• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Ketahanan Pangan Masa New Normal Covid-19. Sumber Protein Alternatif dari Serangga untuk Pakan Ternak Unggas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Strategi Ketahanan Pangan Masa New Normal Covid-19. Sumber Protein Alternatif dari Serangga untuk Pakan Ternak Unggas"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-44 UNS Tahun 2020

“Strategi Ketahanan Pangan Masa New Normal Covid-19”

Sumber Protein Alternatif dari Serangga untuk Pakan Ternak Unggas

Wisje Lusia Toar1, Laurentius J.M. Rumokoy1,2

1 Program Studi Ilmu Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115 2 Program Studi Entomologi Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi, Manado 95115

e-mail: wisje_toar@unsrat.ac.id

Abstrak

Salah satu dampak pandemi covid-19 saat ini adalah kecenderungan permasalahan dalam persediaan pangan dunia dalam waktu kedepan ini, dimana ada potensi terjadi krisis pangan. Semua pihak secara optimis diharapkan untuk berupaya menghindari hal tersebut dengan berbagai tindakan konkrit antara lain dengan menggunakan sumber-sumber daya lokal dalam memproduksi bahan pangan secara berkelanjutan. Review ini bertujuan untuk memaparkan secara ringkas potensi serangga sebagai sumber protein alternatif yang dimanfaatkan sebagai pakan ternak unggas. Keunggulan lain dari serangga sebagai pakan unggas adalah tingginya kandungan asam lemak tak jenuh, disamping itu sebagai pakan alternatif yang tidak berkompetisi sebagai pangan manusia. Metode yang digunakan adalah studi komparatif referensi inklusif dari data-base publik. Berbagai macam jenis serangga telah diidentifikasi memiliki kandungan nutrien penting terutama protein yang dapat digunakan sebagai sumber protein untuk ditambahkan dalam pakan ternak. Pemanfaatan serangga sebagai sumber protein bagi pakan ternak dapat mengurangi penggunaan bahan penyusun pakan ternak yang berkompetisi dengan kebutuhan manusia, terutama dimasa dimana bahan pangan sangat dibutuhkan oleh banyak orang, seperti beras, kedelai, tepung ikan. Kesimpulan yang ada bahwa semakin banyak serangga yang dapat didayagunakan sebagai pakan ternak maka akan semakin “menghemat” pemanfaatan bahan pakan yang digunakan sebagai pangan manusia.

Kata kunci: pakan unggas, serangga, protein alternatif, pangan

Pendahuluan

Latar Belakang: Penyakit Coronavirus 2019 atau COVID-19 merupakan krisis kesehatan global, dan berdampak terhadap kehidupan dan mata pencaharian masyarakat, perdagangan pangan dunia, pasar, rantai pasokan makanan, dan ternak (FAO, 2020). Pemanfaatan serangga sebagai sumber protein alternatif bagi ternak merupakan suatu upaya yang bijaksana terutama pada masa pandemi covid-19 yang berkepanjangan. Situasi pandemi ini telah mendorong manusia untuk beradaptasi pada suatu kebiasaan baru dengan situasi yang

(2)

ada dan dikenal sebagai masa New Normal Covid-19 (Azanella, 2020) pada saat yang sama semua pihak berupaya untuk menjaga stabilitas ketersediaan pangan dengan memanfaatkan serta mengolah sumber-sumber daya alam yang tersedia.

Serangga merupakan salah satu sumber daya alam lokal yang mudah dikembangkan sebagai pakan ternak terutama dapat dibudidayakan untuk kebutuhan protein. Protein merupakan unsur penting dalam ransum karena biaya termahal dalam proses produksi adalah menyangkut makanan ternak, dan zat makanan yang termahal dalam ransum ternak adalah protein. Untuk itu dapat diperkirakan bahwa produksi pakan ternak dimasa depan akan dapat mengandalkan serangga sebagai sumber protein utama sekalipun pada saat ini pendayagunaan serangga untuk ternak tergolong masih belum banyak diterapkan pada peternakan-peternakan yang berskala kecil hingga skala besar walaupun serangga sudah lama diketahui sebagai sumber protein yang baik.

Survey mengenai angka estimasi produksi pakan global pada tahun 2019 sebesar 1,103 miliar ton metrik (Altech, 2019), maka apabila kita mengasumsikan 1% saja dari suatu total produksi pakan seperti itu berasal dari serangga berarti ada sekitar 10 juta ton metrik tepung serangga yang dapat digunakan untuk produksi pakan dalam jumlah tersebut. Angka ini dapat menjadi nilai penghematan bahan pangan yang berkompetisi dengan kebutuhan produksi pakan ternak. Di sisi lain kenyataan seperti ini menjadi peluang untuk bisnis serangga pakan ternak tetapi sekaligus menjadi tantangan dalam menumbuhkembangkan produksi peternakan serangga dimasa sekarang ini.

