• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem Ketatanegaraan Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem Ketatanegaraan Indonesia"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengertian Sistem Ketatanegaraan Indonesia

Pengertian Sistem Ketatanegaraan Indonesia

Oleh: I Gusti Ngurah Santika, SPd Oleh: I Gusti Ngurah Santika, SPd

Istilah atau terminologi sistem ketatanegaraan, terdiri atas dua kata yaitu sistem dan Istilah atau terminologi sistem ketatanegaraan, terdiri atas dua kata yaitu sistem dan ketatanegaraan. Sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk ketatanegaraan. Sistem adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja bersama-sama untuk melakukan suatu maksud. Apabila salah satu bagian rusak atau tidak dapat menjalankan melakukan suatu maksud. Apabila salah satu bagian rusak atau tidak dapat menjalankan tugasnya maka maksud yang hendak dicapai tidak akan terpenuhi atau setidak-tidaknya sistem tugasnya maka maksud yang hendak dicapai tidak akan terpenuhi atau setidak-tidaknya sistem yang sudah terwujud akan mendapat gangguan (Kencana dan Azhary,2005;4). Sistem adalah yang sudah terwujud akan mendapat gangguan (Kencana dan Azhary,2005;4). Sistem adalah satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk satu kesatuan komponen yang satu sama lain saling berkaitan dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan mencapai suatu hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan (Sanjaya,2010)

(Sanjaya,2010)

Selain pengertian sistem menurut pendapat di atas, maka dapatlah dikatakab bahwa sistem Selain pengertian sistem menurut pendapat di atas, maka dapatlah dikatakab bahwa sistem adalah sekelompok

adalah sekelompok bagian-bagian bagian-bagian (alat (alat dan sebagainya), dan sebagainya), yang yang bekerja bersama-sama bekerja bersama-sama untukuntuk melakukan sesuatu maksud. Sedangkan, Kaelan memberikan pengertian sistem yaitu suatu melakukan sesuatu maksud. Sedangkan, Kaelan memberikan pengertian sistem yaitu suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, saling bekerja sama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Dengan demikian, tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa ciri-ciri dari sebuah sistem adalah sebagai berikut.

dapatlah dikatakan bahwa ciri-ciri dari sebuah sistem adalah sebagai berikut. a.

a. Suatu kesatuan bagian-bagian ;Suatu kesatuan bagian-bagian ;  b.

 b. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri;Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri; c.

c. Saling berhubungan dan saling ketergantungan;Saling berhubungan dan saling ketergantungan; d.

d. Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem);Keseluruhannya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu (tujuan sistem); e.

e. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Kaelan,2008;57-58).Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Kaelan,2008;57-58). Berdasarkan pengertian di atas maka sistem memiliki karakteristik,

Berdasarkan pengertian di atas maka sistem memiliki karakteristik, Pertama Pertama, sistem pasti, sistem pasti memiliki tujuan…

memiliki tujuan… Kedua, Kedua, sistem selalu mengandung suatu p sistem selalu mengandung suatu proses…roses… Ketiga Ketiga, kegiatan dalam suatu, kegiatan dalam suatu sistem

sistem selalu melibatkan selalu melibatkan dan memanfaatkan dan memanfaatkan berbagai komponen berbagai komponen atau unsur-unsur atau unsur-unsur tertentutertentu (Sanjaya,2011;49-50). Kemudian lebih lanjut menurut Maksudi (2012;8) yang memberikan (Sanjaya,2011;49-50). Kemudian lebih lanjut menurut Maksudi (2012;8) yang memberikan  pengertian tentang sistem, yaitu:

 pengertian tentang sistem, yaitu:

Sistem adalah sekumpulan objek (

Sistem adalah sekumpulan objek (objectivesobjectives) (unsur-unsur atau bagian-bagian) yang) (unsur-unsur atau bagian-bagian) yang  berbeda-beda

 berbeda-beda ((diversediverse) yang saling berhubungan () yang saling berhubungan (interrelated interrelated ), saling bekerja sama), saling bekerja sama (( jointly jointly) dan saling mempengaruhi () dan saling mempengaruhi (independentlyindependently) satu sama lain serta terikat pada rencana) satu sama lain serta terikat pada rencana (( planned  planned ) yang sama untuk mencapai tujuan () yang sama untuk mencapai tujuan (output output ) tertentu dalam lingkungan) tertentu dalam lingkungan ((environment environment ) yang kompleks.) yang kompleks.

Oleh karena itu, untuk mengenal dan memahami suatu sistem perlu dikenali dan dipahami Oleh karena itu, untuk mengenal dan memahami suatu sistem perlu dikenali dan dipahami semua komponen yang terkandung di dalamnya (Hamalik,2010;135). Tidak lain dikarenakan semua komponen yang terkandung di dalamnya (Hamalik,2010;135). Tidak lain dikarenakan  bahwa masing-masing komponen

 bahwa masing-masing komponen tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi tersebut saling terkait dan saling mempengaruhi satu sama lainsatu sama lain (Rusman,2012;1). Lebih lanjut menurutnya bahwa untuk mengetahui apakah sesuatu itu dapat (Rusman,2012;1). Lebih lanjut menurutnya bahwa untuk mengetahui apakah sesuatu itu dapat dikatakan sistem, maka harus mencakup lima unsur utama, yaitu.

(2)

1.

1. Adanya sekumpulan objek (Adanya sekumpulan objek (objectivesobjectives) (unsur-unsur, atau bagian-bagian, atau elemen-) (unsur-unsur, atau bagian-bagian, atau elemen-elemen).

elemen). 2.

2. Adanya interaksi atau hubungan (Adanya interaksi atau hubungan (interrealatednessinterrealatedness) antar unsur-unsur (bagian-bagian,) antar unsur-unsur (bagian-bagian, elemen-elemen).

elemen-elemen). 3.

3. Adanya sesuatu yang mengikat unsur-unsur (Adanya sesuatu yang mengikat unsur-unsur (working working independtlyindependtly and and  jointly jointly) (bagian-) (bagian- bagian,

 bagian, elemen-elemen elemen-elemen saling saling tergantung tergantung dan dan bekerja bekerja sama) sama) tersebut tersebut menjadi menjadi suatusuatu kesatuan (

kesatuan (unityunity).). 4.

4. Berada dalam suatu lingkungan (Berada dalam suatu lingkungan (environment environment ) yang komplek () yang komplek (complexcomplex).). 5.

5. Terdapat tujuan bersama (Terdapat tujuan bersama (output output ), sebagai hasil akhir (Maksudi,2012;8-9).), sebagai hasil akhir (Maksudi,2012;8-9).

