• Tidak ada hasil yang ditemukan

INVENTARISASI JENIS KUPU-KUPU DI AREAL ARBORETUM POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA. Oleh HABIB SADEWO AHMAD NIM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "INVENTARISASI JENIS KUPU-KUPU DI AREAL ARBORETUM POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA. Oleh HABIB SADEWO AHMAD NIM"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh

HABIB SADEWO AHMAD

NIM. 080 500 009

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(2)

INVENTARISASI JENIS KUPU-KUPU DI AREAL ARBORETUM

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

Oleh

HABIB SADEWO AHMAD

NIM. 080 500 009

Karya Ilmiah Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Sebutan Ahli Madya pada Program Diploma III Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

PROGRAM STUDI MANAJEMEN HUTAN

JURUSAN MANAJEMEN PERTANIAN

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

SAMARINDA

(3)

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Karya Ilmiah : INVENTARISASI JENIS KUPU-KUPU DI AREAL ARBORETUM POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA

Nama : Habib Sadewo Ahmad

NIM : 080 500 009

Program Studi : Manajemen Hutan

Jurusan : Manajemen Pertanian

Menyetujui,

Pembimbing, Penguji I,

Ir. Emi Malaysia, MP Dyah Widyasasi, S.Hut, MP

NIP. 19650101 199203 2 002 NIP. 19710103 199703 2 002

Penguji II,

Dwinita Aquastini, S. Hut, MP

NIP. 19700214 199703 2 002

Mengesahkan Direktur,

Politeknik Pertanian Negeri Samarinda

Ir. Wartomo, MP NIP.19631028 198803 1 003

(4)

ABSTRAK

HABIB SADEWO AHMAD. Inventarisasi Jenis Kupu-Kupu Di Areal Arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda (di bawah bimbingan Emi Malaysia).

Penelitian ini dilatar belakangi bahwa Indonesia memiliki lebih dari 2.000 jenis kupu-kupu. Jumlah yang hanya disaingi oleh beberapa negara di Amerika Selatan, selain itu adanya kupu-kupu pada suatu lingkungan, dapat dikatakan bahwa lingkungan tersebut masih alami. Hilangnya kupu-kupu adalah bukti ketidakseimbangan ekosistem, karena selain menghisap nektar, mengambil zat besi dalam tanaman, menghisap mineral dari tanah, kupu-kupu juga menjadi pengantar bertemunya putik dan kepala sari pada beberapa tanaman.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kupu-kupu dan pakannya yang terdapat di areal Arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang jenis kupu-kupu dan pakannya yang ada di areal Arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Metode yang digunakan dalam penangkapan kupu-kupu adalah dilakukan langsung dengan menggunakan jaring serangga. Kupu-kupu yang ditemukan dibawa ke laboratorium untuk diawetkan dan diidentifikasi dengan cara menyamakan atau membandingkan kupu-kupu yang sudah ada atau dengan buku literatur, sedangkan untuk tumbuhan pakan kupu-kupu diambil gambarnya secara langsung di lapangan dan disamakan dengan buku literatur tumbuhan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda ditemukan sebanyak 24 jenis, dimana kupu-kupu yang dapat teridentifikasi sebanyak 23 jenis yang termasuk dalam 4 suku (famili) yaitu suku Papilionidae 5 jenis, Pieridae 3 jenis, Nymphalidae 13 jenis dan Lycaenidae 2 jenis dan yang tidak dapat teridentifikasi 1 jenis adalah kupu-kupu A. dari 23 jenis kupu-kupu yang teridentifikasi, ditemukan 1 jenis kupu-kupu yang dilindungi dalam CITES Appendix II tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 Tanggal 27 Januari 1999 yaitu Triodes amphrysus. Terdapat 6 jenis tanaman yang dijumpai menjadi pakan berbagai jenis kupu-kupu yaitu Anystasia intrusa, karamunting (Melastoma malabathricum), putri malu (Mimosa pudica), buah Gmelina (Gmelina arborea) yang telah membusuk di lantai hutan, kirinyuh (Chromolaena odorata) dan jenis tanaman A (tidak teridentifikasi).

(5)

RIWAYAT HIDUP

Habib Sadewo Ahmad, lahir pada tanggal 9 Juni 1990, di Tumbang Samba, Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah. Merupakan anak ke 5 (lima) dari 7 (bersaudara) dari pasangan Bapak Masmughin dan Ibu Siti Rughayah (Almh).

Memulai pendidikan pada tahun 1996 di SDN 1 Tumbang Samba lulus pada tahun 2002. Pada tahun yang sama melanjutkan sekolah ke SMPN 1 Katingan Tengah, lulus pada tahun 2005. Kemudian melanjutkan lagi ke SMAN 1 Katingan Tengah dan lulus pada tahun 2008.

Pada tahun 2008 melanjutkan ke Perguruan Tinggi Negeri di Samarinda, yaitu Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dan mengambil Jurusan Pengelolaan Hutan Program Studi Manajemen Hutan. Selama kuliah penulis telah melakukan Praktek Kerja Lapang (PKL) di Perum Perhutani BKPH Gunung Slamet Barat KPH Banyumas Timur Unit I Jawa Tengah mulai tanggal 3 Maret - 3 April 2011 dan mendapat sertifikat sebagai peserta Praktek Kerja Lapang, selama PKL di Perum terkait.

(6)

KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, atas Rahmat dan Karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah dengan judul: INVENTARISASI JENIS KUPU-KUPU DI AREAL ARBORETUM POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI SAMARINDA yang dibuat sebagai syarat untuk dapat menyelesaikan studi di Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Pada kesempatan ini Penyusun ingin mengucapkan terima kasih kepada : 1. Ibu Ir. Emi Malaysia, MP selaku dosen pembimbing.

2. Ibu Dyah Widyasasi, S. Hut, MP selaku Dosen Penguji I

3. Ibu Dwinita Aquastini S.Hut, MP selaku Dosen Penguji II dan Kepala Laboratorium Konservasi Jurusan Pengelolaan Hutan.

4. Orang Tua, yang telah memberikan motivasi dan doa kepada penulis. 5. Sulaiman, rekan mahasiswa Angkatan 2008 yang telah membantu selama

penelitian dan mengalami suka duka bersama.

6. Semua teman Angkatan 2008 Program studi Manajemen Hutan yang telah mendukung dan membantu dalam penyusunan Karya Ilmiah ini yang namanya tidak mungkin dapat disebutkan satu per satu.

Tanpa bantuan dari semua pihak, tidak mungkin Karya Ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik. Harapan Penulis semoga Karya Ilmiah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 3

A. Uraian Tentang Serangga ... 3

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Serangga... 4

C. Uraian Tentang Kupu-kupu... 7

D. Keadaan Umum Arboretum ... 15

III. METODE PENELITIAN ... 17

A. Tempat dan Waktu... 17

B. Alat dan Bahan... 17

C. Prosedur Kerja ... 18

D. Pengambilan dan Analisis Data... 20

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 21

A. Hasil ... 21

B. Pembahasan ... 58

V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 61

A. Kesimpulan ... 61

(8)

DAFTAR PUSTAKA ... 61

LAMPIRAN ... 66

DAFTAR TABEL

Nomor Tubuh Utama Halaman 1. Tally Sheet Penangkapan Kupu-kupu ... 19

2. Jenis Kupu-kupu Hasil Pengamatan Di Arboretum... 21

3. Tanaman Pakan Kupu-kupu Di Arboretum ... 50

(9)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Graphium agamemnon... 23 2. Graphium antiphates ... 24 3. Papilio memnon ... 26 4. Papilio polytes ... 27 5. Triodes amphrysus ... 28 6. Appias libythea ... 30 7. Eurema Sp. ... 31 8. Leptosia nina ... 32

9. Athyma asura idita... 34

10. Doleschallia bisaltide ... 35

11. Elymnias nesaea (Linnaeus) ... 36

12. Euploea mulciber ... 37

13. Faunis phaon ... 38

14. Hypolimnas bolina phillipines ... 39

15. Junonia spasiorithya wallacei... 40

16. Melanitis leda lacrima ... 41

17. Mycalesis fuscum ... 42

18. Mycalesis visala phamis ... 43

19. Parantica agleoides ... 44

20. Prothoe franck uniformis ... 45

21. Yphtima fasciata ... 46 22. Jamides celeno... 48 23. Arhopala athada ... 49 24. Kupu-kupu A ... 50 25. Anystasia intrusa ... 52 26. Melastoma malabathricum ... 53 27. Mimosa pudica ... 54 28. Gmelina arborea ... 55

29. Buah Gmelina arborea ... 55

30. Eupatorium inulifolium ... 56

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Tubuh Utama Halaman

1. Data Harian Pengamatan Jenis Kupu-kupu yang Ditemukan di

Lapangan ... 67

2. Data Harian Pengukuran Suhu dan Kelembapan ... 71

3. Data Klimatologi Bulan April 2011 ... 72

(11)

I. PENDAHULUAN

Indonesia memiliki sumberdaya alam hayati yang sangat tinggi, hampir sekitar 10% dari semua spesies makhluk yang ada di dunia ini terdapat di Indonesia. Kekayaan faunanya meliputi sekitar 400.000 spesies, terbagi dalam kelompok vertebrata dan avertebrata, kelompok vertebrata terdiri dari burung, mamalia, ikan, reptil, dan amphibia (Anonim, 1993 dalam Anonim, 2010b). Kelompok avertebrata terdiri dari Annelida, Arthropoda, Coelenterata, Echinodermata, Mollusca, Nemathelminthes, Platyhelminthes, Porifera dan Protozoa (Anonim, 2011ac).

