• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan FHA, hematokrit ikan mas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "laporan FHA, hematokrit ikan mas"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGHITUNGAN NILAI HEMATOKRIT

PADA IKAN MAS (Cyprinus carpio)

(Untuk melengkapi Praktikum Fisiologi Hewan Air)

Disusun oleh:

Kelompok 12 Perikanan A

Firdha Octavia 230110120040 M. Rizki Mauludan 230110120070 Taufik Rahman Hakim 230110120071

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI PERIKANAN

(2)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan kehadirat Illahi Robbi karena atas berkat rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan praktikum pada mata kuliah Fisiologi Hewan Air ini.

Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Fisiologi Hewan Air di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran. Laporan ini disususn berdasarkan percobaan yang dilakukan hari Kamis, 7 November 2013.

Kami penyusun banyak mendapat bantuan dan petunjuk dari beberapa pihak. Oleh karena itu penulis dalam kesempatan ini ingin mengucapakan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini, masih terdapat kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari pembaca sungguh penyusun harapkan.

Akhir kata penyusun ucapkan terimakasih kepada pembaca atas perhatiannya terhadap laporan ini. Semoga dapat berguna dan membuahkan hasil yang bermanfaat. Amin.

Jatinangor, 12 November 2013

(3)

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL ...iv

BAB I ... 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1.LATAR BELAKANG ... 1 1.2.TUJUAN PRAKTIKUM ... 2 BAB II ... 3 TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1. KLASIFIKASI IKAN MAS ... 3

2.2. MORFOLOGI IKAN MAS ... 3

2.3. HEMATOKRIT ... 3

2.4. SISTEM PEREDARAN DARAH IKAN MAS... 4

2.5. METODE PENGHITUNGAN HEMATOKRIT ... 5

BAB III ... 7

METODOLOGI ... 7

3.1. WAKTU DAN TEMPAT ... 7

3.2. ALAT DAN BAHAN ... 7

3.2.1. Alat ... 7

3.2.2. Bahan ... 7

3.3. CARA KERJA ... 7

BAB IV ... 9

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 10

4.1. HASIL PENGAMATAN ... 10

4.2. PEMBAHASAN ... 12

BAB V ... 13

(4)

iii

5.1. KESIMPULAN ... 13

5.2. SARAN ... 13

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(5)

iv

DAFTAR TABEL

TABEL 1 ... 10 TABEL 2 ... 11 TABEL 3 ... 11

(6)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.LATAR BELAKANG

Darah adalah suatu fluida (yang dinamakan plasma) tempat beberapa bahan terlarut dan tempat eritrosit, leukosit dan beberapa bahan lain yang tersuspensi. Sistem peredaran darah terdiri dari jantung(yang merupakan pusat pemompaan darah), arteri (pembuluh darah dari jantung), kapiler (yang menghubungkan arteri dengan vena) dan vena (pembuluh darah yang menuju jantung). Sistem peredaran darah pada ikan disebut sistem peredaran darah tunggal. Yang dimaksud dengan peredaran darah tunggal adalah dimana darah hanya satu kali saja melewati jantung. Darah yang terkumpul dari seluruh tubuh masuk ke atrium. Pada saat relaksasi, darah mengalir pada sebuah katup kedalam ventrikel yang berdinding tebal. Kontraksi dari ventrikel ini sangat kuat sehingga menyebabkan darah keluar menuju jaringan kapiler insang lalu dari insang darah mengalir ke jaringan kapiler lain dalam tubuh. Pertukaran zat-zat pun terjadi pada saat pengaliran darah ini.

Darah berfungsi mengedarkan suplai makanan kepada sel-sel tubuh, membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh, membawa hormon dan enzim ke organ yang memerlukan. Pertukaran oksigen terjadi dari air dengan karbondioksida terjadi pada bagian semipermeable yaitu pembuluh darah yang terdapat di daerah insang. Selain itu, di daerah insang terjadi pengeluaran kotoran yang bernitrogen.

