BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
1.1
1.1 Latar Belakang
Latar Belakang
Dibidang kesehatan dan farmasi sangat erat hubungannya dengan dunia Dibidang kesehatan dan farmasi sangat erat hubungannya dengan dunia mikroorganisme, dikarenakan banyak penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme mikroorganisme, dikarenakan banyak penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme pathogen yang salah satunya adalah penyakit malaria. Penyakit ini
pathogen yang salah satunya adalah penyakit malaria. Penyakit ini disebabkan oleh suatudisebabkan oleh suatu protozoa yang disebut
protozoa yang disebut PlasmodiumPlasmodium Sp.Sp.
Malaria sangat dikenal oleh sebagian orang. Hal ini dikarenakan penyakit malaria Malaria sangat dikenal oleh sebagian orang. Hal ini dikarenakan penyakit malaria merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. Dan salah satu pandemi yang merupakan salah satu penyakit yang mematikan di dunia. Dan salah satu pandemi yang pernah dialami negara-negara di dunia, khususnya banyak terjadi dinegara tropis. pernah dialami negara-negara di dunia, khususnya banyak terjadi dinegara tropis. Indonesia sebagai salah satu negara tropis
Indonesia sebagai salah satu negara tropis yang rentan dengan pandemi malaria tersebut.yang rentan dengan pandemi malaria tersebut. Indonesia pernah tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus kematian tinggi akibat Indonesia pernah tercatat sebagai negara dengan jumlah kasus kematian tinggi akibat kasus malaria.
kasus malaria.
Dalam kasus malaria penyebab utama dari banyak kematian adalah protozoa Dalam kasus malaria penyebab utama dari banyak kematian adalah protozoa Plasmodium
Plasmodium Sp.Sp. Plasmodium malariaePlasmodium malariae merupakan anggota dari genus Plasmodium merupakan anggota dari genus Plasmodium yangyang dapat menyebabkan suatu penyakit malaria kuartana. Yang tingkat keparahannya lebih dapat menyebabkan suatu penyakit malaria kuartana. Yang tingkat keparahannya lebih tinggi dari penyakit malaria tertiana ringan yang disebabkan oleh
tinggi dari penyakit malaria tertiana ringan yang disebabkan oleh Plasmodium ovalePlasmodium ovale.. Organisme ini dapat melakukan penyerangann terhadap tubuh manusia dan melakukan Organisme ini dapat melakukan penyerangann terhadap tubuh manusia dan melakukan regenerasi yang sangat cepat sehingga dibutuhkan pengetahuan yang lebih mendalam regenerasi yang sangat cepat sehingga dibutuhkan pengetahuan yang lebih mendalam lagi tentang hal tersebut untuk dapat mengetahui berbagai informasi malaria, khususnya lagi tentang hal tersebut untuk dapat mengetahui berbagai informasi malaria, khususnya tentang
tentang Plasmodium malariae.Plasmodium malariae.
1.2
1.2 Tujuan
Tujuan
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
Makalah ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :
1.
1. Mengetahui berbagai informasi mengenai karakteristik dari
Mengetahui berbagai informasi mengenai karakteristik dari
Plasmodium
Plasmodium
malariae
malariae
, termasuk siklus hidup dan dampak neg
, termasuk siklus hidup dan dampak negatifnya.
atifnya.
2.
2. Mengetahui karakteristik dari jenis nyamuk
Mengetahui karakteristik dari jenis nyamuk
Anopheles Sp
Anopheles Sp
. sebagai vektor
. sebagai vektor
dari
dari
Plasmodium malariae
Plasmodium malariae
..
3.
3. Mengetahui informasi tentang penyakit malaria, baik penyebab, gejala-
Mengetahui informasi tentang penyakit malaria, baik penyebab,
gejala-gejala yang ditimbulkan, cara pencegahan maupun cara pengobatannya.
gejala yang ditimbulkan, cara pencegahan maupun cara pengobatannya.
BAB II
BAB II
PEMBAHASAN
PEMBAHASAN
2.1 Klasifikasi
2.1 Klasifikasi
Plasmod
Plasmodium mala
ium malariae
riae
Kingdom
Kingdom : : ProtistaProtista Phylum
Phylum : : ApicomplexaApicomplexa Class
Class : : AconoidasidaAconoidasida Order
Order : : HaemosporidaHaemosporida Family
Family : : PlasmodiidaePlasmodiidae Genus
Genus : : PlasmodiumPlasmodium Species :
Species : Plasmodium malariaePlasmodium malariae
Secara keseluruhan Plasmodium terdiri dari 12 sub genera. Dari 12 sub genera Secara keseluruhan Plasmodium terdiri dari 12 sub genera. Dari 12 sub genera tersebut, hanya 3 sub gewnera yang menyebabkan parasit pada manusia yaitu sub genera tersebut, hanya 3 sub gewnera yang menyebabkan parasit pada manusia yaitu sub genera Plasmodium, sub genera Laverinia, dan sub genera Vinckeria. Lima sub genera menjadi Plasmodium, sub genera Laverinia, dan sub genera Vinckeria. Lima sub genera menjadi parasit pada reptilia dan sub genera lainnya hidup pada burung (Aves).
parasit pada reptilia dan sub genera lainnya hidup pada burung (Aves). PlasmodiumPlasmodium malariae
malariaebiasa ditemaukan di Indonesia Bagian Timur.biasa ditemaukan di Indonesia Bagian Timur.
2.2
2.2Struktur Tubuh
Struktur Tubuh
Plasmodiu
Plasmodium malariae
m malariae
Plasmodium malariae
Plasmodium malariae termasuk termasuk dalam phylum Apicomplexa atau dalam phylum Apicomplexa atau Sporozoa. Sporozoa merupakan Sporozoa. Sporozoa merupakan golongan protista yang dapat golongan protista yang dapat membentuk spora untuk menginfeksi membentuk spora untuk menginfeksi inangnya.
inangnya. Plasmodium malariaePlasmodium malariae tidak tidak memiliki alat gerak khusus, sehingga memiliki alat gerak khusus, sehingga gerakannya dilakukan dengan gerakannya dilakukan dengan mengubah kedudukan tubuhnya. mengubah kedudukan tubuhnya. Plasmodium malariae
Plasmodium malariae merupakanmerupakan parasit pada manusia (penyebab parasit pada manusia (penyebab penyakit malaria quartana, ia penyakit malaria quartana, ia mengambil makanan dengan menyerap mengambil makanan dengan menyerap
dari tubuh inangnya. Respirasi dan ekspirasi terjadi secara difusi. Plasmodium memiliki dari tubuh inangnya. Respirasi dan ekspirasi terjadi secara difusi. Plasmodium memiliki struktur tubuh berbentuk bulat yang dapat mencapai 10 mm. Tubuh terbentuk dari struktur tubuh berbentuk bulat yang dapat mencapai 10 mm. Tubuh terbentuk dari kumpulan tropozoit memanjang. Dibagian anterior terdapat kompleks apikal berupa kait, kumpulan tropozoit memanjang. Dibagian anterior terdapat kompleks apikal berupa kait, penghisap, atau filamen sederhana untuk melekatkan diri pada inang. Kompleks apikal penghisap, atau filamen sederhana untuk melekatkan diri pada inang. Kompleks apikal hanya terlihat dengan mikroskop elektron.
hanya terlihat dengan mikroskop elektron.
2.3
2.3 Anopheles Anopheles Sp.Sp. Klasifikasi
Klasifikasi Anopheles Anopheles Sp.Sp. Kingdom
Kingdom : : AnimaliaAnimalia Phylum
Phylum : : ArthropodaArthropoda Class
Class : : InsectaInsecta Order
Order : : DipteraDiptera Superfamily
Superfamily : : CulicoideaCulicoidea Family
Family : : ColicidaeColicidae Subfamily
Subfamily : : AnophelinaeAnophelinae Genus
Genus : : AnophelesAnopheles
Anopheles (nyamuk betina) merupakan salah satu anggota dari family Culicidae. Anopheles (nyamuk betina) merupakan salah satu anggota dari family Culicidae. Terdapat 400 spesies nyamuk Anopheles. Namun, hanya 30-40 yang dapat menjadi Terdapat 400 spesies nyamuk Anopheles. Namun, hanya 30-40 yang dapat menjadi vektor malaria. Secara alami
vektor malaria. Secara alami Anopheles Anopheles gambiaegambiae paling terkenal akibat peranannyapaling terkenal akibat peranannya sebagai penyebar parasit malaria (misalnya
sebagai penyebar parasit malaria (misalnya Plasmodium malariaePlasmodium malariae). Di Indonesia,). Di Indonesia, ditemukan 80 spesies nyamuk
ditemukan 80 spesies nyamuk Anopheles Anopheles tetapi hanya 16 spesies sebagai vektor malariatetapi hanya 16 spesies sebagai vektor malaria Ciri nyamuk
Ciri nyamuk Anopheles Anopheles Relatif sulit Relatif sulit dibedakadibedakan dengan jenis nyamuk lain, n dengan jenis nyamuk lain, kecuali dengankecuali dengan kaca pembesar. Ciri paling menonjol yang bisa dilihat oleh mata telanjang adalah posisi kaca pembesar. Ciri paling menonjol yang bisa dilihat oleh mata telanjang adalah posisi waktu menggigit menungging, terjadi di malam hari, baik di dalam maupun di luar waktu menggigit menungging, terjadi di malam hari, baik di dalam maupun di luar rumah, sesudah menghisap darah nyamuk istirahat di dinding dalam rumah yang gelap, rumah, sesudah menghisap darah nyamuk istirahat di dinding dalam rumah yang gelap, lembab, di bawah meja, tempat tidur atau di bawah dan di belakang lemari.
