BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Kesiapan
Menurut Slameto (2003), mengemukakan kesiapan adalah keseluruhan
kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau didalam
cara tertentu terhadap suatu situasi. Penyesuaian kondisi pada suatu saat akan
berpengaruh atau kecenderungan untuk memberi respon.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan adalah :
Faktor fisiologi
Faktor fisiologi adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.
Keadaan fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif
terhadap kegiatan individu. Sebaliknya kondisi yang lemah atau sakit akan
tidak bisa memberikan pengaruh yang positif.
Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat
mempengaruhi proses pikir dan mental seseorang.
B. Pengertian Primipara
Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk
pertama kalinya (Mochtar, 1998). Primipara adalah wanita yang telah melahirkan
C. BAYI BARU LAHIR 1. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang
kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu
sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500- 4000 gram, nilai apgar > 7
dan tanpa cacat bawaan.
Bayi baru lahir adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intrauterin ke kehidupan ekstrauterin. Beralih
dari ketergantungan mutlak pada ibu menuju kemandirian fisiologi (Yeyeh&Lia,
2010 hal 2).
Pada waktu kelahiran, tubuh bayi baru lahir mengalami sejumlah adaptasi
psikologik. Bayi memerlukan pemantauan ketat untuk menentukan masa transisi
kehidupannya ke kehidupan luar uterus berlangsung baik. Bayi baru lahir juga
membutuhkan asuhan yang dapat meningkatkan kesempatan untuknya menjalani
masa transisi dengan baik (Wafi, 2010 hal 3).
2. Kondisi Bayi Setelah Lahir
Bayi yang baru saja lahir mungkin terlihat sangat berbeda dari yang
diharapkan. Ia mungkin terlihat lebih kecil, juga tampak rapuh. Sistem tubuhnya
belum bekerja efektif sehingga ibu menemukan bercak, bintik, lebam, atau
perubahan warna, yang semuanya adalah normal.
a. Kepala
Biasanya bayi baru lahir memiliki kepala yang tampak terlalu besar bagi
terlalu lonjong, bahkan meruncing, jika proses kelahiran dibantu alat atau tekanan
persalinan sangat kuat atau terdapat lebam yang menonjol di kulit kepala.
b. Rambut
Rambut bayi mungkin tipis, tebal, atau berdiri tegak. Jika rambut tipis,
pembuluh darah bisa tampak menonjol dan membayang.
c. Mata
Mata bayi bisa tampak lebih sipit karena ada lipatan di sudut bagian dalam,
pembengkakan akibat persalinan, dan pemberian tetes mata untuk mencegah
infeksi. Mungkin juga terdapat warna merah akibat pecahnya pembuluh darah
yang disebabkan tekanan persalinan
d. Tangan dan kaki
Tungkai kaki bayi kebanyakan kurus dan terdapat bekas-bekas lebam, kecuali
jika bayi dilahirkan secara Caesar. Kukunya panjang akibat pertumbuhan di
dalam kandungan.
e. Dada dan alat kelamin
Karena terjadi pemasukan hormone perempuan dari plasenta tepat sebelum
kelahiran, banyak bayi laki-laki atau perempuan, mempunyai payudara atau alat
kelamin yang membengkak. Skrotum bayi laki-laki saat ini tampaknya sangat
besar untuk ukuran tubuhnya.
f. Kulit
Karena masih tipis, biasanya terdapat garis merah muda dan pembuluh darah
didalamnya. Banyak kulit bayi terutama yang lahir dini juga ditumbuhi lapisan
lanugo, yaitu rambut halus pra lahir, terdapat dipundak, punggung, dahi, dan pipi,
3. Penampilan Bayi Baru Lahir
Ketika ibu memegang si kecil untuk pertama kali, penampilannya mungkin
akan mengejutkan. Tidak diragukan lagi bayi akan membawa kegembiraan bagi
ibu, tapi mungkin mengharapkan makhluk kecil yang bersih dan tenang. Bayi di
kehidupan nyata sedikit berbeda.
a. Kulit
1. Verniks adalah zat berlemak berwarna keputihan menyelimuti kulit bayi. Krim
pelindung alamiah ini mencegah kulit tersarati air di dalam rahim. Krim ini
mungkin segera hilang, atau tetap ada agar bayi terlindung secara alami dari
iritasi ringan kulit, seperti bersisik dan mengelupas.
