• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK SMA/ MA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST DALAM MEMAHAMI KONSEP STRUKTUR ATOM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK SMA/ MA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST DALAM MEMAHAMI KONSEP STRUKTUR ATOM"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK SMA/ MA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC

TEST DALAM MEMAHAMI KONSEP STRUKTUR ATOM

SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1

Disusun oleh:

Ana Nisa-u Sa’idah 13670047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

MOTTO

Segala sesuatu yang bisa kau bayangkan adalah nyata (Pablo Picasso)

Bermimpilah seakan kau akan hidup selamanya. Hiduplah seakan kau akan mati hari ini (James Dean)

(8)

viii

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini saya persembahkan untuk Ibu dan bapakku tercinta

Serta Almamaterku

Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

(9)

ix

KATA PENGANTAR Bismillahirrohmaanirrohiim

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam yang tidak pernah lelah memberikan rahmat dan rahim-Nya kepada setiap makhluk, sehingga skripsi dengan judul “Identifikasi Kesulitan Belajar Kimia Peserta Didik SMA/ MA menggunakan Two-Tier Multiple Choice Diagnostic dalam Memahami Konsep Struktur Atom” dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW. yang telah mengubah dunia jahilliyah menjadi dunia yang penuh berkah.

Tidak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah membantu secara moril maupun materil untuk terselesaikannya skripsi ini. Tanpa bantuan dan kerja samanya, mustahil skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, diucapkan terimakasih kepada:

1. Murtono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberi izin penulis untuk menulis skripsi ini.

2. Karmanto, M.Sc., selaku ketua Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah atas bimbingannya selama studi.

3. Asih Widi Wisudawati, M.Pd., selaku dosen penasihat akademik sekaligus pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, waktu dan kesempatan serta bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dan pendidikan Universitas.

4. Karmanto, M.Sc dan Agus Kamaludin, M.Pd., selaku dosen penguji yang telah memberi masukan yang membangun pada skripsi ini.

5. Pak Ghulam (Kepala Madrasah MAN Kembangsawit), Bu Herlin (guru mata pelajaran Kimia), Pak Muhshon, dan adik-adik kelas X MIA MAN Kembangsawit, khususnya kelas X MIA 3, yang telah bersedia memberikan waktunya bagi penulis sehingga terselesaikan penelitian dalam skripsi ini.

(10)

x

6. Ibu dan Bapakku tercinta (Bu Endah dan Pak Purnomo) serta adik-adikku (Dek Farhan dan Dek Zidan) yang telah memberikan kasih sayang yang tek hingga, dukungan, dan motivasi pada pendidikanku selama ini.

7. Kholif Widikdo yang telah menemani saya, terimakasih atas kesetiaan, kasih sayang, dan motivasinya.

8. Teman-teman Pendidikan Kimia 2013 (ChemEdu) Vigi, Desma, Desi Naurin, serta mas-mas dan mbak-mbak semuanya, terimakasih atas canda dan tawa serta keceriaannya yang mewarnai perjalanan kuliah kita.

9. Sahabat-sahabatku seperjuangan Nafi’, Purwanti, Desma, Yuliani, Mariana, terimakasih atas dukungan dan motivasinya.

10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Semoga amal ibadah dan jerih payah mereka senantiasa mendapatkan imbalan yang layak dari Allah SWT. Akhirnya, penulis dengan senang hati menerima saran serta kritik dari pembaca sekalian demi terwujudnya hasil yang lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.

Yogyakarta, 27 Juli 2017 Penulis

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PENGESAHAN SKRIPSI/ TUGAS AKHIR ... ii

SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/ TUGAS AKHIR ... iii

NOTA DINAS KONSULTAN ... iv

SURAT PERNYATAAN SKRIPSI ASLI ... vi

HALAMAN MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv INTISARI ... xvi BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7

A. Kajian Teori ... 7

1. Pembelajaran Kimia ... 7

2. Kesulitan Belajar ... 8

3. Kesulitan Belajar Kimia ... 9

4. Diagnosis Kesulitan Belajar ... 10

5. Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Test... 13

6. Struktur Atom ... 15

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 19

C. Kerangka Pikir ... 22

(12)

xii

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

A. Jenis atau Desain Penelitian ... 25

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25

C. Subyek Penelitian ... 26

D. Teknik Pengumpulan Data ... 26

1. Tes Tertulis ... 26

2. Wawancara ... 27

3. Dokumentasi ... 27

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 27

1. Tes ... 27

2. Wawancara ... 28

3. Dokumentasi ... 28

F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 28

1. Uji Validitas ... 28

2. Uji Reliabilitas ... 30

G. Teknik Analisis Data ... 32

1. Identifikasi Kesulitan ... 32

2. Analisis Kesulitan ... 35

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36

A. Deskripsi Data ... 36

1. Profil MAN Kembangsawit ... 36

2. Subyek Penelitian... 37

3. Proses Pelaksanaan Penelitian ... 38

4. Pemilihan Subyek Wawancara ... 38

5. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ... 39

6. Analisis Hasil Penelitian ... 40

B. Pembahasan ... 43

1. Identifikasi Kesulitan Belajar ... 43

2. Analisis Kesulitan Belajar pada Peserta Didik ... 56

3. Pembahasan ... 96

BAB V PENUTUP ... 100

A. Simpulan ... 100

B. Saran ... 102

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Interpretasi nilai r11 ... 32

Tabel 3.2 Konversi % jumlah peserta didik yang menjawab salah untuk menentukan tingkat kesulitan pada subkonsep... 34

Tabel 3.3 Konversi % jumlah peserta didik yang menjawab salah untuk menentukan tingkat kesulitan peserta didik ... 35

Tabel 4.1 Daftar peserta didik kelas X MIA 3 ... 37

Tabel 4.2 Daftar subyek wawancara ... 39

Tabel 4.3 Hasil analisis butir soal two-tier multiple choice diagnostic ... 40

Tabel 4.4 Persentase tingkat kesulitan pada masing-masing subkonsep .... 41

Tabel 4.5 Persentase kesulitan yang dialami peserta didik kelas X MIA 3 MAN Kembangsawit pada subkonsep struktur atom ... 42

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Flow chart kerangka pikir penelitian ... 22 Gambar 4.1Kategori tingkat kesulitan peserta didik kelas X MIA 3 ... 44 Gambar 4.2 Jawaban butir soal nomor 9 dari subyek RA ... 63

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.Silabus Kimia ... 106

Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen... 124

Lampiran 3. Instrumen Penelitian ... 126

Lampiran 4. Kunci Jawaban ... 133

Lampiran 5.Pedoman Wawancara ... 137

Lampiran 6. Data Hasil Tes ... 139

Lampiran 7. Deskripsi Wawancara ... 142

Lampiran 8.Percakapan Wawancara ... 147

Lampiran 9.Hasil Ulangan Harian KD 3.2 dan KD 3.3 ... 154

Lampiran 10. Surat Validasi dan Hasil Validasi Instrumen ... 156

Lampiran 11. Korelasi Skor Butir dengan Skor Total... 165

Lampiran 12. Daya Pembeda Instrumen ... 166

Lampiran 13. Tingkat Kesukaran Instrumen ... 167

Lampiran 14. Dokumentasi ... 168

Lampiran 15. Surat-Surat Perizinan ... 169

(16)

xvi

INTISARI

IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK SMA/MA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE

DIAGNOSTIC DALAM MEMAHAMI KONSEP STRUKTUR ATOM

Oleh:

Ana Nisa-u Sa’idah 13670047

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar kimia dan menganalisis pola kesulitan belajar kimia pada peserta didik kelas X MIA pada konsep struktur atom. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas X MIA 3 MAN Kembangsawit tahun ajaran 2016/2017 yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep struktur atom. Teknik pengumpulan data untuk mengidentifikasi kesulitan belajar menggunakan tes diagnostik berupa tes two-tier multiple choice, sedangkan untuk menganalisis kesulitan belajar pada peserta didik menggunakan pedoman wawancara dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep struktur atom. Kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik terjadi pada subkonsep model atom (65,625%), subkonsep percobaan Rutherford (89,58%), subkonsep lambang unsur (33,33%), subkonsep konfigurasi elektron (89,585%), subkonsep isotop, isoton, dan isobar (54,165%), subkonsep pertikel (77,77%), subkonsep penyusun materi (86,11%), subkonsep simbol molekul dan senyawa (37,5%). Pola-pola kesulitan yang dialami peserta didik pada konsep struktur atom yang pertama adalah peserta didik memahami konsep struktur atom, tetapi kesulitan dalam mengimplementasikan kedalam soal. Pola kesulitan yang kedua adalah peserta didik kesulitan memahami konsep struktur atom dan kesulitan mengimplementasikan konsep kedalam soal.

(17)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dan pendidik. Dimana pendidik bertindak sebagai komunikator yang bertugas menyampaikan pesan materi pembelajaran kepada penerima pesan yaitu peserta didik. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil ketika peserta didik dapat memahami dan mengerti konsep-konsep yang diberikan oleh pendidik. Pemahaman peserta didik akan membantu pendidik untuk menyelenggarakan proses pembelajaran yang baik, efektif, dan efisien.

Kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang menfokuskan kajian mengenai struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubahannya. Keberhasilan pembelajaran sains pada umumnya masih diukur dari seberapa jauh peserta didik menguasai konsep yang diterima. Namun, akan lebih baik jika keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi penguasaan konsep saja namun seberapa jauh konsep-konsep tersebut melekat dalam ingatan peserta didik.

Konsep dalam ilmu kimia sebagian besar berupa konsep abstrak. Menurut Lai dalam Laili Rachmawati (2014: 147) konsep abstrak merupakan konsep yang sulit dipahami dalam belajar sains, karena untuk memahaminya dibutuhkan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Nakhleh (dalam Laili Rachmawati, 2014: 147) juga menyatakan banyak peserta didik yang belajar

(18)

kimia, tapi gagal menguasai konsep kimia. Bersadarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep abstrak dalam ilmu kimia merupakan salah satu konsep sulit dipahami sehingga banyak peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.

Kesulitan peserta didik tidak hanya disebabkan oleh konsep kimia bersifat abstrak, tetapi dalam belajar kimia dituntut memahami tiga aspek yang saling berhubungan, yakni aspek makroskopik, mikroskopik, dan simbolik. Aspek makroskopik berhubungan dengan sifat suatu materi yang dapat diamati langsung oleh peserta didik misalnya perubahan wujud zat, aspek mikroskopik berhubungan dengan partikel penyusun suatu materi (atom, molekul, ion), sedangkan aspek simbolik berhubungan dengan simbol dan perhitungan kimia (Chandra, et al., 2007: 239; Johnstone dalam Nahlum, et al., 2004: 301). Aspek mikroskopis memiliki peran penting dalam pemahaman konsep kimia, terutama konsep struktur atom yang merupakan salah satu konsep abstrak.

Konsep struktur atom mengandung konsep abstrak, yaitu aspek makoskopik, mikroskopik, dan simbolik, kemudian peserta didik dituntut menguasai ketiga aspek tersebut, sehingga masih ada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep struktur atom. Berdasarkan hasil wawancara1 materi struktur atom dianggap sulit dan tidak menarik, karena harus membayangkan bentuk atom suatu benda (visualisasi). Dari hasil wawancara tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa materi struktur

(19)

3

atom itu bersifat abstrak. Dalam terori atom Dalton, atom merupakan penyusun zat dimana atom tersebut merupakan partikel yang tidak dapat dibagi lagi. Dalam hal ini, peserta didik mengalami kesulitan karena dalam memahami konsep struktur atom membutuhkan visualisasi (permodelan).

Kesulitan yang terjadi pada peserta didik dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu diperlukan adanya identifikasi untuk mengetahui apakah peserta didik itu mengalami kesulitan dalam belajar kimia. Identifikasi dilakukan untuk mengetahui letak-letak kesulitan peserta didik yang terjadi pada suatu konsep tertentu sehingga pendidik mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan bisa mempersiapkan diri untuk menindak lanjuti permasalahan tersebut.

Berbagai penelitian yang mengungkapkan terjadinya kesulitan belajar tentang struktur atom dan instrumen diagnostiknya antara lain pertama, Bernabas, Suardana, & Kirna (2014) yang menganalisis kesulitan belajar peserta didik dalam memahami konsep struktur atom menunjukkan bahwa kesulitan belajar dalam mempelajari struktur atom, yaitu menentukan kelemahan dan kelebihan masing-masing model atom (88,7%), menganalisis percobaan Rutherford (86,7%), menuliskan lambang nuklida sebuah unsur (83,3%), percobaan sinar katoda (80%), membedakan antara model atom yang satu dengan yang lainnya (70%), menjelaskan masing-masing model atom (63,3%), menuliskan konfigurasi elektron dari ion (60%), menuliskan konfigurasi elektron unsur netral (56,7%) dan menjelaskan isotop, isobar, dan isoton (53,3%). Kedua, Laili Rachmawati (2014) yang mengembangkan dan

(20)

menerapkan instrumen diagnostik two-tier dalam mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik tentang atom dan molekul menemukan 11 jenis miskonsepsi tentang atom dan 4 jenis miskonsepsi tentang molekul. Ketiga, Fatmawati, Mardjan Paputugan, dan Rakhmawaty (2013) yang mengidentifikasi kesulitan belajar pada materi persamaan reaksi menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam materi persamaan reaksi, peserta didik mengalami kesulitan dalam menyelesaikan submateri hukum kekekalan massa, penulisan tata nama senyawa, menuliskan rumus molekul, dan menuliskan pembentukan senyawa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut tampak sebagian besar peserta didik SMA mengalami kesulitan dalam memahami konsep persaman reaksi dan instrumen yang digunakan juga sangat membantu sehingga banyak miskonsepsi ditemukan.

