• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI KELAS IV SDN NO. 3 PANII

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MATA PELAJARAN IPA MELALUI PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI KELAS IV SDN NO. 3 PANII"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X

MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MATA PELAJARAN IPA

MELALUI PENGGUNAAN PENDEKATAN KETERAMPILAN

PROSES DI KELAS IV SDN NO. 3 PANII

Umi Rahayu

Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan

Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatan pemahaman siswa pada mata pelajaran IPA melalui pendekatan keterampilan proses di kelas IV SDN No. 3 Panii. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam 2 siklus dengan menggunakan desain penelitian model Kemis dan Mc Taggart. Adapun tahapan dalam penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi hasil observasi aktivitas guru, dan lembar observasi aktivitas siswa. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN No.3 Panii yang berjumlah 40 orang. Tes hasil tindakan siklus I diperoleh persentase kentuntasan klasikal sebesar 52,50%, persentase daya serap klasikal 63,37%. Pada siklus II hasil tes tindakan meningkat. Siklus II diperoleh persentase ketuntasan klasikal sebesar 90%, persentase daya serap klasikal sebesar 77,75%. Berdasarkan hasil tes dapat disimpulkan bahwa dengan menggunakan pendekatan proses dapat meningkatkan pemahaman siswa mata pelajaran IPA di Kelas IV SDN No. 3 Panii.

(2)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X

Increase student’s understanding of science subjects throach the

use of process skills approach in class IV SDN No.3 Panii

Umi Rahayu

ABSRTACT

This research aims to improve students’ understanding in science subjects throach in class IV SDN No.3 Panii. This type of research is classroom action research conducted in two cycles using the design study model of Kemis and Mc Taggart. The steps in this research included planning, action, observation, and reflection. The data were obtained through observation of the activities of teacher and students. The subject of the research was the grade IV students at SDN No.3 Panii consisting of 40 students. The action test results in the first cycle obtained classical completeness percentage was 52,50%, the percentage of classical absorption 63.37%. In the second cycle action test results increased. Obtained classical mastery percentage was 90%, the percentage of classical mastery was 77,75%. Based on the test results, it can be concluded that by improve students’ understanding in science subjects throach in class IV SDN No.3 Panii.

(3)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X

PENDAHULUAN

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Sains kelas IV Sekolah Dasar (SD), ada beberapa kajian materi yang harus dikuasai siswa SD. Salah satu mengembangkan keterampilan Sains bagi siswa yang diperlukan kemampuan aktivitas pembelajaran dalam bentuk keterampilan proses sains, diantaranya adalah mengamati, mengklasifikasi, memprediksi, dan mengkomunikasikan.

Sains diyakini sebagai pelajaran yang penting dan sesuai dengan karakteristik siswa SD, karena Sains dapat mengungkap pengetahuan alam semesta yang berkaitan dengan lingkungan sekitarnya. Sejalan dengan Samatowa (2011: 21) mengemukakan bahwa dengan belajar Sains, dapat meningkatkan kemampuan siswa kearah sikap dan kemampuan yang baik dan berguna bagi lingkungan. Namun pada kenyataannya untuk pembelajaran Sains di SD belum sesuai harapan. Hal ini disebabkan karena cara pengajaran guru yang konvensional (ceramah dan tanya jawab). Guru dalam mengajar hanya mengejar target kurikulum tanpa memperhatikan apakah konsep yang diajarkan sudah dipahami oleh siswa, selain itu guru lebih banyak menggunakan metode ceramah tanpa melakukan pendekatan dan percobaan-percobaan secara langsung. Di sekolah SDN No. 3 Panii di jumpai masalah-masalah, yaitu siswa mendapakan nilai-nilai rendah, karena siswa kurang mampu menerapkan pemerolehannya, baik berupa pengetahuan, keterampilan, maupun sikap dalam kehidupan yang nyata. Hal ini disebabkan karena materi pelajaran Sains diterima hanya melalui informasi verbal. Siswa tidak dibiasakan aktif mencoba sendiri pengetahuan atau

(4)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X

informasi dalam kehidupan nyata. Kondisi ini juga terjadi di SDN No. 3 Panii, khususnya pada kelas IV. Hal ini terungkap melalui prapenelitian pada bulan Januari 2013 melalui pengamatan dan wawancara kepada guru dan siswa kelas IV SDN No. 3 Panii.

Hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan pada prapenelitian terhadap guru dan siswa ditemukan salah satu konsep yang masih sulit dipahami siswa adalah konsep energi bunyi. Selama ini dalam mengajarkan materi tentang energi bunyi (1) guru kebanyakan menggunakan metode ceramah, sehingga mengakibatkan kegiatan pembelajaran terbatas dan siswa cepat bosan dalam kegiatan pembelajaran, (2) guru kurang melibatkan siswa pada lingkungan belajar yang konkrit dengan menggunakan alat peraga, artinya meskipun ada alat peraga tetapi hanya guru yang menggunakan tanpa memeberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan percobaan-percobaan yang dapat memberikan pengalaman dan meningkatkan kreatifitas siswa, (3) guru kurang memahami arti pendekatan keterampilan proses seperti menggamati, menggolongkan, menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian,dan menggkomunukasikan, sehingga tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakannya. (4) rendahnya pemahaman siswa pada materi energi bunyi, ini terlihat dari ketidakmampuan siswa dalam menyelesaikan soal latihan pada tes awal materi energi bunyi. Hasil tes awal sebelum tindakan dari 40 siswa kelas IV SDN No. 3 Panii yaitu: belum menunjukan ketuntasan belajar secara klasikal, sebagian besar siswa memperoleh nilai rata-rata dibawah 65%, sementara KKM yang ada disekolah tersebut untuk rata - rata mencapai 70% kemudian ketuntasan secara klasikal yaitu 80%.

Mencermati kenyataan tersebut, terhadap cara pengajaran yang digunakan guru dalam mengajarkan energi bunyi pada kelas IV SDN No. 3 Panii, maka perlu dicarikan solusi pemecahannya. Adapun solusi pemecahan yang digunakan untuk membantu siswa kelas IV SDN No. 3 Panii dalam meningkatkan pemahaman konsep energi bunyi adalah melalui penerapan pendekatan keterampilan proses dengan menggunakan alat peraga untuk melakukan percobaan yang cocok diterapkan pada materi energi bunyi, agar motivasi belajar siswa meningkat dan

(5)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X

proses belajar dapat lebih efektif dan efesien. Sebab apabila guru menggunakan keterampilan proses dalam pembelajaran Sains berarti guru memandang siswa adalah subyek belajar yang diharapkan dapat mengembangkan kognitif, afektif, dan psikomotorik dengan baik. Hal ini sesuai yang dikemukakan oleh Samatowa (2011: 25) bahwa keterampilan proses adalah keterampilan intelektual sosial maupun sosok yang diperlukan untuk dapat mengembangkan lebih lanjut pengetahuan atau konsep yang dimiliki. Dengan dimilikinya keterampilan ini siswa berpeluang untuk dapat memperoleh konsep-konsep baru atau informasi-informasi baru. Sebab dengan memberi aktivitas keterampilan proses Sains, akan berdampak positif bagi siswa, sehingga siswa dapat berminat dalam mempelajari Sains apabila diberi kesempatan melakukan aktivitas proses Sains melalui mengamati secara nyata atau dengan mencobakan proses Sains yang telah disiapkan dari pada diberi pengajaran secara verbal.

Penyelenggara kegiatan pengajaran di sekolah secara operasional adalah membelajarkan siswa agar mampu memproses dan memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap bagi diri siswa. Untuk mampu memproses, membentuk sikap, dan memiliki keterampilan bagi siswa diperlukan suatu pendekatan yang berorientasi keterampilan. Salah satu pendekatan yang sesuai adalah pendekatan proses.

Abimanyu (2008:5) mengatakan bahwa “Pendekatan keterampilan proses adalah pendekatan pembelajaran yang mengutamakan penerapan berbagai keterampilan memproseskan perolehan dalam pembelajaran”. Sedangkan Mappasoro (2006:59) mengungkapkan “secara singkat dapat dikatakan bahwa pendekatan keterampilan proses menekankan pada upaya membelajarkan siswa bagaimana belajar”.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan keterampilan proses adalah suatu pendekatan pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dan langsung dalam memperoleh pengetahuan. Oleh karena itu, pendekatan keterampilan proses sangat diperlukan dalam pembelajaran IPA karena dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggali potensi yang dimilikinya dengan cara melibatkan siswa secara langsung

(6)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X

dalam proses belajar mengajar. Selain itu menggunakan pendekatan keterampilan proses dapat menjadi roda penggerak untuk menggiring siswa menemukan, pengembangan fakta konsep, dan nilai yang diperlukan dalam kehidupannya.

