dilaksanakan oleh guru kelas, sebagian siswa nilanya masih rendah dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu ≥ 67. Dengan demikian maka diperoleh hasil pembelajaran siswa sebelum tindakan penelitian dilakukan.

Menurut Sugiono (2011: 36-37), Data yang disederhanakan dalam tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Range = Max - Min = (83-30) = 53 Kelas = 1 + 3,3 log n

= 1 + 3,3 log 36 = 1 + 3,3 X 1, 556 = 1 + 5,1348

(2)

Interval = =

= 8, 83 (dibilatkan menjadi 8)

Berikui ini kemampuan awal setelah mengerjakan Sebelum tindakan dalam tabel distribusi frekuensi:

Tabel 4.1

Distribusi Frekuensi Hasil Sebelum TindakanIPA Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 75 – 83 4 11,11

2 66 – 74 6 16,67

3 57 – 65 9 25

4 48 – 56 9 25

5 39 – 47 6 16,67

6 30 -38 2 5,56

Jumlah 36 100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diuraiakan hasil kondisi Sebelum tindakan kelas 4 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diperoleh 2 siswa berada pada interval 30-38 (5, 56%), 6 siswa berada pada interval 39 – 47 ( 16, 67%), 9 siswa berada pada interval 48 – 56 ( 25,00), 9 siswa berada pada interval 57 – 65 ( 25,00), 6 siswa berada pada interval 66 - 67 (16,67%), 4 siswa berada pada interval 75 – 83 ( 11,11 %). Dengan nilai yang tertinggi adalah 83. Sedangkan nilai yang terendah adalah 30. Untuk lebih jelasnya data distribusi fekuensi hasil

(3)

Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Hasil Sebelum tindakanSiswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga

Selain di dapatkan frekuensi kondisi sebelum tindakan siswa didaptkan juga data ketuntasan belajar dari siswa. Berikut ini data ketuntasan hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan yang sudah disederhanakan kedalam tabel distribusi ketuntasan belajar.

Tabel 4.2

Distribusi Ketuntasan Belajar Sebelum Tindakan Siswa Kelas 4 Semester 1 SDN Negeri Gendongan 01 Salatiga

No Ketuntasan Jumlah Persentase

1 Tuntas ( ≥ KKM 67) 10 27,78

(4)

Berikut merupakan data Descriptive Statistics: Tabel 4.3 Descriptive Statistics Siklus 1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

nilprasiklus 36 30 83 57.89 13.991

Valid N (listwise) 36

4.1.2 Deskripsi Siklus 1

Praktek siklus 1 dilaksanakan dengan Standar Kompetensi 1. Memahami hubungan antara struktur bagian tumbuhan dengan fungsinya dan Kompetensi Dasar 2.1 Menjelaskan hubungan antara struktur akar tumbuhan dan fungsinya. Pelaksanan penelitian siklus 1 ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan,pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 17 November 2016 selanjutnya pada pertemuan kedua dilaksanakan hari Sabtu tanggal 18 November 2016. Berikut adalah tahap-tahap yang dilaksanakan pada siklus 1 sebagai berikut

4.1.2.1 Perencanaan

Awal dari perencanaan dengan meminta izin kepada kepala sekolah untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah kemudian meminta izin kepada wali kelas sekaligus guru kelas 4 untuk membicarakan hal yang akan dilakukan oleh peneliti pada kelas 4 sebagai subjek penelitian. Setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah dan guru kelas untuk mendiskusikan yang akan diteliti, selanjutnya peneliti memilih mata pelajaran yang akan diteliti yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dalam Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan.

(5)

materi yang akan digunakan oleh peneliti, langkah selanjutnya peneliti melakukan observasi di kelas 4 saat mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang sedang berlangsung. Peneliti menyakan kepada guru apa kendala yang di hadapi saat mengajar mata pelajaran IPA dan meminta hasil ulangan harian siswa pada materi sebelumnya.

Berawal dari permasalahan yang dijumpai di kelas 4, peneliti akan mempersiapkan teknik pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas 4 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga. Berikut merupakan persiapan yang dilakukan oleh peneliti:

1. Mengidentifikasi masalah yang ada dengan berbagai pihak untuk mencari pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

2. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I sesuai dengan model STAD yang digunkan dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam mata pelajaran IPA.

3. Menyiapkan alat peraga yang diperlukan saat pelaksanaan pembelajaran.

4. Penyusunan lembar instrumen observasi yang digunakan peneliti sebagai acuan dalam mengamati pencapain dalam mengajar maupun dalam kegiatan pembelajaran dengan model STAD.

