VI. LINGKUP PEKERJAAN PENGAWASAN
6.1. Pekerjaan Pendahuluan
Pekerjaan pendahuluan merupakan pekerjaan yang dilakukan sebelum
dilaksanakannya pekerjaan di lapangan. Jenis pekerjaan pendahuluan
mencakup sejumlah pemeriksaan terhadap : 1) aspek legal kontrak, 2)
pemahaman terhadap rencana dan prosedur kerja, serta 3) pemeriksaan (review)
disain lanskap yang digunakan pada lanskap jalan tol ruas CTC.
6.1.1. Pemeriksaaan Aspek Legal Kontrak
Aspek legal kontrak berkaitan dengan hukum dan peraturan yang
mengatur tentang kontrak jasa pemborongan dan merupakan kelengkapan
administratif yang dibutuhkan, baik oleh kontraktor maupun konsultan pengawas
sebagai dasar landasan hukum untuk melaksanakan semua kegiatan pekerjaan.
Kegiatan pertama yang dilaksanakan oleh konsultan pengawas adalah
pemeriksaaan terhadap lembar data proyek, pemeriksaan tersebut penting
dilakukan untuk memeriksa ada atau tidaknya cacat hukum dalam ketentuan
kontrak kerja. Lembaran data proyek yang terdapat dalam pekerjaan penataan
lanskap jalan tol ruas CTC terangkum di dalam Tabel 7.
Tabel 7. Rangkuman lembar data proyek penataan lanskap jalan tol ruas CTC
Nama Proyek : Pengawasan Teknik
Pekerjaan Penataan Lanskap pada Jalan Tol Cawang – Tomang – Cengkareng
Tujuan Proyek : Melaksanakan penataan lanskap pada jalan tol Cawang - Tomang – Cengkareng dan meningkatkan kualitas visual bagi kenyaman pengguna jalan tol.
Pemilik Proyek : PT Jasa Marga (Persero) Tbk.
Cabang Cawang – Tomang – Cengkareng Kepala Cabang : Ir. David Wijayatno
Konsultan Perencana : PT Beutari Nusakreasi Konsultan Pengawas : PT Beutari Nusakreasi
Kontraktor : PT Sinar Kemala
Total Nilai Pekerjaan : Rp. 989.996.000,- (termasuk PPN 10%)
Sumber Dana : Semua dibiayai terlebih dulu oleh Kontraktor (CPF) Kontrak Dimulai : Tanggal 05 November 2007
Masa Penanaman : 75 hari Kalender Masa Perawatan : 90 hari Kalender
Masa Pemeliharaan : 90 hari Kalender
Cakupan Proyek : Pekerjaan Penataan Lanskap pada Median dan Damija, Ruas Jagorawi, Ruas Cengkareng dan Revitalisasi Nurseri Cipinang
Ruang Lingkup Pekerjaan Lanskap
: Pekerjaan Softscape, didominasi oleh pekerjaan penanaman pohon, palm, perdu, semak dan rumput, sedangkan pekerjaan hardscape meliputi pemasangan instalasi pot serta revitalisasi nurseri Cipinang
Sumber : dokumen kontrak pelaksanaan kerja (kontraktor) dan konsultan pengawas
Lembar data tersebut di atas kemudian dilengkapi dengan surat
keputusan yang diterbitkan oleh pemberi tugas yang menegaskan keabsahan
administratif masing-masing pihak yang terlibat dalam pelaksanaan pekerjaan.
Dalam pelaksanaannya, kontraktor diatur oleh peraturan dan ketentuan
sebagaimana yang berlaku di dalam kontrak kerja berdasar kepada surat
keputusan yang dikeluarkan oleh pihak pemberi kerja yang tercantum pada Tabel
8.
Tabel 8. Aspek legal kontrak pelaksana kerja (kontraktor)
No ASPEK LEGAL NOMOR TANGGAL
1 Persetujuan dan Penetapan Pemenang
Pelelangan Terbatas FE.06.PM.01.1955 23 Oktober 2007 2 Pengumuman Pemenang Pelelangan
Terbatas FE.06.4.PTPL.22 24 Oktober 207
3 Pemberian Pelaksanaan Pekerjaan
(Gunning) FE.06.PM.01.1986 31 Oktober 2007 4 KJP
(Kontrak Jasa Pemborongan) FE.06.SPK.134
05 November 2007 5 Berita Acara Serah Terima Lahan 020/BAST/FE.06/2007 06 November
2007 6 SPMK
(Surat Perintah Mulai Kerja} FE.06.PM.01.2108
07 November 2007
7 Jaminan Pelaksanaan oleh Kontraktor
288/KC19/PM/SJPP/KASK/2007 Jaminan : 02 November 2007 sd. 12 Agustus 2008 02 November 2007
8 Asuransi Tenaga Kerja
(Jamsostek) - -
9 C A R’S - -
Berdasarkan hasil pemeriksaan tersebut, didapatkan bahwa kontraktor
belum melengkapi kelengkapan yang diperlukan secara sempurna. Kontraktor
belum menyerahkan bukti keikutsertaannya dalam program asuransi
perlindungan tenaga kerja (Jamsostek), yang penting untuk menjamin
perlindungan dan keselamatan pekerja selama masa konstruksi di lapangan.
Sedangkan CAR’S (Contractor All RiskS) merupakan salah satu bentuk asuransi
yang melimpahkan segala bentuk klaim dari pihak ketiga disaat terjadi
kecelakaan yang terjadi di ruas jalan tol lokasi pekerjaan lanskap yang
disebabkan oleh adanya kelalaian kontraktor atau kecelakaan lain yang
disebabkan oleh adanya kegiatan dari proyek tersebut.