Identifikasi kesulitan belajar peserta didik SMA dalam memahami konsep struktur atom dan sistem periodik unsur dilakukan dengan menggunakan two-tier multiple choice diagnostic instrument sebagai instrumen untuk mendiagnosis penyebab kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam memahami konsep tersebut. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul Identifikasi Kesulitan Belajar Peserta didik SMA menggunakan Two-Tier Multiple Choice dalam Memahami Konsep Struktur Atom.

(21)

5

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dikemukakan penulis, rumusan masalah yang diperoleh adalah:

1. Apa saja kesulitan yang dialami peserta didik kelas X MIA MAN Kembangsawit pada subkonsep struktur atom?

2. Bagaimana pola kesulitan yang dialami peserta didik kelas X MIA MAN Kembangsawit dalam memahami konsep struktur atom?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi kesulitan peserta didik kelas X MIA MAN Kembangsawit pada subkonsep struktur atom.

2. Menganalisis pola kesulitan yang dialami peserta didik kelas X MIA MAN Kembangsawit pada konsep struktur atom.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Bagi peneliti

Dapat menambah pengetahuan tentang kesulitan yang dialami peserta didik dan memahami konsep struktur atom sehingga dapat menjadi bekal saat terjun kedunia pendidikan.

(22)

2. Bagi pendidik

Memberi wacana untuk mengadakan penangan yang tepat bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar agar prestasi mereka di materi selanjutnya dapat lebih baik.

3. Bagi peserta didik

Sebagai sarana untuk mengetahui kelamahan yang ada pada dirinya sehingga mampu memperbaiki untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.

(23)

100

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Peserta didik mengalami kesulitan belajar dalam memahami konsep

struktur atom. Konsep struktur atom memiliki delapan subkonsep yang terdapat kesulitan, yaitu.

a. Model atom

Kesulitan pada subkonsep model atom yang dialami peserta didik, yaitu kesulitan dalam mengurutkan kelebihan dan kekurangan teori-teori model atom, dan perserta didik hanya terpaku pada hafalan materi yang diberikan oleh guru. Peserta didik lupa pengertian dari teori model atom Thomson dan tidak mengetahui tentang sifat dualisme atom dari teori mekanika kuantum. Kesulitan pada subkonsep model atom sebesar 65,625%.

b. Percobaan Rutherford

Kesulitan pada subkonsep percobaan Rutherford yang dialami peserta didik, yaitu kesulitan dalam memahami percobaan hamburan sinar alfa yang dilakukan oleh Rutherford. Peserta didik juga mengalami kesulitan dalam memahami percobaan sinar katoda. Mereka tidak mengetahui muatan sinar katoda karena mereka belum

(24)

mendapatkan materi tentang percobaan sinar katoda. Kesulitan pada subkonsep percobaan Rutherford sebesar 89,58%.

c. Lambang unsur

Kesulitan pada subkonsep lambang unsur yang dialami peserta didik, yaitu kesulitan dalam memahami dan mengerti letak nomor atom, letak nomor massa, cara mencari proton, elektron, dan neutron. Kesulitan pada subkonsep lambang atom sebesar 33,33%.

d. Konfigurasi elektron

Kesulitan pada subkonsep konfigurasi elektron yang dialami peserta didik, yaitu kesulitan dalam memahami dan mengerti konfigurasi elektron suatu unsur dalam keadaan dasar. Peserta didik juga kesulitan dalam memahami cara pengisian elektron pada orbital. Kesulitan pada subkonsep konfigurasi elektron sebesar 89,585%. e. Isotop, isoton, dan isobar

Kesulitan pada subkonsep isotop, isoton, dan isobar yang dialami peserta didik, yaitu kesulitan dalam memahami bahwa isotop berada pada atom-atom yang sama. Peserta didik juga mengalami kesulitan dalam memahami atom yang memiliki nomor massa yang berbeda dan memiliki nomor atom yang sama merupakan suatu atom yang sama. Kesulitan pada subkonsep isotop, isobar, dan isoton sebesar 54,165%.

(25)

102

f. Partikel

Kesulitan pada subkonsep partikel yang dialami peserta didik yaitu kesulitan dalam memahami patikel monoatomik. Peserta didik juga mengalami kesulitan dalam memahami gerak suatu partikel, dan kesulitan dalam memahami senyawa molekular. Kesulitan pada subkonsep partikel sebesar 77,77%.

g. Komponen penyusun materi

Kesulitan pada subkonsep komponen penyusun materi yang dialami peserta didik, yaitu kesulitan dalam mendeskripsikan komponen produk kimia,kesulitan dalam membedakan antara senyawa dan molekul ionik atau non-ionik. Peserta didik juga mengalami kesulitan dalam memahami pengertian dari atom-atom bebas. Kesulitan pada subkonsep komponen penyusun materi sebesar 86,11%.

h. Simbol molekul dan senyawa

Peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam memahami subkonsep simbol molekul dan senyawa. Kesulitan pada subkonsep simbol molekul dan senyawa sebesar 37,5%.

2. Hasil analisis kesulitan terhadap peserta didik:

Peserta didik memiliki pola-pola kesulitan sebagai berikut:

a. Peserta didik memahami konsep struktur atom tetapi kesulitan dalam mengimplementasikan kedalam soal.

(26)

b. Peserta didik kesulitan memahami konsep struktur atom dan kesulitan mengimplementasikan kedalam soal.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tentang identifikasi kesulitan belajar kimia peserta didik menggunakan two-tier multiple choice diagnostic dalam memahami konsep struktur atom, maka dapat dipaparkan saran-saran sebagai berikut:

1. Melihat tingginya tingkat kesulitan yang dialami peserta didik dalam memahami konsep struktur atom, pada subkonsep model atom, percobaan Rutherford, konfigurasi elektron, isotop, isoton, dan isobar, partikel, komponen penyusun materi, maka hendaknya pendidik memilih metode pembelajaran yang paling sesuai dengan kondisi peserta didik di dalam kelas agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

2. Peneliti selajutnya dapat mengembangkan instrumen two-tier multiple choice untuk materi yang lain, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kepahaman peserta didik dalam menerima materi yang disampaikan oleh pendidik.

(27)

104

DAFTAR PUSTAKA

Alafghani, Azzam Pasha. 2013. Kesulitan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI dalam Penyelesaian Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Arikunto, Suharsismi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Bernabas Bio, I Nyoman Suardana, I Made Kirna. (2014). Analysis of Learning Difficulties of Senior High School in Learning Atomic Structur. E-jurnal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 2 Nomor 1 Tahun 2014.

Chandrasegaran, A. L., David F. Treagust, dan Mauro Mocerino. (2007). The Development of a two-tier multiple-choice diagnostic instrumen for evaluating secondary scholl student’ ability to describe and explain chemical reactions using multiple levels of representation. Chemistry Education Research and Practice, 293-307. Dalam http://www.rsc.org/images/Chandrasegaran%20fial_tcml18-94351.pdf. Diunduh tanggal 1 Juni 2016.