5. Penyusunan instrumen penilaian sebagai acauan untuk menilai hasil belajara yang dilakukan oleh siswa.

(6)

saling berbagi pendapat kepada guru agar penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran menjadi baik.

Langkah selanjutnya peneliti melakukan uji coba instrumen untuk keperluan pretest maupun posttest untuk mengetahui kondisi awal dan hasil belajar siswa. Pada uji coba instrumen ini dilakukan di dua sekolah yang berbeda yaitu di kelas 4 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga dan di SD Negeri 08 Salatiga. Pada saat uji coba instrumen di SD Negeri 08 Salatiga terlebih dahulu meminta izin kepada kepala sekolahnya. Uji coba instrumen dilakukan sebagai upaya agar soal tes yang digunakan valid untuk megukur kemampuan siswa sesuai dengan materi yang diajarkan. 4.1.2.2 Pelaksanaan dan Observasi

Tahap pelaksanaan dan observasi siklus 1 dilakukan pada tiap pertemuan. Setiap siklus terdiri dari 2 kali pertemuan, pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 17 November 2016 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran semala 70 menit dengan materi struktur dan fungsi akar. Tindakan dilakukan oleh peneliti sementara observernya guru mata pelajaran. Tahap observasi dilakukan untuk setiap pertemuan saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berlangsung untuk mengetahui apakah sintaks model Student Teams Achievement Division (STAD) berjalan dengan baik. Observasi dilakukan dengan instrumen lembar observasi sesuai dengan sintaks model Student Teams Achievement Division (STAD) yang terdiri dari instrumen lembar observasi guru dan siswa.

Kegiatan pendahuluan dilaksanakan dengan alokasi waktu kurang lebih 10 menit, diawali dengan guru memberi salam, guru mengajak siswa berdoa, guru melakukan absensi, guru mengecek tempat duduk siswa sudah rapi atau belum, guru melalukan apersepsi yang berkaitan dengan pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.

(7)

konfirmasi. Pada tahap pertama ini yaitu tahap eksplorasi diawali dengan guru menyajikan video pembelajaran sesuai dengan materi yang diajarkan yaitu struktur akar tumbuhan dan fungsinya, guru bertanya jawab mengenai tanyangan video hal yang berisi didalam video.

Pada tahap kedua yaitu tahap elaborasi diawali dengan guru menjelaskan yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan, guru memberi kesempatan siswa untuk mencatat materi yang telah dipaparkan sebelumnya, kemudian untuk dijadikan bahan belajar siswa, guru menunjuk beberapa siswa untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh guru agar guru mengetahui siswa dalam menyerap pembelajaran, selanjutnya guru bertanya hal-hal yang belum diketahui dalam pembelajaran.

Pada tahap ketiga yaitu tahap konfirmasi diawali dengan guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan, setelah itu guru bertanya hal yang belum dipahami atau diketahui siswa, selanjutnya guru menjelaskan ulang mengenai apa yang belum dipahami siswa sebelumnya.

Kegiatan penutup dilakukan dengan alokasi waktu kurang lebih 5 menit, dengan menyampaikan pembelajaran yang akan dilakukan ada perteman selanjutnya, agar siswa lebih siap dalam pembelajaran pertemuan selanjutnya, guru melakukan refleksi dan mengakhiri pembelajaran.

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jum’at tanggal 18 November 2016 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran selama 70 menit dengan pembentukan kelompok dan pembahasan lembar kerja. Tindakan dilakukan oleh peneliti, sedangkan guru mata pelajaran sebagai obsever.

(8)

Kegiatan inti yang dilakukan kurang lebih 55 menit, dalam kegiatan inti terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap pertama yaitu eksplorasi guru menggali ingatan siswa mengenai pembelajaran sebelumnya mengenai stuktur akar tumbuhan dan fungsinya, guru bertanya jawab kepada siswa mengenai materi yang sebelumnya.

Pada tahap kedua yaitu elaborasi yang diawali dengan guru membagi siswa kedalam kelompok tiap kelompok berisi 4 orang, guru menyiapkan kertas warna-warni digunakan untuk pembagian kelompok, siswa diminta mengambil secara bergantian kertas tersebut kemudian guru mengintruksikan apabila siswa yang mendapat warna kertas yang sama untuk bergabung menjadi satu kelompok, guru membagikan lembar kerja yang kemudian akan dikerjakan secara berkelompok, setelah selesai dikerjakan, guru meminta perwakilan kelompok untuk membacakan hasilnya, guru meminta mengumpulkan hasilnya, guru merahkan siswa untuk duduk ke tempat duduk semula.

