• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatig

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT (NUMBERED HEADS TOGETHER) pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatig"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Sejalan dengan perkembangan dunia pendidikan yang semakin pesat, menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan pembaharuan sistem pendidikan (Isjoni, 2009:7).

Pendidikan di Indonesia yang telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada pasal 3 yang berisi pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokrasi serta bertangggung jawab (Sisdiknas, 2010:6).

(2)

Pada tahun 2015 merupakan awal kembali diberlakukannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006 karena kurikulum 2013 memerlukan persiapan yang matang untuk diterapkan. Pemerintah mengambil kebijakan baru untuk menghentikan sementara kurikulum 2013 pada tanggal 5 Desember 2014 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anis Baswedan.

Perubahan kurikulum di Indonesia kembali lagi ke Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006, ini berarti kebijakan pemerintah mengubah sistem pendidikan yang berlaku di Indonesia yaitu mengubah pembelajaran yang semula

tematik integratif berubah menjadi mata pelajaran. (Salinan Lampiran Permendikbud Nomor 67 tahun 2013 tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah).

Salah satu materi yang dipelajari oleh peserta didik di sekolah dasar adalah ilmu pengetahuan alam. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Depdiknas, 2006:486).

Pembelajaran IPA seharusnya disampaikan dengan pendekatan, metode atau model yang mencakup kesesuaian antara situasi belajar anak dengan situasi kehidupan nyata di masyarakat. Dengan menemukan ciri-ciri dari situasi yang berbeda-beda akan meningkatkan kemampuan menalar, berprakarsa, dan berpikir kreatif pada anak didik (Samantoa, 2011:5). Bila IPA diajarkan dengan cara yang tepat, maka IPA merupakan suatu pelajaran yang memberikan kesempatan berfikir kritis.

Berdasarkan hasil observasi penulis dari beberapa siswa, peneliti menemukan bahwa penerapan pembelajaran pada materi tertentu siswa kesulitan untuk memahami konsep yaitu pada pembelajaran IPA yang membutuhkan banyak

hafalan. Selain itu penerapan IPA dalam kehidupan bermasyarakat membuat pendidikan IPA menjadi penting. IPA melatih anak berfikir kritis, meskipun sederhana IPA bukanlah suatu pelajaran yang bersifat hafalan belaka.

(3)

kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya; 2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diciptakan dalam kehidupan sehari-hari; 3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat; 4) Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar memecahkan masalah dan membuat keputusan; 5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan dalam memelihara, menjaga dan melestarikan

lingkungan alam; 6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam semesta dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan ketrampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dalam proses belajar mengajar pelaksanaan pembelajaran IPA di SD Negeri Dukuh 03 Salatiga guru belum mengoptimalkan pengembangan penggunaan model, metode maupun pendekatan untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran sehingga kurang mempunyai daya tarik. Hal ini terlihat dari cara mengajar guru yang masih menggunakan metode konvensional yang bersifat terpaku terhadap buku dan belum menggunakan model pembelajaran yang dapat menanamkan konsep kepada siswa. Sehingga hal inilah yang menyebabkan banyak siswa kurang antusias untuk belajar dan siswa tidak terlatih untuk menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya. Sementara guru hanya mentransfer ilmunya pada siswa dan siswa hanya menerima materi yang disampaikan. Kondisi inilah yang menyebabkan hasil belajar siswa masih rendah atau nilainya di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Keberhasilan siswa dapat ditentukan dari beberapa faktor antara lain faktor

(4)

Seperti yang disebutkan bahwa keberhasilan siswa salah satunya dipengaruhi oleh faktor eksternal. Guru sebagai satu personal dalam sekolah yang mempunyai peranan yang sangat penting terhadap hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil tes formatif siswa kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga pada mata pelajaran IPA semester II tahun pelajaran 2014/2015 diperoleh bahwa hasil belajar IPA siswa di sekolah tersebut masih tergolong rendah. Berikut ini data nilai hasil tes formatif mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Salatiga.