Apabila kemudian pengertian sistem dikaitkan kembali dengan maksud untuk memperoleh Apabila kemudian pengertian sistem dikaitkan kembali dengan maksud untuk memperoleh  pengertian

 pengertian dari dari sistem sistem ketatanegaraan, ketatanegaraan, maka maka dapatlah dapatlah dikatakan dikatakan bahwa bahwa sistem sistem ketatanegaraanketatanegaraan diartikan sebagai susunan ketatanegaraan, yaitu segala sesuatu yang berkenaan dengan organisasi diartikan sebagai susunan ketatanegaraan, yaitu segala sesuatu yang berkenaan dengan organisasi negara, baik yang menyangkut tentang susunan dan kedudukan lembaga-lembaga negara negara, baik yang menyangkut tentang susunan dan kedudukan lembaga-lembaga negara maupun yang berkaitan dengan tugas dan wewenangnya masing-masing maupun hubungan satu maupun yang berkaitan dengan tugas dan wewenangnya masing-masing maupun hubungan satu sama lain (Yuhana,2009;67). Dalam hubungannya dengan sistem ketatanegaraan, menurut sama lain (Yuhana,2009;67). Dalam hubungannya dengan sistem ketatanegaraan, menurut Mahmud MD dalam Ghoffar (2011;48), yang pendapatnya ternyata hampir menyamakan antara Mahmud MD dalam Ghoffar (2011;48), yang pendapatnya ternyata hampir menyamakan antara sistem ketatanegaraan dengan pengertian sistem pemerintahan, yaitu secara sederhana Mahfud sistem ketatanegaraan dengan pengertian sistem pemerintahan, yaitu secara sederhana Mahfud MD mengatakan bahwa cara bekerja dan berhubungan ketiga poros kekuasaan, yaitu eksekutif, MD mengatakan bahwa cara bekerja dan berhubungan ketiga poros kekuasaan, yaitu eksekutif, legislatif, dan yudisial dapat disebut sebagai sistem pemerintahan negara. Sehingga yang legislatif, dan yudisial dapat disebut sebagai sistem pemerintahan negara. Sehingga yang dimaksud dengan sistem pemerintahan adalah sistem hubungan dan tata kerja lembaga-lembaga dimaksud dengan sistem pemerintahan adalah sistem hubungan dan tata kerja lembaga-lembaga negara. Oleh karena itu, dapatlah disimpulkan bahwa pengertian sistem pemerintahan yang negara. Oleh karena itu, dapatlah disimpulkan bahwa pengertian sistem pemerintahan yang diberikan oleh Mahmud MD sebagaimana dikutip kembali oleh Ghoffur, merupakan pengertian diberikan oleh Mahmud MD sebagaimana dikutip kembali oleh Ghoffur, merupakan pengertian dari sistem pemerintahan dalam arti luas, yang tentunya dalam hal ini memiliki kemiripan, dari sistem pemerintahan dalam arti luas, yang tentunya dalam hal ini memiliki kemiripan, dengan pengertian sistem ketatanegaraan sebagaimana dimaksud Yuhana. Yang dalam hal ini, dengan pengertian sistem ketatanegaraan sebagaimana dimaksud Yuhana. Yang dalam hal ini,  juuga sama-sama menyangkut hu

 juuga sama-sama menyangkut hubungan daripada bungan daripada lembaga-lembaga negara, lembaga-lembaga negara, terutama antara satuterutama antara satu lembaga negara dengan lembaga negara lainnya dalam konstitusi. Dengan demikian, dapat lembaga negara dengan lembaga negara lainnya dalam konstitusi. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa sistem dalam hal ini diartikan secara sempit sebagai mekanisme berdasarkan dikatakan bahwa sistem dalam hal ini diartikan secara sempit sebagai mekanisme berdasarkan suatu tata aturan. Antara tata aturan dengan kelembagaan sesungguhnya merupakan suatu suatu tata aturan. Antara tata aturan dengan kelembagaan sesungguhnya merupakan suatu kesatuan, karena kelembagaan dapat didefinisikan sebagai suatu struktur aturan yang kesatuan, karena kelembagaan dapat didefinisikan sebagai suatu struktur aturan yang diformalisasi dalam seperangkat produk hukum (Asshiddiqie,2009;251)

diformalisasi dalam seperangkat produk hukum (Asshiddiqie,2009;251)

Selanjutnya jika pengertian sistem ketatanegaraan, kemudian dikaitkan dengan sistem Selanjutnya jika pengertian sistem ketatanegaraan, kemudian dikaitkan dengan sistem ketatanegaraan Indonesia, maka dapatlah diartikan sebagai suatu susunan ketatanegaraan ketatanegaraan Indonesia, maka dapatlah diartikan sebagai suatu susunan ketatanegaraan Indonesia, yaitu segala sesuatu yang berkenaan dengan susunan organisasi negara Republik Indonesia, yaitu segala sesuatu yang berkenaan dengan susunan organisasi negara Republik Indonesia, baik yang menyangkut susunan dan kedudukan lembaga-lembaga negara, tugas dan Indonesia, baik yang menyangkut susunan dan kedudukan lembaga-lembaga negara, tugas dan wewenang maupun hubungannya satu sama lain menurut UUD 1945. Pengertian sistem wewenang maupun hubungannya satu sama lain menurut UUD 1945. Pengertian sistem ketatanegaraan yang kedua tersebut atau menyangkut Indonesia, mungkin dapatlah disamakan ketatanegaraan yang kedua tersebut atau menyangkut Indonesia, mungkin dapatlah disamakan dengan

dengan  Ius  Ius ConstitutumConstitutum  adalah hukum positif suatu negara, yaitu hukum yang berlaku dalam  adalah hukum positif suatu negara, yaitu hukum yang berlaku dalam suatu negara tertentu pada saat tertentu (Dirdjosiworo,2003;163-164). Karena, pengertian suatu negara tertentu pada saat tertentu (Dirdjosiworo,2003;163-164). Karena, pengertian tersebut menunjuk pada suatu ketatanegaraan tertentu yaitu Indonesia, yang juga bisa disebut tersebut menunjuk pada suatu ketatanegaraan tertentu yaitu Indonesia, yang juga bisa disebut

(3)

dengan nama hukum tatanegara positif. Berbeda dengan yang pengertian yang kedua, maka dengan nama hukum tatanegara positif. Berbeda dengan yang pengertian yang kedua, maka  pengertian

 pengertian sistem sistem ketatanegaraan ketatanegaraan yang yang pertama pertama dapat dapat dikatakan dikatakan tentang tentang sistem sistem ketatanegaraanketatanegaraan suatu negara yang belum pasti berlaku dalam negara tersebut, namun bisa saja sudah berlaku di suatu negara yang belum pasti berlaku dalam negara tersebut, namun bisa saja sudah berlaku di negara lain, seperti

negara lain, seperti  Ius  Ius CostituendumCostituendum  adalah hukum yang dicita-citakan oleh pergaulan hidup  adalah hukum yang dicita-citakan oleh pergaulan hidup dan negara tetapi belum merupakan kaidah (Dirdjosiworo,2003;164). Dengan perkataan lain, dan negara tetapi belum merupakan kaidah (Dirdjosiworo,2003;164). Dengan perkataan lain, dapat dikatakan bahwa sistem ketatanegaraan negara lain tersebut belumlah diadopsi ke dalam dapat dikatakan bahwa sistem ketatanegaraan negara lain tersebut belumlah diadopsi ke dalam suatu negara yang mendambakannya, dan apabila kemudian nantinya suatu sistem suatu negara yang mendambakannya, dan apabila kemudian nantinya suatu sistem ketatanegaraan lain ternyata telah diikuti oleh suatu negara yang menginginkannya, kemudian ketatanegaraan lain ternyata telah diikuti oleh suatu negara yang menginginkannya, kemudian  berangsur-angsur

 berangsur-angsur untuk untuk diterapkan diterapkan di di negara negara yang yang mendambakannya, mendambakannya, maka maka menjadilah menjadilah hukumhukum tatanegara positif, yang tentunya akan berlaku di negara tersebut. Yang dalam hal ini tentunya tatanegara positif, yang tentunya akan berlaku di negara tersebut. Yang dalam hal ini tentunya akan mengikat dan memaksa untuk kemudian diterapkan secara murni dan konsekuen dalam akan mengikat dan memaksa untuk kemudian diterapkan secara murni dan konsekuen dalam  praktek ketatane

 praktek ketatanegaraan dgaraan di negara i negara yang memang yang memang telah mentelah mengadopsinya sebaggadopsinya sebagai hukum ai hukum tatanegaratatanegara  positif.