Chang, Raymond. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Kedua Jilid 2. Jakarta: Erlangga.

Fatmawati, Mardjan Papuntungan, Rakhmawaty A. (2014). Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa pada Materi Persamaan Reaksi dikelas X dan XI IPA MAN Batudaa. E-jurnal Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo. H. Mulyadi, Drs. (2008). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap

Kesulitan Belajar Khusus. Malang: Nuha Litera.

Keenan, CW., Kleinfelter DC. (1984). Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Kirum, Ifadatul. (2011). Analisis Kesulitan Peserta Didik dalam Menyelesaikan Soal Kimia Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan di MA Ibnul Qoyyim Putri Kelas XI Semester Genap Tahun Ajaran 2010/ 2011. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Mulyadi. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.

Mulyasa, E. (2009). Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(28)

Nahlum, L., T., Hofstein, A., Mamlok-Naaman, R., at al. (2004). Can Final Examination Amplify Students Misconceptions in Chemistry?. Chemistry Education: Research and Practice, Vol. 5, No. 3.

Nailul Maunah, Wasis. (2014). “Pengembangan Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Test untuk Menganalisis Kesulitan Belajar Siswa Kelas X pada Materi Suhu dan Kalor”. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol. 3 No. 2 Tahun 2014, hal. 195-200.

Nursalim, Mochammad dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press.

Rachmawati, Laili. (2014). Pengembangan dan Penerapan Instrumen Diagnostik Two-Tier dalam Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa tentang Atom dan Molekul. Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran. Volume 1 Nomor 2, Juli 2014.

Rahardjo, Sentot Budi. 2012. Kimia Berbasis Eksperimen 1 untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.

Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rumini, Sri. (2003). Diagnostik Kesulitan Belajar. Yogyakarta: FIP Universitas Negeri Yogyakarta.

R. Soedjadi, dkk. (1996). Diagnosis Kesulitan Siswa Sekolah Dasar dalam Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sastrohamidjojo, H. (2012). Kimia Dasar Edisi ke-2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Sudjiono, Anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Syukri. (1999). Kimia Dasar Jilid 2. Bandung: ITB

Syah, Muhibbin. (2001). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tuysuz. (2009). Development of two-tier Diagnostic Instrument and Assess Students’ Understanding in Chemistry. (online) diunduh pada 1 Juni 2016.

(29)

106

Lampiran 1

SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA (Peminatan Bidang MIPA)

Satuan Pendidikan : SMA

Kelas : X

Kompetensi Inti :

KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan

peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.

KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

 Peran kimia dalam kehidupan.  Hakikat ilmu kimia  Metode ilmiah dan keselamatan Mengamati

 Mengamati produk-produk kimia dalam kehidupan, misalnya sabun, detergen,pasta gigi, shampo, kosmetik, obat, susu, keju, mentega, minyak goreng, garam dapur, dan asam cuka.

 Membaca artikel tentang peran

Tugas  Membuat laporan tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia

1 mgg x 3 jp  Buku teks kimia  Literatur lainnya  Encarta Encyclopedia  Lembar kerja 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki

rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan

(30)

107

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun,

toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan

proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.

kerja kimia dalam perkembangan ilmu lain (farmasi,geologi, pertanian, kesehatan) dan peran kimia dalam menyelesaikan masalah global.  Membaca artikel tentang hakikat

ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium.

Menanya

 Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan hasil pengamatan, misalnya:

- Apa yang dipelajari dalam kimia?

- Apa manfaatnya belajar kimia dan kaitannya dengan karir masa depan?

Pengumpulan data

 Mengkaji literatur tentang peran kimia dalam kehidupan,

perkembangan IPTEK, dan dalam menyelesaikan masalah global.  Mengunjungi laboratorium untuk

mengenal alat-alat dan bahan kimia serta tata tertib laboratorium.  Mendiskusikan kerja seorang

ilmuwan kimia dalam melakukan penelitian untuk memperoleh produk kimia menggunakan metode ilmiah meliputi: penemuan masalah, perumusan masalah,

dalam kehidupan.

Observasi

 Sikap ilmiah saat diskusi dan presentasi dengan lembar pengamatan Portofolio  Laporan pengamatan Tes  Tertulis membuat bagan / skema tentang hakikat kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja serta peran kimia dalam kehidupan

3.1 Memahami hakikat ilmu kimia, metode

ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan.

4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja dalam mempelajari kimia serta peran kimia dalam kehidupan.

(31)

108

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

membuat hipotesis, melakukan percobaan dan mengolah data serta membuat laporan.

Mengasosiasi

 Menyimpulkan hasil pengamatan dan diskusi tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan

keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam

kehidupan.

Mengkomunikasikan

 Mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di

laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan dengan tata bahasa yang benar.

1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

 Perkembanga n model atom  Struktur atom Bohr Mengamati

 Mengamati perkembangan model atom dan partikel penyusun atom serta hubungannya dengan nomor massa dan nomor atom.

Tugas :

 Membuat peta konsep tentang perkembangan model atom dan tabel periodik 8 mgg x 3 jp  Buku teks kimia  Literatur lainnya  Encarta

(32)

109

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama,santun,

toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan

proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. dan mekanika kuantum.  Nomor atom dan nomor massa  Konfigurasi elektron dan Diagram orbital  Bilangan kuantum dan bentuk orbital.  Golongan dan periode  Sifat keperiodikan unsur  Isotop, isobar, isoton

 Mengamati tabel periodik modern

Menanya

 Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan struktur atom, misalnya: apa saja partikel penyusun atom? Bagaimana partikel-partikel tersusun dalam atom? Dimana posisi elektron dalam atom? Mengapa model atom mengalami perkembangan?

 Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan tabel periodik, misalnya: apa dasar pengelompokan unsur dalam tabel periodik? Bagaimana hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik?

Pengumpulan data

 Melakukan analisis dan diskusi tekait dengan perkembangan model atom.

 Menganalisis perkembangan model atom yang satu terhadap model atom yang lain.

serta mempre-sentasikannya

Observasi

 Sikap ilmiah saat diskusi dan presentasi dengan lembar pengamatan

Portofolio

 Peta konsep

Tes tertulis uraian:

 Menentukan jumlah elektron, proton, dan netron dalam atom  Menentukan konfigurasi elektron dan diagram orbital  Menentukan bilangan kuantum dan bentuk orbital Encyclopedia  Lembar kerja

3.2 Menganalisis perkembangan model atom 3.3 Menganalisis struktur atom berdasarkan

teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum.

3.4 Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur.

(33)

110

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

4.2 Mengolah dan menganalisis perkembangan model atom.

4.3 Mengolah dan menganalisis truktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum.

4.4 Menyajikan hasil analisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur.

 Mengamati nomor atom dan nomor massa beberapa unsur untuk menentukan jumlah elektron, proton dan netron unsur tersebut.

 Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dengan nomor atom.

