• Tidak ada hasil yang ditemukan

MATA KULIAH. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan Jurusan Pendidikan Seni Rupa. Universitas Negeri Yogyakarta 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MATA KULIAH. Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum. Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan Jurusan Pendidikan Seni Rupa. Universitas Negeri Yogyakarta 2013"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

MATA KULIAH

SEMINAR

SEMINAR

Oleh: Dr. Kasiyan, M.Hum.

Program Studi Pendidikan Seni Kerajinan Jurusan Pendidikan Seni Rupa

Fakultas Bahasa dan Seni Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta

(2)

SUBSTANSI MATERI

PERKULIAHAN

 Pemahaman dan pengaplikasian tentang pembuatan

 Pemahaman dan pengaplikasian tentang pembuatan

karya tulis ilmiah.

 Pemahaman dan pengaplikasian tentang penyajian

(3)

KARYA TULIS ILMIAH

 Merupakan salah satu bentuk pengungkapan atau

 Merupakan salah satu bentuk pengungkapan atau

pengekspresian gagasan atau pengkajian ilmiah dalam bentuk teks tertulis atau tulisan.

 Pengungkapan gagasan atau pengkajian tersebut

biasanya dalam rangka memecahkan berbagai masalah atau persoalan kehidupan.

(4)

Hakikat Masalah

Masalah adalah kesenjangan antara yang

Masalah adalah kesenjangan antara yang

diinginkan (idea, das sollen) dengan yang

senyatanya ada (realita, das sein), baik

yang berkaitan dengan hal-hal konkrit

(misal: kelas, meja, buku, ds.) maupun

hal-hal abstrak (misal: keadilan, kebahagiaan,

hal abstrak (misal: keadilan, kebahagiaan,

kepuasan, keamanan, motivasi, dsb.).

(5)

Indikator Masalah

Paling alami ditandai oleh adanya keluhan. Keluhan Paling alami ditandai oleh adanya keluhan. Keluhan merupakan pernyataan ketidakpuasan,

ketidaksenangan, ketidakcocokan, atau ketidak-apa-sajaan, yang menilai negatif sesuatu keadaan yang dijumpai atau dirasakan oleh manusia, baik sebagai individu maupun sebagai kelompok.

(6)

Hakikat mengkaji bagi manusia

Sebenarnya juga merupakan konsekuensi kodrati manusia sebagai satu-satunya ‘HOMO SAPIENS’ manusia sebagai satu-satunya ‘HOMO SAPIENS’ (makhluk berfikir). Dengan potensi berfikirnya, manusia mempunyai dorongan RASA INGIN TAHU (curiousity) yang sangat besar terhadap segala hal, di sepanjang kehidupannya. Rasa ingin tahu tersebut, diwujudkan dalam bentuk sikap dan atau aktivitas selalu BERTANYA atau MEMPERTANYAKAN. Karena rasa ingin tahu manusia di sepanjang hidupnya itu tak terbatas, maka sikap dan atau aktivitas bertanya manusia itu juga tidak manusia di sepanjang hidupnya itu tak terbatas, maka sikap dan atau aktivitas bertanya manusia itu juga tidak akan pernah berakhir. Hal ini juga, yang menyebabkan pengetahuan (dan juga kebudayaan) manusia selalu berkembang secara dinamis, tak pernah henti.

(7)

Pengetahuan yang Selalu Ingin

Didapatkan Manusia

Adalah pengetahuan yang BENAR dan PASTI,

Adalah pengetahuan yang BENAR dan PASTI,

atau KEPASTIAN KEBENARAN. Namun,

‘kepastian kebenaran’ pengetahuan itu ternyata

sifatnya adalah sangat TENTATIF (sementara).

Artinya, setiap saat kepastian kebenaran atas

pengetahuan itu selalu ada atau didapatkan

manusia, namun hal itu tidak berlaku selamanya

manusia, namun hal itu tidak berlaku selamanya

(absolut), melainkan dibatasi oleh konteks ruang

dan waktu tertentu.

