• Tidak ada hasil yang ditemukan

pendekatan interaksional dalam pembelaja Ra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "pendekatan interaksional dalam pembelaja Ra"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENDEKATAN INTERAKSIONAL METODE MUNADOROH DALAM PEMBELAJARAN MAHARAH KALAM BAHASA ARAB

Disusun guna memenuhi ujian akhir semester matakuliah Pendekatan dan Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab

dosen pengampu Dr. H. Tulus Musthofa, Lc. MA

Disusun oleh:

NAILI VIDYA YULISTYANA 1420410059

KONSENTRASI PENDIDIKAN BAHASA ARAB PRODI PENDIDIKAN ISLAM

PASCASARJANA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

(2)

I. PENDAHULUAN

Pembelajaran dalam kelas selama ini merupakan peristiwa yang berbeda-beda jenisnya. Di antaranya, berupa suatu unit rangkaian kurikulum yang terencana dan berurutan, atau suatu contoh penerapan metode pengajaran dengan berbagai pendekatan yang digunakan pada aktivitas-aktivitas sosial yang terjadi di dalam kelas.

Dalam kegiatan belajar mengajar sangat diperlukannya interaksi antara guru dan siswa yang memiliki tujuan. Agar tujuan ini dapat tercapai sesuai dengan target dari guru itu sendiri, maka sangatlah perlu terjadi interaksi positif yang terjadi antara guru dan siswa. Dalam interaksi ini, sangat perlu bagi guru untuk membuat interaksi antara kedua belah pihak berjalan dengan menyenangkan dan tidak membosankan. Hal ini selain agar mencapai target dari guru itu sendiri, siswa juga menjadi senang dalam kegiatan belajar mengajar, serta merasa lebih bersahabat dengan guru yang mengajar.

Pandangan guru terhadap anak didik akan menentukan sikap dan perbuatan. Setiap guru tidak selalu memiliki suatu pandangan yang sama dalam hal mendidik siswa. Hal ini akan mempengaruhi pendekatan yang guru ambil dalam pengajaran yang berlangsung.

Pendekatan berada pada tingkat tertinggi, yang kemudian diturunkan atau dijabarkan dalam bentuk metode. Selanjutnya metode dituangkan atau diwujudkan dalam sebuah teknik. Teknik inilah yang merupakan ujung tombak pengajaran karena berada pada tahap operasional atau tahap pelaksanaan pengajaran.

Pendekatan merupakan sikap atau pandangan tentang sesuatu, yang biasanya berupa asumsi atau seperangkat asumsi yang saling berkaitan.1 Berdasarkan pengertian tersebut, pendekatan yang akan dibahas dalam

1 Iskandarwassid. Strategi Pembelajaran Bahasa. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

(3)

makalah ini adalah pendekatan interaksional dalam pembelajaran bahasa Arab yang lebih jelasnya sebagai berikut.

II. RUMUSAN MASALAH

A. Bagaimana pengertian pendekatan interaksional dalam pembelajaran bahasa Arab?

B. Bagaimana pendekatan interaksional diterapkan dengan metode munadoroh dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas?

C. Bagaimana kelebihan dan kekurangan penggunaan pendekatan interaksional dalam pembelajaran bahasa Arab di kelas?

III. PEMBAHASAN

A. Bagaimana Pengertian Pendekatan Interaksional dalam Pembelajaran Bahasa Arab

Dalam meninjau pembelajaran sebagai suatu sistem diperlukan adanya pendalaman terhadap konsep sistem dan konsep pembelajaran. Sistem disini adalah suatu kesatuan berbagai unsur yang mempunyai hubungan fungsional dan berinteraksi secara dinamis untuk mencapai tujuan/ fungsi sistem tersebut. Maka sistem sebagai pendekatan berarti cara memandang suatu secara sistematik dan menyeluruh, tidak terpisah-pisah.2 Salah satu pendekatan dalam pembelajaran bahasa Arab adalah pendekatan interaksional atau sering disebut ىلعافتلا لخدملا.

