• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Pemanis Buatan Pada Nata De Coco Yang Dijual Di Hypermarket Kota Paelmbang Tahun 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Gambaran Pemanis Buatan Pada Nata De Coco Yang Dijual Di Hypermarket Kota Paelmbang Tahun 2008"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN PEMANIS BUATAN PADA NATA DE COCO YANG DIJUAL DIHYPERMAKET KOTA PALEMBANG

TAHUN 2008

Abdul Mutholib,ST,Drs. MS.Sitorus

* Dosen Jurusan Analis Kesehatan Politeknik Depkes.Palembang

ABSTRAK

Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui jenis pemanis buatan dan jumlah yang di tambahkan apakah memenuhi Persyaratan yang diatur dalam Permenkes RI.No.722/-Menkes/Per/IX/1988.Methode pengambilan sample secara purposive berdasarkan perizinan(MD,SP ),dan warna,.untuk mengetahui jenis pemanis buatan,diguanakan metode Kalorimetri dengan penambahan FeCL3.6H2O.9% yang memberikan warna violet sedangkan Analisa kadarnya menggunakan methode Gravimetri,dimana Siklamat dalam suasana asam,didekstruksi dengan NaNO2 ,diendapkan sebagai Barium Sulphat lalu ditimbang. Hasil penelitian dari 13 sampel NataDeCoco semuanya tidak mengandung Sakarin dan semuanya mengandung Siklamat.2 sampel (15,3 %) memenuhi persyaratan dan 11 sampel (84,7 %) tidak memenuhi persyaratan (740–5056 mgr/kg). Informasi Pada Masyarakat untuk berhati hati dan waspada mengkonsumsiproduk makanan dan minuman yang mengandung pemanis buatan,karena dalam waktu lama dari mengkonsumsi dapat memberikan dampak bagi kesehatan

Kata Kunci : Pemanis buatan ( Sakarin & Siklamat ),NataDeCoco,Gravimetri

1. PENDAHULUAN

Makanan pada umumnya sangat

tergantung pada beberapa factor , di antaranya cita rasa, tekstur, warna dan nilai gizinya, untuk memperoleh hasil yang dimaksud diatas, dibutuhkan BTM (Bahan Tambahan Makanan) yang membantu dalam memberi nilai tambah pada produk makanan, agar dapat memenuhi selera konsumen(1,2)

Perkembangan Industrialisasi dan perkembangan Masyarakat telah mengubah pola konsumen. Makanan yang disiapkan di rumah tangga sebagian besar telah digeser oleh makanan jajanan, hal ini menambah resiko terhadap perkembangan penyakit disebabkan karena kesalahan dalam produksi untuk memenuhi rasa manis, maka ditambahkanlah pemanis buatan yang tidak mempunyai nilai gizi(3,4)

Ada beberapa pemanis buatan yang

berkembang di Indonesia seperti Sakarin, Siklamat, dan Aspartam, hal ini sesuai

dengan Permenkes RI

No.722/Menkes/Per/IX/1988 tentang BTM,

dan Permenkes RI.

No.208/Menkes/Per/IV/1985 tentang pemanis buatan(5)

Di Indonesia NataDeCoco mulai dikenal sejak tahun 1987 yang merupakan salah satu hasil industri rumah tangga yang mana dalam proses pembuatannya prinsip kebersihan dan kesehatan sangat kurang, prinsip tersebut di antaranya pemilihan bahan, peralatan, penyimpanan dan pengolahan, karena semakin meningkatnya permintaan dan untuk menghemat biaya industri maka produsen menggunakan pemanis buatan sebagai pengganti gula(5,7,8)

(2)

selang beberapa jam mengalami batuk-batuk, suhu tubuh meningkat, frekuensi batuk semakin sering disertai bunyi batuk yang keras dan berdahak(9)

Manfaat penelitian adalah sumber informasi bagi Masyarakat (terutama anak anak), sehingga dapat berhati-hati mengkonsumsi NataDeCoco agar tidak merugikan kesehatan.