Pada tahap ketiga yaitu konfirmasi guru bertanya hal-hal yang belum dipahami oleh siswa, guru membagikan soal evaluasi untuk mengukur hasil belajar siswa pada kompetensi dasar tersebut, guru meminta mengumpulkan jawaban, guru mengumumkan kelompok yang skornya tinggi, guru memberi penghargaan pada kelompok yang mempunyai nilai tinggi.

Kegiatan penutup dilakukan kurang lebih 5 menit yaitu guru dan siswa menarik kesimpulan pada materi yang disampaikan, siswa yang belum mengerti materi tersebut guru menyampaikan ulang sampai siswa memahami, guru melakukan refleksi selanjutnya mengakhiri pembelajaran.

(9)

sintaks pembelajaran dapat terlaksana baik atau tidak berdasarkan hasil observasi yang diperoleh.

4.1.2.3 Hasil Belajar Peserta Didik

Pada siklus 1 setelah peneliti melakukan kegiatan pembelajaran, selanjutnya menguji kemampuan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang dapat dilihat dari hasil posttest yang telah dikerjakan oleh siswa di akhir pertemuan pelaksanaan siklus 1. Hasil posttest merupakan ukuran keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 Salatiga untuk menigkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas 4 semester 1 tahun 2016/2017. Hasil evaluasi yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisa untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan pembelajaran yang tealah dilaksanakan pada siklus 1 dengan materi struktur akar tumbuhan dan fungsinya dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 67.

Hasil belajar yang telah dianalisa pada siklus 1 menunjukkan hasil yang kurang memuaskan karena masih terdapat beberapa siswa yang belum mencapai KKM yang sudah di tentukan dari mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Berikut ini kemampuan awal setelah mengerjakan Pretes dalam tabel 4.4 sebagai berikut:

Tabel 4.4

Distribusi Frekuensi Hasil Preetes IPA

Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 88 – 96 4 11,11%

2 79 – 87 11 30,56%

3 70 - 78 2 5,56%

4 61 – 69 5 13,89%

5 52 – 60 9 8,33%

6 43 – 51 5 13,89%

Jumlah 36 100

(10)

interval 70 - 78 (5,56%), 11 siswa berada pada interval 79 – 87 (30,56%), 4 siswa berada pada interval 88 – 96 (11,11%). Dengan nilai yang tertinggi adalah 98. Sedangkan nilai yang terendah adalah 43. Untuk lebih jelasnya data distribusi fekuensi hasil Preetest dapat ditunjukkan dengan diagram seperti pada gambar 4.2 berikut ini :

Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Hasil Pretest Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga

Selain di dapatkan frekuensi Pretest siswa didapatkan juga data ketuntasan belajar dari siswa. Berikut ini data ketuntasan hasil belajar siswa sebelum dilakukan tindakan yang sudah disederhanakan kedalam tabel distribusi ketuntasan belajar. Sedangkan Hasil belajar dari soal

Posttest yang telah dikerjakan siswa kelas 4 pada mata pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel yang disajikan berikut ini:

Tabel 4.5

Distribusi Frekuensi Hasil Posttest

Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga Siklus 1

No Interval Frekuensi Persentase (%)

(11)

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diuraikan bahwa hasil belajar siswa

posttest pada mata pelajaran IPA diperoleh 5 siswa berada pada interval 40– 49 (13,89%), 3 siswa berada pada interval 50 – 59 (8,33%), 12 siswa berada pada interval 60 - 69 (33,33%), 5 siswa berada pada interval 70 – 79 (13,89%), 7 siswa berada pada interval 80 – 89 (19,44%), 4 siswa berada pada interval 90 – 100 (11, 11%). Dengan nilai yang tertinggi adalah 100. Sedangkan nilai yang terendah adalah 40. Untuk lebih jelasnya data frekuensi ulangan harian dapat ditunjukkan dngan diagram pada gambar 4.3 berikut ini:

Gambar 4.3 Diagram Hasil Posttest Ilmu Pengetahuan Alam Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Siklus 1

Selain didapatkan frekuensi hasil posttest siswa didapatkan juga data ketuntasan belajar dari siswa. Berikut ini merupakan data ketuntasan posttest siswa pada siklus 1 yang sudah disederhanakan kedalam tabel distribusi ketuntasan belajar:

4

7

5

12

3

5

0 2 4 6 8 10 12 14

90 – 100 80 – 89 70 – 79 60 – 69 50 – 59 40 - 49

(12)

Tabel 4.6

Distribusi Ketuntasan Belajar

Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga Siklus 1

Berdasarkan tabel 4.6 tampak perbandingan siswa yang telah mencapai ketuntasan belajar (KKM ≥ 67) adalah sebanyak 19 siswa (52,78%) sedangkan siswa yang belum mencapai ketuntasan sebanyak 17 siswa (47,22%). Dengan nilai tertinggi 100 dan nilai terendah adalah 40.

