[21]
BAB II
PERENCANAAN KINERJA
A.
PERENCANAAN
Perencanaan strategis merupakan serangkaian rencana, tindakan dan kegiatan mendasar yang dibuat oleh pimpinan puncak untuk diimplementasikan seluruh jajaran suatu organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi. Sebagaimana disebutkan dalam Inpres nomor 7 tahun 1999 bahwa perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang akan dicapai selama kurun waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun dengan mempertimbangkan potensi, peluang dan kendala yang ada atau mungkin timbul.
Di dalam rencana strategis dlsebutkan bahwa suatu rencana strategis setidaknya memuat visi, misi. tujuan, sasaran, kebijakan dan program serta ukuran keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaannya.
Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 ini berdasarkan Rencana Strategis Kabupaten Ponorogo tahun 2010 sampai 2015 sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Ponorogo Tahun 2010-2015.
1.
V I S I
VlSI Kabupaten Ponorogo dalam RPJMD tahun 2010 - 2015 adalah :
“Masyarakat Ponorogo yang sejahtera, aman, berbudaya, berkeadilan berlandaskan nilai-nilai Ketuhanan dalam rangka mewujudkan Rahayuning Bumi Reyog ” .
Dengan penjelasan sebagai berikut :
Sejahtera : Suatu masyarakat dikatakan sejahtera apabila dapat diciptakan suatu keadaan dimana anggota masyarakatnya dalam kondisi sehat, damai serta terpenuhi segala kebutuhannya.
Aman : Kondisi masyarakat yang bebas dari segala gangguan, bebas dan ancaman, bebas dari intimidasi. Tidak merasa takut atau khawatir, was-was, tidak ada kerusuhan, dengan kata lain tercipta lingkungan yang tenteram.
Berbudaya : Cara hidup masyarakat, termasuk hasil ciptaan dan pemikirannya sesuai dengan kehendak dan yang menjadi amalan untuk kesejahteraan hidup.
[22]
Adil : Masyarakat yang adil berarti tidak ada diskriminasi dalam bentuk apapun baik antar individu, gender maupun wilayah.
Rahayu : Selamat, sejahtera, jauh dari musibah atau kekurangan.
2.
M I S I
MISI adalah sesuatu yang harus diemban atau dilaksanakan yang merupakan penjabaran dari Visi yang telah ditetapkan.
Misi Kabupaten Ponorogo dalam RPJMD tahun 2010-2015 dijabarkan ke dalam 5 (lima) misi, adalah :
Misi 1 : Menjamin terwujudnya kepastian akses dan mutu pelayanan dasar masyarakat secara optimal, yang meliputi pendidikan kesehatan dan infrastruktur baik pedesaan maupun perkotaan, serta menjamin kepastian penyediaan pelayanan publik dengan model pelayanan yang efektif dan efisien.
Pelayanan dasar yang harus disediakan oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo bagi masyarakatnya adalah pelayanan pendidikan, kesehatan, lingkungan hidup, sarana dan prasarana umum, penataan ruang, dan perhubungan yang memadai. Dengan terpenuhinya pelayanan dasar tersebut diharapkan kualitas hidup masyarakat akan meningkat, yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteran bagi masyarakat.
Misi 2 : Memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja dalam rangka pengentasan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Meningkatnya daya saing dan struktur perekonomian daerah akan mendorong stabilitas perekonomian daerah. Adanya ekonomi biaya tinggi, yang akan memberikan efek terhadap tingginya penggangguran dan kemampuan daya beli masyarakat, apabila perekonomian daerah mengalami ketidakstabilan. Memanfaatkan peluang atas tantangan terbesar yaitu terciptanya kemampuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, yang diikuti dengan pemerataan pendapatan di masyarakat.
Misi 3 : Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel serta profesional yang berlandaskan norma·norma dengan mengedepankan supremasi hukum.
Dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan di lingkungan Kabupaten Ponorogo yang transparan, akuntabel dan professional serta memahami tugas dan fungsinya, diperlukan keterpaduan langkah dan koordinasi yang optimal agar penyelenggaraan pemerintahan berjalan efektif, stabil dan dinamis.
[23]
Misi 4 : Meningkatkan pemberdayaan dan penguatan perempuan serta kelembagaan masyarakat, melalui keterlibatan seluruh komponen dalam setiap tahapan pembangunan di segala bidang.
Penguatan institusi Pemerintah Kabupaten Ponorogo adalah mutlak dalam rangka menyelenggarakan pemerintahan yang akuntabel dan dipercaya, yang akan diperoleh melalui peningkatan partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun keterlibatan dalam pembangunan. Penguatan institusi Pemerintah Kabupaten Ponorogo tersebut akan mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan daerah yang partisipatif dimana setiap langkah pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah, merupakan ide dan inisiatif bersama dengan masyarakat.
Misi 5 : Membangun dan memelihara stabilitas pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan budaya sehingga memberikan rasa aman bagi masyarakat, dengan menjunjung tinggi budaya dan karakter masyarakat yang agamis, bermoral dan berbudi luhur.
Tatanan sosial masyarakat yang aman, tertib dan damai merupakan harapan setiap warga masyarakat. Kondisi tersebut merupakan syarat mutlak dalam mewujudkan kesejahteraan batin bagi masyarakat, yang pada akhirnya akan menjadi pendorong bahwa proses pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah akan berjalan dengan baik.
3.
T U J U A N
TUJUAN adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada Visi dan Misi dengan mempertimbangkan isu-isu dan analisis strategis. Tujuan pembangunan terdapat didalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yaitu untuk meningkatkan kesejahteraan seluruh rakyat Ponorogo.