2.4
2.4Siklus Hidup Anopheles
Siklus Hidup Anopheles
1.
1. TelurTelur
Untuk bertelur nyamuk betina akan mencarai tempat Untuk bertelur nyamuk betina akan mencarai tempat seperti genangan air dan daun pepohonan yang lembab. seperti genangan air dan daun pepohonan yang lembab. Telur akan diletakkan berpencar. Telur yang semua Telur akan diletakkan berpencar. Telur yang semua berwarna putih, 12-24 jam kemudian berwarna hitam berwarna putih, 12-24 jam kemudian berwarna hitam sebagai kamuflase agar tidak dimakan oleh hewan atau sebagai kamuflase agar tidak dimakan oleh hewan atau insecta lainnya. Telur akan menetas dalam waktu 2
insecta lainnya. Telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari-3 hari menjadi larva.
menjadi larva. 2.
2. Larva (Jentik)Larva (Jentik)
Larva nyamuk merupakan fase hidup diair, meskipun Larva nyamuk merupakan fase hidup diair, meskipun demikian untuk bernafas larva harus menghirup udara demikian untuk bernafas larva harus menghirup udara secara langsung. Untuk itu bagian belakang tubuhnya secara langsung. Untuk itu bagian belakang tubuhnya dilengkapi dengan semacam pipa panjang hingga dilengkapi dengan semacam pipa panjang hingga menembus permukaan air. Mikroorganisme merupakan menembus permukaan air. Mikroorganisme merupakan makanan larva. Dengan menggerakkan mulutnya yang makanan larva. Dengan menggerakkan mulutnya yang menyerupai sikat, air dibuat berpusar sehingga menyerupai sikat, air dibuat berpusar sehingga mikroorganisme dapat masuk ke dalam mulutnya. Pada waktu bahaya, larva dapat mikroorganisme dapat masuk ke dalam mulutnya. Pada waktu bahaya, larva dapat menyelam dan berenang di dalam
menyelam dan berenang di dalam air. Stadium larva air. Stadium larva biasanya berlangsung selamabiasanya berlangsung selama 4-6 hari. 4-6 hari. 1 1 3 3 2 2 4 4
3.
3. PupaPupa
Pupa tidak lagi mensuplai makanan ke dalam Pupa tidak lagi mensuplai makanan ke dalam tubuhnya (fase istirahat). Pada stadium ini, pupa tubuhnya (fase istirahat). Pada stadium ini, pupa bernafas pada permukaan air dengan menggunakan 2 bernafas pada permukaan air dengan menggunakan 2 tanduk kecil yang berada pada prohorax. Pupa juga tanduk kecil yang berada pada prohorax. Pupa juga sewaktu bahaya dapat menyelam di dalam air. Stadium sewaktu bahaya dapat menyelam di dalam air. Stadium ini umumnya berlangsung hingga 5-10 hari.
ini umumnya berlangsung hingga 5-10 hari.
4. Nyamuk. 4. Nyamuk.
Setelah mengalami fase Pulpa, akan keluar dari Setelah mengalami fase Pulpa, akan keluar dari kepompongnya menjadi nyamuk yang sempurna. kepompongnya menjadi nyamuk yang sempurna. Selanjutnya nyamuk akan mencari makan dan Selanjutnya nyamuk akan mencari makan dan berpasangan dan fase-fase diatas akan terulang berpasangan dan fase-fase diatas akan terulang kembali.
kembali.
2.5
2.5 Siklus HidupSiklus Hidup PlasmodiuPlasmodium m malariaemalariae Siklus hidup pada manusia
Siklus hidup pada manusia
Bila nyamuk terinfeksi plasmodium Bila nyamuk terinfeksi plasmodium menghisap darah vertebrata, nyamuk menghisap darah vertebrata, nyamuk menginjeksikan air ludahnya (saliva) menginjeksikan air ludahnya (saliva) yang berisi sporozoit yang kecil dan yang berisi sporozoit yang kecil dan memanjang masuk kedalam aliran darah. memanjang masuk kedalam aliran darah. Pada dasarnya sporozoit bentuknya mirip Pada dasarnya sporozoit bentuknya mirip dengan Emeria atau parasit coccidia dengan Emeria atau parasit coccidia dengan panjang 10-15 um dan diameter 1 dengan panjang 10-15 um dan diameter 1 um.
um.
Begitu masuk aliran darah sporozoit Begitu masuk aliran darah sporozoit langsung menghilang dalam waktu 1 jam. langsung menghilang dalam waktu 1 jam. Ternyata mereka masuk kedalam Ternyata mereka masuk kedalam
parenchym hati atau organ internal lainnya. Fase ini dise
parenchym hati atau organ internal lainnya. Fase ini dise but fase but fase ““Pre erytrocytic”Pre erytrocytic” atauatau ““exoerytrocytic primer”exoerytrocytic primer” (schizogony). Begitu masuk kedalam sel hati, parasit(schizogony). Begitu masuk kedalam sel hati, parasit
bermetamorfosis menjadi trophozoit. Trophozoit memakan cytoplasma dari sel hospes bermetamorfosis menjadi trophozoit. Trophozoit memakan cytoplasma dari sel hospes secara pynositosis. Setelah sekitar 1 minggu, trophozoit menjadi masak dan mulai secara pynositosis. Setelah sekitar 1 minggu, trophozoit menjadi masak dan mulai mengalami proses scizogony. Sejumlah anak nuclei terbentuk dan berubah bentuk mengalami proses scizogony. Sejumlah anak nuclei terbentuk dan berubah bentuk menjadi schizont yang disebut “
menjadi schizont yang disebut “Cryptozoit”Cryptozoit” . Dalam masa pembelahan inti, membrana. Dalam masa pembelahan inti, membrana nukleus tetap utuh. Mitokondria membesar pada saat terjadi perkembangan trophozoit nukleus tetap utuh. Mitokondria membesar pada saat terjadi perkembangan trophozoit menjadi banyak mitokondria. Merozoit
menjadi banyak mitokondria. Merozoit yang terbentuk terjadi setelah proses yang terbentuk terjadi setelah proses cytokinesis.cytokinesis. Merozoit lebih pendek daripada sporozoit. Merozoit masuk ke sel hati lainnya dan Merozoit lebih pendek daripada sporozoit. Merozoit masuk ke sel hati lainnya dan membentuk schizont dan kemudian membentuk merozoit lagi.
membentuk schizont dan kemudian membentuk merozoit lagi.
Merozoit meninggalkan sel hati berpenetrasi ke dalam sel erytrocyt, ini adalah awal Merozoit meninggalkan sel hati berpenetrasi ke dalam sel erytrocyt, ini adalah awal fase “
fase “erytrocytic”.erytrocytic”. Begitu masuk erytrocyt, merozoit berubah bentuk menjadiBegitu masuk erytrocyt, merozoit berubah bentuk menjadi trophozoit lagi. Cytoplasma sel darah dimakan dan membentuk vacuola cincin trophozoit lagi. Cytoplasma sel darah dimakan dan membentuk vacuola cincin cytoplasma dengan nukleus berada dipinggirnya. Pada saat trophozoit tumbuh, vacuola cytoplasma dengan nukleus berada dipinggirnya. Pada saat trophozoit tumbuh, vacuola menjadi tidak jelas, tetapi terlihat granula pigmen dari hemozoin dari vacuola. menjadi tidak jelas, tetapi terlihat granula pigmen dari hemozoin dari vacuola. ““Hemozoin”Hemozoin” adalah produk dari digesti parasit asal hemoglobin dari hospes tetapi bukanadalah produk dari digesti parasit asal hemoglobin dari hospes tetapi bukan degradasi dari bagian hemoglobin.
degradasi dari bagian hemoglobin.
Parasit cepat berkembang menjadi schizont. Bilamana perkembangan merozoit telah Parasit cepat berkembang menjadi schizont. Bilamana perkembangan merozoit telah sempurna, maka sel pecah kemudian keluar sel metabolik dari parasit dan residu dari sel sempurna, maka sel pecah kemudian keluar sel metabolik dari parasit dan residu dari sel hospes termasuk hemozoin. Banyak merozoit dibunuh oleh sel reticuloendothelial dan hospes termasuk hemozoin. Banyak merozoit dibunuh oleh sel reticuloendothelial dan leucocyt, tetapi masih ada sejumlah merozoit yang berparasit dalam sel hospes.
leucocyt, tetapi masih ada sejumlah merozoit yang berparasit dalam sel hospes.