Ulasan peripheral darah ikan yang sehat menunjukkan jumlah sel darah merah yang lebih besar dibandingkan sel-sel darah lainnya seperti limfosit, neutrofil (leukosit dengan polimorfonukleat), monosit, dan trombosit. Pada ikan salmon yang masih muda hingga umur 3-4 bulan, sering didapatkan bentuk berbagai sel yang belum matang.

(7)

2 Melalui sel darah, suatu organisme dapat pula diketahui sampai mana organisme tersebut mengalami pencemaran, baik itu dari media hidupnya dimana kualitas air tidak memenuhi syarat. Untuk mengetahui lebih lanjut dapat kita lihat dari presentase hematokrit yang terkandung dalam darah.

1.2.TUJUAN PRAKTIKUM

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan menghitung nilai hematokrit pada ikan mas.

(8)

3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. KLASIFIKASI IKAN MAS

Klasifikasi ikan mas menurut Saanin (1984)

Kingdom : Animalia Filum : Chodata Kelas : Actinopterygii Ordo : Cypriniformes Famili : Cyprinidae Genus : Cyprinus

Spesies : Cyprinus caprio (Linnaeus, 1758)

2.2. MORFOLOGI IKAN MAS

Ikan mas termasuk famili Cyprinidae yang mempunyai ciri-ciri umum, badan ikan mas berbentuk memanjang dan sedikit pipih ke samping (Compresed) dan mulutnya terletak di ujung tengah (terminal), dan dapat di sembulka, di bagian mulut di hiasi dua pasang sungut, yang kadang-kadang satu pasang di antaranya kurang sempurna dan warna badan sangat beragam.

2.3. HEMATOKRIT

Hematokrit adalah proporsi volume darah yang terdiri dari sel darah merah. Tingkat hematokrit (HCT) dinyatakan dalam persentase. Misalnya, hematokrit 25% berarti ada 25 mililiter sel darah merah dalam 100 mililiter darah.Ini adalah metode utama untuk mengetahui persentase hemoglobin yang tersedia dalam tubuh. Tingkat hematokrit normal bervariasi pada pria dan wanita, anak-anak dan dewasa.

(9)

4 Metode yang digunakan untuk mengukur tingkat hematokrit biasanya adalah dengan pengambilan sampel darah ke dalam tabung silinder dan kemudian memutarnya pada centrifuge. Dengan pemutaran ini, darah akan memisahkan diri menjadi 3 bagian yaitu plasma atau komponen cairan, sel darah merah dan sel-sel lainnya. Ketika pemisahan sel-selesai, teknisi medis akan mampu mengidentifikasi proporsi sel darah merah terhadap volume darah.

2.4. SISTEM PEREDARAN DARAH IKAN MAS

Sistem peredaran darah adalah sistem yang berfungsi untuk mengangkut dan mengedarkan O2 dari perairan ke sel-sel tubuh yang membutuhkan, juga

mengangkut enzim, zat-zat nutrisi, garam-garam, hormon, dan anti bodi serta mengangkut CO2 dari dalam usus, kelenjar-kelenjar, insang, dan sebagainya,

keluar tubuh. Secara umum, sistem peredaran darah pada semua vertebrata adalah sama, meskipun tetap ada perbedaan-perbedaan diantara setiap kelompok hewan.

Ikan mempunyai sistem peredaran darah tertutup, artinya darah tidak pernah keluar dari pembuluhnya, jadi tidak ada hubungan langsung dengan sel tubuh sekitarnya. Darah memberi bahan materi dengan perantaraan difusi melalui dinding yang tipis dari kapiler darah, dan kembali ke jantung melalui pembuluh yang ke dua. Atau secara garis besarnya peredaran darah tunggal adalah peredaran darah yang darah nya dari insang langsung beredar ke seluruh tubuh kemudian

(10)

5 masuk ke jantung. Jadi darah hanya beredar sekali melalui jantung dengan rute dari jantung ke insang lalu ke seluruh tubuh kemudian kembali ke jantung.

