• Tidak ada hasil yang ditemukan

Cover dalam.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Cover dalam."

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Cover dalam

(3)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 ISBN : 978-602-6774-47-7 Nomor Publikasi : 62520.1605 Katalog : 4104001.62 Ukuran Buku : 14,8 x 21 cm Jumlah Halaman : xii + 46 halaman

Naskah:

Bidang Statistik Sosial

Gambar dan Tata Letak:

Bidang Integrasi Pengolahan dan Diseminasi Statistik

Diterbitkan Oleh:

© Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Tengah

Dicetak Oleh :

CV Azka Putra Pratama

Dilarang mengumumkan, mendistribusikan, mengomunikasikan, dan/atau menggandakan sebagian atau seluruh buku ini untuk tujuan komersil tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik.

(4)

Tim Penyusun

Penanggung Jawab Umum :

Hanif Yahya

Koordinator Teknis :

Syafi’i Nur

Penyusun Naskah :

Pakih Dian Fitriastuti Iskandar Yanis Habibie

Koordinator Tata Letak dan Gambar :

Muhammad Said

Tata Letak :

Vina Natalia

Gambar Kulit :

Dwinasanti Nur Rachmawati

Infografis :

Rio Afirando

Penyunting :

Alfina Fasriani

(5)
(6)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 v

Kata Pengantar

Peningkatan usia harapan hidup berdampak pada peningkatan jumlah penduduk lanjut usia. Di Provinsi Kalimantan Tengah persentase penduduk lanjut usia terus meningkat selama empat tahun terakhir. Semakin tingginya jumlah dan persentase penduduk lansia ini berdampak terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi lansia baik pada aspek sosial, ekonomi, maupun kesehatan.

Publikasi ini diterbitkan dengan tujuan memberikan informasi dasar tentang keadaan penduduk yang berusia 60 tahun ke atas ditinjau dari perkembangan penduduk lanjut usia dari tahun ke tahun, status perkawinan, pendidikan, serta kegiatan ekonominya. Sumber data yang digunakan berasal dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) dan Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS).

Diharapkan publikasi ini akan dapat melengkapi dan memenuhi kebutuhan data bagi pemerintah dan masyarakat, baik dalam penentuan kebijakan maupun dalam keperluan penelitian atau analisis data. Saran dan kritik membangun dari setiap pengguna publikasi ini guna untuk penyempurnaan di masa mendatang, akan sangat diharapkan.

Palangka Raya, Oktober 2016 BPS Provinsi Kalimantan Tengah

Kepala,

Hanif Yahya, S.Si, M.Si

(7)
(8)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 vii

Daftar Isi

Tim Penyusun ... iii

Kata Pengantar ... v

Daftar Isi ... vii

Daftar Tabel ... ix

Daftar Gambar... xi

BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB II PERKEMBANGAN PENDUDUK LANJUT USIA ... 7

BAB III ANGKA KESAKITAN PENDUDUK LANJUT USIA ... 17

BAB IV PENDIDIKAN PENDUDUK LANJUT USIA ... 25

BAB V KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK LANJUT USIA... 31

BAB VI PENUTUP ... 43

(9)
(10)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 ix

Daftar Tabel

Tabel 2.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Lanjut usia Provinsi Kalimantan Tengah, 2011-2015 ... 9 Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Lanjut usia Menurut Kabupaten dan

Jenis Kelamin dan Sex Ratio Provinsi Kalimantan Tengah, 2015 ... 10 Tabel 2.3 Persentase Rumah Tangga Lanjut usia Menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah, 2015 (Persen) ... 13 Tabel 2.4 Peran Lanjut Usia dalam Rumah Tangga Menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah, 2015 (Persen) ... 14 Tabel 3.1 Angka Kesakitan Penduduk Lanjut Usia (Usia 60 Tahun

ke Atas) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Provinsi Kalimantan Tengah, 2015... 20 Tabel 3.2 Angka Kesakitan Penduduk Lanjut Usia (Usia 60 Tahun

ke Atas) Menurut Kabupaten/Kota dan Kota/Desa Kalimantan Tengah, 2015 ... 22 Tabel 4.1 Persentase Penduduk Lanjut Usia (Usia 60 Tahun ke

Atas) Menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin dan Ijazah Tertinggi yang Ditamatkan Provinsi Kalimantan Tengah, 2015 ... 29 Tabel 5.1 Persentase Penduduk Lanjut Usia yang Bekerja

Menurut Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu, 2012-2015 ... 37

(11)

x Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015

Tabel 5.2 Persentase Penduduk Lanjut Usia Bekerja Menurut Sektor Ekonomi dan Wilayah Kota Desa Provinsi Kalimantan Tengah, 2015 ... 39 Tabel 5.3 Persentase Penduduk Lanjut Usia (Usia 60 Tahun ke

Atas) Menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin, dan Jenis Kegiatan Utama Seminggu yang Lalu Provinsi Kalimantan Tengah, 2015 ... 41

(12)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 xi

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Persentase Penduduk Lanjut Usia Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah, 2015 ... 12 Gambar 2.2 Rasio Ketergantungan Penduduk Lanjut Usia Menurut

Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah, 2015 ... 15

(13)
(14)

BAB I

PENDAHULUAN

(15)
(16)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 3

I. PENDAHULUAN

Perjalanan hidup manusia dapat diidentifikasi dalam beberapa tahap perkembangan yaitu masa balita, masa anak, masa remaja, masa dewasa, dan masa tua atau lanjut usia (lanjut usia). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), seseorang disebut lanjut usia jika seseorang tersebut berusia 60 tahun atau lebih. Lanjut usia merupakan bagian fenomena alam yang dialami oleh semua makhluk hidup, termasuk manusia. Namun, untuk mendapatkan umur yang panjang, seseorang harus memperhatikan keselamatan tubuh dan jiwa dengan cara hidup sehat.

Pelaksanaan pembangunan yang bertujuan mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 telah menghasilkan kondisi sosial masyarakat yang makin membaik dan usia harapan hidup yang makin meningkat, sehingga jumlah penduduk lanjut usia makin bertambah. Sejalan dengan itu pemerintah dengan berbagai program pembangunan mengantisipasi keadaan ini, antara lain dengan pemberdayaan dan peningkatan pelayanan kebutuhan khusus lanjut usia, agar tidak menjadi bom waktu (permasalahan) bangsa pada waktu yang akan datang.

Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia akan membawa dampak terhadap sosial ekonomi baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam negara. Implikasi ekonomis yang penting dari

(17)

4 Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015

peningkatan jumlah penduduk adalah peningkatan dalam rasio ketergantungan lanjut usia (old age dependency ratio). Setiap penduduk usia produktif akan menanggung semakin banyak penduduk lanjut usia. Ketergantungan penduduk lanjut usia disebabkan kondisi mereka banyak mengalami kemunduran baik fisik maupun psikis, artinya mereka mengalami perkembangan dalam bentuk perubahan ke arah yang negatif. Oleh karena itu diperlukan perhatian dan penanganan yang lebih baik, seperti yang tercantum dalam Undang-Undang (UU) Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Penduduk Lanjut usia. Sejalan dengan itu, pemerintah telah merumuskan berbagai kebijakan, program, dan kegiatan yang dapat menunjang derajat kesehatan dan mutu kehidupan penduduk lanjut usia agar tetap sehat, mandiri, dan berdaya guna sehingga tidak menjadi beban bagi dirinya sendiri, keluarga, maupun masyarakat.

