• Tidak ada hasil yang ditemukan

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

;

Perekonomian Kalimantan Barat yang diukur berdasarkan besaran PDRB atas dasar harga berlaku pada Triwulan I-2012 mencapai Rp17,9 triliun, sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp8,3 triliun.

;

PDRB Kalimantan Barat triwulan I-2012 dibandingkan triwulan yang sama tahun 2011 (y-on-y) mengalami pertumbuhan 6,0 persen. Semua sektor mengalami pertumbuhan positif, kecuali sektor pertambangan-penggalian. Pertumbuhan tertinggi dihasilkan oleh sektor jasa-jasa 15,4 persen, sektor konstruksi 9,4 persen dan sektor pengangkutan-komunikasi 7,0 persen.

;

Sedangkan pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan I-2012 dibandingkan triwulan IV-2011 (q-to-q), mengalami penurunan pertumbuhan sebesar minus 2,7 persen. Penurunan pertumbuhan tertinggi dialami sektor jasa-jasa, sektor konstruksi, sektor pertambangan dan penggalian serta sektor industri pengolahan. Sektor yang masih tumbuh positif adalah sektor pertanian yang tumbuh 12,6 persen dan sektor listrik-gas-air bersih 0,8 persen.

;

Struktur PDRB triwulan I-2012 masih didominasi oleh sektor pertanian 27,2 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran 22,1 persen dan sektor industri pengolahan 16,7 persen.

;

Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan tertinggi (y-on-y) terjadi pada pengeluaran pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 7,0 persen, kemudian diikuti oleh pertumbuhan komponen impor barang dan jasa dan konsumsi pemerintah dengan masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 5,5 persen dan 5,4 persen. Sedangkan 3 (tiga) komponen penggunaan lainnya juga mengalami pertumbuhan positif adalah konsumsi lembaga swasta nirlaba 5,1 persen, konsumsi rumah tangga 4,3 persen, sementara pertumbuhan ekspor barang dan jasa tumbuh sebesar 0,9 persen.

;

Struktur Ekonomi Kalimantan Barat triwulan I-2012 masih didominasi pada pengeluaran konsumsi rumah tangga yaitu sebesar 52,7 persen, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) sebesar 27,9 persen, ekspor sebesar 27,8 persen, impor 25,0 persen, dan porsi pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 13,8 persen.

No. 26/05/61/Th. XV, 7 Mei 2012

P

ERTUMBUHAN

E

KONOMI

K

ALIMANTAN

B

ARAT

T

RIWULAN

I-2012

E

KONOMI

K

ALIMANTAN

B

ARAT

T

UMBUH

6,0

P

ERSEN

(2)

I. Nilai PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan I-2011, Triwulan IV-2011, dan Triwulan I-2012

Nilai PDRB Kalimantan Barat atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2012 mencapai Rp17.872,8 miliar, lebih rendah dibandingkan triwulan IV-2011 yang mencapai Rp17.971,9 miliar, tetapi lebih tinggi dibandingkan triwulan I-2011 yang mencapai Rp15.831,0 miliar. Demikian pula dengan PDRB atas dasar harga konstan 2000, pada triwulan I-2011 mencapai Rp7.798,0 miliar, kemudian nilainya meningkat menjadi Rp8.491,1 miliar di triwulan IV-2011, dan pada triwulan I-2012 mencapai Rp8.262,4 miliar.

Terdapat tiga sektor lapangan usaha yang memiliki nilai tambah terbesar menurut harga berlaku pada triwulan I-2012 yaitu sektor pertanian Rp4.868,6 miliar, sektor perdagangan-hotel-restoran Rp3.954,3 miliar, dan sektor industri pengolahan Rp2.981,4 miliar. Sementara sektor konstruksi memberikan nilai tambah sebesar Rp1.805,5 miliar, diikuti sektor jasa-jasa Rp1.681,6 miliar, sektor pengangkutan-komunikasi Rp1.270,3 miliar, sektor keuangan Rp834,5 miliar, sektor pertambangan-penggalian Rp391,3 miliar, dan terakhir sektor listrik-gas-air bersih Rp85,5 miliar.

