• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilaksanakan tidak terlepas dari penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian-penelitian terdahulu ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan kajian yang tidak terlepas dari topik pembicaraan yakni Modal Sosial Komunitas. Namun yang menjadi pembeda penelitian terdahulu dengan penelitian kali ini adalah peneliti lebih memfokuskan pada modal sosial komunitas dalam peningkatan kualitas pendidikan masyarakat. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu:

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. Muhammad Syafar, 2017 Modal Sosial Komunitas dalam Pembangunan Sosial

Kebijakan yang dibuat dalam mensukseskan pembangunan nasional harus berpihak pada

manusianya sebagai pelaku pembangunan, dengan meningkatkan sumberdaya manusianya (SDM) melalui upaya-upaya kesejahteraan sosial. Konsep kapital sosial sangat diperlukan dalam menyusun kebijakan

(2)

9

nasional, sebab

pertumbuhan suatu negara salah satunya dapat dilihat

dari kapital sosialnya.6

Penelitian ini fokustentang kebijakan dibuat dalam mensukseskan

pembangunan nasional harus berpihak pada manusianya sebagai pelaku pembangunan, dengan meningkatkan sumberdaya

manusianya (SDM) melalui upaya-upaya kesejahteraan sosial. Sedangkan penelitian yang akan dilaksanakan berfokus pada program peningkatan kualitas pendidikan masyarakat melalui komunitas.

2. Reza Falufi dan

Fransisca Winarni, 2018 Modal Sosial Komunitas Yogyakarta Mengajar dalam Penyelenggaraan Pendidikan Nonformal di Kampung Gemblakan Bawah Kota Yogyakarta

Modal Sosial komunitas Yogyakarta Mengajar dalam penyelenggaraan

pendidikan nonformal di kampung Gemblakan Bawah Kota Yogyakarta mampu memobilisasi sumber daya internal dan membangun jaringan diluar komunitas. Pembagian kerja antar relawan kampung Gemblakan Bawah tidak melihat latar belakang pendidikan seorang relawan, satu sama lain memahami setiap relawan

6 Syafar, M. (2017). Modal Sosial Komunitas Dalam Pembangunan Sosial. Lembaran Masyarakat: Jurnal Pengembangan Masyarakat Islam, 3(1), 1-22.

(3)

10

memiliki kapasitas yang

sama dalam bekerja. 7

Penelitian ini berfokus padapenyelenggaraan pendidikan nonformal

dan mampu memobilisasi sumber daya internal serta membangun jaringan di luar komunitas. Sementara fokus penelitian yang akan dilaksanakan yaitu pada upaya komunitas dalam peningkatan kualitas pendidikan masyarakat.

3. Muchammad Ichsan, 2015 Modal Sosial di Dalam Mempertahankan Komunitas (Studi tentang Komunitas Motor Vespa Uvorable di Pekanbaru)

Komunitas vespa uvorable rata-rata diisi oleh remaja dan dewasa, mereka memilih untuk bergabung dan membentuk komunitas karena kecintaan mereka terhadap motor vespa, membuat suatu wadah untuk mengekspresikan diri terhadap motor vespa dan mengenalkan komunitas

mereka ke masyarakat.8

Penelitian ini membahas tentang modal sosial komunitas vespa uvorable yang diisi oleh remaja dan dewasa untuk mengekspresikan diri terhadap motor vespa dan mengenalkan komunitas tersebut ke masyrakat. Fokus penelitian yang akan dilaksanakan lebih kepada upaya komunitas dalam peningkatan kualitas pendidikan

masyarakat.

4. Ferdinand Paska

Pane, 2016

Modal Sosial Antar Etnis pada Komunitas

Terdapat modal sosial dalam bentuk : (1) kepercayaan, yang di

7

Falufi, R., Winarni, F., & Si, M. (2018). Modal Sosial Komunitas Yogyakarta Mengajar Dalam Penyelenggaraan Pendidikan Nonformal Di Kampung Gemblakan Bawah Kota Yogyakarta. Natapraja, 6(1), 85-98.

