IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK SMA/ MA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC
TEST DALAM MEMAHAMI KONSEP STRUKTUR ATOM
SKRIPSI
Untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat sarjana S-1
Disusun oleh:
Ana Nisa-u Sa’idah 13670047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA
vii
MOTTO
Segala sesuatu yang bisa kau bayangkan adalah nyata (Pablo Picasso)
Bermimpilah seakan kau akan hidup selamanya. Hiduplah seakan kau akan mati hari ini (James Dean)
viii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk Ibu dan bapakku tercinta
Serta Almamaterku
Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga
ix
KATA PENGANTAR Bismillahirrohmaanirrohiim
Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT. Tuhan semesta alam yang tidak pernah lelah memberikan rahmat dan rahim-Nya kepada setiap makhluk, sehingga skripsi dengan judul “Identifikasi Kesulitan Belajar Kimia Peserta Didik SMA/ MA menggunakan Two-Tier Multiple Choice Diagnostic dalam Memahami Konsep Struktur Atom” dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasulullah Muhammad SAW. yang telah mengubah dunia jahilliyah menjadi dunia yang penuh berkah.
Tidak lupa pula penulis ucapkan terimakasih kepada para pihak yang telah membantu secara moril maupun materil untuk terselesaikannya skripsi ini. Tanpa bantuan dan kerja samanya, mustahil skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, diucapkan terimakasih kepada:
1. Murtono, M.Si., selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah memberi izin penulis untuk menulis skripsi ini.
2. Karmanto, M.Sc., selaku ketua Prodi Pendidikan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang telah atas bimbingannya selama studi.
3. Asih Widi Wisudawati, M.Pd., selaku dosen penasihat akademik sekaligus pembimbing skripsi yang telah memberikan arahan, waktu dan kesempatan serta bimbingan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini dan pendidikan Universitas.
4. Karmanto, M.Sc dan Agus Kamaludin, M.Pd., selaku dosen penguji yang telah memberi masukan yang membangun pada skripsi ini.
5. Pak Ghulam (Kepala Madrasah MAN Kembangsawit), Bu Herlin (guru mata pelajaran Kimia), Pak Muhshon, dan adik-adik kelas X MIA MAN Kembangsawit, khususnya kelas X MIA 3, yang telah bersedia memberikan waktunya bagi penulis sehingga terselesaikan penelitian dalam skripsi ini.
x
6. Ibu dan Bapakku tercinta (Bu Endah dan Pak Purnomo) serta adik-adikku (Dek Farhan dan Dek Zidan) yang telah memberikan kasih sayang yang tek hingga, dukungan, dan motivasi pada pendidikanku selama ini.
7. Kholif Widikdo yang telah menemani saya, terimakasih atas kesetiaan, kasih sayang, dan motivasinya.
8. Teman-teman Pendidikan Kimia 2013 (ChemEdu) Vigi, Desma, Desi Naurin, serta mas-mas dan mbak-mbak semuanya, terimakasih atas canda dan tawa serta keceriaannya yang mewarnai perjalanan kuliah kita.
9. Sahabat-sahabatku seperjuangan Nafi’, Purwanti, Desma, Yuliani, Mariana, terimakasih atas dukungan dan motivasinya.
10. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga amal ibadah dan jerih payah mereka senantiasa mendapatkan imbalan yang layak dari Allah SWT. Akhirnya, penulis dengan senang hati menerima saran serta kritik dari pembaca sekalian demi terwujudnya hasil yang lebih baik. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Amin.
Yogyakarta, 27 Juli 2017 Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PENGESAHAN SKRIPSI/ TUGAS AKHIR ... ii
SURAT PERSETUJUAN SKRIPSI/ TUGAS AKHIR ... iii
NOTA DINAS KONSULTAN ... iv
SURAT PERNYATAAN SKRIPSI ASLI ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
PERSEMBAHAN ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv INTISARI ... xvi BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 5 C. Tujuan Penelitian ... 5 D. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 7
A. Kajian Teori ... 7
1. Pembelajaran Kimia ... 7
2. Kesulitan Belajar ... 8
3. Kesulitan Belajar Kimia ... 9
4. Diagnosis Kesulitan Belajar ... 10
5. Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Test... 13
6. Struktur Atom ... 15
B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ... 19
C. Kerangka Pikir ... 22
xii
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
A. Jenis atau Desain Penelitian ... 25
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 25
C. Subyek Penelitian ... 26
D. Teknik Pengumpulan Data ... 26
1. Tes Tertulis ... 26
2. Wawancara ... 27
3. Dokumentasi ... 27
E. Instrumen Pengumpulan Data ... 27
1. Tes ... 27
2. Wawancara ... 28
3. Dokumentasi ... 28
F. Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 28
1. Uji Validitas ... 28
2. Uji Reliabilitas ... 30
G. Teknik Analisis Data ... 32
1. Identifikasi Kesulitan ... 32
2. Analisis Kesulitan ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 36
A. Deskripsi Data ... 36
1. Profil MAN Kembangsawit ... 36
2. Subyek Penelitian... 37
3. Proses Pelaksanaan Penelitian ... 38
4. Pemilihan Subyek Wawancara ... 38
5. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen ... 39
6. Analisis Hasil Penelitian ... 40
B. Pembahasan ... 43
1. Identifikasi Kesulitan Belajar ... 43
2. Analisis Kesulitan Belajar pada Peserta Didik ... 56
3. Pembahasan ... 96
BAB V PENUTUP ... 100
A. Simpulan ... 100
B. Saran ... 102
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Interpretasi nilai r11 ... 32
Tabel 3.2 Konversi % jumlah peserta didik yang menjawab salah untuk menentukan tingkat kesulitan pada subkonsep... 34
Tabel 3.3 Konversi % jumlah peserta didik yang menjawab salah untuk menentukan tingkat kesulitan peserta didik ... 35
Tabel 4.1 Daftar peserta didik kelas X MIA 3 ... 37
Tabel 4.2 Daftar subyek wawancara ... 39
Tabel 4.3 Hasil analisis butir soal two-tier multiple choice diagnostic ... 40
Tabel 4.4 Persentase tingkat kesulitan pada masing-masing subkonsep .... 41
Tabel 4.5 Persentase kesulitan yang dialami peserta didik kelas X MIA 3 MAN Kembangsawit pada subkonsep struktur atom ... 42
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Flow chart kerangka pikir penelitian ... 22 Gambar 4.1Kategori tingkat kesulitan peserta didik kelas X MIA 3 ... 44 Gambar 4.2 Jawaban butir soal nomor 9 dari subyek RA ... 63
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Silabus Kimia ... 106
Lampiran 2. Kisi-Kisi Instrumen... 124
Lampiran 3. Instrumen Penelitian ... 126
Lampiran 4. Kunci Jawaban ... 133
Lampiran 5.Pedoman Wawancara ... 137
Lampiran 6. Data Hasil Tes ... 139
Lampiran 7. Deskripsi Wawancara ... 142
Lampiran 8.Percakapan Wawancara ... 147
Lampiran 9.Hasil Ulangan Harian KD 3.2 dan KD 3.3 ... 154
Lampiran 10. Surat Validasi dan Hasil Validasi Instrumen ... 156
Lampiran 11. Korelasi Skor Butir dengan Skor Total... 165
Lampiran 12. Daya Pembeda Instrumen ... 166
Lampiran 13. Tingkat Kesukaran Instrumen ... 167
Lampiran 14. Dokumentasi ... 168
Lampiran 15. Surat-Surat Perizinan ... 169
xvi
INTISARI
IDENTIFIKASI KESULITAN BELAJAR KIMIA PESERTA DIDIK SMA/MA MENGGUNAKAN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE
DIAGNOSTIC DALAM MEMAHAMI KONSEP STRUKTUR ATOM
Oleh:
Ana Nisa-u Sa’idah 13670047
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesulitan belajar kimia dan menganalisis pola kesulitan belajar kimia pada peserta didik kelas X MIA pada konsep struktur atom. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Subyek penelitian adalah peserta didik kelas X MIA 3 MAN Kembangsawit tahun ajaran 2016/2017 yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep struktur atom. Teknik pengumpulan data untuk mengidentifikasi kesulitan belajar menggunakan tes diagnostik berupa tes two-tier multiple choice, sedangkan untuk menganalisis kesulitan belajar pada peserta didik menggunakan pedoman wawancara dan analisis dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peserta didik mengalami kesulitan dalam memahami konsep struktur atom. Kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik terjadi pada subkonsep model atom (65,625%), subkonsep percobaan Rutherford (89,58%), subkonsep lambang unsur (33,33%), subkonsep konfigurasi elektron (89,585%), subkonsep isotop, isoton, dan isobar (54,165%), subkonsep pertikel (77,77%), subkonsep penyusun materi (86,11%), subkonsep simbol molekul dan senyawa (37,5%). Pola-pola kesulitan yang dialami peserta didik pada konsep struktur atom yang pertama adalah peserta didik memahami konsep struktur atom, tetapi kesulitan dalam mengimplementasikan kedalam soal. Pola kesulitan yang kedua adalah peserta didik kesulitan memahami konsep struktur atom dan kesulitan mengimplementasikan konsep kedalam soal.
