BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN
Neuropati adalah
Neuropati adalah gangguan saraf perifgangguan saraf perifer yang er yang meliputi kelemahan meliputi kelemahan motorik, gangguanmotorik, gangguan sensorik, otonom dan melemahnya refleks tendon, dapat akut atau kronik. Kelainan yang sensorik, otonom dan melemahnya refleks tendon, dapat akut atau kronik. Kelainan yang dapat menyebabkan neuropati dapat digolongkan secara umum yaitu yang disebabkan oleh dapat menyebabkan neuropati dapat digolongkan secara umum yaitu yang disebabkan oleh penyakit
penyakit defisiensi, defisiensi, kelainan kelainan metabolisme, metabolisme, intoksikasi, intoksikasi, alergi, alergi, penyakit penyakit keturunan,keturunan, iskemik,dan kompresi.
iskemik,dan kompresi. Si
Siststem em sarsaraf af peperirifefer r teterdrdiri iri dadari ri bebermrmacaacam-m-macmacam am titipe pe sesel l dadan n eleelememen n yayangng membentuk saraf motor, saraf sensor, dan saraf autonom. Kelainan saraf tepi adalah kelainan membentuk saraf motor, saraf sensor, dan saraf autonom. Kelainan saraf tepi adalah kelainan saraf yang ditandai dengan paralysis yang bersifa
saraf yang ditandai dengan paralysis yang bersifat flaksid, atrofi, dan hipotoni dan hilang ataut flaksid, atrofi, dan hipotoni dan hilang atau menurunnya refleks fisiologis. Salah satu jenis dari kelainan saraf tepi adalah polineuropati. menurunnya refleks fisiologis. Salah satu jenis dari kelainan saraf tepi adalah polineuropati.
Polineuropati adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sindroma yang terjadi Polineuropati adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sindroma yang terjadi dari lesi yang mengenai saraf-saraf, dimana dimanifestasikan sebagai kelemahan, kehilangan dari lesi yang mengenai saraf-saraf, dimana dimanifestasikan sebagai kelemahan, kehilangan kem
kemampampuan uan sensensorsor, , dan dan disdisfunfungsi gsi autautonoonom. m. MenMenuruurut t MatMattle tle et et allall, , polpolineineurouropatpati i adaadalahlah kondisi yang mengenai saraf-saraf perifer. Gambaran klinis dari polineuropati biasa nya kondisi yang mengenai saraf-saraf perifer. Gambaran klinis dari polineuropati biasa nya terdistribusi secara simetris dan lambat progresif. Gejala aalan dari polineuropati dalam terdistribusi secara simetris dan lambat progresif. Gejala aalan dari polineuropati dalam praktek
praktek klinis klinis sering sering dimulai dari dimulai dari kedua kaki. kedua kaki. Penyebab dari Penyebab dari polineuropati dapat polineuropati dapat bermacam- bermacam-macam. Polineuropati dapat diderita oleh segala jenis usia tergantung dari penyebab yang macam. Polineuropati dapat diderita oleh segala jenis usia tergantung dari penyebab yang menda
mendasarinysarinya, a, oleh karena oleh karena itu itu penanpenanganan dari ganan dari polinpolineuropeuropati ati itu itu sendisendiri ri didasdidasarkan dariarkan dari etiologi yang mendasari penyakit tersebut.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
POLINEUROPATI
A. Definisi
Polineuropati adalah suatu keadaan yang ditandai gangguan fungsi dan atau struktur yang mengenai banyak saraf tepi, bersifat simetris dan bilateral. Kelainan fungsional sistem saraf tepi dapat disebabkan kelainan pada sel saraf di sumsum tulang belakang atau kelainan sepanjang saraf tepi sendiri. !nti sel saraf adalah tempat terpenting dalam metabolisme neuronal sehingga berbagai proses disini dapat mempengaruhi saraf tepi.
Penghantaran rangsangan dan nutrisi pada saraf tepi sangat bergantung pada keutuhan selubung mielin dan aliran darah pada saraf tepi tersebut. Neuropati dapat primer disebabkan proses demielinisasi atau iskemik lokal pada saraf tepi.
