• Tidak ada hasil yang ditemukan

Identifikasi Bakteri Pada Mulut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Identifikasi Bakteri Pada Mulut"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

IDENTIFIKASI BAKTERI PADA MULUT

1M. Imam Badruttamam, 2Abu Hasan Baihaqi, 3Dinda Fuji Islamiyanti, 4Koimah, 5Novita Rahma Ati,6 Irfan

Salsabila

Fakultas Ilmu tarbiyah dan keguruan jurusan Tadris IPA Biologi IAIN Syekh Nurjati Cirebon

Abstrak

Mikroorganisme merupakan suatu makhluk hidup yang tidak dapat dilihat secara langsung atau dengan kasat mata. Mikroorganisme terbagi atas beberapa hal yaitu bakteri, virus, candida, dan protozoa. Untuk mengetahui jenis dan penanganan suatu mikroorganisme tersebut maka terlebih dahulu kita harus mengetahui bagaimana metode pengambilan sampel pengambilan sampel dan observasi yang didukung dari literatur guna mendukung pengidentifikasian bakteri pada mulut.

Pemeriksaan dan penindakan pada saat akan melakukan tindakan Dalam rongga mulut merupakan tempat di mana banyak ditemukan bakteri. Dapat diketahui contoh penyakit yang disebabkan oleh bakteri contohnya bau mulut, gusi berdara, gigi berlubang, sakit tenggorokan. Namun ada juga peranan menguntungkan yakni mengurai makanan dan bisa juga sebagai indicator nafas segar. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan terdapat berbagai macam bakteri yang terdapat pada mulut yang menyebabkan plak pada gigi, gigi berlubang, bau mulut dan gusi berdarah. Bakteri yang teridentifikasi antara lain adalah Streptococcus salivarius, Staphylococcus aures, Bacteriodes oralis, Staphylococcus epidermitis selain bakteri terdapat juga jamur yang terdapat di mulut yaitu Candida abicans.

Key words : Observasi, Mikrobiologi, Staphylococcus Pendahuluan

Mikroorganisme bersifat komersal mengalami pertumbuhan pada bagian-bagian tubuh tertentu bergantung kepada faktor fisiologis seperti suhu, kelembaban dan ada tidaknya nutrisi tertentu serta beberapa zat penghambat. Flora normal dapat menimbulkan penyakit pada manusia yaitu pada kondisi tertentu. Namun demikian flora normal tidak

(2)

berbahaya jika tidak berada pada lokasi asing dalam jumlah banyak dan adanya faktor-faktor predisposisi dan dapat pula bermanfaat bagi tubuh inang pada tempat yang seharusnya atau tidak ada kelainan yang menyertainya.

Flora normal adalah sekumpulan mikroorganisme yang hidup pada kulit dan selaput lendir/mukosa manusia yang sehat maupun sakit. Pertumbuhan flora normal pada bagian tubuh tertentu dipengaruhi oleh suhu, kelembaban, nutrisi dan adanya zat penghambat. Keberadaan flora normal pada bagian tubuh tertentu mempunyai peranan penting dalam pertahanan tubuh karena menghasilkan suatu zat yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme lain. Adanya flora normal pada bagian tubuh tidak selalu menguntungkan, dalam kondisi tertentu flora normal dapat menimbulkan penyakit, misalnya bila terjadi perubahan substrat atau berpindah dari habitat yang semestinya ( Jawetz, 2005 ).