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dan pendidik. Dimana pendidik bertindak sebagai komunikator yang bertugas menyampaikan pesan materi pembelajaran kepada penerima pesan yaitu peserta didik. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil ketika peserta didik dapat memahami dan mengerti konsep-konsep yang diberikan oleh pendidik. Pemahaman peserta didik akan membantu pendidik untuk menyelenggarakan proses pembelajaran yang baik, efektif, dan efisien.
Kimia merupakan salah satu cabang ilmu sains yang menfokuskan kajian mengenai struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi serta energi yang menyertai perubahannya. Keberhasilan pembelajaran sains pada umumnya masih diukur dari seberapa jauh peserta didik menguasai konsep yang diterima. Namun, akan lebih baik jika keberhasilan pembelajaran tidak hanya ditinjau dari segi penguasaan konsep saja namun seberapa jauh konsep-konsep tersebut melekat dalam ingatan peserta didik.
Konsep dalam ilmu kimia sebagian besar berupa konsep abstrak. Menurut Lai dalam Laili Rachmawati (2014: 147) konsep abstrak merupakan konsep yang sulit dipahami dalam belajar sains, karena untuk memahaminya dibutuhkan kemampuan berfikir tingkat tinggi. Nakhleh (dalam Laili Rachmawati, 2014: 147) juga menyatakan banyak peserta didik yang belajar
kimia, tapi gagal menguasai konsep kimia. Bersadarkan hasil penelitian diatas, dapat disimpulkan bahwa konsep abstrak dalam ilmu kimia merupakan salah satu konsep sulit dipahami sehingga banyak peserta didik yang mengalami kesulitan belajar.
Kesulitan peserta didik tidak hanya disebabkan oleh konsep kimia bersifat abstrak, tetapi dalam belajar kimia dituntut memahami tiga aspek yang saling berhubungan, yakni aspek makroskopik, mikroskopik, dan simbolik. Aspek makroskopik berhubungan dengan sifat suatu materi yang dapat diamati langsung oleh peserta didik misalnya perubahan wujud zat, aspek mikroskopik berhubungan dengan partikel penyusun suatu materi (atom, molekul, ion), sedangkan aspek simbolik berhubungan dengan simbol dan perhitungan kimia (Chandra, et al., 2007: 239; Johnstone dalam Nahlum, et al., 2004: 301). Aspek mikroskopis memiliki peran penting dalam pemahaman konsep kimia, terutama konsep struktur atom yang merupakan salah satu konsep abstrak.
Konsep struktur atom mengandung konsep abstrak, yaitu aspek makoskopik, mikroskopik, dan simbolik, kemudian peserta didik dituntut menguasai ketiga aspek tersebut, sehingga masih ada peserta didik yang mengalami kesulitan dalam memahami konsep struktur atom. Berdasarkan hasil wawancara1 materi struktur atom dianggap sulit dan tidak menarik, karena harus membayangkan bentuk atom suatu benda (visualisasi). Dari hasil wawancara tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa materi struktur
3
atom itu bersifat abstrak. Dalam terori atom Dalton, atom merupakan penyusun zat dimana atom tersebut merupakan partikel yang tidak dapat dibagi lagi. Dalam hal ini, peserta didik mengalami kesulitan karena dalam memahami konsep struktur atom membutuhkan visualisasi (permodelan).
Kesulitan yang terjadi pada peserta didik dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut. Oleh karena itu diperlukan adanya identifikasi untuk mengetahui apakah peserta didik itu mengalami kesulitan dalam belajar kimia. Identifikasi dilakukan untuk mengetahui letak-letak kesulitan peserta didik yang terjadi pada suatu konsep tertentu sehingga pendidik mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dan bisa mempersiapkan diri untuk menindak lanjuti permasalahan tersebut.
Berbagai penelitian yang mengungkapkan terjadinya kesulitan belajar tentang struktur atom dan instrumen diagnostiknya antara lain pertama, Bernabas, Suardana, & Kirna (2014) yang menganalisis kesulitan belajar peserta didik dalam memahami konsep struktur atom menunjukkan bahwa kesulitan belajar dalam mempelajari struktur atom, yaitu menentukan kelemahan dan kelebihan masing-masing model atom (88,7%), menganalisis percobaan Rutherford (86,7%), menuliskan lambang nuklida sebuah unsur (83,3%), percobaan sinar katoda (80%), membedakan antara model atom yang satu dengan yang lainnya (70%), menjelaskan masing-masing model atom (63,3%), menuliskan konfigurasi elektron dari ion (60%), menuliskan konfigurasi elektron unsur netral (56,7%) dan menjelaskan isotop, isobar, dan isoton (53,3%). Kedua, Laili Rachmawati (2014) yang mengembangkan dan
menerapkan instrumen diagnostik two-tier dalam mengidentifikasi miskonsepsi peserta didik tentang atom dan molekul menemukan 11 jenis miskonsepsi tentang atom dan 4 jenis miskonsepsi tentang molekul. Ketiga, Fatmawati, Mardjan Paputugan, dan Rakhmawaty (2013) yang mengidentifikasi kesulitan belajar pada materi persamaan reaksi menunjukkan bahwa siswa mengalami kesulitan dalam materi persamaan reaksi, peserta didik mengalami kesulitan dalam menyelesaikan submateri hukum kekekalan massa, penulisan tata nama senyawa, menuliskan rumus molekul, dan menuliskan pembentukan senyawa. Berdasarkan hasil penelitian tersebut tampak sebagian besar peserta didik SMA mengalami kesulitan dalam memahami konsep persaman reaksi dan instrumen yang digunakan juga sangat membantu sehingga banyak miskonsepsi ditemukan.