a. Berdasarkan misi “ Menjamin terwujudnya kepastian akses dan mutu pelayanan dasar masyarakat secara optimal, yang meliputi pendidikan kesehatan dan infrastruktur baik pedesaan maupun perkotaan, serta menjamin kepastian penyediaan pelayanan publik dengan model pelayanan yang efektif dan efisien”, maka ditetapkan tujuan :
Tujuan Indikator
1 Meningkatnya derajat kesehatan
dan kualitas hidup masyarakat. 1 Indeks Pembangunan Manusia. 2 Angka usia harapan hidup. 3 Rasio lulusan S1/S2/S3
[24]
b. Berdasarkan misi “ Memacu pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja dalam rangka pengentasan kemiskinan dan mewujudkan kesejahteraan masyarakat “, maka ditetapkan tujuan :
Tujuan Indikator
1 Meningkatnya daya saing dan struktur ekonomi daerah.
1 Pertumbuhan ekonomi atau pertumbuhan PDRB.
2 Pendapatan perkapita 3 PDRB perkapita
Prosentase penduduk miskin 4 Tingkat Partisipasi Angkatan
Kerja (TPAK)
c. Berdasarkan misi “Mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel serta profesional yang berlandaskan norma·norma dengan mengedepankan supremasi hukum “, maka ditetapkan tujuan :
Tujuan Indikator
1 Meningkatnya kualitas penyelenggaraan Pemerintahan Daerah.
1 Opini BPK atas laporan keuangan daerah.
2 Tingkat kemandirian keuangan daerah, yaitu Nilai PAD dibanding Nilai APBD.
d. Berdasarkan misi “Meningkatkan pemberdayaan dan penguatan perempuan serta kelembagaan masyarakat, melalui keterlibatan seluruh komponen dalam setiap tahapan pembangunan di segala bidang “, maka ditetapkan tujuan :
Tujuan Indikator
1 Meningkatnya partisipasi
masyarakat daiam
penyelenggaraan Pemerintahan dan Pembangunan.
1 Indeks pembangunan gender (Gender Rilates Index)
2 Angka Pemberdayaan Gender (Gender Empo Werment Index)
e. Berdasarkan misi “ Membangun dan memelihara stabilitas pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan budaya sehingga memberikan rasa aman bagi masyarakat, dengan menjunjung tinggi budaya dan karakter masyarakat yang agamis, bermoral dan berbudi luhur “, maka ditetapkan tujuan :
Tujuan Indikator
1 Terwujudnya tatanan sosial masyarakat yang aman, tertib dan damai
1 Angka kriminalitas.
2 Jumlah pelanggaran Perda Trantib.
4.
SASARAN
SASARAN merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan, adalah kondisi yang ingin dicapai setiap tahunnya dalam kurun waktu 5 (lima) tahun. Sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo selama kurun waktu 5
[25]
(lima) tahun sesuai dengan tujuan pembangunan yang telah ditetapkan dalam RPJMD Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut :
1) Meningkatnya pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, serta kualitas pendidikan.
2) Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajat kesehatan masyarakat.
3) Meningkatnya sarana infrastruktur daerah. 4) Meningkatnya kualitas Iingkungan pemukiman. 5) Meningkatnyabpenataan kawasan RT?RW.
6) Meningkatnya mutu pelayanan transportasi daerah.
7) Meningkatnya penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian sumber daya alam dan lingkungan hidup.
8) Meningkatnya mutu tata kelola pertanahan daerah.
9) Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan. 10) Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan keluarga berencana.
11) Meningkatnya kualitas pelayanan perpustakaan dan minat baca masyarakat. 12) Meningkatnya kesempatan kerja dan kualitas calon tenaga kerja.
13) Meningkatnya kualitas koperasi dan usaha kecil dan menengah ( UKM ). 14) Meningkatnya investasi di daerah.
15) Meningkatnya ketersediaan pangan utama masyarakat. 16) Meningkatnya produksi dan produktifitas pangan.
17) Meningkatnya fungsi pelestarian hutan.
18) Meningkatnya pengelolaan energy dan sumber daya mineral.
19) Meningkatnya produksi perikanan dan konsumsi ikan di masyarakat. 20) Meningkatnya volume perdagangan.
21) Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil industry unggulan daerah.
22) Meningkatnya pelayanan transmigrasi dan kerjasama antar daerah bidang transmigrasi.
23) Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan.
24) Terwujudnya kelembagaan dann ketatalaksanaan yang efektif dan efisien. 25) Tersedianya data statistic daerah yang akurat dan tepat waktu.
26) Meningkatnya pengelolaaan arsip pemerintah kabupaten yang tertib, rapid an handal. 27) Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi.
28) Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan. 29) Meningkatnya keberdayaan masyarakat pedesaan.
30) Meningktnya partisipasi masyarakat dalam menjaga ketentraman kehidupan bermasyarakat.
31) Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial.
[26] 33) Meningkatnya sarana dan prasarana olah raga. 34) Meningkatnya nilai strategi pariwisata daerah.
5.
TARGET KINERJA SASARAN
Sasaran pembangunan daerah merupakan suatu kondisi yang ingin dicapai yang merupakan penjabaran dari tujuan yang telah ditetapkan.