 positif. Begitupun Begitupun dengan dengan definisi definisi dari dari Chaidir Chaidir (2007;72), (2007;72), yang yang menyatakan menyatakan bahwa bahwa hukum hukum tatatata negara positif merupakan salah satu bagian dari keseluruhan hukum positif. Hukum positif negara positif merupakan salah satu bagian dari keseluruhan hukum positif. Hukum positif adalah hukum yang berlaku disuatu negara pada waktu tertentu. Pembedaan ini diperlukan adalah hukum yang berlaku disuatu negara pada waktu tertentu. Pembedaan ini diperlukan karena ada juga hukum yang berlaku pada masa lampau dan hukum yang baru akan berlaku pada karena ada juga hukum yang berlaku pada masa lampau dan hukum yang baru akan berlaku pada masa mendatang.

masa mendatang.

Untuk sistem ketatanegaraan di Indonesia yang tentunya hanya berkenaan dengan Untuk sistem ketatanegaraan di Indonesia yang tentunya hanya berkenaan dengan lembaga-lembaga negara yang ditentukan dalam UUD, hal tersebut dikarenakan berkaitan dengan sistem lembaga negara yang ditentukan dalam UUD, hal tersebut dikarenakan berkaitan dengan sistem ketatanegaraan dalam arti sempit. Adapun jika dimaksud juga dengan lembaga negara di luar ketatanegaraan dalam arti sempit. Adapun jika dimaksud juga dengan lembaga negara di luar UUD, hal ini berkenaan dengan sistem ketatanegaraan dalam arti luas (Triwulan dan UUD, hal ini berkenaan dengan sistem ketatanegaraan dalam arti luas (Triwulan dan Widodo,2011;61). Hal ini disebabkan UUD 1945 sebagai konstitusi Indonesia, tidaklah dapat Widodo,2011;61). Hal ini disebabkan UUD 1945 sebagai konstitusi Indonesia, tidaklah dapat menampung pengaturan semua lembaga negara yang ada, karena di samping itu proses menampung pengaturan semua lembaga negara yang ada, karena di samping itu proses kehidupan bernegara berjalan secara dinamis. sehingga mungkin pada saat UUD 1945 dibentuk kehidupan bernegara berjalan secara dinamis. sehingga mungkin pada saat UUD 1945 dibentuk ataupun di amandemen, belumlah terpikirkan atau diperlukan lembaga tersebut untuk dibentuk. ataupun di amandemen, belumlah terpikirkan atau diperlukan lembaga tersebut untuk dibentuk.  Namun,

 Namun, dalam dalam perkembangan perkembangan kehidupan kehidupan ketatanegaraan ketatanegaraan kemudian kemudian ternyata ternyata dalam dalam perjalannyaperjalannya kebutuhan yang mendesak terkait dengan pembentukan lembaga negara tidaklah dapat dihindari, kebutuhan yang mendesak terkait dengan pembentukan lembaga negara tidaklah dapat dihindari, maka diperlukan jalan keluar yang memuaskan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, maka diperlukan jalan keluar yang memuaskan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, yaitu dengan cara mengatur keberadaan kelembagaan negara yang baru tersebut di luar UUD yaitu dengan cara mengatur keberadaan kelembagaan negara yang baru tersebut di luar UUD 1945, seperti dalam bentuk undang-undang ataupun dalam bentuk peraturan lain. Namun, 1945, seperti dalam bentuk undang-undang ataupun dalam bentuk peraturan lain. Namun, tidaklah berarti bahwa lembaga negara yang dibentuk di luar UUD 1945 yang berarti tidak tidaklah berarti bahwa lembaga negara yang dibentuk di luar UUD 1945 yang berarti tidak ditentukan secara tegas dalam UUD 1945, dianggap sebagai lembaga negara yang kedudukannya ditentukan secara tegas dalam UUD 1945, dianggap sebagai lembaga negara yang kedudukannya  berada

 berada di di bawah bawah lembaga-lembaga lembaga-lembaga negara negara yang yang telah telah ditentukan ditentukan untuk untuk dibentuk dibentuk berdasarkanberdasarkan UUD 1945. Karena bisa saja, lembaga negara yang dibentuk kemudian tersebut merupakan suatu UUD 1945. Karena bisa saja, lembaga negara yang dibentuk kemudian tersebut merupakan suatu lembaga yang ditentukan bebas dan mandiri dari pengaruh kekuasaan lembaga negara lainnya. lembaga yang ditentukan bebas dan mandiri dari pengaruh kekuasaan lembaga negara lainnya. Dengan demikian, tentunya dalam sistem ketatanegaraan Indonesia lembaga ini memiliki Dengan demikian, tentunya dalam sistem ketatanegaraan Indonesia lembaga ini memiliki kedudukan dan fungsi yang pada dasarnya sejajar dengan lembaga-lembaga negara lainnya. kedudukan dan fungsi yang pada dasarnya sejajar dengan lembaga-lembaga negara lainnya. Tidak lain karena lembaga ini memiliki arti penting secara konstitusional (

Tidak lain karena lembaga ini memiliki arti penting secara konstitusional (constitutional constitutional  important 

important ), hal mana sebenarnya sangatlah tergantung daripada fungsi dan wewenang yang), hal mana sebenarnya sangatlah tergantung daripada fungsi dan wewenang yang diemban oleh lembaga tersebut, terkait dengan eksistensinya dalam ketatanegaraan Indonesia. diemban oleh lembaga tersebut, terkait dengan eksistensinya dalam ketatanegaraan Indonesia.