Identifikasi kesulitan belajar peserta didik SMA dalam memahami konsep struktur atom dan sistem periodik unsur dilakukan dengan menggunakan two-tier multiple choice diagnostic instrument sebagai instrumen untuk mendiagnosis penyebab kesulitan yang dialami oleh peserta didik dalam memahami konsep tersebut. Oleh karena itu, peneliti melakukan penelitian dengan judul Identifikasi Kesulitan Belajar Peserta didik SMA menggunakan Two-Tier Multiple Choice dalam Memahami Konsep Struktur Atom.
5
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dikemukakan penulis, rumusan masalah yang diperoleh adalah:
1. Apa saja kesulitan yang dialami peserta didik kelas X MIA MAN Kembangsawit pada subkonsep struktur atom?
2. Bagaimana pola kesulitan yang dialami peserta didik kelas X MIA MAN Kembangsawit dalam memahami konsep struktur atom?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi kesulitan peserta didik kelas X MIA MAN Kembangsawit pada subkonsep struktur atom.
2. Menganalisis pola kesulitan yang dialami peserta didik kelas X MIA MAN Kembangsawit pada konsep struktur atom.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Bagi peneliti
Dapat menambah pengetahuan tentang kesulitan yang dialami peserta didik dan memahami konsep struktur atom sehingga dapat menjadi bekal saat terjun kedunia pendidikan.
2. Bagi pendidik
Memberi wacana untuk mengadakan penangan yang tepat bagi peserta didik yang mengalami kesulitan belajar agar prestasi mereka di materi selanjutnya dapat lebih baik.
3. Bagi peserta didik
Sebagai sarana untuk mengetahui kelamahan yang ada pada dirinya sehingga mampu memperbaiki untuk mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.
100
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa: 1. Peserta didik mengalami kesulitan belajar dalam memahami konsep
struktur atom. Konsep struktur atom memiliki delapan subkonsep yang terdapat kesulitan, yaitu.
a. Model atom
Kesulitan pada subkonsep model atom yang dialami peserta didik, yaitu kesulitan dalam mengurutkan kelebihan dan kekurangan teori-teori model atom, dan perserta didik hanya terpaku pada hafalan materi yang diberikan oleh guru. Peserta didik lupa pengertian dari teori model atom Thomson dan tidak mengetahui tentang sifat dualisme atom dari teori mekanika kuantum. Kesulitan pada subkonsep model atom sebesar 65,625%.
b. Percobaan Rutherford
Kesulitan pada subkonsep percobaan Rutherford yang dialami peserta didik, yaitu kesulitan dalam memahami percobaan hamburan sinar alfa yang dilakukan oleh Rutherford. Peserta didik juga mengalami kesulitan dalam memahami percobaan sinar katoda. Mereka tidak mengetahui muatan sinar katoda karena mereka belum
mendapatkan materi tentang percobaan sinar katoda. Kesulitan pada subkonsep percobaan Rutherford sebesar 89,58%.
c. Lambang unsur
Kesulitan pada subkonsep lambang unsur yang dialami peserta didik, yaitu kesulitan dalam memahami dan mengerti letak nomor atom, letak nomor massa, cara mencari proton, elektron, dan neutron. Kesulitan pada subkonsep lambang atom sebesar 33,33%.
d. Konfigurasi elektron
Kesulitan pada subkonsep konfigurasi elektron yang dialami peserta didik, yaitu kesulitan dalam memahami dan mengerti konfigurasi elektron suatu unsur dalam keadaan dasar. Peserta didik juga kesulitan dalam memahami cara pengisian elektron pada orbital. Kesulitan pada subkonsep konfigurasi elektron sebesar 89,585%. e. Isotop, isoton, dan isobar
Kesulitan pada subkonsep isotop, isoton, dan isobar yang dialami peserta didik, yaitu kesulitan dalam memahami bahwa isotop berada pada atom-atom yang sama. Peserta didik juga mengalami kesulitan dalam memahami atom yang memiliki nomor massa yang berbeda dan memiliki nomor atom yang sama merupakan suatu atom yang sama. Kesulitan pada subkonsep isotop, isobar, dan isoton sebesar 54,165%.
102
f. Partikel
Kesulitan pada subkonsep partikel yang dialami peserta didik yaitu kesulitan dalam memahami patikel monoatomik. Peserta didik juga mengalami kesulitan dalam memahami gerak suatu partikel, dan kesulitan dalam memahami senyawa molekular. Kesulitan pada subkonsep partikel sebesar 77,77%.
g. Komponen penyusun materi
Kesulitan pada subkonsep komponen penyusun materi yang dialami peserta didik, yaitu kesulitan dalam mendeskripsikan komponen produk kimia,kesulitan dalam membedakan antara senyawa dan molekul ionik atau non-ionik. Peserta didik juga mengalami kesulitan dalam memahami pengertian dari atom-atom bebas. Kesulitan pada subkonsep komponen penyusun materi sebesar 86,11%.
h. Simbol molekul dan senyawa
Peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam memahami subkonsep simbol molekul dan senyawa. Kesulitan pada subkonsep simbol molekul dan senyawa sebesar 37,5%.
2. Hasil analisis kesulitan terhadap peserta didik:
Peserta didik memiliki pola-pola kesulitan sebagai berikut:
a. Peserta didik memahami konsep struktur atom tetapi kesulitan dalam mengimplementasikan kedalam soal.
b. Peserta didik kesulitan memahami konsep struktur atom dan kesulitan mengimplementasikan kedalam soal.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh tentang identifikasi kesulitan belajar kimia peserta didik menggunakan two-tier multiple choice diagnostic dalam memahami konsep struktur atom, maka dapat dipaparkan saran-saran sebagai berikut:
1. Melihat tingginya tingkat kesulitan yang dialami peserta didik dalam memahami konsep struktur atom, pada subkonsep model atom, percobaan Rutherford, konfigurasi elektron, isotop, isoton, dan isobar, partikel, komponen penyusun materi, maka hendaknya pendidik memilih metode pembelajaran yang paling sesuai dengan kondisi peserta didik di dalam kelas agar dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.
2. Peneliti selajutnya dapat mengembangkan instrumen two-tier multiple choice untuk materi yang lain, sehingga dapat digunakan untuk mengetahui tingkat kepahaman peserta didik dalam menerima materi yang disampaikan oleh pendidik.
104
DAFTAR PUSTAKA
Alafghani, Azzam Pasha. 2013. Kesulitan Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK UPI dalam Penyelesaian Skripsi. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Arikunto, Suharsismi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Bernabas Bio, I Nyoman Suardana, I Made Kirna. (2014). Analysis of Learning Difficulties of Senior High School in Learning Atomic Structur. E-jurnal Kimia Visvitalis Universitas Pendidikan Ganesha. Volume 2 Nomor 1 Tahun 2014.
Chandrasegaran, A. L., David F. Treagust, dan Mauro Mocerino. (2007). The Development of a two-tier multiple-choice diagnostic instrumen for evaluating secondary scholl student’ ability to describe and explain chemical reactions using multiple levels of representation. Chemistry Education Research and Practice, 293-307. Dalam http://www.rsc.org/images/Chandrasegaran%20fial_tcml18-94351.pdf. Diunduh tanggal 1 Juni 2016.