Setelah beberapa generasi proses reproduksi asexual tersebut, beberapa merozoit Setelah beberapa generasi proses reproduksi asexual tersebut, beberapa merozoit masuk kedalah sel erytrocyt dan membentuk “
masuk kedalah sel erytrocyt dan membentuk “Macrogametocyt”Macrogametocyt” dandan “microgametocyt
“microgametocyt”, ”, berbentuk berbentuk agak agak pipih pipih dan dan mengandungmengandung hemozoin.hemozoin. “Gametocytogenesis”
“Gametocytogenesis” mungkin juga terjadi dalam hati. Bila tidak termakan nyamuk,mungkin juga terjadi dalam hati. Bila tidak termakan nyamuk, gametocyt segera akan mati atau dimakan oleh sel phagocyt dalam sistem gametocyt segera akan mati atau dimakan oleh sel phagocyt dalam sistem reticuloendothelial.
reticuloendothelial. Siklus Hidup pada N
Siklus Hidup pada Nyamuk Anopheles Betinayamuk Anopheles Betina
Bila erytrocyt yang mengandung gemetocyt dihisap oleh nyamuk yang bukan vektor Bila erytrocyt yang mengandung gemetocyt dihisap oleh nyamuk yang bukan vektor (tidak cocok), maka darah akan didigesti dan parasit akan mati. Tetapi bila dihisap oleh (tidak cocok), maka darah akan didigesti dan parasit akan mati. Tetapi bila dihisap oleh nyamuk vektor (cocok) maka gametocyt berkembang menjadi gamet. Secara alami hanya nyamuk vektor (cocok) maka gametocyt berkembang menjadi gamet. Secara alami hanya nyamuk betina yang menghisap darah. Hospes yang cocok pada parasit plasmodium nyamuk betina yang menghisap darah. Hospes yang cocok pada parasit plasmodium adalah nyamuk
adalah nyamuk Anopheles spp Anopheles spp..Setelah keluar dari erytrocyt, macrogametocyt masak danSetelah keluar dari erytrocyt, macrogametocyt masak dan menjadi macrogamet. Dilain pihak microgamet berubah bentuk menjadi “
Begitu microgamet menjadi extraseluler, dalam waktu 10-12 menit, nucleus membelah Begitu microgamet menjadi extraseluler, dalam waktu 10-12 menit, nucleus membelah diri menjadi 6-8 anak nuclei, dimana setiap nuclei berkembang menjadi axonema. Pada diri menjadi 6-8 anak nuclei, dimana setiap nuclei berkembang menjadi axonema. Pada saat dinding microgamet pecah setiap flagella yang mengandung nuclei bergerak keluar saat dinding microgamet pecah setiap flagella yang mengandung nuclei bergerak keluar bebas mencari macrogamet dan berpenetrasi sehingga terjadi fertilisasi. Hasilnya adalah bebas mencari macrogamet dan berpenetrasi sehingga terjadi fertilisasi. Hasilnya adalah zygot diploid yang dengan cepat berkembang menjadi
zygot diploid yang dengan cepat berkembang menjadi ookineteookinete yang motil denganyang motil dengan bentuk yang memanjang. Ookinete berpenetrasi ke membran periothropic dinding usus bentuk yang memanjang. Ookinete berpenetrasi ke membran periothropic dinding usus nyamuk, bermigrasi ke haemocel usus dan berubah bentuk menjadi oocyt. Oocyt ditutupi nyamuk, bermigrasi ke haemocel usus dan berubah bentuk menjadi oocyt. Oocyt ditutupi oleh capsul segera setelah keluar dari haemocel. Selama perjalanannya tersebut zygot oleh capsul segera setelah keluar dari haemocel. Selama perjalanannya tersebut zygot membelah diri secara haploid dengan banyak inti sel disebut mitokondria dan inclusion membelah diri secara haploid dengan banyak inti sel disebut mitokondria dan inclusion lainnya. Sporoblast membelah menjadi ribuan sporozoit. Sporozoit ini memecah oocyst lainnya. Sporoblast membelah menjadi ribuan sporozoit. Sporozoit ini memecah oocyst dan keluar bermigrasi dalam tubuh nyamuk, kemudian masuk kedalam kelenjar ludah dan keluar bermigrasi dalam tubuh nyamuk, kemudian masuk kedalam kelenjar ludah nyamuk menunggu untuk diinjeksikan ke hospes vertebrata.
nyamuk menunggu untuk diinjeksikan ke hospes vertebrata.
Siklus hidup
Plasmodium Malariae memiliki morfologi yang berbeda-beda pada setiap stadiumnya. Plasmodium Malariae memiliki morfologi yang berbeda-beda pada setiap stadiumnya. Stadium
Stadium – – stadium tersebut meliputi :stadium tersebut meliputi : a. Stadium Tropozoit
a. Stadium Tropozoit
Tropozoit muda ditemukan sebagai cincin kompak dalam sel-sel Tropozoit muda ditemukan sebagai cincin kompak dalam sel-sel yang mengandu
yang mengandung titik James. Cincin ng titik James. Cincin trofozoit tetap kompak karenatrofozoit tetap kompak karena mereka mengembangkan dan menunjukkan sedikit bagian mereka mengembangkan dan menunjukkan sedikit bagian amoeboid secara umum. Butiran kecil pigmen yang tersebar dapat amoeboid secara umum. Butiran kecil pigmen yang tersebar dapat dilihat dalam mengembangkan trofozoit yang membubarkan dilihat dalam mengembangkan trofozoit yang membubarkan sebagai trofozoit yang telah jatuh. Akhir trofozoit bulat dan sebagai trofozoit yang telah jatuh. Akhir trofozoit bulat dan konsolidasi dengan peningkatan sitoplasma
konsolidasi dengan peningkatan sitoplasma
b. Stadium Skizon b. Stadium Skizon
Stadium skizon dari sediaan darah penderita merozoit 6-12 Stadium skizon dari sediaan darah penderita merozoit 6-12 (rata-rata 8), tersusun simetris, pigmen coklat
(rata-rata 8), tersusun simetris, pigmen coklat kekuningankekuningan..
c. Staduim gametosit c. Staduim gametosit
Pada gametosit matang berbentuk bulat, mengisi Pada gametosit matang berbentuk bulat, mengisi dua pertiga dari sel darah merah. Sel merah sedikit dua pertiga dari sel darah merah. Sel merah sedikit diperbesar dan dan dibintiki dan berisi pigmen diperbesar dan dan dibintiki dan berisi pigmen yang memiliki pengaturan yang berbeda rodlets yang memiliki pengaturan yang berbeda rodlets konsentris, terutama di pinggiran.
2.6
2.6Proses Kehidupan
Proses Kehidupan
Sebagaimana Makhluk hidup lainnya,
Sebagaimana Makhluk hidup lainnya, Plasmodium malariaePlasmodium malariae juga melakukan prosesjuga melakukan proses kehidupan meliputi :
kehidupan meliputi : a)
a) Metabolisme (pertukaran zat)Metabolisme (pertukaran zat)
Untuk hidupnya, plasmodium mengambil oksigen dan zat makanan dari Untuk hidupnya, plasmodium mengambil oksigen dan zat makanan dari hemoglobin sel darah merah (eritrosit) dari proses metabolisme meninggalkan sisa hemoglobin sel darah merah (eritrosit) dari proses metabolisme meninggalkan sisa berupa pigmen yang terdapat dalam sitoplasma. K
berupa pigmen yang terdapat dalam sitoplasma. Keberadaaeberadaan pigmen ini n pigmen ini bisa dijadikanbisa dijadikan salah satu indikator dalam identifikasi.
salah satu indikator dalam identifikasi. b)
b) PertumbuhanPertumbuhan
pertumbuhan disini adalah perubahan morfologi yang meliputi, perubahan pertumbuhan disini adalah perubahan morfologi yang meliputi, perubahan bentuk, ukuran, warna, serta sifat dari bagian-bagian sel. Perubahan ini bentuk, ukuran, warna, serta sifat dari bagian-bagian sel. Perubahan ini mengakibatka
mengakibatkan suatu stadium parasit n suatu stadium parasit pada berbagai spesies menjadi bervariasi. Setiappada berbagai spesies menjadi bervariasi. Setiap proses membutuhkan waktu sehingga morfologi stadium parasit yang ada pada proses membutuhkan waktu sehingga morfologi stadium parasit yang ada pada sediaan darah dipengaruhi oleh waktu pengambilan darah dilakukan. Hal ini
sediaan darah dipengaruhi oleh waktu pengambilan darah dilakukan. Hal ini berkaitanberkaitan dengan jam siklus perkembangan stadium parasit, akibatnya tidak ada gambar dengan jam siklus perkembangan stadium parasit, akibatnya tidak ada gambar morfologi parasit yang sama pada lapang pandang atau stadium darah yang berbeda. morfologi parasit yang sama pada lapang pandang atau stadium darah yang berbeda. c)
c) PergerakanPergerakan Plasmodium malariaePlasmodium malariae
Plasmodium malariae bergerak dengan cara menyebarkan sitoplasmanya yang Plasmodium malariae bergerak dengan cara menyebarkan sitoplasmanya yang berbentuk kaki palsu (pseudopodia) bentuk penyebaran ini dikenal sehingga bentuk berbentuk kaki palsu (pseudopodia) bentuk penyebaran ini dikenal sehingga bentuk sitoplasma amuboit (tanpa bentuk).