Nilai tambah bruto atas dasar harga konstan 2000 berturut-turut adalah sektor pertanian Rp2.277,5 miliar, sektor perdagangan-hotel-restoran Rp1.731,0 miliar, sektor industri pengolahan Rp1.270,6 miliar, sektor jasa-jasa Rp889,2 miliar, sektor pengangkutan-komunikasi Rp786,2 miliar, sektor konstruksi Rp684,1 miliar, sektor keuangan Rp453,6 miliar, sektor pertambangan-penggalian Rp135,5 miliar, dan sektor listrik-gas-air bersih Rp34,7 miliar.

Tabel 1

PDRB menurut Lapangan Usaha

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan 2000 (Miliar Rupiah)

Lapangan Usaha

Harga Berlaku Harga Konstan 2000 Trw I-2011 Trw IV-2011 Trw I-2012 Trw I-2011 Trw IV-2011 Trw I-2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, 4.520,6 4.322,1 4.868,6 2.205,5 2.022,8 2.277,5 Kehutanan dan Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian 324,7 364,3 391,3 136,7 154,6 135,5 3. Industri Pengolahan 2.802,4 3.200,3 2.981,4 1.227,8 1.372,1 1.270,6 4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 80,3 83,8 85,5 33,7 34,4 34,7

5. Konstruksi 1.435,1 1.895,9 1.805,5 625,5 780,8 684,1

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 3.585,6 3.919,0 3.954,3 1.636,5 1.761,6 1.731,0 7. Pengangkutan dan Komunikasi 1.134,9 1.345,2 1.270,3 734,5 828,5 786,2 8. Keuangan, Real Estate dan Jasa Persh. 757,5 850,7 834,5 427,3 465,8 453,6

9. Jasa-jasa 1.189,8 1.990,6 1.681,6 770,4 1.070,5 889,2

(3)

II. Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I-2012

Perekonomian Kalimantan Barat triwulan I-2012 bila dibandingkan dengan triwulan IV-2011 (q-to-q), yang digambarkan oleh PDRB atas dasar harga konstan 2000, mengalami penurunan sebesar minus 2,7 persen. Penurunan tersebut didorong oleh penurunan di sektor jasa-jasa minus 16,9 persen, sektor konstruksi dan sektor pertambangan-penggalian masing-masing minus 12,4 persen, sektor industri pengolahan minus 7,4 persen, pengangkutan-komunikasi minus 5,1 persen, sektor keuangan minus 2,6 persen, dan sektor perdagangan-hotel-restoran minus 1,7 persen. Sektor pertanian dan sektor listrik-gas-air bersih merupakan sektor-sektor yang tumbuh positif masing-masing sebesar 12,6 persen dan 0,8 persen.

Peningkatan pertumbuhan di sektor pertanian yang cukup tinggi pada triwulan I-2011 merupakan refleksi dari puncak musim panen tanaman padi. Secara rinci kenaikan sektor pertanian didukung oleh pertumbuhan subsektor tanaman bahan makanan sebesar 36,6 persen dan subsektor perikanan 0,2 persen. Subsektor lainnya mengalami penurunan masing-masing sebesar minus 4,68 persen untuk subsektor perkebunan, minus 2,83 persen untuk subsektor peternakan, dan minus 0,14 persen untuk subsektor kehutanan.

Tabel 2

Laju Pertumbuhan PDRB menurut Lapangan Usaha (Persen) Lapangan Usaha Trw I-2012 terhadap Trw IV-2011 (q-to-q) Trw I-2012 terhadap Trw I-2011 (y-on-y) Sumber Pertumbuhan (y-on-y) (1) (2) (3) (4)

