DEFINISI DAN SATUAN
Amplitudo gelombang seismik direduksi sebagai
gelombang yang merambat melalui medium anelastis dan hasil reduksi ini umumnya tergantung pada frekuensi.
Perambatan gelombang seismik melalui bumi
diatenuasi oleh konversi beberapa fraksi energi elastis yang menyebabkan timbulnya panas.
Perambatan gelombang pada medium yang homogen yaitu
:
Dimana:
A(x) = amplitudo pada jarak x A(xo) = amplitudo pada jarak xo
= amplitudo yang berkurang akibat perbedaan geometri
= amplitudo divergen yang tergantung pada geometri perambatan gelombang
( ) ( )
0.
0.
exp
[
(
x
x
0)
]
...(
1
)
x
x
x
A
x
A
n−
−
=
α
n x x 0 ( )[
0]
exp −α x − xDengan berbagai penurunan dari persamaan awal amplitudo gelombang diatas, diperoleh persamaan koefisien atenuasi (α) sbb: dlm satuan Nepers/meter dlm satuan dB/meter
( )
( )
...(2) ln . 1 2 1 1 2 − = x A x A x xα
( )
( )
...(3) log . 1 2 1 20 1 2 − = x A x A x xα
Pada dua posisi yang berbeda x1 dan x2; yang
mempunyai amplitudo A(x1) untuk x1 dan A(x2) untuk x2.
Dengan konversi:
α (dB/m) = 8.686α (Nepers/meter) dan α(Nepers/meter) = 0.115α (dB/meter)
Dari persamaan (2) akan menghasilkan definisi
pengurangan logaritmik sebagai berikut:
dengan
λ adalah panjang gelombang
A(x) dan A(x + λ) = amplitudo pada dua siklus yang berurutan
v = kecepatan perambatan gelombang f = frekuensi
( )
(
)
.
.
...(
4
)
ln
=
=
+
=
f
v
x
A
x
A
α
λ
α
λ
δ
Pada berbagai kasus, pengukuran sifat-sifat atenuasi
yang merupakan factor kualitas Q (Knopoff, 1964,
1965) dan inversenya Q-1 (factor disipasi):
Sebagai sifat intrinsik batuan, Q adalah
perbandingan antara energi yang tersimpan dan energi yang terdisipasi
)
5
...(
.
.
1f
v
Q
π
α
=
−Untuk material yang low-loss (dan hal ini hampir
terjadi pada semua jenis batuan) persamaan sifat-sifat atenuasi yang berhubungan dengan pengukuran yang berbeda dari α, δ dan Q-1 adalah:
)
6
...(
.
1f
v
Q
π
α
π
δ
=
=
−SIFAT-SIFAT ANELASTIS DARI UNSUR POKOK FLUIDA DAN GAS - GAS BATUAN
Gas dan fluida menunjukkan sifat-sifat atenuasi
yang dipengaruhi oleh komposisi dan kondisi termodinamika (T & P).
Viscous effect memberikan hasil berupa frekuensi
yang termasuk pada frekuensi kuadratik yang diberikan oleh koefisien-koefisien atenuasi α (frekuensi yang tergantung pada faktor Q).
Bergmann (1954) memberikan persamaan
rata-rata air pada suhu 200, yaitu:
dengan α dlm Nepers/meter dan frekuensi f dlm Hz.
2
15
10
.
5
,
8
−
f
=
α
Tabel berikut adalah sifat-sifat atenuasi dari udara dan fluida
Podio dan Gregory (1990) menyimpulkan bahwa:
Atenuasi lumpur bertambah sebanding dengan
pertambahan densitas dan frekuensi.
Adanya kenampakan hubungan yang linier antara
atenuasi dan volume persentase solid dalam Lumpur untuk range antara 200-400 kHz.
Pertambahan tekanan dari 690 kPa - 41 MPa
menyebabkan hanya sedikit pengurangan koefisien atenuasi (Nepers/meter) sebagai fungsi frekuensi dalam MHz.