Tabel 1.1

Hasil Tes Formatif IPA Pra Tindakan Siswa Kelas 5 Semester II SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga

Ketuntasan Frekuensi (f) Persentase (%)

Tuntas 7 43,75%

Tidak Tuntas 9 56,25%

Jumlah 16 100%

Nilai Tertinggi 76

Nilai Terendah 56

Rata-rata 65,5

Berdasarkan Tabel 1.1 dapat diketahui bahwa nilai tes formatif pada mata pelajaran IPA untuk setiap individu dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa tingkat keberhasilan belajar siswa masih rendah dan belum sesuai dengan yang diharapkan atau masih di bawah KKM (67) yang telah ditentukan. Dari 16 siswa hanya 7 siswa dengan persentase 43,75% yang mencapai KKM, sedang 9 siswa

dengan persentase 56,25% belum mencapai KKM. Rata-rata nilai IPA kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga semester II hanya 65,5. Rata-rata tersebut juga belum mencapai KKM.

(5)

Berbagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa telah dilakukan, namun belum mencapai hasil yang maksimal, hal ini dimungkinkan karena belum adanya penerapan model pembelajaran yang memiliki potensi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Sebagai upaya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa maka guru harus mengembangkan pembelajaran sehingga kemampuan berfikir siswa untuk bertukar pendapat, bekerjasama dan interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa lain dapat berjalan dengan maksimal. Jadi, sudah menjadi tugas utama guru untuk

merancang pembelajaran agar siswa tertarik dengan pembelajaran IPA. Salah satunya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Model pembelajaran kooperatif tidak hanya unggul dalam membantu siswa memahami konsep yang sulit, tetapi juga sangat berguna untuk menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, bekerjasama dan membantu teman. Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap interaksi dan komunikasi sehingga memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajarnya (Isjoni, 2009:16).

Menurut Slavin (2009:11) pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Beberapa variasi dalam pembelajaran kooperatif yaitu STAD, jigsaw, GI (Group Investigasi), TGT (Team Games Tournamens), TPS (Think Pair Share) dan NHT (Numbered Heads Together).

NHT merupakan salah satu tipe dari pembelajaran kooperatif yang ciri

khasnya memberi nomor dan menunjuk salah satu nomor siswa yang akan mewakili kelompoknya tanpa memberitahu dahulu siapa yang akan mewakili kelompoknya. Cara ini merupakan upaya untuk meningkatkan tanggung jawab

(6)

Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT melibatkan total semua siswa dalam mengerjakan tugas yang diberikan sehingga siswa harus bekerjasama secara aktif mulai dari materi awal ke materi selanjutnya. Dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT membagi siswa kedalam kelompok kecil dimana setiap siswa dalam kelompok mendapatkan nomor yang digunakan sebagai patokan guru dalam menunjuk siswa untuk mengerjakan tugasnya dan siswa dalam kelompok akan saling bertukar pikiran. Semua anggota harus mampu mengetahui dan menyelesaikan semua soal

yang diberikan guru sehingga terjadilah kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa berpartisipasi aktif.

Berdasarkan masalah dan didukung penelitian yang relevan, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) agar permasalahan yang terjadi tidak berlarut-larut tanpa adanya tindakan untuk mengubah cara belajar siswa. Berdasarkan kesenjangan antara kenyataan dan harapan yang telah dipaparkan, maka penulis akan melakukan penelitian dengan judul “Upaya Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT pada Siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015”. 1.2Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dipaparkan, terdapat beberapa permasalahan dalam pembelajaran pada mata pelajaran IPA di SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru cenderung hanya menggunakan metode konvensional yang terpaku terhadap buku sehingga siswa kurang menyukai mata pelajaran IPA dan siswa tidak terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran.