Pendekatan keterampilan proses diharapkan terjadi interakasi antara keterampilan dan konsep sekaligus di dalam interakasi itu berkembang pula sikap dan nilai dalam diri siswa. Misalnya sikap teliti, kreatif, tekun kerja sama, tanggang rasa, kritis, objektif, bertanggung jawab, jujur dan disiplin. Sementara nilai/sikap yang terbentuk diantaranya, kejujuran, rasa ingin tahu, obyektif dan disiplin. Semua sikap dan nilai semacam ini tercermin dalam nilai pendekatan keterampilan proses, dimana unsur keterampilan proses, konsep, sikap dan nilai saling berinteraksi dan saling berpengaruh dalam proses pembelajaran sehingga memberikan nilai tambah bagi siswa.

Keterampilan proses yang perlu dilatihkan kepada siswa dan pembelajaran Sains adalah keterampilan yang mampu membentuk sikap ilmiah kepada anak. Dimyati (dalam Hafid, 2011) menyatakan bahwa: Keterampilan proses terdiri dari tujuh keterampilan yaitu, (1) mengamati, (2) menggolongkan (mengklasifikasi), (3) menginterfensi (menafsirkan), (4) meramalkan, (5) menerapkan, (6) me- rencanakan, dan (7) mengkomunikasikan.

Keterampilan menggolongkan adalah keterampilan menggolongkan benda-benda, kenyataan, konsep dan nilai, tujuan atau keterampilan tertentu, untuk membuat penggolongan perlu ditinjau persamaan dan perbedaannya agar menjadi dasar dalam menggolongkan. Keterampilan menafsirkan atau menginterfrestasi adalah keterampilan menginterfensi sesuatu berupa benda, kenyataan peristiwa, konsep yang telah dideteksi melalui pengamatan. Hal-hal yang termasuk keterampilan menafsirkan adalah mencatat, setiap hasil pengamatan secara terpisah, menghubungkan hasil pengamatan, menemukan pola, mengumpulkan.

Keterampilan meramal adalah mengantisSainssi atau menyimpulkan sesuatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan pemikiran atau kecenderungan tertentu. Hal-hal yang termasuk dalam keterampilan meramal adalah menggunakan pola untuk

(7)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X

mengemukakan keadaan yang belum diamati, menghubungkan pola untuk mengemukakan keadaan yang belum diminati, memperkirakan peristiwa yang akan terjadi berdasarkan data yang ada. Keterampilan menerapkan adalah menggunakan hasil belajar berupa informasi, konsep, hukum teori yang dimiliki siswa dalam situasi baru, perilaku dalam lingkungan lain, praktikum dilaboratorium atau dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal yang termasuk dalam menerapkan konsep adalah menghitung, menjelaskan peristiwa baru dengan menerapkan konsep yang telah dimiliki dan penjelasan itu berupa hipotesis, menerapkan konsep yang telah dipelajari dalam situasi baru, dan merencanakan penelitian.

Keterampilan merencanakan penelitian adalah keterampilan menentukan masalah yang akan diteliti, tujuan,mengungkap sumber data, cara analisis bahan dan alat serta tata cara melakasanakan analisis. Hal-hal yang termasuk dalam keterampilan merancang penelitian adalah menentukan alat dan bahan yang akan dipergunakan dalam penelitian, menentukan variabel-variabel, menentukan cara mengolah data untuk menyimpulkan. Keterampilan mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil belajar kepada orang lain melalui tulisan/lisan. Hal-hal yang termasuk dalam keterampilan mengkomunikasikan adalah membaca grafik, menggambarkan data dengan grafik,tabel dan diagram, menjelaskan hasil percobaan, didiskusikan hasil percobaan, menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis dan jelas.

Berdasarkan komponen-komponen dalam keterampilan proses, menurut Kibatajow (2012: 14), bahwa ada beberapa langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses yakni sebagai berikut:

1. Kegiatan Awal.

a. Guru mengkondisikan siswa untuk belajar.

b. Mengelola kelas secara efektif agar memungkinkan siswa dapat menerapkan keterampilan-keterampilan proses yang akan dilakukan c. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai

(8)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X

d. Mengemukakan langkah-langkah yang akan dilakukan selama pembelajaran.

