• Tidak ada hasil yang ditemukan

Spo Inst.gizi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Spo Inst.gizi"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PROSEDUR PENGAMBILAN ALAT MAKAN PASIEN

RSI MASYITHOH

Jl. A. Yani No. 06-07 Bangil Pasuruan

No. Dokumen No.Revisi 01 Jumlah Halaman 1 dari 1 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur dr. H. Handayanto, MM

Pengertian Pengambilan alat makan pasien adalah serangkaian kegiatan pengambilan alat makan pasien yang telah digunakan sesuai dengan kamar masing-masing pasien

Tujuan Alat makan yang telah digunakan untuk dicuci kemudian digunakan kembali

Kebijakan

Prosedur 1. Petugas Instalasi Gizi mengetuk pintu dan mengucapkan salam sebelum masuk ke kamar pasien.

2. Petugas Instalasi Gizi mengambil alat makan di setiap kamar pasien.

3. Apabila dalam pengambilan alat makan pasien, makanan pasien masih belum dimakan maka pramusaji mempersilahkan keluarga pasien untuk keluarga pasien untuk memindahkan makanan ke dalam tempat pribadi.

4. Apabila alat makan pasien masih dipakai dan belum bisa dipindahkan ke alat makan pribadi, maka pramusaji memberitahukan kepada pramusaji shift sore pada saat operan.

5. Petugas Instalasi Gizi kembali ke dapur untuk mencuci alat makan pasien yang sudah diambil.

Unit terkait 1. Instalasi Gizi 2. Rawat Inap

(2)

PROSEDUR MENGANTAR MAKANAN PASIEN

(DISTRIBUSI MAKANAN)

RSI MASYITHOH

Jl. A. Yani No. 06-07 Bangil Pasuruan

No. Dokumen No.Revisi 01 Jumlah Halaman 1 dari 1 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur dr. H. Handayanto, MM

Pengertian Distribusi makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan pasien yang dilayani

Tujuan Pasien mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku

Kebijakan

Prosedur 1. Petugas Instalasi Gizi berkoordinasi dengan perawat pada saat makanan akan disajikan

2. Petugas Instalasi Gizi memakai seragam resmi untuk mengantarkan makanan pasien

3. Petugas Instalasi Gizi menata makanan sesuai dengan ruangan masing-masing pasien ke dalam trolley

4. Petugas Instalasi Gizi mengantarkan makanan ke pasien sesuai dengan ruangan dan diet masing-masing pasien

5. Petugas Instalasi Gizi mengetuk pintu dan mengucapkan salam ketika memasuki kamar pasien

6. Petugas Instalasi Gizi mempersilahkan makanan untuk dimakan dan memberitahukan bahwa peralatan makanan akan diambil 1 jam setelah makanan disajikan

7. Petugas Instalasi Gizi kembali ke dapur

Unit terkait 1. Instalasi Gizi 2. Rawat Inap

(3)

HYGIENE TENAGA PENJAMAH MAKANAN

RSI MASYITHOH

Jl. A. Yani No. 06-07 Bangil Pasuruan

No. Dokumen No.Revisi 01 Jumlah Halaman 1 dari 2 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur dr. H. Handayanto, MM

Pengertian Hygiene adalah ilmu yang berhubungan dengan masalah kesehatan dan berbagai usaha untuk mempertahankan atau untuk memperbaiki kesehatan. Hygiene perorangan yang terlibat dalam pengolahan makanan perlu diperhatikan untuk menjamin keamanan makanan, di samping itu untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit melalui makanan.

Tujuan 1. Tersedianya makanan yang berkualitas baik dan aman bagi pasien.

2. Menurunnya kejadian resiko penularan penyakit atau gangguan kesehatan melalui makanan.

3. Terwujudnya perilaku kerja yang sehat dan benar dalam penanganan makanan.

Kebijakan

Prosedur Syarat-syarat tenaga penjamah makanan : 1. Bukti sehat diri dan bebas dari penyakit.

2. Tidak menderita penyakit kulit, penyakit menular, scabies, penyakit infeksi saluran pernafasan (ISPA), penyakit pencernaan dan luka bakar.