8

Ichsan, M. (2015). Modal Sosial di dalam Mempertahankan Komunitas (Studi Tentang Komunitas Motor Vespa Uvorable di Pekanbaru). Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial

(4)

11 Kawasan Usaha Batu Bata di RW 027 Kelurahan Sail, Kecamatan Tenayan Raya, Kota Pekanbaru Riau

aplikasikan oleh warga yaitu dengan menjalin hubungan dengan berteman baik diantara mereka dan menjaga kepercayaan dengan tidak berbuat curang dalam pekerjaan mereka dan saling percaya dalam urusan pekerjaan dengan kata lain tidak menaruh rasa curiga berlebihan. (2) Jaringan Sosial, yang di lihat dalam saling berbagi informasi di antara warga dalam mencari atau mendapatkan pekerjaan ataupun pekerja, saling bantu dalam kesusahan dan berbagi dalam sukacita, dan gotong royong yang

melibatkan seluruh warga tanpa membeda-bedakan SARA satu sama yang lainnya. (3) Norma Sosial, terbentuk secara sendirinya yang tidak ada secara tertulis dalam peraturan RW 027, namun secara pribadi dan kesadaran warga mengetahui cara

menghargai satu sama yang lainnya meskipun berbeda

(5)

12

budaya, bahasa dan suku

serta agama.9

Penelitian ini membahas tentang modal sosial yang ada di dalam masyarakat tercipta karena masyarakat berusaha untuk tidak mengganggu ketentraman masyarakat lain dan bersikap ramah dan rendah hati di antara mereka serta saling menyapa sehingga pada akhirnya dari ketiga faktor tersebut membuat masyarakat semakin dekat dan kuat modal sosialnya. Sementara penelitian yang akan dilaksanakan berfokus pada upaya komunitas dalam peningkatan kualitas pendidikan masyarakat.

5. Shella Rizkiyana, Iwan Setiawan, 2019 Keberdayaan Modal Sosial Komunitas Petani Padi Organik Di Kelompok Tani Sundamekar, Desa Sundawenang, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya Kolaborasi menjadi

indikator yang paling eksis dan partisipasi menjadi indikator paling berperan bagi pengembangan pertanian organik, serta variabel faktor eksternal menjadi faktor yang dominan terhadap peran modal sosial. Aspek yang harus ditingkatkan yaitu aspek pasar, regenerasi petani, serta pengembangan teknologi informasi dan

komunikasi. 10

Penelitian ini berfokus pada keberdayaan modal sosial dalam komunitas petani padi organik, dan bagaimana peran modal sosial dalam mengembangkan padi organik dan faktor-faktor apa yang

9

Yoserizal, Y., & Pane, F. P. (2016). Modal Sosial Antar Etnis pada Komunitas Kawasan Usaha Batu Bata di Rw 027 Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya Kota Pekanbaru Riau. Jurnal

Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau, 3(1). 10

Rizkiyana, S., & Setiawan, I. (2019). Keberdayaan Modal Sosial Komunitas Petani Padi Organik Di Kelompok Tani Sundamekar, Desa Sundawenang, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Agroinfo Galuh, 6(1), 22-30.

(6)

13

mempengaruhi modal sosial komunitas petani padi organik. Penelitian yang akan dilakukan berfokus pada upaya komunitas dalam peningkatan kualitas pendidikan masyarakat.

(Sumber: data diakses tahun 2019)

Maka persamaan dari penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti adalah sama-sama meneliti tentang modal sosial yang dimiliki komunitas dalam penerapannya kepada masyarakat yang menjadi sasaran komunitas.