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan

12,6 3,3 0,9

2. Pertambangan dan Penggalian -12,4 -0,9 0,0

3. Industri Pengolahan -7,4 3,5 0,5

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,8 3,0 0,0

5. Konstruksi -12,4 9,4 0,8

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran -1,7 5,8 1,2

7. Pengangkutan dan Komunikasi -5,1 7,0 0,7

8. Keuangan, Real Estate dan Jasa Perush. -2,6 6,1 0,3

9. Jasa-jasa -16,9 15,4 1,5

PDRB Kalimantan Barat -2,7 6,0 6,0

PDRB triwulan I bila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya mencerminkan pertumbuhan PDRB selama satu tahun pada triwulan I (y-on-y). PDRB triwulan I-2012 dibandingkan triwulan I-2011 meningkat 6,0 persen dengan pertumbuhan hampir di seluruh sektor, kecuali di sektor pertambangan-penggalian. Urutan sektor-sektor dari pertumbuhan yang tertinggi adalah sektor jasa-jasa 15,4 persen, sektor konstruksi 9,4 persen, sektor pengangkutan-komunikasi 7,0 persen, sektor keuangan 6,1 persen, sektor perdagangan-hotel-restoran 5,8 persen, sektor industri pengolahan 3,5 persen, sektor pertanian 3,3 persen, sektor listrik-gas-air bersih 3,0 persen, dan sektor pertambangan-penggalian minus 0,9 persen.

(4)

Pada Grafik 1. di bawah ini terlihat sumber pertumbuhan setiap sektor pada triwulan I-2012. Sektor jasa-jasa yang tumbuh sebesar 15,4 persen memberikan konstribusi yang signifikan dalam menciptakan laju pertumbuhan ekonomi (y-on-y) sebesar 1,5 persen. Diikuti kemudian oleh sektor perdagangan-hotel-restoran dengan sumbangan pertumbuhan sebesar 1,2 persen.

Grafik 1

Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDRB Kalimantan Barat Triwulan I-2012 Atas Dasar Harga Konstan 2000

(Persen) 3,3 ‐0,9 3,5 3 9,4 5,8 7 6,1 15,4 1,50 0,30 0,70 1,20 0,80 0,00 0,50 0,00 0,90 ‐2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18

Pertanian Pertambangan Industri LGA Konstruksi Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa-jasa

Pertumbuhan Ekonomi Sumber Pertumbuhan

III. Struktur PDRB Menurut Lapangan Usaha

Struktur PDRB atas dasar harga berlaku pada triwulan I-2012 terutama berasal dari tiga sektor terbesar yaitu sektor pertanian, sektor perdagangan-hotel-restoran, dan sektor industri pengolahan. Masing-masing sektor tersebut memberikan sumbangan sebesar 27,2 persen, 22,1 persen dan 16,7 persen. Sektor yang paling kecil sumbangannya adalah sektor listrik-gas-air bersih dengan 0,5 persen.

Tabel 3

Struktur PDRB menurut Lapangan Usaha Tahun 2010-2011 dan Triwulan I 2011-2012

(Persen)

Lapangan Usaha 2010 2011

Triwulan I

2011 2012

(1) (2) (3) (4) (5)

1. Pertanian, Perkebunan, Peternakan, 25,1 25,1 28,6 27,2

Kehutanan dan Perikanan

2. Pertambangan dan Penggalian 2,0 2,0 2,1 2,2

3. Industri Pengolahan 18,4 18,0 17,7 16,7

4. Listrik, Gas, dan Air Bersih 0,5 0,5 0,5 0,5

5. Konstruksi 9,2 10,0 9,1 10,1

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 22,8 22,6 22,6 22,1

7. Pengangkutan dan Komunikasi 7,3 7,4 7,2 7,1

8. Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan 4,7 4,8 4,8 4,7

9. Jasa-jasa 9,9 9,7 7,5 9,4

(5)

Sektor pertambangan-penggalian, sektor konstruksi, dan sekor jasa-jasa merupakan sektor-sektor yang mengalami kenaikan peranan pada triwulan I-2012 dibandingkan triwulan I-2011. Sebaliknya sektor yang berkurang peranannya adalah sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor perdagangan-hotel-restoran, sektor pengangkutan-komunikasi, dan sektor keuangan. Sementara sektor gas-air bersih tidak mengalami perubahan peranan yang signifikan.

IV. PDRB Menurut Penggunaan

PDRB atas dasar harga berlaku Kalimantan Barat triwulan I tahun 2012 sebesar Rp.17.872,8 miliar, sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga (KRT) sebesar Rp. 9.415,1 miliar. Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi swasta nirlaba sebesar Rp.164,0 miliar, konsumsi pemerintah (KP) sebesar Rp.2.466,6 miliar, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi fisik sebesar Rp.4.992,7 miliar, perubahan stok bertambah sebesar Rp.338,2 miliar, transaksi ekspor barang dan jasa (Eks) sebesar Rp.4.968,9 miliar dan impor barang dan jasa (Imp) sebesar Rp.4.472,7 miliar.

