• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KERANGKA TEORITIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KERANGKA TEORITIS"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA TEORITIS

2.1. Teori tentang Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan tujuan (hasil akhir) dari suatu proses dan prosedur akuntansi, sebagai ringkasan informasi transaksi keuangan yang terjadi selama suatu periode tertentu. Laporan keuangan yang disusun ini digunakan untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pengguna. Namun demikian, lapran keuangan tidak memberikan semua informasi yang mungkin dibutuhkan oleh pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian dimasa lalu dan perusahaan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan.

Ditinjau dari sudut pandang pihak internal perusahaan (manajer, pemilik perusahaan, karyawan), laporan keuangan merupakan media bagi mereka untuk mengkomunikasikan kinerja (performance) keuangan perusahaan yang dikelola kepada pihak-pihak yang berkepentingan, sedangkan bila laporan keuangan ditinjau dari sudut pandang pemakai (investor, kreditor, pemasok), maka informasi akuntansi diharapkan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan yang rasional dalam praktek bisnis yang sehat.

(2)

b. Tujuan Laporan Keuangan

Ikatan Akuntansi Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan (2007:4 menyebutkan bahwa “Tujuan Laporan Keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam mengambil keputusan bagi pihak-pihak yang berkepentingan”.

Laporan keuangan juga merupakan laporan pertanggungjawaban kepada pemilik atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. Untuk dapat melaksanakan tanggungjawabnya, manajemen menggunakan laporan keuangan untuk:

1. Mengatur tingkat biaya dari berbagai kegiatan perusahaan.

2. Untuk mengukur effisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta menentukan derajat keuntungan yang dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan.

3. Untuk menentukan perlu tidaknya digunakan kebijakan atau prosedur yang baru untuk mencapai hasil yang lebih baik.

4. Untuk menentukan atau mengukur efisiensi tiap-tiap bagian, proses atau produksi serta menentukan derajat keuntungan yang akan dicapai oleh perusahaan.

5. Untuk menilai dan mengukur hasil kinerja tiap-tiap individu yang telah diserahi wewenang dan tanggungjawab.

(3)

c. Jenis Laporan Keuangan

Berikut ini disajikan elemen atau isi dari neraca dan laba rugi. 1. Neraca

Neraca atau balance sheet adalah laporan yang sistematis tentang aktiva

(assets), hutang (liabilities), dan modal sendiri (owner’s equity) dari suatu

perusahaan pada tanggal tertentu. Tujuan neraca adalah untuk menunjukkan posisi keuangan pada tanggal tertentu, biasanya pada tahun tutup buku.

Dari defenisi diatas dapat dinyatakan dalam persamaan:

aktiva (assets) = hutang (liabilities) + modal sendiri (owner’s equity).

Informasi yang terkandung dalam neraca mampu memberikan informasi tentang dua hal yaitu likuiditas dan fleksibilitas finansial perusahaan yang dapat dipakai sebagai dasar untuk membuat estimasi (prediksi) terhadap keadaan-keadaan finansial di masa yang akan datang.

Berikut ini akan dijelaskan unsur-unsur atau pos-pos yang terdapat dalam neraca:

a. Harta atau aktiva (Asset)

Asset adalah harta kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan dan diharapkan

dapat memberi manfaat ekonomi dimasa yang akan datang. Asset (Harta atau aktiva) dapat digolongkan:

1. Aktiva lancar, yaitu harta perusahaan yang dapat ditukarkan menjadi uang tunai dalam waktu yang relatif singakat, paling lama satu tahun

(4)

dalam siklus operasional perusahaan, seperti: kas, surat-surat berharga, wesel tagih, persediaan, piutang dagang, dan perlengkapan.

2. Investasi adalah suatu pengeluaran sejumlah dana dari investor atau pengusaha guna membiayai kegiatan produksi untuk mendapatkan profit dimasa yang akan datang.

3. Aktiva tetap adalah kekayaan yang berwujud yang sifatnya relatif permanen, yang dapat digunakan untuk operasinya perusahaan dengan masa manfaat lebih dari satu tahun. Contohnya: tanah, bangunan/gedung, alat pengangkutan, sumber-sumber alam, mesin-mesin, perabot dan perlengkapan toko.