Kupu-kupu merupakan salah satu kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia. Kupu-kupu termasuk dalam kelompok avertebrata, filum Arthropoda, kelas Insekta dan ordo Lepidoptera, yakni serangga yang sayapnya ditutupi oleh sisik. Kupu-kupu merupakan bagian kecil (sekitar 10%) dari 170.000 jenis lepidoptra yang ada di dunia dan jumlah jenis kupu-kupu yang telah diketahui diseluruh dunia diperkirakan ada sekitar 13.000 jenis, dan mungkin beberapa ribu jenis lagi yang belum dideterminasi (Peggie , 2004 dalam Anonim, 2010b).

Indonesia mewakili lebih dari 2.000 jenis kupu-kupu. Jumlah yang hanya disaingi oleh beberapa negara di Amerika Selatan. Kupu-kupu yang mendominasi adalah jenis Papilionade yaitu 121 dari 573 di dunia. Ada sekitar 500 - 1.000 jenis kupu-kupu di setiap pulau besar, tetapi beberapa diantaranya juga terdapat di pulau-pulau kecil dan endemik pulau. Persebaran kupu-kupu terbatas pada faktor geologi, kesesuaian lingkungan dan pesebaran tumbuhan pangan (Anonim 2007).

(12)

Aneka jenis kupu-kupu tersebar di berbagai wilayah di Indonesia, meskipun beberapa jenis diantaranya merupakan jenis endemik yang hanya bisa ditemukan di daerah tertentu saja. Keberadaan kupu-kupu tidak terlepas dari daya dukung habitatnya, yakni habitat yang memiliki penutupan vegetasi perdu dan pohon yang berakar kuat, serta adanya sungai-sungai yang mengalir. Kerusakan alam seperti berubahnya fungsi areal hutan, sawah dan perkebunan yang menjadi habitat bagi kupu-kupu, dapat menyebabkan penurunan jumlah maupun jenis kupu-kupu di alam (Alamendah, 2011).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis kupu-kupu dan pakannya yang terdapat di areal Arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Hasil yang diharapkan dari penelitian ini adalah untuk memberikan informasi tentang jenis kupu-kupu dan pakannya yang ada di areal Arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

(13)

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Uraian Tentang Serangga

Menurut Jumar (2000), entomologi adalah ilmu yang mempelajari tentang serangga (insekta). Ilmu ini merupakan suatu studi yang terorganisasi untuk memahami fase kehidupan serangga dan peranannya di alam. Entomologi berasal dari kata entomos (potongan/irisan) dan logos (ilmu). Sedangkan entomologi pertanian adalah ilmu yang mempelajari serangga yang ada hubungannya dengan pertanian. Hubungan dengan pertanian dapat bersifat menguntungkan atau sebaliknya merugikan. Dari sekian banyak jenis hewan yang ada di permukaan bumi, ternyata sekitar ¾ bagian adalah serangga. Dari jumlah tersebut, lebih dari 750.000 jenis telah berhasil diketahui dan diberi nama. Jumlah tersebut merupakan kurang lebih 80% dari anggota filum Arthopoda, karena jumlah jenis serangga merupakan yang terbanyak dari dunia hewan, khususnya dari filum Arthopoda.

Ada beberapa manfaat serangga antara lain adalah: 1. Serangga sebagai penyerbuk tanaman.

2. Serangga sebagai penghasil produk seperti: madu, lilin, sutra, bahan lac, dan lain-lain.

3. Serangga yang bersifat entomofagus (predator dan parasitoid). 4. Serangga pemakan bahan organik.

5. Serangga pemakan gulma.

(14)

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Serangga Menurut Natawigena (1990), faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan serangga terdiri dari faktor biotik dan faktor abiotik sebagai berikut:

1. Faktor Biotik

a) Daya reproduksi dan survival

Daya reproduksi adalah kemampuan reproduksi suatu serangga di dalam periode waktu tertentu dari setiap ekor serangga betina yang dewasa pada keadaan sekeliling yang optimum.

Sifat–sifat serangga yang menentukan daya reproduksi adalah: 1) Facundity (kesuburan) adalah kemampuan serangga untuk

menghasilkan telur.

2) Life Cycle adalah panjang umur serangga dari mulai telur sampai menjadi imago.

3) Sex Ratio adalah perbandingan antara serangga jantan dan betina yang dihasilkan dari telur-telurnya.

4) Parthenogenesis adalah perkembangan tanpa pembuahan.

5) Polyembrioni adalah dua serangga atau lebih yang dapat dihasilkan dari satu telur

Daya survival adalah kemampuan tubuh, cara hidup dan sifat-sifat lainnya dari serangga untuk dapat tetap hidup dengan keadaan sekitarnya.

(15)

b) Kualitas dan Kuantitas Makanan

Kualitas makanan adalah keadaan makanan sesuai atau tidak dengan yang disukai, sedangkan kuantitas makanan adalah keadaan makanan jumlah cukup atau tidak bagi serangga.

Faktor-faktor makanan yang mempengaruhi perkembangan populasi serangga ialah:

1) Banyaknya tanaman inang yang cocok atau disukai. 2) Kerapatan tanaman inang

3) Komposisi tegakan 4) Umur tanaman inang

5) Adanya tanaman inang lainnya sebagai makanan pengganti bila tanaman yang cocok atau disukai telah habis.

c) Parasit dan Predator

Parasit adalah suatu organisme yang hidup di dalam atau di luar tubuh organisme lain, di mana organisme yang pertama mendapat kebutuhan hidupya dari organisme kedua sehingga organisme kedua dirugikan.

Predator adalah suatu organisme yang hidup bebas di alam, yang untuk hidupnya mendapatkan makanan dengan memangsa dan membunuh mangsanya, baik berupa telur, pupa/nimfa ataupun imago. Biasanya selama hidup predator memerlukan lebih dari satu mangsa. 2. Faktor fisik

a) Suhu

Serangga adalah binatang yang berdarah dingin artinya suhu badan sama dengan suhu di sekelilingnya, karena tergantung pada

(16)

temperatur di sekeliling maka untuk hidup, tumbuh dan berkembang dari telur sampai dewasa suhu di sekitarnya harus berada pada daerah temperatur yang cocok untuk perkembangan hidup serangga. Ada zona-zona suhu untuk aktivitas kehidupan serangga, zona-zona suhu optimum adalah 260C maksudnya pada suhu tersebut serangga melakukan kegiatan tertinggi atau optimum.

b) Hujan/kelembapan

Butiran air hujan yang kecil dan ringan tidak banyak berpengaruh pada serangga, tetapi untuk hujan deras dengan butiran yang besar dapat membunuh serangga, Dapat membawa serangga ke tempat yang banyak musuhnya atau ke tempat yang tidak ada makanannya.

Hujan yang lebat dapat mematikan berbagai macam jenis kupu-kupu yang sedang terbang, dapat menghanyutkan larva yang baru menetas.

c) Angin

Pengaruh langsung dari angin misalnya karena angin suatu serangga dapat menyebar ke daerah yang jauh hingga dapat menemukan makanan dan tempat yang baru untuk kehidupan serangga tapi dapat juga karena angin suatu serangga dapat terbawa ke tempat yang tidak ada makananya dan banyak musuhnya.

(17)

C. Uraian Tentang Kupu-kupu 1. Klasifikasi Kupu-kupu

Menurut Jumar (2000), kupu-kupu dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Kerajaan : Animalia Divisi : Rhopalocera Filum : Arthropoda Kelas : Insekta Ordo : Lepidoptera

Kupu-kupu termasuk dalam ordo Lepidoptera dan kelas Insecta (serangga) yang permukaan sayapnya tertutup oleh sisik. Lepidoptera (lepis berarti sisik, pteron berarti sayap) dibedakan menjadi 2 (dua) golongan yaitu kupu-kupu (sub ordo Rhopalocera) sekitar 20.000 spesies dan ngengat (sub ordo Heterocera) sekitar 100.000 – 140.000 spesies.

Pembagian tersebut dilakukan berdasarkan ciri khas dari masing-masing sub ordo yaitu sebagai berikut :

a. Sayap kupu-kupu bergandengan pada tiap sisi, sedangkan sayap belakang ngengat mengikat sayap depan dengan bantuan duri atau pegangan.

b. Ujung antena kupu-kupu meluas sedangkan ngengat tidak.

c. Biasanya kupu-kupu terbang pada siang hari sedangkan ngengat pada malam hari.

d. Waktu istirahat, sayap kupu-kupu berdiri tegak, sedangkan sayap ngengat tidak berdiri.