Pendekatan interaksi atau approach interaksional terdiri dari dua kata yaitu pendekatan dan interaksi. Pendekatan berasal dari bahasa Inggris yaitu approach sedangkan interaksi yaitu interaction.

Menurut istilah dunia pendidikan pendekatan adalah seperangkat asumsi berkenaan dengan hakekat bahasa, dan belajar-mengajar bahasa.3 Sedangkan pengertian interaksi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah

(4)

hal saling melakukan aksi. Interaksional bisa dikatakan sama halnya dengan adanya saling interaksi antara satu dengan yang lain.4

Sedangkan pengertian pendekatan interaksional yaitu proses pembelajaran dengan pola terjadinya interaksi yang seimbang antara guru dan siswa. Guru aktif dalam memberi rangsangan maupun jawaban, demikian juga siswa. Guru senantiasa melemparkan permasalahan yang terformat dalam media pembelajaran, sehingga siswa terlatih kemampuannya untuk memecahkan masalah melalui penggunaan argumentasi verbal.5

Proses interaksi pembelajaran yang mampu meningkatkan hasil belajar pada siswa ialah bagaimana cara guru melakukan pendekatan yang sesuai dengan karakter pembelajaran.

Hasil belajar yang diperoleh melalui interaksi antara guru dan siswa menurut pandangan interaksional adalah melihat adanya dialog antara guru dan siswa, belajar terletak dalam pertukaran dialog tersebut. Belajar tidak hanya sekedar mengumpulkan fakta, tetapi lebih kepada pengalaman dalam mengerti fakta yang diinterpretasikan ke dalam keseluruhan konteks kehidupan.

Interaksi antara pikiran siswa dan kehidupannya didasarkan pada pemikiran bahwa kebenaran tidak pernah dianggap otentik sebelum dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Apabila siswa telah mengalaminya, pengalamannya tersebut dikembalikan kepada proses dialog antara dirinya dengan pikirannya sehingga siswa memperoleh pandangan baru tentang kehidupan.

B. Pendekatan Interaksional Diterapkan dengan Metode Munadoroh dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Kelas

3 Ahmad Fuad Effendy. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. (Malang: Misykat, 2009)

hlm 8.

4 Lihat aplikasi KBBI digital

5http://ululazmi-zabaz.blogspot.com/favicon.ico. diakses pada tanggal 6 Maret 2015 pukul

(5)

Dalam pembelajaran bahasa Arab pendekatan interaksional dapat digunakan karena pendekatan ini merupakan salah satu dari pendekatan yang dirasa cukup membantu untuk penguasaan bahasa Arab. Dalam proses pembelajaran hal-hal yang biasa terjadi dan berkaitan dengan pendekatan ini serta menjadi prinsip pada pendekatan interaksional dalam pembelajaran bahasa Arab adalah adanya kontak dan komunikasi.

Prinsip pendekatan interaksional yang pertama adalah adanya

kontak. Kontak yang terjadi antara individu dengan individu contohnya antara guru dengan siswa, dan antara siswa dengan siswa yang lain. Selanjutnya kontak yang terjadi antara individu dengan kelompok contohnya antara guru dengan kelompok diskusi kelas yang telah dibentuk dalam pembelajaran di kelas. Kemudian kontak antara kelompok dengan kelompok contohnya kontak antara kelompok diskusi di dalam kelas.

Prinsip pendekatan interaksional yang kedua yaitu adanya komunikasi, dimana melalui komunikasi dapat menyampaikan perasaan dan pikiran seseorang kepada orang lain atau kelompok lain. Adapun alat-alat komunikasi yang dapat digunakan yaitu melalui pembicaraan, melalui mimik, melalui lambang-lambang isyarat seperti mengacungkan jari, melalui alat-alat misalnya melalui media biasa media cetak maupun elektronik. Dalam pembelajaran komunikasi bisa terjalin antara siswa dan guru di sini dapat terlihat dari proses pembelajaran seperti saat guru mempersilahkan siswa untuk bertanya ataupun mengeluarkan pertanyaan dengan mengacungkan jari.6 Langkah-langkah dalam pendekatan interaksional yang digunakan pada saat pembelajaran dengan berorientasi agar siswa sedikit banyak mengambil peran dari guru artinya peran guru bergeser dari "menentukan apa yang dipelajari" menjadi "bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar siswa". Pengalaman belajar diperoleh dari serangkaian kegiatan siswa baik studi kepustakaan, eksperimen dan interaksi siswa dengan

