• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERENCANAAN KAPASITAS WAKTU PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROUGH CUT CAPACITY PLANNING (RCCP) PADA PRODUK “BALE COVER”

(STUDI KASUS DI PT.WIHARTA KARYA AGUNG GRESIK) Budi Santoso1

1

Prodi Teknik Industri FTI-UPNV Jawa Timur Santoso@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian bertujuan untuk mengetahui waktu produksi yang tersedia di PT. Wiharta Karya Agung Gresik guna mencukupi waktu produksi yang diperlukan untuk memenuhi permintaan konsumen pada periode mendatang PT.Wiharta Karya Agung Gresik merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Packaging dan Woven Polyolefin. Produk yang dihasilkan berbagai macam dengan produk yang bervariasi, sehingga perusahaan membutuhkan mesin dan peralatan untuk menunjang proses produksi produk tersebut antara lain : Jumbo Bag / FIBC (Flexible Intermidiate Bulk Container), WPP (Woven Polyolefin Polypropylene), Bale Cover, PPMF (Poly Prepeline Multi Filamen), Raschel Rought Cut Capacity Planning (RCCP), adalah suatu metode yang dilakukan untuk menguji ketersediaan kapasitas waktu produksi yang tersedia di dalam memenuhi jadwal induk produksi (Master Production Schedule) yang telah ditetapkan” dengan Teknik Bill Of Labor (BOL). Dari hasil penelitian di PT. Wiharta Karya Agung Gresik dapat disimpulkan bahwa pada produk “Bale Cover” pada 4 mesin yaitu mesin mixer, mesin tirex, mesin circular loom, mesin jahit tidak memenuhi kapasitas waktu produksi tersedia, dan 3 mesin yang lain yakni mesin baling-baling, mesin MK (pemotong), dan mesin pressing yang sudah memenuhi kapasitas waktu tersedia dari 7 mesin yang ada, Sehingga perlunya perencanaan kapasitas waktu produksi ulang untuk memenuhi permintaan konsumen.

Kata Kunci : Kapasitas, Master Production Schedule (MPS), Rought Cut Capacity Planning (RCCP), Bill Of Labor (BOL).

ABSTRACT

The study aims to determine the production time available in the PT. Masterpieces Wiharta Gresik to meet production time needed to meet consumer demand in the coming period Masterpieces PT.Wiharta Gresik is a company engaged in the Packaging and Woven Polyolefin. The resulting product is a variety of the products vary, so the company needs machinery and equipment to support the production process of these products include: Jumbo Bag / FIBC (Flexible intermidiate Bulk Container), WPP (Polyolefin Woven Polypropylene), Bale Cover, PPMF (Poly Prepeline multi filament), Raschel Rought Cut Capacity Planning (RCCP), is a method in place to test the availability of capacity available production time to meet the master production schedule (Master Production Schedule) which has been established "with the Engineering Bill Of Labor (BOL). From the results of research at PT. Gresik Wiharta Great Work can be concluded that the product "Bale Cover" on 4 machines that mixer machine, tirex machine, circular loom machine, sewing machine does not meet the capacity of production time available, and 3 other machines that engine propeller, engine MK (cutter), and pressing machines that already meet future capacity available from existing 7 machine, so that the need for future capacity planning remanufactured to meet consumer demand

Keywords: Capacity, Master Production Schedule (MPS), rought Cut Capacity Planning (RCCP), Bill Of Labor (BOL)

PENDAHULUAN

Pada saat ini hampir semua perusahaan yang bergerak di bidang industri dihadapkan pada suatu masalah yaitu adanya tingkat persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini mengharuskan perusahaan untuk merencanakan kapasitas waktu produksi agar dapat memenuhi permintaan pasar dengan tepat waktu dan tepat jumlah

PT.wiharta karya agung gresik merupakan perusahaan yang bergerak dibidang Packaging dan Woven

(2)

perusahaan membutuhkan mesin dan peralatan untuk menunjang proses produksi produk tersebut antara lain : Jumbo Bag / FIBC (Flexible Intermidiate Bulk Container), WPP (Woven Polyolefin

Polypropylene), Bale Cover, PPMF (Poly Prepeline Multi Filamen), Raschel.