Polineuropati atau yang disebut juga neuronopati adalah neuropati dengan lesi utama pada neuron. Merupakan proses umum yang menyebabkan kelainan simetris dan bilateral pada sistem saraf tepi. Kelainan ini dapat berbentuk motorik, sensorik,
sensorimotor atau autonomik. "istribusinya dapat proksimal, distal atau umum. B. Klasifikasi
Klasifikasi polineuropati dapat dibagi berdasarkan#
$. %nset # akut &beberapa hari-'minggu(, subakut &beberapa minggu( atau kronis &beberapa bulan,tahun(
). Gangguan fungsi # motoris, sensoris, otonom, campuran
*entuk ini lebih dikenal dengan polineuropati, merupakan bentuk yang paling sering dijumpai. Keluhan dapat dimulai dari yang paling ringan
sampai dengan yang paling berat. Gangguan bersifat simetris pada kedua sisi. +ungkai lebih dulu menderita dibanding lengan. Gangguan sensorik berupa parestesia, anestesia dan perasaan baal pada ujung-ujung jari kaki
yang dapat menyebar ke arah proksimal sesuai dengan penyebaran saraf tepi, ini disebut sebagai gangguan sensorik dengan pola kaus kaki. Kadang-kadang parestesia dapat berupa perasaan-perasaan yang aneh yang tidak menyenangkan, rasa seperti terbakar. Nyeri pada otot sepanjang perjalanan saraf tepi jarang dijumpai. Nyeri ini dapat mengganggu penderita pada aktu malam hari, terutama pada aktu penderita sedang tidur. Kadang-kadang penderita mengeluh sukar berjinjit dan sulit berdiri dari posisi jongkok.
Kelemahan otot pertama-tama dijumpai pada bagian distal kemudian menyebar ke arah proksimal. trofi otot, hipotoni dan menurunnya refleks tendon terutama tendon chilles, dapat dijumpai pada fase dini sebelum kelemahan otot dijumpai. Saraf otonom dapat juga terkena sehingga menyebabkan gangguan trofik pada kulit dan hilangnya keringat serta gangguan askular perifer yang dapat menyebabkan hipotensi postural.
. Proses patologis # aksonal, demyelinisasi a( Neuropati aksonal
Neuropati akson mengenai akson dengan efek sekunder pada sarung mielin. kson yang terbesar terkena lebih dulu. /enis lain dari neuropati aksonal disebabkan oleh iskemik akibat askulopati. Sisi dari kerusakan aksonal berhubungan dengan innerasi askular dan dapat terkena dimana saja sepanjang saraf tersebut.
b( Neuropati demielin
0ang terkena adalah sel schann dari sarung mielin dengan akibat demielinisasi dari saraf tepi dalam bentuk distribusi segmental.
Kebanyakan neuropati adalah bentuk gabungan dimana mielin lebih terkena dari pada akson atau sebaliknya.
'. Penyebab # infeksi, karsinoma, diabetes, inflamasi, ascular Penyebab polineuropati dapat berupa #
a( 1eriditer
tropi otot peroneal 2harcot-Marie-+ooth
Neuropati interstisial hipertrofik heriditer "ejerine Sottas Neurofibrimatosis 3ecklinghausen
b( +rauma
4isik # berupa tekanan,tarikan,trauma lahir,luka bakar,listrik. +oksik # obat-obat &streptomysin,!N1( dan racun-racun bakteri.
!nfeksi dapat menyebabkan poineuropati, kadang karena racun yang dihasilkan oleh beberapa bakteri &misalnya pada difteri(
c( 3adang
!nfeksi # kusta
llergi # irus,hepatitis, influen5a, Guillain *arre &autoimun(
d( Metabolik#
Makanan berupa kekurangan gi5i dan itamin. Kekurangan gi5i dan
kelainan metabolik juga bisa menyebabkan polineuropati. Kekurangan itamin * bisa mengenai saraf perifer di seluruh tubuh.
6ndokrin &diabetes mellitus, struma( # Pengendalian kadar gula darah
yang buruk pada penderita diabetes bisa menyebabkan beberapa jenis polineuropati. Paling sering ditemukan adalah neuropati diabetikum,
yang merupakan polineuropati distalis, yang menyebabkan kesemutan atau rasa terbakar di tangan dan kaki.
7remia
e( Neuropati pada tumor ganas# Kanker bisa menyebabkan polineuropati dengan menyusup langsung ke dalam saraf atau
menekan saraf atau melepaskan bahan racun.