Chang, Raymond. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Edisi Kedua Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Fatmawati, Mardjan Papuntungan, Rakhmawaty A. (2014). Identifikasi Kesulitan Belajar Siswa pada Materi Persamaan Reaksi dikelas X dan XI IPA MAN Batudaa. E-jurnal Fakultas MIPA Universitas Negeri Gorontalo. H. Mulyadi, Drs. (2008). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap
Kesulitan Belajar Khusus. Malang: Nuha Litera.
Keenan, CW., Kleinfelter DC. (1984). Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.
Kirum, Ifadatul. (2011). Analisis Kesulitan Peserta Didik dalam Menyelesaikan Soal Kimia Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan di MA Ibnul Qoyyim Putri Kelas XI Semester Genap Tahun Ajaran 2010/ 2011. Skripsi. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Mulyadi. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Yogyakarta: Nuha Litera.
Mulyasa, E. (2009). Kurikulum Yang Disempurnakan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nahlum, L., T., Hofstein, A., Mamlok-Naaman, R., at al. (2004). Can Final Examination Amplify Students Misconceptions in Chemistry?. Chemistry Education: Research and Practice, Vol. 5, No. 3.
Nailul Maunah, Wasis. (2014). “Pengembangan Two-Tier Multiple Choice Diagnostic Test untuk Menganalisis Kesulitan Belajar Siswa Kelas X pada Materi Suhu dan Kalor”. Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol. 3 No. 2 Tahun 2014, hal. 195-200.
Nursalim, Mochammad dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Surabaya: Unesa University Press.
Rachmawati, Laili. (2014). Pengembangan dan Penerapan Instrumen Diagnostik Two-Tier dalam Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa tentang Atom dan Molekul. Edusentris, Jurnal Ilmu Pendidikan dan Pengajaran. Volume 1 Nomor 2, Juli 2014.
Rahardjo, Sentot Budi. 2012. Kimia Berbasis Eksperimen 1 untuk Kelas X SMA dan MA. Solo: Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Riduwan. 2010. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Rumini, Sri. (2003). Diagnostik Kesulitan Belajar. Yogyakarta: FIP Universitas Negeri Yogyakarta.
R. Soedjadi, dkk. (1996). Diagnosis Kesulitan Siswa Sekolah Dasar dalam Belajar Matematika. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sastrohamidjojo, H. (2012). Kimia Dasar Edisi ke-2. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Sudjiono, Anas. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press. Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kualitatif Kuantitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syukri. (1999). Kimia Dasar Jilid 2. Bandung: ITB
Syah, Muhibbin. (2001). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Tuysuz. (2009). Development of two-tier Diagnostic Instrument and Assess Students’ Understanding in Chemistry. (online) diunduh pada 1 Juni 2016.
106
Lampiran 1
SILABUS MATA PELAJARAN KIMIA (Peminatan Bidang MIPA)
Satuan Pendidikan : SMA
Kelas : X
Kompetensi Inti :
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami ,menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
Peran kimia dalam kehidupan. Hakikat ilmu kimia Metode ilmiah dan keselamatan Mengamati
Mengamati produk-produk kimia dalam kehidupan, misalnya sabun, detergen,pasta gigi, shampo, kosmetik, obat, susu, keju, mentega, minyak goreng, garam dapur, dan asam cuka.
Membaca artikel tentang peran
Tugas Membuat laporan tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia
1 mgg x 3 jp Buku teks kimia Literatur lainnya Encarta Encyclopedia Lembar kerja 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan
107
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun,
toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan
proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan.
kerja kimia dalam perkembangan ilmu lain (farmasi,geologi, pertanian, kesehatan) dan peran kimia dalam menyelesaikan masalah global. Membaca artikel tentang hakikat
ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium.
Menanya
Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan hasil pengamatan, misalnya:
- Apa yang dipelajari dalam kimia?
- Apa manfaatnya belajar kimia dan kaitannya dengan karir masa depan?
Pengumpulan data
Mengkaji literatur tentang peran kimia dalam kehidupan,
perkembangan IPTEK, dan dalam menyelesaikan masalah global. Mengunjungi laboratorium untuk
mengenal alat-alat dan bahan kimia serta tata tertib laboratorium. Mendiskusikan kerja seorang
ilmuwan kimia dalam melakukan penelitian untuk memperoleh produk kimia menggunakan metode ilmiah meliputi: penemuan masalah, perumusan masalah,
dalam kehidupan.
Observasi
Sikap ilmiah saat diskusi dan presentasi dengan lembar pengamatan Portofolio Laporan pengamatan Tes Tertulis membuat bagan / skema tentang hakikat kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja serta peran kimia dalam kehidupan
3.1 Memahami hakikat ilmu kimia, metode
ilmiah dan keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan.
4.1 Menyajikan hasil pengamatan tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja dalam mempelajari kimia serta peran kimia dalam kehidupan.
108
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
membuat hipotesis, melakukan percobaan dan mengolah data serta membuat laporan.
Mengasosiasi
Menyimpulkan hasil pengamatan dan diskusi tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan
keselamatan kerja di laboratorium serta peran kimia dalam
kehidupan.
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan hasil pengamatan dan diskusi tentang hakikat ilmu kimia, metode ilmiah dan keselamatan kerja di
laboratorium serta peran kimia dalam kehidupan dengan tata bahasa yang benar.
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
Perkembanga n model atom Struktur atom Bohr Mengamati
Mengamati perkembangan model atom dan partikel penyusun atom serta hubungannya dengan nomor massa dan nomor atom.
Tugas :
Membuat peta konsep tentang perkembangan model atom dan tabel periodik 8 mgg x 3 jp Buku teks kimia Literatur lainnya Encarta
109
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama,santun,
toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan
proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. dan mekanika kuantum. Nomor atom dan nomor massa Konfigurasi elektron dan Diagram orbital Bilangan kuantum dan bentuk orbital. Golongan dan periode Sifat keperiodikan unsur Isotop, isobar, isoton
Mengamati tabel periodik modern
Menanya
Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan struktur atom, misalnya: apa saja partikel penyusun atom? Bagaimana partikel-partikel tersusun dalam atom? Dimana posisi elektron dalam atom? Mengapa model atom mengalami perkembangan?
Mengajukan pertanyaan berkaitan dengan tabel periodik, misalnya: apa dasar pengelompokan unsur dalam tabel periodik? Bagaimana hubungan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik?
Pengumpulan data
Melakukan analisis dan diskusi tekait dengan perkembangan model atom.
Menganalisis perkembangan model atom yang satu terhadap model atom yang lain.
serta mempre-sentasikannya
Observasi
Sikap ilmiah saat diskusi dan presentasi dengan lembar pengamatan
Portofolio
Peta konsep
Tes tertulis uraian:
Menentukan jumlah elektron, proton, dan netron dalam atom Menentukan konfigurasi elektron dan diagram orbital Menentukan bilangan kuantum dan bentuk orbital Encyclopedia Lembar kerja
3.2 Menganalisis perkembangan model atom 3.3 Menganalisis struktur atom berdasarkan
teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum.
3.4 Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur.
110
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
4.2 Mengolah dan menganalisis perkembangan model atom.
4.3 Mengolah dan menganalisis truktur atom berdasarkan teori atom Bohr dan teori mekanika kuantum.
4.4 Menyajikan hasil analisis hubungan konfigurasi elektron dan diagram orbital untuk menentukan letak unsur dalam tabel periodik dan sifat-sifat periodik unsur.