Seri pertama dinamakan sistem arteri dan seri ke duadisebut sistem vena. Dimana organ utamanya adalah jantung yang bertindak sebagai pompa tekan merangkap pompa hisap. Darah ditekan mengalir keluar dari jantung melalui pembuluh arteri ke seluruh tubuh sampai ke kapiler darah, kemudian dihisap melalui pembuluh vena dan kembali ke jantung.

2.5. METODE PENGHITUNGAN HEMATOKRIT a. Metode makrohematokrit

Pada metode makro, sebanyak 1 ml sampel darah (darah EDTA atau heparin) dimasukkan dalam tabung Wintrobe yang berukuran panjang 110 mm dengan diameter 2.5-3.0 mm dan berskala 0-10 mm. Tabung kemudian disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan 3.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit adalah nilai hematokrit yang dinyatakan dalam %.

b. Metode mikrohematokrit

Pada metode mikro, sampel darah (darah kapiler, darah EDTA, darah heparin atau darah amonium-kalium-oksalat) dimasukkan dalam tabung kapiler yang mempunyai ukuran panjang 75 mm dengan diameter 1 mm. Tabung kapiler yang digunakan ada 2 macam, yaitu yang berisi heparin (bertanda merah) untuk sampel darah kapiler (langsung), dan yang tanpa antikoagulan (bertanda biru) untuk darah EDTA/heparin/amonium-kalium-oksalat.

Prosedur pemeriksaannya adalah : sampel darah dimasukkan ke dalam tabung kapiler sampai 2/3 volume tabung. Salah satu ujung tabung ditutup dengan dempul (clay) lalu disentrifus selama 5 menit dengan kecepatan 15.000 rpm. Tinggi kolom eritrosit diukur dengan alat pembaca hematokrit, nilainya dinyatakan dalam (%). Metode

(11)

6 mikrohematokrit lebih banyak digunakan karena selain waktunya cukup singkat, sampel darah yang dibutuhkan juga sedikit dan dapat dipergunakan untuk sampel tanpa antikoagulan yang dapat diperoleh secara langsung.

(12)

7

BAB III

METODOLOGI

3.1. WAKTU DAN TEMPAT

Hari / Tanggal : Kamis, 7 November 2013

Waktu : 10.00 – 12.00 WIB

Tempat : Lab. Aquakutur

3.2. ALAT DAN BAHAN 3.2.1. Alat

1. Timbangan, untuk menimbang bobot tubuh ikan uji

2. Diseccting Kit, untuk mmbedah ikan uji

3. Penjepit arteri, untuk menjepit bagian saluran darah aorta ventralis 4. Pipa kapiler heparinized, untuk memampung sampel darah segar 5. Sentrifuge hematokrit

6. Wax/malam lilin untuk menyumbat salah satu ujung pipa kapiler yang telah berisi darah segar

7. “Hematocrit reading chart” papan pembaca nilai hematokrit (%)

3.2.2. Bahan

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan mas ukuran konsumsi (± 100 g)

3.3. CARA KERJA

Prosedur pengerjaan yang dilakukan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Setelah diambil salah satu ikan uji dari akuarium stok, ikan ditimbang lalu dicatat bobotnya

(13)

8 2. pegang ikan uji dengan tangan kiri (kepala menghadap ke arah muka kita), tusuk bagian anterior kepala ikan dengan sonde tepat di bagian otak depan, hingga terasa ada rongga, putar sonde perlahan-lahan sehingga otaknya rusak dan ikan akan pingsan

3. Bedah ikan pada bagian dekat insang dan sebagian perut bagian anterior, hingga terlihat organ jantung yang berdenyut secara teratur (exposed organ jantung dengan sinus venosus yang terlihat pucat)

4. Dengan menggunakan penjepit arteri, jepit aorta ventralis lalu biarkan beberapa saat hingga sinus venosus terisi penuh oleh darah

5. Putuskan dengan menggunakan gunting, lalu siapkan dan dekatkan salah satu ujung pipa kapiler sambil dibuka penjepit arteri secara perlahan-lahan dan hati-hati tampung darah dalam pipa kapiler tersebut sampai ± ¾ volumenya.