(8)

Manusia & Kesementaraan

Kebenaran

Justru dengan potensi ke’tentatif-an kepastian

Justru dengan potensi ke’tentatif-an kepastian

kebenaran pengetahuan itulah, akhirnya proses

pencarian kebenaran yang ‘paling dalam’ dan

‘paling akhir’, dalam kehidupan manusia

berlangsung terus tanpa henti. Dalam konteks

inilah, hidup manusia akhirnya tak pernah henti

dari sikap dan aktifitas mengkaji. Kata Socrates:

dari sikap dan aktifitas mengkaji. Kata Socrates:

“hidup yang tidak dikaji adalah hidup yang tidak

layak dihuni”.

(9)

Sumber Masalah Kajian

 Dapat ditemukan di tiga ranah substansi

 Dapat ditemukan di tiga ranah substansi

kebudayaan, yakni: 1) sistem nilai-nilai (ideofact); 2) sistem sosial (sociofact); dan 3) sistem kebendaan (artefact).

(10)

Masalah dalam Keilmuan Seni

Dapat terkait dengan dua ranah: Dapat terkait dengan dua ranah:

a. Kependidikan seni (art education). b. Seni murni (fine art).

(11)

Hakekat Pemecah Masalah

 Manusia adalah satu-satunya makhluk yang memiliki

 Manusia adalah satu-satunya makhluk yang memiliki

kemampuan pandang waktu ke depan dan

mengupayakan pencapaian masa depan yang lebih baik. Karenanya, hakikat keberadaan masalah

adalah keberadaan manusia itu sendiri, dan dengan demikian hakikat pemecah masalah adalah pula

manusia itu sendiri. manusia itu sendiri.

(12)

Modal Potensial Manusia

 Dengan menempuh waktu hidupnya, manusia diberi

 Dengan menempuh waktu hidupnya, manusia diberi

modal potensial berupa alam semesta dengan segala isinya. Untuk memanfaatkan modal itu, manusia diberi modal bertindak potensial berupa otak dan hati.

(13)

Dimnesi Otak dan Hati

Agar manusia dapat menafaatkan otak dan

Agar manusia dapat menafaatkan otak dan

hatinya, maka otak dan hati manusia harus diisi

dengan softwere atau diprogram. Softwere otak

adalah sistem pengetahuan (melalui

pembelajaran) dan keterampilan (melalui

pelatihan), sedangkan softwere hati adalah

sistem nilai (melalui pensugestian mental atau

sistem nilai (melalui pensugestian mental atau

religiousitas). Dengan bekal itulah manusia

(14)

Sinergisitas Otak dan Hati

 Dengan akalnya manusia bertindak untuk mencapai

 Dengan akalnya manusia bertindak untuk mencapai

efektifitas dan efisiensi kerjanya, dan dengan

hatinya manusia mengendalikan nilai kebenaran tindakannya serta mempertanggungjawabkan

(15)

1. Karya Tulis atau Karangan Bersifat Ilmiah:

1. Karya Tulis atau Karangan Bersifat Ilmiah:

Merupakan karangan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang benar. 2. Karya Tulis atau Karangan Bersifat Non Ilmiah:

Merupakan karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar.

(16)

Karangan Ilmiah

(Menyajikan Fakta Umum)

Ditulis Secara Ilmiah Karangan ilmiah yang Ilmiah (disingkat: karangan ilmiah)

KARANGAN

Karangan Non Ilmiah

Ditulis Tidak Secara Ilmiah

Ditulis secara ilmiah

Karangan ilmiah yang tidak ilmiah

Karangan non ilmiah Yang ilmiah

(disingkat: karangan non Ilmiah

Karangan Non Ilmiah

(Menyajikan Fakta Pribadi)

(17)

1. Kajian Seni Rupa, Kerajinan, dan Budaya/Humaniora (Murni)

2. Kajian Seni Rupa, Kerajinan, dan

Budaya/Humaniora (Kependidikan) Budaya/Humaniora (Kependidikan)

(18)

Perbedaan antara Topik dan Judul

 Topik sifatnya adalah lebih luas, yang memayungi

 Topik sifatnya adalah lebih luas, yang memayungi

kerangka kajian yang sifatnya masih cukup luas,

sedangkan judul adalah sudah spesifik, yang diturunkan dari topik tertentu.