Tujuan: Penulisan review ini bertujuan untuk memaparkan suatu pembahasan singat mengenai peranan serangga dalam peternakan unggas khususnya berkaitan dengan kandungan zat gizi protein terhadap performa unggas yang dikaitkan dengan kondisi masa new normal pandemi covid-19 yang membutuhkan upaya besar dalam menjaga produksi pangan.

Manfaat: Diharapkan review entomologi peternakan ini dapat menjadi salah satu informasi yang dapat mendorong pihak yang mempelajari dan/atau mengembangkan peternakan unggas serta dapat mendorong bagi yang berpandangan ekonomis dan ekologis secara berkelanjutan untuk melakukan budidaya serangga bermanfaat yang dapat diterapkan dalam teknologi pakan ternakan.

Unggas sebagai Ternak Pemakan Serangga

Unggas merupakan ternak pemakan serangga. Hewan ternak ini jika dilepas di alam secara terbuka terlihat gemar memburu berbagai jenis serangga untuk dimakan oleh sebab itu

(3)

pula daging unggas yang dipelihara dengan sistem terbuka cenderung memiliki cita-rasa yang lebih diminati konsumen dibanding yang dipelihara dalam kendang dan diberi pakan jadi.

Jenis Serangga yang Edible sebagai Pakan Ternak Unggas

Berbagai jenis serangga telah dikenal sebagai makanan baik untuk manusia juga untuk hewan ternak, sebagian di antaranya ditampilkan pada Tabel 1 di bawah ini.

Tabel 1. Kandungan Protein Berbagai Jenis Serangga

Referens Serangga/fase Protein (%)

Barragan-Fonseca et al., (2017) Hermetia illucens L. (Diptera:

Stratiomyidae)/larva

37-63% Veldkamp dan Bosch (2015) Hermetia illucens L. (Diptera:

Stratiomyidae)/larva

42,30 Veldkamp dan Bosch (2015) Hermetia illucens L. (Diptera:

Stratiomyidae)/prepupa

38.1% Köhler et al., (2017) Rhynchophorus bilineatus

(Coleoptera: Dryophthoridae)/larva

54,18 Ghosh et al., (2017) Allomyrina dichotoma (Coleoptera:

Dynastidae)/larva

54,18 Abdel-Moniem et al., (2017) Rhynchophorus ferrugineus

(Coleoptera: Dryophthoridae)/larva

30,46 Abdel-Moniem et al., (2017) Rhynchophorus ferrugineus

(Coleoptera: Dryophthoridae)/pupal

32,27 Ghosh et al., (2017) Protaetia brevitarsis (Coleoptera:

Cetoniidae)/larva

44,23 Hussein v (2017) Musca domestica (Diptera:

Muscidae)/larva

15,29 Veldkamp dan Bosch (2015) Musca domestica (Diptera:

Muscidae)/pupae

62,50 Ghosh et al., (2017) Tenebrio molitor (Coleoptera:

Tenebrionidae)/larva

53,22 Ghosh et al., (2017) Teleogryllus emma (Orthoptera:

Grylidae)/dewasa

55,65 Ghosh et al., (2017) Gryllus bimaculatus (Orthoptera:

Grylidae)/dewasa

58,32 Xiaoming et al., (2010) Odonata 46,37 - 65,45 Xiaoming et al., (2010) Orthoptera 22,80 – 65.39 Xiaoming et al., (2010) Coleoptera 23,20 – 66,20 Xiaoming et al., (2010) Lepidoptera 14.05 – 68,30 Xiaoming et al., (2010) Hymenoptera 12,65 – 76,69

Tabel 1 secara umum menunjukkan bahwa serangga memiliki tingkat kandungan protein yang dapat diandalkan untuk digunakan sebagai sumber protein alternatif pakan ternak. Walaupun berbagai jenis serangga bisa diperoleh secara alami namun untuk menjamin

(4)

kontinuitas persediaan bahan pakan ini dapat ditempuh dengan cara rearing dengan biaya proses produksi yang relatif rendah dibanding dengan menggunakan bahan-bahan lain seperti tepung ikan, tepung kedelai, tepung jagung dan sebagainya. Upaya pendayagunaan ini dapat berkembang jika dibarengi dengan pendalaman tentang siklus hidup serangga sehingga budidaya peternakan serangga dapat dilakukan secara kontinu sehingga, bahan pakan ternak yang berasal dari serangga tersedia secara mencukupi. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Rumokoy (2018) bahwa ada macam-macam spesies serangga yang berpotensi dibudidayakan sebagai sumber protein bagi ternak.