 Mendiskusikan konfigurasi elektron dan diagram orbital dari unsur tertentu.

 Mendiskusikan bilangan kuantum dan bentuk orbital suatu unsur.  Menganalisis hubungan antara

nomor atom dan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik (golongan dan periode).

 Menganalisis tabel dan grafik hubungan antara nomor atom dengan sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan

keelektronegtifan)

 Menganalisis nomor atom dan nomor massa beberapa contoh kasus pada unsure untuk memahami isotop, isobar, dan isoton.

Mengasosiasi

 Menganalisis letak unsur dalam tabel periodik berdasarkan konfigurasi elektron  Menganalisis kecenderungan sifat keperiodikan unsur dalam satu golongan atau periode berdasar kan data

(34)

111

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

 Menyimpulkan bahwa golongan dan periode unsur ditentukan oleh nomor atom dan konfigurasi elektron.

 Menyimpulkan adanya hubungan antara nomor atom dengan sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegtifan)

Mengkomunikasikan

 Mempresentasikan hasil

rangkuman tentang perkembangan model atom dan tabel periodic unsur dengan menggunakan tata bahasa yang benar.

1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

 Struktur Lewis  Ikatan ion dan ikatan kovalen  Ikatan kovalen koordinasi  Senyawa kovalen polar dan non polar. Mengamati

 Membaca tabel titik leleh beberapa senyawa ion dan senyawa kovalen  Membaca titik didih senyawa

hidrogen halida.

 Mengamati struktur Lewis beberapa unsur.

Menanya

 Dari tabel tersebut muncul pertanyaan, mengapa ada senyawa yang titik lelehnya rendah dan ada yang titik lelehnya tinggi?

 Mengapa titik didih air tinggi pada

Tugas :  Merancang percobaan tentang kepolaran senyawa Observasi  Sikap ilmiah dalam mencatat data hasil percobaan Portofolio 10 mgg x 3 jp  Buku teks kimia  Literatur lainnya  Encarta Encyclopedia  Lembar kerja 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki

rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.

(35)

112

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.

2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.  Ikatan logam  Gaya antar molekul  Sifat fisik senyawa.

hal air mempunyai massa molekul relatif kecil?

 Mengapa atom logam cenderung melepaskan elektron? Mengapa atom nonlogam cenderung menerima elektron dari atom lain? Bagaimana proses terbentuknya ikatan ion? Bagaimana ikatan kovalen terbentuk? Apakah ada hubungan antara ikatan kimia dengan sifat fisis senyawa?

Pengumpulan data

 Mengingatkan susunan elektron valensi dalam orbital.

 Menggambarkan awan elektron valensi berdasarkan susunan elektron dalam orbital.  Menganalisis pembentukan

senyawa berdasarkan pembentukan ikatan (berhubungan dengan kecenderungan atom untuk mencapai kestabilan).  Membandingkan proses

terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen.

 Menganalisis penyebab perbedaan titik leleh antara senyawa ion dan kovalen.

 Menganalisis beberapa contoh pembentukan senyawa kovalen dan

 Laporan percobaan

Tes tertulis uraian

 Membandingkan proses pemben-tukan ion dan ikatan kovalen.  Membedakan ikatan kovalen tunggal dan ikatan kovalen rangkap  Menganalisis kepolaran senyawa  Menganalisis hubungan antara jenis ikatan dengan sifat fisis senyawa  Menganalisis

bentuk molekul 3.5 Membandingkan proses pembentukan

ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

3.6 Menganalisis kepolaran senyawa. 3.7 Menganalisis teori jumlah pasangan

elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul.

4.5 Mengolah dan menganalisis

perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.

4.6 Merancang, melakukan, dan

menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa.

(36)

113

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron).

senyawa ion.

 Menganalisis beberapa contoh senyawa kovalen tunggal, kovalen rangkap dua, kovalen rangkap tiga dan kovalen koordinasi.

 Menganalisis sifat logam dengan proses pembentukan ikatan logam.  Menganalisis hubungan antara

keelektronegatifan unsur dengan kecenderungan interaksi antar molekulnya

 Menganalisis pengaruh interaksi antarmolekul terhadap sifat fisis materi.

 Merancang percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) serta

mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi.

 Melakukan percobaan terkait kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik).  Mengamati dan mencatat hasil

percobaan kepolaran senyawa.  Menganalisis dan menyimpulkan

hasil percobaan dikaitkan dengan data keelektronegatifan.

(37)

114

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

 Bentuk molekul

Mengasosiasi

 Menganalisis konfigurasi elektron dan struktur Lewis dalam proses pembentukan ikatan kimia.  Menyimpulkan bahwa jenis ikatan

kimia berpengaruh kepada sifat fisik materi.

Mengkomunikasikan

 Menyajikan hasil analisis perbandingan

pembentukan ikatan.

 Menyimpulkan hasil percobaan tentang kepolaran senyawa dan mempresentasikan dengan menggunakan bahasa yang benar.

Mengamati

 Mengamati gambar bentuk molekul beberapa senyawa.

Menanya

 Bagaimana menentukan bentuk molekul suatu senyawa?

Pengumpulan data

 Mengkaji literatur untuk

meramalkan bentuk molekul dan mengkaitkan hubungan bentuk molekul dengan kepolaran senyawa.

(38)

115

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar Mengasosiasi

 Menyimpulkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom.  Menyimpulkan hubungan bentuk

molekul dengan kepolaran senyawa.

Mengkomunikasikan

 Menyajikan gambar bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom.

 Menyajikan hubungan kepolaran senyawa dengan bentuk molekul. 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur

partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

 Larutan elektrolit dan nonelektrolit - Mengamati

 Mengkaji literatur tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit.

Menanya

 Mengajukan pertanyaan apakah semua larutan dapat menghantarkan arus listrik? Mengapa ketika banjir orang bisa tersengat arus listrik? Apa manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan?

Pengumpulan data

 Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan

berdasarkan daya hantar listrik dan

Tugas  Membuat peta konsep tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit  Merancang percobaan Observasi  Sikap ilmiah saat merancang dan melakukan percobaan serta saat presentasi 2 mgg x 3 jp  Buku teks kimia  Literatur lainnya  Encarta Encyclopedia  Lembar kerja 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki

rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama,santun,

(39)

116

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.4 Menunjukkan perilaku responsif, dan

proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan

mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi.

 Melakukan percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan.  Mengamati dan mencatat data hasil

percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan.

Mengasosiasi

 Menganalisis data hasil percobaan untuk menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya (larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit).

 Mengelompokkan larutan berdasarkan jenis ikatan dan menjelaskannya.

 Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar

Mengkomunikasikan

 Menyajikan laporan hasil percobaan tentang daya hantar listrik larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit. dengan lembar pengamatan Portofolio  Peta konsep  Laporan percobaan

Tes tertulis uraian

 Menganalisis penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik  Mengelompok- kan larutan elektrolit dan nonelektrolit serta larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasar-kan data percobaan. 3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan

larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.