2.2 Modal Sosial

1. Konsep Modal Sosial

Menurut Pierre Bourdieu 1992, modal sosial merupakan jumlah sumber daya, aktual atau maya, yang berkumpul pada seorang individu atau kelompok karena memiliki jaringan yang tahan lama berupa hubungan timbal balik, perkenalan, dan pengakuan yang sedikit banyak terstruktur. Bourdieu juga mencatat bahwa agar modal

sosial tersebut bertahan nilainya, individu harus mengupayakannya.11

James Coleman 1994 mendefinisikan modal sosial berdasarkan atas fungsinya. Modal sosial bukanlah entitas tunggal tetapi terdiri dari sejumlah entitas dengan karakter yang sama. Semua terdiri dari beberapa aspek struktur sosial, dan memfasilitasi tindakan-tindakan

tertentu individu dalam struktur tersebut.12

Menurut Fukuyama (1999), modal sosial merujuk pada serangkaian nilai atau norma informal yang dimiliki bersama diantara

11 John. Opcit. Hal 23

12 Robert M. Z. Lawang (2004). Kapital Sosial dalam Perspektif Sosiologik Suatu Pengantar. Fisip

(7)

14

para anggota suatu kelompok yang memungkinkan terjalinnya kerjasama diantara mereka. Dalam bukunya yang lain, Fukuyama membahas tentang modal sosial dilihat sebagai hubungan dengan perbedaan yang sangat mencolok antara negara atau masyarakat yang memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi dan yang memiliki tingkat

kepercayaan yang rendah.13

Robert Putnam 1993, mendefinisikan modal sosial merujuk pada bagian dari organisasi sosial, seperti kepercayaan, norma, dan jaringan, yang dapat meningkatkan efisiensi masyarakat dengan memfasilitasi tindakan-tindakan yang terkoordinasi. Pada tahun 1996, Putnam sedikit merubah definisi modal sosial, yaitu bagian dari

kehidupan sosial—jaringan, norma dan kepercayaan—yang

mendorong pasrtisipan bertindak bersama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan bersama. Di tahun 2000, argumen Putnam merujuk pada hubungan antar individu—jaringan sosial dan norma resiprositas

dan keterpercayaan yang tumbuh dari hubungan-hubungan tersebut.14

Sementara menurut Turner, dalam Dasgupta 2000, modal sosial menunjuk pada kekuatan-kekuatan yang meningkatkan potensi untuk perkembangan ekonomi dalam suatu masyarakat dengan menciptakan dan mempertahankan hubungan sosial dan pola organisasi sosial.

Modal sosial adalah norma dan aturan yang mengikat warga masyarakat yang berada di dalamnya, dan mengatur pola perilaku warga, juga unsur kepercayaan (trust) dan jaringan (networkinig) antar

13 Robert. Opcit. Hal. 180 14

(8)

15

warga masyarakat ataupun kelompok masyarakat. Norma dan aturan yang ada juga mengatur perilaku individu baik dalam perilaku ke dalam (internal kelompok) maupun perilaku ke luar (external,

hubungan dengan kelompok masyarakat yang lain).15

2. Unsur-unsur Modal Sosial a. Kepercayaan

Dalam bahasa inggris, Trust merupakan kata benda dan kata kerja. Sebagai kata kerja, trust berarti proses mempercayai sesuatu yang sasarannya jelas. Sedangkan sebagai kata benda,

trust berarti kepercayaan, keyakinan, atau rasa percaya. Namun

dalam buku Fukuyama yang berjudul Trust (1996) kurang

menjelaskan pengertian konsep ini, meskipun dalam

pengertiannya menyangkut percaya akan orang, kelompok, keluarga, dan bahkan akan negara.

1) Faktor yang mempengaruhi timbulnya kepercayaan.

Inti dari kepercayaan antar manusia ada tiga hal yang saling terkait, yaitu a) hubungan sosial antara dua orang atau lebih. Yang termasuk dalam hubungan ini ialah institusi, yang dalam pengertian diwakili oleh orang. b) harapan yang akan terkandung dalam hubungan itu, ketika direalisasikan tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak. c) interaksi sosial yang memungkinkan hubungan dan harapan itu terwujud.

