• Tidak ada hasil yang ditemukan

JADWAL SEMINAR PROPOSAL KKP3N 2013 Bogor, 25 Februari 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JADWAL SEMINAR PROPOSAL KKP3N 2013 Bogor, 25 Februari 2013"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Senin, 25 Februari 2013

Waktu Acara

07.30 - 08.00 Registrasi

08.00 - 08.45 Sambutan dari Kepala Badan Litbang Pertanian 08.45 - 09.00 Coffee Break

Kelompok I :

Waktu Judul Penelitian Penanggung Jawab Evaluator

A

09.00 - 09.15 Pemodelan Pertumbuhan dan Produksi Gula A.1.1 Dr. Suyoto Hadisaputro

(PT. RPN) 09.15 - 09.30 Aplikasi Teknik Metagenom dalam Eksplorasi Agens Hayati dan

Induksi Resistensi terhadap Penyakit Kresek yang Disebabkan oleh Xanthomonas oryzae pv. oryzae pada Tanaman Padi

A.1.2 Dr. Ir. Giyanto, M.Si (IPB)

09.30 - 09.45 Pengembangan Teknologi Aplikasi Formula Pestisida Nabati dan Agens Hayati Untuk mengendalikan penyakit Jamur Akar Putih (>80%) dan Meningkatkan (>50%) Produksi Karet

A.1.2 Dr.Nasrun,MSc

(Badan Litbang Pertanian)

09.45 - 10.05 Diskusi

10.05 - 10.20 Model Penentuan Masa Tanam dan Panen Padi dan Ladang Resolusi Tinggi untuk Adaptasi Perubahan Iklim

A.1.2 Dr. Armi Susandi, MT

(ITB) 10.20 - 10.35 Penentuan Waktu Tanam dan Estimasi Hasil Berdasarkan Prediksi

Curah Hujan Musiman Ansambel untuk Antisipasi Risiko Kekeringan pada Tanaman Padi Sawah

A.1.2 Dr. Tri Wahyu Hadi

(ITB)

10.35 - 10.50 Kajian Risiko Mikotoksin dan Pengendalian Pertumbuhan Kapang Toksigenik Akibat Perubahan Iklim

A.1.2 Prof. Dr. Winiati P. Rahayu (IPB)

10.50 - 11.10 Diskusi

11.10 - 11.25 Peningkatan Produksi Kedelai Melalui Pengelolaan Kesehatan Tanaman Secara Terpadu

A.1.2 Dr. Ir. Purnama Hidayat, M.Sc (IPB)

11.25 - 11.40 Pengembangan Sistem Informasi Peringatan Dini Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Padi Dalam Rangka Antisipasi Dampak Perubahan Iklim Berbasis Geografic Information System

A.1.2 Dr. Ir. Harisno, MM

(Universitas Bina Nusantara)

11.40 - 11.55 Intercroping Sorgum dan Kedele Untuk Mendukung Produktivitas Lahan dan Pendapatan Usahatani Karet

A.3.1 Dr. Radite Tistama

(PT. RPN) 11.55 - 12.15 Diskusi

Kode

JADWAL SEMINAR PROPOSAL KKP3N 2013 Bogor, 25 Februari 2013

Keterangan

(2)

(LIPI) 13.45 - 14.00 Pengembangan Rizobakteria Pemacu Tumbuh dan Toleran

Kekeringan untuk Meningkatkan Produktivitas Tanaman Jagung di Lahan Kering

A.3.2 Prof. Dr. Aris Tri Wahyudi, Msi (IPB)

14.00 - 14.20 Diskusi

14.20 - 14.35 Kajian Stabilitas Bubuk Batubara Tidak Produktif dan Bahan Humatnya yang Diekstrak dengan Pupuk Buatan untuk Meningkatkan Efisiensi Pemupukan dan Produktifitas Lahan Kering Sub Optimal '

A.3.2 Dr. Ir. Herviyanti, MS (Universitas Andalas)