ATENUASI GELOMBANG SEISMIK PADA BATUAN DARI HASIL EKSPERIMEN
Secara umum, sifat-sifat atenuasi batuan-batuan
yang alami secara signifikan lebih tinggi daripada sifat-sifat yang dimiliki oleh mineral.
Ini menunjukkan bahwa atenuasi secara linier
dikontrol oleh kerusakan, ketidakhomogenan, struktur dan ikatan sifat-sifat batuan
Karakteristik atenuasi:
Koefisien atenuasi adalah parameter frekuensi
yang dipengaruhi oleh hal-hal yang telah disebutkan di atas. Ini menunjukkan pertambahan frekuensi (efek low-pass filter).
Atenuasi berbanding terbalik dengan
Grafik koefisien atenuasi beberapa tipe batuan sebagai fungsi frekuensi (Attewell and Ramana, 1966 dan Militzer et al, 1978)
Range nilai rata-rata koefisien atenuasi untuk beberapa tipe batuan pada frekuensi sekitar 50-100 Hz
Grafik fungsi Q (faktor kualitas) vs porositas. Data untuk batuan beku dan batuan metamorf (segitiga), limestone (bujursangkar), dan sandstone
(lingkaran) yang diambil dari Bradley dan Fort dan melingkupi range frekuensi yang lebar dan range saturasi (setelah Johnston et al, 1979)
Frequency Dependence
Data eksperimen, khususnya eksperimen
laboratorium menunjukkan Q-1 hampir tidak tergantung terhadap frekuensi.
Berzon (1977) menemukan bahwa peningkatan
atenuasi hampir linear terhadap peningkatan frekuensi, dengan range frekuensi antara 10-1 dan 107 Hz .
Gambar berikut menunjukkan koefisien atenuasi untuk shale Pierre yang diukur dari eksperimen lapangan yang dipublikasikan oleh McDonal, et al (1957) dengan frequency dependence yang hampir linear pada frekuensi antara 80-550 Hz
Kedua kurva di atas menunjukkan pendekatan yang berbeda, yaitu:
Frequency dependence dari koefisien atenuasi yang linear berhubungan dengan
frekuensi yang tidak tergantung pada Q-1
Contoh data yang
dipublikasikan oleh Merkulova (1968) beberapa batuan pada range f = 20 ... 160 kHz 1. Gabbro-diabase; 2. Gabbro-porphyrite; 3a, 3b. Kuarsa; 4. Gneiss; 5. Granit; 6. Sandstone, tersaturasi dengan air; 7. Schist (metamorf);
Frequency dependence yang hampir linear dari α adalah ciri
khas sedimen marine.
Hamilton (1912) menggunakan persamaan empiris:
Dengan:
α
1 = koefisien atenuasi yang diekstrapolasi yang digunakan
sebagai frekuensi referensi untuk f = 1 kHz f = frekuensi dalam kHz n = eksponen frekuensi n
f
f
=
1 1α
α
Tabel sifat-sifat atenuasi ini dari beberapa data petrografi untuk fraksi-fraksi dan tipe-tipe sedimen marine yang berbeda-beda:
D adalah diameter butir Ф = porositas
Karakteristik viscoelastisitas memberikan hasil bahwa Q-1 sebanding
dengan frekuensi.
Pada frekuensi tinggi , jika panjang gelombang sama dengan pori butir atau
dimensi retakan Rayleigh scattery maka akan menampakkan ketidakhomogenan.
Hasil mekanisme atenuasi:
dengan D adalah rata-rata dimensi ketidakhomogenan
4 3
~
D
f
Rayleigh
Grafik α untuk
granit Westerly pada range frekuensi antara 100 -800 kHz. (Knopoff and Porter, 1963) Grafik α untuk sandstone pada range frekuensi antara 10 kHz – 10 MHz. (Merkulova, 1966, 1968)
A adalah kurva pada slide 20
Pada range frekuensi 100-500 kHz, terlihat ketergantungan linear:
Sedangkan pada range frekueni yang lebih tinggi; 500-800 kHz; terlihat
hubungan yang tidak linear:
Untuk kecepatan rata-rata 5 km/s dan frekuensi 500 kHz maka panjang
gelombangnya adalah 1 cm (pada 800 kHz, panjang gelombangnya adalah 0.6 cm).
f
.