6 http://miemien-chaqiebie.blogspot.com/favicon.ico. diakses pada tanggal 6 Maret 2015

(6)

lingkungannya, siswa dengan temannya, atau dengan nara sumber lain. Dalam proses perencanaan pembelajaran terkandung juga kegiatan yang akan dilakukan oleh seorang guru terhadap siswa, dan pendekatan ini sangat menentukan interaksi antara guru dan siswa.

Sehingga bisa dikatakan bahwa pendekatan interaksional adalah sebagai interaksi yang seimbang antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Guru aktif dalam memberi rangsangan maupun jawaban, demikian juga siswa. Guru senantiasa melemparkan permasalahan yang terformat dalam media pembelajaran, sehingga siswa terlatih kemampuannya untuk memecahkan masalah melalui penggunaan argumentasi verbal.7

Dalam banyak situasi kelas, interaksi verbal antara guru dan siswa digambarkan sebagai bentuk komunikasi yang sangat terbatas sekali, bahkan seringkali berbeda dengan interaksi sosial sehari-hari. Anak-anak misalnya, belajar untuk memberikan jawaban yang diharapkan terhadap

pertanyaan-Contoh di atas juga berfungsi mengilustrasikan sifat dialog yang bersifat artifisial di dalam kelas, khususnya bila pertanyaan diajukan oleh guru bukan sebagai permintaaan untuk memperoleh informasi, tetapi sebagai kesempatan untuk mengetahui penguasaan struktur bahasa atau kosakata tertentu.

Beberapa di kelas, siswa berperan pasif tidak pernah memulai diskusi dan biasanya berbicara hanya bila disapa oleh guru. Siswa bisa menghabiskan banyak waktu belajar kata-kata dan struktur-struktur gramatikal yang sesuai

7http://ululazmi-zabaz.blogspot.com/favicon.ico. diakses pada tanggal 6 Maret 2015 pukul

18.40 WIB.

8Syukur Ghazali. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dengan Pendekatan

(7)

dengan sejumlah situasi komunikasi yang berbeda. Misalnya mereka dapat diminta untuk membawa materi-materi kultural yang otentik (koran, majalah, label, iklan) dan memberikan reaksi terhadap informasi secara individu atau dalam kelompok.

Van lier (1982) telah mencatat empat tipe pokok situasi dalam interaksi kelas, yang semuanya mencerminkan perbedaan tingkat-tingkat aktivitas yang dikendalikan oleh guru atau kelompok berkenaan dengan suatu topik tertentu dan kaidah-kaidah linguistik yang bisa berubah-ubah dengan aktivitas tersebut. Misalnya siswa dapat terlibat dalam berbagai percakapan pribadi secara berpasangan tanpa pantauan guru terhadap jalannya interaksi atau tingkat keakuratannya. Dalam situasi yang lain, guru bisa memberikan topik kepada suatu kelompok, yang memungkinkan siswa untuk bekerja berdasarkan teks, berpartisipasi dalam aktivitas pemecahan persoalan. Guru dapat mengarahkan seluruh kelas dengan memilih topik, dengan mengendalikan dan mengelola jalannya percakapan, atau dengan mengarahkan latihan-latihan komunikasi untuk interaksi selama latihan yang bersifat mekanis (misalnya, latihan pengucapan, latihan transformasi/subtitusi) dengan cara meminta siswa untuk menjawab pertanyaan guru berdasarkan petunjuk tanpa harus memperhatikan topik percakapannya yang khusus.9

