• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. METODE PENELITAN ' ' KEC. BINONG KEC. PAMANUKAN KAB. INDRAMAYU KAB. SUMEDANG ' ' Gambar 2.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "III. METODE PENELITAN ' ' KEC. BINONG KEC. PAMANUKAN KAB. INDRAMAYU KAB. SUMEDANG ' ' Gambar 2."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

III. METODE PENELITAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelititan

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Juni di lokasi pengamatan lapang yaitu di wilayah kerja PT. Sang Hyang Seri yang berlokasi di Kecamatan Ciasem (Gambar 2) serta beberapa desa di sekitar wilayah kerja PT. Sang Hyang Seri. Analisis data penelitian ini dilakukan di Bagian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Institut Pertanian Bogor. Insert KEC. BLANAKAN KEC. PATOKBEUSI KEC. BINONG KEC. PAMANUKAN KAB. INDRAMAYU KAB. SUMEDANG KAB. KARAWANG KAB. PURWAKARTA KEC. CIASEM 4 6' 6°46 ' 3 9' 6°39 ' 3 2' 6°32 ' 2 5' 6°25 ' 1 8 ' 18 ' 1 1' 6°11 ' 107°28' 107°28' 107°35' 107°35' 107°42' 107°42' 107°49' 107°49' 107°56' 107°56' 1 08° 3 ' 1 08° 3 ' 108 108

PETA WILAYAH PENELITIAN

Wilayah Penelitian Keterangan:

N

0.06 0 0.06 0.12 Meters

LAUT JAWA

Gambar 2. Lokasi Penelitian

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peta dijital administrasi Kabupaten Subang, Peta Lahan PT. Sang Hyang Seri, citra ALOS, serta citra MODIS Terra dan Aqua dengan resolusi 500 m x 500 m (MOD09A1 dan MYD09A1) Subang yang sudah dikoreksi geometri. Koreksi geometri adalah proses pengoreksian posisi objek pada citra yang tidak sama dengan posisi geografis permukaan bumi yang terjadi karena pengaruh distorsi geometrik

(2)

selama proses akuisisi citra. Pada citra tersebut terdapat nilai reflektan objek yang direkam dengan resolusi spasial 500 m x 500 m pada 7 kanal spektral utama (Band 1-Band 7). MOD09A1 dan MYD09A1 merupakan citra MODIS level 3 diproses dari MODIS level 2G yang telah dikalibrasi tingkat kecerahannya (koreksi radiometrik). Citra MODIS yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada tabel berikut.

Tabel 3. Citra MODIS Yang Digunakan

No Terra Aqua

Kode Tanggal Akuisisi Kode Tanggal Akuisisi 1 MOD09A12008137 16 Mei 2008 MYD09A12008137 16 Mei 2008

2 MOD09A12008145 24 Mei 2008 MYD09A12008145 24 Mei 2008 3 MOD09A12008153 1 Juni 2008 MYD09A12008153 1 Juni 2008 4 MOD09A12008161 9 Juni 2008 MYD09A12008161 9 Juni 2008 5 MOD09A12008169 17 Juni 2008 MYD09A12008169 17 Juni 2008 6 MOD09A12008177 25 Juni 2008 MYD09A12008177 25 Juni 2008 7 MOD09A12008185 3 Juli 2008 MYD09A12008185 3 Juli 2008 8 MOD09A12008193 11 Juli 2008 MYD09A12008193 11 Juli 2008 9 MOD09A12008201 19 Juli 2008 MYD09A12008201 19 Juli 2008 10 MOD09A12008209 27 Juli 2008 MYD09A12008209 27 Juli 2008 11 MOD09A12008217 4 Agustus 2008 MYD09A12008217 4 Agustus 2008 12 MOD09A12008225 12 Agustus 2008 MYD09A12008225 12 Agustus 2008 13 MOD09A12008233 20 Agustus 2008 MYD09A12008233 20 Agustus 2008 14 MOD09A12008241 28 Agustus 2008 MYD09A12008241 28 Agustus 2008 15 MOD09A12008249 5 September 2008 MYD09A12008249 5 September 2008