(18)

2. Penyebaran Kupu-kupu

Indonesia dianugerahi Tuhan Yang Maha Esa dengan keanekaragaman kupu-kupu yang melimpah. Dari perkiraan 17.500 jenis kupu-kupu di dunia, tidak kurang dari 1.600 jenis tersebar di Indonesia. Kekayaan jumlah jenis ini hanya tertandingi oleh negara-negara tropis di Amerika Selatan seperti Peru dan Brasil yang mempunyai sekitar 3.000 jenis. Keadaan geografis Indonesia sangat mendukung kekayaan khazanah flora dan fauna Nusantara, dengan pengaruh elemen Asia di kawasan Barat, elemen Australia di kawasan Timur, dan pengaruh kedua elemen di kawasan Wallacea. Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki keunikan dalam hal penyebaran fauna, yang dikenal sebagai endemisitas. Tingkat endemisitas yang tinggi terlihat jelas sekali pada kupu-kupu Indonesia, mencapai lebih dari 35 % dari total jumlah jenis, yang menduduki peringkat pertama di dunia (Peggie, 2004 dalam Anonim, 2010b).

3. Struktur Morfologi Kupu-kupu

Menurut Smart (1976) dalam Soedrajat (2008), ciri spesifik dari kupu-kupu adalah badan terbagi menjadi tiga bagian yaitu, caput (kepala), thoraks (dada) dan abdomen (perut). Ada 3 (tiga) pasang tungkai (kaki) dan dua pasang sayap terdapat pada ruas dada, alat kelamin dan anus terdapat di ujung ruas perut. Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh chitin (eksoskeleton atau rangka luar) dan tersusun dalam cincin yang seragam atau segmen-segmen yang dipisahkan oleh membran fleksibel. Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada dan perut) tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna menyolok atau menyala.

(19)

a) Kepala (caput)

Kepala berbentuk kapsul bulat kecil yang mengemban alat makan dengan sensorik. Alat makan disebut probosis, sedangkan alat sensorik adalah sepasang antena yang biasanya menebal pada bagian ujungnya. Mata kupu-kupu berbentuk seperti belahan bola yang membengkak pada bagian atas kepala dan biasanya disebut mata majemuk.

b) Dada (thoraks)

Dada merupakan bagian tengah tubuh kupu-kupu dan berfungsi sebagai penggerak, dimana kaki dan sayap menempel. Thoraks tersusun dari tiga segmen yang masing-masing segmen terdapat sepasang tungkai untuk berjalan dan berpegangan. Dua pasang sayap terdapat pada mesothoraks dan metathoraks (bagian kedua dan ketiga dari segmen dada). Pada beberapa jenis kupu-kupu sayap belakang mempunyai tornus (ekor).

c) Perut (abdomen)

Perut merupakan bagian yang lunak dibandingkan kepala dan dada. Perut memiliki 10 (sepuluh) segmen namun hanya 7 (tujuh) atau 8 (delapan) yang mudah terlihat. Segmen ujung merupakan alat kelamin dari kupu-kupu, dimana pada jantan terdiri dari sepasang penjepit, sedangkan pada betina segmen tersebut berubah menjadi ovipositor (alat untuk meletakkan telur).

4. Siklus Hidup Kupu-kupu

Umur kupu-kupu berkisar antara 3 (tiga) sampai dengan 4 (empat) minggu. Siklus hidupnya dimulai dari telur, kemudian menjadi larva (ulat).

(20)

Selanjutnya, larva membentuk kepompong (pupa), baru akhirnya muncul sebagai kupu-kupu/imago. Imago membutuhkan waktu 3 (tiga) hingga 4 (empat) jam untuk penyempurnaan warna dan pengeringan sayap sebelum siap untuk terbang mencari makan dan pasangan hidupnya (Anonim, 2008). 5. Metamorfosis Kupu-kupu

Menurut Mastrigt dan Rosariyanto (2005), metamorfosis adalah proses dari ulat menjadi hewan baru (fase sempurna) yaitu kupu-kupu. Pada prosesnya terjadi cukup panjang dan lama namum sederhana. Pertama-tama mulai ari telur yang diletakkan oleh kupu-kupu pada daun (biasanya daun pohon jeruk atau dapat juga pohon yang lain) yang bertujuan nantinya daun tersebut bisa menjadi bahan makanan ulat tersebut hingga mencapai dewasa setelah tiba waktunya menjadi pupa atau kepompong dan dalam beberapa hari akan menjadi kupu-kupu baru.

a) Telur

Telur akan menetas antara 3-5 hari, larva akan berjalan ke pinggir daun tumbuhan inang dan memulai memakannya. Sebagian larva mengkonsumsi cangkang telur yang kosong sebagai makanan pertamanya Kulit luar dari larva tidak meregang mengikuti pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat larva akan berganti kulit.

b) Larva (ulat)

Setelah menetas larva akan mencari makan sebagian larva mengkonsumsi cangkang telur yang kosong sebagai makanan pertamanya. Kulit luar dari larva tidak meregang mengikuti pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat larva akan berganti

(21)

kulit. Jumlah pergantian kulit selama hidup larva umumnya 4 – 6 kali, dan periode antara pergantian kulit (molting) disebut instar. Larva kupu-kupu bervariasi dalam bentuk, tetapi pada sebagian besar berbentuk silindris, dan terkadang memepunyai rambut, duri, tuberkel atau filamen. Ketika larva mencapai pertumbuhan maksimal, larva akan berhenti makan, berjalan mencari tempat berlindung terdekat, melekatkan diri pada ranting atau daun dengan anyaman benang. Larva telah memasuki fase prepupa dan melepaskan kulit terakhir kali untuk membentuk pupa.

c) Pupa ( kepompong)

Fase pupa apabila dilihat dari luar seperti periode istirahat, padahal di dalam pupa terjadi proses pembentukan serangga yang sempurna. Pupa pada umumnya keras, halus dan berupa suatu struktur tanpa anggota tubuh. Umumnya pupa berwarna hijau, coklat atau warna sesuai dengan sekitarnya (berkamuflase). Pembentukan kupu-kupu di dalam pupa biasanya berlangsung selama 7 - 20 hari tergantung spesiesnya d) Kupu-kupu (imago)

Setelah keluar dari pupa, kupu-kupu akan merangkak ke atas sehingga sayapnya yang lemah, kusut dan agak basah dapat menggantung ke bawah dan mengembang secara normal. Segera setelah sayap mengering, mengembang dan kuat, sayap akan membuka dan menutup beberapa kali dan percobaan terbang. Fase imago atau kupu-kupu adalah fase dewasa.

6. Perilaku Kupu-kupu

Menurut Anonim (2011v), kupu-kupu merupakan serangga yang melakukan aktivitas pada siang hari, pada malam hari kupu-kupu akan

(22)

istirahat dan terlindungan daun pepohonan. Siang kupu-kupu makin aktif terbang dan melakukan aktivitas mencari makan dan berproduksi. Kegiatan mencari makan dilakukan sendiri-sendiri tetapi sering tampak kupu-kupu jantan dan batina terbang berpasangan dan pada saatnya akan melakukan kopulasi.

Selanjutnya induk kupu-kupu akan meletakkan telurnya pada tumbuhan inangnya. kupu-kupu yang rentang sayapnya kecil akan terbang rendah antara 10 cm - 2 m. Sedangkan kupu-kupu yang rentang sayap lebih besar terbang lebih tinggi sampai ± 10 m. Pada kegiatan mencari makan, kupu-kupu akan hinggap pada bunga-bunga dan menjulurkan probosisnya.

7. Makanan dan Kebiasaan Kupu-kupu

Kupu-kupu umumnya hidup dengan mengisap madu bunga (nektar/sari kembang). Akan tetapi beberapa jenisnya menyukai cairan yang diisap dari buah-buahan yang jatuh di tanah dan membusuk, daging bangkai, kotoran burung, dan tanah basah. Berbeda dengan kupu-kupu, ulat hidup terutama dengan memakan daun-daunan. Ulat-ulat ini sangat rakus, akan tetapi umumnya masing-masing jenis ulat berspesialisasi memakan daun dari jenis-jenis tumbuhan yang tertentu saja. Sehingga kehadiran suatu jenis-jenis kupu-kupu di suatu tempat, juga ditentukan oleh ketersediaan tumbuhan yang menjadi inang dari ulatnya (Chici, 2010).

8. Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Kupu-Kupu

Menurut Achmad (2007), pakan kupu-kupu, makanan larva (ulat) pertama kali setelah menetas adalah sisa kerabang telurnya sendiri, selanjutnya larva (ulat) memakan daun, sedangkan kupu-kupu dewasa memakan beberapa cairan untuk menjaga keseimbangan air dan energi

(23)

tubunya. Pada umumnya kupu-kupu memakan nektar bunga, tetapi beberapa cairan lain didapat dari tanaman atau pohon dan buah-buahan yang telah busuk dan kotoran burung atau hewan lain. Tipe dan jumlah makanan dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, reproduksi, tingkah laku dan sifat-sifat morfologi kupu-kupu. Tumbuhan inang merupakan tempat larva mendapatkan nutrisi penting dan zat-zat kimia yang diperlukan untuk memproduksi warna dan karakteristik kupu-kupu dewasa.

a. Spesies, telur dan pupa yang berukuran lebih kecil lebih cepat menetas. Sedangkan rentang hidup kupu-kupu bervariasi tergantung pada spesiesnya.

b. Iklim, kupu-kupu termasuk hewan berdarah dingin (poikilothermik ) yaitu suhu tubuhnya dipengaruhi suhu lingkungan. Kupu-kupu hanya dapat terbang jika suhu tubuhnya di atas 300 C. Suhu tubuh kupu-kupu pada saat terbang 5-100 C di atas suhu lingkungan. Sayap kupu-kupu sangat berperan dalam pengaturan suhu tubuh (termoregulasi). Kupu-kupu berjemur untuk menghangatkan tubuhnya dari cuaca dingin, hal ini mengakibatkan warna sayapnya memudar dan menjadi kurang indah. Pada daerah yang lebih panas pupa akan cepat menetas menjadi kupu-kupu. Tingginya laju kematian kupu-kupu dipengaruhi kondisi klimatik yaitu angin yang kencang, musim hujan dan kemarau. Telur kupu-kupu pada musim kering mengalami dormansi (hibernansi) dan akan menetas setelah musim hujan.

c. Jenis Kelamin, penentuan jenis kelamin dapat dilakukan pada stadium larva, pupa dan kupu-kupu dewasa.