Mikroorganisme yang berada didalam mulut banyak sekali jenisnya, namun yang mendominasi yaitu fungi dan bakteri. Dalam penelitian ini kami mengambil beberapa contoh spesies bakteri yang terdapat didalam rongga mulut, seperti Streptococcus salivarius, Staphylococcus aures, Bacteriodes oralis, Staphylococcus epidermitis, dan satu spesies dari fungi, yaitu Candida albicans. Beberapa mikroorganisme tersebut merupakan jenis flora normal yang terdapat di dalam rongga mulut. Namun meskipun sebagai flora normal dalam keadaan tertentu bakteri serta fungi tersebut bisa berubah menjadi patogen karena adanya faktor predisposisi yaitu kebersihan rongga mulut. Sisa-sisa makanan dalam rongga mulut akan diuraikan oleh bakteri menghasilkan asam, asam yang terbentuk menempel pada email menyebabkan demineralisasi akibatnya terjadi karies gigi. Apabila sesuatu terjadi dan mengacaukan keseimbangan antara hubungan host parasit, sifat patogenik dari flora normal menunjukkan keberadaan bakteri yang ada. Dalam sulcus gingival, flora mikrobial menghasilkan substansi enzim dan racun yang menyebabkan sel pecah dan nekrose jaringan. Dimana bakteri flora normal mulut bisa masuk aliran darah melalui gigi yang berlubang atau karies gigi dan gusi yang berdarah sehingga terjadi bakterimia ( Jawetz, 2005 ).

Jamur yang sering menginfeksi manusia disebut dengan kandidiasi, yang menyerang seluruh dunia dan menyerang segala usia, baik laki-laki maupun wanita. Candida albicans menjadi salahsatu contoh dari kandidiasi hidup didalam rongga mulut, saluran

(3)

pencernaan dan vagina. Akan tetapi, jika keseimbangan flora normal seseorang terganggu ataupun pertahanan imunnya menurun, maka sifat komensial Candida ini dapat berubah menjadi pathogen (Kuswadji,2006).

Metode

Metode yang digunakan pada penelitian ini yakni menggunakan metode observasi di dua sampel mulut yaitu, sample mulut sehat dan sample mulut yang sedang terserang lesi (Sariawan) serta referensi jurnal yang terkait dengan spesies bakteri dan jamur yang kami identifikasi. Identifikasi dilakukan melalui perbandingan antara kondisi rongga mulut yang sehat dengan rongga mulut yang terserang lesi (Sariawan). Pengamatan dilakukan dengan identifikasi langsung guna mendapatkan hipotesis mengenai mikroba yang di identifikasi dan mencocokkan nya dengan beberapa referensi jurnal yang membahas penelitian terkait sesuai mikroba-mikroba; Streptococcus salivarius, Staphylococcus aures, Bacteriodes oralis, Staphylococcus epidermitis, dan satu spesies dari fungi, yaitu Candida albicans.

Hasil

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada kedua sampel yaitu mulut yang sehat dan mulut yang tidak sehat terdapat berbagai jenis bakteri dan jamur, bakteri yang berada dimulut diantaranya ada yang berperan menguntungkan ada juga bakteri dan jamur yang merugikan. Rongga mulut merupakan pintu gerbang yang sangat penting karena semua makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh, harus melalui rongga ini. Untuk melaksanakan fungsinya ini rongga mulut dilengkapi oleh sejumlah besar bakteri yang akan berhubungan dengan mukosa atau jaringan lunak permukaan rongga mulut.

Salah satu jenis bakteri yang paling terkenal merusak adalah Streptococcus mutans, yang penting pada permukaan gigi, terutama pada orang-orang yang mengonsumsi gula (sukrosa) dalam jumlah yang tinggi. Bakteri ini akan memecah gula dan menghasilkan zat-zat yang membantu untuk melekatkan dirinya pada permukaan gigi. Ketika gula ini mengalami pemecahan, sejumlah asam laktat akan diproduksi. Produksi asam laktat tersebut menurunkan pH (meningkatkan tingkat keasaman) di dalam rongga mulut, yang akan membantu dalam pertumbuhan lactobacilli.

(4)

Contoh mulut yang tidak sehat

Strain Bakteri Streptococcus salivarius penyebab timbulnya plak gigi

Cotoh sampel mulut sehat

Kedua sampel menunjukan bahwa mulut yang tidak sehat dan terdapat banyak plak terdapat banyak bakteri di dalamnya. Contoh lain peranan yang merugikan bakteri pada mulut adalah gusi berdarah dimana bakteri menyerang daerah pangkal gigi yang terdapat peredaran darah.