14.35 - 14.50 Penggunaan Nanomagnetit Sebagai Pembawa Unsur Hara Guna Peningkatan Produktivitas Jagung Berwawasan Lingkungan Menuju Ketahanan Pangan dan Energi

A.3.3 Deden Saprudin, S.Si, M.Si (IPB)

14.50 - 15.05 Peranan Glomalin terhadap Perbaikan Fisika Tanah Ultisol melalui Pemanfaatan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Indigenus pada Tanaman Jagung (Zea mays,L)

A.3.3 Prof. Dr. Amrizal Saidi (Universitas Andalas)

15.05 - 15.25 Diskusi

15.25 - 15.40 Identifikasi Galur-Galur Padi Gogo Toleran Terhadap Keracunan Aluminium

A.3.3 Dr. Ida Hanarida

(Badan Litbang Pertanian) 15.40 - 15.55 Bioremediasi Mercuri Lahan Pasca Tambang Emas Rakyat untuk

Usahatani Tanaman Pangan di Kalimantan Barat

A.3.3 Dr. Ir. Rois, MP

(Universitas Andalas) 15.55 - 16.10 Peningkatan Kualitas Formula Konsorsium Mikrob Ramah Lingkungan

untuk Pengendali Penyakit Blas, Hawar Daun Bakteri, dan Hawar Pelepah Padi dan Uji Multilokasi di Sulawesi Selatan dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas Tanaman Padi Organik dan Semiorganik

A.3.4 Dr. Nisa Rachmania Mubarik, Msi (IPB)

(3)

Senin, 25 Februari 2013

Waktu Acara

07.30 - 08.00 Registrasi

08.00 - 08.45 Sambutan dari Kepala Badan Litbang Pertanian 08.45 - 09.00 Coffee Break

Kelompok II :

Waktu Judul Penelitian Penanggung Jawab Evaluator

A

09.00 - 09.15 Identifikasi Gen Penanda Molekuler Kadar Isoflavon Kedelai Hitam Adaptif Perubahan Iklim

A.4.1 Prof. Dr. Tati Suryati Syamsudin Subahar (ITB)

09.15 - 09.30 Perakitan Galur Umur Genjah, Toleran Kekeringan dan Penyakit Bulai A.4.1 Muhammad Azrai (Badan Litbang Pertanian)

09.30 - 09.45 Perakitan Padi Toleran Salinitas Melalui Kultur Antera A.4.1 Dr. Ir. Bambang S. Purwoko, M.Sc. (IPB)

09.45 - 10.05 Diskusi

10.05 - 10.20 Seleksi varietas lokal Jagung NTT tahan stress kekeringan dan umur genjahSeleksi varietas lokal Jagung NTT tahan stress kekeringan dan umur genjah

A.4.1 Dr. Kusumadewi Sri Yulita (LIPI)

10.20 - 10.35 Seleksi Galur Mutan Kedelai Toleran Kekeringan Adaptif di Aceh dan Berpotensi Hasil Tinggi

A.4.1 Dr. Ir. Zuyasna, M.Sc. (Universitas Syiah Kuala)

10.35 - 10.50 Identifikasi dan Karakterisasi Protein-protein Penentu Terkait Poduksi Gula Pada Tanaman Tebu Saccarum officinarum dalam Merespon Cekaman Kekurangan Air

A.4.1 Prof. Dr. sc.agr. Ir.Jamsari, MP. (Universitas Andalas)

10.50 - 11.10 Diskusi

11.10 - 11.25 Pengembangan Sistem Identifikasi dan Anlisis Single Nucleotide Polymorphisme untuk Pemuliaan Kedelai

A.4.1 Wisnu Ananta Kusuma, M.T., Dr. Eng. (IPB)

11.25 - 11.40 Meningkatkan efisiensi fotosintesis tebu menggunakan tehnik cisgenik molekul chaperon (gen tuf)

A.4.2 Sony Suhandono, PhD

(ITB) 11.40 - 11.55 Pengembangan Teknologi Pendugaan Daya Simpan Benih Kedelai

Menggunakan Model Dinamik

A.4.3 Dr. Ir. Abdul Qadir, M.Si (IPB)