2. Kegiatan Inti.

a. Guru menjelaskan materi pelajaran dan perangkat yang akan digunakan b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan

pertanyaan tentang hal-hal apa yang belum dimengerti, serta meminta siswa untuk mengemukakan gagasan untuk memecahkan masalah.

c. Guru membimbing siswa di dalam kelas baik secara individual maupun kelompok dalam kegiatan:

1) mengamati masalah yaitu guru membimbing siswa untuk mengumpulkan data atau informasi yang sesuai dengan materi,

2) menggolongkan (mengklasifikasikan) dimana guru melakukan bimbingan kepada siswa untuk mengolong-golongkan dan mengklasifikasikan masalah berdasarkan data dan informasi awal yang telah ditemukan untuk memecahkan masalah,

3) menafsirkan (menginterpretasikan) yaitu guru mengemukakan pemahaman sementara terhadap materi yang terkumpul berdasarkan data dan informasi awal, kemudian menghubungkannnya dengan kenyataan yang ada dilingkungan sekitar siswa,

4) merencanakan penelitian yaitu guru membimbing siswa untuk menyelidiki masalah dengan melakukan eksperimen untuk menguatkan pemahaman awal siswa terhadap masalah,

5) meramalkan yaitu guru membimbing siswa untuk meramalkan atau menyimpulkan kemungkinan yang akan terjadi dari kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan, yaitu berupa pemahaman terhadap materi,

6) menerapkan dan mengkomunikasikan yaitu guru membimbing siswa untuk mengaplikasikan pemahamannya dalam bersikap dan bertingkah laku serta mengkomunikasikan pemahamanya dalam kegiatan bertanya, menjelaskan, serta laporan, dan

(9)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X

3. Kegiatan Akhir

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses-proses kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan.

Pengenalan konsep energi bunyi bagi siswa sekolah dasar dimulai dari yang sederhana yang sudah dikenal sebelumnya dan mudah dijumpai disekitar siswa atau didalam kelas. Pratama (2012: 25), mengatakan bahwa urutan penyajian konsep enegi bunyi di sekolah dasar adalah sebagai berikut: (1) sumber energi bunyi, (2) contoh pemantulan bunyi, dan (3) penyerapan bunyi.

METODOLOGI PENELITIAN

Pelaksanaan penelitian ini, mengikuti model penelitian bersiklus yang mengacu pada desain penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto (2010:137) yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi, digambarkan seperti terlihat pada gambar 1: Siklus I Pengamatan Perencanaan Siklus II Pengamatan Pelaksanaan Pelaksanaan Refleksi c Refleksi c Perencanaan

(10)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X

Gambar .1 Tahapan penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2010: 137). Penelitian ini akan dilaksanakan pada SDN No. 3 Panii. Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN No. 3 Panii yang jumlahnya 40 orang siswa, laki-laki 19 orang dan 21 siswa perempuan yang aktif dan terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2013/2014. Sumber data dalam penelitian ini adalah seluruh komponen yang meliputi guru dan siswa di kelas IV SDN No. 3 Panii yang jumlahnya 40 orang siswa, laki-laki 19 orang dan 21 siswa perempuan yang aktif dan terdaftar pada semester genap tahun ajaran 2013/2014.

Jenis data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang diperoleh dari siswa dan guru berupa data hasil observasi guru dan siswa, sedangkan data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari tes hasil belajar siswa.

a. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan langsung dalam proses pembelajaran mengenai aktivitas siswa dan guru, terutama yang berkenaan dengan pembelajaran menggunakan pendekatan keterampilan proses dengan 8 tahap yaitu: mengamati, menggolongkan, menafsirkan, merencanakan penelitian, meramalkan, menerapkan, mengkomunikasikan, dan evaluasi.

b. Tes

Data tentang kemampuan siswa baik secara individual maupun secara klasikal diperoleh dengan memberikan tes kepada siswa.

c. Wawancara

Wawancara dilakukan setelah pembelajaran berlangsung dan setelah diadakan evaluasi tindakan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dialami oleh siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran.

Teknik yang digunakan dalam menganalisis data untuk menentukan persentase ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Sumber: KKM SDN No. 3 Panii) :

(11)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X

1) Daya Serap Individu (DSI)

Persentase DSI = x 100%

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secara individu jika persentase daya serap individu sekurang – kurangnya 70%.

2) Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK)

x 100%

Suatu kelas dikatakan tuntas belajar secar kelasikal jika sekurang–kurangnya 80% siswa telah tuntas.

Dengan demikian, data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan mempermudah peneliti untuk mengumpulkan dan mencari data selanjutnya. Menyajikan data penyajian data dilakukan dalam bentuk narasi. Melalui penyajian data, maka data akan terorganisasikan, tersusun dengan pola hubungan sehingga lebih mudah memahami dan merencanakan langkah selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami. Langkah terakhir dalam analisis data adalah penarikan kesimpulan dari hasil evaluasi dan merupakan pengungkapan akhir dari hasil tindakan. Indikator kualitatif pembelajaran dalam penelitian ini, dapat dilihat dari dua aspek yaitu hasil observasi aktivitas siswa dan pengelolaan pembelajaran oleh guru. Penelitian ini dinyatakan berhasil, jika kedua aspek tersebut berada dalam kategori baik atau sangat baik.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

Pada hari Jumat, 28 Februari 2013, peneliti melakukan tes awal. Tujuan dilakukan tes awal ini yaitu untuk mengecek pengetahuan awal siswa sebelum dilakukan tindakan pembelajaran, tes awal ini berisi materi energi bunyi, waktu yang digunakan untuk pelaksanaan tes awal ini yaitu 40 menit. Tes awal ini diikuti oleh 40 orang siswa. Setelah tes awal selesai dilaksanakan peneliti memeriksa hasil pekerjaan siswa ternyata siswa mendapatkan nilai rata-rata

(12)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X

12,7%, dengan nilai yang paling tinggi adalah 90 sedangkan nilai paling paling rendah adalah 20. Kegiatan yang dilaksanakan dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses siswa kelas IV pada tindakan siklus 1 meliputi perencanan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Masing-masing kegaiatan diuraikan sebagai berikut :

Siklus 1

Tahap pertama kegiatan awal (15 Menit) terkait a) membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, b) mempersiapkan fasilitas yang terkait dengan pembelajaran sifat bahan padat dan kegunaannya, c) melakukan apersepsi, d) menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan, e) membagi siswa kedalam beberapa kelompok.

Kegiatan awal

Pada tahap kegiatan awal guru mengucapkan salam, mempersiapkan fasilitas yang terkait dengan pembelajaran energi bunyi. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan cara tanya jawab dengan tujuan untuk menggali pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah melakukan tanya jawab ternyata konsepsi awal siswa sangat bervariasi, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa dan membentuk siswa dalam kelompok-kelompok kecil.

Kegiatan Inti

Pada tahap kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dimulai pada guru menjelaskan materi pelajaran yang terkait dengan materi energi bunyi, kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti serta meminta siswa untuk mengemukakan gagasan dalam memecahkan masalah. Selanjutnya guru membimbing siswa dalam kegiatan kelompok, dimana pembagian kelompok ini sudah ditentukan sebelumnya, kelompok yang terbentuk terdiri dari 4 kelompok setiap kelompok berjumlah 3 sampai 4 orang siswa.

Setelah siswa menggolongkan, melalui bimbingan guru siswa mengemukakan pemahaman sementara mengenai energi bunyi berdasarkan

(13)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X

penjelasan guru sebelumnya (Keterampilan Menafsirkan), kemudian siswa meramalkan kemungkinan yang akan terjadi dari kegiatan menafsirkan yang telah dilakukan (Keterampilan Meramalkan), selanjutnya melalui bimbingan guru, siswa menyelidiki masalah dengan melakukan kegiatan percobaan berdasarkan langkah-langkan yang telah dijelaskan sebelumnya.

Kegiatan akhir

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses-proses kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan, yaitu berkaitan dengan energi bunyi dalam kehidupan sehari-hari.

Observasi

Temuan penelitian tentang keberhasilan guru menggunakan pendekatan keterampilan proses pada tindakan siklus 1 menunjukan bahwa, dari 8 indikator yang direncanakan yaitu terdapat 11 (68,7%) indikator yang dapat dilaksanakan dengan baik, dan terdapat 5 (31,2%) .

Siklus II

Kegiatan awal

Pada tahap kegiatan awal guru mengucapkan salam, mempersiapkan fasilitas yang terkait dengan pembelajaran energi bunyi (pada kegatan ini diharapkan guru lebih mengefisienkan waktu yang digunakan). Selanjutnya guru melakukan persepsi dengan cara tanya jawab dengan tujuan untuk menggali pengetahuan awal siswa mengenai materi yang akan dipelajari. Setelah melakukan tanya jawab ternyata konsepsi awal siswa sangat bervariasi, selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa dan membentuk siswa dalam kelompok-kelompok kecil.