Pada penelitian ini, citra ALOS digunakan untuk menganalisis penggunaan lahan yang ada di lokasi penelitian. Citra ALOS PRISM yang digunakan sebagai penyedia data dasar cakupan blok sawah diakuisisi pada dua waktu yang berbeda yaitu 24 Agustus 2006 serta 30 Juni 2009. Untuk aspek

(3)

Selain itu juga dikumpulkan data masa tanam padi yang ditanam di lahan PT. Sang Hyang Seri tahun 2008, data PODES Kabupaten Subang tahun 2003 dan 2008, data produksi padi, data luas panen serta data sistem usahatani kerjasama PT. Sang Hyang Seri dan sistem usahatani masyarakat Kecamatan Ciasem (sistem usahatani non kerjasama). Data luas panen yang dikumpulkan adalah data luas panen Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, dan Blanakan tahun 1998-2008. Data produksi padi yang dikumpulkan yaitu produksi padi PT. Sang Hyang Seri serta produksi padi Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, dan Blanakan tahun 1998-2008.

Perangkat utama yang digunakan pada penelitian ini adalah perangkat lunak Microsoft Excel, Visio, Arcview 3.3, ENVI 4.5, Statistica 8, dan Quick Basic 4.5. Perangkat lain yang digunakan dalam survei lapangan adalah seperangkat penerima sinyal GPS (Global Positioning System).

Secara terinci bahan, sumber data, keluaran serta tujuan penelitian ini disajikan pada Tabel 4.

(4)

Tabel 4. Bahan, Sumber Data, Keluaran dan Tujuan Yang Digunakan pada Penelitian

No Tujuan Data yang digunakan Sumber Data Teknik Analisis Keluaran

1 Mengidentifikasi dua sistem usahatani padi di Kecamatan Ciasem

Sistem usahatani PT. sang

Hyang Seri PT. Sang Hyang Seri Survei Lapang Karakteristik dua sistem usahatani padi Kecamatan Ciasem Sistem usahatani

masyarakat Kec. Ciasem

Petani Kec. Ciasem Kuesioner 2 Mempelajari pola mobilitas

petani padi di Kecamatan Ciasem.

Data tempat pembelian sarana produksi tani

Petani di Kecamatan Ciasem

Metode Kuesioner Peta pola mobilitas petani padi Kecamatan Ciasem

Data tempat pemasaran hasil panen

Survei lapang 3 Faktor-faktor yang

mempengaruhi mobilitas petani padi

Data tempat tinggal petani, tempat pembelian sarana produksi tani, dan variabel yang mempengaruhi

Petani di Kecamatan Ciasem

Analisis Hayashi II Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas petani padi

4 Mempelajari keterkaitan tingkat perkembangan wilayah dengan pola

mobilitas petani, luas panen, dan produktivitas padi

Data PODES Subang BPS Analisis

Skalogram

Struktur hirarki wilayah Kab. Subang

(5)

Tabel 4. Bahan, Sumber Data, Keluaran dan Tujuan Yang Digunakan pada Penelitian (lanjutan)

No Tujuan Data yang digunakan Sumber Data Teknik Analisis Keluaran

Struktur Hirarki Wilayah Kabupaten Subang

Hasil analisis pola mobilitas petani padi dan struktur hirarki

wilayah Analisis Korelasi

Keterkaitan tingkat perkembangan wilayah dengan pola mobilitas petani padi

Peta pola mobilitas petani Kecamatan Ciasem Struktur Hirarki Wilayah

Kabupaten Subang Hasil analisis pola mobilitas petani padi

Analisis Korelasi

Keterkaitan tingkat perkembangan wilayah dengan luas panen dan produktivitas padi

Produktivitas padi Kecamatan Ciasem, Blanakan, dan Patokbeusi

Luas panen padi Kecamatan Ciasem, Blanakan, dan Patokbeusi

Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Subang

5

Mengidentifikasi luas panen dan produktivitas padi Kecamatan Ciasem, Blanakan, dan Patokbeusi