10
.
34
,
1
−5=
α
4 23 4.
10
.
36
,
1
.
10
.
34
,
1
−f
+
−f
=
α
Di bawah frekuensi 0.7 - 1 MHz terdapat peningkatan Q-1 yang kecil
terhadap f. Hal ini mungkin menghasilkan mekanisme atenuasi viscous dari material berpori.
Di atas 0.7 -1 MHz terdapat peningkatan frekuensi yang lebih besar yang
mungkin menghasilkan efek tambahan yang menyebar.
Kecepatan gelombang kompresi sandstone adalah 3600 m/s. Untuk 1 MHz,
panjang gelombangnya adalah 3.6 mm. Hal ini sama dengan rata-rata diameter butir (1 mm).
Mekanisme Atenuasi (Peredaman)
Metode pertama
adalah untuk menerangkan sifat fisis alami dari atenuasi dalam istilahrumusan umum elastisitas liniar
(hukum Hook) atau dengan memodifikasikanrumusan untuk memperbolehkan ketidaklinieratisan secara umum.
Teori dan model kedua
adalah denganmenggunakan deskripsi secara fisika dan matematika terhadap mekanisme atenuasi yang mungkin.
Tipe utama dan grup yang
berhubungan dengan “lokasi
sumber” dalam batuan
Ketidakelastisan matriks
Mekanisme fluid
Efek Antarmuka
Efek Geometri
PERSAMAAN UMUM DARI
ELASTIK LINEAR DAN MODEL
RHEOLOGIC
Model Kevin-Voight didiskusikan untuk kasus isotropik dan homogen. Susunan pegas (elastis) yang paralel dan elemen-elemen yang viscous akan menghasilkan ε strain yang homogen.
Stress-strain terdiri dari 2 bagian yang elastis,
dt
d
E
viscous springε
η
σ
ε
σ
.
.
=
=
Kedua bagian tersebut akan menghasilkan sebagai berikut :
dt
d
E
viscous springε
η
ε
σ
σ
σ
=
+
=
.
+
.
Untuk sifat solid dengan sifat viscous dan elastis, hubungan antara stress-strain dapat
dimodifikasikan menjadi bentuk sebagai berikut :
dt
d
dt
d
lm ik iklm ik lm iklm ikε
µ
ε
θ
λ
µε
ε
λδ
σ
./ /2
2
+
+
+
=
Untuk gelombang longitudinal, kita
akan memperoleh persamaan
(
)
(
)
(
)
(
)
2 1/2 0 2 0 2 0 0 2 / 1 2 0 2 0 2 / 1 1 / 1 / 1 . 2 / 1 1 1 . 2 + + + = + + + = ω ω ω ω ω ω ω α ω ω ω ω d M d M V p pdimana :
ωo adalah frekuensi karakteristik model
f
M
π
ω
µ
λ
2
2
=
+
=
/ / 02
2
µ
λ
µ
λ
ω
+
+
=
Untuk range frekuensi rendah, ω2 lebih kecil daripada ωo2 dan rata-rata untuk frekuensi yang tidak dipengaruhi oleh kecepatan adalah 2 / 1
=
d
M
V
pDan koefisien attenuasi yang akan
mengakibatkan frekuensi kuadrat bertambah besar adalah
dengan α ~ f2
(
)
0 2 2 0 2 / 1 0 2 1 1 / . 2ω
ω
ω
ω
ω
α
⋅ ⋅ = = p p V d MMATRIKS
INELASTISITAS-DISIPASI
Pergeseran atenuasi matriks bias
disebabkan oleh anelastisitas instrinsik dari material atau mineral matriks yang solid dan disipasi pergeseran yang secara relatif dipengaruhi oleh gerakan pada
Perhitungan orientasi random dari hasil retakan di dalam persamaan untuk Qp-1 dan Qs-1 adalah
(
)
(
)
(
eff)
eff eff s eff pF
K
V
N
I
E
E
Q
σ
σ
σ
,
2
1
1
3 2 1⋅
⋅
−
−
⋅
=
−( )
K
F
V
N
I
E
E
Q
eff s eff s⋅
⋅
+
⋅
=
−1 31
1
σ
dimana :
Es = modulus Young (batuan) matriks solid
Eeff = modulus Young (batuan) matriks effektif σeff = Poisson ratio effektif
K = koefisien pergeseran pada permukaan retakan N = jumlah retakan dengan setengah panjang l pada volume V, dan
Fungsi F (K, σeff) secara implisit berpengaruh
terhadap sudut antara bidang retakan normal dan arah perambatan gelombang.