Kedudukan tugas dalam belajar bahasa sangat penting, karena beberapa aktivitasnya lebih sesuai untuk tingkat lanjutan atau tingkat mahir belajar bahasa daripada tingkat pemula atau tingkat baru (Bragger, 1985). Bahkan, pada tingkat-tingkat kecakapan bahasa yang berbeda, siswa bisa saja menjawab atau mengerjakan suatu tugas tertentu. Para siswa tingkat pemula dapat mengidentifikasi unsur-unsur utama (topik, situasi, dan para partisipan percakapan). Para siswa tingkat lanjutan dapat mendeskripsikan hal-hal seperti tindakan-tindakan, rangkaian-rangkaian, dan pendapat pribadi, sedangkan siswa tingkat mahir dapat mengubah unsur-unsur cerita (misalnya situasi, tokoh-tokohnya, dan akhir cerita) dan menuliskan petunjuk atau

(8)

naskah untuk situasi yang digambarkan memperoleh kesempatan untuk berinteraksi dalam situasi-situasi yang sudah terstruktur yang melibatkan kelompok-kelompok kecil dan pasangan-pasangan siswa, sekaligus pertukaran percakapan dengan guru.

Pengajaran bahasa Arab dengan pendekatan interaksional terfokus pada upaya untuk menciptakan situasi-situasi yang dapat berinteraksi dengan memungkinkan siswa untuk menyampaikan dan menerima pesan-pesan yang otentik yang mengandung informasi yang menarik bagi pengirim maupun penerima pesan. Menurut Rivers (1987: 10-15), mengacu dengan teorinya hal tersebut bisa dilakukan diantaranya dengan cara sebagai berikut:10

1. Mendorong siswa mendengarkan materi-materi yang otentik (misalnya pembicaraan guru, audio dan videotape, dan penutur asli (berbahasa Arab) di mana memungkinkan).

2. Menggunakan koran, majalah, kartun, buku, surat, petunjuk-petunjuk bagi produk, menu dan peta berbahasa Arab sebagai bahan bacaan. 3. Menekankan sejak awal para siswa untuk mendengarkan dan berbicara

bahasa Arab sambil bereaksi terhadap gambar-gambar dan objek-objek dalam situasi permainan peran dan diskusi (berpasangan, kelompok-kelompok kecil, dan seluruh kelas).

4. Melibatkan para siswa dalam tugas bersama yang menuntut berbagai fungsi-fungsi bahasa Arab dalam kegiatan sehari-hari (misalnya menyarankan, meminta, mengarahkan, meyakinkan, memuji, menjelaskan, dan menginformasikan).

5. Menyajkan secara terus-menerus kepada para siswa film-film dan videotape berbahasa Arab dan siswa diminta untuk berinteraksi dalam situasi-situasi yang berbeda, dengan demikian meningkatkan kesadaran terhadap perilaku-perilaku nonverbal, strategi-strategi percakapan (misalnya kata seru, strategi giliran tutur, perubahan topik), dan cara-cara untuk menegosiasikan arti.

(9)

6. Menggunakan aktivitas qira’ah bacaan-bacaan bahasa Arab yang dibuat interaktif dengan meminta pembaca untuk menjawab secara kreatif (misalnya mendiskusikan kemungkinan-kemungkinan alternatif, atau menuliskan drama pendek dari naratif).

7. Menggunakan aktivitas menulis berbahasa Arab yang mencakup perubahan komunikasi pribadi antara para siswa (berpasangan dan/atau dalam kelompok) atau antara siswa dan guru (jurnal dialog, dimana guru dapat memberikan komentar terhadap isi dan mengatakan kembali ungkapan-ungkapan atau struktur-struktur yang janggal).

8. Meningkatkan keakuratan gramatikal dan pengucapan bahasa Arab dengan menggabungkan berbagai macam aktivitas belajar (misalnya membaca dan membuat puisi berbahasa Arab untuk praktik pengucapan, praktik imperatif (memerintah).