(4)

Berkaitan dengan UUD 1945 yang merupakan sumber hukum ketatanegaraan Indonesia, Berkaitan dengan UUD 1945 yang merupakan sumber hukum ketatanegaraan Indonesia, sebelum diadakannya amandemen terhadap UUD 1945, lembaga-lembaga negara yang terdapat sebelum diadakannya amandemen terhadap UUD 1945, lembaga-lembaga negara yang terdapat di dalamnya adalah MPR, Presiden, DPA, DPR, BPK , dan MA. Dengan catatan bahwa MPR di dalamnya adalah MPR, Presiden, DPA, DPR, BPK , dan MA. Dengan catatan bahwa MPR merupakan lembaga yang mendapatkan kedudukan sangat istimewa di antara lembaga-lembaga merupakan lembaga yang mendapatkan kedudukan sangat istimewa di antara lembaga-lembaga negara yang lainnya UUD 1945, dikarenakan telah ditentukan sebagai pemegang kedaulatan negara yang lainnya UUD 1945, dikarenakan telah ditentukan sebagai pemegang kedaulatan rakyat, sehingga secara otomatis kedudukan lembaga negara yang lainnya kemudian berada di rakyat, sehingga secara otomatis kedudukan lembaga negara yang lainnya kemudian berada di  bawah

 bawah MPR MPR sebagai sebagai lembaga lembaga tertinggi tertinggi negara. negara. Namun, Namun, setelah setelah UUD UUD 1945 1945 diamandemen diamandemen oleholeh MPR sendiri, maka kedudukan MPR tidaklah lagi istimewa seperti dulu dimana ditentukan MPR sendiri, maka kedudukan MPR tidaklah lagi istimewa seperti dulu dimana ditentukan sebagai pemegang kedaulatan rakyat. Dikarenakan kedaulatan rakyat telah dikembalikan kepada sebagai pemegang kedaulatan rakyat. Dikarenakan kedaulatan rakyat telah dikembalikan kepada  pemilik kedaulatan

 pemilik kedaulatan yang sesungguhnya yang sesungguhnya yakni melalui yakni melalui jalur konstitusi. Dengan jalur konstitusi. Dengan demikian, adandemikian, adanyaya  perubahan terhadap

 perubahan terhadap UUD 1945 UUD 1945 terkait kedudukan terkait kedudukan MPR tentunMPR tentunya berakibat ya berakibat pula terhadap pula terhadap sistemsistem ketatanegaraan Indonesia. Perubahan konstitusi tersebut telah mengubah paradigma kehidupan ketatanegaraan Indonesia. Perubahan konstitusi tersebut telah mengubah paradigma kehidupan  berbangsa

 berbangsa dan dan bernegara bernegara yang yang mengubah mengubah pula pula corak corak dan dan format format kelembagaan kelembagaan serta serta mekanismemekanisme hubungan antar lembaga negara yang ada (Asshiddiqie,2009;v). Dengan perubahan konstitusi hubungan antar lembaga negara yang ada (Asshiddiqie,2009;v). Dengan perubahan konstitusi tersebut, banyak hal-hal yang baru yang sebelumnya memang tidaklah dikenal dalam sistem tersebut, banyak hal-hal yang baru yang sebelumnya memang tidaklah dikenal dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, kemudian berhasil diadopsi untuk ditetapkan menjadi ketentuan dalam ketatanegaraan Indonesia, kemudian berhasil diadopsi untuk ditetapkan menjadi ketentuan dalam UUD 1945. Bahkan, jika kita kembali melihat dengan cara saksama akan terlihatlah banyak pula UUD 1945. Bahkan, jika kita kembali melihat dengan cara saksama akan terlihatlah banyak pula  perbedaan

 perbedaan baik baik antara antara isi isi UUD UUD 1945 1945 sebelum sebelum diamandemen diamandemen dengan dengan UUD UUD 1945 1945 sesudah sesudah didi amandemen. Apalagi jika membandingkan dari salah sudut lainnya, misalnya dengan amandemen. Apalagi jika membandingkan dari salah sudut lainnya, misalnya dengan membandingkan antara sistem ketatanegaraan negara lain dengan yang dianut oleh Indonesia, membandingkan antara sistem ketatanegaraan negara lain dengan yang dianut oleh Indonesia, tentunya sudah dapat dipastikan akan berbeda pula. Oleh karena itu, sistem ketatanegaraan tentunya sudah dapat dipastikan akan berbeda pula. Oleh karena itu, sistem ketatanegaraan republik Indonesia, menurut Undang-Undang Dasar 1945 ini, sama sekali tidak mengikuti republik Indonesia, menurut Undang-Undang Dasar 1945 ini, sama sekali tidak mengikuti ketatanegaraan lain (Joeniarto,1996;38).

ketatanegaraan lain (Joeniarto,1996;38). Bagan 2.1 Bagan 2.1

Struktur Sistem Ketatanegaraan Sebelum Amandemen UUD 1945 Struktur Sistem Ketatanegaraan Sebelum Amandemen UUD 1945

Sementara itu, menurut hasil perubahan terhadap UUD 1945 setelah dirubah sebanyak Sementara itu, menurut hasil perubahan terhadap UUD 1945 setelah dirubah sebanyak empat kali, maka terjadi perubahan lembaga-lembaga negara baik mengenai kedudukan, tugas empat kali, maka terjadi perubahan lembaga-lembaga negara baik mengenai kedudukan, tugas dan fungsinya. Dengan demikian, lembaga-lembaga yang terdapat dalam UUD 1945 setelah dan fungsinya. Dengan demikian, lembaga-lembaga yang terdapat dalam UUD 1945 setelah dilakukan amandemen adalah sebagai berikut:

dilakukan amandemen adalah sebagai berikut: 1.

(5)

2.

2. Presiden dan Wakil Presiden;Presiden dan Wakil Presiden; 3.

3. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR);Dewan Perwakilan Rakyat (DPR); 4.

4. Dewan Perwakilan Daerah (DPD);Dewan Perwakilan Daerah (DPD); 5.

5. Mahkamah Agung (MA);Mahkamah Agung (MA); 6.

6. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK);Badan Pemeriksa Keuangan (BPK); 7.

7. Mahkamah Konstitusi (MK), dan;Mahkamah Konstitusi (MK), dan; 8.

8. Komisi Yudisial.Komisi Yudisial.

Lembaga-lembaga negara dimaksud inilah yang secara instrumental mencerminkan Lembaga-lembaga negara dimaksud inilah yang secara instrumental mencerminkan  pelembagaan

 pelembagaan fungsi-fungsi fungsi-fungsi kekuasaan kekuasaan negara negara yang yang utama utama ((main state function, principal statemain state function, principal state  functions

 functions), sehingga lembaga-lembaga negara ini pula yang dapat disebut sebagai lembaga), sehingga lembaga-lembaga negara ini pula yang dapat disebut sebagai lembaga negara utama (

negara utama (main state organs, principal state organs atau main state institutionmain state organs, principal state organs atau main state institution) yang) yang hubungannya satu dengan yang la

hubungannya satu dengan yang lain diikat oleh prinsip “in diikat oleh prinsip “checks and balanceschecks and balances  (Triwulan dan  (Triwulan dan Widodo,2011;61). Berikut ini, merupakan bagan yang menunjukan adanya perubahan terhadap Widodo,2011;61). Berikut ini, merupakan bagan yang menunjukan adanya perubahan terhadap kedudukan lembaga-lembaga negara yang telah ditentukan dalam sistem ketatanegaraan kedudukan lembaga-lembaga negara yang telah ditentukan dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, terutama setelah adanya amandemen terhadap UUD 1945, yang dilakukan sebanyak Indonesia, terutama setelah adanya amandemen terhadap UUD 1945, yang dilakukan sebanyak empat kali dalam suatu rangkaian perubahan oleh MPR. Yang tentunya perubahan tersebut telah empat kali dalam suatu rangkaian perubahan oleh MPR. Yang tentunya perubahan tersebut telah mengakibatkan perubahan yang mendasar terhadap mekanisme dalah hubungannya antara satu mengakibatkan perubahan yang mendasar terhadap mekanisme dalah hubungannya antara satu lembaga negara dengan lembaga negara lainnya dalam sistem ketatanegaraan Indonesia lembaga negara dengan lembaga negara lainnya dalam sistem ketatanegaraan Indonesia  berdasarkan UUD