Tabel 4

Nilai PDRB Triwulan I Tahun 2011-2012

dan Laju Pertumbuhan Triwulan I Tahun 2012 Menurut Komponen Penggunaan

Jenis Pengeluaran

Atas Dasar Harga Berlaku (Miliar Rupiah)

Atas Dasar Harga Konstan

(Miliar Rupiah) Laju Pertumbuhan (Y on Y) Triwulan I Tahun 2011 Triwulan I Tahun 2012 Triwulan I Tahun 2011 Triwulan I Tahun 2012 (1) (2) (3) (4) (5) (6) Konsumsi Rumahtangga 8.551,4 9.415,1 4.234,3 4.417,7 4,3

Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 139,9 164,0 74,1 77,9 5,1

Konsumsi Pemerintah 2.235,4 2.466,6 874,3 921,9 5,4

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 4.538,9 4.992,7 2.148,9 2.299,5 7,0

Perubahan Stok 165,9 338,2 149,2 329,7

Ekspor Barang dan Jasa 3.916,0 4.968,9 2.599,6 2.622,6 0,9

Dikurangi Impor Barang dan Jasa 3.716,7 4.472,7 2.282,5 2.407,0 5,5

PDRB/ GRDP 15.831,0 17.872,8 7.798,0 8.262,4 6,0

Apabila didasarkan atas dasar harga konstan, maka PDRB Kalimantan Barat triwulan I-2012 sebesar Rp. 8.262,4miliar, sebagian besar digunakan untuk konsumsi rumah tangga (KRT) dan swasta sebesar Rp.4.417,7 miliar. Komponen penggunaan lainnya meliputi pengeluaran untuk konsumsi swasta nirlaba sebesar Rp.77,9 miliar, konsumsi pemerintah (KP) sebesar Rp. 921,9 miliar, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) atau investasi fisik sebesar Rp. 2.299,5 miliar,

(6)

perubahan stok bertambah sebesar Rp. 329,7 miliar, transaksi ekspor barang dan jasa (Eks) sebesar Rp. 2.622,6 miliar dan impor barang dan jasa (Imp) sebesar Rp. 2.407,0 miliar.

V. Struktur PDRB Menurut Penggunaan Triwulan I tahun 2012

Komponen utama pada struktur ekonomi Kalimantan Barat menurut penggunaan masih didominasi oleh konsumsi rumah tangga dan PMTB. Kedua komponen penggunaan ini merupakan lembaga utama (leading institution) dalam aktifitas perekonomian Kalimantan Barat seperti pada gambar 2. Pada triwulan I tahun 2012. kontribusi rumah tangga sebesar 52,7 persen, kemudian PMTB memiliki kontribusi sebesar 27,9 persen. Sedangkan komponen ekspor dan impor memberikan kontribusi masing-masing sebesar 27,8 dan 25,0 persen. Di sisi lain kontribusi untuk dua komponen penggunaan yang lain yaitu konsumsi pemerintah dan konsumsi swasta nirlaba memiliki komposisi masing-masing sebesar 13,8 persen dan 0,9 persen seperti yang terlihat pada gambar 2.

Gambar 2 Distribusi Persentase Produk Domestik Regional Bruto Triwulan I Tahun 2012 Atas Dasar Harga Berlaku menurut Komponen Penggunaan

VI. Pertumbuhan Ekonomi Kalimantan Barat Triwulan I tahun 2012

Pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada tahun triwulan I 2012 apabila dibandingkan dengan triwulan I tahun 2011 (Y on Y) tercatat sebesar 6,0 persen. Pertumbuhan ini didukung oleh semua komponen PDRB penggunaan. Pertumbuhan tertinggi terjadi pada komponen PMTB 7,0 persen, kemudian komponen Impor Barang dan jasa 5,5 persen dan komponen konsumsi pemerintah dan konsumsi swasta nirlaba masing-masing sebesar 5,4 persen dan 5,1 persen. Sedangkan untuk

(7)

komponen Rumah Tangga dan ekspor barang dan jasa masing masing tumbuh sebesar 4,3 persen dan 0,9 persen.