Sasaran pembangunan daerah yang ingin dicapai oleh Pemerintah Kabupaten Ponorogo selama kurun waktu jangka menengah lima tahun sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :
1) Sasaran “Meningkatnya pemerataan dan perluasan kesempatan belajar, serta
kualitas pendidikan“, yang dilaksanakan melalui urusan Pendidikan dengan indikator
kinerja sebagai berikut :
Urusan : Pendidikan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Dinas Pendidikan 2 Angka melek huruf Dinas Pendidikan 3 Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI/
Paket A
Dinas Pendidikan 4 Angka Partisipasi Murni (APM)
SMP/MTs/ Paket B
Dinas Pendidikan 5 Angka Partisipasi Murni (APM)
SMA/SMK/ Paket C
Dinas Pendidikan 6 Angka Putus Sekolah (APS) SD/MI Dinas Pendidikan 7 Angka Putus Sekolah (APS) SMP/MTs Dinas Pendidikan 8 Angka Putus Sekolah (APS) SMA/SMK Dinas Pendidikan 9 Angka Kelulusan (AL) SD/MI Dinas Pendidikan 10 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs Dinas Pendidikan 11 Angka Kelulusan (AL) SMA/SMK/MA Dinas Pendidikan 12 Angka Melanjutkan (AM) dari SD/MI ke
SMP/MTs
Dinas Pendidikan 13 Angka Melanjutkan (AM) dari
SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
Dinas Pendidikan 14 Guru yang memenuhi kualifikasi
S1/D-IV
Dinas Pendidikan 15 Angka Partisipiasi Kasar (APK)
SD/MI/Paket A
Dinas Pendidikan 16 Angka Partisipiasi Kasar (APK)
SMP/MTs/Paket B
Dinas Pendidikan 17 Angka Partisipiasi Kasar (APK) SMA/
SMK/MA/Paket C
Dinas Pendidikan 18 Rata –rata nilai UN SD/MI Dinas Pendidikan
[27]
19 Rata –rata nilai UN SMP/MTs Dinas Pendidikan 20 Rata –rata nilai UN SMA/SMK/MA Dinas Pendidikan 21 Rasio pendidik yang memiliki seritifikat
pendidik
Dinas Pendidikan 22 Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Dinas Pendidikan
2) Sasaran “ Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan, serta derajat
kesehatan masyarakat “, yang dilaksanakan melalui urusan Kesehatan dengan
indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Kesehatan
No. Indikator Kinerja SKPD
1 Cakupan komplikasi Kebidanan yang ditangani
Dinas Kesehatan 2 Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
Dinas Kesehatan
3 Cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)
Dinas Kesehatan 4 Cakupan balita gizi buruk mendapat
perawatan
Dinas Kesehatan 5 Cakupan penemuan dan penanganan
penderita TBC BTA
Dinas Kesehatan 6 Cakupan penemuan dan penanganan
penderita DBD
Dinas Kesehatan 7 Cakupan kunjungan bayi Dinas Kesehatan 8 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 Dinas Kesehatan 9 Cakupan pelayanan nifas Dinas Kesehatan 10 Cakupan neonatus dengan komplikasi
yang ditangani
Dinas Kesehatan 11 Cakupan pelayanan anak balita Dinas Kesehatan 12 Cakupan pemberian makanan
pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bln keluarga miskin
Dinas Kesehatan
13 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD setingkat
Dinas Kesehatan 14 Cakupan peserta KB aktif Dinas Kesehatan 15 Cakupan pelayanan kesehatan dasar
masyarakat miskin
Dinas Kesehatan 16 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan
pasien masyarakat miskin
Dinas Kesehatan 17 Cakupan pelayanan Gawat Darurat
level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan ( RS )
Dinas Kesehatan
18 Cakupan Desa/Kel. Yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
[28] epidemiologi < 24jam
19 Cakupan desa siaga aktif Dinas Kesehatan 20 % Kecukupan ruang inap sesuai
master plan RSUD
RSUD 21 Bad Occurpancy Rate (BOR)
prosentase pemakaian tempat tidur
RSUD 22 Presentase peningkatan jumlah
kunjungan
Pasien rawat inap RS Pasien rawat jalan RS
RSUD
23 % Penurunan jumlah pasien yang dirujuk ke RS lain
Dinas Kesehatan 24 Angka kematian ≥48 jam setelah
dirawat
Dinas Kesehatan 25 Indeks Angka Harapan Hidup Dinas Kesehatan
3) Sasaran “ Meningkatnya sarana infrastruktur daerah “, yang dilaksanakan melalui urusan Pekerjaan Umum dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Pekerjaan Umum
No. Indikator kinerja SKPD
1 Panjang jalan Kabupaten dalam kondisi baik
Dinas Pekerjaan Umum 2 Luas irigasi Kabupaten dalam kondisi
baik
Dinas Pekerjaan Umum 3 Rumah Tangga Persanitasi Dinas Pekerjaan Umum
4) Sasaran “ Meningkatnya kualitas lingkungan permukiman “, yang dilaksanakan melalui urusan Perumahan dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Perumahan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Rumah tangga pengguna air bersih Dinas Pekerjaan Umum 2 Lingkungan pemukiman kumuh Dinas Pekerjaan Umum
3 Rumah layak huni Dinas Pekerjaan Umum
4 Kawasan Kumuh Dinas Pekerjaan Umum
5) Sasaran “Meningkatnya penataan kawasan daerah sesuai RTRW“, yang dilaksanakan melalui urusan Penataan Ruang dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Penataan Ruang
No. Indikator kinerja SKPD
1 Ketaatan terhadap RTRW Dinas Pekerjaan Umum 2 Ruang terbuka hijau persatuan wilayah
ber HPL/HGB
Dinas Pekerjaan Umum 3 Rasio bangunan ber IMB Dinas Pekerjaan Umum
[29]
6) Sasaran “ Meningkatnya mutu pelayanan transportasi daerah “, yang dilaksanakan melalui urusan Perhubungan dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Perhubungan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Angkutan darat Dinas Perhubungan
2 Ketaatan kendaraan wajib uji KIR Dinas Perhubungan
7) Sasaran “ Meningkatnya penanganan persampahan, pemanfaatan dan pelestarian
sumber daya alam dan lingkungan hidup “, yang dilaksanakan melalui urusan
Lingkungan Hidup dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Lingkungan Hidup
No. Indikator kinerja SKPD
1 Penanganan sampah Kantor Lingkungan Hidup 2 Cakupan pengawasan terhadap
pelaksanaan AMDAL
Kantor Lingkungan Hidup 3 Tempat Pembuangan Sampah (TPS)
per-satuan penduduk
Kantor Lingkungan Hidup 4 Penanganan hukum lingkungan Kantor Lingkungan Hidup 5 Prosentase mata air diluar hutan
lindung yang dilindungi
Kantor Lingkungan Hidup 6 Pelayanan pencegahan pencemaran
air
Kantor Lingkungan Hidup 7 Pelayanan pemulihan pencemaran air
pada sumber air
Kantor Lingkungan Hidup 8 % Kendaraan wajib uji yang secara
administratif terdaftar di kabupaten
Kantor Lingkungan Hidup 9 % Usaha atau kegiatan sumber tidak
bergerak yang memenuhi persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara
Kantor Lingkungan Hidup
10 % Kualitas udara yang memenuhi baku mutu air udara ambient sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