(24)

9. Pengecoh Predator

Pola khusus pada Bicyclus anynana yang berbentuk seperti bola mata pada ujung sayapnya, merupakan cara kupu-kupu untuk mengecoh burung dan pemangsa lainnya. Burung biasanya akan menyerang kepala kupu-kupu, namun bila mereka berhasil ditipu dan menyerang ujung sayap, maka kupu-kupu masih bisa selamat. Dikatakan juga, faktor lingkungan, seperti warna daun dan bunga di habitat kupu-kupu juga berperan dalam proses pembentukan pola (Monteiro, 2007 dalam Dzulqaidah, 2009).

10. Kupu-kupu Sebagai Indikator Alami

Adanya kupu-kupu pada suatu lingkungan, dapat dikatakan bahwa lingkungan tersebut masih alami. Hilangnya kupu-kupu adalah bukti ketidakseimbangan ekosistem, karena selain menghisap nektar, mengambil zat besi dalam tanaman, menghisap mineral dari tanah, kupu-kupu juga menjadi pengantar bertemunya putik dan kepala sari pada beberapa tanaman (Anonim, 2010a).

11. Manfaat Kupu-kupu

Menurut Dzulqaidah (2009), sedikitnya ada 7 (tujuh) manfaat dari kupu-kupu antara lain :

a. Membantu penyerbukan tanaman, misalnya Euploea callithoe dan Papilio

iswara.

b. Mempunyai nilai artistik atau keindahan, sebagai hiasan dinding, meja,

penindih kertas, tatakan gelas, tirai dan dompet.

c.

Bahan penelitian biologis.

d. Bahan industri, seperti ngengat sutera ( Bombix mori ).

e. Sumber protein, misalnya kupu-kupu pisang.

(25)

f.

Sebagai koleksi.

g. Taman kupu-kupu, dapat menjadi tempat rekreasi atau menjadi obyek

wisata pendidikan yang menarik.

D. Keadaan Umum Arboretum

Menurut Suwarto (1999) dalam Riyadi (2002), arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda memiliki luas ± 2 Ha, yang terdiri dari dua tahapan penanaman, yaitu tahap pertama ± 0,5 Ha yang ditanam pada bulan 10 tahun 1995 dan tahap kedua seluas ± 1,5 Ha yang ditanam pada bulan 11 tahun 1996. Untuk tahap pertama ditanam jenis campuran antara jenis tanaman yang cepat tumbuh (fast growing species) dengan jenis-jenis Dipterocarpaceae dan jenis lokal lainnya. Sedangkan pada tahap kedua dengan luas ± 1,5 Ha ditanam jenis campuran antar jenis tanaman cepat tumbuh (fast growing species) dengan jenis famili Dipterocarpaceae dan jenis buah-buahan lokal. Jarak tanam antara jenis tanaman cepat tumbuh 1,5 x 1,5 m dan jarak tanam jenis famili Dipterocarpaceae 1,5 x 1,5 m. Penanaman jenis-jenis famili Dipterocarpaceae di tengah-tengah di antara empat tanaman jenis cepat tumbuh, sedangkan untuk jenis buah-buahan ditanam dengan jarak 5 x 5 m.

Pada saat pengamatan, terdapat jenis tanaman baru yaitu Ulin (Eusideroxylon zwageri) masih berupa anakan. Tanaman lain yaitu tanaman cepat tumbuh (fast growing species) terdiri dari Sengon (Falcataria mollucana), Gmelina (Gmelina arborea), Jabon (Anthocepallus Cadamba) dan Akasia (Acacia mangium). Jenis dari famili Dipterocarpaceae yaitu jenis Meranti (Shorea sp.) dan Kapur (Dryobalanops sp.). Tanaman buah-buahan yaitu Jingalon (Baccaurea lanceolata), Kapul (Baccaurea sp.), Jambu Air (Syzygium aqueum), Jambu Bol (Syzygium malasccense), Jambu Mawar (Eugenia jambos), Wanyi

(26)

(Mangifera caesia), Durian (Durio zibethinus) dan Rambai (Baccaurea motleyana).

(27)

III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian inventarisasi kupu-kupu ini dilaksanakan di areal arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 April 2011 sampai tanggal 25 Juni 2011, meliputi kegiatan: orientasi lapangan, persiapan alat dan bahan, pengambilan, pengumpulan dan pengolahan data, serta penyusunan laporan hasil penelitian.

B. Alat dan Bahan 1. Alat

a. Jaring serangga, untuk menangkap kupu-kupu pada saat kegiatan di lapangan

b. Toples, untuk tempat pengumpulan kupu-kupu setelah ditangkap

c. Jarum/pin insect, untuk membentang sayap kupu-kupu saat direntangkan di papan perentang sesuai dengan ukuran kupu-kupu yang didapat.

d. Oven, untuk mengawetkan kupu-kupu setelah direntangkan di papan perentang

e. Higrometer, untuk mengukur suhu dan kelembapan saat di lapangan f. Papan perentang dengan ukuran 4 x 36 cm, 6 x 36 cm, 7 x 36 cm, 10 x

36 cm dan 15,5 x 36 cm digunakan untuk merentangkan kupu-kupu yang telah dimatikan dengan menggunakan alcohol 70%.

g. Penggaris/mistar, untuk mengetahui ukuran kupu-kupu yang didapat h. Alat tulis, untuk mencatat data-data selama penelitian

(28)

i. Kamera digital, untuk dokumentasi

j. Buku literatur serangga, untuk mengidentifikasi berbagai jenis kupu-kupu yang diperoleh selama penelitian.

k. Buku literatur tumbuhan, untuk mengidentifikasi jenis-jenis tumbuhan yang menjadi pakan kupu-kupu.

2. Bahan

a. Alkohol 70%, digunakan untuk mematikan kupu-kupu yang ditangkap b. Kapas, untuk membantu mematikan kupu-kupu

c. Kertas tisu, untuk pelapis media pengawetan

d. Kertas papilot, untuk menyimpan kupu-kupu yang telah di oven/dikeringkan

e. Kertas millimeter, untuk latar belakang saat dokumentasi dan mengetahui ukuran kupu-kupu.

C. Prosedur Kerja

Adapun prosedur kerja dalam kegiatan penelitian inventarisasi kupu-kupu di areal arboretum adalah sebagai berikut :

1. Orientasi lapangan dilakukan untuk menentukan lokasi penelitian

2. Persiapan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penelitian, baik untuk penelitian di lapangan maupun di laboratorium

3. Penangkapan kupu-kupu dengan menggunakan jaring serangga kemudian kupu-kupu dimasukkan ke dalam toples yang telah diberi kapas beralkohol 70%, kupu-kupu yang didapat dibawa ke laboratorium konservasi untuk diawetkan dan identifikasi. Kupu-kupu yang didapat, dicatat dan dimasukkan ke dalam Tabel 1 berupa tally sheet.

(29)

Tabel 1. Tally Sheet Penangkapan Kupu-Kupu.

No Hari/ Tanggal

Waktu Penelitian Suhu (°C) Kelembapan (%)

KET Pagi Siang

Pagi Siang Pagi Siang Jenis Jenis

1. 2. 3.

Keterangan: Pagi (08.00-11.00) dan Siang (13.00-16.00)

4. Dalam 1 hari, penangkapan kupu-kupu dilakukan 2 kali yaitu pagi pada jam 08.00-11.00 dan siang pada jam 13.00-16.00, karena pada jam-jam tersebut adalah waktu beraktivitasnya kupu-kupu.

5. Pengambilan tumbuhan yang menjadi pakan kupu-kupu dan dibawa ke laboratorium Konservasi untuk diidentifikasi jenisnya.

6. Pengawetan kupu dilakukan setelah kupu mati, kemudian kupu-kupu dibentangkan di papan perentang kemudian dimasukkan ke dalam oven untuk proses pengeringan dengan suhu 28°C selama 4 hari. Kupu-kupu yang telah dikeringkan dikeluarkan dari oven dan dimasukkan ke dalam kertas papilot.

7. Pengambilan foto/gambar

a) Pertama, kupu-kupu yang telah diawetkan diletakkan dan diatur dengan baik di kertas millimeter dan di sampingnya diletakkan penggaris/mistar dan dapat diberi nama jenis kupu-kupu yang telah dapat di identifikasi. b) Kedua, foto tumbuhan yang merupakan pakan kupu-kupu diambil

langsung di lapangan.