 Judul kajian setiap saat dapat diubah, asal masih sejalan

dengan topik kajian yang telah ditentukan. Perubahan judul kadangkala disebabkan oleh diantaranya

judul kadangkala disebabkan oleh diantaranya pertimbangan: kemenarikan.

(19)

Contoh Judul Artikel dari Topik

Kajian Tertentu

 Topik: Iklan dan Media Massa.

 Topik: Iklan dan Media Massa.

 Judul: Pornografi dalam Estetikan Iklan di Media

Massa.

 Topik: Tayangan Film Kartun di Televisi.

 Judul: Pembelajaran Kekerasan pada Anak dalam

 Judul: Pembelajaran Kekerasan pada Anak dalam

(20)

Pengembangan Topik Kajian Menjadi

Artikel Ilmiah

 Topik kajian tertentu yang sudah dipilih kemudian

dikembangkan menjadi satu kerangka berfikir yang utuh, mulai dari pengantar/pendahuluan sampai kesimpulan kajian.

 Adapun cara pengembangan topik kajian disarankan

 Adapun cara pengembangan topik kajian disarankan

(21)

Perihal Logika Deduktif

 Merupakan cara berfikir dengan menggunakan model

 Merupakan cara berfikir dengan menggunakan model

pendekatan logis dari hal-hal yang sifatnya umum menuju yang sifatnya khusus.

 Yang dikembangkan dengan logika deduktif tersebut,

baik terkait: 1) persoalan kajian; dan 2) pendekatan atau sudut pandang analisisnya.

(22)

Komponen dalam Artikel

Judul Artikel, biasanya dituntut maksimal 15 kata. Isi di

judul mengandung makna adanya permasalahan tertentu, yang diturunkan dari topik penelitian.

judul mengandung makna adanya permasalahan tertentu, yang diturunkan dari topik penelitian.

Abstrak, berisi ringkasan tentang keseluruhan isi kajian.Pengantar/Pendahuluan, memuat analisis situasi atau

latar belakang dari topik yang hendak dikaji, diakhiri deskripsi tentang masalah dan tujuan kajian.

Pembahasan, berisi analisis atau diskusi tentang masalah

kajian, dengan menggunakan pendekatan akademik, kajian, dengan menggunakan pendekatan akademik, bersumber dari konsep, teori dari berbagai sumber referensi.

Penutup, berisi tentang simpulan dan saran hasil dari

(23)

Cara Pengembangan Topik Kajian

 Rumuskan analisis situasi atau latar belakang, dan

juga pembahasan, dalam bentuk pokok-pokok pikiran juga pembahasan, dalam bentuk pokok-pokok pikiran besar, yang mana pokok-pokok pikiran tersebut,

mengambarkan substansi kajian yang penting.

Masing-masing pokok pikiran tersebut, nanti akan dikembangkan menjadi narasi tiap alinea/paragraf. Dalam mengembangkan pokok-pokok pikiran itu, digunakan pula rujukan konseptualnya, yang

Dalam mengembangkan pokok-pokok pikiran itu, digunakan pula rujukan konseptualnya, yang

(24)

Cara Pengutipan Sumber

 Pengutipan adalah penggunaan teori, konsep, ide, dan

 Pengutipan adalah penggunaan teori, konsep, ide, dan

hal lain yang sejenis yang berasal dari sumber lain, baik secara langsung maupun tidak langsung. Semua kutipan harus disertai perujukan, jika tidak maka

dianggap sebagai melanggar etika penulisan karya ilmiah.