Bakteri yang menimbulkan karies gigi adalah streptococcus sp, diantaranya adalah streptococcus mutans ,streptococcus salivarius, streptococcus viridians, peptostreptococcus yang merupakan bakteri penghuni dan penyebab utama karies gigi. Streptococcus adalah golongan bakteri yang heterogen. Streptococcus adalah bakteri gram positif berbentuk bulat yang secara khas membentuk pasangan atau rantai selama masa pertumbuhannya. Beberapa diantaranya golongannya merupakan anggota flora normal pada manusia. Bakteri streptococcus terutama golongan streptococcus mutans merupakan strain streptococci yang paling dominan dalam lesi karies dan melekat erat pada permukaan gigi. Bakteri ini memiliki beberapa karakteristik penting yang dapat dengan proses terjadinya karies pada gigi. Untuk mendapatkan bakteri pada karies, dilakukan pengambilan apusan dengan menggunakan sweb, dan dioleskan pada bagian gigi yang mengalami karies kemudian dilakukan penelitian tahap berlanjut untuk menemukan jenis bakteri.

(5)

Plak gigi memegang peranan penting dalam menyebabkan terjadinya karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang tidak dibersihkan.hasil penelitian menunjukkan komposisi mikroorganisme dalam plak berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, kukus gram positif merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti streptococcus mutans, streptococcus sanguis, streptococcus mitis, streptococcus salivarius, serta beberapa strain lainnya. Walaupun demikian s. mutans yang diakui sebagai penyebab utama karies oleh karena s.mutans mempunyai sifat asidogenik dan asidurik (resisten terhadap asam). Plak lama dan plak baru. Bakteri yang dikandung kedua daerah itu tidak sama. Pada plak baru terbentuk bakteri yang paling banyak adalah streptococcus dan neisseria, tetapi sesuai dengan perjalanan waktu terdapat pula bakteri lain yang berkembang biak terutama Actinomyces dan Veillonella. Dengan demikian plak yang matang sebagian besar akan menjadi seperti filament yang berisi lebih banyak kuman anaerob. Untuk mendapatkan bakteri yang terdapat pada plak, dilakukan pula pengambilan plak dengan menggunakan swab atau excavator pada gigi yang terdapat plak, kemudian dilakukan pada tahap selanjutnya untuk melihat koloni dan jenis bakteri yang terbentuk.

Pembahasan

(6)

Streptococcus salivarius adalah golongan bakteri gram positif yang hidup pada rongga mulut manusia,dengan populasi yang besar dan dapat bertahan hidup dalam rongga mulut selama seumur hidup sang inang. bentuk dari bakteri ini bulat yang secara khas membentuk pasangan atau rantai selama

masa pertumbuhannya. Beberapa diantara golongannya merupakan anggota flora normal pada manusia. Streptococcus merupakan suatu spesies yang mendominasi komposisi bakteri dalam plak. Bakteri ini lazim ditemukan di mukosa mulut dan merupakan mikroflora

normal rongga mulut yang harus mendapat perhatian khusus karena kemampuannya membentuk plak dari sukrosa, melebihi jenis bakteri lainnya. Berikut adalah klasifikasi dari Bakteri Staphylococcus salivarius

Kingdom : Bacteria Phylum : Firmicutes Class : Bacilli Order : Lactobacilales Family : Streptococcaceae Genus : Streptococcus

Spesies : Streptococcus salivarius

Streptococcus salivarius merupakan penghuni normal dari saluran pernapasan bagian atas Bakteri ini mungkin memasuki aliran darah pada saat terjadi kesalahan saat perawatan gigi atau ketika menyikat gigi. Bakteri ini dapat berkolonisasi membentuk plak gigi , sebelum bergabung dengan banyak spesies lain dari berbagai genera. Oleh karena itu bakteri ini menjadi pelopor dalam menjajah plak gigi , menciptakan kondisi yang menguntungkan sehingga spesies lain dapat mulai tumbuh. bakteri inilah yang memainkan peran moderator, memungkinkan implantasi bakteri yang berbahaya bagi kesehatan rongga mulut (Microbewiki, 2013).