Berikut merupakan Descriptive Statistics sebagai berikut: Tabel 4.7 Descriptive Statistics Siklus 1

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

nilpostes1 36 40 100 68.19 16.087

Valid N (listwise) 36

Untuk lebih jelasnya data nilai ketuntasan belajar siswa Posttest pada tabel 4.4 dapat ditunjukan dengan diagram seperti pada gambar 4.4 berikut ini:

Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar pada Posttest Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga Siklus 1

33%

67%

Hasil Postest Siklus 1

Tuntas ( ≥ KKM 67) Belum tuntas ( < KKM 67)

No Ketuntasan Jumlah Persentase

1 Tuntas ( ≥ KKM 67) 12 33,33

2 Belum tuntas ( < KKM 67) 24 66,67

Rata – rata 68,19

Skor maksimal 100

Skor Minimum 40

(13)

1.1.2.4Refleksi

Pada tahap refleksi ini bertujuan untuk mengatasi kekurangan yang terjadi pada siklus 1, nantinya tidak akan terjadi di siklus 2. Beberapa permasalahan di siklus 1 adalah sebagai berikut:

1. Siswa masih pasif dalam kegiatan diskusi kelompok.

2. Siswa hanya terfokus pada satu hal yang dilakukan, yang tidak membuat siswa mendengarkan instruksi dari guru.

3. Siswa seringkali mengobrol dengan teman sekelompoknya, biasanya

hanya melihat temannnya yang sedang mengerjakan tidak membantu berdiskusi.

Berdasarkan dari permaslahan yang telah diuraikan, dapat dilihat bahwa siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga pada siklus 1 masih mempunyai permasalahan dikegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung. Mereka cenderung mengobrol sendiri saat guru menjelaskan materi, itu penyebabnya hasil belajar siswa masih rendah di bawah (KKM ≥ 67) yang telah ditentukan. Berdasarkan evaluasi hasil belajar tedapat 19 siswa dari 36 siswa yang hasil belajarnya telah mencapai KKM yang ditentukan, sedangkan yang 17 siswa yang lainnya dinyatakan belum mencapai KKM yang telah di tentukan.

4.1.3 Perencanaan Siklus 2

Perencanaan pada siklus 2 ini dimulai dengan memperhatikan kekurangan atau permasalahan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1, kekurangan tersebut nantinya akan menjadi dasar dalam perencanaan siklus 2 agar pelaksanaan tindakan siklus 2 ini menjadi lebih baik.

(14)

1. Mengidentifikasi masalah yang ada dengan berbagai pihak untuk mencari pemecahan masalah untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

2. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran siklus I sesuai dengan model STAD yang digunkan dalam penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam mata pelajaran IPA.

3. Menyiapkan alat peraga yang diperlukan saat pelaksanaan pembelajaran.

4. Penyusunan lembar instrumen observasi yang digunakan peneliti sebagai acuan dalam mengamati pencapain dalam mengajar maupun dalam kegiatan pembelajaran dengan model STAD.

5. Penyusunan instrumen penilaian sebagai acauan untuk menilai hasil belajara yang dilakukan oleh siswa.

Peneliti melakukan pertemuan dengan guru mata pelajaran IPA untuk mendiskusikan tentang kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti dan guru saat melakukan tindakan. Sebelum itu peneliti memaparkan masalah-masalah yang terjadi pada pelaksanaan tindakan di siklus 1 kepada guru, agar guru memberikan masukan dalam pelaksanaan tindakan di siklus 2 kepada peneliti, karena dengan masukan dari guru tersebut dapat memantapkan peneliti dalam menerapkan model Student Teams Achievement Division (STAD) pada siklus 2 ini. Selain itu peneliti dengan guru juga saling berbagi pendapat tentang penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan juga tindakan apa saja yang perlu dilakukan agar hasil pelaksanaan pembelajaran siklus 2 menjadi lebih baik dari siklus 1.

4.1.3.1 Pelaksanaan dan Observasi

(15)

fungsinya. Tindakan dilakukan oleh peneliti sementara guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD Negeri Gendongan 01 bertugas sebagai observer. Tahap observasi dilakukan pada setiap pertemuan saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam berlangsung untuk mengetahui apakah sintaks model Student Teams Achievement Division (STAD)

berjalan dengan baik. Observasi dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar observasi sintaks model pembelajaran yang digunakan untuk mengamati kegiatan guru dan siswa saat proses pembelajaran. Sintaks pembelajaran dirancang untuk selesai dalam satu kali pertemuan.

