• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi Desikator untuk Inkubator Anaerob

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Potensi Desikator untuk Inkubator Anaerob"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

Potensi Desikator untuk Inkubator

Anaerob

DOSEN PEMBIMBING:

Dr. rer.nat. Maya Shovitri, M.Si

Nengah Dwianita Kuswytasari, S.Si., M.Si

DISUSUN OLEH:

Siti Humaidah

NRP. 1506 100 030

PROGRAM STUDI BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

(2)

LATAR BELAKANG

Mikroorganisme anaerob 1. Louis Pasteur (1877 ) 2. Brewer (1940 ) 3. Hungate

Anaerob jar saat

ini aplikasi teknik Hungate dan penambahan paladium metode khusus MAHAL ANAEROB JAR DESIKATOR

(3)

PERMASALAHAN

apakah desikator yang sudah vakum dapat

digunakan sebagai inkubator kultur bakteri

anaerob?

Desulvofibrio

Escherichia coli

Pseudomonas aeruginosa

BATASAN MASALAH

Gas yang berada di

head space desikator

divakum dengan menggunakan pompa

(4)

Untuk mengetahui potensi

desikator sebagai inkubator

kultur bakteri anaerob.

Tujuan

berpotensi positif  anaerob

jar yang murah dan aplikatif

 Penelitian bakteri anaerob

dapat dikembangkan

(5)
(6)

Waktu dan Tempat Penelitian

Mei - Oktober 2010

Laboratorium Mikrobiologi dan

Bioteknologi Biologi ITS.

(7)

Isolat Uji

Desulvofibrio

Escherichia coli

(8)

Pembuatan Medium

Media thioglikolat 1000 ml akuades Diaduk hingga homogen Diautoklaf 15 menit, suhu 121°C , tekanan 1,5 atm KULTUR ANAEROB:

2 gr MgSO4. 7H2O sebagai elektron akseptor dan 300 ml sodium laktat sebagai

elektron donor

dituang ke tabung reaksi sebanyak 7,5 ml

(9)

Desikator Sebagai Anaerob Jar

Tabung reaksi yang berisi media Diinokulasi dgn isolat uji Diletakkan dalam desikator dihisap dengan pompa (Haiou®, Cina) selama 1 menit Inkubasi slama 72 jam Data??? Parameter Tabel 3.1 Pompa vakum Selang penghubung Desikator

Tempat masuknya gas pada desikator

(10)

Teknik Hungate pada tabung reaksi

tabung reaksi yang berisi media Bakteri uji diinokulasikan Tabung reaksi ditutup dengan penutup sumbat karet

tabung rx dialiri gas selama 2 menit

diinkubasi pada suhu ruang selama 72 jam. Parameter pengamatan seperti pada (Tabel 3.1). Sumbat karet Medium padat/cair Jarum untuk mengalirkan gas Panel

on/off Pipa yang

terhubung dengan sumber gas Arah aliran gas

(11)

Konfirmasi Isolat Uji Setelah Inkubasi

Pengamatan

makroskopik

Pengamatan

mikroskopik

Uji

Pembentukan

Hidrogen

Sulfida (H

2

S)

/uji TSIA

(12)

Pertumbuhan bakteri aerob (kiri), fakultatif

(tengah) dan obligat anaerob (kanan).

(13)

Pengamatan mikroskopik

Diamati dengan perbesaran 1000X Desulfovibrio: koma P.aeruginosa: batang E.coli: batang

(14)

Uji Pembentukan Hidrogen Sulfida (H

2

S)

Jarum tanam tajam yg terdapat bakteri

Triple Sugar Iron Agar (TSIA)

Inkubasi 24 jam

Hasil positif :

Desufovibrio: endapan hitam di dalam media

E.coli: perubahan warna menjadi kuning pada seluruh bagian media dan

menghasilkan gas yang ditandai dengan sedikit terangkatnya bagian bawah media biakan

P. aeruginosa: adanya perubahan warna menjadi kuning pada bagian bawah

(15)

Rancangan Penelitian

-

Tiga kali pengulangan.

- dianalisa  metode deskriptif.

- parameter pada (Tabel 3.1).

(16)

Tabel 3.1 Parameter keberadaan oksigen

Bakteri Obligat Aerob Bakteri Fakultatif Bakteri Obligat Anaerob Keterangan

Hidup Hidup Mati O2 masih tinggi dan masih dapat mendukung

pertumbuhan bakteri obligat aerob

Mati Hidup Mati O2 masih ada, tetapi hanya dapat mendukung

pertumbuhan bakteri fakultatif sedangkan bakteri obligat anaerob masih belum dapat tumbuh.