11.55 - 12.15 Diskusi

Kode

JADWAL SEMINAR PROPOSAL KKP3N 2013 Bogor, 25 Februari 2013

Keterangan Semua Peserta

(4)

Benih Tebu Bebas Virus dalam Mendukung Program Swasembada Gula

(Badan Litbang Pertanian)

13.45 - 14.00 Pengembangan "Solar Power Irrigation" di Lahan Kering dengan Menggunakan "Disc Irrigation System"

A.5.1 Dr. Satyanto Krido Saptomo, STP., M.Si.

(IPB) 14.00 - 14.20 Diskusi

14.20 - 14.35 Pemetaan Total Genom Menggunakan Chip Single Nucleotide Polymorphism (SNP50) untuk Menghasilkan Pejantan Unggul Sapi Bali.

A.6.1 Dr. Jakaria, SPt., MSi. (IPB)

14.35 - 14.50 Produksi Rekombinan plantaricin yang mengkode Bakteriosin dari Lactobacillus plantarum S34 Asal Isolat Bekasem Daging Sapi Sebagai Biopreservatif Pangan dan Pakan

A.6.2 A. Zaenal Mustopa, M.Si (LIPI)

14.50 - 15.05 Wafer Suplemen Pakan Untuk Memacu Produktivitas Pedet Sapi Unggulan Propinsi NTB Dalam Mendukung Swasembada Daging

A.6.2 Dr. Ir Yuli Retnani, M.Sc (IPB)

15.05 - 15.25 Diskusi

15.25 - 15.40 Formulasi pakan berbasis limbah perkebunan dan pertanian yang rendah emisi gas metana untuk sapi potong.

A.6.2 Dr. Ir. Yeni Widiawati (Badan Litbang Pertanian)

15.40 - 15.55 Pemanfaatan Silase Pakan Komplit Berbasis hijauan Rawa Dalam Mengatasi Krisis Pakan Kerbau Pampangan Di Sumatera Selatan

A.6.2 Asep Indra Munawar Ali, S.Pt., M.Si. (Universitas Sriwijaya)

15.55 - 16.10 Pengembangan nano teknologi logam terserap tubuh sebagai anti penyakit surra pada ternak

A.6.3 Dr.drh. Umi Cahyaningsih, MS (IPB)

(5)

Senin, 25 Februari 2013

Waktu Acara

07.30 - 08.00 Registrasi

08.00 - 08.45 Sambutan dari Kepala Badan Litbang Pertanian 08.45 - 09.00 Coffee Break

Kelompok III :

Waktu Judul Penelitian Penanggung Jawab Evaluator

B

09.00 - 09.15 Rekayasa Simulated Rice sebagai upaya Subtitusi Beras B.1.1 Dr. Ir. Sutrisno, M.Agr (IPB)

09.15 - 09.30 Produksi nanopartikel berbasis pati garut, tapioka dan sagu untuk bahan pembawa (carrier matrix) bahan aktif herbal dan bakteri asam laktat

B.1.1 Dr. Ir. Titi Candra Sunarti, M.Si. (IPB)

09.30 - 09.45 Potensi Bahan Pangan Lokal Berbasis tepung (Ubi Jalar, Pisang Ambon, Kacang Merah Besar) Sebagai Alternatif Pangan Darurat Untuk Mendukung Diversifikasi Pangan Nasional

B.1.1 Widi Hastuti, SKM., M.Kes (Politeknik Kesehatan Kemenkes

Bandung)

10.05 - 10.20 Perakitan Varietas Unggul Ubi Jalar Madu Tipe Baru Berumur Genjah dan Berdaya Hasil Tinggi Sebagai Bahan Pangan dan Bahan Baku Industri

B.1.2 Dr.Sc.Agr. Agung Karuniawan, M.Sc.Agr.