Data produksi padi Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, dan Blanakan dan Luas panen padi Kecamatan Ciasem, Blanakan, dan Patokbeusi tahun 1998-2008

Dinas Tanaman Pangan Kabupaten Subang

Analisis dinamika perubahan luas panen dan

produktivitas padi

Dinamika luas panen dan produktivitas padi

Kecamatan Ciasem, Blanakan, dan Patokbeusi

(6)

Tabel 4. Bahan, Sumber Data, Keluaran dan Tujuan Yang Digunakan pada Penelitian (lanjutan)

No Tujuan Data yang digunakan Sumber Data Teknik Analisis Keluaran

6

Mempelajari nilai indeks vegetasi (VI) pada 1 siklus pertumbuhan tanaman padi

Peta Lahan PT. Sang Hyang

Seri PT. Sang Hyang Seri

Analisis nilai NDVI dan EVI

-

Citra NDVI dan EVI MODIS Terra dan Aqua 2008

- Peta penggunaan lahan sawah Kajian pemetaan sawah

BAKOSURTANAL

Citra MODIS USGS

7 Mengindentifikasi hubungan antara produktivitas padi dengan nilai indeks vegetasi.

Citra NDVI dan EVI MODIS Terra dan Aqua 2008

Produktivitas Padi Wilayah Contoh

Hasil analisis citra MODIS Terra dan Aqua 2008

PT. Sang Hyang Seri

Survei lapang Keterkaitan NDVI dan EVI dengan

produktivitas padi Analisis korelasi

(7)

3.3. Metode Penelitian

Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahap. Tahapan yang dilakukan adalah pengumpulan data, analisis data, dan penulisan hasil. Secara terinci tahapan tersebut dijelaskan sebagai berikut:

3.3.1. Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini terbagi 2 yaitu pengumpulan data primer dan pengumpulan data sekunder. Data primer didapatkan melalui wawancara terhadap 40 orang petani di Kecamatan Ciasem (Tabel 5), sedangkan data sekunder didapatkan dari berbagai instansi yang dapat dilihat pada Tabel 4.

Survei lapang dilakukan pada tanggal 8-18 Juli 2009 yang mencakup aktivitas wawancara terhadap 40 orang petani di Kecamatan Ciasem (petani sistem usahatani padi kerjasama dan non kerjasama). Responden sistem usahatani non kerjasama ditetapkan petani yang memiliki lahan di sekitar lahan milik PT Sang Hyang Seri (PT SHS). Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya proses transfer teknologi antara petani yang bermitra dengan PT SHS dan petani yang tidak bermitra dengan PT SHS. Oleh karena itu penetapan petani tidak didasarkan dari daftar petani di desa, namun berdasarkan lokasi lahan.

Proses wawancara dilakukan pada saat petani berada di lahan yang diolahnya. Sementara petani kerjasama ditetapkan berdasarkan data induk yang dimiliki oleh PT SHS. Namun induk data tersebut tidak dapat diperoleh secara lengkap, pihak SHS berkeberatan untuk memberikan daftar petani mitranya. Yang diperoleh adalah informasi kelompok petani di PT SHS. Kelompok tersebut diharapkan pada saat wawancara sedang melakukan tanam sehingga informasi terkait dengan produksi dan produktivitasnya masih diingat dengan baik. Berdasarkan informasi tersebut ditentukan secara acak 20 petani yang menjadi responden untuk memahami pola usahatani kerjasama dengan PT Sang Hyang Seri. Hal yang ingin diketahui dari setiap responden adalah mengenai identitas responden, luas lahan, status kepemilikan lahan, jarak rumah ke sarana produksi tani, input dan output usahatani, sumber modal usahatani dan aktivitas responden dalam berusaha tani secara lengkap paling tidak selama satu musim tanam.