Masa lanjut usia merupakan periode terakhir dalam rentang hidup manusia. Keberhasilan pembangunan kesehatan ditandai dengan kualitas sumber daya manusia, kualitas hidup, kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta usia harapan hidup. Peningkatan usia harapan hidup akan berdampak pada meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia.

Selain perubahan fisik, biasanya masa lanjut usia ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh dan berbagai masalah kesehatan, sosial, ekonomi, psikologis, dan spiritual yang berpengaruh pada kualitas kehidupannya. Dalam hal ini penduduk lanjut usia

(18)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 5 umumnya menghadapi perubahan-perubahan yang berpengaruh terhadap kualitas kehidupannya seperti putusnya hubungan dengan rekan-rekan kerja, hilangnya status, wewenang dan tanggung jawab dalam lingkungan tempat kerja, berubahnya peran individu dalam keluarga dan hubungan dengan pasangannya, serta berkurangnya penghasilan karena sudah tidak aktif lagi bekerja. Pada umumnya penduduk lanjut usia menikmati hari tuanya di lingkungan keluarga, akan tetapi ada juga lanjut usia yang hidup terpisah dari keluarga dan anak-anaknya. Kondisi ini memicu munculnya rasa kesepian pada penduduk lanjut usia karena keterbatasan dukungan sosial yang diterima oleh penduduk lanjut usia itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan perlindungan bagi penduduk lanjut usia di berbagai bidang, seperti kesehatan dan kemudahan dalam penggunaan fasilitas publik.

Arah pemberdayaan dilakukan dengan cara penduduk lanjut usia aktif berpartisipasi dalam pembangunan guna mengurangi kemiskinan, memperoleh kesehatan yang lebih baik dan mendukung kehidupan sosial kemasyarakatan. Pemberdayaan tidak saja dilakukan terhadap para lanjut usia dan keluarganya, namun juga dilakukan terhadap seluruh komponen bangsa. Untuk itu, arah dan strategi pembangunan dan pemberdayaan dalam rangka peningkatan kesejahteraan penduduk lanjut usia sebaiknya dilakukan secara terpadu dan lintas sektor.

Sejalan dengan itu, tersedianya data statistik dan berbagai indikator yang dapat memberikan gambaran makro kondisi dan potensi

(19)

6 Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015

penduduk lanjut usia pada berbagai aspek penting diharapkan dapat membantu mempertajam arah dan sasaran pembangunan serta pemberdayaan penduduk lanjut usia.

(20)

BAB II

PERKEMBANGAN PENDUDUK

LANJUT USIA

(21)
(22)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 9

II. PERKEMBANGAN PENDUDUK

LANJUT USIA

Hasil proyeksi penduduk Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2010-2020 mencatat bahwa jumlah penduduk lanjut usia di Provinsi Kalimantan Tengah terus mengalami kenaikan baik secara absolut maupun persentase. Pada tahun 2010-2020, persentase penduduk lanjut usia berada pada kisaran 4 hingga 5 persen.

Tabel 2.1 menunjukkan bahwa pada tahun 2015 jumlah penduduk lanjut usia di Provinsi Kalimantan Tengah mencapai 129.633 jiwa atau 5,20 persen dari jumlah penduduk. Hal ini berarti pada tahun 2015 dari setiap 1.000 penduduk Provinsi Kalimantan Tengah, sekitar 52 orang adalah lanjut usia. Jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, jumlah penduduk lanjut usia di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2015 merupakan yang tertinggi.

Tabel 2.1 Jumlah dan Persentase Penduduk Lanjut usia Provinsi Kalimantan Tengah, 2011-2015 Tahun Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Lanjut usia Persentase Lanjut usia (1) (2) (3) (4) 2011 2 275 120 107 072 4,71 2012 2 329 783 111 651 4,79 2013 2 384 733 116 877 4,90 2014 2 439 858 122 845 5,03 2015 2 495 035 129 633 5,20

Sumber : Proyeksi Penduduk Kalimantan Tengah, 2010-2020

(23)

10 Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015

Jika diperhatikan dari sisi jenis kelamin, penduduk lanjut usia laki-laki di Provinsi Kalimantan Tengah lebih banyak dibanding penduduk lanjut usia perempuan dengan rasio jenis kelamin sebesar 107,11. Penduduk lanjut usia laki-laki tercatat sebanyak 67.043 jiwa sedangkan penduduk lanjut usia perempuan sebanyak 62.592 jiwa. Selengkapnya bisa dilihat pada Tabel 2.2 seperti yang ada di bawah ini.

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Lanjut usia Menurut Kabupaten dan Jenis Kelamin dan Sex Ratio Provinsi Kalimantan Tengah, 2015

Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Total Sex Ratio (1) (2) (3) (4) (5) 01 Kotawaringin Barat 7 106 6 058 13 164 117,30 02 Kotawaringin Timur 10 201 9 222 19 423 110,62 03 Kapuas 10 240 10 593 20 833 96,67 04 Barito Selatan 3 834 4 011 7 845 95,59 05 Barito Utara 3 482 3 180 6 662 109,50 06 Sukamara 1 411 1 174 2 585 120,19 07 Lamandau 2 463 1 994 4 457 123,52 08 Seruyan 3 175 2 814 5 989 112,83 09 Katingan 4 599 4 190 8 789 109,76 10 Pulang Pisau 5 199 4 552 9 751 114,21 11 Gunung Mas 3 247 2 935 6 182 110,63 12 Barito Timur 3 369 3 788 7 157 88,94 13 Murung Raya 2 626 2 467 5 093 106,45 71 Palangka Raya 6 091 5 612 11 703 108,54 Kalimantan Tengah 67 043 62 590 129 633 107,11

Sumber : Proyeksi Penduduk Kalimantan Tengah, 2010-2020

(24)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 11 Di Provinsi Kalimantan Tengah, Kabupaten Kapuas adalah kabupaten dengan jumlah populasi penduduk lanjut usia terbanyak yaitu 20.833 jiwa. Diikuti berturut-turut oleh Kabupaten Kotawaringin Timur, Kotawaringin Barat dan Kota Palangka Raya yang masing-masing besarnya 19.423 jiwa, 13.164 jiwa dan 11.703 jiwa. Sedangkan kabupaten dengan jumlah penduduk lanjut usia paling sedikit adalah Kabupaten Sukamara yaitu hanya sebesar 2.585 jiwa. Disusul oleh Kabupaten Lamandau, Murung Raya dan Seruyan 5 yang masing-masing besarnya 4.457 jiwa, 5.093 jiwa dan 5.989 jiwa.