4. Aktiva tidak berwujud yaitu aktiva berupa hak-hak yang dimiliki oleh perusahaan. Contohnya: hak cipta, hak patent, goodwill, hak monopoli, hak sewa dan merk dagang.

b. Hutang (liabilities) adalah kewajiban yang harus dipenuhi oleh perusahaan untuk menyerahkan kas, barang, atau jasa dalam jumlah yang relatif pasti, sebagai ganti atas manfaat atau jasa yang diterima oleh perusahaan pada masa lalu. Berdasarkan jangka waktu pengembalainnya, dikelompokkan menjadi dua:

1. Hutang jangka pendek, yaitu kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus diselesaikan dalam waktu singkat atau kurang lebih dari satu tahun. Misalnya: hutang dagang, hutang deviden, hutang pajak, wesel

(5)

bayar, kewajiban yang harus dibayar dan hutang jangka panjang yang telah jatuh tempo.

2. Hutang jangka panjang, yaitu kewajiban kepada pihak lain yang jangka waktu pembayarannya lebih dari satu tahun. Misalnya hutang obligasi, wesel bayar jangka panjang dan hutang hipotik.

c. Modal Pemilik (Owner’s Equity)

Modal (Equity) adalah suatu hak tersisa atas aktiva suatu lembaga (entity) setelah dikurangi kewajibannya. Dalam perusahaan Equity adalah modal pemilik (Harahap 2006 : 110). Dalam perusahaan perseorangan, nilai modal ini merupakan modal pemiliknya sendiri. Sedangkan dalam perusahaan perseroan perlu dibedakan antara modal setor dengan modal karena pendapatan (Retained Earnings). Dividen hanya dibayar dari laba ditahan, bukan dari modal setor.

2. Laporan Laba Rugi

Menurut Gitman (2003 :599), “Profitability is the relationship between revenues and costs generated by using the firm’s asset-both current and fixed in

productive activities.” Laba adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba dan dapat diukur dalam rasio. Laporan laba rugi menggambarkan laba rugi perusahaan yang diperoleh dari pengurangan antara sumber penghasilan yang telah dicapai dengan jenis biaya yang dikeluarkan dalam satuan uang, serta laba atau rugi bersih yang diperoleh perusahaan untuk satu periode akuntansi. Laporan laba rugi merupakan suatu laporan hasil operasi yang mencerminkan pengaruh

(6)

keputusan operasi manajemen terhadap kinerja perusahaan dan laba atau rugi operasi pemilik perusahaan selama satu periode waktu tertentu.

Ada tiga elemen pokok dalam laporan laba rugi: a) Pendapatan operasional,

b) Beban operasional, c) Laba atau rugi.

2. 2. Likuiditas Perusahaan

Munawir (2002 : 31), likuiditas (liquidity) adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Perusahaan yang likuid berarti perusahaan tersebut memiliki kemampuan untuk membayar hutang jangka pendeknya.

Kim and David et al., (1998:349), dalam penelitian Aldiyanti (2006), mengelompokkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi likuiditas perusahaan adalah sebagai berikut:

a. Cast flow uncertainty

Cast flow uncertainty atau ketidakpastian arus kas dapat menentukan

keputusan manajer dalam menentukan tingkat likuiditas perusahaan. Perusahaan-perusahaan dengan tingkat ketidakpastian arus kas yang tinggi akan cenderung melakukan investasi dalam aktiva likuid dengan jumlah yang besar.

(7)

b. Current and future investment opportunities

Current and future investment opportunities merupakan kesempatan

investasi yang dihadapi perusahaan, baik saat ini maupun yang akan datang. Perusahaan perlu mempertimbangkan, apakah lebih baik melakukan investasi dalam bentuk aktiva tetap atau melakukan investasi dalam aktiva likuid.

c. Trancastions demand for likuidy

Trancastions demand for likuidy ini berhubungan dengan dana atau arus

kas yang diperlukan perusahaan untuk tujuan transaksi.