Mati Hidup Hidup O2 tidak ada sehingga bakteri anaerob dapat tumbuh dan bakteri fakultatif masih dapat hidup.

Mati Mati Hidup O 2 tidak ada sehingga hanya bakteri obligat anaerob yang dapat hidup dan tidak mendukung pertumbuhan bakteri fakultatif.

(17)
(18)

Gambar 4.1 (a) Inkubasi di desikator vakum dan

(b) Inkubasi di suhu ruang pada teknik Hungate

(a)

(b)

(19)

Gambar 4.2 Isolat uji yang tumbuh pada media thioglikolat setelah inkubasi selama 72

jam. (a) teknik desikator, (b) teknik Hungate dan (c) kontol positif.

KENAPA???

(20)

Agar 0,075%  menghambat difusi oksigen dari permukaan media ke dasar media

Low O2 High

O2

Pertumbuhan bakteri aerob (kiri), fakultatif (tengah) dan obligat anaerob (kanan).

(21)

Resazurin pada media thioglikolat merupakan indikator redoks yang akan berubah warna menjadi merah muda jika terdapat oksigen (Turoski, 2001). KONTROL Zona aerob a b c Ket: a. E. coli b. P. aeruginosa c. Desulfovibrio Sangat tampak pada

Desulfovibrio.

E. coli tertutup biomassa sel.

P. aeruginosa warna pudar tertutup bimassa sel

DESIKATOR VAKUM terjadi perubahan warna

oksigen masih terdapat di head space tabung reaksi meskipun telah diinkubasi pada wadah yang telah beratmosfir

kosong. Hal ini ditandai dengan tumbuhya P. aeruginosa dengan tebalnya biomassa sel (Gambar 4.3).

HUNGATE tidak terjadi perubahan warna

Tetapi ternyata P. aeruginosa masih dapat tumbuh setelah aplikasi teknik Hungate

diduga penukaran gas oksigen dengan gas nitrogen belum dapat menghilangkan semua gas oksigen dalam headspace

(22)

Biomasa sel

Pseudomonas aeruginosa

(d) (a) (b) (c)

Gambar 4. 3 Pseudomonas aeruginosa setelah inkubasi 72 jam pada (a) teknik desikator,

(b) kontrol positif, (c) teknik Hungate, dan (d) kontrol negatif.

Menurut Ortega (2007) dengan konsentrasi O2 0,4% saja P. aeruginosa masih bisa tumbuh dengan waktu paruh 138 ± 20 menit. Lamanya waktu paruh ini bisa dilihat dari tipisnya biomassa sel pada teknik Hungate jika dibandingkan dengan desikator vakum dan kontrol positif (Gambar 4.3). Selain itu ternyata menurut Ramsdell (1935), kadar oksigen kurang dari 0,3 ml dalam media tidak mengakibatkan perubahan warna pada resazurin. Rendahnya kadar oksigen dalam teknik Hungate ini mungkin sebagai penyebab tidak terdeteksinya keberadaan oksigen oleh resazurin.

(23)

 Secara kualitatif, biomassa isolat uji yang tumbuh dari

dua metode anaerob tersebut tidak berbeda nyata,

tetapi secara kuantitatif diduga memiliki perbedaan

biomassa sel.

 Sebagai contoh pada isolat uji Desulfovibrio (Gambar

4.2). Pertumbuhan isolat uji pada teknik Hungate,

desikator vakum dan kontrol menunjukan kesamaan

ketinggian biomassa sel bila dilihat dari dasar media.

Tetapi apabila diuji secara kuantitatif, mungkin jumlahnya

tidak sama. Uji kuantitatif yang bisa dilakukan adalah

secara turbidimetrik yaitu perhitungan massa sel

berdasarkan kekeruhan (Waluyo, 2008).

(24)

Semua tumbuh Apakah kontaminan ?? Dilakukan uji TSIA

fermentasi dari E. coli dan P. aeruginosa serta dapat membuktikan adaya gas H2S pada bakteri yang mereduksi

(25)

Terjadi fermentasi laktosa dan

glukosa sehingga terjadi

penurunan pH menjadi asam

yang ditandai dengan terjadi

perubahan warna dari merah

menjadi kuning pada seluruh

bagian media dan menghasilkan

gas yang ditandai dengan

terangkatnya bagian bawah

media biakan (Gambar 4.4).