(4)

HYGIENE TENAGA PENJAMAH MAKANAN

RSI MASYITHOH

Jl. A. Yani No. 06-07 Bangil Pasuruan

No. Dokumen No.Revisi 01 Jumlah Halaman 2 dari 2 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit 10 Januari 2013 Ditetapkan Direktur dr. H. Handayanto, MM Prosedur

Hal-hal yang harus dilakukan oleh tenaga penjamah makanan :

1. Cuci tangan dengan sabun sebelum mulai kerja / sesudah bekerja, setiap keluar WC, sesudah menjamah bahan makanan yang kotor.

2. Sebelum dan selama bekerja tidak menggaruk kepala, muka, hidung, dan bagian tubuh yang lain yang dapat menimbulkan kuman.

3. Alihkan muka dari makanan dan alat-alat makan dan minum apabila batuk atau bersin.

4. Pergunakan masker dan hanscoon apabila diperlukan terutama pada saat pengolahan makanan dan pendistribusian makanan.

5. Pengolahan makanan hendaknya dilakukan menurut proses yang ditetapkan, sesuai dengan peralatan masak, waktu, dan suhu ataupun tingkat pemasakan. 6. Jangan sekali-kali menjamah makanan yang sudah masak dengan tangan,

pergunakan sendok atau penjepit makanan. 7. Tidak boleh merokok di ruang kerja.

8. Selalu menjaga agar tempat kerja, kamar mandi dan WC, serta alat makan dan minum tetap selalu bersih.

9. Selalu menggunakan celemek pada saat pengolahan makanan.

10. Tenaga penjamah makanan yang laki-laki harus memakai tutup kepala.

11. Kuku penjamah makanan harus selalu bersih, dipotong pendek, dan sebaiknya tidak memakai kutek atau pacar atau dicat.

12. Perhiasan dan asesoris misalnya jam tangan, gelang sebaiknya dilepas sebelum pekerja memasuki daerah pengolahan makanan.

Unit terkait 1. Instalasi Gizi

(5)

PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN

RSI MASYITHOH

Jl. A. Yani No. 06-07 Bangil Pasuruan

No. Dokumen No.Revisi 01 Jumlah Halaman 1 dari 2 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur dr. H. Handayanto, MM

Pengertian Pengolahan bahan makanan adal;ah suatu kegiatan mengubah (memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi

Tujuan 1. Mengurangi resiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan 2. Meningkatkan nilai cerna

3. Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan dan penampilan makanan

4. Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh

Kebijakan

Prosedur 1. Juru masak mempersiapkan bahan makanan serta bumbu-bumbu yang akan dimasak sesuai menu yang berlaku di Instalasi Gizi

2. Bahan makanan dicuci terlebih dahulu sebelum dipotong

3. Bahan makanan mentah harus terpisah dengan makanan matang 4. Pemasakan sayur, panci harus dalam keadaan tertutup

5. Jauhkan makanan dari tempat pembuangan sampah

6. Menutup semua makanan yang matang agar terhindar dari pengotoran 7. Menjauhkan makanan dan minuman dari sentuhan jari-jari tangan

8. Sebelum bekerja dan setelah buang air kecil, juru masak diharuskan mencuci tangan dengan memakai sabun sampai bersih

9. Juru masak harus memakai celemek

10. Hindari penggunaan BTM yang membahayakan

(6)

PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

BASAH

RSI MASYITHOH

Jl. A. Yani No. 06-07 Bangil Pasuruan

No. Dokumen No.Revisi 01 Jumlah Halaman 1 dari 2 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur dr. H. Handayanto, MM

Pengertian Penyimpanan bahan makanan basah adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan basah baik kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan basah serta pencatatan dan pelaporannya

Tujuan Tersedianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dengan perencanaan

Kebijakan

Prosedur 1. Sebelum disimpan bahan makanan harus dalam keadaan bersih, bebas kotoran dan serangga

2. Bahan makanan harus cepat disimpan, jangan dibiarkan terlalu lama diluar 3. System penyimpanan “FIFO” (First In First Out)

4. Suhu penyimpanan sesuai bahan makanan, untuk daging dan ikan disimpan dengan suhu 0° C, untuk sayur dan buah disimpan dengan suhu 1-5° C

5. Semua bahan yang akan dimasukkan ke dalam almari/ruang pendingin sebaiknya dibungkus plastik

6. Jangan memasukkan bahan makanan dalam kondisi hangat 7. Hindari penyimpanan terlalu lama

8. Hindari penyimpanan bahan makanan yang berbau keras bersama makanan yang tidak berbau

(7)

PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN

KERING

RSI MASYITHOH

Jl. A. Yani No. 06-07 Bangil Pasuruan

No. Dokumen No.Revisi 01 Jumlah Halaman 1 dari 2 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur dr. H. Handayanto, MM

Pengertian Penyimpanan bahan makanan kering adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara keamanan bahan makanan kering baik kualitas maupun kuantitas di gudang bahan makanan kering serta pencatatan dan pelaporannya

Tujuan Tersedianya bahan makanan siap pakai dengan kualitas dan kuantitas yang tepat dengan perencanaan

Kebijakan

Prosedur 1. Bahan makanan harus ditempatkan di lemari/rak sehingga bahan makanan tidak bersentuhan langsung dengan lantai

2. Ruang penyimpanan harus bebas dari serangga, hewan pengerat dan tidak lembab

3. Prinsip penyimpanan adalah yang lebih dulu diterima, harus keluar lebih dahulu “ FIFO” (First In First Out)

4. Pemasukan dan pengeluaran bahan makanan diatur dalam pembukuan maupun kartu stok

5. Tempat penyimpanan harus selalu terkunci, petugas gizi memegang kuncinya 6. Bahan makanan yang berat, hendaknya disusun berseling agar ada sirkulasi

udara yang baik

7. Bahan makanan yang tumpah harus segera dibersihkan 8. Pembersihan ruangan secara periodic

9. Almari bahan kering dikunci dan kunci diletakkan di laci. 10. Suhu ruangan harus kering berkisar antara 19 - 21°C

(8)

PENCUCIAN ALAT DAPUR

RSI MASYITHOH

Jl. A. Yani No. 06-07 Bangil Pasuruan

No. Dokumen No.Revisi 01 Jumlah Halaman 1 dari 2 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur dr. H. Handayanto, MM

Pengertian Pencucian alat dapur adalah membersihkan alat dapur yang telah digunakan yang dapat dilakukan secara manual maupun secara mekanis dengan menggunakan mesin

Tujuan 1. Untuk mencegah kontaminasi silang pada makanan

Kebijakan

Prosedur 1. Dinginkan alat sebelum dicuci 2. Penyisihan sisa-sisa makanan

3. Tempat sisa makanan harus dijauhkan dari alat yang bersih dan bahan makanan

4. Perendaman untuk menghilangkan sisa makanan 5. Pencucian dengan sabun

6. Pembilasan dengan air mengalir

7. Pembersihan secara saniter dengan air panas 80˚ celcius dalam waktu 30 detik 8. Pengeringan pada rak piring yang bersih dalam posisi terbalik

9. Untuk panci jenis Teflon, jangan dicuci dengan abu gosok atau penggosok yang tajam

(9)

PENERIMAAN BAHAN MAKANAN BASAH

RSI MASYITHOH

Jl. A. Yani No. 06-07 Bangil Pasuruan

No. Dokumen No.Revisi 01 Jumlah Halaman 1 dari 1 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur dr. H. Handayanto, MM

Pengertian Penerimaan bahan makanan basah adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas, dan kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi yang telah ditetapkan

Tujuan Tersedianya bahan makanan yang siap untuk diolah

Kebijakan

Prosedur 1. Petugas instalasi gizi mengecek barang yang datang sesuai dengan form pemesanan bahan makanan

2. Apabila bahan makanan ada yang tidak sesuai dengan spesifikasi bahan makanan, maka bahan makanan dikembalikan ke supplier untuk diganti bahan makanan yang baru yang sesuai dengan spesifikasi bahan makanan

3. Apabila ada bahan makanan yang kurang maka petugas instalasi gizi memesan bahan makanan tambahan ke supplier.

Unit terkait 1. Instalasi Gizi 2. Keuangan

(10)

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

RSI MASYITHOH

Jl. A. Yani No. 06-07 Bangil Pasuruan

No. Dokumen No.Revisi 01 Jumlah Halaman 1 dari 1 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur dr. H. Handayanto, MM

Pengertian Penerimaan bahan makanan kering adalah suatu kegiatan yang meliputi pemeriksaan/penelitian, pencatatan dan pelaporan tentang macam, kualitas, dan kuantitas bahan makanan yang diterima sesuai dengan pesanan serta spesifikasi yang telah ditetapkan