15 Adi, Isbandi Rukminto. 2008. Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya

(9)

16

Dari ketiga dasar diatas, kepercayaan yang dimaksud yaitu pada hubungan antara dua pihak atau lebih yang mengandung harapan yang menguntungkan salah satu atau

kedua belah pihak melalui interaksi sosial.Inti dari ketiga

dasar diatas yaitu struktur sosial, mulai dari yang paling kecil seperti struktur duaan atau tigaan hingga dengan struktur mezzo seperti institusi sosial dan struktur makro

seperti stratfikasi sosial. 16

2) Konsekuensi dari adanya kepercayaan

Anggapan utama dari orang-orang yang menganut pandangan tentang hubungan kepercayaan dan risiko ialah semakin tinggi saling percaya antara mereka yang bekerjasama, semakin kurang risiko yang ditanggung, dan semakin kurang pula biaya (uang atau sosial) yang

dikeluarkan. 17

3) Hubungan Timbal Balik dalam Kepercayaan

Menurut Mӧllering, apa yang dibahas orang secara panjang lebar tentang tempat konsep kepercayaan dalam teori modal sosial saat ini, sudah dibahas pula oleh Simmel. Menurut Simmel, fungsi kepercayaan ialah tanpa adanya saling percaya yang merata antara satu orang dengan orang lainnya, masyarakat itu sendiri akan disintegratif dan kepercayaan itu merupakan salah satu kekuatan sintetik

16 John. Opcit. Hal: 36 17

(10)

17

yang paling penting dalam masyarakat. Lebih lanjut lagi dikatakan bahwa kepercayaan itu menjadi basis bagi

tindakan individu.18

b. Norma

Norma tidak dapat dipisahkan dari jaringan dan kepercayaan. Sifat norma bisa dijelaskan sebagai berikut:

1) Norma muncul dari pertukaran yang saling menguntungkan (Fukuyama 1999). Yang artinya, dalam pertukaran itu keuntungan hanya dinikmati oleh salah satu pihak saja, pertukaran sosial selanjutnya pasti tidak akan terjadi. Jika

dalam beberapa kali pertukaran prinsip saling

menguntungkan, maka muncullah norma dalam bentuk kewajiban sosial yang intinya membuat kedua belah pihak merasa diuntungkan dari pertukaran tersebut.

2) Norma bersifat resiprokal, yang artinya isi norma menyangkut hak dan kewajiban kedua belah pihak yang dapat menjamin keuntungan yang diperoleh dari suatu kegiatan tertentu.

3) Jaringan yang terbina lama dan menjamin keuntungan kedua belah pihak secara merata, bisa memunculkan norma keadilan. Jika prinsip keadilan dilanggar, maka

akan dikenai sanksi yang keras.19

c. Jaringan (Networking)

18 John. Ibid. Hal: 40 19

(11)

18

Jaringan merupakan terjemahan dari network, yang pada dasarnya jaring yang berhubungan satu sama lain melalui simpul-simpul (ikatan). Dasar ini (net) ditambah atau digabung dengan kerja (work). Jaringan pada modal sosial menunjuk pada semua hubungan dengan orang atau kelompok lain yang mampu mengatasi masalah secara efisien dan efektif. Melalui

jaringan, orang bisa saling tahu, menginformasikan,

mengingatkan, saling bantu dalam melaksanakan maupun dalam mengatasi masalah. Jaringan merupakan sumber

pengetahuan yang menjadi dasar dalam membentuk

kepercayaan. Definisi ini mengacu pada prinsip sosial: lebih mudah mengatasi masalah dengan bekerja sama daripada bekerja sendiri.

Ada beberapa bentuk jaringan, diantaranya: a) Jaringan Antar Personal

Selalu terjadi jaringan antar personal. Membuka jaringan melalui organisasi atau yayasan ternama, tetap akan ada orang yang mewakili sebagai jaringan tersebut. Ada beberapa jenis jaringan antar personal, yaitu:

i. Jaringan duaan tunggal menunjuk pada jaringan yang terbentuk antara dua orang, tanpa ada jaringan yang lainnya. Ketika memiliki masalah hanya akan bekerjasama dengan orang itu saja.