sitoplasma amuboit (tanpa bentuk). d)
d) PerkembangbiakanPerkembangbiakan
Perkembangbiakan artinya berubah dari 1 sel atau sepasang sel menjadi beberapa sel Perkembangbiakan artinya berubah dari 1 sel atau sepasang sel menjadi beberapa sel baru pada 2 macam perkembangbiakan plasmodium Yaitu :
baru pada 2 macam perkembangbiakan plasmodium Yaitu :
Perkembangbiakan secara SeksualPerkembangbiakan secara Seksual
Perkembangbiakan ini terjadi dalam tubuh nyamuk melalui proses sporogoni. Perkembangbiakan ini terjadi dalam tubuh nyamuk melalui proses sporogoni. Bila mikrogametofit (sel jantan) dan makrogametofit (sel betina) terhisap oleh Bila mikrogametofit (sel jantan) dan makrogametofit (sel betina) terhisap oleh vektor bersama darah penderita maka proses perkawinan antara kedua sel vektor bersama darah penderita maka proses perkawinan antara kedua sel kelamin itu akan terjadi. Dari proses ini akan terbentuk zigot yang kemudian kelamin itu akan terjadi. Dari proses ini akan terbentuk zigot yang kemudian akan berubah menjadi ookinet dan selanjutnya menjadi ookista. Terakhir, akan berubah menjadi ookinet dan selanjutnya menjadi ookista. Terakhir, ookista pecah dan membentuk sporozoit yang tinggal dalam kelenjar ludah ookista pecah dan membentuk sporozoit yang tinggal dalam kelenjar ludah vektor. Perubahan dari mikrogametosit dan makrogametosit sampai menjadi vektor. Perubahan dari mikrogametosit dan makrogametosit sampai menjadi sporozoit di dalam kelenjar ludah vektor disebut masa tunas eksintrinsik atau sporozoit di dalam kelenjar ludah vektor disebut masa tunas eksintrinsik atau siklus sporogoni. Jumlah sporokista pada setiap ookista dan lamanya siklus siklus sporogoni. Jumlah sporokista pada setiap ookista dan lamanya siklus
sporogoni pada plasmodium malariae menunjukkan jumlah sporozoit dalam sporogoni pada plasmodium malariae menunjukkan jumlah sporozoit dalam ookista adalah 6-8 butir dan siklus
ookista adalah 6-8 butir dan siklus sporogoni selama 26-28 hari.sporogoni selama 26-28 hari.
Perkembangan secara AseksualPerkembangan secara Aseksual
Perkembangbiakan ini terjadi didalam tubuh manusia melalui proses Sizogoni Perkembangbiakan ini terjadi didalam tubuh manusia melalui proses Sizogoni yang terjadi melalui proses pembelahan sel secara ganda. Inti tropozoit 2, 4, 8 yang terjadi melalui proses pembelahan sel secara ganda. Inti tropozoit 2, 4, 8 dan seterusnya sampai pada tahap tertentu. Bila pembelahan ini telah selsesai dan seterusnya sampai pada tahap tertentu. Bila pembelahan ini telah selsesai sitoplasma sel induk dibagi-bagi kepada setiap inti dan terbentuklah sel baru sitoplasma sel induk dibagi-bagi kepada setiap inti dan terbentuklah sel baru yang disebut merozoit.
yang disebut merozoit. e)
e) Reaksi terhadap rangsanganReaksi terhadap rangsangan
Plasmodium malariae memberikan reaksi terhadap rangsangan yang datang dari luar Plasmodium malariae memberikan reaksi terhadap rangsangan yang datang dari luar ini sebagai upaya mempertahankan diri seandainya rangsangan ini berupa ancaman ini sebagai upaya mempertahankan diri seandainya rangsangan ini berupa ancaman terhadap dirinya, misalnya plasmodium dapat membentuk sistem kekebalan terhadap dirinya, misalnya plasmodium dapat membentuk sistem kekebalan (resistensi) terhadap obat anti malaria
(resistensi) terhadap obat anti malaria yang digunakayang digunakan oleh penderita.n oleh penderita.
2.7 Pengertian Malaria
2.7 Pengertian Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit menular
Penyakit malaria adalah penyakit menular yang menyerang dalam bentuk infeksi akutyang menyerang dalam bentuk infeksi akut ataupuan kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium bentuk ataupuan kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa genus plasmodium bentuk aseksual, yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk
aseksual, yang masuk ke dalam tubuh manusia dan ditularkan oleh nyamuk Anhopeles Anhopeles betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal = buruk dan area = betina. Istilah malaria diambil dari dua kata bahasa italia yaitu mal = buruk dan area = udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa
udara atau udara buruk karena dahulu banyak terdapat di daerah rawa – – rawa yangrawa yang mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain seperti demam roma, mengeluarkan bau busuk. Penyakit ini juga mempunyai nama lain seperti demam roma, demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme demam rawa, demam tropik, demam pantai, demam charges, demam kura dan paludisme Di dunia ini hidup sekitar 400 spesies nyamuk anopheles, tetapi hanya 60 spesies Di dunia ini hidup sekitar 400 spesies nyamuk anopheles, tetapi hanya 60 spesies berperan sebagai vektor malaria alami.
berperan sebagai vektor malaria alami.
Adapun definisi kasus dari berbagai kasusnya adalah sebagai berikut : Adapun definisi kasus dari berbagai kasusnya adalah sebagai berikut : 1. Kasus Rekrudesensi
1. Kasus Rekrudesensi
Rekrudesensi adalah berulangnya gejala klinik dan parasitemia dalam masa 8 Rekrudesensi adalah berulangnya gejala klinik dan parasitemia dalam masa 8 minggu sesudah berakhirnya serangan primer.
minggu sesudah berakhirnya serangan primer. 2. Kasus Relaps
2. Kasus Relaps
Relaps dinyatakan sebagai berulangnya gejala klinik setelah periode yang lama Relaps dinyatakan sebagai berulangnya gejala klinik setelah periode yang lama dari masa laten, sampai 5 tahun. Selanjutnya, gejala kliniknya dikenal sebagai trias dari masa laten, sampai 5 tahun. Selanjutnya, gejala kliniknya dikenal sebagai trias malaria yang terdiri dari demam, anemia (kurang darah) dan splenomegali malaria yang terdiri dari demam, anemia (kurang darah) dan splenomegali (Pembengkakan Limpa). Demam khas pada malaria adalah menggigil selama (Pembengkakan Limpa). Demam khas pada malaria adalah menggigil selama 15-60 menit karena pecahnya skizon eritrosit, lalu demam selama 2-6 jam kemudian 60 menit karena pecahnya skizon eritrosit, lalu demam selama 2-6 jam kemudian
berkeringat selama 2-4 jam. Keringat yang dihasilkan dapat sangat banyak hingga berkeringat selama 2-4 jam. Keringat yang dihasilkan dapat sangat banyak hingga membasahi tempat tidur. Setelah berkeringat biasanya penderita justru akan merasa membasahi tempat tidur. Setelah berkeringat biasanya penderita justru akan merasa lebih baik tapi lemas. Gejala ini terus berulang dengan periode tertentu sesuai lebih baik tapi lemas. Gejala ini terus berulang dengan periode tertentu sesuai dengan jenis
dengan jenis plasmodiumnyaplasmodiumnya..
2.8
2.8 Patogenesis Malaria
Patogenesis Malaria
Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang dan Patogenesis malaria akibat dari interaksi kompleks antara parasit, inang dan lingkungan. Patogenesis lebih ditekankan pada terjadinya peningkatan permeabilitas lingkungan. Patogenesis lebih ditekankan pada terjadinya peningkatan permeabilitas pembuluh darah daripada koagulasi intravaskuler. Oleh karena skizogoni menyebabkan pembuluh darah daripada koagulasi intravaskuler. Oleh karena skizogoni menyebabkan kerusakan eritrosit maka akan terjadi anemia. Beratnya anemi tidak sebanding dengan kerusakan eritrosit maka akan terjadi anemia. Beratnya anemi tidak sebanding dengan parasitemia menunjukkan adanya kelainan eritrosit selain
parasitemia menunjukkan adanya kelainan eritrosit selain yang mengandung parasit. Halyang mengandung parasit. Hal ini diduga akibat adanya toksin malaria
ini diduga akibat adanya toksin malaria yang menyebabyang menyebabkan gangguan fungsi eritrosit dankan gangguan fungsi eritrosit dan sebagian eritrosit pecah melalui limpa sehingga parasit keluar. Faktor lain yang sebagian eritrosit pecah melalui limpa sehingga parasit keluar. Faktor lain yang menyebabkan terjadinya anemia mungkin karena terbentuknya antibodi terhadap menyebabkan terjadinya anemia mungkin karena terbentuknya antibodi terhadap eritrosit.
eritrosit.