(7)

Staphylococcus epidermidis adalah salah satu spesies bakteri dari genus Staphylococcus yang diketahui dapat menyebabkan infeksi oportunistik (menyerang individu dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah). Beberapa karakteristik bakteri ini adalah fakultatif, koagulase negatif, katalase positif, gram positif, berbentuk kokus, dan berdiameter 0,5 – 1,5 µm. Bakteri ini secara alami hidup pada kulit dan membran mukosa manusia, tak terkecuali terdapat pada rongga mulut yang mengalami peradangan maupun secara normal terdapat pada rongga mulut manusia (flora normal). Organisme ini menghasilkan glycocalyx "lendir" yang bertindak sebagai perekat mengikuti ke plastik dan sel, menyebabkan resistensi terhadap fagositosis dan antibiotik. Staphylococcus epidermidis dapat bertahan di permukaan yang kering untuk waktu yang lama. Staphylococcus epidermidis hidup parasit pada manusia (Pelczar, Michael, J., dan E.C.S. Chan. 1986). Berikut adalah klasifikasi dari Bakteri Staphylococcus epidermidis

Kerajaan : Bacteria Filum : Firmicutes Kelas : Bacilli Ordo : Bacillales Famili : Staphylococcaceae Genus : Staphylococcus

Spesies : Staphylococcus epidermidis Candida albicans

Candida albicans adalah suatu ragi lonjong, bertunas yang menghasilkan pseudomisellium baik dalam biakan maupun dalam jaringan dan eksudat. Ragi ini adalah anggota flora normal selaput mukosa saluran pernapasan, saluran pencernaan dan genitalia wanita. Di tempat ini, ragi dapat menjadi dominan dan menyebabkan keadaan-keadaan patologik. Kadang-kadang Candida menyebabkan penyakit sistemik progresif pada penderita yang lemah atau sistem imunnya tertekan, terutama jika imunitas berperantara sel terganggu (Jawetz et al. 2009).

(8)

Piaka atau jaringan, spesies Candida tumbuh sebagai sel ragi tunas, berbentuk oval berukuran 3-6 μm. Candida membentuk pseudohifa ketika tunas-tunas terus tumbuh tetapi gagal melepaskan diri, menghasilkan rantai sel yang memanjang. Candida albicans bersifat dimorfik, selain ragi dan pseudohifa, Candida juga dapat menghasilkan hifa sejati. Berikut adalah klasifikasi dari Jamur Candida albicans

Kerajaan : Fungi Filum : Ascomycota Kelas : Saccharomycetes Ordo : Saccharomycetales Famili : Saccharomycetaceae Genus : Candida

Spesies : Candida albicans

Candida albicans merupakan jamur dimorfik karena kemampuannya untuk tumbuh dalam dua bentuk yang berbeda yaitu sebagai sel tunas yang akan berkembang menjadi blastospora dan menghasilkan kecambah yang akan membentuk hifa semu. Perbedaan bentuk ini tergantung pada faktor eksternal yang mempengaruhinya. Sel ragi (blastospora) berbentuk bulat, lonjong atau bulat lonjong dengan ukuran 2-5 μ x 3-6 μ hingga 2-5,5 μ x 5-28 μ (Jawetz et al, 2009).

Pada penelitian Dewi (2009) menyatakan bahwa Candida albicans merupakan anggota flora normal selaput lendir, saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan genetalia wanita. Candida albicans dapat menimbulkan invasi dalam aliran darah, trombofiebitis, endokarditas atau infeksi pada mata dan organ lain. Candida albicans mampu meragikan glukosa dan maltosa, menghasilkan asam dan gas serta tidak bereaksi dengan laktosa. Peragian karbohidrat ini bersama-sama dengan sifat koloni dan morfologi koloni, membedakan Candida albicans dari spesies Candida lainnya. Jamur ini menyebabkan kandidiasis. Jamur ini mempunyai sedikit koloni namun penyebarannya merata, berwarna putih, dan penyebab kandidiasis. Kandidiasis dapat menjangkit selaput lendir, kuku, dan berbagai organ tubuh. Sering terjadi kandidiasis bibir dan lidah karena penggunaan protese (gigi palsu) yang tidak cocok, sehingga menimbulkan pengerasan gusi atau bibir.