Namun dilihat secara persentase, Kabupaten Pulang Pisau merupakan kabupaten yang memiliki penduduk lanjut usia terbesar yakni mencapai 7,81 persen dari seluruh penduduk di kabupaten tersebut (Gambar 2.1). Diikuti oleh Kabupaten Barito Timur, Lamandau dan Kapuas yang masing-masing sebesar 6,29 persen; 6,03 persen dan 5,99 persen. Sementara itu, kabupaten yang penduduk lanjut usianya terkecil adalah Kabupaten Seruyan yaitu sebesar 3,43 persen dari seluruh penduduk di Kabupaten Seruyan. Diikuti oleh Kota Palangka Raya, Kabupaten Kotawaringin Timur dan Murung Raya yang besarnya mencapai 4,50 persen; 4,56 persen dan 4,61 persen.

Dari sisi jenis kelamin, Kabupaten Lamandau mempunyai rasio jenis kelamin penduduk lanjut usia tertinggi diantara kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah yaitu sebesar 123,52. Hal ini berarti untuk setiap 100 orang penduduk lanjut usia perempuan maka terdapat 124 penduduk lanjut usia laki-laki di Kabupaten Lamandau. Sebaliknya

(25)

12 Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015

terjadi di Kabupaten Barito Timur dimana rasio jenis kelamin penduduk lanjut usianya terkecil yakni sebesar 88,94. Ini artinya terdapat 89 orang penduduk lanjut usia laki-laki pada setiap 100 orang penduduk lanjut usia perempuan di Kabupaten Barito Timur.

Gambar 2.1 Persentase Penduduk Lanjut Usia Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah, 2015

Sumber : Proyeksi Penduduk Kalimantan Tengah, 2010-2020

Sementara itu, jika dilihat dari sisi rumah tangga, hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2015 terdapat 15,7 persen rumah tangga lanjut usia di Provinsi Kalimantan Tengah. Rumah tangga lanjut usia ini merupakan rumah tangga yang minimal salah satu anggota rumah tangganya berusia 60 tahun ke atas. Tabel 2.3 memperlihatkan ditribusi rumah tangga lanjut usia menurut kabupaten/kota. Dari tabel

3,43 4,5 4,56 4,61 4,67 4,73 5,23 5,48 5,62 5,94 5,99 6,03 6,29 7,81 Seruyan Palangka Raya Kotawaringin Timur Murung Raya Sukamara Kotawaringin Barat Barito Utara Katingan Gunung Mas Barito Selatan Kapuas Lamandau Barito Timur Pulang Pisau

http://kalteng.bps.go.id

(26)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 13 tersebut bisa dilihat ada tiga kabupaten yang memiliki persentase rumah tangga lanjut usia tertinggi di Provinsi Kalimatan Tengah yaitu Kabupaten Pulang Pisau sebesar 22,3 persen, Kabupaten Kapuas sebesar 18,5 persen, kemudian disusul oleh Kabupaten Barito Timur sebesar 17,4 persen. Sedangkan kabupaten dengan persentase rumah tangga lanjut usia terkecil terdapat pada Kabupaten Seruyan yaitu besarnya hanya mencapai 10,1 persen.

Tabel 2.3 Persentase Rumah Tangga Lanjut usia Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah, 2015 (Persen)

Kabupaten/Kota Persentase

Rumah Tangga Lanjut usia

(1) (2) 01 Kotawaringin Barat 13,0 02 Kotawaringin Timur 13,8 03 Kapuas 18,5 04 Barito Selatan 16,9 05 Barito Utara 16,1 06 Sukamara 13,9 07 Lamandau 17,0 08 Seruyan 10,1 09 Katingan 16,5 10 Pulang Pisau 22,3 11 Gunung Mas 17,3 12 Barito Timur 17,4 13 Murung Raya 17,0 71 Palangka Raya 15,0 Kalimantan Tengah 15,7

Sumber : BPS, Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015

(27)

14 Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015

Terkait dengan keberadaan rumah tangga lanjut usia, maka peranan lanjut usia pun menjadi penting dalam rumah tangga tersebut. Dalam suatu rumah tangga, lanjut usia dapat menjadi seorang Kepala Rumah Tangga (KRT), maupun Anggota Rumah Tangga (ART) misalnya istri/pasangan, orang tua/mertua, atau famili lain. KRT adalah peran yang paling berat dikarenakan KRT merupakan seseorang yang bertanggung jawab pada rumah tangganya, memimpin, melindungi juga berperan sebagai pengambil keputusan.

Tabel 2.4 Peran Lanjut Usia dalam Rumah Tangga Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah, 2015 (Persen) Kabupaten/Kota KRT Istri/ Pasangan Orang Tua/ Mertua Famili Lain Total (1) (2) (3) (4) (5) (6) 01 Kotawaringin Barat 62,9 22,6 13,8 0,7 100,0 02 Kotawaringin Timur 62,1 20,0 17,9 0,0 100,0 03 Kapuas 71,8 17,5 9,2 1,5 100,0 04 Barito Selatan 61,0 19,0 20,1 0,0 100,0 05 Barito Utara 54,5 33,9 10,6 1,0 100,0 06 Sukamara 57,6 17,0 17,6 7,8 100,0 07 Lamandau 58,3 21,4 18,8 1,4 100,0 08 Seruyan 76,1 11,5 12,3 0,0 100,0 09 Katingan 64,0 19,7 11,8 4,4 100,0 10 Pulang Pisau 60,4 24,6 12,9 2,1 100,0 11 Gunung Mas 65,2 23,2 10,7 0,9 100,0 12 Barito Timur 69,6 16,5 13,9 0,0 100,0 13 Murung Raya 59,1 19,9 18,2 2,9 100,0 71 Palangka Raya 68,1 13,0 15,8 3,1 100,0 Kalimantan Tengah 64,7 19,8 14,1 1,5 100,0

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus, 2015

(28)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 15 Persentase penduduk lanjut usia yang berperan sebagai KRT di Provinsi Kalimantan Tengah menurut data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2015 ada sebanyak 64,7 persen dan penduduk lanjut usia yang berperan sebagai istri/pasangan ada sebanyak 19,8 persen. Distribusi penduduk lanjut usia berdasarkan peran dalam rumah tangganya secara lengkap dapat dililhat pada Tabel 2.4.

Gambar 2.2 Rasio Ketergantungan Penduduk Lanjut Usia Menurut Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah, 2015

Sumber : Proyeksi Penduduk Kalimantan Tengah, 2010-2020

Perubahan struktur penduduk mempengaruhi besarnya rasio ketergantungan penduduk lanjut usia. Rasio Ketergantungan Penduduk

5,03 6,45 6,81 6,99 7,04 7,41 7,85 7,99 8,51 8,98 9,07 9,16 9,16 9,56 12,16 Seruyan Palangka Raya Kotawaringin Timur Kotawaringin Barat Sukamara Murung Raya Kalimantan Tengah Barito Utara Katingan Gunung Mas Lamandau Barito Selatan Kapuas Barito Timur Pulang Pisau

http://kalteng.bps.go.id

(29)

16 Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015

Lanjut usia (RKL) adalah perbandingan antara jumlah penduduk lanjut usia (60 tahun ke atas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-59 tahun). RKL ini menggambarkan seberapa besar beban yang harus ditanggung penduduk usia produktif untuk membiayai penduduk lanjut usia dengan asumsi penduduk lanjut usia tersebut secara ekonomi bukanlah penduduk lanjut usia yang produktif.