Limpa mengalami pembesaran dan pembendungan serta pigmentasi sehingga mudah Limpa mengalami pembesaran dan pembendungan serta pigmentasi sehingga mudah pecah. Dalam limpa dijumpai banyak parasit dalam makrofag dan sering terjadi pecah. Dalam limpa dijumpai banyak parasit dalam makrofag dan sering terjadi fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi. Pada malaria fagositosis dari eritrosit yang terinfeksi maupun yang tidak terinfeksi. Pada malaria kronis terjadi
kronis terjadi hyperplasiahyperplasia dari retikulosit diserta peningkatan makrofag. Pada malariadari retikulosit diserta peningkatan makrofag. Pada malaria berat mekanisme patogenesisnya berkaitan dengan invasi merozoit ke dalam eritrosit berat mekanisme patogenesisnya berkaitan dengan invasi merozoit ke dalam eritrosit sehingga menyebabk
sehingga menyebabkan eritrosit an eritrosit yang mengandung parasit mengalami perubahan strukturyang mengandung parasit mengalami perubahan struktur dan biomolekular sel untuk mempertahankan kehidupan parasit. Perubahan tersebut dan biomolekular sel untuk mempertahankan kehidupan parasit. Perubahan tersebut meliputi mekanisme, diantaranya transport membran sel,
meliputi mekanisme, diantaranya transport membran sel, Sitoadherensi, Sekuestrasi danSitoadherensi, Sekuestrasi dan Resetting
Resetting.. SitoadherensiSitoadherensi merupakan peristiwa perlekatan eritrosit yang telah terinfeksimerupakan peristiwa perlekatan eritrosit yang telah terinfeksi P.P. falciparum
falciparum pada reseptor di bagian endotelium venule dan kapiler. Selain itu eritrositpada reseptor di bagian endotelium venule dan kapiler. Selain itu eritrosit juga dapat me
juga dapat melekat pada eritrosit ylekat pada eritrosit yang tidak terinfeksi sang tidak terinfeksi sehingga terbeehingga terbentuk roset.ntuk roset. Resetting
Resetting adalah suatu fenomena perlekatan antara sebuah eritrosit yangadalah suatu fenomena perlekatan antara sebuah eritrosit yang mengandung merozoit matang yang diselubungi oleh sekitar 10 atau lebih eritrosit non mengandung merozoit matang yang diselubungi oleh sekitar 10 atau lebih eritrosit non parasit, sehingga berbentuk seperti bunga. Salah satu faktor yang mempengaruhi parasit, sehingga berbentuk seperti bunga. Salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya
terjadinya Resetting Resetting adalah golongan darah dimana terdapatnya antigen golongan darahadalah golongan darah dimana terdapatnya antigen golongan darah A dan B
Menurut pendapat ahli lain, patogenesis malaria adalah
Menurut pendapat ahli lain, patogenesis malaria adalah multifaktorialmultifaktorial dandan berhubunga
berhubungan dengan n dengan hal-hal sebagai berikut:hal-hal sebagai berikut: 1. Penghancuran eritrosit
1. Penghancuran eritrosit
Fagositosis tidak hanya pada eritrosit yang mengandung parasit tetapi juga Fagositosis tidak hanya pada eritrosit yang mengandung parasit tetapi juga terhadap eritrosit yang tidak mengandung parasit sehingga menimbulkan anemia dan terhadap eritrosit yang tidak mengandung parasit sehingga menimbulkan anemia dan hipoksemia jaringan. Pada hemolisis
hipoksemia jaringan. Pada hemolisis Intravascular Intravascular yang berat dapat terjadiyang berat dapat terjadi hemoglobinuria (
hemoglobinuria ( Black White Fever Black White Fever ) dan dapat menyebabkan gagal ginjal.) dan dapat menyebabkan gagal ginjal. 2. Mediator
2. Mediator endotoksin-makrofagendotoksin-makrofag..
Pada saat skizogoni, eritrosit yang mengandung parasit memicu makrofag yang Pada saat skizogoni, eritrosit yang mengandung parasit memicu makrofag yang sensitive endotoksin untuk melepaskan berbagai mediator. Endotoksin mungkin sensitive endotoksin untuk melepaskan berbagai mediator. Endotoksin mungkin berasal dari saluran cerna dan parasit
berasal dari saluran cerna dan parasit malaria sendiri dapat melepaskan faktor nekrosismalaria sendiri dapat melepaskan faktor nekrosis tumor (TNF) yang merupakan suatu monokin, ditemukan dalam peredaran darah tumor (TNF) yang merupakan suatu monokin, ditemukan dalam peredaran darah manusia dan hewan yang terinfeksi parasit malaria. TNF dansitokin dapat manusia dan hewan yang terinfeksi parasit malaria. TNF dansitokin dapat menimbulkan demam, hipoglikemia, dan sindrom penyakit pernapasan pada orang menimbulkan demam, hipoglikemia, dan sindrom penyakit pernapasan pada orang dewasa.
dewasa.
3. Sekuestrasi eritrosit yang terluka 3. Sekuestrasi eritrosit yang terluka
Eritrosit yang terinfeksi oleh
Eritrosit yang terinfeksi oleh PlasmodiumPlasmodium dapat membentuk tonjolan-tonjolandapat membentuk tonjolan-tonjolan ((knobsknobs) pada permukaannya. Tonjolan tersebut mengandung antigen dan bereaksi) pada permukaannya. Tonjolan tersebut mengandung antigen dan bereaksi dengan antibodi malaria dan berhubungan dengan afinitas eritrosit yang mengandung dengan antibodi malaria dan berhubungan dengan afinitas eritrosit yang mengandung parasit terhadap endothelium kapiler alat dalam, sehingga skizogoni berlangsung di parasit terhadap endothelium kapiler alat dalam, sehingga skizogoni berlangsung di sirkulasi alat dalam. Eritrosit yang terinfeksi menempel pada endothelium dan sirkulasi alat dalam. Eritrosit yang terinfeksi menempel pada endothelium dan membentuk gumpalan yang mengandung kapiler yang bocor dan menimbulkan membentuk gumpalan yang mengandung kapiler yang bocor dan menimbulkan Anoksia dan edema jaringan.
2.9
2.9 Gejala-Gejala Penyakit Malaria
Gejala-Gejala Penyakit Malaria
Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (Malaria proxym) secara Gejala-gejala klasik umum yaitu terjadinya trias malaria (Malaria proxym) secara berurutan:
berurutan:
a. Periode dingin a. Periode dingin
Dimulai dengan menggigil, kulit Dimulai dengan menggigil, kulit dingin, dan kering, penderita sering dingin, dan kering, penderita sering membungkus dirinya dengan selimut atau membungkus dirinya dengan selimut atau sarung pada saat menggigil, sering seluruh sarung pada saat menggigil, sering seluruh badan gemetar, pucat sampai sianosis badan gemetar, pucat sampai sianosis seperti orang kedinginan. Periode ini seperti orang kedinginan. Periode ini berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam berlangsung antara 15 menit sampai 1 jam diikuti dengan meningkatnya temperature. diikuti dengan meningkatnya temperature. (Mansyor A dkk, 2001)
(Mansyor A dkk, 2001) b. Periode Demam
b. Periode Demam
Wajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas Wajah penderita terlihat merah, kulit panas dan kering, nadi cepat dan panas tubuh tetap tinggi, dapat sampai 40ºC atau lebih, penderita membuka selimutnya, tubuh tetap tinggi, dapat sampai 40ºC atau lebih, penderita membuka selimutnya, respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah- muntah dan dapat terjadi respirasi meningkat, nyeri kepala, nyeri retroorbital, muntah- muntah dan dapat terjadi syok. Periode ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 2 jam atau syok. Periode ini berlangsung lebih lama dari fase dingin dapat sampai 2 jam atau lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat. (Harijanto P.N, 2006). deposit pigmen lebih, diikuti dengan keadaan berkeringat. (Harijanto P.N, 2006). deposit pigmen tersebut. Terjadinya demam pada penyakit malaria adalah berhubungan erat dengan tersebut. Terjadinya demam pada penyakit malaria adalah berhubungan erat dengan kerusakan dari generasi merozoit dan rupturnya sel darah merah yang berisi merozoit kerusakan dari generasi merozoit dan rupturnya sel darah merah yang berisi merozoit tersebut. Terjadinya demam juga dirangsang oleh produk exkresi dari parasit yang tersebut. Terjadinya demam juga dirangsang oleh produk exkresi dari parasit yang dikeluarkan pada waktu erytrocyt l
dikeluarkan pada waktu erytrocyt lysis.ysis.