Kegiatan Inti

Pada tahap kegiatan inti pelaksanaan pembelajaran siklus 1 dimulai pada guru menjelaskan materi pelajaran yang terkait dengan materi energi bunyi, kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk mengemukakan pertanyaan tentang hal-hal yang belum dimengerti serta meminta siswa untuk mengemukakan gagasan dalam memecahkan masalah ( pada tahap ini guru lebih

(14)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X

mengaktifkan siswa dalam mengemukakan gagasan dalam memecahkan masalah). Selanjutnya guru membimbing siswa dalam kegiatan kelompok, dimana pembagian kelompok ini sudah ditentukan sebelumnya, kelompok yang terbentuk terdiri dari 6 kelompok setiap kelompok berjumlah 6 sampai 7 orang siswa.

Kegiatan selanjutnya yaitu membagikan tes formatif pada masing-masing siswa sebagai akhir tindakan. Tujuan pemberian tes ini adalah untuk mengecek apakah siswa sudah benar-benar memamhami tujuan yang ditetapkan dalam pembelajaran. Setelah 15 menit kemudian guru menyatakan bahwa waktu untuk mengerjakan soal telah selesai. Sebelum dikumpulkan guru mengingatkan kepada siswa untuk mengecek kembali jawaban yang telah dikerjakannya. Kemudian siswa diminta mengumpulkan lembaran jawabannya. Kegiatan dilanjutkan dengan

pembahasan soal formatif secara bersama-sama.

Kegiatan akhir

Guru membimbing siswa untuk menyimpulkan hasil dari proses-proses kegiatan pembelajaran yang mereka lakukan, yaitu berkaitan dengan energi bunyi dalam kehidupan sehari-hari.

Observasi

Pada tindakan siklus 2 dari 8 indikator yang telah ditentukan untuk siswa, yaitu 1) Keterampilan mengamati, 2) Keterampilan menggolongkan, 3) Keterampilan menafsirkan, 4) Keterampilan meramalkan, 5) Keterampilan menerapkan, 6) Keterampila merencanakan penelitian, 7) Keterampilan mengkomunikasikan, dan 8) mengerjakan evaluasi, siswa sudah mampu melakukan 8 indikator yang telah ditetapkan untuk keseluruhan siswa kelas IV SDN No.3 Panii yang berjumlah 40 orang siswa.

Analisis dan Refleksi

Pembelajaran tindakan siklus 2 difokuskan pada peningkatan pemahaman konsep energi bunyi. Dari seluruh data yang dirangkum melalui hasil observasi, tes, wawancara dan catatan lapangan telah disusun dan didiskusikan secara bersama-sama antara guru dan peneliti.

Berdasarkan analisis dan refleksi di atas dan mengacu kepada kriteria sukses yang ditetapkan, maka disimpulkan bahwa pembelajaran energi bunyi

(15)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X

sudah berhasil. Dengan demikian maka tujuan pembelajaran yang ditetapkan sudah tercapai. Hal ini berarti bahwa pembelajaran pada penelitian dapat dihentikan.

Pembahasan

Hasil penelitian yang terdiri dari aktivitas guru dan siswa dalam meningkatkan pemahaman siswa memahami materi energi bunyi dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses melalui 7 tahapan yakni, mengamati, menggolongkan/mengkalsifikasi, menafsirkan, merencanakan penelitian, meramalkan, menerapkan, dan mengkomunikasikan dari siklus pertama, kedua mengalami peningkatan yang signifikan.

Pada tindakan siklus 1 ini tingkat pemahaman siswa dalam mengemukakan jawaban secara tulisan yang ada pada tes formatif secara klasikal mencapai rata-rata 63,37%, persen ketuntasannya 52,50% sedangkan persen ketidaktuntasan 47,50%. Selain itu berdasarkan hasil wawancara dengan siswa bahwa ada beberapa orang siswa yang mengalami kesulitan melakukan percobaan dalam memahami materi energi bunyi.