Karsinoma 3etikulosis
f( +umor saraf tepi
Neuroma, neurinoma &jinak( Sarkoma &ganas(
C. Epidemioloi
Polineuropati muncul sebagai salah satu komponen dari beberapa penyakit yang sering muncul dan tidak sedikit pula dari penyakit-penyakit yang langka. Polineuropati memiliki etiologi yang heterogen, berbeda-beda dalam patologinya, dan bermacam-macam pula tingkat keparahannya. !nsiden kasus dari polineuropati
didunia ini juga tergolong tidak sedikit, hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut &tidak termasuk 2+S(.
Prealensi neuropati akibat "M berkisar antara 9-8': pada "M tipe ! dan $-';: pada "M tipe !!. Prealensi neuropati diabetika &N"( pada pasien diabetes sekitar
<: dari pasien "M yang diraat di rumah sakit dan )<: pada pasien komunitas umum. !nsidensi neuropati diabetika mencapai 8<: pada pasien yang mengalami diabetes selama lebih dari )8 tahun.
D. Pa!ofisioloi
*erbagai macam pencetus dan kondisi dapat mengakibatkan polineuropati dengan caranya masing-masing. Kerusakan pada neuronal nuclei seperti pada diabetes melitus, mengakibatkan ke degenerasi tipe a=onal retrograde sekunder distal. "i lain pihak kerusakan langsung pada segmen a=on mengakibatkan degenerasi tipe >allerian pada segmen a=on bagian distal. *erbeda pula pada polineuropati karena
5at toksik, sel schann menjadi target serangan, sehingga menyebabkan demyelinisasi. ?ebih jelasnya diperlihatkan pada gambar dibaah ini.
E. Pe"#alanan Pen$aki!
Perjalanan penyakit polineuropati sangat berariasi. Polineuropati akut mencapai puncak gejala dalam aktu minggu, setelah itu gejala menetap atau berkurang dan berakhir dengan kesembuhan sempurna atau kecacatan menetap. *ila gejala berkembang dan mencapai puncaknya dalam aktu minggu sampai bulan
dikatakan sebagai polineuropati subakut. Sedangkan bila setelah bulan gejala masih berlanjut dikatakan sebagai polineuropati kronik.
Kesemutan, mati rasa, nyeri terbakar dan ketidakmampuan untuk merasakan getaran atau posisi lengan, tungkai dan sendi merupakan gejala utama dari polineuropati kronik. Nyeri seringkali bertambah buruk di malam hari dan bisa timbul jika menyentuh daerah yang peka atau karena perubahan suhu.
Penderita tidak bisa merasakan suhu dan nyeri, sehingga mereka sering melukai dirinya sendiri dan terjadilah luka terbuka &ulkus di kulit( akibat penekanan terus menerus atau cedera lainnya. Karena tidak dapat merasakan nyeri, maka sendi sering mengalami cedera &persendian Charcot (.
Ketidakmampuan untuk merasakan posisi sendi menyebabkan ketidakstabilan ketika berdiri dan berjalan. Pada akhirnya akan terjadi kelemahan otot dan atrofi &penyusutan otot(.
*anyak penderita yang juga memiliki kelainan pada sistem saraf otonom, yang mengendalikan fungsi otomatis di dalam tubuh, seperti denyut jantung, fungsi pencernaan, kandung kemih dan tekanan darah.
/ika neuropati perifer mengenai saraf otonom, maka bisa terjadi# - diare atau sembelit
- ketidakmampuan untuk mengendalikan saluran pencernaan atau kandung kemih - impotensi
- tekanan darah tinggi atau rendah
- tekanan darah rendah ketika dalam posisi berdiri - kulit tampak lebih pucat dan lebih kering
- keringat berlebihan &. Dianosa
"iagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Elektromiografi dan uji kecepatan penghantaran saraf dilakukan untuk memperkuat
metabolik &anemia pernisiosa karena kekurangan itamin *$)(, diabetes &kadar gula darah meningkat( dan gagal ginjal &kadar kreatinin meningkat(. Pemeriksaan air kemih bisa menunjukkan adanya keracunan logam berat atau mieloma multipel .