 berdasarkan UUD 1945. 1945. Dengan demikian, Dengan demikian, diharapkanlah diharapkanlah bahwa babahwa bagan di gan di bawah ini bawah ini akan dapatakan dapat memberikan gambaran yang sesuai dengan struktur ketatanegaraan Indonesia pasca amandemen memberikan gambaran yang sesuai dengan struktur ketatanegaraan Indonesia pasca amandemen UUD 1945. Haruslah diingat bahwa struktur kelembagaan negara yang sekarang dianut oleh UUD 1945. Haruslah diingat bahwa struktur kelembagaan negara yang sekarang dianut oleh UUD 1945 pasca amandemen tidaklah bersifat hierarkis vertikal dalam hubungannya antara satu UUD 1945 pasca amandemen tidaklah bersifat hierarkis vertikal dalam hubungannya antara satu lembaga negara dengan lembaga negara lainnya. Tidak lain hal ini dikarenakan bahwa setiap lembaga negara dengan lembaga negara lainnya. Tidak lain hal ini dikarenakan bahwa setiap lembaga negara memiliki kedudukan yang setara dengan lembaga negara lainnya dengan konsep lembaga negara memiliki kedudukan yang setara dengan lembaga negara lainnya dengan konsep yang menyertainya, yaitu saling mengawasi dan mengimbangi (

yang menyertainya, yaitu saling mengawasi dan mengimbangi (checks and balanceschecks and balances) antara) antara lembaga negara tersebut.

lembaga negara tersebut.

Bagan 2.2 Bagan 2.2

Struktur Ketatanegaraan Indonesia pasca amandemen 1945 Struktur Ketatanegaraan Indonesia pasca amandemen 1945

(6)

Berbeda dengan sebelum dilakukannya perubahan UUD 1945, maka UUD 1945 hasil Berbeda dengan sebelum dilakukannya perubahan UUD 1945, maka UUD 1945 hasil  perubahan tidak

 perubahan tidak mengenal mengenal lagi istilah lembaga lagi istilah lembaga tertinggi negara, tertinggi negara, karena lembagakarena lembaga-lembaga negara-lembaga negara tersebut, mempunyai kedudukan yang seimbang antara satu lembaga negara dengan lainnya, tersebut, mempunyai kedudukan yang seimbang antara satu lembaga negara dengan lainnya,  bahkan

 bahkan dengan dengan kedudukan kedudukan yang yang dimiliki dimiliki oleh oleh masing-masing masing-masing lembaga, lembaga, maka maka setiap setiap lembagalembaga negara dapatlah melakukan pengawasan dan mengimbangi lembaga negara yang lainnya. negara dapatlah melakukan pengawasan dan mengimbangi lembaga negara yang lainnya. Adanya konsep saling mengawasi dan mengimbangi, tentunya telah memberikan suatu corak Adanya konsep saling mengawasi dan mengimbangi, tentunya telah memberikan suatu corak  pemerintahan

 pemerintahan yang yang lebih lebih baik baik dalam dalam sistem ketatanesistem ketatanegaraan garaan Indonesia Indonesia ke ke depannya. depannya. Setidaknya,Setidaknya, kejadian-kejadian seperti masa lalu dimana terjadinya penyalahgunaan kedaulatan rakyat oleh kejadian-kejadian seperti masa lalu dimana terjadinya penyalahgunaan kedaulatan rakyat oleh wakil rakyat sendiri dapat dibendung. Reformasi kelembagaan negara yang terjadi di Indonesia wakil rakyat sendiri dapat dibendung. Reformasi kelembagaan negara yang terjadi di Indonesia  bertujuan

 bertujuan untuk untuk mengembalikan mengembalikan kedaulatan kedaulatan di di tangan tangan rakyat. rakyat. Kedaulatan Kedaulatan rakyat rakyat tidak tidak hanyahanya diwujudkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan, juga tercermin dalam struktur dan diwujudkan dalam bentuk peraturan perundang-undangan, juga tercermin dalam struktur dan mekanisme kelembagaan negara dan pemerintahan yang menjamin tegaknya sistem hukum dan mekanisme kelembagaan negara dan pemerintahan yang menjamin tegaknya sistem hukum dan  berfungsinya

 berfungsinya sistem sistem penyelenggaraan penyelenggaraan pemerintahan pemerintahan yang yang demokratis demokratis (ICCE (ICCE UIN,2010;76).UIN,2010;76). Dalam konteks struktur ketatanegaraan Indonesia, maka lembaga negara adalah lembaga atau Dalam konteks struktur ketatanegaraan Indonesia, maka lembaga negara adalah lembaga atau institusi yang melaksanakan cabang-cabang kekuasaan yang ada dalam negara, sebagai wujud institusi yang melaksanakan cabang-cabang kekuasaan yang ada dalam negara, sebagai wujud daripada kedaulatan rakyat yang kemudian dibalut dengan kedaulatan hukum. Cabang-cabang daripada kedaulatan rakyat yang kemudian dibalut dengan kedaulatan hukum. Cabang-cabang kekuasaan negara yang dimaksud dalam hal ini adalah eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam kekuasaan negara yang dimaksud dalam hal ini adalah eksekutif, legislatif, dan yudikatif dalam sistem pembagian maupun dengan konsep pemisahan kekuasaan yang menyertainya dan sistem pembagian maupun dengan konsep pemisahan kekuasaan yang menyertainya dan tentunya disesuaikan dengan pandangan negara dimana konsep hubungan kelembagaan negara tentunya disesuaikan dengan pandangan negara dimana konsep hubungan kelembagaan negara tersebut dianut.

tersebut dianut.

Secara institusional, lembaga-lembaga negara merupakan lembaga kenegaraaan yang Secara institusional, lembaga-lembaga negara merupakan lembaga kenegaraaan yang kedudukannya independen yang berarti satu lembaga tentunya tidak akan dapat mengintervensi kedudukannya independen yang berarti satu lembaga tentunya tidak akan dapat mengintervensi lembaga negara lainnya. Hal ini dikarenakan kedudukannya sejajar yaitu secara horizontal bukan lembaga negara lainnya. Hal ini dikarenakan kedudukannya sejajar yaitu secara horizontal bukan seperti dulu yang pembagian kekuasaannya antara lembaga negara ternyata menganut konsep seperti dulu yang pembagian kekuasaannya antara lembaga negara ternyata menganut konsep secara vertikal.

secara vertikal. Akan tetapi, dalam Akan tetapi, dalam menjalankan kekuasaan menjalankan kekuasaan atau wewenangnya, lembaga atau wewenangnya, lembaga negaranegara yang satu tidak terlepas atau terpisah secara mutlak dengan lembaga negara lain. Karena dalam yang satu tidak terlepas atau terpisah secara mutlak dengan lembaga negara lain. Karena dalam