Kegiatan pendahuluan dilaksanakan dengan alokasi waktu kurang lebih 10 menit, diawali dengan guru memberi salam, guru mengajak siswa berdoa, guru melakukan absensi, guru mengecek tempat duduk siswa sudah rapi atau belum, guru melalukan apersepsi yang berkaitan dengan pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.

Kegiatan inti yang dilakukan kurang lebih 55 menit, dalam kegiatan inti terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap pertama yaitu eksplorasi guru menyajikan gambar struktur, jenis dan bentuk daun, guru bertanya kepada siswa mengenai materi.

Pada tahap kedua elaborasi yaitu guru menjelaskan struktur, jenis dan bentuk daun, guru memberi kesempatan siswa untuk mencatat materi yang disampaikan sebagai bahan siswa untuk belajar, guru dan siswa mengamati gambar daun, selanjutnya siswa menggambarnya dan melengkapinya dengan struktur-struktur daunnya.

Pada tahap ketiga konfirmasi yaitu guru bertanya kepada siswa hal-hal yang belum dipahami, apabila ada siswa yang belum paham guru akan mengulang kembali materi tersebut hingga siswa mengerti.

(16)

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 23 November 2016 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran selama 70 menit dilakukan pembentukan kelompok dan mendiskusikan lembar kerja. Tindakan dilakukan oleh peneliti sementara guru mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam SD Negeri Gendongan 01 Salatiga bertugas sebagai observer.

Kegiatan pendahuluan dilaksanakan dengan alokasi waktu kurang lebih 10 menit, diawali dengan guru memberi salam, guru mengajak siswa berdoa, guru melakukan absensi, guru mengecek tempat duduk siswa sudah rapi atau belum, guru melalukan apersepsi yang berkaitan dengan pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan disampaikan.

Kegiatan inti dilakukan kurang lebih 55 menit dalam kegiatan inti terdiri dari tiga tahap yaitu eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi. Pada tahap pertama yaitu eksplorasi guru menggali ingatan siswa mengenai pembelajaran sebelumnya mengenai stuktur akar tumbuhan dan fungsinya, guru bertanya jawab kepada siswa mengenai materi yang sebelumnya.

Tahap kedua elaborasi dilakukan dengan guru membagi kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 orang, dalam menentukan kelompok siswa berhitung secara bergiliran menyebutkan angka 1 – 9, setelah semua menyebutkan siswa yang menyebutkan angka yang sama berkumpul menjadi kelompoknya, selanjutnya guru membagikan lembar kerja pada setiap kelompok, perwakilan siswa membacakan hasil diskusi kelompoknya, setelah itu hasilnya dikumpulkan, guru mengarahkan sisa duduk ketempat semula.

(17)

Kegiatan penutup alokasi yang dilakukan kurang lebih 5 menit guru dan siswa menarik kesimpulan mengenai materi atau pembelajaran yang telah dilakukan, guru mengakhiri pembelajaran.

Pada siklus 2 pertemuan 1, dan 2 hasil observasi guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan sintaks yang terdiri dari beberapa kegiatan guru dan siswa, peneliti mengamati apakah sintaks pembelajaran dapat terlaksana dengan baik atau tidak. Berdasarkan hasil observasi yang diperoleh disajikan pada lampiran.

4.1.3.2 Hasil Belajar Peserta Didik

Pada siklus 2 setelah peneliti melakukan kegiatan pembelajaran, selanjutnya menguji kemampuan siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang dapat dilihat dari hasil posttest yang telah dikerjakan oleh siswa di akhir pertemuan pelaksanaan siklus 2. Hasil posttest merupakan ukuran keberhasilan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di SD Negeri Gendongan 01 Salatiga untuk menigkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas 4 semester 1 tahun 2016/2017. Hasil evaluasi yang sudah diperoleh selanjutnya dianalisa untuk mengetahui seberapa besar tingkat keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus 2 dengan materi struktur daun tumbuhan dan fungsinya dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM) 67.