c. Periode berkeringat c. Periode berkeringat
Penderita berkeringat mulai dari temporal, dii
Penderita berkeringat mulai dari temporal, diikuti seluruh tubuh, penderita merasakuti seluruh tubuh, penderita merasa capek dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat capek dan sering tertidur. Bila penderita bangun akan merasa sehat dan dapat melakukan pekerjaan biasa. (Harijanto P.N, 2006). Anemia merupakan gejala yang melakukan pekerjaan biasa. (Harijanto P.N, 2006). Anemia merupakan gejala yang sering ditemui pada infeksi malaria, dan lebih sering ditemukan pada daerah endemik. sering ditemui pada infeksi malaria, dan lebih sering ditemukan pada daerah endemik. Kelainan pada limpa akan terjadi setelah 3 hari dari serangan akut dimana limpa akan Kelainan pada limpa akan terjadi setelah 3 hari dari serangan akut dimana limpa akan membengkak
2.10
2.10 Penularan Penularan MalariaMalaria
Cara penularan, apakah secara alamiah atau bukan alamiah, juga mempengaruhi. Cara penularan, apakah secara alamiah atau bukan alamiah, juga mempengaruhi. Penularan bukan alamiah seperti penularan malalui transfusi darah, masa inkubasinya Penularan bukan alamiah seperti penularan malalui transfusi darah, masa inkubasinya tergantung pada jumlah parasit yang turut masuk bersama darah dan tingkat imunitas tergantung pada jumlah parasit yang turut masuk bersama darah dan tingkat imunitas penerima arah. Secara umum dapat dikatakan bahwa masa inkubasi bagi plasmodium penerima arah. Secara umum dapat dikatakan bahwa masa inkubasi bagi plasmodium falciparum adalah 10 hari setelah transfusi,
falciparum adalah 10 hari setelah transfusi, plasmodium plasmodium vivaxvivax setelah 16 hari dansetelah 16 hari dan plasmodium
plasmodium malariaemalariae setelah 40 hari lebih. Masa inkubasi merupakan rentang waktusetelah 40 hari lebih. Masa inkubasi merupakan rentang waktu sejak sporozoit masuk sampai timbulnyagejala klinis yang ditandai dengan demam. sejak sporozoit masuk sampai timbulnyagejala klinis yang ditandai dengan demam. Masa inkubasi
Masa inkubasi Plasmodium malariaePlasmodium malariaeyaitu 28-30 hari.yaitu 28-30 hari. 2.11
2.11 FaktorFaktor – – Faktor yang Mempengaruhi Penyebaran MalariaFaktor yang Mempengaruhi Penyebaran Malaria 1. Lingkungan Fisik
1. Lingkungan Fisik a. Suhu
a. Suhu
Udara sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus
Udara sangat mempengaruhi panjang pendeknya siklus SprogamiSprogami atau masaatau masa inkubasi
inkubasi Ektrinsik Ektrinsik . Masa inkubasi. Masa inkubasi Ekstrinsik Ekstrinsik adalah mulai saat masuknya gametosit keadalah mulai saat masuknya gametosit ke dalam tubuh nyamuk sampai terjadinya stadium sporogami dalam nyamuk yaitu dalam tubuh nyamuk sampai terjadinya stadium sporogami dalam nyamuk yaitu terbentuknya sporozo
terbentuknya sporozoid yang kemudian masuk kedalam kelenjar liur. Mid yang kemudian masuk kedalam kelenjar liur. Makin tinggi suhuakin tinggi suhu maka makin pendek masa inkubasi
maka makin pendek masa inkubasi Ekstrinsik Ekstrinsik . Pengaruh suhu berbeda dari setiap. Pengaruh suhu berbeda dari setiap species pada suhu 26,7ºC masa inkubasi
species pada suhu 26,7ºC masa inkubasi Ekstrinsik Ekstrinsik untuk setiapuntuk setiap Plasmodium malariaePlasmodium malariae adalah 14 hari. Masa inkubasi
adalah 14 hari. Masa inkubasi Intrinsik Intrinsik adalah waktu mulai masuknyaadalah waktu mulai masuknya Sprozoid Sprozoid darahdarah sampai timbulnya gejala klinis/demam atau sampai pecahnya sizon darah dalam tubuh sampai timbulnya gejala klinis/demam atau sampai pecahnya sizon darah dalam tubuh penderita. Masa inkubasi
penderita. Masa inkubasi Intrinsik Plasmodium malar Intrinsik Plasmodium malariaeiae : 18: 18 – – 40 hari (28).40 hari (28). b. Kelembaban udara
b. Kelembaban udara
Kelembaban udara yang rendah, mempengaruhi umur nyamuk, tingkat Kelembaban udara yang rendah, mempengaruhi umur nyamuk, tingkat kelembaban 63 % misalnya merupakan angka paling rendah untuk memungkinkan kelembaban 63 % misalnya merupakan angka paling rendah untuk memungkinkan adanya penularan.
adanya penularan. c. Hujan
c. Hujan
Terdapat hubungan langsung antara hujan dan perkembangan larva nyamuk Terdapat hubungan langsung antara hujan dan perkembangan larva nyamuk menjadi dewasa. Hujan diselingi oleh panas akan memperbesar kemungkinan menjadi dewasa. Hujan diselingi oleh panas akan memperbesar kemungkinan berkembangnya
berkembangnya Anopheles Anopheles spp. Bila curah hujan yang normal pada sewaktu-waktuspp. Bila curah hujan yang normal pada sewaktu-waktu maka permukaan air akan meningkat sehingga tidak menguntungkan bagi malaria. maka permukaan air akan meningkat sehingga tidak menguntungkan bagi malaria. Curah hujan yang tinggi akan merubah aliran air pada sungai atau saluran air sehingga Curah hujan yang tinggi akan merubah aliran air pada sungai atau saluran air sehingga larva dan kepompong akan terbawa oleh air.
d. Angin d. Angin
Jarak terbang nyamuk dapat dipengaruhi oleh kecepatan angin artinya jarak Jarak terbang nyamuk dapat dipengaruhi oleh kecepatan angin artinya jarak jangkau ny
jangkau nyamuk dapat dipeamuk dapat diperpanjang atau drpanjang atau di perpendek tergai perpendek tergantung kepada ntung kepada arah angin.arah angin. e. Sinar Matahari
e. Sinar Matahari
Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-beda. Pengaruh sinar matahari terhadap pertumbuhan larva nyamuk berbeda-beda. An.sundaicus
An.sundaicus. Lebih menyukai tempat yang teduh dan. Lebih menyukai tempat yang teduh dan An.barbirostris An.barbirostris dapat hidup didapat hidup di tempat yang teduh maupun tempat yang terang.
tempat yang teduh maupun tempat yang terang. An.macculatus An.macculatus lebih suka hidup dilebih suka hidup di tempat yang terlindung (sinar matahari tidak langsung).
tempat yang terlindung (sinar matahari tidak langsung). f. Arus air
f. Arus air
Masing-masing nyamuk menyukai tempat perindukan yang aliran airnya berbeda. Masing-masing nyamuk menyukai tempat perindukan yang aliran airnya berbeda. An.barbirostris
An.barbirostris menyukai tempat perindukan yang airnya statis atau sedikit mengalir.menyukai tempat perindukan yang airnya statis atau sedikit mengalir. An.minimus
An.minimus menyukai tempat perindukan yang airnya cukup deras danmenyukai tempat perindukan yang airnya cukup deras dan An. An. Letifer Letifer didi tempat air
tempat air yang tergenang.yang tergenang. 2. Lingkungan Kimia
2. Lingkungan Kimia
Beberapa species nyamuk dapat juga memanfaatkan oksigen yang terlarut Beberapa species nyamuk dapat juga memanfaatkan oksigen yang terlarut (( Dissolved Dissolved oxygenoxygen) melalui pernafasan kulit. Dari lingkungan kimia yang baru) melalui pernafasan kulit. Dari lingkungan kimia yang baru diketahui pengaruhnya adalah kadar garam dari tempat perindukan, seperti diketahui pengaruhnya adalah kadar garam dari tempat perindukan, seperti An.sundaicus
An.sundaicus tumbuh optimal pada air payau yang kadar garamnya berkisar 12-18%tumbuh optimal pada air payau yang kadar garamnya berkisar 12-18% dan tidak dapat berkembang biak pada garam lebih dari 40%. Untuk mengatur derajat dan tidak dapat berkembang biak pada garam lebih dari 40%. Untuk mengatur derajat keasaman air yang disenangi pada tempat perkembangbiakan nyamuk perlu dilakukan keasaman air yang disenangi pada tempat perkembangbiakan nyamuk perlu dilakukan pengukura
pengukuran pH n pH air, karenaair, karena An.Letifer An.Letifer dapat hidup ditempat yang asam atau pH rendah.dapat hidup ditempat yang asam atau pH rendah. 3. Lingkungan Biologi
3. Lingkungan Biologi
Jenis tumbuhan air yang ada seperti bakau (
Jenis tumbuhan air yang ada seperti bakau ( Mangroves Mangroves), ganggang dan berbagai), ganggang dan berbagai jenis
jenis tumbuhan tumbuhan lain lain yang yang dapat dapat mempengaruhi mempengaruhi kehidupan kehidupan larva larva nyamuk, nyamuk, karena karena iaia dapat menghalangi sinar matahari yang masuk atau menghalangi dari serangan dapat menghalangi sinar matahari yang masuk atau menghalangi dari serangan mahkluk hidup lain. Beberapa jenis tanaman air merupakan indicator bagi jenis-jenis mahkluk hidup lain. Beberapa jenis tanaman air merupakan indicator bagi jenis-jenis nyamuk tertentu. Tanaman air bukan saja menggambarkan sifat fisik, tetapi juga nyamuk tertentu. Tanaman air bukan saja menggambarkan sifat fisik, tetapi juga menggambarkan susunan kimia dan suhu air misalnya pada lagun banyak ditemui menggambarkan susunan kimia dan suhu air misalnya pada lagun banyak ditemui lumut perut ayam (
lumut perut ayam ( Heteromorpha Heteromorpha) dan lumut sutera () dan lumut sutera ( Enteromorpha Enteromorpha) kemungkinan di) kemungkinan di lagun tersebut ada larva
lagun tersebut ada larva An. An. Sundaicus.Sundaicus. Adanya berbagai jenis ikan pemakan larvaAdanya berbagai jenis ikan pemakan larva seperti ikan kepala timah (
seperti ikan kepala timah (Plocheilus panchax PanchaxPlocheilus panchax Panchaxspp),spp), GambusiGambusisp,sp, OreochromisOreochromis niloticus
niloticus (nila merah),(nila merah), Oreochromis mossambicaOreochromis mossambica (mujair), akan mempengaruhi(mujair), akan mempengaruhi populasi nyamuk disuatu daerah. Selain itu adanya ternak besar seperti sapid dan populasi nyamuk disuatu daerah. Selain itu adanya ternak besar seperti sapid dan kerbau dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia, apabila kandang kerbau dapat mengurangi jumlah gigitan nyamuk pada manusia, apabila kandang
hewan tersebut diletakkan diluar rumah, tetapi tidak jauh dari rumah atau
hewan tersebut diletakkan diluar rumah, tetapi tidak jauh dari rumah atau cattle barrier cattle barrier (Rao, T.R, 1984).
(Rao, T.R, 1984).