Pada pemeriksaan neurologi dapat ditemukan keadaan #
- Sistem motorik# kelumpuhan bersifat simetris bilateral, flaksid, atrofi - Sistem sensorik# bersifat simetris bilateral &gloe dan stocking(
- Sistem otonom# hipertensi, hipotensi, hiperhidrosis, takikardi - 3efleks fisiologis# hilang atau menurun
H. Be'e"apa !ipe Poline("opa!i
). Sind"oma &(illain Ba""e *Poline("i!is Ak(! Pos!infeksiosa+ Poline("i!is Ak(!ik+ Poline("i!is %e'"ile+ Poli"adik(lone("opa!i,
Definisi- kelumpuhan otot ekstremitas yang akut biasanya timbul sesudah suatu penyakit infeksi.
E!ioloi- gangguan pada saraf tepi dan akar-akarnya.
Insidensi- 0ang diserang biasanya pria deasa muda sekitar )<-8< tahun, akan tetapi dapat juga terjadi pada anita, anak, dan orang tua.
Kelumpuhan dapat terjadi secara spontan tetapi biasanya sesudah suatu stress, baik rohani, maupun jasmani. Misalnya sesudah menderita penyakit !nfluen5a atau sesudah pembedahan. Kadang-kadang keadaan timbul sesudah diberi pengobatan antibiotik atau khemoterapeutik. Secara histopatologik ditemukan tanda peradangan dan degenerasi pada seluruh satuan neuron saraf tepi,&loer motor neuron(, yaitu baik pada akson, maupun pada radiks dan sel neuronnya sehingga lebih tepat
dinamakan polineuronitis daripada polineuritis.
Sim!oma!oloi- gambaran umum seperti influen5a. Pertama-tama terdapat demam akut, penderita merasakan nyeri kepala dan nyeri seluruh badan. Kadang-kadang disertai muntah-muntah. *aru setelah beberapa hari penderita sadar baha ia
menderita kelumpuhan otot. *erbeda dengan polineuritis biasa, kelumpuhan pada penderita Guillain-*arre sangat beraneka ragam. Kadang-kadang gambaran
semetrik seperti pola polineuritis, namun sering juga kelumpuhannya asimetrik dengan paresis otot proksimal lebih nyata daripada paresis otot yang distal. Gangguan sensibilitas pada umumnya hanya sedikit atau tidak jelas, sehingga dalam beberapa kasus keadaan sangat menyerupai panyakit polimyelitis. +idak jarang saraf otak ikut diserang sehingga menimbulkan kelumpuhan pada otot kuduk,
leher dan muka. Kadang-kadang otot bola mata terganggu sehingga terjadi oftalmoplenia eksterna. Kelumpuhan otot laring faring menyebabkan disfagia dan disfonia. Gangguan serebral dapat menimbulkan sembab papil, neuritis optika bahkan kadang-kadang gejala psikosis. Paresis otot pernafasan memerlukan pertolongan pernafasan buatan berupa trakheotomi atau intubasi. Segala kelumpuhan otot bersifat lemas &flaccid( sedangkan refle= tendon yang berhubungan menghilang. "arah memperlihatkan tanda radang akut berupa leukositosis sedangkan cairan likuor pada suatu aktu mengandung kadar protein yang sangat tinggi. Keadaan ini disebut disosiasi antara sel dan albumin. "iagnosis didasarkan atas permulaan dan perjalanan penyakit yang akut, disusul oleh paresis flaksid lengan dan tungkai, simetrik atau tidak, sedangkan sensibilitas tidak atau hanya sedikit terganggu. "arah dan likuor biasanya menunjukkan gangguan cukup jelas. Pemeriksaan elektromiografik memperlihatkan kerusakan pada sel neuron,
radiks, dan akson. Sebagai diagnosis diferensialis perlu dipertimbangkan penyakit polineuritis biasa, penyakit polimyelitis akut dan kadang-kadang penyakit mielitis.
. /ias!enia &"a0is
Definisi- suatu penyakit menahun dengan kelelahan otot yang luar biasa cepatnya bila bekerja, yang pulih kembali bila istirahat dan memberi response baik atas obat
antikholinesterase.
Keadaan miasthenia juga terdapat pada beberapa penyakit dan keadaan lain seperti misalnya pada penyakit polimiositis dan dermatomiositis, penyakit lupus sistemik dan pada keadaan karsinoma yang lanjut. 0ang penting ialah baha pada semua keadaan ini dengan reaksi miastenik, response terhadap obat antikholinesterase tidak atau kurang memuaskan, berbeda dengan penyakit miastenia grais.