(25)

Pengutipan Langsung dan Tak Langsung

 Kutipan langsung merupakan kutipan yang ditulis sama persis  Kutipan langsung merupakan kutipan yang ditulis sama persis

dengan sumber aslinya, baik bahasa maupun ejaannya. Rujukan ditulis di antara tanda kurung, dimulai dengan nama akhir,

tanda koma, tahun terbitan, titik dua, dan diakhiri dengan nomor halaman. Kutipan yang panjangnya kurang dari empat baris, dimasukkan menjadi satu bagian dari teks, diketik seperti ketikan teks, diawali dan diakhiri dengan tanda petik (“).

Sumber kutipan ditulis sebelum atau sesudah kutipan. Contoh kutipan langsung kurang dari 4 baris adalah sebagai berikut. kutipan langsung kurang dari 4 baris adalah sebagai berikut.

 Soedarsono (2001:1) mengungkapkan “seni dapat berfungsi

sebagai presentasi estetis, media propaganda, dan pembangun integritas sosial”.

(26)

Kutipan yang Terdiri dari Empat Baris atau

Lebih

 Diketik satu spasi, menjorok ke dalam seperti membuat  Diketik satu spasi, menjorok ke dalam seperti membuat

alinea baru. Sumber kutipan ditulis sebelum atau sesudah kutipan. Contohnya adalah sebagai berikut.

 Soedarsono (2001:v-vi) mengemukakan:

Selain itu, di Indonesia disiplin seni seni rupa masih merupakan disiplin yang memerlukan uluran tangan dari disiplin-disiplin lain dalam uluran tangan dari disiplin-disiplin lain dalam

berbagai kebutuhan penelitian, terutama mengenai pendekatan, metode, teori, konsep, dan sebagainya.

(27)

Pemotongan Kutipan

 Apabila pengutip memandang perlu untuk menghilangkan

beberapa bagian kalimat, maka pada bagian itu diberi titik beberapa bagian kalimat, maka pada bagian itu diberi titik sebanyak tiga buah (...). Akan tetapi apabila yang dipotong berakhir tanda titik, digunakan titik empat (....), yang berarti tiga titik adalah kalimat yang dipotong, dan satu titik adalah tanda titik sesungguhnya sebagai akhir kalimat. Prinsip

pemotongan kutipan yang perlu diperhatikan adalah, sesudah dipotong, kelancaran kalimat masih tetap terjaga. Contohnya adalah sebagai berikut.

... only Sultan Agung and Sultan Mangkubumi

(Hamengkubuwana), alone among all the rulers of the House of Mataram to the end of Dutch rule in Indonesia, trully merit the applelation ‘great’ ....

(28)

Kutipan Tak Langsung

 Merupakan kutipan yang tidak sama persis dengan

 Merupakan kutipan yang tidak sama persis dengan

aslinya, melainkan diambil substansinya saja, dan

kemudian dikemukakan dengan menggunakan bahasa atau kalimat sendiri. Perujukan sumber kutipannya

dapat dilakukan sebelum dan sesudah penulisan kutipan. Contohnya adalah sebagai berikut.

 Menurut Soedarsono (2001:1), fungsi seni di

masyarakat itu sangat kompleks, di antaranya adalah sebagai pemenuhan kebutuhan estetis dan

(29)

Penulisan Daftar Pustaka

 Daftar pustaka merupakan keterangan mengenai sumber

rujukan yang digunakan dalam penulisan. Penulisan daftar

 Daftar pustaka merupakan keterangan mengenai sumber

rujukan yang digunakan dalam penulisan. Penulisan daftar pustaka harus diurut secara alfebet, didahulukan nama

akhir (jika nama pengarang lebih dari satu kata), dan tidak perlu menggunakan nomor urut. Gelar-gelar akademis,

seperti Drs. Dr. Profesor, dan lain sebagainya tidak perlu ditulis, meskipun dalam buku-buku terbitan Indonesia,

banyak penulis mencantumkan gelar-gelar tersebut. Daftar banyak penulis mencantumkan gelar-gelar tersebut. Daftar pustaka yang dijadikan rujukan penulisan itu dapat berupa buku, jurnal penelitian, tugas akhir, serta terbitan lainnya. Tiap-tiap jenis rujukan mengikuti aturan penulisan yang berbeda.