4.8 Merancang, melakukan, dan

menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit .

1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil

 Konsep reaksi oksidasi -

Mengamati

 Mengamati ciri-ciri perubahan kimia (reaksi kimia), misalnya buah (apel, kentang atau pisang)

Tugas  Merancang percobaan reaksi 6 mgg x 3 jp  Buku teks kimia  Literatur

(40)

117

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

reduksi  Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion

yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka serta mengamati karat besi untuk menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi.

 Menyimak penjelasan tentang perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion.

Menanya

 Mengajukan pertanyaan mengapa buah apel, kentang atau pisang yang tadinya berwarna putih setelah dibiarkan di udara menjadi berwarna coklat?

 Mengapa besi bisa berkarat? Bagaimana menuliskan persamaan reaksinya?

 Bagaimana menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion?

Pengumpulan data

 Merancang percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron serta mempresen-tasikan hasilmya untuk menyamakan persepsi.

Melakukan percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron.

pembakaran dan serah terima elektron

Observasi

 Sikap ilmiah saat merancang dan melakukan percobaan serta saat presentasi dengan lembar pengamatan Portofolio  Laporan percobaan Tes tertulis  Menganalisis unsur yang mengalami oksidasi dan unsur yang mengalami reduksi  Menuliskan persamaan reaksi oksidasi reduksi  Menganalisis bilangan lainnya  Encarta Encyclopedia  Lembar kerja 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki

rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama,santun,

toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan

proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan

3.9 Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi serta menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion.

3.10 Menerapkan aturan IUPAC untuk penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana.

4.9 Merancang, melakukan, dan

(41)

118

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

percobaan reaksi oksidasi-reduksi. 4.10 Menalar aturan IUPAC dalam penamaan

senyawa anorganik dan organik sederhana.

 Tata nama senyawa

 Mengamati dan mencatat hasil percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron.

 Mendiskusikan hasil kajian literatur untuk menjawab pertanyaan tentang bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion.

Mengasosiasi

 Menganalisis data untuk

menyimpulkan reaksi pembakaran dan serah terima elektron

 Menuliskan reaksi pembakaran hasil percobaan.

 Menyamakan jumlah unsur sebelum dan sesudah reaksi.  Berlatih menuliskan persamaan

reaksi pembakaran.

 Menuliskan reaksi serah terima elektron hasil percobaan.  Berlatih menuliskan persamaan

reaksi serah terima elektron.  Menganalisis dan menyimpulkan

bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion.

Mengkomunikasikan

 Menyajikan hasil percobaan .reaksi pembakaran dan serah terima elektron. oksidasi unsur dalam senyawa atau ion  Memberi nama senyawa-senyawa kimia menurut aturan IUPAC

(42)

119

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

 Menyajikan penyelesaian

penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion.

Mengamati

 Mengkaji literatur tentang tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC.

Menanya

 Bagaimana menerapkan aturan IUPAC untuk memberi nama senyawa.

Pengumpulan data

 Mengkaji literatur untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC.  Mendiskusikan aturan IUPAC

untuk memberi nama senyawa.

Mengasosiasi

 Menyimpulkan penerapan aturan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC.

 Berlatih memberi nama senyawa sesuai aturan IUPAC.

(43)

120

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar Mengkomunikasikan

 Mempresentasikan penerapan aturan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC

menggunakan tata bahasa yang benar.

1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.

 Massa atom relatif (Ar) dan Massa molekul relatif (Mr)  Persamaan reaksi  Hukum dasar kimia - hukum Lavoisier - hukum Proust - hukum Dalton - hukum Gay Lussac - hukum Avogadro  Konsep Mol Mengamati

 Membaca literatur tentang massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum dasar kimia dan konsep mol.  Mengkaji literatur tentang

penerapan konsep mol dalam perhitungan kimia.

Menanya

 Mengajukan pertanyaan bagaimana cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif suatu senyawa? Bagaimana cara menyetarakan persamaan reaksi?  Mengajukan pertanyaan bagaimana

membedakan rumus empiris dengan rumus molekul? Mengapa terbentuk senyawa hidrat? Bagaimana menentukan kadar zat?  Mengajukan pertanyaan yang

berkaitan dengan penerapan konsep

Tugas  Merancang percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier Observasi  Sikap ilmiah saat diskusi, merancang dan melakukan percobaan dengan lembar pengamatan Portofolio  Laporan percobaan

Tes tertulis uraian

 Menentukan massa atom 8 mgg x 3 jp  Buku teks kimia  Literatur lainnya  Encarta Encyclopedia  Lembar kerja 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki

rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkanperilaku kerjasama,santun,

toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.

2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif sertabijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan

(44)

121

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

membuat keputusan - massa molar

- volume molar gas - Rumus empiris dan rumus molekul. - Senyawa hidrat. - Kadar zat (persentase massa, persentase volume, bagian per Juta atau part per million, molaritas, molalitas, fraksi mol).  Perhitungan kimia - hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume gas

mol dalam perhitungan kimia.

Pengumpulan Data

 Mendiskusikan cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif.

 Mendiskusikan cara menyetarakan persamaan reaksi.

 Merancang percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier serta mempresentasikan hasil rancangan untuk menyamakan persepsi.

 Melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier.  Mengamati dan mencatat data hasil

percobaan hukum Lavoisier.  Mendiskusikan hukum Proust ,

hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro.

 Mendiskusikan massa molar, volume molar gas, rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat.

 Mendiskusikan penentuan kadar zat dalam campuran.

 Menganalisis konsep mol untuk menyelesai-kan perhitungan kimia (hubungan antara jumlah mol,

relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr)  Menentukan rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat.  Menentukan

kadar zat dalam campuran  Menyetarakan persamaan reaksi  Menerapkan konsep mol dalam perhitungan kimia 3.11 Menerapkan konsep massa atom relatif

dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia

4.11 Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

(45)

122

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

dalam persamaan reaksi. - pereaksi

pembatas.

partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi serta pereaksi pembatas).

Mengasosiasi

 Berlatih menghitung massa atom relatif dan massa molekul relatif  Berlatih menyetarakan persamaan

reaksi.

 Menganalisis data untuk membuktikan hukum Lavoisier.  Menganalisis hasil kajian untuk

menyimpulkan hukum Proust , hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro.

 Berlatih menentukan massa molar dan volume molar gas.

 Menghubungkan rumus empiris dengan rumus molekul

 Menghitung banyaknya molekul air dalam senyawa hidrat

 Menghitung banyaknya zat dalam campuran (% massa, % volum, bpj, molaritas, molalitas, dan fraksi mol) .

 Menyimpulkan penggunakan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

(46)

123

Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi

Waktu Sumber Belajar

 Menyajikan penyelesaian

penentuan massa atom relatif dan massa molekul relatif serta persamaan reaksi.

 Menyajikan hasil percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier.  Mempresentasikan hasil kajian

tentang hukum Proust, hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro.