Kantor Lingkungan Hidup
11 % Jumlah TPS dan TPA dioperasikan sesuai persyaratan teknis dan lingkungan
Kantor Lingkungan Hidup
12 Jumlah pelaporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang ditindak lanjuti .
Kantor Lingkungan Hidup
8) Sasaran “ Meningkatnya mutu tata kelola pertanahan daerah “, yang dilaksanakan melalui urusan Pertanahan dengan indikator kinerja sebagai berikut :
[30]
Urusan : Pertanahan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Luas lahan bersertifikat DPPKAD 2 Penyelesaian kasus tanah Negara DPPKAD 3 Penyelesaian ijin lokasi DPPKAD
9) Sasaran “ Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan “, yang dilaksanakan melalui urusan Kependudukan dan Catatan Sipil dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Kependudukan dan Catatan Sipil
No. Indikator kinerja SKPD
1 Kepemilikan KTP Dinas Dukcapil
2 Kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk
Dinas Dukcapil 3 Penerapan KTP nasional berbasis NIK Dinas Dukcapil
10) Sasaran “ Meningkatnya cakupan dan kualitas pelayanan keluarga berencana “, yang dilaksanakan melalui urusan Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
No. Indikator kinerja SKPD
1 Prevalensi peserta KB aktif Badan KB 2 Keluarga sejahtera dan keluarga
sejahtera 1
Badan KB
11) Sasaran “ Meningkatnya kualitas pelayanan perpustakaan dan minat baca
masyarakat “, yang dilaksanakan melalui urusan Perpustakaan dengan indikator
kinerja sebagai berikut :
Urusan : Perpustakaan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
Kantor Perpustakaan Daerah
2 Pengunjung perpustakaan Kantor Perpustakaan Daerah
12) Sasaran “ Meningkatnya kesempatan kerja dan kualitas tenaga kerja “, yang dilaksanakan melalui urusan Ketenagakerjaan dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Ketenagakerjaan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Tingkat partisipasi angkatan kerja Dinas Sosnakertrans 2 Prosentase Pencari kerja yang
ditempatkan
[31]
13) Sasaran “ Meningkatnya kualitas koperasi dan usaha kecil dan menengah “, yang dilaksanakan melalui urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah “, dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
No. Indikator kinerja SKPD
1 % Koperasi aktif Dinas Indagkop & UKM 2 % Usaha mikro dan kecil Dinas Indagkop & UKM
14) Sasaran “ Meningkatnya investasi di daerah “, yang dilaksanakan melalui urusan Penanaman Modal dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Penanaman Modal
No. Indikator kinerja SKPD
1 Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN (milyar rupiah)
BAPPEDA
15) Sasaran “ Meningkatnya ketersediaan pangan utama masyarakat “, yang dilaksanakan melalui urusan Ketahanan Pangan dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Ketahanan Pangan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Ketersediaan pangan utama Kantor Ketahanan Pangan 2 Regulasi Ketahanan Pangan Kantor Ketahanan Pangan
16) Sasaran “Meningkatnya produksi dan produktifitas tanaman pangan“, yang dilaksanakan melalui urusan Pertanian dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Pertanian
No. Indikator kinerja SKPD
1 Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
Dinas Pertanian 2 Kontribusi sektor pertanian terhadap
PDRB
Dinas Pertanian
17) Sasaran “ Meningkatnya fungsi pelestarian hutan “, yang dilaksanakan melalui urusan Kehutanan dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Kehutanan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis Dinas Pertanian 2 Kerusakan kawasan hutan Dinas Pertanian
[32]
18) Sasaran “ Meningkatnya pengelolaan energy dan sumber daya mineral daerah “, yang dilaksanakan melalui urusan Energi dan Sumber Daya Mineral dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Energi dan Sumber Daya Mineral
No. Indikator kinerja SKPD
1 Pertambangan tanpa ijin Dinas Pekerjaan Umum 2 Kontribusi sektor pertambangan
terhadap PDRB
Dinas Pekerjaan Umum
19) Sasaran “ Meningkatnya produksi perikanan dan konsumsi ikan di masyarakat “, yang dilaksanakan melalui urusan Kelautan dan Perikanan dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Kelautan dan Perikanan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Produksi perikanan Dinas Pertanian 2 Pemenuhan Konsumsi ikan Dinas Pertanian
20) Sasaran “ Meningkatnya volume perdagangan “, yang dilaksanakan melalui urusan Perdagangan dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Perdagangan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB
Dinas Indagkop & UKM 2 Ekspor bersih perdagangan Dinas Indagkop & UKM
21) Sasaran “ Meningkatnya kualitas dan kuantitas hasil industri unggulan daerah “, yang dilaksanakan melalui urusan Industri dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Industri
No. Indikator kinerja SKPD
1 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
Dinas Indagkop & UKM 2 Pertumbuhan industri Dinas Indagkop & UKM
22) Sasaran “ Meningkatnya pelayanan transmigrasi dan kerjasama antar daerah bidang
transmigrasi “, yang dilaksanakan melalui urusan ketransmigrasian dengan indikator
kinerja sebagai berikut :
Urusan : Ketransmigrasian
No. Indikator kinerja SKPD
1 Jumlah transmigrasi yang diberangkatkan.
Dinsosnakertrans 2 Transmigran swakarsa Dinsosnakertrans
[33]
23) Sasaran “ Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan “, yang dilaksanakan melalui urusan Perencanaan Pembangunan dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Perencanaan Pembangunan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD
BAPPEDA 2 Ketepatan waktu Pelaksanaan
Musrenbangdes/ Musrenbangcam/ Musrenbangkab tepat waktu
BAPPEDA
24) Sasaran “ Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan yang efektif
dan efisien “, yang dilaksanakan melalui urusan Otonomi Daerah, Pemerintahan
Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian “, dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan Daerah, Perangkat Daerah, Kepegawaian dan Persandian.
No. Indikator kinerja SKPD
1 Temuan audit yang ditindaklanjuti. Inspektorat 2 % Pengaduan masyarakat yang
ditindaklanjuti.
Bagian Humas & Protokol 3 % Kegiatan pembangunan yang
dilakukan monev
Bagian Adm. Pembangunan 4 % SKPD yang telah dilakukan Anjab
dan ABK
Bagian Organisasi 5 Keberadaan perda SOTK yang terkait
PP 41 tahun 2007.
Bagian Organisasi 6 % Jabatan struktural yang
dilaksanakan dibanding dengan jabatan menurut PP 41 tahun 2007.
Bagian Organisasi
7 Sistem informasi manajemen Pemda BKD 8 Jumlah pelayanan yang diukur Indeks
Kepuasan Layanan Masyarakat.
Bagian Organisasi 9 % Pejabat struktural yang telah
mengikuti diklat kepemimpinan sesuai jenjangnya.
BKD
10 % SKPD yang memiliki jabatan fungsional.
BKD 11 Jumlah kasus pelanggaran disiplin
pegawai.
BKD 12 Jumlah pegawai fungsional yang
mengikuti diklat fungsional.
BKD 13 % Jabatan struktural/eselonering yang
terisi.
[34] 14 Laporan keuangan disusun tepat
waktu.