2. Ruam jelata (urtikaria) sering ditemukan pada minggu pertama. Tidak
memerlukan terapi, ruam akan hilang dengan cepat.
3. Milia adalah bintik-bintik kecil berwarana putih, terutama terlihat pada batang
hidung tapi juga di bagian wajah lain.
b. Kepala
Titik lunak di puncak tengkorak bayi tempat tulang-tulang belum tersambung
disebut ubun-ubun (fontanel). Tulang tengkorak baru menyatu seluruhnya saat
bayi nanti berusia sekitar dua tahun.
c. Mata
Bayi mungkin belum dapat langsung membuka matanya karena sembab yang
diakibatkan oleh tekanan pada kepala saat kelahiran. Tekanan ini juga mungkin
membuat beberapa pembuluh darah kecil di mata pecah, menimbulkan tanda
d. Rambut
Sebagian bayi lahir dengan kepala penuh rambut, sedangkan yang lain
benar-benar botak. Warna rambut bayi saat lahir mungkin bukan warna rambut tetapnya.
Rambut halus dan lembut yang terdapat di tubuh sebagian besar bayi saat lahir
disebut lanugo. Ini akan rontok setelah lahir.
e. Genital
Genital mungkin tampak bengkak dan membesar.
f. Tungkai dan Lengan
Tungkai dan lengan bayi masih tertekuk, seperti posisinya dalam rahim.
4. Kemampuan Bayi Saat Lahir
Walaupun bayi tak berdaya saat lahir, ia memiliki sejumlah kemampuan alami
yang menakjubkan. Bayi yang baru lahir :
a. Telah mampu berkomunikasi
b. Telah di program untuk meniru ekspresi wajah dan suara yang ibu buat saat
berbicara.
c. Menyukai kontak mata dan kulit.
d. Melihat semua yang berjarak 20-25 cm dengan jelas dan merespon wajah anda
dalam jarak ini, menatap dengan seksama.
e. Pada jarak 20-25 cm dapat membaca emosi dan mungkin akan tersenyum jika
melihat ibu tersenyum.
f. Dapat mendengar dan mengenali suara ibu dengan jelas
5. Penerimaan Bayi Sebagai Seorang Yang Terpisah
Tugas ini dimulai pada bagian akhir kehamilan. Seperti halnya ketika wanita
hamil mengenali janin sebagai bagian tubuhnya pada awal kehamilan, ia sekarang
mempersiapkan untuk perpisahan dari janin tersebut selama persalinan yang akan
datang.
Hal ini wajar bagi ibu untuk berfantasi tentang seperti apa bayinya dan juga
kepribadian apa yang dimiliki bayinya. Bukti lain penerimaan bayi sebagai
seorang yang terpisah melibatkan persiapan untuk kedatangan bayi. Dengan
kelahiran, ibu harus melepas fantasi terhadap bayi yang sempurna dan menerima
bayi yang mereka peroleh.
Apapun keterikatan prenatal yang telah terjadi akan berkembang menjadi
keterikatan yang berkembang penuh dengan bayi baru lahir. Kedekatan adalah
proses yang berkembang ke dalam suatu hubungan yang spesifik dan tahan lama.
Proses ini timbal balik diantara ibu dan bayi.
Perkembangan peran ibu dimulai saat kehamilan dan berlanjut sampai
sekurangnya setahun setelah kelahiran (Mercer, 1985). Rubin (1967)
mempertahankan bahwa proses pencapaian peran ini berlanjut terus dan memiliki
tiga tahap: menerima, mengambil, dan melepaskan (Karen, hal 71).