Pada agar sabouraud yang dieramkan pada suhu kamar atau 37ºC selama 24 jam, spesies Candida menghasilkan koloni-koloni halus berwarna krem yang mempunyai bau

(9)

seperti ragi. Pertumbuhan permukaan terdiri atas sel-sel bertunas lonjong. Pertumbuhan di bawahnya terdiri atas pseudomiselium. Ini terdiri atas pseudohifa yang membentuk blastokonidia pada nodus-nodus dan kadang-kadang klamidokonidia pada ujung-ujungnya.

Dua tes morfologi sederhana membedakan Candida albicans yang paling patogen dari spesies Candida lainnya yaitu setelah inkubasi dalam serum selama sekitar 90 menit pada suhu 37ºC, sel-sel ragi Candida albicans akan mulai membentuk hifa sejati atau tabung benih dan pada media yang kekurangan nutrisi Candida albicans menghasilkan chlamydospora bulat dan besar. Candida albicans meragikan glukosa dan maltosa, menghasilkan asam dan gas, asam dari sukrosa, dan tidak bereaksi dengan laktosa. Peragian karbohidrat ini, bersama dengan sifat-sifat koloni dan morfologi, membedakan Candida albicans dari spesies Candida lainnya.

Candida albicans memperbanyak diri dengan membentuk tunas yang akan terus memanjang membentuk hifa semu. Hifa semu terbentuk dengan banyak kelompok blastospora berbentuk bulat atau lonjong di sekitar septum. Dinding sel Candida albicans berfungsi sebagai pelindung dan juga sebagai target dari beberapa antimikotik.

Candida albicans mempunyai habitat di tempat yang lembab, di alam bebas, yaitu di air, tanah dan kotoran binatang. Selain di alam bebas, Candida albicans dapat hidup di dalam tubuh manusia sebagai parasit atau saprofit, yaitu dalam alat pencernaan, alat pernapasan atau di dalam vagina orang sehat. Pada keadaan tertentu Candida ini dapat berubah menjadi patogen dan dapat menyebabkan penyakit yang disebut kandidiasis (Siregar, 2005). Kandidiasis adalah penyakit infeksi primer atau sekunder yang menyerang kulit, kuku, selaput lendir dan alat dalam yang disebabkan oleh berbagai spesies Candida (Sutanto, 2008). Salah satu contoh, penyakit yang ditimbulkan oleh spesies candida albican yaitu:

a. Trush

Merupakan Pseudomembranous candidiasis atau biasa disebut thrush merupakan jenis oral candidiasis yang paling sering dijumpai. Jenis ini biasanya dijumpai pada bayi dan orang yang sangat lemah. Thrush pada dewasa bisa merupakan pertanda adanya gangguan kekebalan, kemungkinan akibat diabetes atau AIDS. Jenis ini juga dijumpai pada orang yang melakukan terapi

(10)

kortikosteroid dan yang mengalami penurunan sistem imun seperti HIV. Jenis ini dapat dikenali dengan adanya lesi berwarna putih menyerupai gumpalan keju atau susu pada mukosa bukal mulut. Lesi putih tersebut tersusun atas kumpulan hype kusut, ragi, sel-sel epitel, sel api, fibrin dan debris (Neville, 2002). Lesi ini umumnya tidak nyeri dan dapat dilepaskan dengan mudah akan tetapi meninggalkan permukaan yang berdarah. Pada orang dewasa lebih sering terjadi inflamasi, eritema, dan terkikisnya bagian mulut yang menimbulkan rasa menyakitkan (Kuswadji, 2008).

Gejala lain yang dialami pasien yang timbul akibat pseudomembranous candidiasis ini yaitu rasa makanan buruk dan terkadang tidak berasa serta sensasi terbakar pada mulut dan kerongkongan. Selain itu, lesi putih tersebut sering hilang secara spontan sebagai akibat dari meningkatnya kondisi pasien. Pada glositis kronik, lidah tampak halus dengan papila yang atrofik atau lesi berwarna putih di tepi atau di bawah permukaan lidah. Bercak putih tidak tampak jelas bila penderita sering merokok.