(Universitas Padjajaran)

10.20 - 10.45 Diskusi

10.45 - 11.00 Pengembangan pangan fungsional: Biskuit probiotik berbasis blondo untuk peningkatan status gizi dan imun balita gizi kurang di Propinsi Sulawesi Selatan

B.2.1 Dr. Ir. Rimbawan

(IPB)

11.00 - 11.15 Eksplorasi dan Seleksi Varietas Lokal Serta Perakitan Varietas Unggul Kacang Bambara (Vigna subterranea) Berumur Genjah dan Berdaya Hasil Tinggi Sebagai Sumber Pangan Berprotein Tinggi

B.3.1 Noladhi Wicaksana, PhD.

(Universitas Padjajaran)

11.15 - 11.30 Peningkatan Kualitas Gizi Biji Sorghum Melalui Fermentasi Lactobacillus sp dan Saccharomyces cereviceae Untuk Produksi Tepung Sorghum Terfermentasi Sebagai Pengganti Tepung Terigu

B.3.1 Nunuk Widhyastuti, M.Si. (LIPI)

11.30 - 11.45 Sintesis Produk Monoasilgliserol (Mag) Dari Minyak Biji Pala Papua (Myristica argentea) Sebagai Emulsifier Dan Pengawet Alami

B.3.2 Dra. Hernani, MSc

(Badan Litbang Pertanian)

11.45 - 12.10 Diskusi

Kode

JADWAL SEMINAR PROPOSAL KKP3N 2013 Bogor, 25 Februari 2013

Keterangan Semua Peserta

(6)

Produktifitas, Pendapatan Dan Nilai Tukar Petani (IPB)

13.25 - 13.40 Model Kelembagaan Rantai Pasok Agroindustri Pangan Skala UMKM untuk memperkuat Kemitraan dan Jaringan di Provinsi Lampung

D.1.3 Dr. Ir. Muhammad Irfan Affandi, Msi (Universitas Methodist)

13.40 - 13.55 Pengembangan Agrowisata Terpadu dengan Model ABGC (Academician-Bussiness-Government-Community) di Wilayah Tomohon Sulawesi Utara

D.1.3 Dr. Ir. Afra D.N.Makalew, MSc (IPB)

13.55 - 14.10 Keefektifan Formulasi agens hayati mikroba endofit untuk mengendalikan penyakit kuning dalam rangka peningkatkan produktifitas lada

D.1.5 Dr Abdul Munif, MSc.agr

(7)

Senin, 25 Februari 2013

Waktu Acara

07.30 - 08.00 Registrasi

08.00 - 08.45 Sambutan dari Kepala Badan Litbang Pertanian 08.45 - 09.00 Coffee Break

Kelompok IV :

Waktu Judul Penelitian Penanggung Jawab Evaluator

C

09.00 - 09.15 Percepatan perakitan varietas unggul durian dengan pendekatan Molecular Assisted Breeding dan Top-Interstem Working

C.1.1 Dr. Adi Pancoro

(ITB)

09.15 - 09.30 Pengembangan Galur Padi Unggul Aromatik dengan Potensi Hasil Tinggi Melalui Teknologi Marka Berbasis Gen Menuju Uji Daya Hasil Pendahuluan (UDHP)

C.1.1 Dr. Sutoro

(Badan Litbang Pertanian)

09.30 - 09.45 Pendekatan Genomik dan Molekuler untuk Pengembangan Kultivar Unggul Kelapa Eksotik Asal Indonesia dan Penyediaan Bibitnya

C.1.1 Prof. Dr. Ir. Sudarsono, MSc.