2. Siswa kurang berpartisipasi aktif dalam aktivitas dan kegiatan proses belajar mengajar.

(7)

1.3Pemecahan Masalah

Berdasarkan masalah-masalah yang timbul dalam pembelajaran IPA, penelitian ini difokuskan pada upaya meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada mata pelajaran IPA bagi siswa Kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015. Cara ini dipilih karena merupakan upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam diskusi saat proses pembelajaran berlangsung dan akan dapat meningkatkan motivasi dan

hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA.

Pada pembelajaran kooperatif tipe NHT, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang heterogen, siswa dapat bekerjasama dan berinteraksi dalam kelompoknya dengan bimbingan guru. Setiap siswa mendapatkan nomor yang berbeda, sehingga perhatian siswa lebih terpusat karena setiap siswa mempersiapkan jawaban apabila diberi pertanyaan oleh guru. Pembelajaran dikemas dalam bentuk semenarik mungkin dengan didukung pemanfaatan media nyata sehingga motivasi siswa dalam belajar menjadi tinggi dan lebih aktif dengan adanya penghargaan yang diberikan oleh guru apabila jawaban siswa benar, sedangkan siswa yang belum benar dalam menjawab tetap diberikan motivasi. Suasana pembelajaran juga akan lebih menarik dan menyenangkan.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut :

“Apakah melalui model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Number Head Together) dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar IPA pada siswa

kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Semester II Tahun Pelajaran 2014/2015?”.

1.5Tujuan Penelitian

(8)

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian yang dilaksanakan di kelas 5 SD Negeri Dukuh 03 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga memiliki beberapa manfaat antara lain:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap kajian tentang implementasi metode NHT pada mata pelajaran IPA.

1.6.2 Manfaat Praktis a. Bagi Guru

1) Memberi masukan bagi guru mengenai model pembelajaran kooperatif tipe NHT untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA.

2) Mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran yang aktif, inovatif, dan kreatif.

b. Bagi Siswa

1) Siswa dapat lebih aktif dalam proses pembelajaran dan siswa dapat bekerjasama dengan baik dalam kelompok.

2) Menambah antusias siswa dalam belajar IPA.

3) Dengan keberhasilan penerapan metode NHT, dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

c. Bagi Sekolah

Sebagai dasar acuan untuk melakukan pengawasan bagi guru dan siswa khususnya dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan mutu sekolah yang lebih baik.

d. Bagi penulis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai penelitian awal yang dapat dijadikan sebagai referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya dan

Gambar

Tabel 1.1 Hasil Tes Formatif IPA Pra Tindakan Siswa Kelas 5 Semester II SD Negeri

Referensi

Dokumen terkait

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Skripsi yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari program S-1 jurusan Akuntansi

konservatif berusaha melestarikan status quo, sementara yang lainnya berusaha kembali kepada nilai-nilai dari zaman yang lampau, Orang-orang konservatif memusatkan konsentrasi

Ini berbeda, pada saat kita mendefinisikan permutasi (urutan diperhatikan), penyusunan tersebut dapat dilakukan dengan enam buah cara, yaitu pq, pr, qr, qp, rp, dan rq.. Bola akan

diambil- Selain itu pendanaan yang bersumber dari urang dapat mengurangi konflik antara manajer dengan pemegang saham (Crutchley and Hansen, 1989), hal ini dapat

Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor utama yang menjadi alasan remaja putra melakukan hubungan seks pranikah adalah dorongan dari dalam diri sendiri, sedangkan

Panel terdiri dari tiga anggota yang mendengar argumentasi dari pihak yang bersengketa dan setiap pihak ketiga yang berkepentingan.Jika panel

Hasil penelitian menunjukkan bahwa frekuensi hubungan seksual pada ibu menopouse di Dusun Semawung Sumberejo Tempel Sleman tahun 2012 mayoritas adalah rendah yaitu 22

Tulisan ini merupakan bagian dari kegiatan Riset Kapasitas PEnangkapan Cantrang pada Perikanan Demersal di Laut Jawa Serta Pukat Cincin pada Perikanan Cakalang dan