Gambar 2.1. Trush Strain Candidas albicans b. Perleche

Perleche merupakan suatu infeksi Candida di sudut mulut yang menyebabkan retakan dan sayatan kecil. Bisa berasal dari gigi palsu yang letaknya bergeser dan menyebabkan kelembaban di sudut mulut sehingga tumbuh jamur.Lesi berupa fisur pada sudut mulut, lesi ini mengalami maserasi, erosi, basah dan dasarnya eritematosa. Faktor predisposisinya adalah defisiensi riboflavin (Kuswadji, 2006).

(11)

Gambar 2.2. Perleche Strain Candidas albicans

Porphyromonas gingivalis

Porphyromonas gingivalis termasuk ke dalam filum Bacteroidetes dan merupakan nonmotile atau tidak bergerak. Gram-negatif , berbentuk batang, anaerobik , patogen bakteri membentuk koloni hitam pada agar darah .

Selain itu, P. gingivalis telah dikaitkan dengan rheumatoid arthritis . Ini berisi enzim peptidil-arginin deiminase, yang terlibat dalam citrullination. Pasien dengan rheumatoid arthritis memiliki peningkatan insiden penyakit periodontal, dan antibodi terhadap bakteri secara signifikan lebih umum pada pasien ini. Berikut adalah klasifikasi dari Bakteri

Porphyromonas gingivalis Kingdom : Bacteria Phylum : Bacteroidetes Class : Bacteroidetes Order : Bacteroidales Family : Porphyromonadaceae Genus : Porphyromonas

Species : Porphyromonas gingivalis

Porphyromonas gingivalis ditemukan dalam rongga mulut, di mana ia terlibat dalam beberapa bentuk penyakit periodontal , serta di atas saluran pencernaan , yang saluran pernapasan , dan usus . Ini juga telah diisolasi dari wanita dengan vaginosis bakteri. degradasi Collagen diamati pada hasil penyakit periodontal kronis di bagian dari enzim kolagenase dari spesies ini. Telah terbukti dalam studi in vitro yang P. gingivalis dapat

(12)

menyerang fibroblast gingiva manusia dan dapat bertahan hidup di dalamnya di hadapan konsentrasi yang cukup antibiotik. P. gingivalis juga menyerang sel-sel epitel gingiva dalam jumlah tinggi, di mana kasus kedua bakteri dan sel-sel epitel bertahan untuk waktu yang lama. Tingginya kadar antibodi spesifik dapat dideteksi pada pasien menyimpan P. gingivalis.

Rothia dentocariosa

Rothia dentocariosa (sebelumnya dikenal sebagai Stomatococcus mucilaginosus) adalah spesies Gram-positif, bulat-bakteri berbentuk batang yang merupakan bagian dari normal komunitas mikroba yang berada di mulut dan saluran pernapasan. Berikut adalah klasifikasi dari Bakteri Rothia dentocariosa

Kingdom : Bacteria Phylum : Actinobacteria Order : Actinomycetales Family : Actinomycetaceae Genus : Rothia

Species : Rothia dentocariosa

Pertama kali diisolasi dari karies gigi , Rothia dentocariosa sebagian besar jinak, tetapi tidak sangat jarang menyebabkan penyakit. Infeksi Rothia yang paling umum adalah endokarditis , biasanya pada orang dengan gangguan katup jantung yang mendasarinya. laporan kasus Sastra menunjukkan jaringan lain yang jarang terinfeksi termasuk peritoneum , amandel , paru-paru , kornea , lapisan dalam mata ( Endophthalmitis ) dan otak dan intercranial jaringan. ini telah terlibat dalam penyakit periodontal , dan satu hipotesis adalah bahwa Rothia penyakit periodontal, atau prosedur gigi pada gilirannya, mungkin langkah pertama dalam infeksi jaringan lain. Salah satu laporan kasus pada infeksi dentocariosa Rothia fatal janin dalam rahim. lain laporan

(13)

bakteri bertanggung jawab untuk arthritis septik di lutut orang diobati dengan etanercept untuk rheumatoid arthritis . Seperti infeksi Rothia lainnya dilaporkan dalam literatur, sekali penyebab infeksi diidentifikasi, ini merespons sepenuhnya untuk pengobatan dengan antibiotik . Infeksi Rothia dapat diobati dengan penisilin , eritromisin , cefazolin , rifampinn , aminoglikosida , tetrasiklin , kloramfenikol , dan trimetoprimsulfametoksazol.