(12)

19

ii. Jaringan duaan ganda menunjuk pada jaringan yang terbentuk antara pihak pertama dengan beberapa pihak namun tidak ada keterkaitan antara satu pihak dengan yang lainnya kecuali pihak pertama. Hubungan jaringan ini pada dasarnya bersifat duaan, yang artinya hubungan pihak pertama dengan seluruh pihak harus saling menguntungkan.

b) Jaringan Antara Individu dan Institusi

Putnam mengatakan bahwa keanggotaan warga dalam beberapa institusi memungkinkannya mampu mengatasi berbagai masalah (Putnam 1993). Yang artinya, institusi lebih banyak hadir dalam diri orang yang berada di dalamnya.

c) Jaringan Antar Institusi

Forum merupakan tempat dimana orang-orang yang berjejaring antar institusi ini bisa berbicara atas nama institusinya. Dengan kedudukan yang sama tinggi, mereka berdialog, berdiskusi, bertukar pikiran, saling kenal dalam forum untuk membahas berbagai masalah sosial yang dialami masyarakat.

d) Sifat Jaringan

Ada beberapa prinsip yang digunakan sebagai tolok ukur untuk melihat hal ini:

(13)

20

i. Jaringan sosial apapun harus diukur dengan fungsi

ekonomi dan fungsi kesejahteraan sosial. Fungsi

sosial menunjuk pada dampak partisipatif,

kebersamaan yang diperoleh dari suatu

pertumbuhan ekonomi. Jaringan sosial yang seperti ini yang disebut sebagai modal sosial, dengan penjelasan yang sudah ada pada sifat sosial dari konsep modal sosial.

ii. Jaringan sosial harus memiliki sifat keterbukaan

pada semua orang untuk memberikan kesempatan

kepada publik untuk menilai fungsi yang

mendukung kepentingan umum. e) Fungsi Jaringan

Jaringan informasi yang memungkinkan setiap stakeholders dalam jaringan itu dapat mengetahui informasi yang berhubungan dengan masalah, peluang, atau apapun yang berhubungan dengan kegiatan usaha. Fungsi informasi seperti ini dapat dilihat sebagai fungsi yang bisa untuk memperlancar. Bisa juga fungsi informatif ini disebut sebagai fungsi peluang (opportunity), karena dengan

jaringan setiap peluang dapat diperoleh, tanpa

(14)

21 3. Bentuk Modal Sosial

Terkait dengan perilaku warga masyarakat di dalam dan antara kelompok, Aiyar mengemukakan tiga macam bentuk modal sosial, yaitu:

1) Bonding Capital yang merupakan modal sosial yang mengikat anggota masyarakat dalam satu kelompok tertentu;

2) Bridging Capital yang merupakan salah satu bentuk modal sosial yang menghubungkan warga masyarakat dari kelompok sosial yang berbeda; dan

3) Linking Capital yang merupakan suatu ikatan antara kelompok warga masyarakat yang lemah dan kurang berdaya, dengan kelompok warga masyarakat yang lebih berdaya (powerful

people), misal bank, polisi, dinas pertanian, dan sebagainya.20

4. Modal Sosial dan Pendidikan

Dalam satu tinjauan penelitian pendidikan tentang modal sosial, Sandra Dika dan Kusuma Singh mencatat bahwa banyak penelitian yang dikerjakan antara tahun 1990 sampai dengan 1995 dicirikan oleh fokus pada masyarakat etnis minoritas. Temuan-temuan penelitian juga menunjukkan bahwa modal sosial dapat menjadi menyeimbangkan kemalangan ekonomi dan sosial. Sampai saat ini, sebagaimana telah dicatat, banyak penelitian melihat pada dampak modal sosial pada pendidikan anak-anak

minoritas.21

20 Robert. Opcit. Hal: 308- 309 21

(15)