(30)

Sumber dari Buku

 Penulisan buku mengikuti urutan, nama belakang pengarang,

titik, tahun penerbitan, titik, judul buku dengan dicetak miring, titik, tahun penerbitan, titik, judul buku dengan dicetak miring, titik, nama kota tempat penerbitan, titik dua, nama penerbit, titik. Spasi penulisan daftar pustaka adalah satu. Apabila

pengarangnya lebih dari satu, nama pengarang kedua dan selanjutnya tidak dibalik penulisannya, dan jika nama

pengarangnya disingkat, maka penulisannya juga disingkat,

demikia juga sebaliknya. Apabila buku tersebut telah mengalami pengeditan atau cetak beberapa kali, disebutkan edisi keberapa dalam tanda kurung sesudah judul buku. Contohnya adalah dalam tanda kurung sesudah judul buku. Contohnya adalah sebagai berikut.

Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi

Revisi. Cetakan Keduapluh Satu. Bandung: Remaja Rosda Karya.

(31)

Jurnal dan Terbitan Ilmiah Sejenis

 Penulisan rujukan dari artikel di jurnal atau terbitan

 Penulisan rujukan dari artikel di jurnal atau terbitan

ilmiah lainnya yang sejenis mengikuti urutan: nama belakang pengarang, titik, tahun penerbitan, titik,

judul artikel diberi tanda petik dua, titik, nama jurnal dengan dicetak miring, koma, nomor penerbitan,

nomor halaman dalam jurnal, titik. Contohnya adalah sebagai berikut.

sebagai berikut.

 Iyananda, Imam. 2005. “Revitalisasi Orientasi

Pendidikan Seni Kita”. Jurnal Humaniora, 1, XX, hlm. 1-20.

(32)

Karya Ilmiah yang Tidak Diterbitkan

 Jenis rujukan ini dapat berbentuk tugas akhir mahasiswa,

skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian. Cara

 Jenis rujukan ini dapat berbentuk tugas akhir mahasiswa,

skripsi, tesis, disertasi, dan laporan penelitian. Cara

penulisannya mengikuti aturan seperti rujukan dari jurnal, namun untuk identitas jurnal diganti dengan identitas

jenis tugas akhir yang dirujuk, disertai istilah tidak

diterbitkan yang diberi tanda dalam kurung, kemudian disebutkan nama kota dan institusi tempat karya ilmiah tersebut dibuat. Contohnya adalah sebagai berikut.

tersebut dibuat. Contohnya adalah sebagai berikut.

Dinda. 2004. “Ideologi Gender dalam Representasi

Iklan di Media Massa”. Tesis (Tidak Diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

(33)

Dokumen Resmi

 Dokumen resmi merupakan dokumen-dokumen yang

dikeluarkan oleh lembaga resmi tertentu. Untuk dikeluarkan oleh lembaga resmi tertentu. Untuk rujukan ini, nama lembaga menggantikan nama penulis. Komponen lainnya mengikuti aturan yang sama seperti rujukan dari buku. Contohnya adalah sebagai berikut.

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. 2004. Panduan Tugas Akhir. Yogyakarta: FBS

Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta. 2004. Panduan Tugas Akhir. Yogyakarta: FBS

(34)

Internet

 Penulisan rujukan yang berasal dari internet

 Penulisan rujukan yang berasal dari internet

mengikuti aturan seperti rujukan buku, hanya

identitas kota dan penerbit digantikan dengan alamat situs internet. Jika tidak ada nama penrarangnya,

maka langsung saja ditulis judul artikelnya. Contohnya adalah sebagai berikut.

Letto, John. 2005. Deconstruction. Http://www.sagepub.

(35)

Bahwa kegiatan menulis—sebagaimana kerja lainnya— Bahwa kegiatan menulis—sebagaimana kerja lainnya— sebenarnya lebih berurusan dengan wilayah kemauan, bukan kemampuan. Ia—dunia kepenulisan—adalah

bukan sebuah zone yang eksklusif, melainkan inklusif. Menulis adalah seperti halnya membentuk sebuah

cawan, yang tidak hanya praktis untuk dipakai, menulis pada dasarnya sebuah seni, pekerjaan yang resah.