DPPKAD
15 % Peningkatan PAD DPPKAD
16 Pertumbuhan pajak dan retribusi daerah dengan pertimbangan:
- Pajak
- Retribusi Pajak
DPPKAD
17 % SKPD yang telah terinventarisasi assetnya dalam SIMBADA
DPPKAD 18 % Tanah Pemda yang bersertifikat DPPKAD 19 % Penyelesaian kasus hukum Bagian Hukum 20 Jumlah raperda yang disusun. Bagian Hukum
25) Sasaran “ Tersedianya data statistic daerah yang akurat dan tepat waktu “, yang dilaksanakan melalui urusan Statistik dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Statistik
No. Indikator kinerja SKPD
1 Buku “ Kabupaten dalam angka “. BAPPEDA 2 Buku “ PDRB Kabupaten” BAPPEDA
26) Sasaran “ Meningkatnya pengelolaan arsip pemerintah daerah yang tertib, rapid an
handal “, yang dilaksanakan melalui urusan Kearsipan dengan indikator kinerja
sebagai berikut :
Urusan : Kearsipan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Penerapan pengelolaan Arsip secara baku
Kantor Arsip dan Dokumentasi 2 Kegiatan Peningkatan SDM pengelola
kearsipan
Kantor Arsip dan Dokumentasi
27) Sasaran “ Meningkatnya pengembangan dn pemanfaatan teknologi informasi “, yang dilaksanakan melalui urusan Komunikasi dan Informatika dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Komunikasi dan Informatika
No. Indikator kinerja SKPD
1 Website milik Pemerintah Kabupatan Dinas Perhubungan
[35]
28) Sasaran “ Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan “, yang dilaksanakan melalui urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
No. Indikator kinerja SKPD
1 % Partisipasi Perempuan di lembaga pemerintah
KP3A 2 Angka melek huruf perempuan usia 15
tahun keatas
KP3A 3 % Partisipasi angkatan kerja
perempuan
KP3A
29) Sasaran “ Meningkatnya keberdayaan masyarakat pedesaan “, yang dilaksanakan melalui urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
No. Indikator kinerja SKPD
1 PKK aktif Bapemaspemdes
2 Posyandu Bapemaspemdes
30) Sasaran “ Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga ketentraman
kehidupan bermasyarakat “, yang dilaksanakan melalui urusan Kesatuan Bangsa
dan Politik Dalam Negeri dengan indikator kinerja sebagai berikut : Urusan : Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
No. Indikator kinerja SKPD
1 Jumlah kegiatan pembinaan politik daerah
Bakesbangpolinmas 2 Jumlah pembinaan terhadap LSM,
Ormas dan OKP
Bakesbangpolinmas 3 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per
1000 penduduk
Satpol PP
31) Sasaran “ Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial “, yang dilaksanakan melalui urusan Sosial dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Sosial
No. Indikator kinerja SKPD
1 Jumlah sarana sosial seperti panti jompo dan panti rehabilitasi.
Dinsosnakertrans
2 Penanganan PMKS Dinsosnakertrans
3 PMKS yang memperoleh bantuan sosial
[36]
32) Sasaran “ Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah “, yang dilaksanakan melalui urusan Kebudayaan dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Kebudayaan
No. Indikator kinerja SKPD
1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya
Disbudparpora 2 Sarana penyelenggaraan seni dan
budaya
Disbudparpora 3 Benda. Situs dan kawasan cagar
budaya
Disbudparpora
33) Sasaran “ Meningkatnya sarana dan prasarana olah raga “, yang dilaksanakan melalui urusan Kepemudaan dan Olah raga dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Kepemudaan dan Olah Raga
No. Indikator kinerja SKPD
1 Gelanggang /Balai Remaja (selain milik swasta)
Disbudparpora
2 Lapangan olah raga Disbudparpora
34) Sasaran “ Meningkatnya nilai strategis tujuan pariwisata daerah “, yang dilaksanakan melalui urusan Pariwisata dengan indikator kinerja sebagai berikut :
Urusan : Pariwisata
No. Indikator kinerja SKPD
1 Kunjungan wisata Disbudparpora
2 Kontribusi PDRB dari sektor pariwisata Disbudparpora
6.
STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
a. STRATEGIStrategi merupakan cara umum yang paling praktis dalam mengembangkan seluruh potensi lokal dengan cara global yang dimiliki oleh Kabupaten Ponorogo. Beberapa strategi yang akan digunakan dalam menganalisa permasalahan, mengolah dan mencari solusi berbagai persoalan dan pengembangan potensi sosial di Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015, adalah :
Strategi 1 : Reinforcement.
Strategi yang digunakan untuk memperkuat basis-basis potensi sosial yang dimiliki oleh Kabupaten Ponorogo. Berbagai potesi sosial yang sudah mapan yang ditandai dengan munculnya kantong-kantong aktifitas sosial lebih diperkuat dengan harapan dapat menjadi lebih meningkat dan berimplikasi semakin luas. Tidak saja pada level
[37]
lokal, namun diharapkan bias berimplikasi pada level regional, nasional ataupun internasional.
Strategi 2 : Pemberdayaan dan pendampingan.
Strategi ini dimaksudkan sebagai langkah untuk mengurangi berbagai keterbelakangan dan dependensi kehidupan masyarakat, dengan harapan bias memunculkan berbagai jenis varietas baru dalam segala lini kehidupan. Artinya bahwa salah satu keterbelakangan masyarakat karena adanya ketergantungan pada mode of
production yang menyebabkan melemahnya aspek-aspek kreativitas.
Strategi 3 : Titik berat pembangunan mengarah ke wilayah perdesaan.
Kondisi ini semakin dirasakan sebagai hal yang mendesak karena adanya ketimpangan dan kesenjangan yang nyata antara wilayah perdesaan dan perkotaan. Oleh karena itu untuk menjawab tantangan tersebut pada Pemerintahan tahun 2010-2015 titik berat pembangunan di Ponorogo berada di perdesaan, namun demikian bukan berrti mengabaikan pembangunan di perkotaan hanya tingkat prosentase perdesaan lebih besar.
Strategi 4 : Pembangunan berkelanjutan berpusat pada rakyat
(people centered development).