(7)

menjalankan tugasnya setiap lembaga negara memerlukan suatu kerjasama, untuk mencapai satu menjalankan tugasnya setiap lembaga negara memerlukan suatu kerjasama, untuk mencapai satu tujuan, namun demi tercapainya efisiensi maka pembagian kekuasaan merupakan suatu tujuan, namun demi tercapainya efisiensi maka pembagian kekuasaan merupakan suatu keniscayaan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab lembaga negara terhadap kekuasaan yang keniscayaan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab lembaga negara terhadap kekuasaan yang dimandatkan oleh rakyat. Hal itu juga menunjukan bahwa UUD 1945 tidaklah sepenuhnya dimandatkan oleh rakyat. Hal itu juga menunjukan bahwa UUD 1945 tidaklah sepenuhnya menganut doktrin tentang pemisahan kekuasaan dalam arti materiil (

menganut doktrin tentang pemisahan kekuasaan dalam arti materiil ( separation  separation of of power power ),), melainkan hanya menganut pemisahan kekuasaan dalam arti formal. Senada dengan pernyataan melainkan hanya menganut pemisahan kekuasaan dalam arti formal. Senada dengan pernyataan di tersebut, maka Maschab (1983;2) menyatakan bahwa dalam sistem pemerintahan menurut di tersebut, maka Maschab (1983;2) menyatakan bahwa dalam sistem pemerintahan menurut UUD 1945 dianut sistem pembagian (fungsi) kekuasaan, dalam mana masing-masing bidang UUD 1945 dianut sistem pembagian (fungsi) kekuasaan, dalam mana masing-masing bidang kekuasaan tersebut sama sekali tidak terpisah. Hal ini adalah konsekuensi logis dari sesuatu kekuasaan tersebut sama sekali tidak terpisah. Hal ini adalah konsekuensi logis dari sesuatu organisasi bahwa untuk berfungsinya suatu lembaga secara ideal, efisien dan efektif harus selalu organisasi bahwa untuk berfungsinya suatu lembaga secara ideal, efisien dan efektif harus selalu diadakan interaksi dan koordinasi secara berimbang dan fungsional (Marbun,1994;6). Pernyataan diadakan interaksi dan koordinasi secara berimbang dan fungsional (Marbun,1994;6). Pernyataan yang sama juga dinyatakan Thalhah dan Malian (2011;37) bahwa adapun UUD 1945 yang sama juga dinyatakan Thalhah dan Malian (2011;37) bahwa adapun UUD 1945 menggunakan istilah-istilah yang berasal dari ajaran Trias Politika dari Montesquieu seperti menggunakan istilah-istilah yang berasal dari ajaran Trias Politika dari Montesquieu seperti legislative power 

legislative power ,, executive power executive power , dan, dan  judicial  judicial power power , hal itu tidak boleh diartikan bahwa, hal itu tidak boleh diartikan bahwa UUD 1945 menganut ajaran tersebut. Penggunaan peristilahan itu hanyalah sekedar memberikan UUD 1945 menganut ajaran tersebut. Penggunaan peristilahan itu hanyalah sekedar memberikan  penjelasan dan perbandin

 penjelasan dan perbandingan semata mengenai gan semata mengenai sistem ketatanegaraan yang sistem ketatanegaraan yang sesungguhnya diikutisesungguhnya diikuti oleh UUD 1945. Dengan kata lain bahwa setiap lembaga negara memiliki tugas yang jelas, tetapi oleh UUD 1945. Dengan kata lain bahwa setiap lembaga negara memiliki tugas yang jelas, tetapi sebagai suatu sistem ketatanegaraan maka untuk mencapai tujuan sistem tersebut tentunya sebagai suatu sistem ketatanegaraan maka untuk mencapai tujuan sistem tersebut tentunya memerlukan suatu kerjasama yang apik antar lembaga negara yang ada, sehingga keberadaannya memerlukan suatu kerjasama yang apik antar lembaga negara yang ada, sehingga keberadaannya dalam sistem ketatanegaraan tersebut merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan satu dalam sistem ketatanegaraan tersebut merupakan suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Hal yang sama tentang sistem pembagian kekuasaan yang dianut oleh UUD 1945 sama lainnya. Hal yang sama tentang sistem pembagian kekuasaan yang dianut oleh UUD 1945 sebelum perubahan juga dinyatakan kembali oleh pelaku sejarah yaitu, Yamin (dalam sebelum perubahan juga dinyatakan kembali oleh pelaku sejarah yaitu, Yamin (dalam Marpaung,1999;7) yang menyatakan antara lain sebagai berikut.

Marpaung,1999;7) yang menyatakan antara lain sebagai berikut. …Undang

…Undang-Undang Dasar 1945 tidaklah mengenal ajaran trias politika yang membagi tugas-Undang Dasar 1945 tidaklah mengenal ajaran trias politika yang membagi tugas dan pekerjaan pemerintahan atau perlengkapan negara menjadi tiga buah perlengkapan dan pekerjaan pemerintahan atau perlengkapan negara menjadi tiga buah perlengkapan (organ) atau tiga buah jawatan (fungsi). Tetapi Undang-Undang Dasar 1945 dengan tegas (organ) atau tiga buah jawatan (fungsi). Tetapi Undang-Undang Dasar 1945 dengan tegas melaksanakan trias politika, yaitu membagi-bagi pekerjaan pemerintahan atau melaksanakan trias politika, yaitu membagi-bagi pekerjaan pemerintahan atau  perlengkapan ne

 perlengkapan negara atas gara atas pelaksanaan dasar pelaksanaan dasar beberapa pbeberapa pembagian atau embagian atau pemisahan pemisahan ((divisiondivision atau

atau  separation  separation of of power power ) dengan tujuan untuk kelancaran pekerjaan dan untuk) dengan tujuan untuk kelancaran pekerjaan dan untuk  perlindungan

 perlindungan warga warga negara negara Republik Republik Indonesia Indonesia sebagai sebagai negara negara hukum. hukum. pembagianpembagian kekuasaan ini adalah sesuai dengan kebud

kekuasaan ini adalah sesuai dengan kebudayaan pribadi bangsa Indonesia…ayaan pribadi bangsa Indonesia…  Namun,

 Namun, tentunya tentunya pendapat pendapat tersebut tersebut di di atas atas akan akan sangat sangat berbeda, berbeda, tidak tidak lain lain dikarenakandikarenakan  bahwa Undang-Undang Dasar 1945

 bahwa Undang-Undang Dasar 1945 telah mengalami perubahan telah mengalami perubahan yang sangat mendasar sejak dariyang sangat mendasar sejak dari Perubahan Pertama pada tahun 1999 sampai ke Perubahan Keempat pada tahun 2002. Dalam Perubahan Pertama pada tahun 1999 sampai ke Perubahan Keempat pada tahun 2002. Dalam kaitan dengan pernyataan tersebut, maka Indrati (2007;129) dalam hal ini berpendapat bahwa kaitan dengan pernyataan tersebut, maka Indrati (2007;129) dalam hal ini berpendapat bahwa saat ini terdapat banyak pakar yang menyatakan bahwa sistem ketatanegaraan yang berlaku di saat ini terdapat banyak pakar yang menyatakan bahwa sistem ketatanegaraan yang berlaku di Indonesia sesudah Perubahan UUD 1945, menganut ajaran Trias Politica, yang mengacu pada Indonesia sesudah Perubahan UUD 1945, menganut ajaran Trias Politica, yang mengacu pada  pemisahan

 pemisahan kekuasaan kekuasaan (( separation  separation of of power power   atau  atau  secheiding  secheiding van van machtenmachten), namun apabila), namun apabila dicermati ketentuan-ketentuan yang dirumuskan dalam pasal-pasal UUD 1945 Perubahan, dicermati ketentuan-ketentuan yang dirumuskan dalam pasal-pasal UUD 1945 Perubahan,