Penyakit miastenia grais terdapat pada semua bangsa, baik pada kaum pria maupun pada kaum anita dengan perbandingan pria # anita @ $ # ). 4rekensi terbesar ialah pada usia deasa muda )<-< tahun, namun orang tua dan bayi juga dapat diserang. Penyakit miastenia grais mempunyai hubungan erat dengan beberapa keadaan patologik lain seperti misalnya keadaan thyroto=icosis dan diabetes mellitus.
Kombinasi penyakit thyroto=icosis dengan miastenia grais sering sekali ditemukan. +ernyata kedua penyakit ini saling mempengaruhi alaupun keterangan yang memuaskan belum dapat diberikan. 4aktor heriditer pada penyakit miastenia grais juga nyata. *ayi dengan miastenia grais yang dilahirkan daripada ibu dengan miastenia grais rata-rata $#A bayi sehat. Keadaan miastenia neonatal ini cukup berat dan memerlukan pengaasan serta peraatan khusus. Keadaan si bayi sangat lemah, tidak menangis, pernafasan dangkal serta tidak kuat menetek sendiri, angka kematian pun sangat tingi yaitu kira-kira 8<:. *ila masa gaat ini yang berlangsung selama lebih kurang bulan dapat diatasi, maka si bayi selanjutnya akan selamat dan biasanya akan bebas dari serangan. Simtomatologi# %tot yang pertama-tama diserang ialah biasanya otot bola mata dan otot faring laring di samping otot muka, otot kuduk dan otot gelang bahu. *ila keadaan meluas, maka otot seluruh badan akan ikut terganggu. Gejala pertama yailah pitosis, dan strabismus yang kadang kadang meluas sampai suatu oftalmoplagia total pada satu atau kedua mata, sedangkan keluhan diplopia hampir selalu terdapat. Gangguan otot laring faring menyebabkan suara menjadi parau dan lemah, disertai disfoni dan disfag. Penderita cepat lelah bila mengunyah makanan keras atau banyak bicara. Kelemahan otot kuduk menyebabkan posisi kepala penderita menjadi kurang tegak sehingga terjatuh ke samping ke depan
atau ke belakang. Pada stadium ringan semua parasis otot masih reersibel namun bila keadaan makin progresif, maka parasis otot menetap dan atrofi mulai terlihat. 0ang menarik perhatian ialah baha refleks tendon tetap bertahan alaupun otot sudah paretik dan atrofik. *ila terjadi gangguan pernafasan, maka pengobatan dan
keaspadaan harus ditingkatkan karena penderita dapat meninggal secara tiba-tiba. 1. Poline("opa!i Dia'e!ik(m
Polineuropati diabetes jarang terjadi pada anak-anak, lebih sering terjadi pada penderita diabetes mellitus yang berusia di atas 8< tahun, dengan perjalanan penyakit
menetap atau dapat sembuh spontan.
Kerusakan saraf tepi berhubungan dengan diabetes mellitus yang tidak terkontrol. ?ebih sering terjadi pada penderita !nsulin "ependent "iabetes Mellitus &"M tipe !(. Mekanisme kerusakan saraf terjadi karena gangguan metabolisme dimana akumulasi sorbitol dan fruktosa di akson dan sel Schann. tau terjadi oklusi pembulah darah yang menyediakan nutrisi pada saraf tersebut terhambat &asa asorum(.
Prealensi dari neuropati pada diabetes melitus berariasi antara <-A<:, umumnya berbentuk polineuropati atau mononeuropati multipleks, tapi juga dapat berupa campuran dari polineuropati dan mononeuropati.
Polineuropati simetris distal merupakan bentuk neuropati diabetika yang paling sering dijumpai, aitannya biasanya tidak jelas.
Gejala Klinis yang terdapat pada neuropati diabetikum adalah # Motoris # P enurunan daerah distal
Sensoris # Penurunan daerah distal
Neuropati serabut saraf besar mengakibatkan atraksia, sedangkan serabut saraf kecil menyebabkan allodynia.
%tonom # bnormalitas pupil, pengeluaran keringat terganggu, hipotensi orthostatik, takikardi saat istirahat, gastroparese dan diare, kandung kemih yang berdilatasi, dan impotensi.
Saraf spinal yang terkena terutama nerus femoralis, kadang-kadang juga nerus obturatorius dan nerus ischiadicus.