Tujuan Tersedianya bahan makanan yang siap untuk diolah

Kebijakan

Prosedur 1. Petugas logistik umum memeriksa bahan makanan kering yang datang dari rekanan sesuai dengan spesifikasi bahan makanan dan form permintaan bahan makanan kering

2. Apabila ada bahan makanan kering yang tidak sesuai, maka petugas logistik umum akan mengembalikan bahan makanan kepada rekanan untuk diganti sesuai dengan spesifikasi bahan makanan

3. Petugas logistic umum menghubungi instalasi gizi untuk mengambil bahan kering.

Unit terkait 1. Instalasi Gizi 2. Keuangan 3. Purchasing 4. Logistik Umum

(11)

PERSIAPAN MEMASAK

RSI MASYITHOH

Jl. A. Yani No. 06-07 Bangil Pasuruan

No. Dokumen No.Revisi 01 Jumlah Halaman 1 dari 1 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur dr. H. Handayanto, MM

Pengertian Persiapan memasak adalah serangkaian proses menyiapkan bahan makanan yang akan dimasak

Tujuan Semua bahan makanan yang akan dimasak telah terpenuhi untuk peyelenggaraan makanan

Kebijakan

Prosedur 1. Menyiapkan semua bahan makanan yang akan dimasak seperti lauk hewani, lauk nabati, sayuran, buah, dan bumbu yang dibutuhkan.

2. Untuk sayuran seperti wortel, gambas, labu siam dan sebagainya, kulit sayuran dikupas dulu kemudian dicuci dengan air mengalir dan dipotong-potong.

3. Untuk lauk hewani dan lauk nabati dicuci dengan air mengalir.

4. Untuk bumbu seperti jahe, kunir, laos, kencur, kunci, dikupas kulitnya kemudian dicuci dan diblender.

(12)

PENATAAN/PENYAJIAN MAKANAN

RSI MASYITHOH

Jl. A. Yani No. 06-07 Bangil Pasuruan

No. Dokumen No.Revisi 01 Jumlah Halaman 1 dari 1 STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL Tanggal Terbit Ditetapkan Direktur dr. H. Handayanto, MM

Pengertian Penataan/penyajian makanan adalah serangkaian proses menata makanan yang matang ke dalam alat makan pasien sesuai dengan kelas dan diet pasien.

Tujuan Makanan disajikan sesuai dengan diet dan kelas masing-masing pasien.

Kebijakan

Prosedur 1. Alat makan ditata sesuai dengan kelas masing-masing pasien.

2. Makanan dibagi sesuai dengan diet dan kelas pasien dengan melihat papan diet pasien yang ada di instalasi gizi.

3. Makanan yang sudah sudah dibagi, kemudian di bungkus dengan plastik kreb 4. Makanan diberi label sesuai dengan kelas masing-masing pasien.

Referensi

Dokumen terkait

Realitas seperti ini belum mampu dicapai oleh pemerintah Kota Singkawang dan berbagai stakeholder kepariwisataan di kota Singkawang karena lama tinggal turis mancanegara di

SMKK diterapkan untuk menjamin penyelenggaraan Jasa Konstruksi yang sesuai dengan standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan demi terciptanya HASIL JASA KONSTRUKSI

• Berbagai pengaruh perubahan yang terjadi menuntut organisasi untuk membuka diri terhadap tuntutan perubahan dan berupaya menyusun strategi dan kebijakan yang

al (2011) meneliti tentang corporate governance perusahaan perbankan dengan sampel 82 Bank islam yang dilakukan di 11 negara, yaitu Bahrain, Mesir, Iran, Yordania, Kuwait, Libanon,

(2) Bahan baku mempunyai pengaruh positif dan nyata terhadap nilai produksi pada Industri Genteng di Desa Pejaten Kecamatan Kediri, karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel

Earning Per Share (EPS) adalah laba bersih yang diterima dari setiap lembar saham, jika untuk modal usahanya emiten hanya mengeluarkan saham biasa (Common Stock)

Firma adalah suatu persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua orang atau lebih dengan nama bersama, dalam mana tanggung jawab masing-masing anggota firma (disebut

Yang bisa kami lakukan untuk mewujudkan mimpi tersebut adalah dengan tetap menjalin hubungan baik dengan pelanggan dan calon pelanggan, komitmen terhadap apa yang telah