Perhitungan likuiditas perusahaan memberikan manfaat bagi berbagai pihak yang berkepentingan, yaitu pemilik dan manajemen perusahaan untuk menilai kemampuan mereka sendiri. Sedangkan dari pihak luar yang berkepentingan yaitu kreditur (penyedia dana) dan supplier yang menyalurkan atau menjual barang dengan melakukan pembayaran secara angsuran kepada perusahaan. Bagi kreditur pengukuran likuiditas merupakan jaminan untuk memberikan pinjaman selanjutnya. Sementara bagi supplier, digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menyetujui penjualan barang dagangan secara angsuran (Kasmir, 2008).

Pengukuran likuiditas dilakukan dengan membandingkan harta lancar dengan utang lancar. Ada beberapa faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan likuiditas perusahaan, yaitu:

a) Besarnya investasi pada aktiva tetap dibandingkan dengan seluruh dana jangka panjang

(8)

Pemakain dana untuk aktiva tetap adalah salah satu sebab utama dari keadaan tidak likuid. Bila makin banyaknya dana perusahaan yang dipergunakan untuk aktiva tetap, maka sifatnya untuk membiayai kebutuhan jangka pendek tinggal sedikit. Oleh karena itu rasio likuiditas menurun. Kemerosotan tersebut hanya dapat dicegah dengan menambah dana jangka panjang untuk menutup kebutuhan aktiva tetap yang meningkat.

b) Volume kegiatan perusahaan

Volume kegiatan perusahaan akan menambah kebutuhan dana untuk membiayai aktiva lancar. Sebagian dari kebutuhan tersebut dipenuhi dengan meningkatkan hutang-hutang, namun jika hal-hal lain tetap, investasi jangka panjang untuk membiayai tambahan kebutuhan modal kerja sangat dibutuhkan agar rasio dapat dipertahankan.

c) Pengendalian aktiva lancar perusahaan

Bila pengendalian yang kurang baik terhadap besarnya investasi dalam piutang dan persediaan menyebabkan adanya investasi yang melebihi dari pada yang seharusnya, maka sekali lagi rasio akan turun semakin tajam, kecuali jika telah tersedianya lebih banyak dana jangka panjang.

Untuk memperbaiki posisi keuangan, perusahaan dapat melakukan beberapa cara, antara lain:

1) Dengan menambah lebih banyak dana jangka panjang, baik dari pemegang saham maupun dengan pinjaman.

2) Mengembalikan posisi investasi dengan menjual beberapa harta tetap. 3) Mengatur harta lancar secara efisien.

(9)

Dalam menentukan tingkat likuiditas perusahaan dapat dilihat dari rasio likuiditas. Rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek secara tepat waktu. Pada prinsipnya, semakin tinggi rasio likuiditas, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Dalam melakukan penganalisaan posisi likuiditas perusahaan dapat menggunakan empat macam rasio:

1. Rasio Lancar (current ratio)

Rasio Lancar (current ratio) adalah rasio yang digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam melakukan kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva yang tersedia. Cara penghitungannya adalah:

Rasio Lancar = Aktiva Lancar Hutang Lancar

Jika aktiva lancar lebih besar dari kewajiban jangka pendeknya, berarti perusahaan dalam likuid.

2. Rasio uji cepat (quick ratio/acid test ratio)

Rasio ini berfungsi sebagai pelengkap terhadap rasio lancar dalam menganalisis likuiditas. Rasio ini digunakan untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan aktiva yang lebih likuid. Asumsi dasar kenapa rasio uji cepat mengukur likuiditas perusahaan adalah karena secara umum persediaan dalam aktiva lancar merupakan komponen kurang likuid dibandingkan dengan kas, piutang dan surat-surat berharga, sehingga perusahaan mempunyai persediaan yang sulit dicairkan.

(10)

Rasio uji cepat = Aktiva Lancar – Persediaan Hutang Lancar

3. Rasio kas (cash ratio)

Rasio ini digunakan untuk menghitung kemampuan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan surat-surat berharga (efek) yang segera dapat diuangkan.