Permasalahan yang dihadapi PT.WIHARTA KARYA AGUNG GRESIK adalah sering mengalami keterlambatan dalam penyelesaian pemesanan terutama pada produk “Bale Cover” dikarenakan pada 4 mesin yaitu mesin mixer, mesin tirex, mesin circular loom, mesin jahit tidak memenuhi kapasitas waktu produksi tersedia, dan hanya 3 mesin yang lain yakni mesin baling-baling, mesin MK (pemotong), dan mesin pressing yang sudah memenuhi kapasitas waktu tersedia dari 7 mesin yang ada, Sehingga perlunya perencanaan kapasitas waktu produksi ulang untuk memenuhi permintaan konsumen.

Perumusan masalah yang akan dibahas dalam Penelitian ini adalah “bagaimana merencanakan

kapasitas waktu produksi dengan metode Rought Cut Capacity Planning (RCCP)?”

Batasan masalah pada penelitian produk Bale Cover yaitu:

1. Data permintaan produk Bale Cover diambil dimulai dari periode Januari 2011 sampai Desember 2011.

2. Kegiatan perencanaan dan pengendalian produksi yang dibahas hanya perencanaan kapasitas produksi menggunakan Rough Cut Capacity Planning (RCCP) berdasarkan Bill of Labor (BOL) dan tidak menghitung laba perusahaan.

Tujuan penelitian ini adalah Merencanakan kapasitas waktu produksi di tiap – tiap stasiun kerja yang optimal untuk memenuhi permintaan dan m engetahui selisih kapasitas waktu produksi tersedia dengan waktu produksi RCCP.

Pengukuran kerja adalah metode penetapan keseimbangan antara kegiatan manusia yang dikontribusikan dengan unit output yang dihasilkan. Pengukuran waktu kerja ini akan berhubungan dengan usaha – usaha menetapkan waktu baku yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu pekerjaan. Waktu baku ini sangat diperlukan terutama sekali untuk :

a. Man Power Planning ( perencanaan kebutuhan tenaga kerja ). b. Estimasi biaya – biaya untuk upah karyawan atau pekerja. c. Penjadwalan produksi dan pengangguran.

d. Perencanaan sistem pemberian bonus dan insentif bagi karyawan atau pekerja yang berprestasi. e. Indikasi keluaran ( output ) yang mampu dihasilkan oleh seorang pekerja.

Pada garis besarnya teknik – teknik pengukuran waktu kerja ini dapat dikelompokkan dalam dua bagian, yaitu pengukuran waktu secara langsung dan pengukuran waktu secara tidak langsung. Cara pertama disebut demikian karena pengukurannya dilaksanakan secara langsung yaitu di tempat dimana pekerjaan yang diukur dijalankan. Dua cara termasuk didalamnya adalah cara pengukuran kerja dengan menggunakan jam henti (stopwatch time-study) dan sampling kerja (work sampling). Sebaliknya pengukuran waktu secara tidak langsung yaitu melakukan perhitungan waktu kerja tanpa si pengamat harus di tempat pekerjaan yang di ukur (Wignjosoebroto , 2003).

Tujuan utama dari aktivitas pengukuran kerja adalah waktu baku yang harus dicapai oleh seorang pekerja untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Jadi waktu baku pada dasarnya adalah waktu penyelesaian pekerjaan untuk suatu sistem kerja yang dijalankan pada saat pengukuran berlangsung sehingga waktu penyelesaian tersebut juga hanya berlaku untuk sistem kerja tersebut. Dari hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa pengukuran waktu kerja hendaknya dilaksanakan apabila kondisi dan metoda kerja dari pekerjaan yang akan diukur sudah baik. Jika belum maka, kondisi yang ada ini hendaknya diperbaiki dan kemudian distandartkan terlebih dahulu. Mempelajari kondisi kerja dan cara / metoda kerja kemudian memperbaiki serta membakukannya adalah sesuatu yang dilakukan dalam

(3)

langkah penelitian pendahluan yang harus dipersiapkan dalam pengukuran waktu kerja. (Wignjosoebroto , 2003)

Proses pengukuran dan pembakuan waktu kerja dapat menggunakan beberapa macam cara yaitu menggunakan jam henti,data waktu baku,data waktu gerakan.