(8)

Tabel 5. Komposisi Responden

No Desa Sistem Usahatani

Kerjasama Non Kerjasama

1 Pinang Sari 10 10

2 Ciasem Girang 10 10

Data primer yang dikumpulkan yaitu tempat pembelian sarana produksi tani, tempat pemasaran hasil panen, data sistem usahatani padi kerjasama PT. Sang Hyang Seri dan sistem usahatani padi masyarakat Kecamatan Ciasem (sistem usahatani padi non kerjasama).

Data sekunder yang dikumpulkan adalah data masa tanam padi yang ditanam di lahan PT. Sang Hyang Seri tahun 2008, peta Lahan PT. Sang Hyang Seri, peta dasar, data produksi padi, data luas panen Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, dan Blanakan tahun 1998-2008 serta data PODES Kabupaten Subang tahun 2003 dan 2008. Data produksi padi yang dikumpulkan adalah data produksi padi PT. Sang Hyang Seri tahun 2008 dan data produksi padi Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, dan Blanakan tahun 1998-2008. Selain itu juga dikumpulkan data citra yaitu citra MODIS Terra Aqua (500 meter) tahun 2008 dan citra ALOS.

3.3.2. Analisis Data

Secara umum, analisis data yang dilakukan pada penelitian ini dibagi menjadi 7 tahap yaitu (1) mengidentifikasi dua sistem usahatani padi di Kecamatan Ciasem, (2) mempelajari mobilitas petani padi di Kecamatan Ciasem, (3) mempelajari keterkaitan tingkat perkembangan wilayah dengan pola mobilitas petani, luas panen, dan produktivitas padi, (4) mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas usahatani padi Kecamatan Ciasem, (5) mengidentifikasi luas panen dan produktivitas tanaman padi Kecamatan Ciasem, Blanakan, dan Patokbeusi, (6) mempelajari nilai indeks vegetasi (VI) pada satu siklus pertumbuhan tanaman padi, dan (7) mengidentifikasi hubungan antara nilai indeks

(9)

3.3.2.1.Analisis Perbandingan Sistem Usahatani Padi di Kecamatan Ciasem Untuk melakukan analisis perbandingan sistem usahatani dipilih indikator perbandingan antara lain luas lahan, status kepemilikan lahan, jarak rumah ke sarana produksi tani, input dan output usahatani, sumber modal usahatani, dan aktivitas responden.

Perbedaan sistem usahatani padi kerjasama dan non kerjasama dianalisis dengan Uji t dengan prinsip Beda Nyata Jujur (Honest Significant Difference). Perbedaan kedua sistem usahatani tersebut dilihat dari struktur biaya usahatani/ha yang dikeluarkan. Pada Uji t digunakan 2 kategori (Musim 1+ Musim 2 dan Musim 1 sistem usahatani kerjasama dan non kerjasama) dan 8 peubah. Peubah yang digunakan untuk Uji t pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Peubah Perbandingan Kinerja Sistem Usahatani No Peubah Perbandingan Sistem Usahatani

1 Biaya benih/ha 2 Biaya pupuk/ha

3 Biaya tenaga kerja persiapan /ha 4 Biaya tenaga kerja pemeliharaan/ha 5 Biaya tenaga kerja panen/ha

6 Biaya irigasi/ha 7 Biaya traktor/ha 8 Biaya angkut/ha

Selain uji, analisis lain digunakan untuk mengkonfirmasi hasil pengujian dengan prinsip BNJ tersebut. Analisis untuk mengkonfirmasi uji t tersebut adalah analisis diskriminan. Analisis dilakukan untuk mengidentifikasi faktor penciri/pembeda dari sistem usahatani kerjasama dan non kerjasama. Perbedaaan dari hasil analisis diskriminan dengan hasil uji t adalah prinsip uji t lebih bersifat parsial terhadap setiap peubah usahatani sementara analisis diskriminan mempertimbangkan keterkaitan antar peubah bebas yang menjadi indikator yang diduga mempengaruhi produktivitas. Uji ini dilakukan dengan metode forward

stepwise dimana peubah yang terpilih umumnya sudah tidak saling berkorelasi.