8. Identifikasi kupu-kupu dan tumbuhan pakan kupu-kupu dilakukan dengan cara menyamakan dan membandingkan antara kupu-kupu dan tumbuhan

(30)

pakan kupu-kupu yang ditemukan selama penelitian di arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda dengan gambar kupu-kupu dan tumbuhan yang ada pada literatur.

D. Pengambilan dan Analisis Data 1. Pengambilan data

Pengambilan data dilakukan setiap hari selama 1 bulan di areal arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda. Dalam 1 hari pengamatan dilakukan 2 kali pengambilan data yaitu: pertama, jam 08.00-11.00 pagi dan kedua, jam 13.00-16.00 siang.

2. Analisis data

Mengidentifikasi jenis kupu-kupu dan tumbuhan pakan kupu-kupu dengan cara menyamakan atau membandingkan kupu-kupu dan tumbuhan pakan kupu-kupu yang didapat dengan kupu-kupu dan tumbuhan pada buku-buku literatur.

(31)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil 1. Jenis Kupu-kupu

Berdasarkan hasil inventarisasi kupu-kupu yang dilakukan di arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda ditemukan sebanyak 24 jenis, dimana kupu-kupu yang dapat diidentifikasi sebanyak 23 jenis dan yang tidak dapat diidentifikasi sebanyak 1 jenis. Data harian jenis kupu-kupu yang ditemukan pada saat pengamatan dapat dilihat pada Lampiran 1. Kupu-kupu yang teridentifikasi 23 jenis termasuk dalam 4 suku (famili) yaitu suku Papilionidae, Pieridae, Nymphalidae dan Lycaenidae. Lebih jelasnya kupu-kupu dari hasil pengamatan di lapangan dapat dilihat pada Tabel 2 di bawah ini.

Tabel 2. Jenis Kupu-kupu Hasil Pengamatan Di Arboretum

No. Famili No. Jenis

1. Papilionidae 1. Graphium Agamemnon 2. Graphium antiphates 3. Papilio memnon 4. Papilio polytes 5. Triodes amphrysus 2. Pieridae 6. Appias libythea 7. Eurema s p. 8. Leptosia nina 3. Nymphalidae

9. Athyma asura idita 10. Doleschallia bisaltide 11. Elymnias nesaea (Linnaeus) 12. Euploea mulciber

13. Faunis phaon

14. Hypolimnas bolina phillipines 15. Junonia spasiorithya wallacei 16. Melanitis leda lacrima 17. Mycalesis fuscum 18. Mycalesis visala phamis 19. Parantica agleoides 20. Prothoe franck uniformis 21. Yphtima fasciata

4. Lycaenidae 22. Jamides celeno

23. Arhopala athada

(32)

Berdasarkan Tabel 2, menunjukan bahwa kupu-kupu di areal arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda di dominasi oleh famili (suku) Nymphalidae dengan 13 jenis, Papilionidae 5 jenis, Pieridae 3 jenis dan Lycaenidae 2 jenis. Deskripsi singkat mengenai famili dan jenis kupu-kupu yang dapat diidentifikasi dan yang tidak dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut. a) Papilionidae

Swallowtails (Papilionidae) adalah kupu-kupu besar berwarna-warni yang memiliki lebih dari 550 spesies, termasuk dalam famili kupu-kupu terbesar di dunia. Papilionidae sebagian besar tersebar di daerah tropis, dapat ditemui hampir di seluruh benua kecuali Antartika. Swallowtails memiliki perbedaan dengan kupu-kupu lainnya pada sejumlah ciri anatomi, terutama pada ulat memiliki organ yang unik pada bagian belakang kepala yang disebut osmeterium. Osmeterium biasanya tersembunyi dengan struktur bercabang yang bisa membalik keluar ketika ulat terancam dan memancarkan bau sekresi yang mengandung terpene. Pada saat dewasa kupu-kupu papilionidae biasanya berekor seperti ekor bercabang pada dua bagian sayap bawahnya (Anonim, 2011e).

Menurut Latreille (1802) dalam Anonim (2011e), suku (famili) Papilionidae dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Lepidoptera

Sub order : Ditrysia Super family : Papilionoidea Famili : Papilionidae

(33)

1) Graphium agamemnon

Graphium agamemnon yang ditemukan pada saat pengamatan di

lapangan berukuran lebar lebih kurang 9 cm dan panjang lebih kurang 6,5 cm, warna dasar hitam bercorak bulat-bulat berwarna hijau, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.

Gambar 1. Graphium agamemnon

Anonim (2011i), The Tailed Jay (Graphium agamemnon) adalah kupu-kupu tropis yang didominasi warna hijau dan hitam dari famili Papilionidae. Kupu-kupu ini sering disebut Green-spotted Triangle, Tailed Green Jay dan the Green Triangle. Klasifikasi Graphium agamemnon

sebagai berikut: Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Papilionidae Genus : Graphium

Species : Graphium agamemnon

Graphium agamemnon penyebarannya meliputi India bagian selatan sampai Saurashtra, India bagian utara, Nepal, Sri Lanka, Andamans, Nicobars, Bangladesh, Brunei, Myanmar, Thailand, Laos, Kamboja, Cina Selatan (termasuk Hainan), Taiwan, Asia hingga Papua Nugini, Kepulauan Solomon, dan Australia (Queensland bagian utara).

(34)

Graphium agamemnon termasuk kupu-kupu berukuran medium, sayap depan 4,25 cm. Mereka terbang sangat cepat dan selalu terbang tinggi. Sayap didominasi dengan bintik warna hijau kekuningan yang tersebar pada seluruh sayap depan dan bawah. Jantan dan betina memiliki bentuk dan pola warna sayap yang sama.

2) Graphium antiphates

Pada saat pengamatan di lapangan, kupu-kupu jenis Graphium antiphates yang ditemukan memiliki ukuran lebar lebih kurang 9 cm dan panjang lebih kurang 6 cm, warna dasar krem, bercorak warna coklat dan hijau kekuningan pada bagian ujung-ujung sayap dan mempunyai ekor, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2 di bawah ini.

Gambar 2. Graphium antiphates

Anonim (2004a), kupu-kupu ini salah satu anggota famili Papilionidae yang umum disebut sebagai kupu-kupu raja, adalah Graphium antiphates. Ciri-cirinya, permukaan sayap atas depan berwarna krem, kuning dan coklat, dan terdapat garis-garis warna coklat pada sebagian sayap. Vena pada dua sayap bawah menyerupai ekor dan berwarna coklat tua. Permukaan sayap belakang pada bagian bawah berwarna hijau kecoklatan dan terdapat garis serta bintik coklat.

(35)

Menurut Cramer (1775) dalam Anonim (2011m), Graphium antiphates dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Papilionidae Genus : Graphium

Species : Graphium antiphates

The Swordtail Fivebar (Graphium antiphates) adalah kupu-kupu dari

ecozone/Indomalaya Australasia (Australia) dan ecozone Palaearctic (Asiea). Distribusi memperpanjang dari Indonesia, Malaysia dan Filipina ke Thailand, Vietnam, Myanmar, India dan Mongolia.

Panjang sayap bisa mencapai 4,5 cm. Telur berbentuk bulat dan berwarna kuning, dengan masa stadium 4-7 hari. Larvanya berwarna merah kecoklatan dan terdapat duri berwarna oranye, namun setelah menjadi besar larva ini berubah menjadi hitam dengan perut berwarna merah. Masa stadium larva antara 30 sampai 39 hari, pupa jenis ini biasanya menggantung dengan posisi tegak lurus. Posisi ini berkat adanya benang sutera yang menopang pada bagian tengah tubuh. Masa pupa sekitar 16 hari, dan setelah menjadi kupu-kupu membutuhkan sekitar dua bulan untuk menjadi kupu-kupu dewasa.

3) Papilio memnon

Papilio memnon saat pengamatan di lapangan seringkali melintas

dengan cepat, berwarna hitam pada keempat sayapnya dengan garis-garis berwarna putih. Lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 3.

(36)

Gambar 3. Papilio memnon

Menurut Linnaeus (1758) dalam Anonim (2011x), Papilio memnon dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Papilionidae Genus : Papilio

Species : Papilio memnon

Great Mormon (Papilio memnon) adalah kupu-kupu besar dengan warna kontras dari famili papilionidae. Penyebaran meliputi, India Timur, India Utara (termasuk Sikkim, Assam dan Nagaland), Nepal, Bangladesh, Bhutan, Myanmar, Nikobar, Andaman Islands, Cina bagian Barat, Selatan dan Timur (termasuk Hainan), Taiwan, Jepang bagian Selatan, Kepulauan Ryukyu, Thailand, Laos, Vietnam, Kampuchea, Semenanjung Malaysia, dan Indonesia (Sumatera, Kepulauan Mentawai, Nias, Batu, Simeulue, Bangka, Jawa, Kalimantan, dan Kepulauan Sunda Kecil).

Kupu-kupu ini memiliki ukuran yang besar, sayap depan memiliki ukuran antara 7-8 cm, kebanyakan pada spesies jantan sayap depan ditandai dengan banyak warna abu-abu. Pada bagian pangkal sayap ditandai dengan adanya titik merah, spesies jantan dan betina dapat

(37)

dibedakan dari pola warna sayapnya, spesies betina biasanya memiliki sayap yang lebih cerah.