Rasio kas = Aktiva Lancar + surat-surat berharga Hutang Lancar

4. Modal Kerja Netto

Modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek yaitu kas, sekuritas yang mudah dipasarkan, persediaan, dan piutang usaha.

Modal Kerja Netto = Aktiva Lancar – Hutang Lancar.

Rasio yang terbaik dalam mengukur likuiditas adalah rasio lancar, karena kemampuan untuk mengukur:

a. Kemampuan memenuhi kewajiban lancar

Semakin tinggi perkalian kewajiban lancar terhadap aktiva lancar, semakin besar keyakinan bahwa kewajiban lancar akan dibayar.

b. Penyangga kerugian

Semakin besar penyangga, semakin kecil resikonya. Rasio lancar menunjukkan tingkat keamanan yang tersedia untuk menutup penurunan nilai aktiva lancar non kas pada saat aktiva tersebut dilepas atau dilikuidasi.

(11)

c. Cadangan dana lancar

Rasio lancar merupakan ukuran tingkat keamanan terhadap ketidakpastian dan kejutan atas arus kas perusahaan, seperti adanya pemogokan dan kerugian luar biasa yang dapat membahayakan arus kas secara sementara dan tidak terduga.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Likuiditas Perusahaan

1. Aktiva Lancar merupakan kas dan aktiva lain yang secara wajar dapat direalisasikan sebagai kas atau dijual atau digunakan selama satu tahun, bahkan lebih dari satu tahun.

2. Hutang Lancar merupakan kewajiban yang diharapkan akan dilunasi dalam periode waktu yang relatif pendek, biasanya satu tahun. Hutang Lancar mencakup utang usaha, wesel bayar, pinjaman bank jangka pendek, utang pajak dan beban terutang.

2. 3. Piutang

a. Pengertian Piutang

Menurut Simamora (2000:228), “piutang merupakan klaim yang muncul dari penjualan barang dagangan, penyerahan jasa, pemberian pinjaman dana, atau jenis transaksi lainnya yang membentuk suatu hubungan dimana satu pihak berhutang kepada pihak lainnya. Namun, untuk tujuan akuntansi, istilah ini umumnya diterapkan sebagai klaim yang diharapkan dapat diselesaikan melalui penerimaan kas.” Dengan adanya hak klaim ini, perusahaan dapat menuntut pembayaran dalam bentuk uang atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada

(12)

pihak siapa dia berhutang. Penjualan kredit tidak segera menghasilkan penerimaan kas, tetapi menimbulkan piutang langganan dan barulah kemudian pada hari jatuh temponya terjadi aliran kas masuk (cash inflows) yang berasal dari pengumpulan piutang tersebut. Istilah piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap entitas lainnya, termasuk individu, atau organisasi lainnya.

Persyaratan kredit (Credit Term) dari satu jenis usaha biasanya berbeda dengan jenis usaha lainnya, tetapi untuk perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam jenis usaha yang sama biasanya memberikan atau memperlakukan para langganan dengan persyaratan-persyaratan kredit yang sama atau tidak terlalu jauh berbeda dengan yang lain. Penjualan kredit yang pada akhirnya akan menimbulkan hak penagihan atau piutang kepada langganan, sangat erat hubungannya dengan persyaratan kredit yang diberikan. Tiap-tiap jenis piutang harus dicatat dan dilaporkan secara terpisah didalam neraca. Piutang diharapkan dapat ditagih atau diterima pembayarannya dalam jangka waktu satu tahun sejak tanggal neraca atau dalam siklus operasi perusahaan, tergantung mana yang lebih panjang, sehingga disajikan didalam neraca sebagai aktiva lancar. Sedangkan piutang yang diharapkan akan jetuh tempo lebih dari satu tahun sejak tanggal neraca atau lebih dari siklus operasi perusahaan, tergantung mana yang lebih panjang, sehingga harus disajikan didalam neraca sebagai aktiva lain-lain atau investasi jangka panjang.