 Menyajikan penyelesaian penentuan rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat.

 Menyajikan penentuan kadar zat dalam campuran.

 Menyajikan penyelesaian penggunaan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.

(47)

124

Lampiran 2

KISI-KISI INSTRUMEN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE MATERI STRUKTUR ATOM

Submateri Indikator Pencapaian Level

Taksonomi Soal

Nomor soal Model atom Menentukan kelemahan

dan kelebihan masing-masing model atom

C3 a) Elektron dapat berpindah dari suatu lintasan ke lintasan lain, merupakan penyempurnaan teori atom Rutherford yang di kemukakan oleh ....

1

Membedakan model atom satu dengan model atom yang lain

C2 a) Gambar berikut merupakan model atom yang di kemukakan oleh (Dalton) ....

2

Menjelaskan masing-masing model atom

C2 a) Pokok teori atom Thomson ditekankan pada .... b) Teori mekanika kuantum, menunjukkan bahwa materi

atom bersifat .... 3, 4 Percobaan Rutherford Menganalisis percobaan Rutherford

C4 a) Dari percobaan hamburan sinar alfa, Rutherford menemukan bahwa sebagian kecil sinar alfa ....

5 Menganalisis percobaan

sinar katoda

C4 a) Sinar katode merupakan partikel bermuatan .... 6 Lambang unsur Menuliskan lambang

nuklida sebuah unsur

C1 a) Diberikan lambang nuklida unsur merkuri 200,680𝐻𝑔, pernyataan berikut yang sesuai adalah ....

7 Konfigurasi

elektron

Menuliskan konfigurasi elektron ion

C1 a) Diberikan konfigurasi suatu ion yang kelebihan 2 elektron, 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6, unsur yang tepat dibawah

ini adalah ....

8

Menuliskan konfigurasi elektron netral

C1 a) Pengisian orbital untuk unsur 16S yang tepat adalah .... 9

(48)

125

dan isoton isobar, dan isoton isotop U-238 yang tidak memiliki sifat untuk bom nuklir, isotop dapat ditemukan pada ....

b) Ditentukan dua jenis atom 146𝑋 dan 156𝑌, pernyataan yang tepat untuk kedua atom tersebut adalah .... Partikel Mendefinisikan pengertian

partikel (atom, ion, molekul)

C1 a) Arang dan berlian merupakan materi yang tersusun dari karbon. Di alam, karbon merupakan suatu partikel ....

12

Menjelaskan gerakan partikel atom (gas, cair, padat)

C2 a) Dalam kehidupan, air memiliki beberapa fase, fase padat adalah es, fase gas adalah uap air, dan fase cair adalah air itu sendiri. Berdasarkan fasenya, gerak partikel air ...

13

Menjelaskan dan

membandingkan hubungan antara atom, ion, dan molekul

C2 a) Gas nitrogen dan air merupakan partikel kimia yang berbeda dan berada disekitar kita. Kedua partikel tersebut adalah .... 14 Komponen penyusun materi Mendeskripsikan

komponen penyusun salah satu produk kimia

C1 a) Diberikan gambar emas batangan murni, yang disusun oleh atom-atom emas, 19779𝐴𝑢. Dari pernyataan tersebut yang tidak termasuk ciri khas emas adalah ....

15

Memberikan contoh materi tertentu yang terdiri dari ion-ion

C2 a) Garam dapur merupakan zat kimia yang tersusun dari ion Na+ dan ion Cl-, jika bergabung membentuk ....

16

Memberikan contoh molekul sederhana dalam kehidupan

C2 a) Materi berikut ini yang merupakan atom bebas adalah ....

17

Simbol molekul dan senyawa

Menjelaskan simbol antara molekul unsur dan

molekul senyawa

(49)

126

Lampiran 3

INSTRUMEN PENELITIAN

TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST

MATERI STRUKTUR ATOM Nama :

Kelas/ No.Abs: Petunjuk :

 Berisi 18 soal pilihan ganda dan 18 alasan.

 Pilihlah jawaban yang paling benar dengan menyilang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar soal tingkat pertama!

 Lengkapilah alasanmu yang paling tepat dengan menyilang (X) huruf A, B, C, atau D pada soal tingkat kedua!

 Jika memiliki alasan lain, anda bisa menuliskannya pada pilihan E.

 Hasil dari tes ini tidak mempengaruhi nilai dalam pembelajaran, mohon dikerjakan dengan baik dan jujur.

SOAL TES

1. Elektron dapat berpindah dari suatu lintasan ke lintasan lain, merupakan penyempurnaan teori atom Rutherford yang dikemukakan oleh .... A. Dalton

B. J.J Thomson C. Neils Bohr D. Heisenberg Alasan:

A. adanya energi yang diserap atau dilepaskan oleh elektron B. elektron yang pindah berada diantara lintasan

C. tidak ada energi yang diserap atau dilepaskan oleh elektron D. elektron melepaskan energi ketika berada dalam lintasan E. ...

2. Gambar berikut merupakan model atom yang dikemukakan oleh ....

A. J.J Thomson B. Neils Bohr C. Rutherford D. Dalton

(50)

Alasan:

A. atom merupakan materi yang tidak terlihat B. atom berbentuk lingkaran

C. atom merupakan partikel terkecil yang berbentuk bola pejal dan tidak bermuatan

D. atom memiliki subatom, yaitu proton, elektron, dan neutron E. ...

3. Pokok teori atom Thomson ditekankan pada .... A. atom terdiri dari elektron-elektron

B. elektron sebagai penyusun utama atom

C. atom sebagai bola pejal yang hanya berisi elektron

D. atom sebagai bola pejal yang didalamnya tersebar elektron Alasan:

A. atom terdiri dari inti negatif dan dikelilingi muatan positif

B. atom terdiri dari inti positif dan elektron menyebar diseluruh permukaan atom

C. atom terdiri dari elektron yang menyebar diseluruh permukaan atom D. atom dikelilingi oleh muatan positif dan negatif

E. ...

4. Teori mekanika kuantum, menunjukkan bahwa materi atom bersifat .... A. monolisme

B. dualisme C. trialisme D. dialisme Alasan:

A. atom bersifat sebagai gelombang

B. atom bersifat sebagai partikel dan sebagai materi C. atom bersifat sebagai materi gelombang

D. atom bersifat sebagai partikel dan sebagai gelombang E. ...

5. Dari percobaan hamburan sinar alfa, Rutherford menemukan bahwa sebagian kecil sinar alfa ....

A. di teruskan B. di pantulkan C. di patahkan D. di luruskan

(51)

128

Alasan:

A. sebagian besar atom merupakan ruang kosong B. elektron mengelilingi inti pada lintasan melingkar C. muatan positif terpusat pada inti atom

D. muatan inti sama dengan muatan elektron yang mengelilinginya E. ...

6. Sinar katode merupakan partikel bermuatan .... A. netral

B. positif C. negatif D. purposif Alasan:

A. dibelokkan oleh medan listrik menuju kutub positif B. dibelokkan oleh medan listrik menuju kutub negatif C. massa elektron sangat kecil dan bergerak lurus