Dalam pendekatan strategi ini mengedepankan partisipasi rakyat
(participatory based development) dalam merencanakan, melaksanakan dan
mengawasi program pembangunan yang menyangkut hajat hidup orang banyak. Strategi 5 : Pembangunan ekonomi melalui pendekatan Pro Growth, Pro Job,
Pro Poor, Pro Gender dan Pro Enviroment.
Melalui strategi pro growth terjadi percepatan laju pertumbuhan ekonomi yang disertai dengan perbaikan distribusi pendapatan (growth with equity). Percepatan laju pertumbuhan ini ditandai dengan makin banyaknya kesempatan kerja tercipta sehingga semakin banyak masyarakat Kabupaten Ponorogo yang dapat dilepaskan dari perangkap kemiskinan, serta memperkuat perekonomian untuk menghadapi berbagai guncangan.
Strategi 6 : Pembangunan dengan melibatkan peran wanita (Pangarus Utamaan Gender/Pro Gender).
Strategi ini dibangun dengan tujuan pokok adalah tercapainya kesetaran dan keadilan gender dalam pembangunan nasional maupun pembangunan daerah. Dengan harapan tercipta kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan hak-haknya dalam kegiatan politik, sosial, ekonomi dan budaya.
[38]
Strategi 7 : Keseimbangan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, melalui pengembangan agroindustri/agrobisnis dengan tetap memperhatikan lingkungan (pro environment).
Pembangunan berpusat pada rakyat menempatkan individu bukan sebagai objek, melainkan sebagai pelaku yang menetapkan tujuan, mengendalikan sumber daya dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya. Pembangunan berpusat pada rakyat menghargai dan mempertimbangkan prakarsa rakyat dan kekhasan setempat. Prakarsa dan kreativitas rakyat merupakan sumber daya pembangunan yang utama. Kesejahteraan material dan spiritual mereka merupkan tujuan yang ingin dicapai oleh proses pembangunan.
b. Arah Kebijakan
Arah kebijakan pembangunan Kabupaten Ponorogo 2010-2015 menekankan pada pemberdayaan rakyat, sekaligus partisipasi rakyat. Partisipasi merupakan proses aktif, dimana inisiatif diambil dari masyarakat sendiri dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri dengan menggunakan sarana dan proses dimana mereka dapat menegaskan kontrol secara efektif.
Upaya pembangunan diarahkan langsung pada akar persoalannya, yaitu meningkatkan kemampuan rakyat. Bagian yang tertinggi dalam masyarakat harus ditingkatkan kemampuannya dengan mengembangkan mendinamisasikan potensinya, atau memberdayakannya. Secara praktis upaya yang merupakan pengerahan sumber daya untuk mengembangkan potensi ekonomi rakyat ini akan meningkatkan produktifitas rakyat, sehingga baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam disekitar keberadaan rakyat dapat ditingkatkan produktifitasnya. Dengan demikian rakyat dan lingkungannya mampu partisipatif menghasilkan dan menumbuhkan nilai tambah ekonomis.
Prinsip pembangunan yang partisipatif menegaskan, rakyat harus menjadi pelaku utama dalam pembangunan. Konsekuensinya dibutuhkan restrukturisasi sistem sosial pada tingkat mikro, meso dan makro, sehingga masyarakat lokal dapat mengembangkan potensi mereka tanpa adanya hambatan eksternal pada struktur meso dan makro. Struktur meso yang dimaksud dapat berupa struktur Pemerintah Regional setingkat Kabupaten/Kota dan Provinsi, sedangkan struktur makro dapat berupa struktur Pemerintah Pusat.
Pola kebijakan yang selama ini dilaksanakan, umumnya lebih kuat datang dari atas kebawah daripada bawah ke atas, karena itu perlu adanya pergeseran peran Pemerintah, dari peran sebagai penyelanggara pelayanan sosial menjadi fasilitator, mediator, motifator, edukator, koordinator, mobilisator, sistem pendukung dan peran-peran lain yang lebih mengarah pada pelayanan tak langsung. Pada saat yang bersamaan, peran organisasi lokal, organisasi sosial, lembaga swadaya masyarakat
[39]
dan kelompok masyarakat lainnya didorong sebagai agen pelaksana perubahan dan pelayanan sosial kepada kelompok atau antar masyarakat pada umumnya. Dalam posisi demikian maka permasalahan pembangunan ditangani masyarakat sendiri atas fasilitas dari pemerintah. Kebijakan pembangunan Kabupaten Ponorogo adalah sebagai berikut :
1. Perluasan partisipasi masyarakat dalam pendidikan dan pemberian kepastian askes kesehatan terutama bagi masyarkat miskin.
2. Memacu produk unggulan pertanian, yang menjadikan Kabupaten Ponorogo sebagai ikon wilayah Agropolitan, pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan, pengembangan iklim dan perluasan kesempatan kerja serta kesempatan pengentasan kemiskinan.
3. Penyelenggaraan pemerintahan yang transparan, akuntabel serta profesional. 4. Peningkatan peranan dan pemberdayaan perempuan dan masyarakat desa
5. Pengembangan stabilitas pemerintahan, politik, ekonomi, sosial, dan budaya yang memberikan rasa aman bagi masyarakat sehingga menjadi daya tarik sektor pariwisata.
B.
PERJANJIAN KINERJA
RPJMD Kabupaten Ponorogo tahun 2010-2015, selanjutnya dijabarkan secara bertahap dalam rencana kinerja tahunan yang memuat target kinerja tahunan dari masing-masing indikator kinerja sasaran. Target yang telah disepakati bersama dengan kerangka pendanaan masing-masing program dan kegiatan yang mendukungnya, selanjutnya ditetapkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja. Besaran target kinerja yang telah ditetapkan untuk dicapai dalam tahun 2015 sebagaimana ditetapkan dalam Reviu Perjanjian Kinerja Kabupaten Ponorogo Tahun 2015 adalah sebagai berikut :
No Sasaran Strategis Indikator kinerja Target 1 Meningkatnya pemerataan
dan perluasan kesempatan belajar, serta kualitas pendidikan.