(10)

Tabel 7. Peubah Analisis Diskriminan

No Kode Peubah Peubah Perbandingan Sistem Usahatani

1 X1 Luas lahan

2 X2 Status Lahan

3 X3a Biaya Benih

4 X3b Biaya Pupuk

5 X3c Biaya Irigasi

6 X3d Biaya Tenaga Kerja

7 X3e Biaya Traktor

8 X3f Biaya Angkut

9 X4 Sumber Modal

10 X5 Harga Jual

Peubah biaya usahatani padi hasil Uji t yang berbeda sangat nyata ditampilkan dalam bentuk box plot. Peubah yang dianalisis dikelompokkan berdasarkan sistem usahatani setiap desa yang dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Kategori Analisis Box Plot

No Kategori 1 Sistem usahatani padi kerjasama Pinang Sari

2 Sistem usahatani padi non kerjasama Pinang Sari 3 Sistem usahatani padi kerjasama Ciasem Girang 4 Sistem usahatani padi non kerjasama Ciasem Girang

3.3.2.2.Analisis Deskriptif Pola Mobilitas Usahatani Padi di Kecamatan Ciasem

Pola mobilitas usahatani padi Kecamatan Ciasem didapatkan melalui wawancara dengan petani menggunakan kuesioner untuk mengetahui tempat pembelian sarana produksi tani dan tempat penjualan hasil panen. Hasil yang diperoleh akan ditampilkan dalam bentuk peta dan tabel pola mobilitas usahatani padi serta disajikan secara deskriptif.

(11)

3.3.2.3.Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Mobilitas Usahatani

Faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas usahatani ditetapkan berdasarkan hasil analisis Hayashi II. Analisis ini digunakan untuk menduga nilai koefisien keterkaitan antara peubah penjelas dengan suatu peubah tujuan tertentu yang bersifat kategorik (grouping variable). Hasil uji nyata dari nilai koefisien keterkaitan ini menunjukkan peubah penjelas yang paling signifikan mempengaruhi peubah tujuan tersebut.

Peubah penjelas yang paling nyata mempengaruhi peubah tujuan ditetapkan dengan ketentuan: nilai korelasi parsial peubah > batas kritis (r). Batas kritis korelasi parsial peubah (r) didapatkan dengan persamaan:

r = 2 2 2 − + n t t , dimana r = nilai batas korelasi

t = nilai t-tabel yang diidentifikasi berdasarkan derajat bebas (n-2) pada tingkat kepercayaan sebesar (1-α)x100%.

n = jumlah pengamatan

Peubah yang digunakan pada penelitian ini disajikan pada Tabel 9.

Tabel 9. Peubah Analisis Hayashi II

No Peubah Peubah Kode Kategori

1 Desa Tujuan Y 1: internal

2: eksternal

2 Jarak ke sarana tani X1 0-3: dekat

3-5: sedang

5-10: jauh

3 Luas lahan X2 0-2: sedikit

2-4: sedang

4-8: luas

4 Sistem X3 non kerjasama: 1

kerjasama: 2

5 Umur X4 0-30: muda

30-60: sedang

60-80: tua

6 Jumlah pupuk Musim 1 X5a 0-3: sedikit

3-5: sedang

(12)

Tabel 9. Peubah Analisis Hayashi II (lanjutan)

No Peubah Kode

Peubah Kategori 7 Jumlah pupuk Musim 2 X5b 0-3: sedikit

3-5: sedang

5-8: banyak

8 Desa Asal X6 Pinang Sari: 1

Ciasem Girang: 2

9 Status Lahan X7 garap: 1

sewa: 2

milik: 3

10 Harga Urea X8a 120000-126000: murah

126000-132000: sedang

132000-140000: mahal

11 Harga TSP X8b 170000-185000: sangat murah

185000-200000: murah

200000-215000: sedang

215000-220000: mahal

12 Harga Phonska X8c 190000-197500: murah

197500-205000: sedang

(13)

3.3.2.4.Analisis Keterkaitan Tingkat Perkembangan Wilayah Kabupaten Subang dengan Pola Mobilitas Petani, Luas Panen dan Produktivitas Padi