Konsultan pengawas kemudian menginformasikan kekurangan tersebut
kepada pihak pemberi kerja maupun kepada kontraktor melalui pernyataan tidak
resmi pada rapat pendahuluan (Pre-Construction Meeting - PCM) yang
dilaksanakan tanggal 8 November 2007, hal tersebut kemudian dipertegas
dengan dikeluarkannya surat resmi 001/CTC-BNK/XI/2007 yang ditujukan
kepada kontraktor menyangkut hal tersebut. Dalam pelaksanaannya, kontraktor
baru dapat memenuhi persyaratan keikutsertaan dalam program asuransi tenaga
kerja pada terakhir dengan menyerahkan bukti secara langsung kepada pihak
pemberi kerja. Sedangkan aspek legal kontrak yang berkenaan dengan
keabsahan administratif konsultan pengawas dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Aspek legal kontrak konsultan pengawas
No ASPEK LEGAL NOMOR TANGGAL 1 Berita Acara Pembuktian Kualifikasi
Seleksi Langsung Pekerjaan Jasa Konsultasi Penataan Lanskap
FE.06.4.PLPL.14 19 September 2007 2 Pengumuman Pemenang Pelelangan Terbatas FE.06.4.PLPL 21 September 2007 3 Persetujuan Pemenang Seleksi
Langsung
FE,06.PM.01.1833 20 September
2007 4 Pemberian Pelaksanaan Pekerjaan
(Gunning)
FE.06.PM.01.1823 26 September
2007 5 Surat Penetapan Hasil Negoisasi FE.06.PPHm.082.1.1 20 September
2007 6 Berita Acara Hasil Evaluasi FE.06.4.PLPL.13 18 September
2007 7 Penawaran Pihak Kedua beserta
Lampiran-Lampirannya
749 / BNK - / IX / 2007 17 September 2007 8 Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) FE.06.PM.01.1900 3 oktober 2007
Berdasarkan ketentuan dalam dokumen kontrak konsultan pengawas,
pekerjaan pengawasan yang dilaksanakan oleh konsultan pengawas secara
resmi dimulai pada tanggal 3 Oktober 2007 dengan diterbitkannya Surat Perintah
Mulai Kerja (SPMK). Jangka waktu yang tersedia sebelum dikeluarkannya SPMK
bagi kontraktor dimanfaatkan untuk memahami rencana dan prosedur kerja yang
diajukan dan melakukan pemeriksaan terhadap gambar rencana dan gambar
kerja yang digunakan.
6.1.2. Pemahaman Rencana Proyek dan Alur Kerja Pengawasan
Rencana proyek merupakan dokumen inti dari manajemen pelaksanaan
pekerjaan (Westland 2006). Pemahaman tim konsultan pengawas terhadap
rencana proyek dan prosedur kerja yang digunakan merupakan hal yang sangat
penting untuk mengetahui rencana dan tindakan kontraktor dalam melaksanakan
pekerjaan agar sesuai dengan waktu dan mutu pekerjaan yang telah ditetapkan.
Untuk memudahkan pemahaman terhadap rencana proyek, dilakukan
pembagian lingkup pekerjaan kedalam rangkaian hirarki tahapan pekerjaan,
aktifitas dan tugas yang harus dilaksanakan untuk dapat menjalankan pekerjaan
dengan baik. Istilah ini lebih dikenal dengan ‘Work Breakdown Structure’ (WBS).
WBS adalah pembagian rangkaian pekerjaan ke dalam bentuk pohon hierarki
yang berorientasi pada hasil akhir (induk cabang). Aplikasi dari metode WBS
dalam proyek ini dapat dilihat pada Lampiran 22. Secara garis besar, dalam
pekerjaan penataan lanskap jalan tol ruas CTC rencana proyek yang diperiksa
dan diawasi pelaksanaanya oleh konsultan pengawas dikategorikan kedalam dua
kelompok utama, yaitu rencana pekerjaan non-penanaman dan rencana
pekerjaan penanaman.
6.1.2.1. Pemeriksaan Rencana Pekerjaan Non-Penanaman
Pemeriksaan terhadap rencana kerja non-penanaman merupakan
pemeriksaan yang dilakukan terhadap rencana kerja selain kegiatan penanaman,
baik pra-penanaman maupun pasca-penanaman. Rencana pekerjaan
non-penanaman yang dilaksanakan oleh kontraktor mencakup 2 (dua) jenis
pekerjaan, yaitu :
1. Pekerjaan persiapan lahan, terdiri atas recana sub-pekerjaan :
a. Mobilisasi dan demobilisasi kontraktor
b. Pengadaan kantor dan gudang lapang
c. Pengadaan tempat penampungan tanaman (nurseri) sementara
d. Pengadaan kelengkapan keamanan dan keselamatan kerja
e. Pengaturan lalu-lintas
f. Pengadaan foto proyek
g. Pengadaan alat bantu kerja
h. Pembersihan lahan penanaman
i. Pekerjaan pematokan (staking) tanaman
j. Pengadaan penopang bambu
2. Pekerjaan revitalisasi nurseri, terdiri atas rencana sub-pekerjaan :
a. Pembersihan
lahan
b. Instalasi paranet dan tiang penyangga
c. Maintenance path paving
d. Pengadaan titik air
e. Pemangkasan pohon eksisting, dan
f. Pembuatan lubang pengolahan kompos
Berdasarkan rencana kerja kontraktor yang terdapat pada Lampiran 23,
dapat diketahui bahwa distribusi sumberdaya yang digunakan oleh kontraktor
akan banyak digunakan pada minggu-2 dan minggu-3 yang mencakup hampir
seluruh sub-jenis pekerjaan kecuali : pengadaan P3K, pengaturan lalu lintas dan
pengadaan foto proyek. Dalam rencana tersebut, pekerjaan pengaturan lalu
lintas tidak didistribusiakan secara merata dan hanya dilaksanakan pada minggu
ke-1, minggu-5 dan minggu-10 padahal kegiatan tersebut merupakan kegiatan
yang sangat penting dalam mengiringi pelaksanaan pekerjaan penanaman.