1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
84,90 % 2 Angka melek huruf 99,62 % 3 Angka Partisipasi Murni
(APM) SD/MI/ Paket A
97,50 % 4 Angka Partisipasi Murni
(APM) SMP/MTs/ Paket B
82,00 % 5 Angka Partisipasi Murni
(APM) SMA/SMK/ Paket C
78,50 % 6 Angka Putus Sekolah
(APS) SD/MI
0,02 % 7 Angka Putus Sekolah
(APS) SMP/MTs
0,30 % 8 Angka Putus Sekolah
(APS) SMA/SMK
0,70 % 9 Angka Kelulusan (AL)
SD/MI
[40]
10 Angka Kelulusan (AL) SMP/MTs
98,60 % 11 Angka Kelulusan (AL)
SMA/SMK/MA
98,10 % 12 Angka Melanjutkan (AM)
dari SD/MI ke SMP/MTs
106,00 % 13 Angka Melanjutkan (AM)
dari SMP/MTs ke SMA/SMK/MA
90,49 %
14 Guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV
99,03 % 15 Angka Partisipiasi Kasar
(APK) SD/MI/Paket A
110,00 % 16 Angka Partisipiasi Kasar
(APK) SMP/MTs/Paket B
101,01 % 17 Angka Partisipiasi Kasar
(APK) SMA/
SMK/MA/Paket C
84,50 %
18 Rata - rata nilai UN SD/MI 7,45 19 Rata - rata nilai UN
SMP/MTs
7,60 20 Rata - rata nilai UN
SMA/SMK/MA
7,70 21 Rasio pendidik yang
memiliki seritifikat pendidik
50,41 % 22 Indeks Pembangunan
Manusia (IPM)
74,66 2 Meningkatnya cakupan dan
kualitas pelayanan kesehatan, serta derajat kesehatan masyarakat.
1 Cakupan komplikasi Kebidanan yang ditangani
80,00 % 2 Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan 95,00 % 3 Cakupan desa/kelurahan universal child immunization (UCI) 95,00 %
4 Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan
100,00 % 5 Cakupan penemuan dan
penanganan penderita TBC BTA
100,00 %
6 Cakupan penemuan dan penanganan penderita DBD
100,00 %
7 Cakupan kunjungan bayi 90,00 % 8 Cakupan kunjungan ibu
hamil K4
90,00 % 9 Cakupan pelayanan nifas 92,00 % 10 Cakupan neonatus dengan
komplikasi yang ditangani
80,00 % 11 Cakupan pelayanan anak
balita
89,00 % 12 Cakupan pemberian
makanan pendamping ASI pada usia 6 s/d 24 bln keluarga miskin
100,00 %
[41]
kesehatan siswa SD setingkat
14 Cakupan peserta KB aktif 70,00 % 15 Cakupan pelayanan
kesehatan dasar masyarakat miskin
15,00 %
16 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
1,50 %
17 Cakupan pelayanan Gawat Darurat level 1 yang harus diberikan sarana kesehatan ( RS )
100,00 %
18 Cakupan Desa/Kel. Yang mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan epidemiologi < 24jam
100,00 %
19 Cakupan desa siaga aktif 80,00 % 20 % Kecukupan ruang inap
sesuai master plan RSUD
100,00 % 21 Bad Occurpancy Rate
(BOR) prosentase pemakaian tempat tidur
78,37 %
22 Presentase peningkatan jumlah kunjungan
Pasien rawat inap RS Pasien rawat jalan RS
22,00 % 10,00 % 23 % Penurunan jumlah
pasien yang dirujuk ke RS lain
31,58 %
24 Angka kematian ≥48 jam setelah dirawat
299 25 Indeks Angka Harapan
Hidup
77,13 3 Meningkatnya sarana
infrastruktur daerah.
1 Panjang jalan Kabupaten dalam kondisi baik
51,30 % 2 Luas irigasi Kabupaten
dalam kondisi baik
83,39 % 3 Rumah Tangga Persanitasi 56,24 % 4 Meningkatnya kualitas
Iingkungan pemukiman.
1 Rumah tangga pengguna air bersih
95,31 % 2 Lingkungan pemukiman
kumuh
2,92 % 3 Rumah layak huni 88,44% 5 Meningkatnya penataan
kawasan daerah sesuai RT/RW.
1 Ruang terbuka hijau persatuan wilayah ber HPL/HGB
77,00 %
2 Rasio bangunan ber IMB 1 Kec. 6 Meningkatnya mutu
pelayanan transportasi daerah.
1 Angkutan darat 86,69 % 2 Ketaatan kendaraan wajib
uji KIR 91,22 % 7 Meningkatnya penanganan persampahan, pemanfaatan dan 1 Penanganan sampah 73,08 % 2 Cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan 100,00 %
[42] pelestarian sumber daya
alam dan lingkungan hidup.
AMDAL 3 Tempat Pembuangan Sampah (TPS) per-satuan penduduk 0,02 % 4 Penanganan hukum lingkungan 100,00 % 5 Prosentase mata air diluar
hutan lindung yang dilindungi 58,33 % 6 Pelayanan pencegahan pencemaran air 70,00 % 7 Pelayanan pemulihan
pencemaran air pada sumber air
66,67 %
8 % Kendaraan wajib uji yang secara administratif terdaftar di kabupaten
91,22 %
9 % Usaha atau kegiatan sumber tidak bergerak
yang memenuhi
persyaratan administratif dan teknis pengendalian pencemaran udara
70,00 %
10 % Kualitas udara yang memenuhi baku mutu air udara ambient sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
70,00 %
11 % Jumlah TPS dan TPA dioperasikan sesuai persyaratan teknis dan lingkungan
100,00 %
12 Jumlah pelaporan masyarakat akibat pencemaran dan atau kerusakan lingkungan yang ditindak lanjuti
100,00 %
8 Meningkatnya mutu tata kelola pertanahan daerah.
1 Luas lahan bersertifikat 0,90 % 2 Penyelesaian kasus tanah
Negara Nihil 9 Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan. 1 Kepemilikan KTP 87,62 % 2 Kepemilikan akte kelahiran
per 1000 penduduk
60,04 % 3 Penerapan KTP nasional
berbasis NIK
Sudah 10 Meningkatnya cakupan dan
kualitas pelayanan Keluarga Berencana.
1 Prevalensi peserta KB aktif 75,62 % 2 Keluarga sejahtera dan
keluarga sejahtera 1
44,45 % 11 Meningkatnya kualitas
pe!ayanan Perpustakaan dan minat baca masyarakat.
1 Koleksi buku yang tersedia di perpustakaan daerah
55,23 % 2 Pengunjung perpustakaan 70,00 % 12 Meningkatnya kesempatan
kerja dan kulitas calon tenaga kerja.