Efek Penggunaan Serangga Terhadap Performa Unggas

Potensi besar pendayagunaan serangga untuk memperbaiki performa pertumbuhan unggas khususnya ayam pedaging dan ayam petelur didasarkan dari nilai nutrien yang tidak kalah penting dibanding dengan sumber nutrien dari bahan-bahan pakan ternak konvensional. Efek penggunaan serangga terhadap performa pertumbuhan ditunjukkan dari berbagai hasil penelitian: Schiavone et al., (2017) menggantikan sebagian minyak kedelai dengan lemak larva

Hermetia illucens L (BSF) menunjukkan tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap

pertambahan berat bada harian, konsumsi ransum dan angka ratio konversi pakan pada broiler. Walaupun dari data tersebut di atas menunjukkan peran tepung BSF berpengaruh tidak nyata namun terlihat juga bahwa peranan serangga tersebut dapat menggantikan peranan nutritif dari kedelai yang harga biji tanaman ini lebih mahal dari serangga. Hasil signifikansi yang serupa ditunjukkan juga oleh Gaffigan (2017) ketika melakukan percobaan penggantian tepung ikan dan tepung kedelai dengan tepung H. illucens terhadap konsumsi ransum, pertambahan berat badan serta nilai konversi pakan dari ternak broiler.

Serangga dari jenis belalang digunakan dalam ransum sebagaimana yang diuji pada ayam pedaging oleh Brah et al. (2018) dengan hasil yaitu tepung Ornithacris cavroisi (TOC) yang disubstitusi dengan tepung ikan (TI) hingga 50% (50%TI+50%TOC) memberi pengaruh yang berbeda tapi tidak nyata terhadap konsumsi ransum, pertambahan berat badan dan nilai konversi pakan. Penelitian mengenai performa ayam petelur dan kualitas telur yang mendapat perlakuan ransum yang dicampurkan dengan tepung belalang yang disubstitusi dengan tepung ikan pada taraf yang sama seperti di atas menunjukkan bahwa substitusi tepung belalang (TOC) hingga 100% (100%TOC dan 0%TI) tidak memberi pengaruh yang nyata terhadap konsumsi ransum dan pertambahan berat badan namun memberi pengaruh nyata dalam memperbaiki warna kuning telur dan ketebalannya (Brah et al., 2017).

(5)

Kesimpulan dan Saran

Serangga yang edible dapar dijadikan bahan pakan ternak karena memiliki kandungan nutrien penting untuk ternak unggas khususnya protein, selain itu serangga ini tidak terdapat kandungan zat toksik yang berbahaya bagi ternak. Tepung serangga dapat disubsitusi dengan bahan pakan ternak konvensional sehingga selain dapat melakukan penghematan bahan pakan yang berkompetisi dengan kebutuhan pangan manusia, juga dapat diterapkan dalam peternakan untuk memperbaiki kualitas produksi ternak unggas.

Daftar pustaka

Abdel-Moniem, A. S. H., El-Kholy, M. Y., & Elshekh, W. E. A. (2017). The Red Palm Weevil, Rhynchophorus ferrugineus Olivier, As Edible Insects for Food and Feed a Case Study in Egypt. Research journal of pharmaceutical biological and chemical science, 8(3), 1653-1658.

Altech. (2019). “2019 Alltech Global Feed Survey estimates world feed production increased

by 3 percent to 1.103 billion metric tons”. Diposting 29 Januari 2019.

https://www.alltech.com/press-release/2019-alltech-global-feed-survey-estimates-world-feed-production-increased-3-percent. Diakses tanggal 8 Juli 2020.

Azanella, L. A., (2020). 4-tips-jalani-kehidupan-new-normal-di-tengah-pandemi-corona. Kompas.com https://www.kompas.com/tren/read/2020/05/27/180249165/4-tips-jalani-kehidupan-new-normal-di-tengah-pandemi-corona?page=all. Diakses tanggal 8 Juli 2020.

Barragan-Fonseca, K. B., Dicke, M., & van Loon, J. J. (2017). Nutritional value of the black soldier fly (Hermetia illucens L.) and its suitability as animal feed–a review. Journal of

Insects as Food and Feed, 3(2), 105-120.