Escherichia coli.

a b c

Gambar 4.4 Uji TSIA pada

Escherichia coli. (a) teknik

desikator, (b) teknik Hungate dan (c) kontol positif.

(26)

Pseudomonas aeruginosa.

memfermentasi glukosa

saja yang ditandai

dengan adanya

perubahan warna

merah menjadi kuning

pada bagian bawah agar

(Gambar 4.5) (Harley

and Prescott, 2002).

a b c

Gambar 4.5 Uji TSIA pada

Pseudomonas aeruginosa. (a)

teknik desikator, (b) teknik Hungate dan (c) kontol positif.

(27)

Desulfovibrio

Widdle and Bak (1991) menyatakan bahwa substrat yang

toksik bagi Desulfovibrio adalah yang mengandung indol atau

phenol yang dapat menghambat pertumbuhan Desulfovibrio

dan mengakibatkan tidak terbentuknya H

2

S pada media.

Sedangkan media TSIA mengandung phenol red sebanyak

0,024 gr per liter (Harley and Prescott, 2002). Selain itu

Desulfovibrio adalah bakteri yang bersifat obligat anaerob;

media TSIA yang digunakan walaupun telah ditambahkan

MgSO

4.

7H2O sebagai elektron akseptor dan sodium laktat

sebagai elektron donor tetapi tidak dikondisikan secara

anaerob.

TIDAK TERBETUK FeS  reaksi dari H2S dengan ferous sulfat

(28)
(29)

Dari hasil penelitian diketahui bahwa desikator berpotensi sebagai inkubator kultur anaerob ditandai dengan tumbuhnya isolat

Desulfovibrio (anaerob obligat). Namun

terdapat kelemahan dalam pemanfaatan desikator vakum ditandai dengan hidupnya isolat P. aeruginosa (aerob obligat) dan E. coli (fakultatif anaerob) yang diduga masih

terdapat oksigen di head space tabung reaksi

Kesimpulan

Untuk mengetahui potensi desikator vakum sebagai alternatir anaerob jar perlu diperhatikan kemungkinan

kebaradaan oksigen dalam head space tabung reaksi.

(30)

Gambar

Tabel 3.1 Parameter keberadaan oksigen  Bakteri  Obligat  Aerob  Bakteri  Fakultatif  Bakteri  Obligat  Anaerob  Keterangan
Gambar 4.1 (a) Inkubasi di desikator vakum dan   (b) Inkubasi di suhu ruang pada teknik Hungate
Gambar 4.2 Isolat uji yang tumbuh pada media thioglikolat setelah inkubasi selama 72  jam
Gambar 4. 3 Pseudomonas aeruginosa setelah inkubasi 72 jam pada (a) teknik desikator,  (b) kontrol positif, (c) teknik Hungate, dan (d) kontrol negatif
+3

Referensi

Dokumen terkait

Tugas sarjana yang berjudul “Analisa Kekuatan dan Tegangan pada Sambungan Rel-54 Hasil Pengelasan Thermite dengan Metode Elemen Hingga” ini dimaksudkan untuk

Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Mikro dan Kecil (q-to-q) Indonesia pada triwulan I tahun 2016 perlahan tumbuh sebesar 0,76 persen dari triwulan IV tahun 2015, sementara

Yang dimaksud dengan keandalan bangunan gedung adalah keadaan bangunan gedung yang memenuhi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan bangunan

proses, benda nyata tepat untuk pengajaran yang menunjukkan pro- ses dan tidak sekedar benda; 3) men- jawab pertanyaan; 4) melengkapi perbandingan, dan (5) unit akhir atau

Uji komparatif hormon Ovaprim, Spawnprim, HCG pada pemijahan buatan ikan patin siam (P.hypophthalmus) memiliki pengaruh yang berbeda nyata pada parameter

Simpanan zat besi yang sangat rendah lambat laun tidak akan cukup untuk membentuk sel- sel darah merah di dalam sumsum tulang sehingga kadar hemoglobin terus menurun di bawah

a. 1) Perisai dasar persegi enam warna kuning emas. 2) Perisai lapis kedua berbentuk oval berwarna kuning emas dengan batas pinggir bergigi dengan jumlah 28 buah. 3) Tulisan PPNS,

Hipotesis nol (H 0 ) yang berarti tidak adanya perbedaan antara hasil pre test dan post test para responden eksperimen setelah belajar huruf kanji menggunakan flashcard Dengan