2. METHODE PENELITIAN Lokasi Penelitian

Penelitian bersifat Deskriptif Obsevasional dan pengambilan sample dilakukan di Hypermaket kota Palembang, populasi NataDeCoco dibeli langsung secara purposive berdasarkan kriteria perizinan (MD dan SP) dan Warna.

Jumlah Sampel

Jumlah sample dalam penelitian ini sebanyak 13 sampel mewakili perizinan MD dan SP serta mewakili warna.

Pengumpulan data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:

1. Uji Kualitatif pemanis buatan Sakarin dan Siklamat

2. Uji Kuantitatif untuk mengetahui jumlahnya/kadarnya

Pengolahan data

Hasil uji kualitatif dan kuantitatif disajikan dalam bentuk table berdasarkan jenis perizinan dan warna

3. HASIL PENELITIAN

Tabel.3.1 Hasil uji kualitatif pemanis buatan pada NataDeCoco

Jenis Peman

is

Positip (+) Negatif(-) Jumlah Sample

Berdasarkan table 3.1 diketahui bahwa semua sample yang diteliti tidak mengandung Sakarin tetapi semuanya mengandung Siklamat

Tabel 3.2.Distribusi Frekuensi Natade coco berdasrkan Jenis Perizinan

Jenis Perizinan Jumlah sample Jumlah (N) % MD

(IzinDepkes RI) 7 53,8 SP

(Surat Persetujuan)

6 46,2

JUMLAH 13 100

Berdasarkan table 3.2. diketahui bahwa dari 13 sampel (100%) Nata de coco mempunyai perizinan MD sebanyak 7 sampel (53.8%) dan SP sebanyak 6 sampel (46,2 %)

Tabel 3.3.Hasil uji kadar Siklamat pada Nata de coco berdasarkan jenis perizinan

Perizin

(3)

memenuhi syarat kadar pemakaian Siklamat (1216–3852 mgr/kg bahan), sedangkan 6 sampel (100%) yang mempunyai izin SP semuanya tidak memenuhi syarat kadar pemakaian Siklamat (740 – 50546 mgr/kg bahan)

Tabel 3.4 Hasil uji kadar Siklamat pada Nata De Coco berdasarkan warna.

S I K L A M A T

Tdk.berwarna 0 0 5 100

JUMLAH 2 25 11 75

Berdasarkan table 3.4, diketahui dari 13 sampel 100 % yang mengandung pemanis buatan Jenis Siklamat ada 8 sampel yang berwarna serta 2 sampel tersebut (25 %) memenuhi syarat dan 6 sampel (75 %) tidak memenuhi syarat yang diatur dalam Permenkes.RI sedangkan 5 sampel (100 %) yang tidak berwarna semuanya memenuhi syarat yang diatur dalam Permenkes RI.

4. PEMBAHASAN 4.1. Identifikasi Sakarin

Dari 13 sampel (100 %) setelah dilakukan uji laboratorium menggunakan metode Kalorimetri ternyata hasilnya tidak mengandung Sakarin (Negatif Sakarin), karena disamping harga Sakarin mahal juga setelah mengkonsumsinya akan tertinggal rasa pahit dilidah(20)

4.2. Identifikasi Siklamat

Dari 13 sampel (100%) setelah dilakukan uji laboratorium menggunakan methode Kalorimetri ternyata semua sample mengandung Siklamat (Positif Siklamat) dan didapat 2 sampel (15,38%) memenuhi syarat aturan pemakaian yaitu 500 mgr/kg bahan,

serta 11 sampel (84,62%) tidak memenuhi syarat aturan pemakaian maksimal yang diatur dalam Permenkes RI No. 208/ Menkes/Per/IV/ 1985

4.3. Identifikasi Siklamat berdasarkan perizinan

Setelah dilakukan uji Laboratorium menggunakan metode Gravimetri, didapat dari 7 sampel yang mempunyai izin MD didapat hasil 2 sampel (28,6%) memenuhi syarat kadar pemakaian maksimun (192–312 mgr/kg bahan) dan 5 sampel (71,4%) tidak memenuhi syarat kadar pemakaian maksimum (1216–3852 mgr/kg bahan),

sedangkan 6 sampel (100%) yang

mempunyai izin SP, semuanya tidak memenuhi syarat pemakaian kadar maksimum (740–5056 mgr/kg bahan)