Mengamati nomor atom dan nomor massa beberapa unsur untuk menentukan jumlah elektron, proton dan netron unsur tersebut.
Menganalisis hubungan konfigurasi elektron dengan nomor atom.
Mendiskusikan konfigurasi elektron dan diagram orbital dari unsur tertentu.
Mendiskusikan bilangan kuantum dan bentuk orbital suatu unsur. Menganalisis hubungan antara
nomor atom dan konfigurasi elektron dengan letak unsur dalam tabel periodik (golongan dan periode).
Menganalisis tabel dan grafik hubungan antara nomor atom dengan sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan
keelektronegtifan)
Menganalisis nomor atom dan nomor massa beberapa contoh kasus pada unsure untuk memahami isotop, isobar, dan isoton.
Mengasosiasi
Menganalisis letak unsur dalam tabel periodik berdasarkan konfigurasi elektron Menganalisis kecenderungan sifat keperiodikan unsur dalam satu golongan atau periode berdasar kan data
111
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Menyimpulkan bahwa golongan dan periode unsur ditentukan oleh nomor atom dan konfigurasi elektron.
Menyimpulkan adanya hubungan antara nomor atom dengan sifat keperiodikan unsur (jari-jari atom, energi ionisasi, afinitas elekton, dan keelektronegtifan)
Mengkomunikasikan
Mempresentasikan hasil
rangkuman tentang perkembangan model atom dan tabel periodic unsur dengan menggunakan tata bahasa yang benar.
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
Struktur Lewis Ikatan ion dan ikatan kovalen Ikatan kovalen koordinasi Senyawa kovalen polar dan non polar. Mengamati
Membaca tabel titik leleh beberapa senyawa ion dan senyawa kovalen Membaca titik didih senyawa
hidrogen halida.
Mengamati struktur Lewis beberapa unsur.
Menanya
Dari tabel tersebut muncul pertanyaan, mengapa ada senyawa yang titik lelehnya rendah dan ada yang titik lelehnya tinggi?
Mengapa titik didih air tinggi pada
Tugas : Merancang percobaan tentang kepolaran senyawa Observasi Sikap ilmiah dalam mencatat data hasil percobaan Portofolio 10 mgg x 3 jp Buku teks kimia Literatur lainnya Encarta Encyclopedia Lembar kerja 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari.
112
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama, santun, toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan. Ikatan logam Gaya antar molekul Sifat fisik senyawa.
hal air mempunyai massa molekul relatif kecil?
Mengapa atom logam cenderung melepaskan elektron? Mengapa atom nonlogam cenderung menerima elektron dari atom lain? Bagaimana proses terbentuknya ikatan ion? Bagaimana ikatan kovalen terbentuk? Apakah ada hubungan antara ikatan kimia dengan sifat fisis senyawa?
Pengumpulan data
Mengingatkan susunan elektron valensi dalam orbital.
Menggambarkan awan elektron valensi berdasarkan susunan elektron dalam orbital. Menganalisis pembentukan
senyawa berdasarkan pembentukan ikatan (berhubungan dengan kecenderungan atom untuk mencapai kestabilan). Membandingkan proses
terbentuknya ikatan ion dan ikatan kovalen.
Menganalisis penyebab perbedaan titik leleh antara senyawa ion dan kovalen.
Menganalisis beberapa contoh pembentukan senyawa kovalen dan
Laporan percobaan
Tes tertulis uraian
Membandingkan proses pemben-tukan ion dan ikatan kovalen. Membedakan ikatan kovalen tunggal dan ikatan kovalen rangkap Menganalisis kepolaran senyawa Menganalisis hubungan antara jenis ikatan dengan sifat fisis senyawa Menganalisis
bentuk molekul 3.5 Membandingkan proses pembentukan
ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
3.6 Menganalisis kepolaran senyawa. 3.7 Menganalisis teori jumlah pasangan
elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron) untuk menentukan bentuk molekul.
4.5 Mengolah dan menganalisis
perbandingan proses pembentukan ikatan ion, ikatan kovalen, ikatan kovalen koordinasi, dan ikatan logam serta interaksi antar partikel (atom, ion, molekul) materi dan hubungannya dengan sifat fisik materi.
4.6 Merancang, melakukan, dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan kepolaran senyawa.
113
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
4.7 Meramalkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom (Teori Domain Elektron).
senyawa ion.
Menganalisis beberapa contoh senyawa kovalen tunggal, kovalen rangkap dua, kovalen rangkap tiga dan kovalen koordinasi.
Menganalisis sifat logam dengan proses pembentukan ikatan logam. Menganalisis hubungan antara
keelektronegatifan unsur dengan kecenderungan interaksi antar molekulnya
Menganalisis pengaruh interaksi antarmolekul terhadap sifat fisis materi.
Merancang percobaan kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik) serta
mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi.
Melakukan percobaan terkait kepolaran beberapa senyawa (mewakili senyawa kovalen, kovalen polar dan senyawa ionik). Mengamati dan mencatat hasil
percobaan kepolaran senyawa. Menganalisis dan menyimpulkan
hasil percobaan dikaitkan dengan data keelektronegatifan.
114
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Bentuk molekul
Mengasosiasi
Menganalisis konfigurasi elektron dan struktur Lewis dalam proses pembentukan ikatan kimia. Menyimpulkan bahwa jenis ikatan
kimia berpengaruh kepada sifat fisik materi.
Mengkomunikasikan
Menyajikan hasil analisis perbandingan
pembentukan ikatan.
Menyimpulkan hasil percobaan tentang kepolaran senyawa dan mempresentasikan dengan menggunakan bahasa yang benar.
Mengamati
Mengamati gambar bentuk molekul beberapa senyawa.
Menanya
Bagaimana menentukan bentuk molekul suatu senyawa?
Pengumpulan data
Mengkaji literatur untuk
meramalkan bentuk molekul dan mengkaitkan hubungan bentuk molekul dengan kepolaran senyawa.
115
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Mengasosiasi
Menyimpulkan bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom. Menyimpulkan hubungan bentuk
molekul dengan kepolaran senyawa.
Mengkomunikasikan
Menyajikan gambar bentuk molekul berdasarkan teori jumlah pasangan elektron di sekitar inti atom.
Menyajikan hubungan kepolaran senyawa dengan bentuk molekul. 1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur
partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
Larutan elektrolit dan nonelektrolit - Mengamati
Mengkaji literatur tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Menanya
Mengajukan pertanyaan apakah semua larutan dapat menghantarkan arus listrik? Mengapa ketika banjir orang bisa tersengat arus listrik? Apa manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan?
Pengumpulan data
Merancang percobaan untuk menyelidiki sifat larutan
berdasarkan daya hantar listrik dan
Tugas Membuat peta konsep tentang larutan elektrolit dan nonelektrolit Merancang percobaan Observasi Sikap ilmiah saat merancang dan melakukan percobaan serta saat presentasi 2 mgg x 3 jp Buku teks kimia Literatur lainnya Encarta Encyclopedia Lembar kerja 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama,santun,
116
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.4 Menunjukkan perilaku responsif, dan
proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan
mempresentasikan hasilnya untuk menyamakan persepsi.
Melakukan percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan. Mengamati dan mencatat data hasil
percobaan.daya hantar listrik pada beberapa larutan.