Gambar 2.2 memperlihatkan nilai RKL menurut kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah. Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa nilai RKL di Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 7,85. Ini berarti setiap 100 orang penduduk produktif di Provinsi Kalimantan Tengah menanggung sebanyak 7 sampai 8 orang penduduk lansia. Sementara itu menurut kabupaten/kota, Kabupaten Pulang Pisau merupakan kabupaten dengan RKL tertinggi yakni mencapai 12,16 persen. Sebaliknya, Kabupaten Seruyan merupakan kabupaten dengan RKL terendah yakni sebesar 5,03 persen. Dengan demikian dapat diartikan bahwa di Kabupaten Pulang Pisau penduduk lansia yang ditanggung oleh setiap 100 penduduk usia produktif sebanyak 12 orang. Sedangkan di Kabupaten Seruyan setiap 100 penduduk usia produktifnya hanya menanggung 5 orang penduduk lanjut usia..

(30)

BAB III

ANGKA KESAKITAN PENDUDUK

LANJUT USIA

(31)
(32)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 19

III. ANGKA KESAKITAN PENDUDUK

LANJUT USIA

Seseorang dikatakan sakit apabila keluhan kesehatan yang

dirasakan dapat mengganggu aktivitas sehari-harinya yaitu tidak dapat melakukan kegiatan secara normal (bekerja, sekolah, kegiatan sehari-hari) sebagaimana biasanya. Kondisi ini terjadi pula pada penduduk lanjut usia. Daya tahan tubuh yang menurun sehingga rentan terhadap penyakit merupakan salah satu faktor penyebab banyaknya penduduk lanjut usia yang mengalami sakit.

Angka kesakitan (morbidity rates) penduduk lanjut usia adalah proporsi penduduk lanjut usia yang mengalami masalah kesehatan hingga mengganggu aktivitas sehari-hari selama satu bulan terakhir. Angka kesakitan merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan penduduk. Angka kesakitan tergolong sebagai indikator kesehatan negatif. Semakin tinggi angka kesakitan, menunjukkan derajat kesehatan penduduk semakin buruk, sebaliknya semakin rendah angka kesakitan, menunjukkan derajat kesehatan penduduk yang semakin baik.

Dari hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2015 seperti yang bisa dilihat pada Tabel 3.1, angka kesakitan penduduk lanjut usia tahun 2015 sebesar 34,58 persen artinya bahwa dari setiap 100 orang lanjut usia terdapat sekitar 34 sampai dengan 35 orang diantaranya mengalami sakit. Angka kesakitan penduduk lanjut usia

(33)

20 Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015

perempuan sebesar 36,34 persen, lebih tinggi dibandingkan penduduk lanjut usia laki-laki yang hanya mencapai 33,05 persen. Hal ini menunjukkan derajat kesehatan penduduk lanjut usia perempuan cenderung lebih buruk dibandingkan derajat kesehatan penduduk lanjut usia laki-laki.

Tabel 3.1 Angka Kesakitan Penduduk Lanjut Usia (Usia 60 Tahun ke Atas) Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Kelamin Provinsi Kalimantan Tengah, 2015

Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan Laki-laki + Perempuan (1) (2) (3) (4) Kotawaringin Barat 32,26 31,25 31,82 Kotawaringin Timur 24,10 24,19 24,14 Kapuas 36,92 42,42 39,69 Barito Selatan 38,00 31,03 34,26 Barito Utara 33,33 31,82 32,69 Sukamara 29,41 40,48 35,53 Lamandau 29,51 40,00 34,23 Seruyan 36,11 41,67 38,89 Katingan 38,10 30,91 34,75 Pulang Pisau 31,33 37,74 33,82 Gunung Mas 31,58 47,62 38,38 Barito Timur 41,67 50,00 45,90 Murung Raya 33,96 26,47 31,03 Palangka Raya 30,77 33,33 32,09 Kalimantan Tengah 33,05 36,34 34,58

Sumber: BPS, Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015

(34)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 21 Fenomena kecenderungan derajat kesehatan penduduk lanjut usia perempuan lebih buruk dibandingkan derajat kesehatan penduduk lanjut usia laki-laki, juga terjadi di beberapa kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah. Hal ini seperti terjadi di Kabupaten Kotawaringin Timur, Kapuas, Barito Utara, Sukamara, Pulang Pisau, Gunung Mas, Barito Timur, Lamandau dan Seruyan serta Kota Palangka Raya. Sebaliknya terjadi di Kabupaten Kotawaringin Barat, Barito Selatan, Katingan dan Murung Raya, dimana derajat kesehatan penduduk lanjut usia laki-laki lebih buruk dibandingkan derajat kesehatan penduduk lanjut usia perempuan.

Tabel 3.2 memperlihatkan angka kesakitan penduduk lanjut usia menurut kabupaten/kota dan perkotaan serta perdesaan. Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa angka kesakitan penduduk lanjut usia yang tinggal di perdesaan ada sebesar 38,18 persen, lebih tinggi dibandingkan angka kesakitan penduduk lanjut usia yang berada di wilayah perkotaan yang hanya mencapai 27,86 persen. Hal ini menunjukkan derajat kesehatan penduduk lanjut usia di wilayah perdesaan cenderung lebih buruk dibandingkan derajat kesehatan penduduk lanjut usia di wilayah perkotaan. Hal ini terjadi diduga karena fasilitas kesehatan di perkotaan jauh lebih lengkap dibandingkan di perdesaan.

(35)

22 Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015

Tabel 3.2 Angka Kesakitan Penduduk Lanjut Usia (Usia 60 Tahun ke Atas) Menurut Kabupaten/Kota dan Kota/Desa Kalimantan Tengah, 2015

Kabupaten/Kota Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan (1) (2) (3) (4) Kotawaringin Barat 26,53 36,07 31,82 Kotawaringin Timur 15,19 34,85 24,14 Kapuas 29,79 45,24 39,69 Barito Selatan 24,39 40,30 34,26 Barito Utara 35,00 31,25 32,69 Sukamara 14,29 43,64 35,53 Lamandau 45,45 33,00 34,23 Seruyan 38,89 38,89 38,89 Katingan 22,86 39,76 34,75 Pulang Pisau 52,63 30,77 33,82 Gunung Mas 29,41 40,24 38,38 Barito Timur 26,67 52,17 45,90 Murung Raya 33,33 30,67 31,03 Palangka Raya 30,89 45,45 32,09 Kalimantan Tengah 27,86 38,18 34,58

Sumber: BPS, Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015

Fenomena kecenderungan derajat kesehatan penduduk lanjut usia di wilayah perdesaan cenderung lebih buruk dibandingkan derajat kesehatan penduduk lanjut usia di wilayah perkotaan, juga terjadi di hampir semua kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Tengah. Kecuali di empat kabupaten yang derajat kesehatan penduduk lanjut usia di wilayah perkotaan lebih buruk dibandingkan derajat kesehatan penduduk lanjut usia di wilayah perdesaan, yaitu Kabupaten Barito

(36)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 23 Utara, Lamandau, Pulang Pisau, dan Murung Raya. Hal ini diduga penduduk lanjut usia yang ada di empat kabupaten tersebut menerapkan konsep hidup back to nature, hidup yang bersahabat dengan alam dan ramah lingkungan meskipun secara fasilitas kesehatan lebih lengkap di perkotaan dari perdesaan.