6. Adaptasi Psikososial Pascapartum
Perubahan psikologis terjadi karena:
a. Pengalaman selama persalinan
b. Tanggung jawab peran sebagai ibu
c. Adanya anggota baru (bayi)
Dalam menjalani adaptasi psikologis setelah melahirkan, Reva Rubin (1963)
mengatakan bahwa ibu akan melalui fase- fase sebagai berikut:
a. Taking in (1-2 hari postpartum)
Wanita menjadi pasif dan sangat bergantung serta berfokus pada dirinya,
tubuhnya sendiri. Mengulang-ulang menceritakan pengalaman proses
persalinan yang dialami. Wanita yang baru melahirkan ini perlu istirahat atau
tidur untuk mencegah gejala kurang tidur dengan gejala lelah, cepat
tersinggung campur baur dengan proses pemulihan.
b. Taking hold (2-4 hari postpartum)
Ibu khawatir akan kemampuannya untuk merawat bayinya dan khawatir tidak
mampu bertanggung jawab untuk merawat bayinya. Ibu mempunyai perassan
sangat sensitif sehingga mudah tersinggung dan gampang marah. Dukungan
moril sangat diperlukan untuk menumbuhkan kepercayaan diri ibu.
c. Letting go
Periode menerima tanggung jawab akan peran barunya. Ibu sudah mulai
menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya. Ibu memahami bahwa
bayi butuh disusui sehingga siap terjaga untuk memenuhi kebutuhan bayinya.
Keinginan untuk merawat diri dan bayinya sudah meningkat pada fase ini. Ibu
akan lebih percaya diri dalam menjalani peran barunya (Suherni, 2008 hal 87)
7. Perubahan Emosi Pascapartum
Perubahan emosi pascapartum atau yang lebih dikenal dengan postpartum
blues banyak dialami oleh wanita yang baru melahirkan. Ada yang mengalami
dalam kadar yang cukup berat, tetapi ada juga yang mengalaminya dalam kadar
Perubahan emosi pada masa postpartum biasanya berkaitan dengan emosi
yang dialami saat hamil. Beberapa yang dirasakan antara lain:
a. Postpartum blues
Kemurungan masa nifas umumnya terjadi pada ibu baru. Yang berisiko
mengalami kemurungan pasca persalinan adalah wanita muda, kesulitan
menyusui bayinya. Postpartum blues dialami hingga 50-80% ibu yang baru
melahirkan.
b. Postpartum depression
Banyak ibu merasa ”let down” sebelum melahirkan, sehingga dengan
pengalaman partus kalau kurang berkenan dan keraguan akan kemampuan
untuk merawat bayinya akan memperberat depresi ini. Depresi postpartum
adalah bentuk depresi yang lebih serius.
c. Psikosis postpartum
Psikosis postpartum adalah kondisi yang paling berat tingkatannya diantara
semua gejala postpartum (Yetti, 2010 hal 82)
Menurut Marshall (2004), faktor lain yang diperkirakan berpengaruh atau
merupakan faktor resiko terjadinya perubahan emosi pada persalinan, yaitu :
Dukungan sosial dari suami atau keluarga
Seperti hubungan emosional, dan komunikasi yang kurang. Ibu yang tidak
mendapatkan dukungan mempunyai resiko mengalami gangguan mood.
Karakteristik yaitu : umur, pendidikan dan pekerjaan
Umur ibu saat menjalani kehamilan ataupun persalinan sangat berpengaruh
dengan kejadian postpartum blues dimana kesiapan dan kedewasaan seorang
terjadi selama kehamilan dan sebagainya, pendidikan dan pekerjaan misalnya,
wanita berkarir tinggi yang baru melahirkan bayi dan harus kembali bekerja.
Fisik
Kelelahan setelah melahirkan dan kurangnya istirahat seringkali menyebabkan
ibu yang melahirkan belum ke kondisi normal.
Harapan tentang persalinan
Ibu yang mempunyai harapan yang terlalu tinggi terhadap persalinan.
Kegalauan dan kebingungan dengan kelahiran bayi yang baru, perasaan tidak
percaya diri dengan kemampuan diri untuk merawat bayi yang baru.
Keadaan, perilaku dan kualitas bayi, frustasi karena bayi tidak mau tidur,
nangis dan muntah, sakit, termasuk problem kehamilan dan kelahiran sehingga
mempengaruhi terjadinya postpartum blues
Antenatal Care
Merupakan keluhan umum bahwa kelas antenatal lebih menitikberatkan
persalinan, dengan hanya sedikit atau bahkan tidak ada pembicaraan tentang
bagaimana persiapan secara emosional untuk menghadapi persalinan.