6. Agar heparin yang terdapat dalam dinding sebelah dalam pipa kapiler tercampur secara homogen, maka pipa kapiler yang telah berisi darah segar tersebut digoyang dengan hati-hati ke kiri dan kanan serta diputar. Tanda bahwa darah sudah tercampur secara homogen dengan heparin, darah tidak membeku, bisa bergerak disepanjang kolom pipa kapiler. 7. Tutup salah satu ujungnya dengan menacapkan secara tegak lurus pada

lapisan malam lilin/wax yang telah disediakan

8. Siapkan sentrifuge hematokrit, lalu letakkan secara seimbang antara masing-masing pipa kapiler (jangan terbalik meletakkan ujung pipa kapiler yang bertutup)

9. Sentrifuge selama 4 menit pada kecepatan 12.000 rpm

10. Setelah selesai disentrifuge, letakkan pipa kapiler yang sudah terbagi dua bagian besar darah tersebut (plasma dan sel darah) pada “Hematocrit Reading Chart” lalu sesuaikan ketinggian plasma sebagai batas atas dan dasar sel darah sebagai batas bawah, lalu tentukan dan baca nilai hematokrit pada batas atas dari sel darah (dalam %)

(14)

9 11. Setelah selesai dibaca, kumpulkan pipa kapiler bekas tersebut dalam wadah terpisah agar tidak membahayakan, serahkan kepada laboran agar bisa dibuang pada tempat yang semestinya.

(15)

10

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENGAMATAN TABEL 1

DATA PRAKTIKUM FHA NILAI HEMATOKRIT IKAN MAS

HASIL PENGAMATAN KELOMPOK 1 – 9 (LAB. FHA)

KELOMPOK BOBOT IKAN (gr) NILAI

HEMATOKRIT (%) 1 90 gr 43 % 2 94 gr 38 % 3 111 gr 40 % 4 109 gr 10% 5 95 gr 45 % 6 107 gr 15 % 7 99 gr 15 % 8 102 gr 40 % 9 110 gr 40 %

(16)

11

TABEL 2

DATA PRAKTIKUM FHA NILAI HEMATOKRIT IKAN MAS

HASIL PENGAMATAN KELOMPOK 10 – 18 (LAB. Aquakultur)

KELOMPOK BOBOT IKAN (gr) NILAI

HEMATOKRIT (%) 10 107,70 30% 11 109,8 _ 12 113,90 _ 13 99,73 _ 14 107,77 15% 15 111,97 55% 16 100,40 13% 17 121,83 43% 18 87,67 40% TABEL 3

DATA PRAKTIKUM FHA NILAI HEMATOKRIT IKAN MAS HASIL PENGAMATAN KELOMPOK 19 – 27 (LAB. MSP)

KELOMPOK BOBOT IKAN (gr) NILAI

HEMATOKRIT (%)

(17)

12 20 105,36 gr 19 % 21 113,3 gr 25 % 22 92,5 gr 35% 23 121,91 gr 35 % 24 105,07 gr 43 % 25 106,13 gr 50 % 26 107,17 gr 35 % 27 _ 42 % 4.2. PEMBAHASAN

Pada percobaan kali ini kami menggunakan ikan mas dengan berat ±100 gram. Praktikan telah melakukan praktikum sesuai prosedur dari mulai membedah ikan sampai pengambilan darah melalui pipa kapiler. Praktikan menemui kendala ketika proses penyumbatan aliran darah yang keluar dari jantung, setelah berhasil mendapatkan pembuluh darahnya, praktikan lalu menjepitnya dan mulai mengambil darah dari sinus venosus. Darah yang diambil melalui pipa kapiler lalu disentrifugasi.

Ada beberapa kelompok yang tidak mendapatkan hasil perhitungan hematokrit dengan baik termasuk kelompok 12. Hal ini disebabkan karena darah pada pipa kapiler belum homogen, serta tidak sempurnanya penutupan ujung pipa kapiler dengan lilin sehingga terjadi hilangnya darah dari pipa kapiler setelah dilakukan sentrifugasi karena putaran mesin sentrifugasi yang cepat.