(18)

Tabel 4.8

Distribusi Frekuensi Hasil Preetes IPA

Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga Siklus 2

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 94 – 100 6 16,67%

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diuraiakan hasil preetes kelas 4 pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diperoleh 10 siswa berada pada interval 59 – 65 (27,78%) ,2 siswa berada pada interval 66 -72 (5,56%), 7 siswa berada pada interval 73 -79 (19,44%), 7 siswa berada pada interval 80 -86 (19,44%), 4 siswa berada pada interval 87 – 93 (11,11%), 6 siswa berada pada interval94 - 100 (16,67%). Dengan nilai yang tertinggi adalah 100. Sedangkan nilai yang terendah adalah 59. Untuk lebih jelasnya data distribusi fekuensi hasil Preetest dapat ditunjukkan dengan diagram seperti pada gambar 4.5 berikut ini :

Gambar 4.5 Diagram Frekuensi Hasil Pretest Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga

(19)

Hasil belajar dari soal Posttest yang telah dikerjakan siswa kelas 4 pada mata pelajaran IPA dapat dilihat pada tabel yang disajikan berikut ini

Tabel 4.9

Distribusi Frekuensi Hasil Posttest

Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga Siklus 2

No Interval Frekuensi Persentase (%)

1 90 – 97 4 11,11 lebih jelasnya data distribusi fekuensi hasil posttest dapat ditunjukkan dengan diagram seperti pada gambar 4.6 berikut ini :

Gambar 4.6 Diagram Frekuensi Hasil Posttest Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga Siklus 2

(20)

Selain didapatkan frekuensi hasil posttest siswa didapatkan juga data ketuntasan belajar dari siswa. Berikut ini merupakan data ketuntasan

posttest siswa pada siklus 2 yang sudah disederhanakan kedalam tabel distribusi ketuntasan belajar:

Tabel 4.10

Distribusi Ketuntasan Belajar pada Posttest

Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga Siklus 2

No Ketuntasan Jumlah Persentase

1 Tuntas ( ≥ KKM 67) 28 77, 78

2 Belum tuntas ( < KKM 67) 8 22,22

Rata – rata 74,19

Skor maksimal 97

Skor Minimum 50

Standar Defiasai 12.608

Berdasarkan tabel 4.10 tampak bahwa semua siswa kelas 4 pada mata pelajaran IPA dengan jumlah siswa sebanyak 36 telah mencapai ketuntasan belajar (KKM ≥ 67) Dengan nilai tertinggi adalah 97 sedangkan nilai terendah adalah 50.

Berikut merupakan Descriptive Statistics sebagai berikut: Tabel 4.11 Descriptive Statistics Siklus 2

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

nilpostes2 36 50 97 74.19 12.608

Valid N (listwise) 36

Untuk lebih jelasnya data nilai ketuntasan belajar pada posttest

(21)

Gambar 4.7 Diagram Ketuntasan Belajar pada Posttest Siswa Kelas 4 Semester 1 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga Siklus 2

4.1.3.3 Refleksi

Pada siklus 2 ini pelaksanaan pendekatan pembelajaran pada siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga secara keseluruhan sudah sangat baik karena dalam proses pembelajaran guru mampu menguasai sekaligus menerapkan model Student Teams Achievement Division (STAD)

dengan sangat baik sehingga aktivitas belajar siswa menjadi lebih meningkat dari sebelumnya dan berpengaruh pada hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari hasil evaluasi siswa yang dilaksanakan pada akhir kegiatan siklus 2 bahwa 36 siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 01 telah mencapai ketuntasan belajar yang sudah ditentukan yaitu KKM ≥ 67. Walaupun pada siklus ini secara keseluruhan pelaksanaan sudah baik masih saja terdapat hal yang mengganggu yaitu masalah tentang siswa yang masih mengobrol di dalam kelas, tetapi berdasarkan siklus 1 yang telah dilakukan maka permasalahan yang ada dapat diatasi pada siklus 2 ini yaitu dengan cara menegur siswa yang sedang mengobrol saat pembelajaran berlangsung dan menasihatinya secara baik.

4.2 Rekaptulasi Hasil Belajar Siswa Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2 Hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga denagn menngunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) dilihat dari kondisi awal sebelum tindakan, siklus 1 dan

78%

22%

Hasil Posttes siklus 2

tuntas

(22)

siklus 2 terlihat mengalami perubahan yang tidak stabil. Hasil belajar pada kondisi awal menunjukkan dari 36 siswa 10 siswa sudah mencapai KKM, sedangkan 26 siswa belum mencapai KKM. Setelah dilakukan siklus 1 hasil belajar siswa mengalami peningkatan 24 siswa yang belum mencapai KKM, dan hanya 12 siswa yang sudah mencapai KKM. Ini terjadi pada saat siklus 1 kegiatan pembelajaran kurang dipahami oleh siswa, kebanyakan mereka berbicara dengan temannya atau pusat perhatiannya pada apa yang dibawanya. Selanjutnya hasil belajar siklus 2 mengalami perubahan yang signifikan pada matapelajaran IPA sebelumnya pada siklus 1 kurang berhasil di siklus 2 ini 28 siswa sudah mencapai KKM sedangkan 8 siswa yang belum mencapi KKM. Berikut ini merupakan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA pada kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 yang disajikan pada tabel 4.12

Tabel 4.12

Perbandingan Rekaptulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi awal, Posttest siklus 1, dan Posttest Siklus 2.