(8)

 pendapat

 pendapat tersebut tersebut adalah adalah tidak tidak benar. benar. Namun, Namun, dapatlah dapatlah dilihat dilihat bahwa bahwa perubahan-perubahan perubahan-perubahan ituitu  juga

 juga meliputi meliputi materi materi yang yang sangat sangat banyak, banyak, sehingga sehingga mencakup mencakup lebih lebih dari dari 3 3 kali kali lipat lipat jumlahjumlah materi muatan asli UUD 1945. Jika naskah asli UUD 1945 berisi 71 butir ketentuan, maka materi muatan asli UUD 1945. Jika naskah asli UUD 1945 berisi 71 butir ketentuan, maka setelah empat kali mengalami perubahan, kini jumlah materi muatan UUD 1945 seluruhnya setelah empat kali mengalami perubahan, kini jumlah materi muatan UUD 1945 seluruhnya mencakup 199 butir ketentuan (Asshiddiqie,2006;x). Selain itu, dengan adanya perubahan mencakup 199 butir ketentuan (Asshiddiqie,2006;x). Selain itu, dengan adanya perubahan terhadap UUD 1945, telah pula mengembalikan kedudukan dan fungsi kelembagaan negara terhadap UUD 1945, telah pula mengembalikan kedudukan dan fungsi kelembagaan negara sesuai dengan maksud daripada dibentuk lembaga negara tersebut dalam UUD 1945. Hal ini sesuai dengan maksud daripada dibentuk lembaga negara tersebut dalam UUD 1945. Hal ini menurut Asshiddiqie dalam Arifin dan Wardi (2002;5) bahwa dalam rangka perubahan UUD menurut Asshiddiqie dalam Arifin dan Wardi (2002;5) bahwa dalam rangka perubahan UUD 1945, perkembangan gagasan untuk menerapkan prinsip pemisahan kekuasaan yang tegas antara 1945, perkembangan gagasan untuk menerapkan prinsip pemisahan kekuasaan yang tegas antara cabang-cabang kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang diwujudkan dalam cabang-cabang kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif yang diwujudkan dalam  pelembagaan

 pelembagaan organ-organ organ-organ negara negara yang yang sederajat sederajat sekaligus sekaligus saling saling mengontrol mengontrol dan dan mengimbangimengimbangi satu sama lain (

satu sama lain (checks and balanceschecks and balances).).

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa meskipun namanya tetap merupakan UUD 1945, Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa meskipun namanya tetap merupakan UUD 1945, tetapi dari sudut isinya UUD 1945 pasca Perubahan Keempat tahun 2002 sekarang ini sudah tetapi dari sudut isinya UUD 1945 pasca Perubahan Keempat tahun 2002 sekarang ini sudah dapat dikatakan merupakan konstitusi baru sama sekali dengan nama resmi “Undang

dapat dikatakan merupakan konstitusi baru sama sekali dengan nama resmi “Undang-Undang-Undang Dasar Negara Republik Indone

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”. Maka untuk itu terkaitsia Tahun 1945”. Maka untuk itu terkait  pemisahan kekuasaan  pemisahan kekuasaan Asshiddiqie (2006;45) berpendapat bahwa UUD 1945 menganut paham pemisahan kekuasaan, Asshiddiqie (2006;45) berpendapat bahwa UUD 1945 menganut paham pemisahan kekuasaan, tegasnya bahwa:

tegasnya bahwa:

…paham yang dianut bukan pemisahan kekuasaan dalam arti horizontal (

…paham yang dianut bukan pemisahan kekuasaan dalam arti horizontal (horizontalhorizontal  separation

 separation of of power power ), melainkan pembagian kekuasaan dalam arti vertikal (), melainkan pembagian kekuasaan dalam arti vertikal (verticalvertical distribution of power 

distribution of power ). Sekarang sejak diadakannya Perubahan Pertama yang kemudian). Sekarang sejak diadakannya Perubahan Pertama yang kemudian dilengkapi lagi oleh Perubahan Kedua, Ketiga, Keempat UUD 1945, konstitusi negara kita dilengkapi lagi oleh Perubahan Kedua, Ketiga, Keempat UUD 1945, konstitusi negara kita meninggalkan doktrin pembagian kekuasaan itu dan mengadopsi gagasan pemisahan meninggalkan doktrin pembagian kekuasaan itu dan mengadopsi gagasan pemisahan kekuasaan dalam arti horizontal (

kekuasaan dalam arti horizontal (horizontal separation of power horizontal separation of power ). Pemisahan kekuasaan itu). Pemisahan kekuasaan itu dilakukan dengan menerapkan prinsip

dilakukan dengan menerapkan prinsip cheks and balancescheks and balances  di antara lembaga-lembaga  di antara lembaga-lembaga konstitusional yang sederajat itu yang diidealkan mengendalikan satu sama lain.

konstitusional yang sederajat itu yang diidealkan mengendalikan satu sama lain.

Berkaitan dengan pemisahan kekuasaan yang dianut oleh UUD 1945, Sinaga (2008;17) Berkaitan dengan pemisahan kekuasaan yang dianut oleh UUD 1945, Sinaga (2008;17) mendukung pendapat di atas dengan menyatakan bahwa pandangan ini mendapatkan pijakan mendukung pendapat di atas dengan menyatakan bahwa pandangan ini mendapatkan pijakan konstitusional dalam UUD 1945 hasil amandemen dimana kekuasaan tidak lagi terkonsentrasi di konstitusional dalam UUD 1945 hasil amandemen dimana kekuasaan tidak lagi terkonsentrasi di tangan presiden melainkan didistribusikan kepada berbagai lembaga negara. Begitupun dahulu di tangan presiden melainkan didistribusikan kepada berbagai lembaga negara. Begitupun dahulu di mana MPR yang merupakan lembaga negara tertinggi yang merupakan pemegang kedaulatan mana MPR yang merupakan lembaga negara tertinggi yang merupakan pemegang kedaulatan rakyat, kemudian mendistribusikan (membagikan) kekuasaannya kepada lembaga-lembaga rakyat, kemudian mendistribusikan (membagikan) kekuasaannya kepada lembaga-lembaga negara lainnya menurut UUD 1945. Sedangkan untuk sekarang, semua lembaga negara pada negara lainnya menurut UUD 1945. Sedangkan untuk sekarang, semua lembaga negara pada dasarnya memiliki kedudukan yang sederajat dengan tugas, fungsi dan wewenang yang diberikan dasarnya memiliki kedudukan yang sederajat dengan tugas, fungsi dan wewenang yang diberikan oleh UUD 1945. Bahkan, dilengkapi dengan perubahan ketiga UUD 1945 telah pula dibentuk oleh UUD 1945. Bahkan, dilengkapi dengan perubahan ketiga UUD 1945 telah pula dibentuk sebuah lembaga negara baru yang bernama Mahkamah Konstitusi (Pasal 24C UUD 1945), yang sebuah lembaga negara baru yang bernama Mahkamah Konstitusi (Pasal 24C UUD 1945), yang mencirikan bahwa negara Indonesia adalah negara yang menganut sistem ketatanegaraan dengan mencirikan bahwa negara Indonesia adalah negara yang menganut sistem ketatanegaraan dengan konsep pemisahan kekuasaan (

konsep pemisahan kekuasaan ( separation separation of of  power  power ) dengan mekanisme) dengan mekanisme checkschecks and and  balancesbalances,, melalui pengujian undang-undang terhadap UUD 1945 (