Melalui interaksi dalam bahasa Arab di kelas khusunya, siswa memperoleh fasilitas serta dapat berpartisipasi secara aktif dalam situasi-situasi yang menuntut kolaborasi dan negosiasi arti dalam konteks yang dihadapi bersama. Interaksi juga dapat menimbulkan persepsi, dimana persepsi merupakan salah satu fungsi kognitif. Persepsi juga merupakan kemampuan prelinguistik.11

Beberapa tugas pendekatan interaksional dalam pembelajaran bahasa Arab yang dapat diterapkan di kelas, diantaranya adalah sebagai berikut:12

1. Mendengarkan, berdiskusi, menulis

Siswa mendengarkan sebuah cerita singkat berbahasa Arab dan mendiskusikan cara-cara untuk menuliskan akhir cerita yang berbeda. Kemudian mereka menulis akhir cerita yang berbeda dan membacakannya di depan kelas dengan bahasa Arab.

2. Membaca, mencatat, dan berdiskusi

11 Suwarna Pringgawidagda. Strategi Penguasaan Berbahasa. (Yogyakarta: Adicita Karya

Nusa, 2002). Hlm. 66

(10)

Siswa membaca teks pendek berbahasa Arab dan melaksanakan beberapa aktivitas termasuk membuat gambar untuk melengkapi teks tersebut. 3. Melihat, berdiskusi dan menulis

Siswa mempelajari gambar, membuat daftar preposisi tempat, dan menggunakan preposisi-preposisi ini dalam menulis empat kalimat deskriptif dengan bahasa Arab.

4. Membaca, berdiskusi, menulis dan mendramatisasikan

Siswa membaca cerita berbahasa Arab, mendiskusikan cara-cara untuk mendramatisasikan sebuah adegan dan kemudian menulis naskah dengan bahasa Arab untuk dipentaskan di depan kelas.

5. Membaca, berdiskusi, dan menulis

Siswa membaca dan mendiskusikan isi sebuah iklan. Kemudian mereka mempersiapkan teks berbahasa Arab dengan gambar-gambar visual yang menyertainya.

6. Membaca, berdiskusi, dan menulis

Siswa membaca dan mendiskusikan sejumlah kalimat berbahasa Arab. Kemudian mereka menulis sebuah paragraf berdasarkan atas kalimat-kalimat tersebut.

Penerapan pendekatan interaksional dapat dikembangkan dalam pembelajaran bahasa Arab dengan menggunakan metode munadoroh. Metode munadoroh dikatakan cocok dengan pendekatan interaksional, karena berangkat dari teori dimana siswa diminta oleh guru untuk berinteraksi dengan sekelompok siswa lainnya dengan tanpa bimbingan guru. Jadi sudah bisa dikatakan metode ini cocok untuk diterapkan pada siswa kemampuan berbahasa Arab lanjut. Siswa berkemampuan bahasa Arab lanjut artinya siswa telah mampu mengembangkan apa yang telah dia dapatkan (materi pembelajaran dalam kelas) dan mampu untuk mengungkapkan kembali, baik secara lisan maupun tertulis dengan kalimat siswa sendiri.

(11)

memiliki tujuan keterampilan berbicara bahasa Arab, diantaranya adalah sebagai berikut.13

1. Membiasakan siswa berucap dengan benar dan fasih dalam berbicara serta memahami makna.

2. Membiasakan siswa berpikir secara mendalam, runtut dan saling berkaitan satu dengan yang lain.

3. Meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam berinteraksi dengan orang lain baik di dalam kelas maupun di luar kelas.

4. Memungkinkan bagi siswa untuk mengungkapkan hal-hal yang ada di sekitarnya, sesuai dengan tema, baik di dalam kelas maupun di luar kelas dalam pengungkapan yang tepat.

5. Meminimalisir kekurangan diri siswa seperti rasa malu, dan lain sebagainya.

6. Meningkatkan kemahiran dan keterampilan siswa, yang dimulai dari kemahiran cabang pengungkapan, seperti diskusi, tukar pikiran, presentasi, dan lain sebagainya.