No Nilai

Kondisi Awal Siklus 1 Siklus 2

F Persen (%)

Posttest Posttest F Persen

(%) f

Persen (%)

1 Tuntas 10 27,78% 12 33,33% 28 77,78%

2 Belum Tuntas 26 72,22% 24 66,67% 8 22,22%

Jumlah 36 100% 36 100% 36 100%

(23)

awal masih banyak siswa yang belum mencapai ketuntasan setelah dilakukan tindakan siklus 1 jumlah siswa yang belum mencapai ketuntasan bertambah terlihat dari hasil posttest. Pada kondisi awal yang belum mencapai KKM 26 siswa setelah siklus 1 yang belum mencapi KKM bertambah menjadi 24 siswa. Dengan masalah seperti ini peneliti terpacu untuk menigkatkan hasil belajar siswa agar tidak seamakin memburuk. Pada siklus 2 terjadi peningkatan yang signifikan dari hasil posttest terlihat 8 siswa yang belum mencapai KKM, sedangakan 28 siswa sudah mencapai KKM. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran bila dilakukan dengan pendekatan yang menarik dapat meningkatkan pemahaman belajar siswa.

Ketuntasan hasil belajar siswa dapat dilihat pada diagram berikut ini:

Gambar 4.8 Ketuntasan Hasil Belajar IPA

4.3 Pembahasan

(24)

di bawah ketuntasan minimal (KKM ≥ 67). Kondisi ini ditandai karena guru belum menggunakan sarana dan prasarana yang ada di kelas seperti LCD, yang membuat siswa kurang antusias dalam pembelajaran dan menjadikan siswa pasif di dalam kelas. Terlihat dari hasil belajar sebelum tindakan siswa yang belum mencapai (KKM ≥ 67) sebanyak 17 siswa, sedangkan yang mencapai(KKM ≥ 67) sebanyak 19 siswa. Dari hal itu peneliti ingin meningkatkan hasil belajar kelas 4 SD Negeri Gendongan 01.

Dengan adanya permasalah yang terjadi peneliti akan melakukan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 01 Salatiga. Setelah diadakannya tindakan didapatkan data hasil belajar siswa kelas 4 dan dianalisis oleh peneliti dengan analisis komparatif, dari analisis data yang telah dilakukan terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa mulai dari keadaan awal hingga siklus 2, dari kondisi awal ke siklus 1 terjadi peningkatan dari 57,89% menjadi 68,19% dengan jumlah siklus 1 sebanyak 36 siswa. Selanjutnya peningkatan pada siklus 1 ke siklus 2 sebanyak 74,19% dengan kata lain hampir dari semua siswa kelas 4 telah mencapai KKM yang sudah ditentukan.

(25)

Temuan keefektifan dalam model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan kontribusi sintak pembelajaran

Student Teams Achievement Division (STAD). Langkah penyajian informasi memancing siswa untuk mengeksplorasi materi pembelajaran sehingga siswa aktif dalam proses pembelajaran. Siswa aktif terhadap materi yang disajikan merupakan titik awal dari pengetahuan siswa akan materi tersebut.

Selanjutnya penerapan sintak membagi siswa kedalam tim-tim secara heterogen dalam pembelajaran IPA akan menimbulkan rasa toleransi terhadap teman yang telah bergabung menjadi timnya. Dampaknya siswa mampu bergabung dengan teman yang lain tanpa membedakan jenis kelamin,etnis, dan tingkat akademiknya dalam berkelompok.

Kontribusi sintak berikutnya adalah siswa melakukan kerja tim. Aktifitas ini membimbing siswa dalam berkelompok, memberikan sumbangan terhadap kemampuan siswa dalam permasalahn yang diberikan yang akan di selesaikan atau dipecahkan secara demokratis.Pemecahan masalah ini diselesaiakan secara berkelompok hal ini akan menimbulkan salint tukar menukar pengetahuan antar anggota kelompok sehingga siswa yang belum mengerti menjadi mengerti.