22

Seperti pernyataan Coleman, modal sosial bisa

menawarkan sumberdaya pendidikan signifikan bagi mereka yang relative tidak beruntung. Coleman melihat modal sosial terutama

terpusat pada keluarga, menekankan perannya dalam

perkembangan kognitif anak-anak muda maupun tingkat kontrol sosial yang dimungkinkannya. Coleman berargumen bahwa mobilitas geografis cenderung meruntuhkan modal sosial keluarga,

dengan konsekuensi yang merusak bagi pendidikan anak-anak.22

2.3 Konsep Komunitas 1. Definisi Komunitas

Komunitas (community) adalah sebuah kelompok sosial yang terdiri dari beberapa organisme yang berbagi lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama, komunitas dalam konteks manusia, individu-individu di dalamnya dapat

memiliki maksud, kepercayaan, sumberdaya, preferensi,

kebutuhan, risiko dan sejumlah kondisi lain yang serupa. Komunitas berasal dari bahasa latin communitas yang berarti “kesamaan”, kemudian dapat diturunkan dari komunis yang berarti

“sama, public, dibagi oleh semua atau banyak”.23

Pengertian komunitas menurut Hermawan Kertajaya (2008), adalah sekelompok orang yang saling peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya, dimana dalam sebuah komunitas

22 John. Ibid. Hal: 76

23 Kusumastuti, Ambar. 2014. Peran Komunitas dalam Interakasi Sosial Remaja di Komunitas

(16)

23

terjadi hubungan pribadi yang erat antar para anggota komunitas

tersebut karena adanya kesamaan ketertarikan atau nilai.24 Menurut

Montagu dan Matson terdapat sembilan konsep komunitas yang baik dan empat kompetensi masyarakat, yakni : a) setiap anggota komunitas berinteraksi berdasar hubungan pribadi dan hubungan kelompok; b) komunitas memiliki kewenangan dan kemampuan mengelola kepentingannya secara bertanggungjawab; c) memiliki viabilitas, yaitu kemampuan memecahkan masalah sendiri; d) pemerataan distribusi kekuasaan; e) setiap anggota memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi demi kepentingan bersama; f) komunitas memberi makna pada anggotanya; g) adanya heterogenitas dan beda pendapat; h) pelayanan masyarakat ditempatkan sedekat dan secepat kepada yang berkepentingan; i) adanya konflik dan managing conflict. Sedangkan untuk melengkapi sebuah komunitas yang baik, perlu ditambahkan kompetensi sebagai berikut: a) kemampuan mengidentifikasi masalah dan kebutuhan komunitas; b) menentukan tujuan yang hendak dicapai dan skala prioritas; c) kemampuan menemukan dan menyepakati cara dan alat mencapai tujuan; d) kemampuan

bekerjasama secara rasional dalam mencapai tujuan.25

2. Sejarah Community Work

Sejarah community work di Inggris dapat dibagi menjadi 4 fase, yaitu:

24 Kertajaya, Hermawan. 2008. Arti Komunitas : Gramedia Pustaka Utama

25 Sulistiyani, Ambar. 2004. Kemitraan dan Model-model Pemberdayaan. Yogyakarta: Penerbit

(17)

24

a. Fase pertama, sejak tahun 1880-an hingga tahun 1920-an merupakan fase munculnya pekerjaan sosial (social work

profession). Ia memberikan contoh mengenai organisasi amal, the carity organitation society yang menjadi akar munculnya

metode bimbingan sosial perseorangan (social case work) di

Inggris, terutama dalam upaya mengorganisir dan

mengkoordinasikan bantuan untuk masyarakat.

b. Fase kedua terjadi berkisar tahun 1920-an ke tahun 1950-an yang dicirikan dengan munculnya ide komunitas ataupun wilayah ‘rukun tangga’ (neighbourhood). Hal ini terkait dengan meningkatnya peran pemerintah pusat maupun daerah, terutama dalam pembagian pembangunan perkotaan, dimana titik sentralnya adalah gerakan aksi komunitas.

c. Fase ketiga, berawal sekitar tahun 1960-an hingga tahun 1970-an, sebagai reaksi atas gagasan komunitas yang berbasis pada ‘rukun tangga’ yang menjadi basis dari community work pada gelombang fase kedua.