Rought Cut Capacity Planning ( RCCP ) digunakan untuk memverifikasi kapasitas yang

diperlukan untuk membuat MPS ( Jadwal Induk Produksi ). Jangka waktu perencanaan RCCP ini sama dengan MPS, biasanya 1 – 3 tahun kedepan.

Sama seperti MPS, RCCP mendapatkan laporan yang dirubah pada saat produksi. Bagaimanapun, RCCP tidak mendapatkan komponen persediaan yang sudah diproduksi dan disimpan atau pada saat diproses, sehingga kapasitas yang dibutuhkan untuk proyek jangka pendek akan bermasalah. Sumber lain yang berpotensial untuk menjadi masalah adalah jika jadwal induk produksi tidak mengandung informasi tentang perencanaan pemesanan. Rought Cut Capacity Planning digunakan untuk membuat keputusan dalam mengatur kapasitas pada jangka waktu tertentu. Keputusan mungkin akan meliputi standart mesin dan subkontrak.(Smith,1989)

Dalam jangka panjang, perhitungan dan perencanaan kebutuhan kapasitas dilakukan dengan metode

Rougt Cut Capacity Planning, dan metode ini dilakukan untuk menguji ketersediaan kapasitas waktu

produksi yang tersedia di dalam memenuhi jadwal induk produksi ( MPS ) yang telah ditetapkan. Dengan kata lain, proses ini akan menghasilkan jadwal induk produksi yang telah disesuaikan., karena telah memberikan gambaran tentang ketersediaan kapasitas untuk memenuhi target produksi yang disusun dalam jadwal induk produksi. Hal ini dilakukan mengingat rencana induk produksi diturunkan dari optimasi ongkos – ongkos produksi sehingga tidak mencerminkan realita kebutuhan kapasitas sebenarnya. Pada kenyataanya, keputusan – keputusan penambahan, lembur atau subkontrak pada hakikatnya dihasilkan pada tahap ini. Jadi tujuan MPS adalah mewujudkan

perencanaan agregat menjadi suatu perencanaan terpisah untuk masing – masing item individu . selain itu MPS juga dapat mengevaluasi jadwal – jadwal alternative dalam hal kebutuhan kapasitas, menyediakan input sistem dan membantu manajer produksi untuk mengahasilakn prioritas – prioritas untuk penjadwalan produksi.

METODE

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan seperti langkah-langkah pelaksanaan penelitian seperti pada Gambar 1. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, data primer berupa data hasil penelitian dilapangan dan wawancara pada pihak PT. Wiharta Karya Agung Gresik mengenai penelitian, sedangkan data sekunder adalah hasil dokumentasi dengan cara mengutip dari catatan-catatan perusahaan, antara lain data historis jumalah mesin. Jumlah tenaga kerja, Jam Kerja dan data permintaan.

Adapun metode yang digunakan untuk menganalisa data dalam penulisan Penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Metode Peramalan

Dari data permintaan produk bulan Januari 2011 sampai dengan Desember 2011 yang berfluktuasi maka metode yang dipakai dalam penelitian Penelitian ini terdiri dati 3 metode yaitu: a. Metode Double Exponential Smoothing With Linier Trend

b. Metode pemulusan (Single Exponensial Smoothing with Trend) c. Linear Regression

Untuk ketiga metode ini digunakan software WINQSB yang kemudian dipilih salah satu metode untuk metode yang terbaik dengan kesalahan peramalan terkecil.

(4)

Perhitungan RCCP ( Rought Cut Capaciyi Planning ) diperlukan untuk waktu produksi yang mampu dihasilkan oleh setiap proses kerja produksi, sehingga penyerahan produk jadi ke pemesan dapat ditentukan dengan tepat.