Staphylococcus

Berukuran 0,8 µm, berbentuk bulat, tidak membentuk spora dan memproduksi enzyme katalase, fakultatif anaerob serta membentuk asam dari glukosa dalam suasana aerobik dan anaerobik. Yang membedakan micrococcus dengan yang lain adalah dalam kemampuan melakukan oxidasi glukosa. Staphylococcus dapat hidup dan tumbuh dalam air garam dengan kepekatan 7,5 % sampai 15 %, sifat ini digunakan untuk memisahkannya dari specimen dan merupakan ”vegetative bacteria” sehingga sering digunakan untuk percobaan kemampuan membunuh kuman penyakit. Staphylococcus Genus peptococcus berbentuk bulat (Rogosa, 1974), bersifai gram positif, berdiameter 0,5 – 1 µm, pada pewarnan dijumpai tunggal, berpasangan, berkelompok 4, jarang berkelompok banyak dan jarang berderet seperti rantai. Tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Semua spesiesnya adalah anaerob dan memanfaatkan peptone dan asam amino sebagai sumber energy. Mempunyai kemampuan mepermentasi karbohidrat dengan cepat. Reaksi katalis biasanya negatif atau lemah dan dia tidak memproduksi koagulase enzim. Walaupun umum anggota spesies adalah beta-haemolytik, banyak diantaranya tidak menunjukan haemolitik pada media agar darah. Genus dari spesies ini dipisahkan berdasarkan berbagai reaksi biokimia dan analisa asam organic, yaitu jumlah biografi gas yang dihasilkan dari penanaman dalam kultur murni dalam ”peptonw-yeast-glucose broth” (Martin, 1974). Berikut adalah klasifikasi dari Bakteri Staphylococcus sp

Kingdom : Bacteria Phylum : Firmicutes Class : Bacilli

(14)

Order : Bacillales

Family : Staphylococcaceae Genus : Staphylococcus Spesies : Staphylococcus sp

Peptostreptococcus

Peptostreptococcus bersifat anaerob, gram-positif, bulat sampai oval dengan ukuran 0,7 – 1 µm. Pada pewarnaan ditemukan berpasangan dan rantai pendek atau panjang, tidak bergerak dan tidak membentuk spora. Reaksi katalis negatif. Kebanyak spesies menyebabkan fermentasi karbohydrat sehigga terbentuk berbagai asam organik dan gas. Berikut adalah klasifikasi dari Bakteri Peptostreptococcus

Kingdom : Bacteria Phylum : Firmicutes Class : Clostridia Order : Clostridiales Family : Clostridiaceae Genus : Peptostreptococcus Simpulan

Dapat disimpulkan bahwa mikroorganisme yang ada di rongga mulut terbagi atas 3 hal yaitu : bakteri, jamur, Diantara jenis mikroorganisme tersebut memiliki fungsi dan peranan masing-masing. Salah satunya yaitu bakteri yang ada di rongga mulut. Seperti bakteri streptococcus dan staphylococcus yang dimana berperan dalam menimbulkan plak dan penyebab karies pada gigi. Untuk mengetahui jenis dan fungsi dari bakteri tersebut maka dilakukanlah pengambilan sampel pada rongga mulut dengan beberapa metode. Salah satunya dengan menggunakan cotton buds dan excavator pada bagian

(15)

dalam rongga mulut untuk menunjang penindakan dan pengobatan. Dalam pencegahan dan pengobatannya yang perlu diperhatikan adalah dari kebiasaan kita. Jika seseorang rajin merawat dirinya terutama pada bagian gigi, maka gigi tersebut akan terawat dan terbebas dari segala macam bentuk jenis mikroorganisme yang dapat merugikan diri sendiri.