1 Tingkat partisipasi angkatan kerja
80,64 % 2 Prosentase Pencari kerja
yang ditempatkan
25,10 % 13 Meningkatnya kualilas 1 Koperasi aktif 88,00 %
[43] Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (UKM).
2 Usaha mikro dan kecil 80,00 % 14 Meningkatnya investasi di daerah. 1 Kenaikan/penurunan nilai realisasi PMDN (milyar rupiah) 1.463.909 .736.548 15 Meningkatnya ketersediaan
pangan utama masyarakat
1 Ketersediaan pangan utama 439.374 2 Regulasi Ketahanan Pangan Ada 16 Meningkatnya produksi dan
produktifitas tanaman pangan.
1 Produktifitas padi atau bahan pangan utama lokal lainnya per hektar
7,20 kw/ha 2 Kontribusi sektor pertanian
terhadap PDRB
27,20 % 17 Meningkatnya tungsi
pelestarian hutan.
1 Rehabilitasi hutan dan lahan kritis
28,82 % 2 Kerusakan kawasan hutan 0,18 % 18 Meningkatnya
pengelolaaan energi dan sumber daya mineral.
1 Pertambangan tanpa ijin 93,17 % 2 Kontribusi sektor
pertambangan terhadap PDRB
2,57 %
19 Meningkatnya produksi perikanan dan konsumsi ikan dimasyarakat.
1 Produksi perikanan 86,28 % 2 Pemenuhan Konsumsi ikan 12,00 % 20 Meningkatnya volume perdagangan. 1 Kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB 25,66 % 2 Ekspor bersih perdagangan 1.216.110 21 Meningkatnya kualitas dan
kuantitas hasil industri unggulan daerah.
1 Kontribusi sektor industri terhadap PDRB
9,51 % 2 Pertumbuhan industri 0,60 22 Meningkatnya pelayanan
dan transmigrasi dan kerjasama antar daerah bidang transmigrasi.
1 Jumlah transmigrasi yang diberangkatkan. 15 KK 2 Transmigran swakarsa 0,00 23 Meningkatnya efektifitas perencanaan pembangunan 1 Penjabaran program RPJMD kedalam RKPD 100 % 2 Ketepatan waktu Pelaksanaan Musrenbangdes/ Musrenbangcam/ Musrenbangkab tepat waktu 100 % 24 Terwujudnya kelembagaan dan ketatalaksanaan yang efektif dan efisien.
1 Temuan audit yang ditindaklanjuti. 1.500 temuan 2 % Pengaduan masyarakat yang ditindaklanjuti. 100,00 % 3 % Kegiatan pembangunan
yang dilakukan monev
100,00 % 4 % SKPD yang telah
dilakukan Anjab dan ABK
100 % 5 Keberadaan perda SOTK
yang terkait PP 41 tahun 2007.
-
[44]
dilaksanakan disbanding dengan jabatan menurut PP 41 tahun 2007.
7 Sistem informasi manajemen Pemda
3 8 Jumlah pelayanan yang
diukur Indeks Kepuasan Layanan Masyarakat.
64
9 % Pejabat struktural yang telah mengikuti diklat kepemimpinan sesuai jenjangnya. 47% 10 % SKPD yang memiliki jabatan fungsional. 11 SKPD 11 Jumlah kasus pelanggaran
disiplin pegawai.
11 kasus 12 Jumlah pegawai fungsional
yang mengikuti diklat fungsional.
-
13 % Jabatan struktural/ eselonering yang terisi.
100 % 14 Laporan keuangan disusun
tepat waktu.
Tepat waktu 15 % Peningkatan PAD 7,24 % 16 Pertumbuhan pajak dan
retribusi daerah dengan pertimbangan: - Pajak - Retribusi Pajak 13,00 % 14,00 % 17 % SKPD yang telah terinventarisasi assetnya dalam SIMBADA 100,00 %
18 % Tanah Pemda yang bersertifikat
0,9 % 19 Penyelesaian kasus hukum 100 % 20 Jumlah raperda yang
disusun.
13 25 Tersedianya data statistik
daerah yang akurat dan tepat waktu.
1 Buku “Kabupaten dalam angka“.
Ada 2 Buku “ PDRB Kabupaten” Ada 26 Meningkatnya pengelolaan
arsip pemerintah daerah yang tertib, rapi dan handal yang menggambarkan keberhasilan
penyelenggaraan urusan kearsipan.
1 Penerapan pengelolaan Arsip secara baku
100 % 2 Kegiatan Peningkatan SDM pengelola kearsipan 10 kegiatan 27 Meningkatnya pengembangan dan pemanfaatan teknologii informasi.
1 Website milik Pemerintah Kabupatan
Ada
2 Pameran/ Expo 2 kegiatan 28 Meningkatnya partisipasi perempuan dalam pembangunan. 1 % Partisipasi Perempuan di lembaga pemerintah 55,01 % 2 Angka melek huruf
perempuan usia 15 tahun keatas
99,89 %
[45] kerja perempuan 29 Meningkatnya keberdayaan masyarakat pedesaan. 1 PKK aktif 100,00 % 2 Posyandu 100,00 % 30 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam menjaga ketentraman kehidupan bermasyarakat.
1 Jumlah kegiatan pembinaan politik daerah
4 kegiatan 2 Jumlah pembinaan
terhadap LSM, Ormas dan OKP
10 X
3 Rasio jumlah Polisi Pamong Praja per 1000 penduduk
0,75 %
31 Meningkatnya kualitas dan jangkauan pelayanan sosial.
1 Jumlah sarana sosial seperti panti jompo dan panti rehabilitasi. 32 buah 2 Penanganan PMKS 11,65 % 3 PMKS yang memperoleh bantuan sosial 35,71 % 32 Meningkatnya pelestarian dan pengembangan budaya daerah. 1 Penyelenggaraan festival seni dan budaya
25 2 Sarana penyelenggaraan
seni dan budaya
5 3 Benda. Situs dan kawasan
cagar budaya
8,33 % 33 Meningkatnya sarana dan
prasarana olah raga.
1 Gelanggang /Balai Remaja (selain milik swasta)
5 2 Lapangan olah raga 20 34 Meningkatnya nilai strategis
tujuan pariwisata.
1 Kunjungan wisata 430.843 2 Kontribusi PDRB dari
sektor pariwisata