Sedangkan pekerjaan revitalisasi nurseri dikonsentrasikan pada minggu-4
sampai dengan minggu-6 dengan perhatian utama pada pekerjaan pemasangan
(instalasi) paranet dan pembuatan titik air. Waktu yang direncanakan kontraktor
dalam melaksanakan pekerjaan tersebut dirasakan kurang cocok mengingat
peran nurseri yang sangat penting sebagai lokasi aklimatiasasi tanaman.
6.1.2.2. Pemeriksaan Rencana Pekerjaan Penanaman
Rencana pekerjaan penanaman yang dilaksanakan oleh kontraktor
mencakup item pekerjaan sebagai berikut :
1) Pekerjaan pembentukan tanah, yang mencakup sub-pekerjaan :
a. Pemberian tanah subur
b. Pemberian pupuk kandang
c. Pembentukan dan pengolahan tanah
d. Pembuatan lubang tanam
2) Pekerjaan penanaman ruas Cengkareng; dan
3) Pekerjaan penanaman ruas Jagorawi
Jenis tanaman, lokasi ruas penanaman serta jumlah tanaman yang
digunakan dalam penataan lanskap jalan tol ruas CTC dapat dilihat pada
Lampiran 19. Jenis tanaman yang digunakan pada lanskap jalan tol ruas
Jagorawi dan lanskap jalan tol ruas Cengkareng secara keseluruhan didominasi
oleh pohon dan palm, sedangkan tanaman semak, groundcovers dan rumput
hanya digunakan pada lokasi tertentu sebagai aksen (accent). Sedangkan
spesifikasi dari masing-masing jenis tanaman yang digunakan dalam pekerjaan
penataan lanskap dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Spesifikasi tanaman lanskap yang digunakan dalam pekerjaan
No. RUAS CENGKARENG SPESIFIKASI
Pohon/Palem
1 Palem Anggur (Latania sp) 2.5 m oht
2 Bintaro (Cerbera odollam) 3.0 m oht (branching) 75 mm dia 3 Thevetia (Thevetia peruviana) 1.2 m oht (branching) 4 Ki Hujan (Samanea saman) 3.0 m oht (branching), 150 mm dia 5 Kamboja (Plumeria rubra) 3.0 m oht (branching) 6 Kamboja Bali (Plumeria fragrans) 3.0 m oht (branching) 7 Palem Jepang (Ptycosperma macharthurii) 2.0 m oht 8 Bunga Merak (Caesalpinia pulcerrima) 0.8 m oht
9 Pucuk Merah (Eugenia oleana) 1.0 m oht
Shrubs & Ground Covers
1 Bunga Mentega (Nerium oleander) 300 mm oht
2 Bunga Mentega Var. (Nerium oleander var.) 300 mm oht
3 Pandan Kuning (Pandanus pygmeus) 300 mm oht
4 Lili Air Mancur (Hymenocallis speciosa) 200 mm oht
5 Pisang Hias (Helliconia sp.) 300 mm oht
6 Lantana (Lantana spp) 300 mm oht
7 Rumput Paetan (Axonopus compresus) close turfing
RUAS JAGORAWI SPESIFIKASI
Pohon/Palem
1 Palem Sadeng (Livistona rotundifolia) 2.5 m oht 2 Palem Sadeng (Livistona rotundifolia) 3.0 m oht 3 Palem Sadeng (Livistona rotundifolia) 3-4 m oht 4 Bunga Kupu-kupu (Bauhinia purpurea) 3.0 m oht (branching) 75 mm dia
5 Kamboja (Plumeria rubra) 2.5 m oht (branching) 6 Ki Hujan (Samanea saman) 3.0 m oht (branching), 150 mm dia
7. Pucuk Merah (Eugenia oleana) 1.0 m oht
Shrubs & Ground Covers
1 Pandan Kuning (Pandanus pygmeus) 300 mm oht
2 Pisang Hias (Helliconia psittacorum) 300 mm oht
3 Nusaenda (Musaenda philipinensis) 300 mm oht
4 Lili Air Mancur (Hymenocallis speciosa) 200 mm oht
5 Euphorbia (Euphorbia millii) 300 mm oht
6 Bunga Kertas (Bougainvillea glabra) 500 mm oht
7 Rumput Paetan (Axonopus compresus) close turfing Sumber : dokumen kontrak konsultan pengawas
Keterangan : OHT (Overall Hight Trunk)
Close turfing : penanaman rumput dengan metode sodding
Melalui pemeriksaan terhadap jenis pekerjaan yang terdapat dalam
kesepakatan dokumen kontrak, pekerjaan penataan lanskap didominasi oleh
pekerjaan penataan elemen lanskap lunak (softscape) berupa penanaman
tanaman palm, pohon, semak, perdu, groundcovers dan rumput dengan
perincian tanaman sebanyak 2.373 pohon, 456 palm, 114.464 polybag semak,
1.865 perdu dan 1.419 m
2rumput.
Gambar 6. Persentase jenis tanaman lanskap berdasarkan jumlah
Dalam klasifikasi persentase berdasarkan jumlah, dapat dilihat bahwa
tanaman semak mendominasi lanskap keseluruhan sebesar 95 %, diikuti dengan
pohon 1.97 %, perdu 1.55 %, rumput 1.18 % dan palm sebesar 0.38 %.