(37)
(38)

BAB IV

PENDIDIKAN PENDUDUK LANJUT

USIA

(39)
(40)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 27

IV. PENDIDIKAN PENDUDUK LANJUT USIA

Dalam rangka meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) pemerintah melakukan pembangunan di bidang pendidikan yang ditujukan bagi seluruh lapisan masyarakat tanpa memandang usia. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 yang tercantum pada Bab XIII Pasal 31 Ayat (1): bahwa tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran. Selain itu, Bab IV Pasal 5 Ayat (5) Undang-undang (UU) RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional juga menyebutkan bahwa setiap warga negara berhak mendapat kesempatan meningkatkan pendidikan sepanjang hayatnya. Berdasarkan UU yang disebutkan di atas, pendidikan sangat penting baik bagi penduduk usia muda maupun tua. Bagi penduduk usia muda, pendidikan merupakan hal yang mutlak diperlukan untuk kelangsungan hidup di masa depan. Penduduk yang berusia tua pun juga perlu mendapatkan pendidikan, seperti yang tertuang dalam UU Lanjut Usia No. 13 Tahun 1998 bab III Pasal 5 Ayat (2d) tentang hak dan kewajiban penduduk lanjut usia, bahwa penduduk lanjut usia diberikan hak untuk meningkatkan kesejahteraan sosial salah satunya dalam bidang pendidikan dan pelatihan. Dengan bekal pendidikan dan pelatihan yang memadai, diharapkan timbul rasa kemandirian pada penduduk lanjut usia sehingga tidak menjadi beban bagi dirinya, keluarga, maupun masyarakat.

(41)

28 Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015

Sejalan dengan itu, dalam UU tersebut Bab VI Pasal 16 Ayat (1) disebutkan bahwa pemerintah memberikan pelayanan dan pelatihan yang dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, kemampuan, dan pengalaman penduduk lanjut usia potensial sesuai dengan potensi yang dimilikinya. Berkaitan dengan UU tersebut di atas, pemerintah telah berupaya menyelenggarakan berbagai program yang ditujukan dalam meningkatkan pendidikan sekaligus kesejahteraan penduduk lanjut usia, antara lain Pemberantasan Buta Aksara (Keaksaraan Dasar) dan dilanjutkan dengan program Keaksaraan Fungsional. Keseluruhan program yang diselenggarakan pemerintah tersebut pada dasarnya mencerminkan komitmen pemerintah dalam melaksanakan tujuan nasional yaitu mencerdaskan bangsa.

Karakterisitik penduduk lanjut usia berbeda dengan kelompok penduduk lainnya, seperti balita, remaja, dan pemuda. Jika kelompok penduduk muda memiliki kemampuan fisik dan non fisik yang makin berkembang dan meningkat, sebaliknya penduduk lanjut usia memiliki kemampuan fisik dan non fisik cenderung semakin menurun seiring dengan proses menua yang terjadi pada mereka secara alamiah. Sejalan dengan itu, program pembangunan pendidikan serta pengembangan dan peningkatan keterampilan bagi penduduk lanjut usia memerlukan penanganan yang lebih khusus dan terfokus.

Pendidikan merupakan salah satu sarana menuju SDM yang berkualitas. Salah satu upaya peningkatan bidang pendidikan adalah

(42)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 29 dengan penyediaan fasilitas dan sarana pendidikan yang semakin baik. Semakin tinggi akses terhadap fasilitas pendidikan diharapkan semakin banyak pula penduduk yang dapat bersekolah sehingga pemerataan pendidikan dapat terwujud. Kemudahan fasilitas pendidikan dapat dirasakan oleh generasi muda saat ini, namun tidak dirasakan oleh generasi tua di zamannya seperti pada masa kemerdekaan. Keterbatasan fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan akibat sisa-sisa penjajahan pada masa kemerdekaan menjadi salah satu faktor penyebab tingkat pendidikan lanjut usia yang rendah.

Tabel 4.1 Persentase Penduduk Lanjut Usia (Usia 60 Tahun ke Atas) Menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin dan Ijazah Tertinggi yang Ditamatkan Provinsi Kalimantan Tengah, 2015 Kabupaten/Kota Laki-laki Perempuan ≤ SD SMP SMA Perguru-an Tinggi ≤ SD SMP SMA Perguru-an Tinggi (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Kotawaringin Barat 75,80 3,23 16,13 4,84 93,75 4,17 2,08 0,00 Kotawaringin Timur 68,67 12,05 13,25 6,03 91,93 3,23 4,84 0,00 Kapuas 73,85 6,15 16,92 3,08 89,39 4,55 3,03 3,03 Barito Selatan 74,00 6,00 12,00 8,00 81,04 10,34 6,90 1,72 Barito Utara 65,00 21,67 11,67 1,66 81,82 6,82 6,82 4,54 Sukamara 88,24 0,00 5,88 5,88 100,00 0,00 0,00 0,00 Lamandau 91,80 3,28 4,92 0,00 98,00 0,00 2,00 0,00 Seruyan 83,33 11,11 5,56 0,00 100,00 0,00 0,00 0,00 Katingan 74,60 11,11 12,70 1,59 87,27 7,27 5,46 0,00 Pulang Pisau 83,13 8,43 6,03 2,41 90,57 5,66 3,77 0,00 Gunung Mas 75,44 15,79 5,26 3,51 90,48 4,76 4,76 0,00 Barito Timur 66,67 11,67 16,66 5,00 83,87 6,45 6,45 3,23 Murung Raya 84,91 9,43 3,77 1,89 94,12 2,94 0,00 2,94 Palangka Raya 43,08 9,23 24,61 23,08 57,97 10,15 20,29 11,59 Kalimantan Tengah 74,04 9,49 11,54 4,93 87,24 5,13 5,41 2,22

Sumber: BPS, Survei Sosial Ekonomi Nasional 2015

(43)

30 Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015

Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa pendidikan penduduk lanjut usia masih rendah, separuh lebih penduduk lanjut usia berpendidikan rendah (SD ke bawah). Dari penduduk lanjut usia yang berpendidikan rendah tersebut, penduduk lanjut usia perempuan ternyata persentasenya jauh lebih tinggi dibandingkan penduduk lanjut usia laki-laki. Persentase penduduk lanjut usia perempuan yang berpendidikan SD ke bawah angkanya mencapai 87,24 persen, sedangkan persentase penduduk lanjut usia laki-laki hanya 74,04 persen.