09.45 - 10.05 Diskusi

10.05 - 10.20 Profil Kedelai Lokal Dibandingkan Kedelai GMO dan non-GMO Impor untuk Mendukung Internasionalisasi Tempe dan Swasembada Kedelai Indonesia

C.1.1 Prof. Dr. Ir. Made Astawan, MS. (IPB)

10.20 - 10.35 Evaluasi karakter hasil dan mutu ketahanan hama penyakit klon kakao hasil sambung samping di Kabupaten Kolaka Sulawesi Tenggara

C.1.1 Dr.Ir. Rubiyo, M.Si

(Badan Litbang Pertanian)

10.35 - 10.50 Induksi Mutasi Krisan Standar Untuk Perbaikan Karakter Ketahanan Terhadap Penyakit Karat Melalui Iradiasi Sinar Gamma

C.1.1 Dr.Ir.Lia Sanjaya,MS. (Badan Litbang Pertanian)

10.50 - 11.10 Diskusi

11.10 - 11.25 Perakitan Varietas Mutan Cabai Tahan Begomovirus, Berkualitas dan Berdaya Hasil Baik (12t/ha)

C.1.1 Dr. Muhamad Syukur, M.Si (IPB)

11.25 - 11.40 Identifikasi dan karakterisasi gen ketahanan vanili hasil variasi somaklon dan mutasi terhadap penyakit busuk batang (BBV) secara molekular

C.1.1 Dr. Ir. Yuliana Maria Diah Ratnadewi (IPB)

11.40 - 11.55 Perakitan Kultivar Tomat Toleran Layu Bakteri (Pseudomonas solanacearum) Dan Pecah Buah Berbasis Plasma Nutfah Lokal.

C.1.1 Surjono Hadi Sutjahjo (IPB)

11.55 - 12.15 Diskusi

Kode

JADWAL SEMINAR PROPOSAL KKP3N 2013 Bogor, 25 Februari 2013

Keterangan Semua Peserta

(8)

melalui marka morfologi dan molekuler. (Universitas Padjajaran)

13.45 - 14.00 Peningkatan Potensi Mikroba Sebagai Pupuk Hayati Untuk

Meningkatkan Produktivitas dan Mereduksi Pupuk NPK Pada Kentang di Fakfak, Irian Jaya

C.1.2 Dr. Rakhmat Sutarya, MS (Badan Litbang Pertanian)

14.00 - 14.20 Diskusi

14.20 - 14.35 Kajian Optimasi Pemanfaatan Cendawan Endofit dalam Menginduksi Ketahanan Tanaman Cabai terhadap Penyakit Layu Bakteri

C.1.2 Dr. Ir Widodo, M.SI. (IPB)

14.35 - 14.50 Efikasi bioekstrak Elettariopsis slahmong untuk mengendalikan Trigona minangkabau vektor bakteri penyakit darah pisang di Sumatera Barat

C.1.2 Nasril Nasir (Universitas Andalas)

14.50 - 15.05 Penerapan Teknologi “Low Input/High output” (LI/HO) dalam Usaha Tani Cabai Merah untuk Menghasilkan Produk yang Aman Dikonsumsi dan Ramah Lingkungan

C.1.2 Wiwin Setiawati, MS (Badan Litbang Pertanian)

(9)

Senin, 25 Februari 2013

Waktu Acara

07.30 - 08.00 Registrasi

08.00 - 08.45 Sambutan dari Kepala Badan Litbang Pertanian 08.45 - 09.00 Coffee Break

Kelompok V :

Waktu Judul Penelitian Penanggung Jawab Evaluator

C

09.00 - 09.15 Perbandingan Teknologi LEISA dan Konvensional terhadap Penurunan Oraganisme Penggangu Tanaman (OPT) padaTanaman Cabai Merah (Capsicum anuum)

C.1.2 Dr. Yayan Sanjaya, SP, MSi (Universitas Pendidikan Indonesia)

09.15 - 09.30 Pengembangan Teknologi Embriogenesis Somatik Berbasis Bioreaktor untuk Produksi Masal Bibit Dendrobium Berkualitas

C.1.3 Dr.Drs. Budi Winarto,M.Sc. (Badan Litbang Pertanian) 09.30 - 09.45 Aplikasi teknologi kultur in vitro untuk memproduksi bibit Unggul

Lansek Manih (Lansium spp.) Endemik Sijunjung

C.1.3 Dr. Ir. Benni Satria, MP (Universitas Andalas)