(13)

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Investasi Dalam Piutang

Menurut Gitosudarmo (2002:82), ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya investasi dalam piutang:

1. Volume penjualan kredit

Makin besar jumlah penjualan kredit dari keseluruhan penjualan akan memperbesar jumlah piutang dan sebaliknya makin kecil jumlah penjualan kredit dari keseluruhan piutang akan memperkecil jumlah piutang.

2. Syarat pembayaran bagi penjualan kredit

Semakin panjang batas waktu pembayaran kredit berarti, akan semakin besar jumlah piutangnya dan semakin pendek batas waktu pembayaran kredit berarti semakin kecil besarnya jumlah piutang.

3. Ketentuan tentang batas volume penjualan kredit

Apabila batas maksimal volume penjualan kredit ditetapkan dalam jumlah yang relatif besar maka besarnya piutang juga semakin besar.

4. Kebijakan membayar para pelanggan kredit.

Apabila kebiasaan membayar para pelanggan dari penjualan kredit mundur dari waktu yang dipersyaratkan maka besarnya jumlah piutang semakin besar. 5. Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan

Apabila kegiatan penagihan piutang dari perusahaan bersifat aktif dan pelanggan melunasinya maka besarnya jumlah piutang relatif kecil, tetapi apabila kegiatan penagihan piutang bersifat pasif, maka besarnya jumlah piutang relatif besar.

(14)

c. Biaya atas piutang

Dengan dilaksanakannya penjualan secara kredit yang kemudian menimbulkan piutang maka perusahaan sebenarnya tidak terlepas dari penanggungan risiko, berupa biaya. Biaya yang timbul akibat dari adanya piutang akan dijelaskan dibawah ini.

1. Biaya penghapusan piutang

Biaya penghapusan piutang/piutang ragu-ragu (bad debt receivables) terhadap tidak tertagihnya sejumlah tertentu dari piutang akan dimasukkan sebagai biaya bad debt atau piutang ragu-ragu yang nantinya akan diadakan penghapusan piutang. Oleh karena itu perlu diperhitungkan pada setiap periode.

2. Biaya pengumpulan piutang

Dengan adanya piutang maka timbul kegiatan penagihan piutang yang akan mengeluarkan biaya disebut sebagai biaya pengumpulan piutang.

3. Biaya administrasi

Terhadap piutang diperlukan kegiatan administrasi yang akan mengeluarkan biaya.

4. Biaya sumber dana

Dengan terjadinya piutang maka diperlukan dana dari dalam maupun dari luar perusahaan untuk menjaganya. Dana tersebut diperlukan biaya untuk sumber dana (weight of cost capital).

(15)

d. Kebijakan Piutang

Ikatan Akuntansi Indonesia (2007 : 64) mengatakan bahwa piutang adalah hak atau klaim terhadap pelanggan atau pihak lain atas uang, barang dan jasa. Piutang timbul sebagai akibat dari dilaksanakannya kebijakan penjualan kredit, sehingga dari kebijakan tersebut dapat menimbulkan keuntungan-keuntungan dalam bentuk:

1. Kenaikan hasil penjualan. 2. Kenaikan laba.

Hal ini adalah sebagai akibat dari kenaikan dalam hasil penjualan akan dapat menimbulkan kenaikan pada laba perusahaan.

3. Memenangkan persaingan.

Dalam dunia bisnis saat ini maka hampir semua perusahaan melaksanakan politik penjualan kredit ini. Oleh karena itu untuk menjaga posisi perusahaan di dalam persaingan maka haruslah dilakukan politik penjualan kredit tersebut, apabila tidak ingin merosot dalam posisi persaingan di pasar. Kebiajakan penjualan kredit yang agresif akan dapat merangsang minat calon konsumen akan dimungkinkan untuk memakai dan menikmati kegunaan barang yang dibelinya tanpa harus mengeluarkan uang yang besar pada saat membeli; sehingga pembeli dapat menikmati sekarang juga dengan membayarnya nanti di kemudian hari.