(9)

constitutional 

constitutional  reviewreview). Dengan adanya pembaharuan terhadap konstitusi yang disertai dengan). Dengan adanya pembaharuan terhadap konstitusi yang disertai dengan dibentuknya lembaga negara baru yang tentunya akan mempengaruhi hubungan antara dibentuknya lembaga negara baru yang tentunya akan mempengaruhi hubungan antara lembaga-lembaga negara tersebut. Dengan demikian, maka berimplikasi pula terhadap hubungan di antara lembaga negara tersebut. Dengan demikian, maka berimplikasi pula terhadap hubungan di antara kelembagaan negara yang dianut oleh UUD 1945, di mana dianutnya pemerintahan yang kelembagaan negara yang dianut oleh UUD 1945, di mana dianutnya pemerintahan yang konstitusional dan kedaulatan rakyat (termasuk pemisahan kekuasaan legislatif, eksekutif dan konstitusional dan kedaulatan rakyat (termasuk pemisahan kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif, serta pengecekan dan penyeimbangan ketiga kekuasaan tersebut) (Zuchdi,2009;40-41). yudikatif, serta pengecekan dan penyeimbangan ketiga kekuasaan tersebut) (Zuchdi,2009;40-41). Dengan demikian diharapkan tidak akan ada lagi dominasi oleh satu lembaga negara terhadap Dengan demikian diharapkan tidak akan ada lagi dominasi oleh satu lembaga negara terhadap lembaga negara yang lainnya.

(10)

BIODATA PENULIS BIODATA PENULIS

I Gusti Ngurah Santika S.Pd, lahir di Yeha 1 Agustus I Gusti Ngurah Santika S.Pd, lahir di Yeha 1 Agustus 1988. Anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan I Gusti 1988. Anak ketiga dari tiga bersaudara dari pasangan I Gusti  Ngurah

 Ngurah Oka Oka dan dan I I Desak Desak Ayu Ayu Putu. Putu. Menyelesaikan Menyelesaikan pendidikanpendidikan dasar di SDN 1 Peringsari (1996-2002) kemudian melanjutkan ke dasar di SDN 1 Peringsari (1996-2002) kemudian melanjutkan ke SMPN 1 Selat (2002-2005) dan pendidikan menengah di SMAN SMPN 1 Selat (2002-2005) dan pendidikan menengah di SMAN 1 Selat (2005-2008) kemudian pada peruguruan tinggi 1 Selat (2005-2008) kemudian pada peruguruan tinggi (2009-2012). Setelah menyelesaikan pendidikan SMA kemudian bekerja 2012). Setelah menyelesaikan pendidikan SMA kemudian bekerja sebagai security pada PT Arkadena sampai januari 2012. Pada sebagai security pada PT Arkadena sampai januari 2012. Pada saat yang bersamaan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti saat yang bersamaan mendapatkan kesempatan untuk mengikuti  pendidikan

 pendidikan di di perguruan perguruan tinggi tinggi sambil sambil bekerja, bekerja, akhirnya akhirnya luluslulus dengan predikat

dengan predikat cumlaudecumlaude. Kemudian untuk sekarang ini penulis. Kemudian untuk sekarang ini penulis  belum

 belum bekerja, bekerja, namun namun sedang sedang melanjutkan melanjutkan pendidikan pendidikan S2 S2 padapada Program Studi Pendas di Undhiksa.

Program Studi Pendas di Undhiksa.

Pengalaman penulis selama mengikuti pendidikan di perguruan tinggi adalah sebagai Pengalaman penulis selama mengikuti pendidikan di perguruan tinggi adalah sebagai nara sumber dalam temuwicara menyambut bulan Bung Karno yang diselenggarakan Gor nara sumber dalam temuwicara menyambut bulan Bung Karno yang diselenggarakan Gor Kapten Sujana (Lapangan Buyung) Kota Denpasar (2012). Nara sumber dalam seminar alumni Kapten Sujana (Lapangan Buyung) Kota Denpasar (2012). Nara sumber dalam seminar alumni FKIP Universitas Dwijendra (2012), Mahasiswa berprestasi Prodi PKn, sebagai salah satu FKIP Universitas Dwijendra (2012), Mahasiswa berprestasi Prodi PKn, sebagai salah satu  pemenang karya ilmiah tingkat nasional

 pemenang karya ilmiah tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Dikti. Selain itu, penulis jugayang diselenggarakan oleh Dikti. Selain itu, penulis juga aktif mengikuti seminar-seminar yang berhubungan dengan bidang studi yang di dalami. aktif mengikuti seminar-seminar yang berhubungan dengan bidang studi yang di dalami. Berkaitan dengan kritik dan saran terhadap tulisan sebelumnya, dapat disampaikan langsung Berkaitan dengan kritik dan saran terhadap tulisan sebelumnya, dapat disampaikan langsung kepada penulis dengan menghubungi alamat maupun no hp yang ada di bawah ini.

kepada penulis dengan menghubungi alamat maupun no hp yang ada di bawah ini. Alamat rumah : Banjar Di

Alamat rumah : Banjar Dinas Padang Aji Tengah, Peringsari, Selat Knas Padang Aji Tengah, Peringsari, Selat Karangasem. No. Hp arangasem. No. Hp :: 085237832582/085738693121

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini sejalan dengan penelitian yang pernah dilakukan oleh Rahmadani dkk (2017), dan Arviantama (2017) yang menyatakan bahwa kepuasan tidak berpengaruh terhadap

Fitur laporan rawat jalan berfungsi untuk menampilkan semua data-data pasien rawat jalan atau berdasarkan tanggal masuk, tanggal keluar, nama pasien, ruang dan dokter. Fitur

Seorang pegawai, nilai-nilai intrinsiknya kuat (tinggi) lebih merasakan kepuasan kerja, tanpa memperhatikan tingkat penggajian, walaupun gaji merupakan alat untuk

Uraian dalam melakukan penelitian ilmiah mulai dari penentuan topik penelitian, penentuan masalah penelitian, penyusunan kerangka pemikiran dalam rangka

Pada tahap ini menggunakan obat kemoterapi yang berbeda, kadang-kadang dikombinasikan dengan terapi radiasi, untuk mencegah leukemia memasuki otak dan sistem saraf

(2) Kereta yang ditarik lokomotif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), selain memenuhi persyaratan konstruksi dan komponen harus dilengkapi dengan perlengkapan penunjang sesuai

Dari hasil analisis data yang sesuai dengan indikator kemampuan komunikasi matematis, maka dapat disimpulkan: 1) Subjek penelitian dikatakan berkemampuan matematika

Ditemukan juga persamaan alasan penerapan pola asuh yang berbeda dari masa kecil ibu.Dalam hal pendidikan anak, kedua partisipan memberika stimulus yang