d. Fase keempat, merupakan fase dimana para community worker mengembangkan pendekatan-pendekatan yang bersifat radikal dan agak berbau politis, serta memfokuskan aktifitasnya pada gerakan-gerakan sosial yang lebih bersifat khusus. Pendekatan inilah yang banyak terlihat dari pendekatan aksi komunitas yang berkembang saat ini dan memainkan peranan penting pada metode community work di Inggris. Istilah aksi komunitas

(18)

25

ini akhirnya menjadi istilah yang umum untuk

menggambarkan partisipasi yang dilakukan melalui konflik antara kelompok komunitas tertentu dengan pihak yang

berwenang, yang berkaitan dengan isu yang dibahas.26

3. Luas Lingkup Intervensi Komunitas

The Gulbenkian Foundation (1970) mengidentifikasikan tiga

tingkatan community work (Intervensi Komunitas) yang

menggambarkan cakupan komunitas yang berbeda di mana intervensi komunitas dapat diterapkan:

a. Grass Root ataupun neighbourhood work (pelaku perubahan melakuakn intervensi terhadap kelompok masyarakat yang berada di daerah tersebut, misalnya, dalam suatu Kelurahan ataupun Rukun Tetangga);

b. Local agency dan inter-agency work (misalnya, pelaku perubahan melakukan intervensi terhadap organisasi paying di tingkat lokal, provinsi ataupun di tingkat yang lebih luas, bersama jajaran pemerintahan yang terkait serta organisasi nonpemerintah yang berminat terhadap hal tersebut);

c. Regional dan national community planning work (misalnya, pelaku perubahan melakukan intervensi pada isu yang terkait dengan pembangunan sosial ekonomi ataupun isu mengenai

26 Rukminto, Isbandi. 2001. Pemberdayaan, Pengembangan Masyarakat, dan Intervensi

Komunitas: Pengantar Pada Pemikiran dan Pendekatan Praktis. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Hal: 71-73

(19)

26

perencanaan lingkungan yang mempunyai cakupan lebih luas

dari bahasan di tingkat lokal).27

Selain pengertian tentang komunitas yang mengacu pada

Gulbenkian Report, pengertian komunitas juga dapat mengacu

pada pengertian komunitas dalam arti komunitas lokal, seperti apa yang dikemukakan oleh Kenneth Wilkinson (1991), di mana mereka melihat komunitas sekurang-kurangnya mempunyai tiga unsur dasar, yaitu:

1. Adanya batasan wilayah atau tempat (territory or place); 2. Merupakan suatu ‘organisasi sosial’ atau institusi sosial yang

menyediakan kesempatan untuk para warganya agar dapat melakukan interaksi antarwarga secara regular; dan

3. Interaksi sosial yang dilakukan terjadi karena adanya minat

ataupun kepentingan yang sama (common interest).28

2.4 Konsep Pendidikan

Menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

27 Rukminto. Opcit. Hal: 117 28

(20)

27

negara.29 Sementara pendidikan informal adalah jalur pendidikan

keluarga dan lingkungan.30

Pendidikan ialah suatu proses menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak peserta didik, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan

kebahagiaan setinggi-tingginya.31

Dalam arti sempit, pendidikan merupakan segala pengaruh yang diupayakan sekolah terhadap anak dan remaja (usia sekolah) yang diserahkan kepadanya (sekolah) agar mempunyai kemampuan kognitif dan kesiapan mental yang sempurna dan berkesadaran maju yang berguna bagi mereka untuk terjun ke masyarakat, menjalin hubungan sosial, dan memikul tanggung jawab mereka sebagai individu maupun sebagai makhluk sosial. Cara pandang sempit terhadap pendidikan ini, menurut penulis, membawa beberapa dampak buruk sebagai berikut: 1. Hampir semua orang menganggap pendidikan dipahami melalui

lembaga sekolah, maka cara berpikir formalistik merasuk dalam pemikiran orang. Pada akhirnya para orangtua melihat pendidikan anaknya hanya dapat diandalkan dari sekolah. Mereka melihat di sekolahlah tempat satu-satunya bagi anak-anaknya untuk memperoleh pengetahuan, pelatihan, dan pembentukan mental dan karakter.