Langkah pembelajaran berikutnya adalah pemberian kuis atau evaluasi, pada langkah ini siswa akan mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah diajarkan untuk mengetahui kemapuan siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Selanjutnya guru sambil melakukan penilaian terhadap hasil kerja masing-masing kelompok, menentukan skor batas penguasaan untuk setiap soal.Penilaian inilah kemudian akan menjadi titik pelaksanaan langkah pembelajarn berikutnya.

(26)

Langkah model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) itu menjadi stau kesatuan dapat mengantarkan siswa memahami materi tentang struktur tumbuhan dan fungsinya sehingga dapat mengerjakan evaluasi dengan baik. Dalam hal ini akan terjadi peningkatan hasil belajar. Temuan ini berarti sejalan dengan pandangan Hosnan (2004: 83-84) Model Student Teams Achievement Division (STAD) didalamnya siswa diberi kesempatan untuk melakukan kolaborasi dan elaborasi dengan teman sebaya dalam bentuk diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan. Dapat diartikan model pembelajaran STAD diharapkan siswa berkelompok secara heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan. Berasal dari suku, yang memiliki kemampuan tinggi atau rendah. Model pembelajaran ini berguna untuk menumbuhkan kerjasama, kreatif, berpikit kritis dalam pembelajaran. Jadi model pembelajaran Student Teams Achievement Division (STAD) yang digunakan peneliti dapat meningakatkan hasil belajar IPA kelas 4 karena sudah sesuai dengan sintak pembelajarannya.

Temuan keberhasilan model Student Teams Achievement Division (STAD) ini sejalan dengan teori tentang kelebihan model tersebut juga mendukung berbagai penelitian terdahulu seperti :

(27)

Siklus I menerapkan metode belajar kelompok terjadi peningkatan cukup signifikan yaitu terdapat 21 siswa memenuhi KKM (70%) dan 9 siswa (30%) belum memenuhi KKM yang ditetapkan. Pada siklus II terdapat 26 siswa memenuhi KKM (86,67%) dan 4 siswa (13,33%) belum memenuhi KKM yang ditetapkan. Persentase ketuntasan belajar 80,73%, sudah tuntas karena sudah mencapai ketuntasan belajar ≥ 80%. Disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran kooperatif STAD dan penggunaan alat peraga konkret pada pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV Semester II SD Negeri 3 Kandangan Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan.

Penelitian yang dilakukan Patrisius (2014) Hasil penelitian menunjukkan : sebelum menggunakan penelitian tindakan kelas berdasarkan hasil observasi, hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam kelas 5 yang memenuhi nilai KKM 65 siswa dengan persentase 33,33% dan persentase yang tidak tuntas 66,67%. Setelah dilakukan penelitian dengan pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Student Teams Achievements (STAD) pada siklus I hasil belajar siswa yang tuntas persentasenya adalah 61,11% dan yang tidak tuntas persentase 38,89%, sedangkan pada siklus II dan hasil belajar siswa juga sudah meningkat semua menjadi 18 siswa yang tuntas dengan persentase 100% dan yang tidak tuntas 0 siswa dengan persentase 0%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Cooperative Learning Tipe

Student Teams Achievement Division (STAD) pada mata pelajaran IPA dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa kelas 5 SD Negeri Kalibeji 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang semester I tahun pelajaran 2013/2014.

(28)

Gambar

tabel distribusi frekuensi dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Hasil Sebelum tindakan Siswa Kelas 4
Tabel 4.3 Descriptive Statistics Siklus 1
Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Hasil Pretest Siswa Kelas 4
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 1968, dilaksanakan Rakernas yang menetapkan Puskesmas merupakan sistem pelayanan terpadu yang kemudian dikembangkan oleh pemerintah menjadi

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

Data atau Variabel yang digunakan adalah perkiraan ( Estimasi ) pendapatan dari asset asset yang sudah ada pada Warnet MyNet untuk tahun 2008 ke depan yang beralamat di jalan Akses

Untuk menghitung daya dukung ultimate dan penurunan pondasi tiang pancang dari data Sondir dan SPT digunakan secara analitis dan menggunakan program Metode

[r]

Pemeriksaan kendaraan bermotor atau disebut juga “ syaken ” ,adalah pemeriksaan dengan waktu tertentu, apakah mobil yang Anda pakai sesuai dengan standart dasar hukum

Untuk menarik minat pencari informasi bentuk elektronik misalnya website, maka dapat dibuatkan tampilan gambar yang menarik sekaligus informasi yang up to date. Pada kesempatan

Dokumen ini adalah f ormulir Resmi VerVal NUPTK periode 2013, untuk inf o lebih lanjut kunjungi http://padamu.kemdikbud.go.id.. FORMULIR