Salah satu teknik analisis yang dapat digunakan untuk menentukan hirarki suatu wilayah adalah analisis skalogram. Hasil analisis skalogram digunakan untuk mengetahui keterkaitan struktur hirarki Kabupaten Subang dengan pola mobilitas petani padi, luas panen, dan produktivitas padi. Teknik analisis skalogram ini dilakukan dengan menginventarisasi fasilitas-fasilitas di suatu wilayah dan jarak ke fasilitas yang disusun pada satu tabel yang bersumber dari data PODES Subang 2003 dan 2008. Analisis tersebut dilakukan untuk menghasilkan indeks potensi daerah. Peubah yang digunakan pada analisis ini disajikan pada Tabel Lampiran 2.

Indeks potensi daerah diolah untuk menentukan hirarki wilayah Kabupaten Subang. Penetapan wilayah perkembangan tinggi (Hirarki I), wilayah perkembangan sedang (Hirarki II), dan wilayah perkembangan rendah (Hirarki III) dilakukan dengan kriteria tertentu yang disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Kriteria Hirarki I, Hirarki II, dan Hirarki III

No Hirarki Wilayah Kriteria

1 Wilayah dengan tingkat perkembangan tinggi (Hirarki I)

IPD> nilai tengah indeks + stdev

2 Wilayah dengan tingkat perkembangan sedang (Hirarki II)

nilai tengah indeks < IPD < nilai tengah + stdev

3 Wilayah dengan tingkat perkembangan rendah (Hirarki III)

IPD< nilai indeks tengah

Analisis selanjutnya yaitu mengetahui (1) keterkaitan tingkat perkembangan wilayah di Kabupaten Subang dengan pola mobilitas petani padi dan (2) keterkaitan tingkat perkembangan wilayah di Kabupaten Subang dengan produktivitas padi dan luas panen. Pada aspek pertama, hasil analisis akan disajikan secara deskriptif dengan menghubungkan tempat pemenuhan kebutuhan sarana tani desa contoh (Pinang Sari dan Ciasem Girang) dengan hirarki wilayah dan indeks fasilitas pertanian. Pada tujuan kedua, analisis dilakukan terhadap setiap kecamatan yang ada di Kabupaten Subang. Analisis yang digunakan adalah

(14)

analisis korelasi. Peubah yang digunakan pada analisis ini disajikan pada tabel berikut.

Tabel 11. Peubah Yang Digunakan pada Analisis Korelasi No Peubah yang digunakan

1 % Desa Hirarki I 2 % Desa Hirarki II 3 % Desa Hirarki III 4 Luas Panen 5 Produksi Padi 6 Produktivitas padi

3.3.2.5.Analisis Luas Panen dan Produktivitas Padi di Kecamatan Ciasem, Patokbeusi, dan Kecamatan Blanakan

Data yang dianalisis adalah data luas panen, produksi dan produktivitas padi di Kecamatan Ciasem, Blanakan, dan Patokeusi serta data produktivitas padi di wilayah contoh selama satu siklus tanam. Data tersebut didapatkan dari Dinas Tanaman Pangan dan PT. Sang Hyang Seri. Hasil yang diperoleh ditampilkan dalam bentuk grafik dan disajikan secara deskriptif.

3.3.2.6 Analisis Nilai Indeks Vegetasi (VI) Pada Satu Siklus Pertumbuhan Tanaman Padi

Analisis ini dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu pengubahan proyeksi citra MODIS dari sinusoidal menjadi UTM, pemotongan citra MODIS Terra dan Aqua sesuai dengan wilayah penelitian, penetapan contoh lokasi penelitian, serta analisis NDVI dan EVI citra MODIS Terra dan Aqua.