09.45 - 10.05 Diskusi

10.05 - 10.20 Pengembangan Teknologi Pembentukan Pigmen Jingga dan Fitonutrient pada Kulit Buah Jeruk Indonesia

C.1.4 Prof. Dr. Ir. Roedhy Poerwanto, MSc. (IPB)

10.20 - 10.35 Pengembangan Sistem Pengeringan Gabah Mandiri Energi Menggunakan Sistem Heat Pump Absorpsi dan Pengoperasian Terkendali Berenergi Gasifikasi Sekam

C.1.4 Dr. Leopold O. Nelwan, STP., M.Si. (IPB)

10.35 - 10.50 Potensi, Aplikasi Dan Produksi Ligno-Bioherbisida Berbahan Baku Limbah Pertanian Berlignoselulosa Dengan Rekayasa Hidrolisa Menggantikan Herbisida Sintetik Menuju Sistem Pertanian Berkelanjutan

C.1.4 Dr. Ir. Herdhata Agusta (IPB)

10.50 - 11.10 Diskusi

11.10 - 11.25 Potensi Fraksi Bioaktif dan Biomolekul dari Rempah Lada Batak (Zanthoxylum acanthopodium) dalam Pengembangan Pangan Dual Fungsional Antidiabetes dan Antiobesitas Berbasis Kearifan Lokal

C.1.5 Yanti, Ph.D. (Universitas Atma Jaya)

11.25 - 11.40 Pemanfaatan DFA III (Difructose Anhydride) dari Inulin Umbi Dahlia untuk Meningkatkan Penyerapan Kalsium sebagai Pencegahan Osteoporosis

C.1.5 Dr. Budi Setiawan (IPB)

11.40 - 11.55 Analisis Strategi Pengembangan Ekspor Kelapa Sawit Berbasis Klasterisasi

C.2.1 Dr. Ir. Jono Mintarto Munandar, M.Sc. (IPB)

11.55 - 12.10 Pengembangan Model Sistem Pendukung Keputusan Manajemen C.2.2 Dr. Suharjito, S.Si., MT. Kode

JADWAL SEMINAR PROPOSAL KKP3N 2013 Bogor, 25 Februari 2013

Keterangan Semua Peserta

(10)

13.50 - 14.05 Nano-Enkapsulasi Ekstrak Sambiloto yang Banyak Mengandung Andraglafolida dengan Casein Micelle untuk sediaan antidiabetik

C.3.1 Ir. Kamarza Mulia, M.Si.Ph.D. (UI)

14.05 - 14.20 Produksi nano herbal temulawak dan jahe menggunakan kombinasi ekstraksi dan presipitasi.

C.3.1 Prof. Dr. Ir. Erliza Noor (IPB) 14.20 - 14.35 Pengembangan Teknologi Pengolahan Susu Kerbau di Sumatera

Utara menjadi Produk Keju Mozzarella Probiotik untuk Menunjang Program Peningkatan Nilai Tambah Produk Hasil Ternak Indonesia

C.3.1 Prof. Dr. Ir. Evy Damayanthi, MS (IPB)

Referensi

Dokumen terkait

PERLINDUNGAN KONSUMEN BAGI PENGGUNA GAME ONLINE (Studi Komparatif Antara Hukum Islam dan Undang- Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen) PENYELESAIAN SENGKETA

 Hama dan penyakit tanaman padi yang dihadapi petani pada musim tanam 2011/2012 serta pengendalian yang dilakukan:.. Ulat jengkal palsu hijau

Apakah informasi tentang pengendalian hama dan penyakit pada tanaman padi yang disampaikan oleh media koran sesuai dengan kebutuhan bapak/ibu dalam membudidayakan padi..

Tujuan dari pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang cara pengendalian hama dan penyakit tanaman padi di Desa Pesaban, Kecamatan Rendang

Pengembangan agen hayati untuk mengendalikan penyakit blas, memacu pertumbuhan dan meningkatkan hasil tanaman padi Hibah Riset Invensi Pertanian 5 drh.. I Wayan Suardana,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,