4) Papilio polytes

Papilio polytes, dari hasil pengamatan di lapangan memiliki ciri-ciri dengan warna dasar hitam, terdapat bintik-bintik putih pada ujung sayap depan dan corak warna putih pada bagian tengah sayap belakang, seperti pada Gambar 4 di bawah ini.

Gambar 4. Papilio polytes

Menurut Linnaeus (1758) dalam Anonim (2011f) Papilio polytes dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Papilionidae Genus : Papilio

Species : Papilio polytes

Penyebaran meliputi, Pakistan, India, Nepal, Sri Lanka, Myanmar, China Selatan dan Barat (termasuk Hainan dan Propinsi Guandong), Taiwan, Hongkong, Jepang, Vietnam, Laos, Kamboja, Kepulauan Andaman, Nicobar, Malaysia, Brunei, Indonesia (kecuali Irian Jaya dan Kepulauan Moluccas) dan Filipina.

(38)

Berukuran sedang, sayap depan kira-kira berukuran 3,5 cm jantan dan beberapa betina berwarna hitam kecoklatan dengan tanda berwarna putih eskrim yang melintang dari sayap depan dan sayap belakang, betina memiliki tanda berwarna pink terumbu karang dengan warna putih istimewa pada empat selnya, badannya hitam.

5) Triodes amphrysus

Dari hasil pengamatan, sayap depan berwarna hitam dan sayap belakang berwarna kuning terdapat garis-garis hitam dan bintik-bintik hitam pada ujung-ujung sayap. Panjang sayap lebih kurang 9,5 cm dan lebar sayap lebih kurang 13,5 cm, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 5 di bawah ini.

Gambar 5. Triodes amphrysus

Menurut Cramer (1779) dalam Anonim (2011d) Triodes

amphrysus dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Papilionidae Genus : Troides

Species : Troides amphrysus

Kupu-kupu ini merupakan anggota dari famili Papilionidae. Troides amphrysus adalah kupu-kupu dari ecozone Australasia/Indomalaya

(39)

(Australia). Kupu-kupu ini dapat dijumpai dari Myanmar hingga Indonesia.

Bentang sayap sekitar 15-18 cm. Sayap depan berwarna hitam dan sayap belakang berwarna keemasan beberapa vena dibatasi oleh warna kuning. Bagian bawah Troides amphrysus sangat mirip dengan bagian depannya. Di bagian belakang sayap terdapat titik-titik hitam. Tubuh (perut) berwarna kuning, kepala dan dada berwarna hitam serta tengkuk memiliki rambut mantel merah.

Triodes amphrysus adalah jenis kupu-kupu yang dilindungi dalam CITES Appendix II tahun 2008 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 Tanggal 27 Januari 1999.

b) Pieridae

Pieridae adalah kupu-kupu yang memiliki sekitar 76 genera dengan jumlah spesies sekitar 1.100 spesies, sebagian besar berasal dari daerah tropis Afrika dan Asia. Warna kupu-kupu yang mendominasi adalah putih, kuning dan oranye yang disertai dengan bintik-bintik hitam. Pigmen yang memberikan warna yang berbeda untuk kupu-kupu ini berasal dari produk limbah dalam tubuh dan merupakan karakteristik dari famili ini (Anonim, 2011aa).

Menurut Duponchel (1835) dalam Anonim (2011aa), suku Pieridae dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Lepidoptera

Sub order : Ditrysia Super family : Papilionoidea

Family : Pieridae

(40)

1) Appias libythea

Dari pengamatan yang dilakukan, Appias libythea memiliki warna dasar putih dan garis warna hitam. Ukuran panjang lebih kurang 4 cm dan lebar 6 cm, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6 di bawah ini.

Gambar 6. Appias libythea

Menurut Fabricius (1775) dalam Anonim (2003), kupu-kupu ini dapa diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Pieridae Genus : Appias

Species : Appias libythea

Appias libythea adalah kupu-kupu bergaris albatross berukuran kecil

dari famili Pieridae. Kupu-kupu ini banyak ditemukan di India dan Semenanjung Malaysia.

Penyebaran meliputi, Sri Lanka, India, Burma, Semenanjung Malaysia, Singapura dan hampir di seluruh Indonesia.

Appias libythea memiliki Lebar sayap sekitar 5-6 cm. Habitat sering

(41)

2) Eurema sp.

Eurema sp. memiliki warna dasar kuning cerah dengan corak hitam

pada keempat bagian ujung sayapnya. Ukuran kupu-kupu yang ditemukan, panjang lebih kurang 3 cm dan lebar lebih kurang 4 cm, lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7 di bawah ini.

Gambar 7. Eurema sp.

Menurut Cramer (1780) dalam Anonim (2011r) Eurema sp. diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Pieridae Genus : Eurema Spesies : Eurema sp.

Eurema sp. adalah kupu-kupu berwarna kuning biasanya ditemukan di rumput-rumputan atau semak dari famili Pieridae. Terdapat lebih dari 70 spesies, lebih dari 300 nama spesies yang telah diterapkan.

Penyebarannya, selain di Indonesia kupu-kupu ini dapat juga ditemukan di India, Birma, dan Sri Langka.

Menurut Kalshoven (1981) dalam Pribadiavry (2009), kupu-kupu ini merupakan hama penting yang terdapat pada pohon pelindung (shade tree) pada area perkebunan teh. Pada tahap awal, larva akan berada di

(42)

bagian terluar epidermis daun dan akan memakan daun-daun tersebut ketika tumbuh besar. Hal inilah yang sering terjadi pada tanaman muda sehingga sering kali tanaman tampak gundul karena tidak memiliki daun. 3) Leptosia nina

Dari hasil pengamatan, kupu-kupu ini memiliki warna dasar putih, terdapat bintik hitam dan corak warna hitam pada ujung sayap depan bagian atas. Panjang slebih kurang 2,5 cm dan lebar 4 cm, seperti pada Gambar 8 di bawah ini.

Gambar 8. Leptosia nina

Menurut Fabricius (1793) dalam Anonim (2011u), Leptosia nina diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Pieridae Genus : Leptosia Species : Leptosia nina

The Psyche (Leptosia nina) adalah kupu-kupu kecil dari famili Pieridae, dapat ditemukan di Asia Tenggara dan India. Terbang lemah ke arah yang tidak menentu, terbang rendah di atas rumput dan kupu-kupu ini jarang meninggalkan permukaan tanah.

(43)

Penyebaran, Himalaya, Mussoorie Sikkim, India bagian Tengah, Barat dan Selatan, tapi tidak dalam saluran gurun, Ceylon, Assam, Burma, Tenasserim, memperluas ke Cina dan kawasan Melayu (Asia Tenggara).

Lebar sayap antara 25-53 mm, dari kedua sayap depan dan belakang terdapat bintik hitam, garis-garis ramping melintang pada apeks, memiliki kecenderungan untuk bersatu dan membentuk garis lurus. Antena coklat tua, kepala agak kecoklatan, dada dan perut putih. c) Nymphalidae

Menurut Rafinesque (1815) dalam Anonim (2011w), famili Nymphalidae berjumlah sekitar 5.000 jenis (spesies) yang tersebar di hampir seluruh dunia. Sebagian besar spesies memiliki sepasang kaki depan dan sayap berbentuk mendatar ketika beristirahat. Banyak spesies yang berwarna cerah dan termasuk spesies populer seperti kaisar, laksamana, tortoiseshells dan fritillaries. Namun, pada beberapa spesies terlihat seperti daun mati dan menghasilkan efek samar yang membantu kupu-kupu seperti menghilang saat terbang ke sekitarnya.

Nymphalidae dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda

Class : Insecta

Order : Lepidoptera

Family : Nymphalidae

1) Athyma asura idita

Hasil pengamatan menunjukan bahwa kupu-kupu Athyma asura idita didominasi oleh warna coklat kehitaman, terdapat warna putih yang

(44)

membentuk seperti lingkaran pada seluruh bagian sayapnya. Panjang lebih kurang 3,5 cm dan lebar 5,5 cm, seperti Gambar 9 di bawah ini.

Gambar 9. Athyma asura idita

Menurut Moore (1858) dalam Anonim (2010c), jenis kupu-kupu ini diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Nymphalidae Genus : Athyma

Species : Athyma asura idita

The Studded Sergeant (Athyma asura idita) adalah spesies kupu-kupu dari famili Nymphalidae dapat ditemukan di Asia tropis dan Subtropis.

Khas dari genus Athyma adalah memiliki sayap yang kuat, dan tubuh yang kuat. Terdapat Bintik-bintik putih pada bagian sayap bawah dan atas. Kupu-kupu dapat ditemukan meluncur di pohon-pohon berbunga, biasanya berhenti dengan sayap terbuka datar, yang merupakan karakteristik dari genus ini. Spesies ini memiliki lebar sayap hingga 38 mm.

(45)

2) Doleschallia bisaltide

Dari hasil pengamatan, kupu-kupu ini didominasi oleh warna coklat muda, serta terdapat warna kekuningan dan hitam pada sayap depan bagian ujung atas, serta terdapat bintik kecil yang hampir tidak terlihat pada bagian bawah sayap. Ukuran panjang lebih kurang 5,5 cm dan lebar 8 cm, seperti Gambar 10 di bawah ini.