4. Lingkungan Sosial Budaya 4. Lingkungan Sosial Budaya
Faktor ini kadang- kadang besar sekali pengaruhnya dibandingkan dengan faktor Faktor ini kadang- kadang besar sekali pengaruhnya dibandingkan dengan faktor lingkungan yang lain. Kebiasaan untuk berada diluar rumah sampai larut malam, di lingkungan yang lain. Kebiasaan untuk berada diluar rumah sampai larut malam, di mana vector lebih bersifat eksofilik dan eksofagik akan memperbesar jumlah gigitan mana vector lebih bersifat eksofilik dan eksofagik akan memperbesar jumlah gigitan nyamuk. Penggunaan kelambu, kawat kasa pada rumah dan penggunaan zat penolak nyamuk. Penggunaan kelambu, kawat kasa pada rumah dan penggunaan zat penolak nyamuk yang intensitasnya berbeda sesuai dengan perbedaan status social masyarakat nyamuk yang intensitasnya berbeda sesuai dengan perbedaan status social masyarakat akan mempengaruhi angka kesakitan malaria.
akan mempengaruhi angka kesakitan malaria. 2.12
2.12 Pengendalian MalariaPengendalian Malaria
Penanggulangan malaria seharusnya ditujukan untuk memutuskan rantai penularan Penanggulangan malaria seharusnya ditujukan untuk memutuskan rantai penularan antara
antara Host, Host, Agent Agent dandan Environment, Environment, pemutusan rantai penularan ini harus ditujukanpemutusan rantai penularan ini harus ditujukan kepada sasaran yang tepat, yaitu :
kepada sasaran yang tepat, yaitu :
Pemberantasan VektorPemberantasan Vektor
Penangulangan vector dilakukan dengan cara membunuh nyamuk dewasa Penangulangan vector dilakukan dengan cara membunuh nyamuk dewasa (penyemprotan rumah dengan
(penyemprotan rumah dengan Insektisida Insektisida). Dengan di bunuhnya nyamuk maka parasit). Dengan di bunuhnya nyamuk maka parasit yang ada dalam tubuh, pertumbuhannya di dalam tubuh tidak selesai, sehingga yang ada dalam tubuh, pertumbuhannya di dalam tubuh tidak selesai, sehingga penyebara
penyebaran/transmisi penyakit n/transmisi penyakit dapat.dapat.
Demikian juga kegiatan anti jentik dan mengurangi atau menghilangkan Demikian juga kegiatan anti jentik dan mengurangi atau menghilangkan tempat-tempat perindukan, sehingga perkembangan jumlah (
tempat perindukan, sehingga perkembangan jumlah ( Density Density) nyamuk dapat dikurangi) nyamuk dapat dikurangi dan akan berpengaruh terhadap terjadinya transmisi
dan akan berpengaruh terhadap terjadinya transmisi penyakit malaria.penyakit malaria.
penangulangan vector dapat dilakukan dengan memanfaatkan ikan pemakan jentik. penangulangan vector dapat dilakukan dengan memanfaatkan ikan pemakan jentik. Penelitian Biologik yang telah dilakukan menunjukkan bahwa prospek terbaik adalah Penelitian Biologik yang telah dilakukan menunjukkan bahwa prospek terbaik adalah ikan, karena mudah dikembangbiakkan, ikan suka memakan jentik, dan sebagai sumber ikan, karena mudah dikembangbiakkan, ikan suka memakan jentik, dan sebagai sumber protein bagi
protein bagi masyarakat.masyarakat.
Penggunaan ikan nila merah (
Penggunaan ikan nila merah ( Oreochromis NilotisOreochromis Nilotis) sebagai pengendali vektor) sebagai pengendali vektor telah dilakukan. Ikan nila memiliki daya adaptasi tinggi diberbagai jenis air. Nila dapat telah dilakukan. Ikan nila memiliki daya adaptasi tinggi diberbagai jenis air. Nila dapat hidup di air tawar, air payau, dan di laut.
hidup di air tawar, air payau, dan di laut.
Pengendalian VektorPengendalian Vektor
Pengendalian vector malaria dilaksanakan berdasarkan pertimbangan, Rasioanal, Pengendalian vector malaria dilaksanakan berdasarkan pertimbangan, Rasioanal, Efektif, Efisiensi, Sustainable, dan Acceptable yang sering disingkat RESSA yaitu : Efektif, Efisiensi, Sustainable, dan Acceptable yang sering disingkat RESSA yaitu : 1.
1. RationalRational : Lokasi kegiatan pengendalian vektor yang diusulkan memang terjadi: Lokasi kegiatan pengendalian vektor yang diusulkan memang terjadi penularan (ada vektor) dan tingkat penularannya memenuhi kriteria yang ditetapkan, penularan (ada vektor) dan tingkat penularannya memenuhi kriteria yang ditetapkan,
antara lain : Wilayah pembebasan : desa dan ditemukan penderita indegenius dan antara lain : Wilayah pembebasan : desa dan ditemukan penderita indegenius dan wilayah pemberantasa
wilayah pemberantasan PR n PR > 3%.> 3%. 2.
2. EffectiveEffective : Dipilih salah satu metode / jenis kegiatan pengendalian vektor atau: Dipilih salah satu metode / jenis kegiatan pengendalian vektor atau kombinasi dua metode yang saling menunjang dan metode tersebut dianggap paling kombinasi dua metode yang saling menunjang dan metode tersebut dianggap paling berhasil mencegah atau menurunkan penularan, hal ini perlu didukung oleh data berhasil mencegah atau menurunkan penularan, hal ini perlu didukung oleh data epidemiologi dan Laporan
epidemiologi dan Laporan masyarakat.masyarakat. 3.
3. SustainableSustainable : Kegiatan pengendalian vektor yang di pilih harus dilaksanakan secara: Kegiatan pengendalian vektor yang di pilih harus dilaksanakan secara berkesinambungan sampai mencapai tingkat penularan tertentu dan hasil yang sudah berkesinambungan sampai mencapai tingkat penularan tertentu dan hasil yang sudah di capai harus dapat dipertahankan dengan kegiatan lain yang biayanya lebih murah, di capai harus dapat dipertahankan dengan kegiatan lain yang biayanya lebih murah, antara lain dengan penemuan dan
antara lain dengan penemuan dan pengobatan penderita.pengobatan penderita. 4.
4. AcceptableAcceptable : Kegiatan yang dilaksanakan dapat diterima dan didukung oleh: Kegiatan yang dilaksanakan dapat diterima dan didukung oleh masyarakat setempat (Depkes RI, 2005)
masyarakat setempat (Depkes RI, 2005)
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pengendalian vektor adalah
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pengendalian vektor adalah sebagai berikut :sebagai berikut :
1. Penyemprotan rumah, penyemprotan dilakukan pada semua bangunan yang ada, pada 1. Penyemprotan rumah, penyemprotan dilakukan pada semua bangunan yang ada, pada malam hari digunakan sebagai tempat menginap atau kegiatan lain, masjid, gardu ronda, malam hari digunakan sebagai tempat menginap atau kegiatan lain, masjid, gardu ronda, dan lain-lain.
dan lain-lain. 2.
2. Larviciding Larviciding adalah kegiatan anti larva yang dilakukan dengan cara kimiawi, kegiatan ini adalah kegiatan anti larva yang dilakukan dengan cara kimiawi, kegiatan ini didi lakukan dilingkungan yang memiliki banyak tempat perindukan yang potensial lakukan dilingkungan yang memiliki banyak tempat perindukan yang potensial (( Breeding Breeding PleacesPleaces). Yang dimaksud dengan tempat perindukan adalah genangan air). Yang dimaksud dengan tempat perindukan adalah genangan air disekitar pantai yang permanen, genangan air dimuara sungai yang tertutup pasir dan disekitar pantai yang permanen, genangan air dimuara sungai yang tertutup pasir dan saluran dengan aliran air yang lambat.
saluran dengan aliran air yang lambat. 3.
3. Biological Biological controlcontrol, kegiatan anti larva dengan cara hayati (pengendalian dengan ikan, kegiatan anti larva dengan cara hayati (pengendalian dengan ikan pemakan jentik), dilakukan pada desa-desa di mana terdapat di mana terdapat banyak pemakan jentik), dilakukan pada desa-desa di mana terdapat di mana terdapat banyak tempat perindukan vektor potensial dengan ketersedian air sepanjang tahun, seperti mata tempat perindukan vektor potensial dengan ketersedian air sepanjang tahun, seperti mata air, anak sungai, saluran air persawahan, rawa-rawa daerah pantai dan air
air, anak sungai, saluran air persawahan, rawa-rawa daerah pantai dan air payau, dll.payau, dll.