Brah, N., Houndonougbo, F. M., & Issa, S. (2018). Grasshopper meal (Ornithacris cavroisi) in broiler diets in Niger: Bioeconomic performance. Int. J. Poult. Sci, 17, 126-133. Brah, N., Salissou, I., & Houndonougbo, F. (2017). Effect of grasshopper meal on laying hens’

performance and egg quality characteristics. Indian J. Anim. Sci, 87, 1005-1010. FAO. (2020). Novel Coronavirus (COVID-19) - Policy tools.

http://www.fao.org/2019-ncov/en/. Diakses 08 Juli 2020.

Gaffigan, M. A. (2017). Is Insect Protein a Sustainable Alternative to Soy and Fishmeal in Poultry Feed? Thesis. University of Colorado at Boulder. 47 p.

Ghosh, S., Lee, S. M., Jung, C., & Meyer-Rochow, V. B. (2017). Nutritional composition of five commercial edible insects in South Korea. Journal of Asia-Pacific Entomology,

20(2), 686-694.

Hussein, M., Pillai, V. V., Goddard, J. M., Park, H. G., Kothapalli, K. S., Ross, D. A., Ketterings Q.M., Brenna, J.T., Milstein, M.B., Marquis, M., Johnson P.A., Nyrop, J.P., & Johnson, P. A. (2017). Sustainable production of housefly (Musca domestica) larvae as a protein-rich feed ingredient by utilizing cattle manure. PLoS One, 12(2), e0171708. Khan, M., Chand, N., Khan, S., Khan, R. U., & Sultan, A. (2018). Utilizing the house fly

(Musca Domestica) larva as an alternative to soybean meal in broiler ration during the

(6)

Khusro, M., Andrew, N. R., & Nicholas, A. (2012). Insects as poultry feed: a scoping study for poultry production systems in Australia. World's Poultry Science Journal, 68(3), 435-446.

Köhler, R., Irias-Mata, A., Ramandey, E., Purwestri, R., & Biesalski, H. K. (2020). Nutrient composition of the Indonesian sago grub (Rhynchophorus bilineatus). International

Journal of Tropical Insect Science, 1-10.

Rumokoy, L., Adiani, S., Kaunang, C., Kiroh, H., Untu, I., & Toar, W. L. (2019). The wisdom of using insects as animal feed on decreasing competition with human food. Scientific

Papers: Series D, Animal Science-The International Session of Scientific Communications of the Faculty of Animal Science, 62(1).

Rumokoy, L., 2018. Peranan Entomologi Dalam Bidang Peternakan (Bagian 1). https://www.researchgate.net/publication/327530211_Peranan_Entomologi_Dalam_B idang_Peternakan. Diakses 07 Juli 2020.

Schiavone, A., Cullere, M., De Marco, M., Meneguz, M., Biasato, I., Bergagna, S., & Dalle Zotte, A. (2017). Partial or total replacement of soybean oil by black soldier fly larvae (Hermetia illucens L.) fat in broiler diets: effect on growth performances, feed-choice, blood traits, carcass characteristics and meat quality. Italian Journal of Animal Science,

16(1), 93-100.

Veldkamp, T., & Bosch, G. (2015). Insects: a protein-rich feed ingredient in pig and poultry diets. Animal Frontiers, 5(2), 45-50.

Xiaoming, C., Ying, F., Hong, Z., & Zhiyong, C. (2010). Review of the nutritive value of edible

Referensi

Dokumen terkait

Secara substansi, rangkaian pelaksanaan sertifikasi ekolabel sektor kehutanan ini berkaitan dengan kepastian hukum dan standar kualitas produk dalam rangka

[r]

Pertama, kelahiran SMS Tauhiid sebagai media dakwah direfleksikan melalui beberapa fenomena antara lain penamaan SMS Tauhiid terutama berhubungan dengan sifat

Jika anda kehendaki ,anda boleh menggunakan bagian yang kosong pada BUKU SOAL ini sebagai buram.. 119.Lima tahun lagi usia Indri menjad idua kali usianya 3 tahun

Kelebihan pendekatan interaksional adalah dapat digunakan pada empat kemahiran berbahasa, guru membebaskan siswa untuk berkreatifitas mengungkapkan apa yang dipikirkan

1) Tidak berwujud : jasa tidak berwujud, tidak seperti produk fisik, jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Untuk

Berdasarkan pertimbangan tersebut, teori dalam menganalisis penelitian ini adalah Intra Party Politics yang diungkapkan oleh Richard S. Adapun metode dalam

Pengunjung pusat perbelanjaan diminta pendapatnya mengenai kualitas pelayanan parkir yang berupa kemudahan parkir, kinerja petugas parkir, geometrik ruang parkir, keamanan,