Perhitungan RCCP ini menggunakan Bill of Labour. Dimana pada teknik perhitungan ini data yang diperlukan adalah MPS.

MPS ( Master Production Schedule ) atau Jadwal Induk Produksi. Jumlah produksi pada periode tertentu yang sudah dalam analisa atau waktu yang diperlukan bagi keseluruhan pabrik dalam memproduksi 1 typical part.

(5)

PEMBAHASAN

Dari perbandingan kebutuhan kapasitas waktu produksi RCCP dengan kapasitas waktu tersedia pada proses pengatur panjang pendek karung dengan rincian : 16892.01 jam/tahun, pada proses pemotongan karung dengan rincian : 13657.35 jam/tahun, sedangkan proses menekan produk jadi untuk dipacking sdengan rincian : 15283.74 jam/tahun sudah memenuhi kebutuhan kapasitas produksi atau sudah optimal. Sedangkan proses pencampuran bahan baku waktu tersedia dengan rincian : -11894.51 jam/tahun, .proses pembuatan benang dengan rincian : -12547.59 jam/tahun, proses pemintalan untuk membentuk karung dengan rincian : -22825.43 jam/tahun, proses penjahitan karung dengan rincian : -7065.15 jam/tahun belum memenuhi kebutuhan kapasitas produksi dikarenakan kapasitas waktu tersedia lebih kecil dari kapasitas waktu produksi RCCP sehingga terjadi kekurangan waktu produksi tersedia, perusahaan perlu melakukan penambahan tenaga kerja, dengan cara melakukan pemindahan tenaga kerja dari stasiun kerja proses pngatur panjang pendek karung yang semula 3 pekerja menjadi 2 pekerja, karena 1 pekerja dipindahkan pada proses pencampuran bahan baku dan untuk mesin lainnya tidak ada pemindahan mesin karena sudah cukup dan kapasitas waktu produksi sudah optimal. Sedangkan mesin yang belum memenuhi kapasitas waktu tersedia maka perusahann sebaiknya melakuan peningkatan kapasitas mesin.

KESIMPULAN

Setelah dilakukan perhitungan tentang perencanaan kapasitas produksi (RCCP ) yang diperlukan untuk memenuhi permintaan konsumen, maka dapat disimpulkan bahwa perencanaan kapasitas waktu produksi ditiap-tiap stasiun kerja, yaitu proses pengatur panjang pendek karung dengan rincian yang semula 21229.68 jam/tahun setelah dilakukan perhitungan RCCP menjadi 16892.01 jam/tahun artinya persediaan waktu produksi tersedia sudah optimal, pada proses pemotongan karung dengan rincian yang semula 28276.32 jam/tahun setelah dilakukan perhitungan RCCP menjadi 13657.35 jam/tahun artinya persediaan waktu produksi tersedia sudah optimal, sedangkan proses menekan produk jadi untuk dipacking dengan rincian yang semula : 21117.48 jam/tahun setelah dilakukan perhitungan RCCP menjadi 15283.74 jam/tahun artinya persediaan waktu produksi tersedia sudah optimal. Sedangkan dari 4 stasiun kerja lainnya 1 stasiun kerja proses pencampuran bahan baku perlu diadakannya pemindahan tenaga kerja dari stasiun kerja proses pengatur panjang pendek karung yang semula 3 pekerja menjadi 2 pekerja, agar waktu produksi tersedia menjadi optimal dan untuk mesin lainnya tidak ada pemindahan mesin karena sudah cukup.

Untuk lebih menunjang keberhasilan perusahaan dalam melaksanakan rencana produksi yang optimal, maka saran-saran yang mungkin dapat berguna bagi perusahaan atau pemimpin perusahaan untuk masa yang mendatang adalah :

1. Sebaiknya perusahaan memakai metode Rought Cut Capacity Planning (RCCP) untuk menyelesaikan permasalahan yang ada di dalam perusahaan agar dapat memenuhi permintaan konsumen secara tepat waktu.