Hal yang sama juga terlihat di semua kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah. Persentase penduduk lanjut usia ditinjau dari tingkat pendidikannya terutama yang berpendidikan SD ke bawah, penduduk lanjut usia perempuan lebih rendah persentasenya dibandingkan penduduk lanjut usia laki-laki. Ini merupakan fenomena yang menarik yaitu terjadinya kesenjangan dalam memperoleh pelayanan pendidikan antara laki-laki dan perempuan di masa lalu, sebagai gambaran/pola pendidikan di masa Indonesia baru merdeka. Rendahnya tingkat pendidikan penduduk lanjut usia ini memperlihatkan kualitas SDM penduduk lanjut usia yang masih rendah. Keterbatasan fasilitas, sarana dan prasarana pendidikan akibat sisa-sisa penjajahan pada masa kemerdekaan menjadi salah satu faktor penyebab tingkat pendidikan penduduk lanjut usia yang rendah.

(44)

BAB V

KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK

LANJUT USIA

(45)
(46)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 33

V. KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK

LANJUT USIA

Faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok, yaitu tenaga kerja, modal, sumber daya alam dan kewirausahaan. Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung menjalankan kegiatan produksi. Dalam produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan yang dimiliki oleh tenaga kerja. Secara makro, ketenagakerjaan merupakan aspek penting dalam proses pembangunan perekonomian negara. Isu yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, seperti: angka pengangguran dan besaran upah minimum merupakan isu sensitif, karena dapat menimbulkan gejolak dan dinamika di masyarakat. Oleh karena itu, perlu upaya pembangunan ketenagakerjaan yang menyeluruh dan berkeadilan.

Pembangunan ketenagakerjaan diarahkan pada peningkatan, pembentukan, dan pengembangan tenaga kerja berkualitas, produktif, efisien, efektif, dan berjiwa wiraswasta sehingga mampu mengisi, menciptakan, dan memperluas lapangan kerja, yang pada gilirannya akan mampu meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat. Pembangunan bidang ketenagakerjaan tidak hanya ditujukan bagi penduduk muda yang produktif, melainkan juga diarahkan bagi penduduk lanjut usia potensial.

Penduduk lanjut usia potensial disebut juga sebagai penduduk lanjut usia yang produktif, yaitu mereka yang mampu memenuhi

(47)

34 Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015

kebutuhan mereka sendiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Pemberdayaan penduduk lanjut usia potensial merupakan salah satu upaya menunjang kemandirian penduduk lanjut usia, baik dari aspek ekonomis, maupun sebagai pemenuhan kebutuhan psikologi, sosial, budaya, dan kesehatan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang (UU) lanjut usia No. 13 tahun 1998 tentang Kesejahteraan Penduduk Lanjut usia Bab II Pasal 3 yang menyebutkan bahwa upaya peningkatan kesejahteraan sosial lanjut usia diarahkan agar lanjut usia tetap dapat diberdayakan sehingga berperan dalam kegiatan pembangunan dengan memperhatikan fungsi, kearifan, pengetahuan, keahlian, keterampilan, pengalaman, usia, dan kondisi fisiknya, serta terselenggaranya pemeliharaan taraf kesejahteraan sosial penduduk lanjut usia.

Bagi penduduk lanjut usia yang produktif diberikan hak mendapatkan pelayanan kesempatan kerja seperti yang tercantum dalam UU tersebut Bab III Pasal 5 Ayat (2c). Selanjutnya pada Bab VI Pasal 15 Ayat (1) dan (2) disebutkan bahwa dalam pelaksanaannya, pemerintah memberikan pelayanan kesempatan kerja bagi penduduk lanjut usia potensial dimaksudkan memberi peluang untuk mendayagunakan pengetahuan, keahlian, kemampuan, keterampilan, dan pengalaman yang dimilikinya yang dilaksanakan pada sektor formal dan nonformal, melalui perseorangan, kelompok/organisasi, atau lembaga, baik pemerintah maupun masyarakat.

Penduduk dikelompokkan menjadi penduduk usia kerja dan penduduk bukan usia kerja. Penduduk usia kerja adalah penduduk usia

(48)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 35 tahun 15 tahun ke atas, dibedakan atas dua kelompok, angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Pengukurannya didasarkan pada periode rujukan (time reference), yaitu kegiatan yang dilakukan selama seminggu yang lalu sehari sebelum pencacahan.

Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan pengangguran. Yang termasuk kategori pengangguran adalah orang tidak bekerja yang mencari pekerjaan/mempersiapkan usaha, mereka yang putus asa mencari pekerjaan dan tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, serta mereka yang punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja. Sedangkan bukan angkatan kerja terdiri dari penduduk yang pada periode rujukan tidak mempunyai/melakukan aktivitas ekonomi, baik karena sekolah, mengurus rumah tangga atau lainnya, (pensiun, penerima transfer/kiriman, penerima deposito/bunga bank, jompo atau alasan yang lain).

Penduduk lanjut usia yang termasuk dalam angkatan kerja merupakan penduduk lanjut usia potensial. Sedangkan penduduk lanjut usia yang merupakan bukan angkatan kerja termasuk penduduk lanjut usia yang tidak potensial. Penduduk lanjut usia potensial adalah penduduk lanjut usia yang masih produktif dan dapat mengurusi dirinya sendiri dengan baik sedangkan penduduk lanjut usia tidak potensial adalah penduduk lanjut usia yang membutuhkan bantuan orang lain sebagai pendamping. Penduduk lanjut usia potensial tergolong sebagai penduduk lanjut usia yang produktif dan mandiri. Penduduk lanjut usia potensial banyak ditemukan di negara

(49)

36 Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015

berkembang dan negara-negara yang belum memiliki tunjangan sosial untuk hari tua. Mereka berusaha tetap bekerja dalam upaya memenuhi tuntutan hidup maupun mencukupi kebutuhan keluarga yang menjadi tanggungannya.

Menjelang usia 60 tahun, penduduk lanjut usia mulai memikirkan alternatif-alternatif kegiatan yang akan dilakukan setelah penduduk lanjut usia tidak lagi bekerja. Aktivitas fisik yang dilakukan penduduk lanjut usia dapat berupa aktivitas sosial maupun aktivitas ekonomi. Succesful aging atau optimal aging adalah istilah untuk penduduk lanjut usia yang berhasil. Kriteria penduduk lanjut usia yang berhasil ini dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, bisa dari segi kesehatan contohnya fungsi jantung, kemampuan kognitif dan kesehatan mental. Ada pula yang menyebutkan kriteria itu dari sisi produktivitas dan kondisi ekonomi.