Proses pemikiran hanyalah satu tahap. Proses lainnya menyangkut sekian jam duduk di depan monitor

komputer, membesut, mengoreksi, menatah, menguji komputer, membesut, mengoreksi, menatah, menguji kata dan kalimat. Terutama bila kita bertekad agar tidak bosan dan membosankan, dan agar setiap tulisan tidak mengulang tulisan yang terdahulu, bahkan setiap kata mengulang kata sebelumnya, karena repetisi rasanya adalah sebuah cacat dalam proses kreatif.

(36)

PENGERTIAN DISKUSI

Asal kata diskusi:

- Discussio, discussi, discussum (bhs. Latin),

- Discussio, discussi, discussum (bhs. Latin),

berarti memeriksa, memperbincangkan,

membahas.

- discussion, berarti perundingan atau

pembicaraan.

Kesimpulan:

Kesimpulan:

Diskusi adalah sebagai poses bertukar pikiran

antara dua orang atau lebih tentang suatu

(37)

Tiga unsur pokok diskusi:

 Dilakukan oleh dua orang atau lebih.

 Ada masalah yang menjadi pokok pembicaraan.

 Ada masalah yang menjadi pokok pembicaraan.

(38)

Hakekat Masalah dalam Diskusi

 Yakni jika ada kesenjangan antara:

- Harapan dan kenyataan. - Harapan dan kenyataan. - Idea dan realita .

(39)

Komponen yang Terlibat

dalam Kegiatan Diskusi

dalam Kegiatan Diskusi

 Ketua

 Sekretaris

(40)

Saran untuk Ketua Diskusi

a. Harus dilakukan:

 Bersikap bersahabat.

 Bersikap bersahabat.

 Menjadi pendengar yang baik.

 Berpikiran terbuka.

 Berusaha mengerti maksud di balik pendapat

peserta.

 Berusaha mengerti sifat dan sikap peserta.

 Peka terhadap aksi dan reaksi peserta.

 Peka terhadap aksi dan reaksi peserta.

(41)

b. Hal yang perlu dihindarkan

Terlambat memulai diskusi.

Berbicara terlalu banyak.

Berbicara terlalu banyak.

Mencela peserta diskusi.

Membicarakan kejelekan orang lain.

Memaksakan pendirian.

Terlambat mengakiri diskusi.

(42)

Macam-macam peserta diskusi:

 Peserta biasa.  Penyaji sambutan.  Penyaji sambutan.  Penyaji/pemrasaran.  Peninjau.  Konsultan.

(43)

MACAM-MACAM DISKUSI

 Diskusi Kelompok  Diskusi Panel  Workshop/Lokakarya  Rapat Kerja  Seminar  Konferensi  Kongres  Simposium  Simposium  Kolokium  Sarasehan  Debat

(44)

a. Diskusi Kelompok

Diskusi yang dilaksnakan secara sederhana, dengan Diskusi yang dilaksnakan secara sederhana, dengan peserta terbatas, dan permasalahan yang

dibicarakan biasanya tidak terlalu kompleks, yang tujuannya untuk memahami, mendalami materi atau disiplin ilmu tertentu.

(45)

b. Diskusi Panel

Adalah kegiatan bertukar pikiran atau pengalaman Adalah kegiatan bertukar pikiran atau pengalaman antara tiga sampai enam orang ahli, yang dipandu oleh seorang ketua (moderator) dan disaksikan oleh sejumlah pendengar.

(46)

Pelaksanaan diskusi panel:

 Pendahuluan.  Pendahuluan.  Penyampaian gagasan.  Diskusi bebas.  Partisipasi pendengar.  Rangkuman.

(47)

c. Workshop/Lokakarya

Pertemuan yang khusus dihadiri oleh sekelompok orang yang pekerjaannya sejenis, untuk

(48)

Alasan diadakan lokakarya:

 Bermaksud mengevaluasi proyek kerja yang telah

dilaksanakan. dilaksanakan.