7. Mengetahui penguasaan siswa dalam hal pidato, berbicara spontan, dan kecepatan penjelasan.

8. Menjadi fondasi bagi cabang pembelajaran pengungkapan yang lain, yaitu ta’bir tahriri.

9. Mencegah siswa melamun dan tidak memperhatikan pengajaran. Kemudian menurut Tho’imah guru harus mempersiapkan langkah-langkah dalam pembelajaran berbicara bahasa Arab yang disesuaikan dengan tingkatan para pembelajar, diantaranya sebagai berikut. 14

(12)

menguasai kata, menyusun kalimat, dan melatih berfikir siswa. Guru mengajukan pertayaan sedemikian rupa sehingga siswa memahaminya dalam makna yang kompleks. Kegiatan berbicara lainnya seperti menjawab beberapa latihan secara lisan, menghafal beberapa hiwar dan menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan hiwar tersebut. 2. Pada tingkatan menengah, kegiatan belajar siswa lebih ditingkatkan

dalam keterampilan berbicara. Diantaranya adalah bermain peran, dan gerakan sosial, diskusi, dan percakapan antar siswa, menyampaikan berita televisi, radio, atau informasi dari telepon, dan laporan sederhana dan lain sebagainya.

3. Pada tingkatan lanjutan, diantaranya adalah siswa menceritakan kisah yang dialami, berbagai fenomena aktual, debat, berpidato, atau berbicara seputar topik yang hangat, dan menyampaikan percakapan drama dan lain sebagainya.

C. Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Pendekatan Interaksional dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Kelas

Banyak pendekatan-pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran di kelas, dan dari sekian banyak pendekatan-pendekatan tersebut pastinya banyak memiliki kelebihan dan kekurangan yang mengiringinya.

Pertama yang akan dibahas adalah kelebihan-kelebihan yang dirasakan ketika menggunakan pendekatan interaksional, antara lain:15

(13)

1. Pendekatan ini dapat digunakan pada empat kemahiran berbahasa.

2. Siswa termotivasi dalam belajar bahasa Arab, karena guru membebaskan siswa untuk berkreatifitas mengungkapkan apa yang dipikirkan oleh siswa. 3. Siswa lancar dalam berinteraksi menggunakan bahasa Arab, karena siswa sudah menguasai kompetensi gramatikal, sosiolinguistik, wacana, dan strategi.

4. Suasana kelas hidup dengan aktivitas antar siswa dengan berbagai model interaksi dan tingkat kebebasan yang cukup tinggi, sehingga tidak cenderung membosankan.

Selanjutnya adalah kekurangan yang dirasakan ketika menggunakan pendekatan interaksional, antara lain:16

1. Memerlukan guru yang benar-benar menguasai keterampilan komunikasi secara memadai dalam bahasa Asing (bahasa Arab).

2. Kemampuan membaca, dalam keterampilan tingkat ambang, tidak mendapatkan porsi yang cukup.

3. Pada tingkat pemula ke aktivitas berinteraksi bisa menyulitkan siswa tersebut.

IV. SIMPULAN

Pendekatan interaksional adalah proses pembelajaran dengan pola terjadinya interaksi yang seimbang antara guru dan siswa, sehingga proses yang muncul atau bermula karena adanya suatu kontak antara individu atau kelompok satu dengan yang lain dan akhirnya dapat saling mempengaruhi, tetapi individu disini tidak dipaksa untuk mengikuti tetapi mempunyai pandangan tersendiri.

Penerapan pendekatan interaksional dalam pembelajaran perlu adanya kontak dan komunikasi. Kegiatan interaksi yang seimbang antara guru dan

(14)

siswa dalam proses pembelajaran dengan cara guru aktif dalam memberi rangsangan maupun jawaban, demikian juga siswa. Guru senantiasa melemparkan permasalahan yang terformat dalam media pembelajaran, sehingga siswa terlatih kemampuannya untuk memecahkan masalah melalui penggunaan argumentasi verbal. Metode yang cocok digunakan dalam pendekatan interaksional adalah metode munadoroh.