Gambar 10. Doleschallia bisaltide

Menurut Cramer (1777) dalam Anonim (2011p), Doleschallia bisaltide diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Nymphalidae Genus : Doleschallia

Species : Doleschallia bisaltide

Doleschallia bisaltide memiliki warna oranye - coklat cerah di sisi atas sayap dengan tepi cokelat tua. Pola bawah sayap-sayap sisi menyerupai daun kering. Dapat pula meniru bunga-bunga dari tanaman inang. Kadang-kadang kupu-kupu ini sulit dibedakan dengan ngengat.

(46)

3) Elymnias nesaea

Hasil pengamatan menunjukan, Elymnias nesaea yang ditemukan memiliki ukuran panjang lebih kurang 5 cm dan lebar 8 cm, seperti Gambar 11 di bawah ini.

Gambar 11. Elymnias nesaea

Menurut Linnaeus (1764) dalam Anonim (2010d) kupu-kupu ini diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Nymphalidae Genus : Elymnias

Species : Elymnias nesaea

Penyebaran, banyak ditemukan di India. Kupu-kupu ini merupakan bagian dari daftar lengkap kupu-kupu India (Nymphalidae) Sebanyak 177 spesies yang termasuk 22 genera ditemukan di India. 4) Euploea mulciber

Euploea mulciber pada saat pengamatan memiliki corak warna biru dengan bintik-bintik putih pada sayap depan bagian atas, sedangkan pada sayap belakang berwarna hitam dan warna coklat pada bagian ujung sayapnya, ukuran panjang lebih kurang 4,5 cm dan lebar 12 cm seperti Gambar 12.

(47)

Gambar 12. Euploea mulciber

Menurut Cramer (1777) dalam Anonim (2011h), klasifikasi kupu-kupu ini adalah :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Nymphalidae Genus : Euploea

Species : Euploea mulciber

Euploea mulciber adalah kupu-kupu yang banyak ditemukan di India dengan sebutan The Striped Blue Crow.

Sisi bagian sayap atas warna coklat gelap yang seluruhnya yang dibubuhi dengan biru brilian, putih membentuk suatu rangkaian bengkokkan lima atau enam discal noda. Sayap paling belakang seragam, tak ditandai kecuali suatu tambalan light-brown besar.

5) Faunis phaon

Faunis phaon memiliki warna yang hampir sama dengan dedaunan. Berwarna kecoklatan pada keempat sayapnya, ukuran panjang lebih kurang 5,5 cm dan lebar 6,5 cm, seperti Gambar 13.

(48)

Gambar 13. Faunis phaon

Menurut Hübner (1819) dalam Anonim, (2011n), Faunis phaon diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Nymphalidae Genus : Faunis

Spesies : Faunis phaon

Faunis phaon adalah suatu jenis kupu-kupu Asia dari famili

Nymphalidae. Kupu-kupu ini biasa dikenal dengan sebutan "fauns" atau "duffers".

6) Hypolimnas bolina phillipines

Dari hasil pengamatan, kupu-kupu ini ditemukan memiliki ukuran panjang lebih kurang 6,5 cm dan lebar 8 cm, dengan warna dasar hitam, corak putih dan biru serta bintik putih pada bagian pinggir sayap depan, terdapat bintik putih pada bagian pinggir sayap belakang, seperti Gambar 14.

(49)

Gambar 14. Hypolimnas bolina phillipines

Menurut Linnaeus (1758) dalam Anonim (2011s), Hypolimnas bolina phillipines diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Nymphalidae Genus : Hypolimnas

Species : Hypolimnas bolina phillipines

The Great Eggfly (Hypolimnas bolina phillipines), juga disebut Butterfly Blue Moon di New Zealand atau Common Eggfly, adalah jenis kupu-kupu dari famili Nymphalidae.

Hypolimnas bolina phillipines adalah kupu-kupu bertubuh hitam dengan lebar sayap sekitar 70-85 milimeter (2,8-3,3 inci). Spesies ini memiliki derajat yang tinggi tentang dimorfisme seksual.

Hypolimnas bolina phillipines dapat ditemukan di Madagaskar bagian Barat, hingga Selatan, Asia Tenggara, Pulau-Pulau Pasifik Selatan (Polinesia, Prancis, Tonga, Samoa, Vanuatu), dan beberapa bagian Australia, Jepang, serta Selandia Baru.

7) Junonia spasiorithya wallacei

Ditemukan memiliki warna dasar hitam, terdapat warna krem, coklat dan coklat kekuningan pada sayap depan, pada sayap belakang terdapat

(50)

warna biru dan warna krem yang bergelombang serta 2 titik hitam dan dua titik kecoklatan. Ukuran panjang lebih kurang 3,5 cm dan lebar lebih kurang 5 cm, seperti Gambar 15 di bawah ini.

Gambar 15. Junonia spasiorithya wallacei

Menurut Linnaeus (1758) dalam Anonim (2011b), kupu-kupu ini diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Nymphalidae Genus : Junonia

Species : Junonia spasiorithya wallacei

Junonia spasiorithya wallacei adalah kupu-kupu dari famili Nymphalidae dengan subspesies banyak ditemukan di Afrika, Asia Tenggara dan Selatan dan di Australia. Di India dikenal dengan nama umum bahasa Inggris yaitu Pansy Blue, tetapi di Afrika Selatan dikenal sebagai Pansy Eyed dan di Australia kupu-kupu ini dikenal sebagai Argus Blue.

Sayap setengah ke depan dari dasar tubuh, dengan atau tanpa dua batang pendek oranye melintang dan warna biru di atasnya. Saat dewasa sering ditemukan di daerah terbuka dan hinggap pada tanah kosong.

(51)

Spesies ini memiliki sayap kaku dan gaya terbang meluncur dan mempertahankan suatu wilayah yang dikuasainya.

8) Melanitis leda lacrima

Dari hasil pengamatan, jenis ini ditemukan memiliki warna dasar coklat dengan 2 (dua) bintik hitam pada bagian sayap depan, pada sayap belakang terdapat 2 (dua) bintik hitam berukuran lebih kecil dari bintik hitam yang terdapat pada sayap depan. Panjang lebih kurang 4,5 cm dan lebar lebih kurang 7,5 cm, tampak seperti Gambar 16 di bawah ini.

Gambar 16. Melanitis leda lacrima

Menurut Linnaeus (1758) dalam Anonim (2011z), jenis kupu-kupu ini diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Nymphalidae Genus : Melanitis

Species :Melanitis leda lacrima

Melanitis leda lacrima atau Common Evening Brown, adalah spesies kupu-kupu yang umum ditemukan pada saat senja. Spesies ini terbang dari arah yang tidak menentu. Spesies ini dapat ditemukan di Afrika, Asia Selatan dan Asia Tenggara yang memanjang sampai ke Australia.

(52)

Kupu-kupu ini ditemukan diantara daun mati, sayapnya terlipat dan mencari seluruh bagian daun kering. Spesies ini jika diganggu lalat secara tiba-tiba dapat drop dan terbang ke semak-semak dengan sayap tertutup. Ulat memakan berbagai rerumputan termasuk padi (Oryza sativa), bambu, Andropogon, cochinchinensis rotboellia, Brachiaria mutica, Cynodon, Alang-alang, millets seperti Oplismenus compositus, Panicum eleusine indica dan saat dewasa pakan utama yaitu nektar

bunga dan buah busuk. 9) Mycalesis fuscum

Saat pengamatan, kupu-kupu dengan warna dasar oranye terdapat bintik-bintik pada sayap depan dan belakang serta warna hitam pada sayap depan bagian atas. Panjang lebih kurang 2,5 cm dan lebar lebih kurang 5 cm, seperti Gambar 17 di bawah ini.

Gambar 17. Mycalesis fuscum

Menurut Felder (1860) dalam Stang (2009), Mycalesis fuscum diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Nymphalidae Genus : Mycalesis

(53)

Nama jenis kupu-kupu ini hanya digunakan untuk sementara dan dapat diterima, serta masih dalam pengawasan Beccaloni G dari Latest taksonomi.

10) Mycalesis visala phamis

Ditemukan memiliki warna dasar coklat, terdapat dua titik bulat hitam pada sayap depan, ukuran panjang lebih kurang 3,5 cm dan lebar lebih kurang 4,5 cm, seperti pada Gambar 18 di bawah ini.

Gambar 18. Mycalesis visala phamis

Menurut Anonim (2004b), Mycalesis visala phamis diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Nymphalidae Genus : Mycalesis

Spesies : Mycalesis visala phamis

Anonim (2011ab), Mycalesis visala phamis adalah spesies kupu-kupu dari famili Nymphalidae ditemukan di Asia.

Warna dan bentuk tanda-tanda di ke-2 sayap di musim tertentu, Mycalesis visala phamis sangat mirip dengan Mycalesis mineus. Secara keseluruhan, Mycalesis visala phamis berukuran lebih besar dan dapat pula dibedakan dari jenis jantan dan jenis betina atau oleh bentuk sayap

(54)

depan. Kelamin jantan dapat diketahui pada tanda di bagian bawah sayap depan.

11) Parantica agleoides

Jenis ini ditemukan memiliki warna dasar coklat kehitaman, dengan corak bintik-bintik putih dan garis-garis putih pada sayap depan dan sayap belakang. Ukuran panjang lebih kurang 4,5 cm dan lebar lebih kurang 7,5 cm, seperti Gambar 19 di bawah ini.