 Membutuhkan suasana kerja baru sesuai dengan

tuntutan dan kebutuhan baru.

 Bertukar pengalaman untuk meningkatkan kualitas

(49)

d. Rapat Kerja

Pertemuan wakil-wakil dari suatu instansi untuk mambahas masalah yang berkaitan dengan

(50)

e. Seminar

Berasal dari istilah latin “semin” yang berarti Berasal dari istilah latin “semin” yang berarti

“biji”atau “benih”. Sehingga seminar dapat diartikan

“tempat benih-benih kebijaksanaan disemaikan”.

Yang dibicarakan dalam seminar bukan hal-hal yang sangat teknis sifatnya, tetapi lebih bersifat

membanguna wacana, kebijaksanaan yang akan

dijadikan bagi masalah-masalah yang bersifat teknis. dijadikan bagi masalah-masalah yang bersifat teknis.

(51)

f. Konferensi

Dalam Ensikolpedi Indonesia berarti pembicaraan, rapat atau permusyawaratan antara wakil-wakil

rapat atau permusyawaratan antara wakil-wakil berbagai negara atau lembaga untuk membahas kepentingan bersama, guna pemecahan masalah atau pengambilan tindakan tertentu.

(52)

g. Konggres

Adalah sebuah pertemuan atau rapat besar yang dihadiri oleh peserta dalam jumlah sangat besar. dihadiri oleh peserta dalam jumlah sangat besar. Istilah lainnya adalah muktamar.

(53)

h. Simposium

Adalah bentuk diskusi yang diawali serangkaian

Adalah bentuk diskusi yang diawali serangkaian

pidato pendek oleh dua sampai empat orang

pakar, untuk menyampaikan

pandangan-pandangan mengenai pokok permasalahan yang

dipandu oleh seorang moderator. Sesudahnya,

peserta diminta untuk memberikan

peserta diminta untuk memberikan

tanggapan-tanggapannya.

(54)

i. Kolokium

Berbeda dengan simposium, dalam kolokium para pakar yang diundang hanya memberikan jawaban pakar yang diundang hanya memberikan jawaban yang diajukan oleh peserta tentang topik yang telah ditentukan, tanpa diawali dengan pidato.

(55)

j. Sarasehan

Adalah model diskusi yang format sifat suasananya Adalah model diskusi yang format sifat suasananya

mendekati santai, di samping permasalahan yang

dibahas tidak terlalu dibatasi, sehingga pembicaraan menjadi sangat kaya perspektifnya.

(56)

k. Debat

Adalah berbicara kepada lawan untuk membela

sikap, pendirian, pendapat, atau rencana dan

sikap, pendirian, pendapat, atau rencana dan

melawan sikap, pendirian, pendapat, atau

rencana lawan. Atau secara sederhana, dapat

dikatakan bahwa debat adalah tukar pikiran

tentang suatu hal dengan saling memberi alasan

untuk mempertahankan pendapatnya

masing-masing.

masing.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini dirancang untuk : (1) Mengetahui perancangan training object dan job sheet praktik pemrograman ATmega32 yang akan digunakan pada mata kuliah

Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa adanya kebutuhan media pembelajaran berbasis multimedia interaktif dan yang dikembangkan adalah produk Video Compact Disc

sekitar satu jengkal. Salah satu tangan diletakan diantara tulang rusuk bagian bawah dan perut bagian atas. Tarik nafas menggunakan hidung, dan rasakan gerakan tulang rusuk

Materi pembelajaran yang digunakan dalam pelatihan pola ritme untuk mahasiswa yang mengambil mata kuliah gitar 1 diambil dari salah satu lagu yang terdapat dalam buku

Mendeskripsikan teknik/ kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan lagu Mempraktikkan beberapa lagu anak berbahasa Inggris Teaching Resources (Songs) Demonstrasi dan Diskusi 

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

Pada tahap pendefinisian define telah disampaikan terkait dengan konsep yang dilakukan dalam pengembangan media job sheet praktik kerja plambing dan sanitasi yang nantinya akan