Referensi

Pelczar, Michael, J., dan E.C.S. Chan. 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi I, UI Press. Jakarta.

Kuswadji. 2006. Kandidiasis. Dalam: Djuanda A., Hamzah M., Aishah A., Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi IV, Balai Penerbit Fakulats Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta. PP: 103-6

Kuswadji. 2008. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi Kelima. Balai Penerbit FK UI. Jakarta

Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE. 2002. Oral & Maxillofacial Pathology. 2nd ed. Pennsylvania: Saunders. 187-199

Sandy S Suharno. Tantien Nugrohowati, Evita H. F. Kusmarinah. 2000. Mekanisme Pertahanan Pejamu pada Infeksi Kandida. Dalam : Media Dermato-venereologica Indonesiana, Jakarta; 187-92

Scott L F. 2009. Cutaneous Candidiasis. Available from http:// www. emedicine. com/ (2009).

Siregar, R.S. 2004. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi 2. ECG. Jakarta

Sutanto, I., Ismid I.S., Sjarifuddin P.K. dan Sungkar S. 2008. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran Edisi 4. Balai Penerbit FK UI, Jakarta.

Delorme, C., Eric Gue´don, Nicolas Pons, Corinne Cruaud, Arnaud Couloux, Valentin Loux, He´le`ne Chiapello, Claire Poyart, Ce´line Gautier, Nicolas Sanchez, Mathieu Almeida, Sean P. Kennedy, S. Dusko Ehrlich, Jean-Franc¸ois Gibrat,Patrick Wincker, and Pierre Renault, 2011, Complete genome sequence of the clinical Streptococcus salivarius strain CCHSS3 (Online), (http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21742894), diakses pada tanggal 29 Oktober 2016 pukul 00.00 WIB.

(16)

Gue´don, E., Christine Delorme, Nicolas Pons, Corinne Cruaud, Valentin Loux, Arnaud Couloux, Ce´line Gautier, Nicolas Sanchez, Se´verine Layec, Nathalie Galleron, Mathieu Almeida, Maarten van de Guchte, Sean P. Kennedy, S. Dusko Ehrlich, Jean-Franc¸ois Gibrat, Patrick Wincker, and Pierre Renault, 2011, Complete Genome Sequence of the Commensal Streptococcus salivarius Strain JIM8777, Journal Of Bacteriology, Sept. 2011, P. 5024–5025 Vol. 193, No. 18 0021-9193/11/$12.00 Doi:10.1128/JB.05390-11.

Heng, N.C.K., Nurul S. Haji-Ishak, Alaina Kalyan, Andrew Y. C. Wong, Marija

Gambar

Gambar 2.1. Trush       Strain Candidas albicans b. Perleche

Referensi

Dokumen terkait

Glomus adalah genus yang memiliki keberagaman jenis tertinggi dari yang lain, beberapa ciri khas dari genus ini yaitu spora terbentuk secara tunggal ataupun berpasangan dua

Berdasarkan Berita Acara Evaluasi Dokumen Kualifikasi Kegiatan Penyusunan Perencanaan Pengembangan Ekonomi Masyarakat Nomor : 04/PPBJ-PPEK/VII/2014 tanggal 3 Juli

Dalam melakukan transaksi atas pembelian bahan baku, bagian penting yang di bentuk dalam perusahaan adalah bagian gudang, bagian pembelian, bagian penerimaan, dan

Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis empiris adalah pendekatan yang mempergunakan sumber data, yakni data yang langsung diperoleh dari lapangan dalam suatu

Pada proses pengeringan ini lebih efisien karena proses perpindahan panas dan massa terjadi secara simultan di dalam unggun an dikontakkan dengan gas panas sehingga dengan

Maka, dengan memanfaatkan perkembangan android saat ini, peneliti akan membuat sebuah aplikasi augmented reality sebagai alat peraga atau media pembelajaran pengenalan hardware

[r]

Padahal dengan mengetahui bahkan menghafal hari-hari perayaan nasional bisa meningkatkan nasionalisme, maka itu dibuatlah sebuah perancangan media interaktif dengan