D. sifatnya tidak tergantung pada jenis katode yang digunakan E. ...

7. Pernyataan berikut yang sesuai dengan lambang nuklida unsur 200,680𝐻𝑔 adalah ....

A. memiliki jumlah proton 80 B. memiliki jumlah neutron 80 C. unsur tersebut adalah hidrogen

D. memiliki jumlah proton dan elektron 200,6 Alasan:

A. jumlah neutron adalah massa atom dikurangi nomor atom B. jumlah proton sama dengan nomor atom

C. nomor atom menunjukkan jumlah neutron

D. nomor massa adalah jumlah antara proton dan neutron E. ...

8. Diberikan konfigurasi suatu atom yang kelebihan 2 elektron, 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6, unsur atom dalam keadaan dasar yang tepat dibawah ini adalah .... A. 12𝑋

B. 14𝑋 C. 16𝑋 D. 18𝑋 Alasan:

(52)

A. keadaan dasar dimana atom tidak bermuatan

B. keadaan dasar sama seperti keadaan atom yang bermuatan C. keadaan dasar tidak mempengaruhi konfigurasi elektron D. keadaan dasar mempengaruhi konfigurasi elektron E. ...

9. Pengisian orbital untuk unsur 16S yang tepat adalah ....

A. [Ne]

B. [Ne]

C. [Ne]

D. [Ne]

Alasan:

A. memenuhi prinsip hund

B. memenuhi prinsip larangan pauli C. tidak memenuhi aturan aufbau

D. tidak memenuhi prinsip ketidakpastian heisenberg E. ...

10. Isotop U-235 yang digunakan untuk bom nuklir, dan isotop U-238 yang tidak memiliki sifat untuk bom nuklir, isotop dapat ditemukan pada ....

A. unsur yang berbeda B. unsur yang sama C. atom yang sama D. atom yang besar Alasan:

A. isotop merupakan atom-atom yang nomor massanya sama B. isotop merupakan atom-atom yang nomor atomnya sama C. isotop merupakan atom-atom yang nomor massanya beda D. isotop merupakan atom-atom yang nomor atomnya beda E. ...

(53)

130

11. Ditentukan dua jenis atom 146𝑋 dan 𝑌

6

15 , pernyataan yang tepat untuk kedua

atom tersebut adalah ....

A. X dan Y merupakan atom yang sama B. X dan Y merupakan atom yang berbeda C. massa atom X lebih besar dari massa atom Y

D. jumlah neutron atom X sama dengan jumlah neutron atom Y Alasan:

A. atom X dan Y memiliki nomor massa yang sama B. atom X dan Y memiliki jumlah neutron yang sama C. atom X dan Y memiliki nomor atom yang sama

D. atom X memiliki jumlah neutron lebih kecil daripada atom Y E. ...

12. Arang dan berlian merupakan materi yang tersusun dari karbon. Di alam, karbon merupakan suatu partikel ....

A. atom B. ion C. molekul D. senyawa Alasan:

A. terdiri dari unsur-unsur karbon B. hanya terdiri dari satu unsur karbon C. berikatan dengan unsur yang lain D. terdiri dari ion-ion karbon

E. ...

13. Dalam kehidupan, air memiliki beberapa fase, fase padat adalah es, fase gas adalah uap air, dan fase cair adalah air itu sendiri. Berdasarkan fasenya, gerak molekul air adalah ...

Fase padat Fase gas Fase cair

A. molekul air tidak bergerak sama sekali

molekul air bergerak bebas tak terbatas

molekul air tidak

bergerak bebas (bergetar) B. molekul air tidak

bergerak bebas (bergetar)

molekul air bergerak bebas tak terbatas

molekul air bergerak bebas tapi terbatas C. molekul air bergerak

bebas tak terbatas

molekul air tidak bergerak bebas (bergetar)

molekul air bergerak bebas tapi terbatas D molekul air bergerak molekul air bergerak molekul air tidak

(54)

bebas tapi terbatas bebas tak terbatas bergerak bebas (bergetar)

Alasan:

A. Energi kinetik partikel air fase cair > fase gas > fase padat B. Energi kinetik partikel air fase cair < fase gas < fase padat C. Energi kinetik partikel air fase gas > fase cair > fase padat D. Energi kinetik partikel air fase gas < fase cair < fase padat E. ...

14. Gas nitrogen dan air merupakan partikel kimia yang berbeda dan berada disekitar kita. Kedua partikel tersebut adalah senyawa ....

A. molekular B. ionik C. unsur

D. monoatomik Alasan:

A. terdiri dari satu jenis unsur

B. terdiri dari dua unsur yang sama atau berbeda C. terdiri dari ion-ion

D. terdiri dari dua molekul E. ...

15. Gambar disamping menunjukkan emas

batangan murni, yang disusun oleh atom-atom emas, 19779𝐴𝑢. Ciri khas yang tidak termasuk dalam pernyataan tersebut adalah .... A. jumlah elektron emas adalah 79

B. atom emas berwarna emas C. lambang unsur emas adalah Au D. nomor atom emas adalah 79 Alasan:

A. setiap atom memiliki elektron yang berbeda satu sama lain B. setiap unsur tidak memiliki lambang yang pasti

C. setiap atom memiliki nomor atom berbeda satu sama lain D. setiap atom tidak memiliki warna yang pasti

Gambar

Gambar 2.1 Flow chart kerangka pikir penelitian .....................................   22  Gambar 4.1Kategori tingkat kesulitan peserta didik kelas X MIA 3 .......
Gambar disamping  menunjukkan emas  murni, yang disusun  oleh atom-atom emas,
Gambar berikut merupakan model  atom yang di kemukakan oleh ....

Referensi

Dokumen terkait

[r]

jawabar perdata' dari doktcr bettqiuan unnrk mcrnperoleh kompcnsasi atas kerugian yang diderita&#34; disamping uutuk :rnencegph terjadirrya: hal-hal yang tidak diinginkan dari

14 Flappers adalah perempuan-perempuan muda dengan gaya berpikir instant menentang kebiasan perempuan di masa mereka sebagai bentuk perlawanan terhadap gaya masa lampau yang biasanya

Sekolah merupakan lembaga yang memiliki tugas pokok untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran. Dalam suatu lembaga persekolahan terdapat banyak aktivitas dan orang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET. Universitas Pendidikan Indonesia |

Sebuah sikap, menggambarkan penilaian kognitif yang baik maupun tidak baik, perasaan-perasaan emosional dan kecenderungan berbuat yang bertahan selama waktu tertentu

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET.. Universitas Pendidikan Indonesia

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TEACHING GAMES FOR UNDERSTANDING TERHADAP KETERAMPILAN SOSIAL DAN KETERAMPILAN BERMAIN BOLA BASKET.. Universitas Pendidikan Indonesia |