2. Untuk dapat memenuhi target produksi sebaiknya perusahaan melakukan peningkatan kapasitas mesin, atau dengan cara melakukan pemindahan tenaga kerja dari stasiun kerja yang mengalami kelebihan kapasitas waktu tersedia ke stasiun kerja yang megalami kekurangan kapasitas waktu tersedia diharapkan dengan adanya pemindahan mesin dapat mengoptimalkan kapasitas mesin yang ada. Saran untuk peneliti selanjutnya dilakukan perhitungan ulang setelah adanya pemindahan tenaga kerja.

DAFTAR PUSTAKA

(6)

Baroto, Teguh, 2002, “ Perencanaan dan Pengendalian Produksi”, Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Boedianto, Tri Septian, 2007, “ Analisa Perencanaan Kapasitas Produksi dengan Metode RCCP untuk memenuhi permintaan konsumen di CV. Dian Konveksi Gresik “ , http://eprints.upnjatim.ac.id/id/eprint/132.

Gaspersz, Vincent, 2004, “Production Planning And Inventory Control” Dterbitkan oleh PT.Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Handoko, T.Hani, 2000, “ Dasar – Dasar Manajemen Produksi dan Operasi “, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta.

http://www.scribd.com/doc/54828852/BAB-I-New-Ergonomi

http://erisx.wordpress.com/2009/12/11/definisi-definisi-waktu-untuk-industri/ Kusuma, Hendra, 2004. “ Manajemen Produksi “, Andi, Yogyakarta.

Makridakis, Spyros, Whel Wright Steven C, Mc Gee Victor E, 2000, “ Metode dan Aplikasi Peramalan “

Nasution, Arman Hakim, 2006, “ Perencanaan dan Pengendalian Produksi “, Cetakan pertama Graha Ilmu. Yogyakarta.

Novan, Muhammad, 2007, “ Analisa Perencanaan Kapasitas Produksi Guna Memenuhi Permintaan Konsumen Sandal di PT. New Era Rubberindo “ . http://eprints.upnjatim.ac.id/id/eprint/2040. Sutalaksana, Ifikar Z; Anggawisastra Ruhana; Tjaatmadja Jhan H, 2005 “ Teknik Tata Cara Kerja “,

Departemen Teknik Industri, ITB, Bandung.

Wignojosoebroto, Sritomo, 2003, “ Teknik Tata Cara dan Pengukuran Kerja“, Edisi Kedua,Teknik Industri Surabaya

Gambar

Gambar 1: Langkah-Langkah Pelaksanaan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Patogenitas isolat Indonesia yang dikoleksi Balitvet dan diteliti berdasarkan sekuen di daerah cleavage site gen Hemaglutinin (HA) virus avian influenza mempunyai multiple basic

Sehingga, variabel lama penggunaan kateter merupakan variabel yang memiliki pengaruh paling dominan terhadap kejadian infeksi saluran kemih pada pasien dengan

Orientasi kelompok adalah kerangka berpikir orang Jepang terhadap kerja kelompok yang didasari kesadaran yang tinggi terhadap kepentingan kelompok dalam suatu kehidupan

Nilai erosi pada unit lahan 8 sebesar 10,47 ton/ ha/tahun, nilai sebelum erosi sebelum perencanaan konservasi tanah dan air sebesar 785,12 ton/ha/tahun dengan alternatif

Semakin bertambahnya penumpang yang menggunakan @CommuterLine ternyata berbanding lurus dengan pertumbuhan akun – akun unofficial dari @CommuterLine di dunia twitter.

Dalam observasi partisipatif ini, peneliti terlibat dalam proses pembelajaran dan hasil yang didapat oleh orang yang sedang diamati atau yang digunakan sebagai

PROSIDING SEMINAR NASIONAL VIII Rekayasa dan Aplikasi Teknik Mesin di Industri Itenas, Bandung, 24 November

Berdasarkan uraian latar belakang, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan formulasi judul yaitu;