Mengasosiasi
Menganalisis data hasil percobaan untuk menyimpulkan sifat larutan berdasarkan daya hantar listriknya (larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit).
Mengelompokkan larutan berdasarkan jenis ikatan dan menjelaskannya.
Menyimpulkan bahwa larutan elektrolit dapat berupa senyawa ion atau senyawa kovalen polar
Mengkomunikasikan
Menyajikan laporan hasil percobaan tentang daya hantar listrik larutan elektrolit kuat, larutan elektrolit lemah, dan larutan nonelektrolit. dengan lembar pengamatan Portofolio Peta konsep Laporan percobaan
Tes tertulis uraian
Menganalisis penyebab larutan elektrolit dapat menghantarkan arus listrik Mengelompok- kan larutan elektrolit dan nonelektrolit serta larutan elektrolit kuat dan elektrolit lemah berdasar-kan data percobaan. 3.8 Menganalisis sifat larutan elektrolit dan
larutan nonelektrolit berdasarkan daya hantar listriknya.
4.8 Merancang, melakukan, dan
menyimpulkan serta menyajikan hasil percobaan untuk mengetahui sifat larutan elektrolit dan larutan non- elektrolit .
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil
Konsep reaksi oksidasi -
Mengamati
Mengamati ciri-ciri perubahan kimia (reaksi kimia), misalnya buah (apel, kentang atau pisang)
Tugas Merancang percobaan reaksi 6 mgg x 3 jp Buku teks kimia Literatur
117
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
reduksi Bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion
yang dibelah dan dibiarkan di udara terbuka serta mengamati karat besi untuk menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi.
Menyimak penjelasan tentang perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion.
Menanya
Mengajukan pertanyaan mengapa buah apel, kentang atau pisang yang tadinya berwarna putih setelah dibiarkan di udara menjadi berwarna coklat?
Mengapa besi bisa berkarat? Bagaimana menuliskan persamaan reaksinya?
Bagaimana menentukan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion?
Pengumpulan data
Merancang percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron serta mempresen-tasikan hasilmya untuk menyamakan persepsi.
Melakukan percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron.
pembakaran dan serah terima elektron
Observasi
Sikap ilmiah saat merancang dan melakukan percobaan serta saat presentasi dengan lembar pengamatan Portofolio Laporan percobaan Tes tertulis Menganalisis unsur yang mengalami oksidasi dan unsur yang mengalami reduksi Menuliskan persamaan reaksi oksidasi reduksi Menganalisis bilangan lainnya Encarta Encyclopedia Lembar kerja 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkan perilaku kerjasama,santun,
toleran, cinta damai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam. 2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan
proaktif serta bijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan membuat keputusan
3.9 Menganalisis perkembangan konsep reaksi oksidasi-reduksi serta menentukan bilangan oksidasi atom dalam molekul atau ion.
3.10 Menerapkan aturan IUPAC untuk penamaan senyawa anorganik dan organik sederhana.
4.9 Merancang, melakukan, dan
118
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
percobaan reaksi oksidasi-reduksi. 4.10 Menalar aturan IUPAC dalam penamaan
senyawa anorganik dan organik sederhana.
Tata nama senyawa
Mengamati dan mencatat hasil percobaan reaksi pembakaran dan serah terima elektron.
Mendiskusikan hasil kajian literatur untuk menjawab pertanyaan tentang bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion.
Mengasosiasi
Menganalisis data untuk
menyimpulkan reaksi pembakaran dan serah terima elektron
Menuliskan reaksi pembakaran hasil percobaan.
Menyamakan jumlah unsur sebelum dan sesudah reaksi. Berlatih menuliskan persamaan
reaksi pembakaran.
Menuliskan reaksi serah terima elektron hasil percobaan. Berlatih menuliskan persamaan
reaksi serah terima elektron. Menganalisis dan menyimpulkan
bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion.
Mengkomunikasikan
Menyajikan hasil percobaan .reaksi pembakaran dan serah terima elektron. oksidasi unsur dalam senyawa atau ion Memberi nama senyawa-senyawa kimia menurut aturan IUPAC
119
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Menyajikan penyelesaian
penentuan bilangan oksidasi unsur dalam senyawa atau ion.
Mengamati
Mengkaji literatur tentang tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC.
Menanya
Bagaimana menerapkan aturan IUPAC untuk memberi nama senyawa.
Pengumpulan data
Mengkaji literatur untuk menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC. Mendiskusikan aturan IUPAC
untuk memberi nama senyawa.
Mengasosiasi
Menyimpulkan penerapan aturan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC.
Berlatih memberi nama senyawa sesuai aturan IUPAC.
120
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar Mengkomunikasikan
Mempresentasikan penerapan aturan tata nama senyawa anorganik dan organik sederhana menurut aturan IUPAC
menggunakan tata bahasa yang benar.
1.1 Menyadari adanya keteraturan struktur partikel materi sebagai wujud kebesaran Tuhan YME dan pengetahuan tentang struktur partikel materi sebagai hasil pemikiran kreatif manusia yang kebenarannya bersifat tentatif.
Massa atom relatif (Ar) dan Massa molekul relatif (Mr) Persamaan reaksi Hukum dasar kimia - hukum Lavoisier - hukum Proust - hukum Dalton - hukum Gay Lussac - hukum Avogadro Konsep Mol Mengamati
Membaca literatur tentang massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum dasar kimia dan konsep mol. Mengkaji literatur tentang
penerapan konsep mol dalam perhitungan kimia.
Menanya
Mengajukan pertanyaan bagaimana cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif suatu senyawa? Bagaimana cara menyetarakan persamaan reaksi? Mengajukan pertanyaan bagaimana
membedakan rumus empiris dengan rumus molekul? Mengapa terbentuk senyawa hidrat? Bagaimana menentukan kadar zat? Mengajukan pertanyaan yang
berkaitan dengan penerapan konsep
Tugas Merancang percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier Observasi Sikap ilmiah saat diskusi, merancang dan melakukan percobaan dengan lembar pengamatan Portofolio Laporan percobaan
Tes tertulis uraian
Menentukan massa atom 8 mgg x 3 jp Buku teks kimia Literatur lainnya Encarta Encyclopedia Lembar kerja 2.1 Menunjukkan perilaku ilmiah (memiliki
rasa ingin tahu, disiplin, jujur, objektif, terbuka, mampu membedakan fakta dan opini, ulet, teliti, bertanggung jawab, kritis, kreatif, inovatif, demokratis, komunikatif ) dalam merancang dan melakukan percobaan serta berdiskusi yang diwujudkan dalam sikap sehari-hari. 2.2 Menunjukkanperilaku kerjasama,santun,
toleran, cintadamai dan peduli lingkungan serta hemat dalam memanfaatkan sumber daya alam.
2.3 Menunjukkan perilaku responsif, dan proaktif sertabijaksana sebagai wujud kemampuan memecahkan masalah dan
121
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
membuat keputusan - massa molar
- volume molar gas - Rumus empiris dan rumus molekul. - Senyawa hidrat. - Kadar zat (persentase massa, persentase volume, bagian per Juta atau part per million, molaritas, molalitas, fraksi mol). Perhitungan kimia - hubungan antara jumlah mol, partikel, massa dan volume gas
mol dalam perhitungan kimia.
Pengumpulan Data
Mendiskusikan cara menentukan massa atom relatif dan massa molekul relatif.