8. Ikatan Antara Ibu Dan Anak (Bounding)
Telah banyak penelitian yang membahas tentang attachment (kasih sayang)
atau bonding (ikatan) untuk membuka tabir mengenai proses orang tua bisa
mengatasi dan menerima seorang anak dan sebaliknya, seorang anak bisa
mengasihi dan menerima orang tuanya (Anik, 2009 hal 29)
Menurut Markum (1991), bounding adalah suatu langkah untuk
setelah lahir, sedangkan attachment adalah interaksi antara ibu dan bayi secara
spesifik sepanjang waktu.
Bounding attachment menurut Depkes (2002) adalah kontak dini secara
langsung antara ibu dan bayi setelah proses persalinan, dimulai pada kala III
sampai dengan postpartum (Yetti, 2010 hal 66)
9. Manfaat Bonding Attachment
Dampak positif yang dapat diperoleh dari bonding attachment adalah bayi
merasa dicintai, diperhatikan, mempercayai, menumbuhkan sikap sosial, bayi
merasa aman, dan berani mengadakan eksplorasi.
10.Tahap- Tahap Bonding Attacmment
a. Perkenalan (acquaintance), dengan melakukan kontak mata, menyentuh,
berbicara, dan mengeksplorasi segera setelah mengenal bayinya.
b. Bonding (keterikatan)
c. Attachment, perasaan sayang yang mengikat individu dengan individu lain
(Wafi, 2010 hal 53)
11.Cara Untuk Melakukan Bonding
a) Inisiasi Dini: setelah bayi lahir, dengan segera bayi ditempatkan diatas ibu. Ia
akan merangkak dan mencari putting susu ibunya.
b) Pemberian ASI Eksklusif: dengan dilakukannya pemberian ASI secara
eksklusif segera setelah lahir, secara langsung bayi akan mengalami kontak
kulit dengan ibunya yang menjadikan ibu merasa bangga dan diperlukan.
c) Rawat Gabung: rawat gabung merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan
agar antara ibu dan bayi terjadi proses lekat akibat sentuhan badan antara ibu
d) Kontak mata: beberapa ibu berkata begitu bayinya bisa memandang mereka,
mereka merasa lebih dekat dengan bayinya. Bayi baru lahir dapat diletakkan
lebih dekat untuk dapat melihat pada orang tuanya.
e) Suara: mendengar dan merespon suara antara orang tua dan bayi sangat
penting. Orang tua menunggu tangisan pertama bayi mereka dengan tegang.
f) Aroma: setiap anak memiliki aroma yang unik dan bayi belajar dengan cepat
untuk mengenali aroma susu ibunya.
g) Entrainment: bayi mengembangkan irama akibat kebiasaan. Bayi baru lahir
bergerak- gerak sesuai dengan struktur pembicaraan orang dewasa.
h) Bioritme: salah satu tugas bayi baru lahir adalah membentuk ritme personal
(Yeyeh & Lia, 2010 hal 97)
D. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kesiapan ibu primipara menerima bayi baru lahir
Kesiapan ibu primipara menerima bayi baru lahir dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya, yaitu : umur, pendidikan, pekerjaan
1. Umur
Umur adalah usia ibu yang secara garis besar menjadi indikator dalam
kedewasaan setiap pengambilan keputusan yang mengacu pada setiap
pengalamannya. Karakteristik pada ibu berdasarkan umur sangat berpengaruh
terhadap kesiapan ibu, dimana semakin muda umur ibu maka semakin kurang
perhatian serta pengalaman yang dimiliki ibu, sehingga mempengaruhi
2. Pendidikan
Tingkat pendidikan turut menentukan mudahnya seseorang menyerap dan
memahami pengetahuan tentang keiapan menerima bayi baru lahir dari yang
mereka peroleh.
3. Pekerjaan
Faktor bekerja berperan sebagai timbulnya suatu masalah pada persiapan
kelahiran bayi. Pada ibu-ibu yang bekerja di luar sudah siap menerima bayi