"iagnosa ditegakkan dari gejala klinik dan pemeriksaan elektromiografi, serta menyingkirkan neuropati kronis oleh penyebab lain. Pasien diabetes melitus juga dapat mengalami neuropati karena defisiensi atau kompresi.
Sampai saat ini belum ada terapi yang memuaskan untuk pengobatan polineuropati diabetes. Namun secara umum, penatalaksanaannya dapat berupa #
Kontrol penyakit diabetes
Pengendalian nyeri dengan penggunaan 2arbama5epin, gabapentin, antidepresan atau
B-adrenergik blocker, seperti pheno=yben5ene.
Penggunaan obat yang mengurangi en5im aldose reductase dan menghambat
pengumpulan sorbitol dan fruktosa di saraf masih dalam tahap penelitian
Manajemen neuropati otonom
2. Poline("opa!i Ka"sinoma!osa
Neuropati sensoris atau sensorimotoris yang diakibatkan oleh penyakit keganasan, umumnya berasal dari small cell carcinoma paru, atau limfoma dan hodgkinCs disease. Neuropati ditandai dengan adanya antibodi &anti 1u( pada serum. nti bodi ini selain menyerang antigen pada tumor, tetapi juga mengikat neuron di sistem saraf perifer.
Gejala Klinis dari Polineuropati Karsinomatosa adalah #
Neuropati sensoris #
hilangnya sensoris secara progresif, biasanya dirasakan pada alat gerak bagian atas, dengan gejala paraesthesia, dysesthesia berupa rasa terbakar dan
ataksia sensoris.
Neuropati sensorimotor #
berlangsung secara gradual, disertai menurunnya sensoris bagian distal dan kelemahan motoris ringan.
Penatalaksanaan dari Polineuropati Karsinomatosa adalah #
"eteksi dan terapi penyakit keganasan yang mendasarinya. Penggunaan imunosupressan.
Gammaglobulin i..
I. Peno'a!an
Pengobatan tergantung kepada penyebabnya. /ika penyebabnya adalah diabetes, maka pengendalian kadar gula darah bisa menghentikan perkembangan penyakit dan menghilangkan gejala, tetapi penyembuhannya lambat. Mengobati gagal ginjal dan mieloma multipel bisa mempercepat penyembuhan polineuropati. Pembedahan dilakukan pada penderita yang mengalami cedera atau penekanan saraf. +erapi fisik kadang bisa mengurangi beratnya kejang otot atau kelemahan otot. Pengobatan dasar sampai sekarang masih tetap tablet prostigmin & $8 mg ( dan tablet mestinon & ;< mg( secara terpisah atau dalam kombinasi. "osis sehari sangat berbeda dan bergantung kepada keadaan paien, biasanya diberi tiga sampai empat kali sehari. khir-akhir ini ternyata baha obat kortikosteroid dalam dosis tinggi juga mempunyai khasiat baik terhadap miastenia grais. >alaupun demikian perlu diingatkan baha dalam setiap keadaan gangguan pernafasan bantuan respirasi buatan harus segera dilakukan. "i samping segala usaha di atas, bimbingan mental berupa fisikal terapi merupakan faktor penting bagi setiap pederita.
J. P"onosa
-kut # A8: penyembuhan spontan, $<-$A: penyembuhan dengan interensi, 9: berulang, 8: meninggal, Kronis# tergantung etiologi
DA%TAR PUSTAKA
3 Kenneth >. ?indsay, !an *one, 3obin 2allander. Neurology nd Neurosurgery !llustrated. 4ourth 6dition. 2huchill ?iingstone. ?ondon # )<<'
3 Polineuropati. .medicastore.com
3 Nurdjaman Nurimaba, +hamrin Syamsudin, "jajang Suhana. "iktat Neurologi Klinis. *agian !lmu Penyakit Saraf. *andung # $DD$.
3 Priguna Sidharta, M."., Ph.". Neurologi Klinis dalam Praktek 7mum. "ian 3akyat. /akarta. $DDD
- http#EE.scribd.comEdocEAD'8AE6tiologi-Klasifikasi-Polineuropati, di akses tanggal )9 pril )<$8
- https#EE.scribd.comEdocE$<$$));$<E2ss-Polyneuropathy-P"-7N!S*-3i5al-Fulham, di akses tanggal # )D pril )<$8