(16)

Kebijakan penjualan kredit terdiri dari empat variabel,yaitu:

1. Periode kredit, yaitu jangka waktu yang diberikan kepada pembeli untuk membayar pembelian mereka.

2. Standar kredit, yaitu yang mengacu pada kemampuan keuangan dari para pelanggan yang dapat diterima.

3. Kebijakan penagihan, yaitu yang diukur dengan keketatan atau kelonggaran yang diberikan perusahaan dalam menagih piutang yang lamban pembayarannya.

4. Diskon atau potongan, yaitu yang diberikan untuk pembayaran yang lebih cepat, termasuk persentase diskon dan seberapa cepat pembayaran harus dilakukan agar mendapat diskon tersebut.

Pos piutang yang terdapat dalam neraca biasanya merupakan bagian yang cukup besar dari aktiva lancar, oleh karena itu perlu mendapat perhatian yang cukup serius agar piutang dapat dikelola dengan cara seefisien mungkin.

e. Tingkat Perputaran Piutang

Piutang usaha merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar, artinya piutang akan tertagih pada saat tertentu dan akan timbul lagi akibat penjualan begitu seterusnya. Periode perputaran piutang tergantung dari panjang pendeknya ketentuan waktu yang dipersyaratkan dalam syarat pembayaran kredit, sehingga semakin lama syarat pembayaran kredit berarti semakin lama terikatnya modal kerja tersebut dalam piutang dan berarti makin kecil tingkat perputaran piutang dalam satu periode dan sebaliknya, makin pendek

(17)

syarat pembayaran kredit berarti semakin pendek pula terikatnya modal kerja dalam piutang, sehingga tingkat perputaran piutang dalam satu periode semakin besar. Tingkat perputaran piutang ini banyak dipengaruhi oleh kebijakan perusahaan dalam menetapkan jumlah dan lamanya piutang yang akan diberikan kepada pelanggan. Oleh karena itu, suatu sistem pengelolaan dan pengawasan terhadap piutang sangatlah penting, karena tanpa dilakukannya pengawasan, piutang akan menumpuk menjadi suatu tingkat yang berlebihan dan akan mengakibatkan arus kas akan menurun, dan piutang tak tertagih akan menutupi laba dari penjualan.

Perputaran piutang usaha merupakan rasio aktivitas yaitu rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana yang tersedia yang tercermin dalam perputaran modal. Adapun rumus yang digunakan adalah :

Tingkat Perputaran Piutang = Penjualan kredit bersih Rata-rata piutang dagang

Referensi

Dokumen terkait

Sinar yang masuk ke dalam mata akan menembus selaput bening melalui kamar depan, pupil, lensa, benda yang seperti sele ( corpus vitreum ) dan jatuh pada retina, dan dari

Tentang apa sebabnya tindak pidana yang diatur dalam Pasal 287 ayat (1) KUHP oleh pembentuk undang-undang telah dijadikan suatu delik aduan, menurut VAN- BEMMELEN-VAN HATTUM

Selain menjadi sumber infeksi, ukuran tonsil dan adenoid yang besar pada anak juga Selain menjadi sumber infeksi, ukuran tonsil dan adenoid yang besar pada anak juga dapat menyebabkan

Perusahaan membuat strategi pemasaran yang dirancang untuk meningkatkan peluang di mana konsumen akan memiliki anggapan atau pandangan dan perasaan positif terhadap

(i) Perjanjian Pinjaman Antar Perusahaan I: yaitu penerimaan fasilitas pinjaman oleh Perseroan beserta anak-anak perusahaan Perseroan dari PM Finance dan afiliasi- afiliasi dari

Berdasarkan hasil pengamatan logam berat, didapatkan kandungan logam berat Pb dan Cd dalam Organ insang, hati dan daging ikan patin hasil tangkapan di stasiun pintu air

Infeksi kecacingan adalah parasit pada manusia atau hewan yang sebagian besar menyerang anak usia 1-10 tahun yang disebabkan adanya iklim tropis, kelembaban udara yang

Keputusan Bupati tentang Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah Jenjang Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal, Informal dan Jenjang Pendidikan