Pengklasifikasian ini berfungsi untuk memberikan pemahaman dan Gambaran
mental (mental image) kepada anggota konsultan pengawas mengenai bentukan
lanskap yang akan terbentuk berkaitan dengan pekerjaan pengawasan di
lapangan. Sedangkan pengklasifikasian kedua dilakukan berdasarkan nilai bobot
pekerjaan dipergunakan oleh konsultan pengawas dalam membantu kontraktor
Σ Pekerjaan n
Σ Nilai Kontrak Keseluruhan
Bn =
x
100 %menentukan prioritas dan rangkaian proses pekerjaan lanskap yang harus
diselesaikan dalam memenuhi tenggat waktu pekerjaan serta urutan dari jenis
tanaman yang dipersiapkan agar dapat tersedia dalam waktu dan jumlah yang
tepat. Persentase bobot pekerjaan penanaman per kategori tanaman dapat
dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Persentase jenis tanaman lanskap berdasarkan bobot pekerjaan
Dalam penentuan bobot dari masing-masing jenis pekerjaan lanskap tersebut,
digunakan persamaan :
dimana,
Bn = Bobot pekerjaan ke-n
Σ Pekerjaan n = (nilai kontrak item pekerjaan ke-n x Σ item-n)
Σ Nilai Kontrak Keseluruhan = Σ (nilai kontrak item pekerjaan 1+2+…+n)
Sebagai contoh, tanaman palm anggur (Latania sp.) dengan bobot
pekerjaan yang tercantum dalam kontrak adalah sebesar 6.85 % dan diperoleh
dari perhitungan :
112 x Rp. 550.000 Rp. 899.997.083 Bobot pekerjaan
penanaman palm anggur
= x100 %
Dalam perhitungan tersebut, jumlah tanaman palm anggur (Latania
sp.)sesuai dengan kesepakatan kontrak adalah sebanyak 112 buah pohon
dengan harga satuan yang diajukan oleh kontraktor sebesar Rp. 550,000. Kedua
angka tersebut dikalikan dan hasilnya kemudian dibagi dengan nilai kontrak
keseluruhan yang bernilai Rp. 899,997,083 sehingga diperoleh bobot kerja
penanaman palm anggur sebesar 6,85 %. Nilai kontrak yang digunakan untuk
pembagian tersebut merupakan nilai kontrak yang telah dikurangi oleh kewajiban
pajak sebesar 10 %.
Persamaan tersebut tidak hanya digunakan untuk mengetahui bobot
pekerjaan penanaman masing-masing jenis tanaman, tetapi juga untuk
mengkalkulasikan bobot seluruh jenis pekerjaan yang ada dalam dokumen
kontrak, termasuk di dalamnya seluruh jenis pekerjaan non-penanaman.Secara
keseluruhan, urutan bobot pekerjaan penanaman per kategori tanaman pada
kedua ruas jalan tersebut secara berturut-turut adalah semak, pohon, palm,
perdu dan rumput. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik,
pembobotan tersebut kemudian lebih dirincikan kembali dengan
mengelompokannya berdasarkan masing-masing ruas pekerjaan dan jenis
tanaman tersebut, sebagaimana yang terlihat pada Tabel 11 dan Tabel 12.
Tabel 11. Bobot pekerjaan penanaman per jenis tanaman pada lanskap jalan tol
ruas Cengkareng
No. Jenis Tanaman Jumlah Satuan Bobot Pekerjaan (%)
A. Pohon/Palm
1 Palm Anggur (Latania sp) 112 ph 6.845 2 Bintaro (Cerbera odollam) 790 ph 4.169 3 Thevetia (Thevetia peruviana) 538 ph 1.196 4 Ki Hujan (Samanea saman) 150 ph 2.500 5 Kamboja (Plumeria rubra) 40 ph 0.333 6 Kamboja Bali (Plumeria fragrans) 10 ph 0.222 7 Palm Jepang (Ptycosperma macharthurii) 225 ph 0.875 8 Bunga Merak (Caesalpinia pulcerrima) 265 ph 0.368 9 Pucuk Merah (Eugenia oleana) 255 ph 1.983
SUB TOTAL A 18.491 B. Shrubs & Ground Covers
1 Bunga Mentega (Nerium oleander) 10,500 plb 2.042 2 Bunga Mentega Var. (Nerium oleander var.) 10,500 plb 2.625 3 Pandan Kuning (Pandanus pygmeus) 1,800 plb 0.225 4 Lili Air Mancur (Hymenocallis speciosa) 1,800 plb 0.140 5 Pisang Hias (Helliconia sp.) 1,600 plb 0.178
6 Lantana (Lantana spp) 16,000 plb 1.778 7 Rumput Paetan (Axonopus compresus) 50 m2 0.017 Sumber : dokumen kontrak konsultan pengawas
Dari bobot pekerjaan penanaman pada lanskap jalan tol ruas Cengkareng
yang terdapat dalam Tabel 16, didapatkan hasil sebagai berikut : tanaman palm
anggur (Latania sp.) merupakan jenis tanaman dengan bobot pekerjaan yang
paling tinggi yaitu sebesar 6,85 %, diikuti dengan bintaro (Cerbera odolam) 4,62
% dan ki hujan (Samanea saman) sebesar 2,50 %. Pada tanaman semak dan
groundcovers urutan bobot pekerjaan berurut dengan bunga mentega (Nerium
oleander) dengan bobot pekerjaan sebesar 4,67 % sebagai jenis semak dengan
bobot pekerjaan tertinggi, diikuti oleh lantana (Lantana sp.) sebesar 1,78 %,
pandan kuning (Pandanus pygmeus) sebesar 0,23 % dan Lili air mancur
(Hymenocalis speciosa) sebesar 0,14 % sebagai jenis tanaman dengan bobot
pekerjaan terkecil pada lanskap jalan tol ruas Cengkareng.