(18)

13

BAB V

PENUTUP

5.1. KESIMPULAN

Setelah melakukan praktikum pengukuran hematokrit pada ikan Mas diperoleh kesimpulan sebagai berikut :

1. Pada hewan bertulang belakang (vertebrata) berdarah dingin lainnya (dan pada burung), salah satu ciri pembeda dari darah ikan adalah adanya inti pada sel darah merah (eritrosit) yang sudah matang.Secara umum sistem peredaran darah pada semua vertebrata sama, namun tetap ada perbedaan yang difaktori oleh anatomi, fisiologi, dan kondisi lingkungan.

2. Hematokrit atau biasa disebut volume eritrosit yang dimampatkan (packed

cell volume, PCV) adalah persentase volume eritrosit dalam darah yang

dimampatkan dengan cara diputar pada kecepatan tertentu dan dalam waktu tertentu Nilai hematokrit ini berhubungan dengan laju metabolisme, cara hidup ikan, jenis kelamin ikan dan spesies ikan tersebut. Semakin tinggi nilai hematokrit semakin tinggi pula jumlah sel darah merahnya.

5.2. SARAN

Dari praktikum yang telah dilakukan, praktikan menyarankan melakukan tahap - tahap praktikum dengan cepat agar darah yang diambil masih dalam kondisi segar, mudah dalam pengambilan sampel darah (jantung yang masih berdetak), selain itu praktikan juga menyarankan supaya berhati-hati dan teliti dalam proses menutup pipa kapiler dengan wax (lilin) supaya tidak terjadi kehilangan darah sewaktu proses sentrifugasi berlangsung dan mendapatkan hasil.

(19)

1

DAFTAR PUSTAKA

http://kamuskesehatan.com/arti/hematokrit/

Ardiwinata, R.O. 1981. Pemeliharaan Ikan. Bandung

Khairuman, SP, Ir. Dodi Sudenda, MM, & Ir. Bambang Gunadi, M.Sc. 2008. Budi Daya Ikan Mas Secara Intensif. Jakarta: AgroMedia Pustaka.

Rahardjo, M.F. 1980. Iktiologi. Departemen Biologi Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, IPB

Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bandung: Bina Cipta.

http://kultsummi.blogspot.com/2012/10/praktikum-anatomi-ikan-mas.html http://nyetnyetanyet.wordpress.com/2009/10/24/laporan-hematrokit-fha/ http://maswira.wordpress.com/2008/09/17/darah-ikan-2/v

(20)

2

LAMPIRAN

(21)

Referensi

Dokumen terkait

kuat, artinya faktor budaya mempunyai hubungan yang kuat dan positif. Faktor budaya berhubungan kuat terhadap keputusan pembelian konsumen dalam membeli laptop ASUS. Budaya

a) Simbol rambu yang digunakan minimal harus mempunyai bidang latar 15 cm x 15 cm dan tidak menggunakan dua simbol yang menimbulkan pengertian yang berbeda

Artinya, realitas yang sesungguhnya adalah benda-benda konkrit yang dapat ditangkap indera tersebut, sedang apa yang ada dalam akal pikiran, termasuk pengetahuan,

Merekap data kepegawaian meliputi pangkat, jabatan dan golongan tiap pegawai yang ada di UPT Selatan, ekspose APBS, rapat koordinasi kepala sekolah seluruh UPT

Hal ini berarti, melalui supervisi akademik, supervisor mempengaruhi perilaku mengajar guru sehingga perilakunya semakin baik dalam mengelola proses belajar

Laporan tesis yang berjudul “Pengaruh Keadilan Distributif Kompensasi, Keadilan Prosedural Kompensasi dan Motivasi Intrinsik Terhadap Kinerja Karyawan Dengan

Seorang laki-laki umur 23 tahun datang dengan keluhan lemas yang dialami sejak 2 hari yang lalu sebelumnya 2 minggu yang lalu pasien demam selama 5 hari, dan dengan

Pengujian Karakter Interaksi Dengan Objek Pada saat memulai permainan, karakter utama dapat berinteraksi dengan setiap objek yang terdapat di dalam game tersebut.. Pengujian