2. Sekolah dijadikan satu-satunya lembaga yang sah bagi masyarakat sebagai jalan meningkatkan mobilitas sosial vertikalnya. Seakan

29 Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Pasal 1 ayat 1 30

Undang-Undang No. 20 tahun 2003, Pasal 1 ayat 13

31

(21)

28

sudah baku bahwa jika ingin mendapatkan pekerjaan harus masuk dan lulus sekolah terlebih dulu. Syarat formalnya adalah mendapatkan ijazah. Jika tidak, maka hamper tidak ada pekerjaan yang bisa didapatkannya.

3. Hal yang dominan kemudian adalah semaraknya komersialisasi sekolah atau jual-beli pendidikan. Yang formal, simbolik, dan yang kosmetik biasanya merupakan hal yang mudah dijadikan alat untuk memanipulasi dan selebihnya adalah pertukaran (yang dalam iklim ekonomi kapitalis) akan menjadi hubungan komersial.

4. Luar sekolah atau alam dunia yang seharusnya bisa dimanfaatkan untuk proses pendidikan, malah dianggap sebagai tempat non-pendidikan. Disebabkan bukan sebagai tempat pendidikan, akibatnya anak-anak yang tidak dapat masuk sekolah merasa frustasi. Oleh sebab itu, sebagian besar lari pada kegiatan-kegiatan negatf, seperti terjun di jalanan dengan mengemis dan mengamen, mengutuki nasib dirinya, ada yang lari pada Tuhan, atau memasuki alam pendidikan mistik dan religi fatalistik.

5. Inilah yang terjadi pada era sekarang ini. Logika formal ‘nyambung’ dengan logika kapitalistik yang berbasis ekonomi budaya liberal-individualistik. Seharusnya siapapun bisa belajar,

meskipun mereka tidak dapat masuk sekolah.32

Yang artinya, jika tidak bersekolah, kecil kemungkinan bagi anak muda dapat menikmati dunia remaja, yang di sekolah

32 Soyomukti, Nurani. 2015. Teori-Teori Pendidikan Dari Tradisional, (Neo) Liberal,

(22)

29

sebenarnya lebih banyak mendapatkan pelajaran akademik yang menekan dan terstandarisasi, dan pada saat yang sama juga bisa saling berinteraksi untuk menonjolkan eksistensi dirinya yang telah didesain oleh budaya konsumen kapitalistik.

Gambar

Tabel 2.1  Penelitian Terdahulu

Referensi

Dokumen terkait

sederhana yang dilakukan terhadap Wajib Pajak di lapangan dan di Kantor Unit Pelaksana Pemeriksaan Sederhana untuk seluruh jenis pajak ( all taxes ) atau jenis-jenis pajak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran whole brain teaching dapat meningkatkan prestasi belajar matematika

Berdasarkan data pada Tabel 5 diketahui bahwa terjadi interaksi dan pengaruh nyata pada perlakuan klon temulawak dengan perlakuan berbagai taraf konsentrasi 2,4-D, dimana baik

Jika sebuah rantai markov mempunyai k kemungkinan keadaan, di mana ditandai dengan 1, 2, …, k , maka probabilitas bahwa sistem berada dalam keadaan j pada

11 Tahun 2000 tentang Pengaturan Pedagang Kaki Lima (PKL) belum mengakomodir asas kemanusiaan dan keadilan. Sekretaris Dewan Kehormatan KP2KKN Dwi Saputro,

Abdullah bin Mubarok berkata, “Sungguh mengembalikan satu dirham yang berasal dari harta yang syubhat lebih baik bagiku daripada bersedeqah dengan seratus ribu dirham”..

kulu pada sektor kesehatan belum dilaksanakan dengan opti- mal karena tidak adanya dukungan pemerintah yang bisa dilihat dari input, proses, output dan lingkungan dalam

menjadi sentral, karena telah ditetapkan sebagai salah satu pelabuhan untuk mendukung kegiatan RFMO terutama dalam pemantauan dan evaluasi terhadap manajemen pengelolaan sumber