Jika dibandingkan triwulan sebelumnya (Q-to-Q) terhadap triwulan IV tahun 2011. pertumbuhan ekonomi Kalimantan Barat pada triwulan I tahun 2012 mengalami kontraksi sebesar 2,7 persen. Kontraksi pertumbuhan tertinggi terjadi pada pengeluaran konsumsi pemerintah sebesar 22,7 persen kemudian diikuti oleh kontraksi komponen ekspor barang dan jasa dan Impor barang dan jasa dengan masing-masing mengalami penurunan 14,1 dan 5,0 persen. Di sisi lain pada pertumbuhan Q to Q triwulan ini komponen penggunaan yang lain mengalami pertumbuhan yaitu komponen PMTB tumbuh sebesar 3,1 persen, komponen konsumsi rumah tangga tumbuh 0,8 persen dan komponen swasta nirlaba tumbuh 0,5 persen (Tabel 5).

Tabel 5. Laju Pertumbuhan dan Sumber Pertumbuhan PDRB Penggunaan Triwulan I 2012

Jenis Pengeluaran Pertumbuhan Triw IV 2011 thd Triw III 2011 (Q to Q) Pertumbuhan Triw I 2012 thd Triw IV 2011 (Q to Q) Pertumbuhan Triw I 2012 thd Triw I 2011 (Y on Y)) Sumber Pertumbuhan (Y on Y) (1) (2) (3) (4) (5)

Pengeluaran Konsumsi Rumahtangga 1,0 0,8 4,3 3,3

Pengeluaran Konsumsi Lembaga Swasta Nirlaba 1,1 0,5 5,1 0,1

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah 18,0 -22,7 5,4 0,7

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto 1,5 3,1 7,0 1,7

Ekspor Barang dan Jasa 14,1 -14,1 0,9 2,0

Dikurangi Impor Barang dan Jasa 6,8 -5,0 5,5 1,8

P D R B / G R D P 4,2 -2,7 6,0 6,0

Apabila dikaji berdasarkan sumber utama pertumbuhan ekonomi pada triwulan I tahun 2012 dari sisi penggunaan terhadap triwulan yang sama tahun sebelumnya maka sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari komponen Konsumsi Rumah Tangga yang menyumbang 3,3 persen dan diikuti oleh komponen Impor barang dan jasa dan Komponen Ekspor dengan sumbangan masing-masing sebesar 2,0 persen dan 1,8 persen. Sedangkan untuk tiga komponen penggunaan yang lainnya yaitu PMTB, Konsumsi Pemerintah dan konsumsi swasta nirlaba masing-masing memberikan sumbangan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,7 persen, 0,7 persen dan 0,1 persen.

(8)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Martalena, MM Kepala Bidang Neraca Wilayah

dan Analisis Statistik

Telepon: 0561-735345 E-mail : distribusi 6100@bps.go.id

Website : http://kalbar.bps.go.id

BPS PROVINSI KALIMANTAN BARAT

Referensi

Dokumen terkait

Oleh karena itu, pada tugas akhir ini, akan dikonstruksi kode swa-dual Hermitian yang baru atas GF (9) dengan panjang 12, sehingga diperoleh 9 kode swa-dual near MDS Hermitian yang

nya sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kinerja seorang aparatur (Notoatmodjo, 2003:38). Tuntutan yang terasa kuat untuk melakukan pengembangan sumber daya manusia

Secara teknis operasional, internet sangat tidak praktis karena membutuhkan komputer dan ruang khusus untuk komputer serta jaringan telekominikasi yang handal;

d) Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1951 tentang bursa yang kemudian diubah statusnya menjadi Undang-Undang biasa, yaitu Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1952 dimana

a) Spesifikasi isu-isu strategis yang diperoleh dari penelitian tahun I untuk menentukan materi yang akan diangkat, didefinisikan dan diidentifikasikan secara

Berdasarkan uraian tersebut, maka hubungan aspek kekuasaan dengan aspek fisik kota dan sosial ekonomi, serta interaksi antara kedua aspek yang disebut terakhir, merupakan pola

Model ini memberikan aturan dan rekomendasi untuk langkah‐langkah atau tindakan yang dapat diambil untuk mengoptimalkan pencapaian beberapa keuntungan (nilai), contoh: model