Sedangkan berdasarkan bobot pekerjaan penanaman pada lanskap jalan
tol ruas Jagorawi dapat dilihat pada pada Tabel 12.
Tabel 12. Bobot pekerjaan penanaman per jenis tanaman pada lanskap jalan tol
ruas Jagorawi
No. Jenis Tanaman Jumlah Satuan Bobot Pekerjaan (%)
1 Palm Sadeng (Livistona rotundifolia) 45 ph 1.563 2 Palm Sadeng (Livistona rotundifolia) 24 ph 1.000 3 Palm Sadeng (Livistona rotundifolia) 50 ph 2.500 4 Bunga Kupu-kupu (Bauhinia purpurea) 250 ph 2.778 5 Kamboja (Plumeria rubra) 89 ph 0.742 6 Ki Hujan (Samanea saman) 18 ph 0.300 7. Pucuk Merah (Eugenia oleana) 233 ph 1.812
SUB TOTAL A 10.694 B. Shrubs & Ground Covers
1 Pandan Kuning (Pandanus pygmeus) 23,904 plb 2.988 2 Pisang Hias (Helliconia psittacorum) 21,904 plb 2.434 3 Nusaenda (Musaenda philipinensis) 1,600 plb 1.111 4 Lili Air Mancur (Hymenocallis speciosa) 23,904 plb 1.859 5 Euphorbia (Euphorbia millii) 2,507 plb 2.437 6 Bunga Kertas (Bougainvillea glabra) 45 plb 0.030 7 Rumput Paetan (Axonopus compresus) 1,369 m2 0.456
SUB TOTAL B 11.315
Tanaman palm sadeng (Livistonia rotundifolia) keseluruhan merupakan
jenis tanaman dengan bobot pekerjaan yang paling tinggi yaitu sebesar 5,06 %,
diikuti dengan bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea) 2,79 %, pucuk merah
(Euginia oleana) sebesar 1,81 % dan ki hujan (Samanea saman) sebagai jenis
tanaman dengan bobot pekerjaan terkecil yaitu sebesar 0,30 %. Pada tanaman
semak dan groundcovers, pandan kuning (Pandanus pygmeus) merupakan
tanaman dengan bobot pekerjaan tertinggi dengan bobot sebesar 2,99 %,
euphorbia (Euphorbia milii) sebesar 2,44 %, pisang hias (Helliconia psitacorum)
sebesar 2,43 % dan bunga kertas (Bougenvillea glabra) sebagai jenis semak
dengan bobot pekerjaan terkecil yaitu sebesar 0,03 %.
Dengan mengetahui bobot dari masing-masing pekerjaan penanaman,
diketahui bahwa tanaman palm anggur (Latania sp.) merupakan tanaman yang
memiliki bobot pekerjaaan terbesar terhadap kemajuan (progress) pekerjaan
penanaman pada penataan lanskap jalan tol ruas Cengkareng, sedangkan palm
sadeng (Livistonia rotundifolia) memiliki bobot pekerjaan terbesar terhadap
kemajuan pekerjaan pada lanskap jalan tol ruas Jagorawi. Hasil tersebut bukan
merupakan suatu hal yang positif dikarenakan beberapa sebab, yaitu : 1)
tanaman palm, baik palm sadeng dan palm anggur merupakan tanaman yang
rentan terhadap perlakuan penanaman kembali (transplanting), terutama bila
perawatan pasca-penanaman tidak dilaksanakan dengan baik. Perhatian lebih
diberikan pada tanaman tersebut mengingat kondisi lanskap jalan tol yang
kurang mendukung terhadap pertumbuhan tanaman, 2) memiliki nilai ekonomis
tinggi dibandingkan jenis tanaman lain dan 3) ketersediaannya di pasaran
terbatas, terutama bila harus memenuhi spesifikasi yang terdapat dalam
dokumen kontrak.
Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, konsultan pengawas
memberikan perhatian khusus terhadap penangan tanaman palm pada kedua
ruas jalan tersebut. Sejumlah saran dan masukan juga diberikan kepada pekerja
penanaman di lapangan untuk meningkatkan keberhasilan penanaman, terutama
tanaman-tanaman yang memiliki bobot pekerjaan yang cukup besar terhadap
kemajuan pekerjaan secara keseluruhan seperti tanaman palm dan pohon
berukuran besar lainnya. Saran juga diberikan terhadap jenis tanaman yang
diprediksikan akan mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan lingkungan
jalan tol yang kurang bersahabat seperti tanaman Lantana sp yang ditanam pada
ruas Cengkareng Km 25+000 sampai dengan Km 27+000.
Adapun saran yang diberikan dalam untuk meningkatkan kemungkinan
hidup tanaman palm setelah perlakuan penanaman kembali (transplanting)
adalah :
1) khusus untuk tanaman palm, apabila belum tiba waktu penanaman,
tanaman hanya diperkenankan untuk ditaruh pada tempat ternaungi untuk
waktu 2-3 hari dengan penyiraman secara rutin yang ditujukan untuk
menjaga kelembaban bola akar
2) tanaman palm harus diusahakan untuk ditanam dengan kedalaman yang
sama dengan lokasi asalnya. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi
pembusukan atau timbulnya penyakit akar
3) seluruh tanaman yang baru ditanam harus disiram hingga tanah disekitar
tanaman tersebut basah hingga kedalaman ± 20 cm atau sesuai dengan
ketentuan pada dokumen kontrak
Tanaman palm yang belum tiba masa tanamnya ditempatkan pada
sebuah lubang tanam sementara yang disediakan khusus untuk menampung
tanaman palm hingga tiba waktu penanamannya, hal ini dimaksudkan untuk
memudahkan perawatan tanaman tersebut selama masih berada di nurseri
sementara seperti yang tampak pada Gambar 8.