4. Pengolahan lingkungan (
4. Pengolahan lingkungan (Source reductionSource reduction) adalah kegiatan-kegiatan yang mencakup) adalah kegiatan-kegiatan yang mencakup perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan kegiatan modifikasi dan manipulasi faktor perencanaan, pelaksanaan dan pengamatan kegiatan modifikasi dan manipulasi faktor lingkungan dan interaksinya dengan manusia untuk mencegah dan membatasi lingkungan dan interaksinya dengan manusia untuk mencegah dan membatasi perkembanga
perkembangan vector n vector dan mengurangi kontak antara manusia dan dan mengurangi kontak antara manusia dan Vektor (Depkes, 2005)Vektor (Depkes, 2005) 5. Kelambunisasi adalah pengendalian nyamuk
5. Kelambunisasi adalah pengendalian nyamuk Anopheles Anopheles sp secara kimiawi yang digunakansp secara kimiawi yang digunakan di Indonesia. Kelambunisasi adalah pengunaan kelambu yang terlebih dahulu dicelup di Indonesia. Kelambunisasi adalah pengunaan kelambu yang terlebih dahulu dicelup dengan insektisida permanent 100EC yang berisi
2.13 Pencegahan Penyakit Malaria 2.13 Pencegahan Penyakit Malaria
Pencegaha
Pencegahan sederhana dapat dilakukan oleh n sederhana dapat dilakukan oleh masyarakat, antara lain :masyarakat, antara lain :
1. Menghindari atau mengurangi gigitan nyamuk malaria, dengan cara tidur memakai 1. Menghindari atau mengurangi gigitan nyamuk malaria, dengan cara tidur memakai kelambu, tidak berada diluar rumah pada malam hari, mengolesi badan dengan lotion kelambu, tidak berada diluar rumah pada malam hari, mengolesi badan dengan lotion anti nyamuk, memasang kawat kasa pada
anti nyamuk, memasang kawat kasa pada jendela.jendela.
2. Membersihkan tempat sarang nyamuk, dengan cara membersihkan semak-semak 2. Membersihkan tempat sarang nyamuk, dengan cara membersihkan semak-semak disekitar rumah dan melipat kain-kain yang bergantungan, mengusahakan didalam disekitar rumah dan melipat kain-kain yang bergantungan, mengusahakan didalam rumah tidak gelap, mengalirkan
rumah tidak gelap, mengalirkan genangan air serta menimbunnya.genangan air serta menimbunnya. 3. Membunuh nyamuk dewasa (penyemprotan dengan insektisida) 3. Membunuh nyamuk dewasa (penyemprotan dengan insektisida) 4. Membunuh larva dengan menebarkan ikan pemakan larva. 4. Membunuh larva dengan menebarkan ikan pemakan larva. 5. Membunuh larva dengan menyemprot larvasida.
5. Membunuh larva dengan menyemprot larvasida.
2.14
2.14 Pengobatan malariaPengobatan malaria
Berdasarkan pemeriksaan, baik secara langsung dari keluhan yang timbul maupun Berdasarkan pemeriksaan, baik secara langsung dari keluhan yang timbul maupun lebih berfokus pada hasil laboratium maka dokter akan memberikan beberapa lebih berfokus pada hasil laboratium maka dokter akan memberikan beberapa obat-obatan kepada penderita. Diantaranya adalah pemberian obat untuk menurunkan obatan kepada penderita. Diantaranya adalah pemberian obat untuk menurunkan demam seperti paracetamol, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai demam seperti paracetamol, vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya membantu kesembuhan.
upaya membantu kesembuhan.
Sedangkan obat antimalaria biasanya yang dipakai adalah Chloroquine, karena Sedangkan obat antimalaria biasanya yang dipakai adalah Chloroquine, karena harganya yang murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai penyembuhan harganya yang murah dan sampai saat ini terbukti efektif sebagai penyembuhan penyakit malaria di dunia. Namun ada beberapa penderita yang resisten dengan penyakit malaria di dunia. Namun ada beberapa penderita yang resisten dengan pemberian Chloroquine, maka beberapa dokter akan memberikan antimalaria lainnya pemberian Chloroquine, maka beberapa dokter akan memberikan antimalaria lainnya seperti Artesunate-Sulfadoxine/pyrimethamine, Artesunate-amodiaquine, seperti Artesunate-Sulfadoxine/pyrimethamine, Artesunate-amodiaquine, Artesunat-piperquine, Artemether-lumefantrine, dan
BAB III
BAB III
PENUTUP
PENUTUP
3.1
3.1
Kesimpulan
Kesimpulan
Plasmodium malariaePlasmodium malariae merupakan suatu anggota dari kelompok Phylummerupakan suatu anggota dari kelompok Phylum Apicomplexa atau Sporozoa. Plasmodium jenis ini dapat menyebabkan penyakit Apicomplexa atau Sporozoa. Plasmodium jenis ini dapat menyebabkan penyakit malaria kuartana yang tingkat keparahannya lebih tinggi dibandingkan dengan malaria kuartana yang tingkat keparahannya lebih tinggi dibandingkan dengan penyakit malaria tertiana ringan yang disebabkan oleh
penyakit malaria tertiana ringan yang disebabkan oleh Plasmodium ovalePlasmodium ovale.Siklus.Siklus hidup
hidup Plkasmodium malariaePlkasmodium malariae ada dua tahap yaitu tahap pada host manusia dan padaada dua tahap yaitu tahap pada host manusia dan pada host nyamuk
host nyamuk Anopheles Anopheles Sp. betina.Sp. betina. Anopheles Anopheles betina merupakan vektor daribetina merupakan vektor dari plasmodium. Berbagai cara untuk mengurangi penyakit malaria ini dapat dilakukan plasmodium. Berbagai cara untuk mengurangi penyakit malaria ini dapat dilakukan mulai dari pencegahan hingga pengobatannya. Meskipun sebenarnya faktor yang mulai dari pencegahan hingga pengobatannya. Meskipun sebenarnya faktor yang paling berpengaruh adalah faktor lingkungan yang meliputi faktor fisik, kimia, dan paling berpengaruh adalah faktor lingkungan yang meliputi faktor fisik, kimia, dan biologi. Faktor-faktor tersebut pada dasarnya dapat mempercepat ataupun biologi. Faktor-faktor tersebut pada dasarnya dapat mempercepat ataupun memperlambat penyebaran penyakit malaria ini melalui vektor nyamuk
memperlambat penyebaran penyakit malaria ini melalui vektor nyamuk Anopheles Anopheles betina.
betina.
3.2
3.2Saran
Saran
Plasmodium Sp, nyamuk Anopheles Sp, dan penyakit malaria merupakan tiga Plasmodium Sp, nyamuk Anopheles Sp, dan penyakit malaria merupakan tiga hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, mengingat ketiganya memiliki hal yang tidak bisa dipisahkan satu sama lain, mengingat ketiganya memiliki hubungan yang sangat erat. Oleh karena itu, sudah hendaknya kita mempelajari hubungan yang sangat erat. Oleh karena itu, sudah hendaknya kita mempelajari ketiga hal tersebut guna menemukan cara terbaik dan efektif untuk mengurangi, ketiga hal tersebut guna menemukan cara terbaik dan efektif untuk mengurangi, bahkan menghilangkan dampak negatif yang
Daftar Pustaka
Daftar Pustaka
Davey, Patrick. 2000.
Davey, Patrick. 2000. At a Glance Medicine.. Jakar At a Glance Medicine.. Jakarta : EMSta : EMS Garna, herry, dkk.2010.
Garna, herry, dkk.2010. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropi Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropiss. IDAI.Jakarta.. IDAI.Jakarta. W, Aru
W, Aru Sudoyo.20Sudoyo.2009.09. Ilmu Penyakit Dalam Ilmu Penyakit Dalam. . .InternaPublishing.Jak.InternaPublishing.Jakartaarta Mandal,
Mandal, B.K.,dkk.200B.K.,dkk.2008.8. Infeksi Tropi Infeksi Tropis dan s dan Zoonosis Zoonosis Non Helimintik, Non Helimintik, Lecture Notes Lecture Notes Penyakit Penyakit Infeks.
Infeks.Jakarta: Erlangga.Jakarta: Erlangga. Nurhari, Ogi.2009.
Nurhari, Ogi.2009.Plasmodium SpPlasmodium Sp.. http://www.scribd.com/doc/51574461/Epidemiologi- http://www.scribd.com/doc/51574461/Epidemiologi-Malaria.
Malaria.15 Mei 2011.15 Mei 2011.
Soedarmo, Sumarmo S.Poorwo
Soedarmo, Sumarmo S.Poorwo . 2010. Infeksi Tropis & Pediatri Tropis. 2010. Infeksi Tropis & Pediatri Tropis. Jakarta : UI Press.. Jakarta : UI Press. Sudoyo, Aru W, dkk. 2006.
Sudoyo, Aru W, dkk. 2006. Malaria, Malaria, buku buku ajar ajar ilmu ilmu penyakit penyakit dalam, dalam, jilid jilid iii, iii, hal hal : : 1732.1732. Jakarta : FKUI
Jakarta : FKUI
Sudoyo A. W. dkk, 2009.
Sudoyo A. W. dkk, 2009. Buku Ajar Buku Ajar
–
–
Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V .Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V . Jakarta : EGCJakarta : EGC Widoyono.2005.Widoyono.2005. Penyakit Penyakit Tropis Tropis : : Epidemiologi, Epidemiologi, Penularan, Penularan, Pencegahan Pencegahan && Pemberantasannya
Pemberantasannya. EMS. EMS Zein, Abdurrahman. 2010.
Zein, Abdurrahman. 2010. Malaria. Malaria. http://malariana.blogspot.com/2008/11/patologi-dan- http://malariana.blogspot.com/2008/11/patologi-dan-gejala-klinis.html.
gejala-klinis.html. 15 Mei 2011.15 Mei 2011. Zulfin.2008. Malaria dan Bahahanya.
Zulfin.2008. Malaria dan Bahahanya. http://medicastore.com/penyakit/792/Malaria.html.http://medicastore.com/penyakit/792/Malaria.html.1515 Mei 2011.