Tindakan siklus 2, dengan materi yang sama yaitu energi bunyi, dimana pada tindakan siklus 2 ini tingkat keberhasilan sudah mencapai target yang diinginkan, siswa sudah mampu melaksanakan indikator-indikator keterampilan proses. Hal ini dilihat pada setiap siswa dalam mengemukakan jawaban dari soal yang diberikan secara tulisan sudah sesuai dengan kriteria keberhasilan yang ditetapkan peneliti yaitu secara klasikal memperoleh kriteria keberhasilan 70% dengan nilai paling rendah 7. Pada tindakan siklus 2 tingkat pemahaman siswa dalam mengemukakan jawaban secara tulisan yang ada pada tes formatif secara klasikal mencapai rata-rata 77,75%, persen ketuntasan 90% sedangkan persen ketidaktuntasan 10%. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Suparno dalam Triyanto (2007:99) yang menyatakan bahwa “Pengetahuan yang diperoleh siswa dalam pembelajaran merupakan hasil bentukan siswa itu sendiri”. Selain bermanfaat bagi siswa, juga dapat meningkatkan kompetensi guru.

(16)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X

Kesimpulan

Berdasarkan hasil observasi, hasil tes, wawancara dan catatan lapangan pada setiap siklus maka dapat disimpulkan bahwa: penerapan pendekatan keterampilan proses (PKP) dapat meningkatkan pemahaman energi bunyi pada siswa kelas IV SDN No. 3 Panii. Pencapaian pemahaman konsep belajar siswa sudah sesuai dengan yang diharapkan sebab telah memenuhi aspek tingkat penguasaan siswa dan ketuntasan belajar siswa. Pada siklus 1 ketuntasan belajar siswa mencapai 52,50% dan rata – rata kelas mencapai 63,37%. Terjadi peningkatan pada siklus II yaitu ketuntasan belajar mencapai 90% dan rata – rata kelas mencapai 77,75%.

Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang perlu disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Kepada guru, diharapkan dapat menerapkan pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi energi bunyi.

2. Kepada para peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian tentang pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran yang lain yang dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Abimanyu. (2008). Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Erlangga.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Hafid Abdula. (2011). Studi Kemampuan Guru SD Menerapkan Pendekatan Keterampilan Proses Dalam Pengajaran SAINS Kelas V SD Kecamatan Suka Sari Kota Madya Bandung. Bandung: Skripsi Sarjana Fakultas Pendidikan Matematika dan SAINS Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung: tidak diterbitkan.

Kibatajow. (2012). Pendidikan Keterampilan Proses. Jakarta: Gramedia. Mappasoro. (2006). Model-Model Pembelajaran SD. Makassar : UNM. Pratama. (2012). Pembelajaran SAINS di Sekolah Dasar. Jakarta: Indeks. Triyanto. (2007:97). Teori IPA. Jakarta : Rineka Cipta.

(17)

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 6 No. 6 ISSN 2354-614X

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan penelitian untuk mengetahui aktifitas antibakteri dari ekstrak total, Fraksi n-Heksan, Etil Asetat dan Etanol-air daun

(1) Pekerjaan las yang boleh dilakukan oleh Juru las kelas I (satu), kelas II (dua) dan kelas III (tiga) tetapi dilarang mengelas jenis kelas II (dua) dan kelas Ill (tiga)

Program pembangunan yang didasarkan pada asumsi bahwa petani perlu dididik untuk menerapkan teknologi baru dan lebih baik, hampir dapat dipastikan selalu gagal, jika tidak

yang berarti tidak terdapat stock selection skills.Akan tetapi Panin Dana Maksima malah memiliki beta > 1 (1,418 > 1),yang berarti setiap reksa dana terdapat. market

11 FREDDY SIAGIAN, S.Kom SMA NEGERI 17 SURABAYA UTARA SMP TARUNA JAYA I SURABAYA JL.. WIJAYA KUSUMA NO.48 SURABAYA ,

DOKUMEN STANDARD KURIKULUM DAN PENTAKSIRAN KURIKULUM STANDARD SEKOLAH RENDAH (KSSR) MODUL ELEKTI F.

Pada penulisan ilmiah yang berjudul Pembuatan Website American Jeep Willys Dengan Menggunakan Dreamweaver MX ini, yang melatar belakangi adalah karena Jeep Willys mempunyai

Instrumen EDM ini khusus dirancang untuk digunakan oleh TPM dalam melakukan penilaian kinerja Madrasah terhadap Standar Pelayanan Minimum (SPM) dan Standar