Berdasarkan hasil diatas diambil kesimpulan bahwa walaupun memiliki izin, ternyata Produsen masih menggunakan Siklamat yang melebihi syarat pemakaian kadar maksimum, hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya produksi serta untuk menarik minat Pembeli dari segi rasa manis, seandainya dalam proses mengolah makanan sama sekali tidak menggunakan Bahan Tambahan Makanan (BTM) terutama pemanis, maka makanan akan terasa hambar bahkan tidak menarik untuk dinikmati(2,11)

4.4. Identifikasi Siklamat berdasarkan warna

Dari 13 sampel (100%) didapat dari 8 sampel yang berwarna, ada 2 sampel (25%) memenuhi syarat pemakaian kadar maksimum dan 6 sampel (75%) tidak memenuhi syarat pemakaian kadar maksimum, sedangkan 5 sampel yang tidak berwarna semuanya

memenuhi syarat pemakaian kadar maksimum.

Penggunaan pemanis buatan

(4)

minuman sering ditemukan dalam produk tertentu karena ingin mendapatkan keuntungan dalam penjualan, kadar pemanis buatan jenis Sakarin pada Nata De Coco (Minuman ringan permentasi) dalam Permenkes, kadar pemakaian maksimum 50 mgr/kg bahan, sedangkan Pemanis Siklamat pada Nata De Coco syarat kadar pemakaian maksimum 500 mgr/kg bahan, sesuai yang

diatur dalam Permenkes RI No.

722/Menkes/Per/IX/1988 dan Permenkes RI. No.208/Menkes/Per/IV/1985.

5. KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dari 13 sampel yang mengandung Siklamat, dapat disimpulkan sebagai berikut :

5.1.1. Berdasarkan Perizinan

5.1.1.a .Izin MD.dari 7 sampel (100 %)

- Memenuhi syarat kadar

pemakaian maksimum sebanyak 2 sampel (28,6%) dengan kadar 192–312 mgr/kg bahan tidak memenuhi syarat kadar pemakaian maksimum sebanyak 5 sample (71,4%) dengan kadar 1216–3852 mgr/kg bahan.

5.1.1.b. Izin SP, dari 6 sampel ( 100 % ) - semuanya tidak memenuhi syarat kadar pemakaian maksimum, kadar 740– 5056 mgr/kg bahan.

5.1.2. Berdasarkan warna 5.1.2.a. Berwarna

Dari 8 sampel ( 100 % ) didapat 2 sampel ( 25 % ) memenuhi syarat kadar pemakaian maksimum yaitu 192–312 mgr/kg bahan dan 6 sample (75%) tidak memenuhi syarat kadar pemakaian maksimum.

5,1.2.b. Tidak berwarna

Dari 5 sampel (100%) semuanya

tidak memenuhi syarat kadar pemakaian maksimum yaitu 740–5056 mgr/kg bahan

5.2.Saran

1. Sebagai masukan untuk instansi

terkait dalam melakukan

pengawasan lebih lanjut dan memperhatikan penggunaan pemanis buatan serta lebih selektif dalam mengadakan pengawasan.

2. Pada masyarakat untuk lebih

berhati-hati dan waspada dalam

mengkonsumsi produk makanan siap saji terutama yang mengandung pemanis buatan.

3. Untuk peneliti selanjutnya agar melakukan uji pemanis lainnya seperti Aspartam dan Sorbitol, pada produk makanan lainnya.