Mendiskusikan cara menyetarakan persamaan reaksi.
Merancang percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier serta mempresentasikan hasil rancangan untuk menyamakan persepsi.
Melakukan percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier. Mengamati dan mencatat data hasil
percobaan hukum Lavoisier. Mendiskusikan hukum Proust ,
hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro.
Mendiskusikan massa molar, volume molar gas, rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat.
Mendiskusikan penentuan kadar zat dalam campuran.
Menganalisis konsep mol untuk menyelesai-kan perhitungan kimia (hubungan antara jumlah mol,
relatif (Ar) dan massa molekul relatif (Mr) Menentukan rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat. Menentukan
kadar zat dalam campuran Menyetarakan persamaan reaksi Menerapkan konsep mol dalam perhitungan kimia 3.11 Menerapkan konsep massa atom relatif
dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia
4.11 Mengolah dan menganalisis data terkait massa atom relatif dan massa molekul relatif, persamaan reaksi, hukum-hukum dasar kimia, dan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
122
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
dalam persamaan reaksi. - pereaksi
pembatas.
partikel, massa dan volume gas dalam persamaan reaksi serta pereaksi pembatas).
Mengasosiasi
Berlatih menghitung massa atom relatif dan massa molekul relatif Berlatih menyetarakan persamaan
reaksi.
Menganalisis data untuk membuktikan hukum Lavoisier. Menganalisis hasil kajian untuk
menyimpulkan hukum Proust , hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro.
Berlatih menentukan massa molar dan volume molar gas.
Menghubungkan rumus empiris dengan rumus molekul
Menghitung banyaknya molekul air dalam senyawa hidrat
Menghitung banyaknya zat dalam campuran (% massa, % volum, bpj, molaritas, molalitas, dan fraksi mol) .
Menyimpulkan penggunakan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
123
Kompetensi Dasar Materi Pokok Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
Menyajikan penyelesaian
penentuan massa atom relatif dan massa molekul relatif serta persamaan reaksi.
Menyajikan hasil percobaan untuk membuktikan hukum Lavoisier. Mempresentasikan hasil kajian
tentang hukum Proust, hukum Dalton, hukum Gay Lussac dan hukum Avogadro.
Menyajikan penyelesaian penentuan rumus empiris dan rumus molekul serta senyawa hidrat.
Menyajikan penentuan kadar zat dalam campuran.
Menyajikan penyelesaian penggunaan konsep mol untuk menyelesaikan perhitungan kimia.
124
Lampiran 2
KISI-KISI INSTRUMEN TWO-TIER MULTIPLE CHOICE MATERI STRUKTUR ATOM
Submateri Indikator Pencapaian Level
Taksonomi Soal
Nomor soal Model atom Menentukan kelemahan
dan kelebihan masing-masing model atom
C3 a) Elektron dapat berpindah dari suatu lintasan ke lintasan lain, merupakan penyempurnaan teori atom Rutherford yang di kemukakan oleh ....
1
Membedakan model atom satu dengan model atom yang lain
C2 a) Gambar berikut merupakan model atom yang di kemukakan oleh (Dalton) ....
2
Menjelaskan masing-masing model atom
C2 a) Pokok teori atom Thomson ditekankan pada .... b) Teori mekanika kuantum, menunjukkan bahwa materi
atom bersifat .... 3, 4 Percobaan Rutherford Menganalisis percobaan Rutherford
C4 a) Dari percobaan hamburan sinar alfa, Rutherford menemukan bahwa sebagian kecil sinar alfa ....
5 Menganalisis percobaan
sinar katoda
C4 a) Sinar katode merupakan partikel bermuatan .... 6 Lambang unsur Menuliskan lambang
nuklida sebuah unsur
C1 a) Diberikan lambang nuklida unsur merkuri 200,680𝐻𝑔, pernyataan berikut yang sesuai adalah ....
7 Konfigurasi
elektron
Menuliskan konfigurasi elektron ion
C1 a) Diberikan konfigurasi suatu ion yang kelebihan 2 elektron, 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6, unsur yang tepat dibawah
ini adalah ....
8
Menuliskan konfigurasi elektron netral
C1 a) Pengisian orbital untuk unsur 16S yang tepat adalah .... 9
125
dan isoton isobar, dan isoton isotop U-238 yang tidak memiliki sifat untuk bom nuklir, isotop dapat ditemukan pada ....
b) Ditentukan dua jenis atom 146𝑋 dan 156𝑌, pernyataan yang tepat untuk kedua atom tersebut adalah .... Partikel Mendefinisikan pengertian
partikel (atom, ion, molekul)
C1 a) Arang dan berlian merupakan materi yang tersusun dari karbon. Di alam, karbon merupakan suatu partikel ....
12
Menjelaskan gerakan partikel atom (gas, cair, padat)
C2 a) Dalam kehidupan, air memiliki beberapa fase, fase padat adalah es, fase gas adalah uap air, dan fase cair adalah air itu sendiri. Berdasarkan fasenya, gerak partikel air ...
13
Menjelaskan dan
membandingkan hubungan antara atom, ion, dan molekul
C2 a) Gas nitrogen dan air merupakan partikel kimia yang berbeda dan berada disekitar kita. Kedua partikel tersebut adalah .... 14 Komponen penyusun materi Mendeskripsikan
komponen penyusun salah satu produk kimia
C1 a) Diberikan gambar emas batangan murni, yang disusun oleh atom-atom emas, 19779𝐴𝑢. Dari pernyataan tersebut yang tidak termasuk ciri khas emas adalah ....
15
Memberikan contoh materi tertentu yang terdiri dari ion-ion
C2 a) Garam dapur merupakan zat kimia yang tersusun dari ion Na+ dan ion Cl-, jika bergabung membentuk ....
16
Memberikan contoh molekul sederhana dalam kehidupan
C2 a) Materi berikut ini yang merupakan atom bebas adalah ....
17
Simbol molekul dan senyawa
Menjelaskan simbol antara molekul unsur dan
molekul senyawa
126
Lampiran 3
INSTRUMEN PENELITIAN
TWO-TIER MULTIPLE CHOICE DIAGNOSTIC TEST
MATERI STRUKTUR ATOM Nama :
Kelas/ No.Abs: Petunjuk :
Berisi 18 soal pilihan ganda dan 18 alasan.
Pilihlah jawaban yang paling benar dengan menyilang (X) huruf A, B, C, atau D pada lembar soal tingkat pertama!
Lengkapilah alasanmu yang paling tepat dengan menyilang (X) huruf A, B, C, atau D pada soal tingkat kedua!
Jika memiliki alasan lain, anda bisa menuliskannya pada pilihan E.
Hasil dari tes ini tidak mempengaruhi nilai dalam pembelajaran, mohon dikerjakan dengan baik dan jujur.
SOAL TES
1. Elektron dapat berpindah dari suatu lintasan ke lintasan lain, merupakan penyempurnaan teori atom Rutherford yang dikemukakan oleh .... A. Dalton
B. J.J Thomson C. Neils Bohr D. Heisenberg Alasan:
A. adanya energi yang diserap atau dilepaskan oleh elektron B. elektron yang pindah berada diantara lintasan
C. tidak ada energi yang diserap atau dilepaskan oleh elektron D. elektron melepaskan energi ketika berada dalam lintasan E. ...