Pada Tabel 5.1 menjelaskan bahwa selama kurun waktu 2012-2015, jika dilihat dari kegiatan penduduk lanjut usia di Provinsi Kalimantan Tengah maka jumlah penduduk lanjut usia yang masuk angkatan kerja ternyata lebih tinggi dibanding penduduk lanjut usia yang bukan angkatan kerja. Hal ini mengindikasikan bahwa penduduk lanjut usia di Provinsi Kalimantan Tengah lebih banyak merupakan penduduk lanjut usia potensial yang mandiri secara ekonomi. Pada tahun 2012 penduduk lanjut usia yang masuk dalam angkatan kerja sebanyak 53,69 persen naik lagi sedangkan pada tahun 2014 turun menjadi 51,67 persen. Penurunan juga terjadi pada tahun 2015 dengan

(50)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 37 51,48 persen angkatan kerja penduduk lanjut usia di Provinsi Kalimantan Tengah.

Tabel 5.1 Persentase Penduduk Lanjut Usia yang Bekerja Menurut Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu Provinsi Kalimantan Tengah, 2012-2015 Kegiatan Tahun 2012 2013 2014 2015 (1) (2) (3) (4) (5) Angkatan Kerja 52,49 53,69 51,67 51,48 a. Bekerja 52,49 53,47 51,42 50,95 b. Pengangguran 0,00 0,21 0,25 0,53

Bukan Angkatan Kerja 47,51 46,31 48,33 48,52

a. Sekolah 0,00 0,00 0,00 0,00

b. Mengurus ruta 26,79 25,29 26,35 29,41

c. Lainnya 20,72 21,03 21,98 19,12

TPT (%) 0,00 0,40 0,49 1,03

Sumber : BPS, Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2012-2015

Sementara itu penduduk lanjut usia di Provinsi Kalimantan Tengah yang masuk dalam kategori bukan angkatan kerja selama kurun waktu 2012-2015 cenderung naik persentasenya. Pada tahun 2012, penduuk lanjut usia yang masuk kategori bukan angkatan kerja tercatat sebesar 47,51 persen dimana sebanyak 26,79 persen diantaranya mengurus rumah tangga dan sisanya sebesar 20,72 persen melakukan kegiatan lainnya selain bekerja dan mengurus rumah tangga. Pada tahun 2013-2015 secara berturut-turut penduduk lanjut usia yang

(51)

38 Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015

masuk kategori bukan angkatan kerja menurun menjadi 46,31 persen pada tahun 2013; 48,33 persen di tahun 2014 dan pada tahun 2015 menjadi 48,52.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) penduduk lanjut usia merupakan perbandingan antara jumlah penduduk lanjut usia yang menganggur dengan jumlah penduduk lanjut usia itu sendiri. Pada Tabel 5.1, dapat dilihat bahwa selama kurun waktu 2012-2015 penduduk lanjut usia di Provinsi Kalimantan Tengah yang terlibat dalam kegiatan ekonomi relatif cukup besar. Hal ini tercermin dari TPT penduduk lanjut usia di Provinsi Kalimantan Tengah pada tahun 2012 yang nilainya 0 persen. Artinya dari jumlah penduduk lanjut usia yang masuk kategori angkatan kerja maka mereka semuanya bekerja tanpa ada yang menganggur. Adanya penduduk lanjut usia yang bekerja dapat diartikan bahwa masih terdapat penduduk lanjut usia yang berperan sebagai pencari nafkah dalam keluarga (kepala keluarga). Selain itu juga dapat diartikan bahwa banyak penduduk lanjut usia yang karena pemenuhan kebutuhan hidup terpaksa tetap mencari nafkah diusia lanjut, meskipun tidak menutup kemungkinan masih banyak pula penduduk lanjut usia yang karena pendidikan, pengetahuan dan keterampilannya yang tinggi, pemikiran dan ide-idenya masih dibutuhkan. Pihak berwenang perlu memberikan perhatian khusus terhadap penduduk lanjut usia, karena kelompok usia ini masih mempunyai potensi dan kemampuan penduduk lanjut usia

(52)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 39 perlu diberi penajaman, agar sumbangsih mereka dapat lebih bermakna.

Sementara itu pada tahun 2013-2015 nilai TPT penduduk lanjut usia di Provinsi Kalimantan Tengah menunjukkan kecenderungan meningkat dari 0,40 persen pada tahun 2013 menjadi 0,49 persen pada tahun 2014 dan 1,03 di tahun 2015. Hal ini menunjukkan adanya kecenderungan tingkat ekonomi lanjut usia yang semakin membaik sehingga mereka tidak perlu bekerja lagi tinggal menikmati masa pensiun setelah mereka tidak bekerja lagi.

Tabel 5.2 Persentase Penduduk Lanjut Usia Bekerja Menurut Sektor Ekonomi dan Wilayah Kota Desa Provinsi Kalimantan Tengah, 2015

Sektor Ekonomi Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan

(1) (2) (3) (4)

Pertanian 38,01 81,57 68,45

Pertambangan 0,52 2,59 1,97

Industri Pengolahan 4,37 3,66 3,88

Listrik, Gas, Air 0,00 0,00 0,00

Bangunan 8,19 1,01 3,17 Perdagangan 29,89 7,79 14,44 Pengangkutan 4,30 0,31 1,51 Keuangan 1,06 0,00 0,32 Jasa-jasa 13,66 3,07 6,26 Total 100,00 100,00 100,00

Sumber : Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2015

Tabel 5.2 memperlihatkan penduduk lanjut usia yang bekerja terserap pada berbagai lapangan pekerjaan. Proporsi terbesar yaitu

(53)

40 Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015

pada lapangan usaha pertanian, perkebunan, kehutanan, perburuan, dan perikanan yang mencapai 68,45 persen. Fenomena ini tentunya akan banyak kita temui di daerah perdesaan (81,57 persen) dibanding di daerah perkotaan (38,01 persen). Secara persentase penduduk lanjut usia yang bekerja di sektor pertanian di wilayah perkotaan tahun 2015 meningkat dibanding tahun 2014 dengan 33,67 persen.

Sektor perdagangan, rumah makan, dan jasa akomodasi merupakan sektor terbesar kedua (14,44 persen) yang menyerap lanjut usia bekerja. Di sektor ini, persentase penyerapan penduduk lanjut usia yang bekerja di daerah perkotaan hampir empat kali lipat lebih tinggi (29,89 persen) dibanding di daerah perdesaan (7,79 persen). Demikian juga pada sektor jasa kemasyarakatan, sosial dan perorangan sebagai sektor terbesar ketiga (6,26 persen) yang menyerap penduduk lanjut usia bekerja. Persentase penduduk lanjut usia yang bekerja di sektor ini di wilayah perkotaan besarnya mencapai empat kali lipat (13,66 persen) dibandingkan wilayah perdesaan yang hanya menyerap penduduk lanjut usia bekerja sebesar 3,07 persen.