Analisis NDVI dan EVI dilakukan menggunakan sekumpulan citra MODIS Terra dan Aqua yang diakuisisi sekitar 1 musim tanam. Analisis pada tahapan ini yaitu analisis NDVI dan EVI citra MODIS Terra dan Aqua, penumpukan (layer stacking) NDVI citra MODIS Terra dan Aqua yang digunakan dan penumpukan (layer stacking) EVI citra MODIS Terra dan Aqua

(15)

dan EVI MODIS Aqua. NDVI dan EVI MODIS Terra Aqua didapatkan dengan persamaan: NDVI = 1 2 1 2 Band Band Band Band + − EVI = 2.5 * 1 3 * 5 . 7 1 * 6 2 1 2 + − + − Band Band Band Band Band

Contoh dipilih dari data masa tanam PT. Sang Hyang Seri. Titik tengah contoh ditentukan dengan menggunakan Arcview 3.3. Data titik tengah contoh dirubah menjadi bentuk ROI dengan menggunakan ENVI 4.5. Agar data titik tengah contoh dapat dianalisis di ENVI 4.5 data harus diubah menjadi format berkas teks.

Nilai NDVI dan EVI contoh diperoleh dari citra layer stacking NDVI MODIS Terra, NDVI MODIS Aqua, EVI MODIS Terra, dan EVI MODIS Aqua dengan menggunakan ENVI 4.5. Nilai NDVI dan EVI MODIS Terra Aqua 1 siklus pertumbuhan tanaman padi ditampilkan dalam bentuk grafik.

3.3.2.7.Analisis Korelasi Nilai Indeks Vegetasi (VI) dengan Produktivitas Padi

Analisis korelasi digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara produktivitas padi dengan nilai NDVI dan EVI siklus pertumbuhan tanaman padi. Menggunakan analisis korelasi sederhana, hubungan antara keduanya ditunjukkan oleh koefisien positif dan negatif. Jika peubah mempunyai hubungan yang searah, maka akan bekorelasi positif sedangkan bila memiliki hubungan berlawanan maka berkorelasi negatif. Namun jika keduanya tidak berkorelasi atau tidak ada hubungan sama sekali maka korelasi sama dengan nol atau jika berkorelasi sempurna positif maka koefisien korelasi akan sama dengan 1 dan sebaliknya jika berlawanan arah koefisien sama dengan -1.

Secara ringkas tahapan penelitian tersebut disampaikan pada gambar berikut. 

(16)

  Gambar 3. Bagan Alir Teknik Analisis Data

Gambar

Gambar 2. Lokasi Penelitian
Tabel 3. Citra MODIS Yang Digunakan
Tabel 4. Bahan, Sumber Data, Keluaran dan Tujuan Yang Digunakan pada Penelitian
Tabel 4. Bahan, Sumber Data, Keluaran dan Tujuan Yang Digunakan pada Penelitian (lanjutan)
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam memberikan layanan informasi kepada pemohon informasi, PPID menetapkan waktu pemberian pelayanan informasi Publik di Sekretariat PPID yang berada di Dinas Komunikasi

Dalam penelitian ini uji validitas dan reabilitas data didasarkan pada uji validitas isi dimana fokus utama yaitu penilaian tentang isi butir-butir atau indikator-indikator

Hasil penelitian yang telah menguji kelayakan media permainan monopoli serta memberikan kesimpulan bahwa media permainan monopoli layak digunakan

Program kerja yang dilakuakn adalah sosialisasi dan edukasi menegai covid-19 dan penerapan new normal, dilaksanakan pada hari Rabu 5 Agustus 2020 Kegiatan

Model TI dalam mengembangkan model matematikanya pada aproksimasi 1 (model 1) ini dilakukan dengan pendekatan kebijakan reguler time dan overtime, ketika kapasitas waktu tersedia

Yang terjadi sekarang adalah masyarakat sudah tidak banyak yang mengikuti prosesi upacara adat Tradisi Wiwitan, acara ini hanya diikuti oleh petani penggarap sawah dan

Pembelajaran tidak berorientasi kepada kehidupan nyata sehingga sulit dibayangkan Dari beberapa analisa data tersebut dapat disimpulkan bahwa bahwa diantara pokok

Seksi akutansi mempunyai fungsi mengelola pelaksanaan kegiatan akutansi, penyusunan laporan keuangan termasuk daftar aset tetap serta perpajakan. Menerima, mencatat