2. Gambar berikut merupakan model atom yang dikemukakan oleh ....
A. J.J Thomson B. Neils Bohr C. Rutherford D. Dalton
Alasan:
A. atom merupakan materi yang tidak terlihat B. atom berbentuk lingkaran
C. atom merupakan partikel terkecil yang berbentuk bola pejal dan tidak bermuatan
D. atom memiliki subatom, yaitu proton, elektron, dan neutron E. ...
3. Pokok teori atom Thomson ditekankan pada .... A. atom terdiri dari elektron-elektron
B. elektron sebagai penyusun utama atom
C. atom sebagai bola pejal yang hanya berisi elektron
D. atom sebagai bola pejal yang didalamnya tersebar elektron Alasan:
A. atom terdiri dari inti negatif dan dikelilingi muatan positif
B. atom terdiri dari inti positif dan elektron menyebar diseluruh permukaan atom
C. atom terdiri dari elektron yang menyebar diseluruh permukaan atom D. atom dikelilingi oleh muatan positif dan negatif
E. ...
4. Teori mekanika kuantum, menunjukkan bahwa materi atom bersifat .... A. monolisme
B. dualisme C. trialisme D. dialisme Alasan:
A. atom bersifat sebagai gelombang
B. atom bersifat sebagai partikel dan sebagai materi C. atom bersifat sebagai materi gelombang
D. atom bersifat sebagai partikel dan sebagai gelombang E. ...
5. Dari percobaan hamburan sinar alfa, Rutherford menemukan bahwa sebagian kecil sinar alfa ....
A. di teruskan B. di pantulkan C. di patahkan D. di luruskan
128
Alasan:
A. sebagian besar atom merupakan ruang kosong B. elektron mengelilingi inti pada lintasan melingkar C. muatan positif terpusat pada inti atom
D. muatan inti sama dengan muatan elektron yang mengelilinginya E. ...
6. Sinar katode merupakan partikel bermuatan .... A. netral
B. positif C. negatif D. purposif Alasan:
A. dibelokkan oleh medan listrik menuju kutub positif B. dibelokkan oleh medan listrik menuju kutub negatif C. massa elektron sangat kecil dan bergerak lurus
D. sifatnya tidak tergantung pada jenis katode yang digunakan E. ...
7. Pernyataan berikut yang sesuai dengan lambang nuklida unsur 200,680𝐻𝑔 adalah ....
A. memiliki jumlah proton 80 B. memiliki jumlah neutron 80 C. unsur tersebut adalah hidrogen
D. memiliki jumlah proton dan elektron 200,6 Alasan:
A. jumlah neutron adalah massa atom dikurangi nomor atom B. jumlah proton sama dengan nomor atom
C. nomor atom menunjukkan jumlah neutron
D. nomor massa adalah jumlah antara proton dan neutron E. ...
8. Diberikan konfigurasi suatu atom yang kelebihan 2 elektron, 1s2 2s2 2p6 3s2 3p6, unsur atom dalam keadaan dasar yang tepat dibawah ini adalah .... A. 12𝑋
B. 14𝑋 C. 16𝑋 D. 18𝑋 Alasan:
A. keadaan dasar dimana atom tidak bermuatan
B. keadaan dasar sama seperti keadaan atom yang bermuatan C. keadaan dasar tidak mempengaruhi konfigurasi elektron D. keadaan dasar mempengaruhi konfigurasi elektron E. ...
9. Pengisian orbital untuk unsur 16S yang tepat adalah ....
A. [Ne]
B. [Ne]
C. [Ne]
D. [Ne]
Alasan:
A. memenuhi prinsip hund
B. memenuhi prinsip larangan pauli C. tidak memenuhi aturan aufbau
D. tidak memenuhi prinsip ketidakpastian heisenberg E. ...
10. Isotop U-235 yang digunakan untuk bom nuklir, dan isotop U-238 yang tidak memiliki sifat untuk bom nuklir, isotop dapat ditemukan pada ....
A. unsur yang berbeda B. unsur yang sama C. atom yang sama D. atom yang besar Alasan:
A. isotop merupakan atom-atom yang nomor massanya sama B. isotop merupakan atom-atom yang nomor atomnya sama C. isotop merupakan atom-atom yang nomor massanya beda D. isotop merupakan atom-atom yang nomor atomnya beda E. ...
130
11. Ditentukan dua jenis atom 146𝑋 dan 𝑌
6
15 , pernyataan yang tepat untuk kedua
atom tersebut adalah ....
A. X dan Y merupakan atom yang sama B. X dan Y merupakan atom yang berbeda C. massa atom X lebih besar dari massa atom Y
D. jumlah neutron atom X sama dengan jumlah neutron atom Y Alasan:
A. atom X dan Y memiliki nomor massa yang sama B. atom X dan Y memiliki jumlah neutron yang sama C. atom X dan Y memiliki nomor atom yang sama
D. atom X memiliki jumlah neutron lebih kecil daripada atom Y E. ...
12. Arang dan berlian merupakan materi yang tersusun dari karbon. Di alam, karbon merupakan suatu partikel ....
A. atom B. ion C. molekul D. senyawa Alasan:
A. terdiri dari unsur-unsur karbon B. hanya terdiri dari satu unsur karbon C. berikatan dengan unsur yang lain D. terdiri dari ion-ion karbon
E. ...
13. Dalam kehidupan, air memiliki beberapa fase, fase padat adalah es, fase gas adalah uap air, dan fase cair adalah air itu sendiri. Berdasarkan fasenya, gerak molekul air adalah ...
Fase padat Fase gas Fase cair
A. molekul air tidak bergerak sama sekali
molekul air bergerak bebas tak terbatas
molekul air tidak
bergerak bebas (bergetar) B. molekul air tidak
bergerak bebas (bergetar)
molekul air bergerak bebas tak terbatas
molekul air bergerak bebas tapi terbatas C. molekul air bergerak
bebas tak terbatas
molekul air tidak bergerak bebas (bergetar)
molekul air bergerak bebas tapi terbatas D molekul air bergerak molekul air bergerak molekul air tidak
bebas tapi terbatas bebas tak terbatas bergerak bebas (bergetar)
Alasan:
A. Energi kinetik partikel air fase cair > fase gas > fase padat B. Energi kinetik partikel air fase cair < fase gas < fase padat C. Energi kinetik partikel air fase gas > fase cair > fase padat D. Energi kinetik partikel air fase gas < fase cair < fase padat E. ...
14. Gas nitrogen dan air merupakan partikel kimia yang berbeda dan berada disekitar kita. Kedua partikel tersebut adalah senyawa ....
A. molekular B. ionik C. unsur
D. monoatomik Alasan:
A. terdiri dari satu jenis unsur
B. terdiri dari dua unsur yang sama atau berbeda C. terdiri dari ion-ion
D. terdiri dari dua molekul E. ...
15. Gambar disamping menunjukkan emas
batangan murni, yang disusun oleh atom-atom emas, 19779𝐴𝑢. Ciri khas yang tidak termasuk dalam pernyataan tersebut adalah .... A. jumlah elektron emas adalah 79
B. atom emas berwarna emas C. lambang unsur emas adalah Au D. nomor atom emas adalah 79 Alasan:
A. setiap atom memiliki elektron yang berbeda satu sama lain B. setiap unsur tidak memiliki lambang yang pasti
C. setiap atom memiliki nomor atom berbeda satu sama lain D. setiap atom tidak memiliki warna yang pasti