Tabel 5.3 menjelaskan bahwa persentase penduduk lanjut usia laki-laki yang bekerja jauh lebih tinggi dibandingkan penduduk lanjut usia perempuan, bahkan mencapai hampir dua kali lipat, dimana penduduk lanjut usia laki-laki yang bekerja mencapai 65,06 persen sedangkan penduduk lanjut usia perempuan yang bekerja hanya 35,82 persen saja. Tingginya partisipasi penduduk lanjut usia yang bekerja, antara lain untuk memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga,

(54)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 41 mengisi waktu luang, dan menjaga kesehatan badan. Kondisi seperti ini terjadi juga di semua kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah.

Tabel 5.3 Persentase Penduduk Lanjut Usia (Usia 60 Tahun ke Atas) Menurut Kabupaten/Kota, Jenis Kelamin, dan Jenis Kegiatan Utama Seminggu yang Lalu Provinsi Kalimantan Tengah, 2015 Kabupaten/ Kota Laki-laki Perempuan Beker -ja Peng angg ur-an Meng -urus Ruta Lain-nya Beker -ja Peng angg ur-an Meng -urus Ruta Lain-nya (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) Kotawaringin Barat 74,98 3,41 8,44 13,17 35,09 0,00 54,99 9,92 Kotawaringin Timur 55,18 1,19 8,44 35,19 21,67 0,00 62,11 16,22 Kapuas 62,90 0,00 19,15 17,95 36,73 0,00 52,01 11,26 Barito Selatan 67,43 0,00 6,67 25,90 31,53 0,00 42,80 25,67 Barito Utara 67,75 0,00 11,03 21,22 25,76 0,00 61,46 12,78 Sukamara 72,04 1,75 0,00 26,21 52,81 0,00 19,53 27,66 Lamandau 67,23 4,09 14,42 14,26 39,91 0,00 37,03 23,06 Seruyan 84,69 0,00 0,50 14,81 35,52 0,00 57,59 6,89 Katingan 61,84 2,82 13,31 22,03 32,52 0,00 54,82 12,66 Pulang Pisau 71,35 0,00 5,40 23,25 46,76 0,00 28,85 24,39 Gunung Mas 76,08 0,00 3,63 20,29 50,66 0,00 24,72 24,62 Barito Timur 73,96 0,00 7,99 18,05 41,99 0,00 40,52 17,49 Murung Raya 61,23 0,00 0,00 38,77 36,65 2,77 33,16 27,42 Palangka Raya 45,73 0,00 42,48 11,79 43,33 0,00 41,48 15,19 Kalimantan Tengah 65,06 0,92 12,38 21,64 35,82 0,11 47,68 16,39

Sumber: BPS, Survei Angkatan Kerja Nasional Agustus 2015

Ditinjau menurut jenis kelamin, mayoritas penduduk lanjut usia laki-laki cenderung bekerja sedangkan penduduk lanjut usia perempuan lebih banyak yang mengurus rumah tangga. Hal ini bisa kita

(55)

42 Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015

lihat juga pada Tabel 5.3, dimana penduduk lanjut usia laki-laki hanya 12,38 persen yang mengurus rumah tangga sedangkan penduduk lanjut usia perempuan yang mengurus rumah tangga ada sebanyak 47,68 persen. Ternyata kondisi serupa terjadi juga hampir di semua kabupaten/kota yang ada di Provinsi Kalimantan Tengah kecuali Kota Palangka Raya dimana persentase penduduk lanjut usia laki-laki yang mengurus rumah tangga lebih banyak, yaitu sebesar 42,48 persen sedangkan persentase penduduk lanjut usia perempuan yang mengurus rumah tangga 41,48 persen.

(56)

BAB VI

PENUTUP

(57)
(58)

Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015 45

VI. PENUTUP

Dari pembahasan pada bab-bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa persentase penduduk lanjut usia terhadap total penduduk di Provinsi Kalimantan Tengah selama empat tahun terakhir berkisar antara 4 sampai 5 persen.

Angka kesakitan penduduk lanjut usia tahun 2015 menunjukkan derajat kesehatan penduduk lanjut usia perempuan cenderung lebih buruk dibandingkan derajat kesehatan penduduk lanjut usia laki-laki. Dan derajat kesehatan penduduk lanjut usia di wilayah perdesaan cenderung lebih buruk dibandingkan derajat kesehatan penduduk lanjut usia di wilayah perkotaan.

Dari sisi pendidikan dan kegiatan ekonomi, sebagian besar penduduk lanjut usia berpendidikan SD ke bawah. Dan sebagian besar lanjut usia tersebut terutama yang laki-laki masih mengisi hari-harinya dengan bekerja sedangkan penduduk lanjut usia perempuannya lebih cenderung mengurus rumah tangga.

Persentase penduduk lanjut usia bekerja yang masih cukup tinggi memberikan dua indikasi apakah penduduk lanjut usia ini merupakan satu-satunya pencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, atau hanya mengisi hari tuanya agar lebih produktif. Profil sederhana tentang penduduk lanjut usia ini setidaknya dapat memberikan gambaran kasar bahwa penduduk lanjut usia di Provinsi

(59)

46 Profil Penduduk Lanjut Usia Kalimantan Tengah 2015

Kalimantan Tengah masih membutuhkan perhatian yang besar agar tetap dapat bermanfaat dalam pembangunan.

(60)

Gambar

Tabel  2.1  menunjukkan  bahwa  pada  tahun  2015  jumlah  penduduk lanjut usia di Provinsi Kalimantan Tengah mencapai 129.633  jiwa atau 5,20 persen dari jumlah penduduk
Tabel 2.2  Jumlah  Penduduk  Lanjut  usia  Menurut  Kabupaten  dan  Jenis  Kelamin  dan  Sex  Ratio  Provinsi  Kalimantan  Tengah,  2015
Gambar 2.1  Persentase  Penduduk  Lanjut  Usia  Menurut  Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Tengah, 2015
Tabel 2.3  Persentase  Rumah  Tangga  Lanjut  usia  Menurut  Kabupaten/Kota  Provinsi  Kalimantan  Tengah,  2015  (Persen)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Da ri pola yang sudah diberikan, ma ka langkah selanjutnya adalah me latih jaringan tersebut agar me mperoleh bobot (w) dan bias (b) yang diinginkan sehingga dapat

Aditif harus kompatibel dengan minyak mesin (tidak menambah kekotoran mesin/kerak)  Aditif yang mengandung komponen pembentuk abu (ash forming) tidak diperbolehkan. Pemeliharaan

Jumlah sel-sel melanosit yang terdapat pada epitel dan stroma iris akan mempengaruhi warna mata. Bila  jumlah melanosit banyak mata tampak hitam, sebaliknya bila melanosit sedikit

Gambar 3 menunjukkan bahwa, perlakuan berbagai dosis dan kombinasi amelioran meningkatkan total pertambahan panjang daun tanaman kopi liberika secara signifikan

Seperti dijelaskan pada bagian terdahulu bahwa sekularisasi yang dilancarkan Mustafa Kemal tidak bemaksud menghilangkan agama, tetapi menghilangkan kekuasaan