Perbandingan Qp/Qs sebagai
fungsi koefisien pergeseran K
Dengan menggunakan asumsi speroid dengan
perbandingan aspek yang kecil dan tekanan yang tidak dipengaruhi terhadap koefisien pergeseran, akan didefinisikan oleh :
(
A p)
E E Q Q eff eff p p exp , 0 , 1 0 , 1 = − ⋅ ⋅ − −MEKANISME FLUIDA PADA
PORI DAN RETAKAN
Aliran fluida di dalam media berpori yang dipengaruhi oleh stress dan gelombang
elastis merupakan satu penyebab terjadinya atenuasi.
Mekanisme aliran terbagi menjadi
dua kategori
intertial flow (Biot, 1956)
squirting flow (Mavko dan Nur, 1975 ;
O’Connell dan Budiansky, 1977 ; Murphy et al, 1986)
Untuk range frekuensi rendah, persamaan koefisien atenuasi adalah :
dan 2 2 2 2 / / 1 / 1 1 2 1 f k k k k k k M K d d K d d V s f s s s f f f p p − ⋅ + − − ⋅ ⋅ − ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ = φ φ η π α 2 2 2 2 1 f K d d V f f s s = ⋅ π ⋅ ⋅ η ⋅ α
Dimana : d = densitas batuan df = densitas fluida = porositas ηf = kekentalan fluida K = permeabilitas
M, k, ks, kf, berturut-turut, adalah modulus
bidang gelombang dan modulus kompresi skeleton batuan, material matriks solid, dan fluida.
Model Mavko dan Nur mendiskripsikan sensitifitas tinggi dari atenuasi untuk :
aspek ratio
fluid drop shape
Model ini terdiri dari distribusi bagian inti atau retakan yang tersaturas
Model Mavko dan Nur dideskripsikan oleh model berikut :
a – setengah lebar pori D – panjang drop
N – nomor pori dalam volume V
D – dimensi pori dalam tiga dimensi α – aspek ratio dari pori
Nilai Q-1 adalah :
(
)
( )
f F E E V N a D d Q eff eff eff s eff f p σ π σ σ η α 1 2 1 15 32 2 2 2 2 3 1 ⋅ ⋅ + − ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ = −(
)
f E E V N a D d Q eff eff s eff f s σ π σ η α 1 2 1 15 32 2 2 2 3 1 ⋅ + − ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ ⋅ = −dengan
dan untuk ratio kita dapatkan
Ini merepresentasikan sebuah relasi antara
ratio dari property attenuasi Qp/Qs dan Poisson ratio effektif atau ratio kecepatan vp/vs
( ) (
)
− ⋅ + − ⋅ + ⋅ − ⋅ − = 2 1 8 1 4 3 2 1 2 1 eff eff eff eff eff eff eff F σ σ σ σ σ σ σ(
)
{
}
−1 = eff s p F Q Q σRatio Qp/Qs Vs Poisson ratio effektif
untuk frekuensi rendah (setelah Mavko dan Nur, 1978)