Gambar 19. Parantica agleoides

Menurut Felder & Felder (1860) dalam Anonim (2011k), jenis ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Nymphalidae Genus : Parantica

Species : Parantica agleoides

The Dark Glassy Tiger (Parantica agleoides) adalah jenis kupu-kupu yang banyak ditemukan di India yang dari famili Nymphalidae.

Jenis ini seperti jenis Parantica aglea, tetapi berbeda secara struktural dalam vena 11 sayap depan tidak anastomosed dengan 12 garis-garis dan bintik semihyaline pada kedua sayap depan dan belakang lebih pendek dan sempit, terutama pada yang terakhir, di mana area yang

(55)

lebih besar dari margin hitam di luar garis-garis ditampilkan dari Parantica aglea streak antara ramping pendek apeks dari dua garis-garis

selular di sayap belakang lebih panjang dan selalu bebas, tidak pernah bergabung baik ke atas atau ke bawah. Di bagian bawah warna dari warna coklat dari pada aglea. penyebaran India Timur Laut, Burma dan Indomalaya sampai ke pulau Jawa.

12) Prothoe franck uniformis

Jenis ini ditemukan memiliki warna dasar hitam kecoklatan, terdapat corak biru dan putih pada sayap depan, pada sayap belakang terdapat warna putih serta bagian ujung seperti ekor. Ukuran panjang lebih kurang 6,5 cm dan lebar lebih kurang 7,5 cm, seperti Gambar 20 di bawah ini.

Gambar 20. Prothoe franck uniformis

Menurut Godart (1824) dalam Anonim (2011ae), jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Nymphalidae Genus : Prothoe

(56)

The Blue Begum (Prothoe franck uniformis) adalah spesies kupu-kupu yang ditemukan di Assam bagian Timur Laut India dan di seluruh sebagian besar Asia Tenggara. Kupu-kupu ini termasuk dalam famili Nymphalidae.

13) Yphtima fasciata

Jenis ini ditemukan memiliki warna dasar coklat gelap dan terdapat 2 titik bulat hitam pada sayap depan dan 2 titik bulat hitam pada sayap belakang, dengan ukuran panjang lebih kurang 3,5 cm dan lebar lebih kurang 4,5 cm, seperti pada Gambar 21 di bawah ini.

Gambar 21. Yphtima fasciata

Menurut Fabricius (1775) dalam Anonim (2011L), Yphtima fasciata diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Nymphalidae Genus : Ypthima

Species : Yphtima fasciata

Yphtima fasciata sering terlihat memakan rumput-rumputan dan biasanya ditemukan di daerah teduh di semak-semak. Suatu kelebihan dari Ypthima fasciata yaitu, biasanya diabaikan oleh sebagian besar

(57)

predator kupu-kupu. Jenis ini tersebar dari daratan Afrika sampai ke New Guinea.

d) Lycaenidae

Menurut Leach (1815) dalam Anonim (2011ad), Lycaenidae merupakan famili terbesar kedua kupu-kupu, sekitar 6.000 jenis yang tersebar di seluruh dunia, umumnya disebut dengan kupu-kupu bersayap tipis (gossamer-winged butterflies). Sekitar 40% dari spesies kupu-kupu ini telah diketahui.

Lycaenidae dibagi menjadi 4 (empat) subfamilies yaitu Polyommatinae, Lycaeninae, Theclinae dan Miletinae, yang lain termasuk Lipteninae, Liphyrinae, Curetinae dan Poritiinae.

Kupu-kupu dewasa dari famili ini berukuran kecil, biasanya di bawah 5 cm dan berwarna cerah (gloss metalik). Larva biasanya berbentuk silinder, dengan kelenjar yang dapat menghasilkan sekresi yang menarik dan menundukkan semut. Kutikula cenderung menebal, beberapa larva mampu menghasilkan getaran dan suara rendah yang ditularkan melalui substrat yang mereka tempati. Mereka menggunakan suara untuk berkomunikasi dengan semut.

Individu dewasa biasanya memiliki antena berbulu seperti ekor lengkap dengan penampilan annulated hitam dan putih. Banyak juga spesies yang memiliki pangkal ekor dan beberapa jenis berbalik setelah mendarat untuk membingungkan predator.

Famili (suku) Lycaenidae dapat diklasifikasikan sebagai berikut : Kingdom : Animalia

Phylum : Arthropoda Subphylum : Hexapoda Class : Insecta

(58)

Order : Lepidoptera Family : Lycaenidae

Genus : Jamides dan Arhopala 1) Jamides celeno

Dari hasil pengamatan, Jamides celeno memiliki warna dasar putih polos dan bercorak batik pada balik sayapnya. Ukuran panjang lebih kurang 2,5 cm dan lebar 3,5 cm, seperti Gambar 22 di bawah ini.

Gambar 22. Jamides celeno

Menurut Cramer (1775) dalam Anonim (2011o), jenis ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Lycaenidae Genus : Jamides Species : Jamides celeno

The Cerulean Common (Jamides celeno) adalah kupu-kupu kecil yang banyak ditemukan di India dari famili Lycaenidae. Seperti kupu-kupu tropis lainnya, jenis ini juga dapat menunjukkan polyphenism musiman, dengan penampilan yang berbeda pada kupu-kupu dewasa sesuai musim. Musim kemarau jantan biasanya terlihat memiliki warna putih pucat kebiruan, sedangkan pada saat musim basah jantan dan betina dari induk musim kemarau memiliki tanda-tanda yang serupa tetapi

(59)

warna dasarnya lebih gelap, tetapi pada antena, kepala, dada dan perut tetap sama seperti pada saat musim kemarau.

2) Arhopala athada

Saat pengamatan, kupu-kupu mempunyai warna yang kontras dari warna dibaliknya, warna pada bagian depan didominasi oleh warna ungu dan hitam, sedangkan pada bagian belakangya berwarna kecoklatan. Ukuran panjang lebih kurang 4 cm dan lebar lebih kurang 5 cm, seperti Gambar 23 di bawah ini.

Gambar 23. Arhopala athada

Menurut Boisduval (1832) dalam Anonim (2011j), jenis ini diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Order : Lepidoptera Family : Lycaenidae Genus : Arhopala

Spesies : Arhopala athada

Arhopala athada adalah jenis kupu-kupu paling besar dibanding kupu-kupu lainnya dalam famili Lycaenidae. Terdapat lebih dari 200 spesies yang dikenal sebagai oakblues.

Jenis ini tersebar di Jepang ke arah Selatan sepanjang daerah yang beriklim tropis di kawasan Asia Timur, Himalaya, Australia dan Kepulauan

(60)

Solomon Melanesia. Seperti pada jenis lainnya dalam famili ini, ulat mereka dihadiri dan dilindungi oleh semut.

Kupu-kupu yang tidak teridentifikasi yaitu kupu-kupu A, panjang lebih kurang 9 cm dan lebar lebih kurang 12 cm, warna dasar hitam, terdapat corak putih pada sayap depan dan warna kuning serta putih pada sayap belakang, seperti pada Gambar 24 di bawah ini.

Gambar 24. Kupu-kupu A

2. Pakan Kupu-Kupu

Selain pengamatan berbagai jenis kupu-kupu, pengamatan lain yang dilakukan di Arboretum Politeknik Pertanian Negeri Samarinda adalah mengamati jenis-jenis tanaman yang menjadi pakan yaitu tanaman yang sering dihinggapi oleh kupu-kupu. Pada saat pengamatan, ada 6 jenis tanaman yang dijumpai sedang dihinggapi oleh berbagai jenis kupu-kupu, lebih jelasnya mengenai pakan kupu-kupu tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Tanaman Pakan Kupu-Kupu Di Arboretum

NO. NAMA PAKAN

1. Anystasia intrusa

2. Karamunting (Melastoma malabathricum) 3. Putri malu (Mimosa pudica)

4. Buah Gmelina (Gmelina arborea) yang telah membusuk di lantai hutan 5. Kirinyuh (Eupatorium inulifolium)

Gambar

Tabel 2.  Jenis Kupu-kupu Hasil Pengamatan Di Arboretum
Gambar 1.  Graphium agamemnon
Gambar 2. Graphium antiphates
Gambar 3. Papilio memnon
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh kinerja keuangan yang ditunjukkan dengan hasil analisis rasio keuangan terhadap kemampuan koperasi serba usaha untuk menghasilkan laba (Rentabilitas Ekonomi)

Berdasarkan hasil observasi, pelayanan utama dilakukan dengan jenis mobil bus umum berkapasitas 14-16 seat , sedangkan pada pelayanan lanjutan (karena pelayanan mobil bus

Sistem Informasi Manufaktur adalah suatu sistem berbasis komputer yang bekerja dalam hubungannya dengan sistem informasi fungsional lainnya

Penelitian ini bertempat di Wisata Alam Pangjugjugan di Kampung Babakan Anjun, Desa Cilembu, Kecamatan Pamulihan Kabupaten Sumedang. Perjalanan dari Kota Bandung menuju

Tetapi 22% petani lainnya memiliki tenaga kerja selain keluarga sebanyak 3 – 4 orang untuk membantu petani dalam melakukan panen dan distribusi buah mangga ke lembaga

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai re- tensi protein dan retensi lemak ikan yang diberi pakan dengan penambahan crude enzim (pakan B, C, dan D) lebih tinggi