Gambar 8. Tanaman palm pada lokasi tempat penampungan (nurseri) sementara
Sedangkan pada pekerjaan penanaman semak dan rumput diprediksi
tidak akan menimbulkan hambatan terhadap kemajuan (progress) pekerjaan jika
dilaksanakan sesuai dengan panduan pekerjaan penanaman dengan
menggunakan tenaga penanaman yang terampil dan berpengalaman. Hal yang
disarankan untuk diperhatikan oleh kontraktor dalam melakukan penanaman
semak dan rumput antara lain :
1) tanaman semak dipindahkan dengan cara dipegang polybagnya dan
bukan pada bagian batangnya
2) waktu penanaman merupakan hal yang harus diperhatikan. Penanaman
hanya diperkenankan pada pagi atau sore hari
Dalam pemeriksaan terhadap rencana kerja proyek secara keseluruhan
diperoleh hal seperti berikut : pekerjaan persiapan memiliki bobot 17,89 %,
pekerjaan pengadaan tanah sebesar 9,94 %, pekerjaan revitalisasi nurseri 2,58
%, pekerjaan penanaman 53,71 %, pekerjaan perawatan 9,81 % dan pekerjaan
pemeliharaan sebesar 5,97 %. Kegiatan magang yang dilangsungkan pada masa
penanaman mencakup seluruh jenis pekerjaan kecuali pekerjaan yang terdapat
pada masa perawatan dan masa pemeliharaan. Bobot kerja pada masa
penanaman itu sendiri secara keseluruhan adalah sebesar 84,50 % terhadap
penyelesaian proyek.
Berdasarkan pemeriksaaan terhadap rencana proyek kontraktor, dapat
diketahui bahwa rencana kerja tersebut menggunakan pendekatan (iterative).
Pendekatan ini merupakan pendekatan pelaksanaan kerja yang dilaksanakan
secara simultan. Sejumlah pekerjaan dilaksanakan pada waktu yang bersamaan
dengan pola distribusi kerja secara paralel (Idad, 2003). Hal yang perlu
diperhatikan pada pengaplikasian rencana kerja dengan menggunakan
pendekatan semacam itu adalah distribusi bobot kerja per minggu terbesar
dengan jenis pekerjaan kerja yang paling banyak. Pada distribusi kerja dalam
rencana kerja kontraktor dapat diketahui bahwa jumlah bobot kerja terbesar
terdapat pada minggu-8 yang mencapai bobot kerja hingga 11,709 %. Implikasi
dari penerapan pendekatan tersebut adalah tingginya tuntutan terhadap
kemampuan kontraktor dalam menyediakan dan mendistribusikan alat, bahan
dan tenaga kerja pada masing-masing lokasi pekerjaan yang berjauhan satu
sama lain.
6.1.3. Pemeriksaan Disain
Pemeriksaan terhadap konsep dan disain lanskap merupakan salah satu
tugas pendahuluan yang dilakukan oleh konsultan pengawas yang dimaksudkan
untuk memperoleh pemahaman terhadap konsep dan rancangan yang hendak
diterapkan oleh tim perencana dan memeriksa apakah konsep tersebut dapat
diterapkan di lapang melalui pembandingan terhadap ketentuan teknis
penanaman lanskap jalan yang telah ditentukan oleh Dirjen Bina Marga tahun
1996 mengenai Tata Cara Perencanaan Teknik Lanskap Jalan.
Pemeriksaan terhadap disain lanskap dilaksanakan selama satu minggu
sebelum pekerjaan lanskap dimulai, kegiatan tersebut mencakup pemeriksaan
terhadap konsep lanskap, gambar kerja, gambar rencana dan dokumen
spesifikasi lanskap. Pemeriksaan (review) disain dilaksanakan dengan
melakukan pemeriksaan silang (cross-references) antar dokumen yang tersedia
dan melakukan pembahasan secara langsung dengan perwakilan tim perencana.
Disain penataan lanskap jalan tol ruas Cawang – Tomang – Cengkareng
secara garis besar dibagi atas dua jalur utama, yaitu jalur median dan damija
(daerah milik jalan) yang masing-masing berada di ruas jalan tol Jagorawi
sepanjang 2,8 km dan ruas Cengkareng sepanjang 11,8 km. Adapun jadwal kerja
dalam melaksanakan pemeriksaan disain lanskap pada kedua ruas jalan tol
Jagorawi dan Cengkareng dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Alokasi waktu pemeriksaan konsep dan gambar kerja
Oktober - November 2007 No Kegiatan
31 1 2 3 4 5 6
1 Pemeriksaan konsep lanskap
a. Ruas Cengkareng b. Ruas Jagorawi
2 Pemeriksaan Gambar rencana dan Gambar kerja a. Ruas Cengkareng
b. Ruas Jagorawi
Dari jadwal kegiatan pemeriksaan yang dilaksanakan oleh konsultan
pengawas pada tabel di atas, dapat dilihat bahwa pemeriksaan terhadap gambar
kerja ruas Cengkareng memerlukan waktu yang lebih dibandingkan dengan
pemeriksaan lainnya. Hal ini disebabkan karena minimnya kelengkapan gambar
yang dihasilkan oleh konsultan perencana pada lanskap jalan tersebut sehingga
diperlukan waktu dan pemahaman yang lebih dalam melakukan pemeriksaan
dan koreksi. Sebagai hasil akhir dari kegiatan pemeriksaan (review) disain,
konsultan pengawas memberikan sejumlah koreksi terhadap kekurangan dan
kesalahan yang ada pada gambar kerja kedua ruas jalan tersebut.
Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari pihak perencana, konsep
yang hendak diterapkan pada lanskap ruas jalan tol CTC adalah sebuah
penataan lanskap dengan disain sederhana (simple) berkesan formal,
modern-minimalis menggunakan tanaman eksotis yang disusun menggunakan pola
geometris. Tanaman yang digunakan, disusun dan ditanam secara berkelompok
(mass planting) pada titik-titik tertentu, terutama pada lokasi yang memiliki nilai
visualitas rendah (bad view). Fungsi utama tanaman dalam mengatasi
permasalahan tersebut adalah dengan jalan menempatkan tanaman sebagai
elemen penghias (ornament), penyangga (buffer), pemersatu (unity) dan
penghalang (screen). Kelompok tanaman ditata dan ditanam dalam jarak
tertentu, baik jarak antar tanaman maupun jarak tanaman terhadap badan jalan.
Kontinuitas jarak dan tema penanaman ditujukan untuk memberikan pengaruh
terhadap psikologis pengguna jalan. Dengan penataan teratur dan konsep
lanskap yang jelas, kesan visual yang baik terhadap tapak diharapkan akan
semakin kuat.
6.1.3.1. Konsep lanskap ruas jalan tol Cengkareng
Penataan lanskap ruas jalan tol Cengkareng dititik beratkan pada : 1)
areal bahu jalan, 2) areal median; dan 3) gerbang bandara sebagaimana yang
tampak pada Gambar 9.
Gambar 9. Konsep umum penataan lanskap Cengkareng
Konsep penataan lanskap ruas jalan tol Cengkareng direncanakan dan
dirancang lebih lembut dibandingkan konsep lanskap ruas Jagorawi. Rancangan
bertema semi-formal diambil untuk mengakomodasi kebutuhan pengguna jalan
tol mengingat kondisi lingkungan pada areal ini yang kurang mendukung bagi
pertumbuhan tanaman secara optimal. Penerapan pola semi-formal diterapkan
melalui pemilihan jenis tanaman dan penataannya yang menggunakan pola
penanaman tidak teratur (irregular). Kehadiran tanaman bertajuk lebar dengan
komposisi ragam tanaman ditujukan untuk menciptakan kesan teduh dan
nyaman. Penanaman tanaman secara berkelompok (mass planting) dan rapat
pada bahu jalan ditujukan untuk mengurangi kesan keras (harsh) pada
lingkungan di sepanjang jalan tol. Elemen keras lanskap (hardscape) yang
terekspos pada bagian ruas tertentu dikamuflasekan dengan penggunaan
tanaman penghalang (screen) untuk menghasilkan kesan lembut dan juga
estetis.
6.1. 3.1.1. Konsep areal gerbang bandara
Konsep dan Gambar kerja untuk penataan areal gerbang bandara yang
tidak disertakan dalam dokumen kerja mempersulit kegiatan pemeriksaaan
(review) dan penerapan di lapangan sehingga dibutuhkan inisiatif tersendiri dari
konsultan pengawas dengan saran dan masukan dari konsultan perencana.
6.1.3.1.2. Konsep areal median dan bahu jalan
Penataan tanaman pada area median dan bahu jalan pada ruas
Cengkareng dapat dilihat di Gambar 10.
Gambar 10. Konsep penataan tanaman pada median dan bahu jalan
Konsep penataan pada areal median dan bahu jalan bertemakan semi
formal. Pada median jalan penyeragaman tema jenis tanaman yang digunakan
AREA TANGGUL TAMPAK ATAS
AREA MEDIAN
cm
berlaku hingga jarak tertentu guna mempertegas kesan lanskap jalan tol yang
berbunga dan untuk mengefisiesikan pemeliharaan. Pergantian tema tanaman
pada bagian median jalan difungsikan untuk memecah kemonotonan dalam
perjalanan.
Hal yang membedakan penanaman ruas Cengkareng dengan ruas
Jagorawi terletak pada adanya penanaman semak di sepanjang garis tanggul,
namun sayangnya konsep penanaman tersebut tidak dilengkapi dengan Gambar
kerja penanaman sehingga konsep tersebut sulit untuk dipahami dan
dikhawatirkan mengakibatkan kesalahan pemahaman terutama bagi para pekerja
di lapangan.
Dengan penataan lanskap jalan tol ruas Cawang-Tomang-Cengkareng,
diharapkan damija dan median yang ada akan lebih tertata dengan baik dengan
adanya pohon-pohon hijau dan tanaman bunga berwarna-warni yang ditata
secara masal. Jalan tol yang memiliki pohon yang berbunga berwarna-warni
pada damija dan median jalan diharapkan akan dapat menciptakan karakter yang
khas dalam membentuk sebuah gardening toll road khususnya pada lanskap
jalan tol ruas Cengkareng.
6.1.3.2. Konsep lanskap ruas jalan tol Jagorawi
Konsep umum penataan lanskap jalan tol ruas Jagorawi diperlihatkan
pada Gambar 11.
Gambar 11. Konsep umum penataan lanskap ruas Jagorawi
Sebagaimana tampak pada Gambar 11, lokasi tanam antar
masing-masing lokasi berdekatan satu sama lain. Penataan lanskap ruas jalan tol
Jagorawi memiliki daerah tanaman yang lebih kecil dibandingkan dengan lokasi
TAMPAK ATAS
TAMPAK SAMPING
penanaman pada ruas Cengkareng, sehingga penanaman hanya dititik beratkan
pada : 1) areal gerbang tol, 2) areal kantor cabang, 3) areal bahu jalan (damija),
4) areal median jalan, dan 5) area penerimaan (entrance area) nurseri.