Kelebihan pendekatan interaksional adalah dapat digunakan pada empat kemahiran berbahasa, guru membebaskan siswa untuk berkreatifitas mengungkapkan apa yang dipikirkan oleh siswa dalam belajar bahasa Arab, siswa lancar dalam berinteraksi menggunakan bahasa Arab, dan suasana kelas hidup dengan aktivitas antar siswa dengan berbagai model interaksi. Sedangkan kekurangan pendekatan interaksional, antara lain memerlukan guru yang menguasai keterampilan komunikasi secara memadai dalam bahasa bahasa Arab, kemampuan membaca tidak mendapatkan porsi yang cukup, pada tingkat pemula aktivitas berinteraksi bisa menyulitkan siswa tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Aplikasi KBBI digital

Effendy, Ahmad Fuad. 2009. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab. Malang: Misykat

Ghazali, Syukur. 2010. Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Dengan Pendekatan Komunikatif-Interaktif. Bandung: PT Refika Aditama Iskandarwassid. 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa. Bandung: PT

(15)

Pringgawidagda, Suwarna. 2002. Strategi Penguasaan Berbahasa. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa

Sugandi, Achmad. 2006. Teori Pembelajaran. Semarang: UNNES Press

، دمحم ميهربا ،اطع

١٩٩٧

ةةةغللا سيردت قرط ،

ةةةبتكم :ةرهاةةق ،ةةةينيدلا ةةةيبرتلاو ةةةيبرعلا

ةيرصملا ةضهنلا

، دةةةمحأ يدةةةشر ،ةةةةميعط

١٩٨٩

ةةةةغللا ميلعت ،

ةةةمظنملا : رةةصم ،اهب نيقطانلا ريغل ةيبرعلا

ةفقشلاو مولعلاو ةيبرتلل ةيممسإا

http://miemien-chaqiebie.blogspot.com/favicon.ico. Diakses pada tanggal 6

Maret 2015 pukul 18.45 WIB.

http://ululazmi-zabaz.blogspot.com/favicon.ico. Diakses pada tanggal 6

Maret 2015 pukul 18.30 WIB.

http://ululazmi-zabaz.blogspot.com/favicon.ico. Diakses pada tanggal 6

Maret 2015 pukul 18.40 WIB.

http://www.falaah isme.blogspot.com/ 2013/04/

pendidikan-interaksional-dalam-pengembangan-kurikulum-pendidikan-karakter-ad.html?m=1.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menghitung kekuatan struktur mooring dolphin dengan rencana kapasitas kapal 2000 GT di Pelabuhan Munse Provinsi Sulawesi

Masalah tersebut dapat diatasi dengan menggunakan menggunakan metode Linear Scaling, dimana dalam perhitungan centralitydipengaruhi oleh jarak node tersebut yang

Dugaan tersebut didukung dengan hasil pengamatan yang menunjukkan jumlah P tersedia yang dihasilkan pada perlakuan penambahan dekomposer Rumen dan dekomposer Campuran tidak

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol memberikan daya hambat tertinggi pada gram postif ( Staphylococcus pyogenesis dan Micrococcus luteus ) dan bakteri

siswa baru sehingga siswa yang dapat masuk adalah siswa yang telah memenuhi kriteria akademik yang cukup baik. Kedua guru yang mengajar di kelas X merupakan guru

Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan dinas/operasiona l Terselenggaranya umur tahunan pemeliharaan kendaraan dinas Banjaran

“ia mbk... saya disini sebagai satu-satunya guru yang mengajar PAI juga berusaha memberikan yang terbaik untuk anak didik saya. pada saat di akhir pembelajaran di kelas,

Lebih rendahnya M2 disebabkan oleh penurunan simpanan berjangka dalam rupiah dan simpanan dalam valas (Tabel 2), sedangkan M1 tercatat meningkat menjadi Rp219,0 triliun