6. DAFTAR PUSTAKA

1. M.Lies Suprapti 1994. Produk olahan buah. Surabaya Indonesia 2. Winarno F.G.dan R.Sulistyowati

Titi, 1994. Bahan Tambahan Makanan dan Minuman Jakarta Pustaka Sinar Harapan

3. Daud Pahlano JR.Pembangunan

Ekonomi atau Ekologi

http:/www.Makanan jajanan.com/13

Mei 2008.15:21:07GMT

4. Direktorat Pengawas Makanan Dirjend POM. Depkes. RI. 1991.

Penggunaan BTM dan

Pengaturannya. Jakarta

(5)

Nasional (Pesan) 2001. Modul Pengusaha Jasaboga. Jakarta. Yayasan

6. Warisno. 2004. Mudah dan Praktis membuat Nata de Coco, Agromedi Persada. Jakarta

7. Suryani Ani,dkk. 2005. Membuat aneka Nata. Penebar Swadaya, Jakarta

8. Supardi,Imam dan Sukamto. 1999. Mikrobiologi dalam pengolahan dan keamanan Pangan, Penerbit Alumni Bandung

9. Oessoe Yokhim YE. Bahaya Nata de Coco

http/groups.infokesehatan,yahoo.co m/28 Mei 2008.19.23.47.GMT 10. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan,

1995, Instrumen Laboratorium Kesehatan

Departemen Kesehatan: Jakarta 11. Effendy Supli. HM. Prof. Dr. Ir. Ms.

Waspadai Penggunaan Bahan

Tambahan Makanan. http

://www.Pikiran

Rakyat.com/03/04/08/Cakrawala 12. Balai dan pengembangan Industri

hasil pertanian, Pengolahan Nata de coco http://www.Nata de coco com

26/03/08 16:25:57 GMT

13. Fachrudin,Lisdiana.Ir. 1998, Memilih dan memanfaatkan Bahan Tambahan Makanan. PT.Trubus Agriwijaya: Jakarta

14. Notoadmojo. 2002. Methode Penelitian Kesehatan, Revisi Renika Cipta: Jakarta

15. Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan. 1989. Kimia Makanan dan Minuman Depkes RI. Jakarta

16. Cahyadi,Wisnu. 2006. Analisa dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan. Penerbit Bumi Aksara: Jakarta

17. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.722, 1988, Jenis dan aturan Penggunaan Pemanis Buatan

18. Arikunto,Suharsimi.Prof.Dr. 2006.

Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik. Penerbit Rineka Cipta: Jakarta

19. Rohdiana,Dadan.Ir.MP. 2005,

Seputar Pemanis Buatan

http://www.Pikiran Rakyat.com/ cetak/21/06/2008.15.21.33.GMT 20. Sally,Tilda S. 1998. Majalah Ilmiah

Fakultas Kedokteran vol.17 No.2

Gambar

Tabel 3.3.Hasil uji kadar Siklamat pada Nata de cocoberdasarkan jenis perizinan
Tabel 3.4Hasil uji kadar Siklamat pada Nata De.

Referensi

Dokumen terkait

Saat ini televisi telah menjadi media massa favorit bagi masyarakat. Bahkan menonton televisi

Selain itu juga diperoleh bahwa nilai Z-Score untuk indeks antropometri berat badan menurut umur (BB/U), tinggi badan menurut umur (TB/U), berat badan menurut tinggi

Sebagai salah satu keunggulan lokal Kabupaten Majalengka agrowisata durian Sinapeul memiliki potensi untuk diangkat dalam pembelajaran biologi terutama pada tema

Dalam analisis kualitatif senyawa organik dapat diidentifikasi dengan menggunakan spektrofotometer, jika tersedia data yang direkam, dan

Bio-slurry di dapatkan dari akhir pengolahan limbah berbahan kotoran sapi yang berbentuk padat dan cair yang sangat bermanfaat sebagai sumber nutrisi.Bio-slurry

Rancangan Karya Inovasi Pembelajaran Proses suatu pembelajaran dibutuhkan media untuk lebih mudah diterima oleh peserta didik dalam memahami materi pembelajaran. Dalam

[r]

Seiso UHVLN 'DODP SULQVLS LQL GLODNXNDQ KDO SHQWLQJ \DLWX PHQHQWXNDQ SHQDQJJXQJMDZDE NHEHUVLKDQ SHPEXDWDQ SHWD GHQDK WDQJJXQJMDZDE XQWXN DUHD VHWLDS SHQDQJJXQJMDZDE PHQHQWXNDQ