6.1.3.2.1. Konsep areal gerbang tol
Gerbang tol merupakan salah satu bagian jalan tol yang didominasi oleh
struktur bangunan yang berfungsi melaksanakan fungsi pelayanan pembayaran
pengguna jalan (tol). Penataan lanskap yang dapat dilakukan pada areal ini
sangat terbatas dikarenakan tidak tersedianya ruang dan media tanam alami
yang dapat dimanfaatkan untuk penanaman. Salah satu metode umum yang
digunakan dalam melembutkan suasana yang terdapat pada lanskap gerbang tol
adalah dengan melakukan penanaman pada sebuah pot yang disusun
menyerupai penataan sebuah container garden dengan menggunakan
elemen-elemen keras berwarna monokromatik.Tanaman ditata dengan prinsip container
garden menggunakan pot dengan disain sederhana (simple) dan alur penataan
memanjang (linear) seperti yang tampak pada Gambar 12.
Gambar 12. Konsep penataan gerbang to
lPot yang diusulkan pada ruas jalan tol Cawang diletakkan pada gerbang
tol Cililitan 2 (gerbang tol satelit), sedangkan pada ruas jalan tol Cengkareng
diletakan pada gerbang tol Prof. Dr. Sedyatmo dengan jumlah pot pada
masing-masing gerbang sebanyak 44 buah pot tipe A berukuran kecil dan 22 pot tipe B
berukuran besar. Dalam konsep yang digunakan, tidak ditentukan jenis dan
jumlah tanaman pada masing-masing pot tersebut. Jenis tanaman yang
digunakan pada masing-masing pot ditentukan dalam rapat Pre-Construction
Meeting (PCM) dengan menggunakan jenis tanaman yang disarankan satgas
dan kontraktor. Untuk tanaman utama digunakan tanaman bunga kertas
(Bougenvillea sp.) untuk pot tipe A dan pandan bali untuk pot tipe B. Sedangkan
untuk tanaman pelengkapnya digunakan pandan kuning (Pandanus pygmeus)
pada kedua jenis pot tersebut.
6.1.3.2.2. Konsep areal kantor cabang
Penerapan konsep lanskap pada areal kantor cabang ditata untuk
menciptakan kesan lembut dengan tema semi-formal melalui penerapan disain
dengan berpola semi-organik dan pemilihan tanaman berwarna hangat
sebagaimana yang terlihat pada Gambar 13.
Gambar 13. Konsep penataan lanskap areal kantor cabang
Penggunaan pohon bertajuk lebar dipadukan dengan kelompok
groundcover dari ragam yang berbeda. Gradasi ketinggian dan warna tanaman
yang digunakan, baik dari jenis groundcover hingga pohon ditujukan untuk
membuat lanskap eksisting terkesan lembut dan juga untuk menciptakan aksen
lanskap yang berbeda (distinctive) dengan bentuk lanskap lain yang ada
disekitar areal kantor cabang.
6.1.3.2.3. Konsep areal bahu jalan
Konsep lanskap pada bahu jalan lebih mengutamakan penataan
berdasarkan perbedaan tinggi tanaman melalui pengkomposisian beragam jenis
tanaman. Pohon, semak, perdu dan groundcovers ditata dengan teratur sehingga
dapat menutupi bagian yang tidak diinginkan. Agar fungsi ekologis tanaman
mencapai hasil maksimal, tanaman ditanaman secara massal dan cukup rapat.
TAMPAK ATAS
Melalui pemilihan jenis tanaman yang tepat, diharapkan area ini mampu
memberikan suasana yang berbeda saat masa pembungaan. Konsep penataan
areal bahu jalan terlihat pada Gambar 14.
Gambar 14. Konsep penataan areal bahu jalan ruas Jagorawi
6.1.3.2.4. Konsep penataan areal median jalan
Konsep penanaman yang diterapkan pada median jalan pada ruas
Jagorawi dapat dilihat pada Gambar 15.
Gambar 15 . Konsep penataan areal median jalan ruas Jagorawi
Ukuran median jalan yang cukup lebar pada ruas jalan tol Jagorawi
memungkinkan adanya penanaman dengan menggunakan pohon berukuran
besar. Hal ini dimanfaatkan dengan melakukan penanaman tanaman palm yang
dikombinasikan dengan tanaman pucuk merah yang digunakan untuk memecah
kemonotonan tanaman yang ada pada median.
6.1.3.2.5. Konsep welcome area nurseri
Konsep penataan lanskap pada area penerimaan (welcome area) nurseri
diterapkan dengan bentukan disain non-formal melalui penataan tanaman secara
acak (random) namun dengan tetap memperhatikan gradasi serta komposisi
TAMPAK ATAS
tanaman secara harmonis. Konsep penataan areal penerimaan nurseri yang
dilampirkan dalam dokumen perencanaan lanskap Jagorawi tidak disertakan
dalam rancangan detil yang terdapat pada gambar kerja, termasuk di dalamnya
jenis dan jumlah tanaman yang akan digunakan sehingga rancangan pada area
ini tidak dapat diterapkan di lapangan. Konsep penataan areal penerimaaan
nurseri tampak pada Gambar 16.
Gambar 16. Konsep penataan area penerimaan nurseri
Secara garis besar, bentuk disain yang hendak diterapkan dalam lanskap
jalan tol CTC lebih ditujukan sebagai pelembut suasana jalan tol yang terkesan
monoton. Sasaran pekerjaan lanskap adalah untuk meningkatkan kualitas visual
lanskap melalui penataan lanskap dengan disain sederhana pada kedua ruas
jalan tersebut yang diharapkan dapat berdampak pada peningkatan kenyamanan
pengguna jalan tol.
6.1.4. Pemeriksaan (review) Gambar Kerja
Gambar kerja (shop drawings) yang digunakan sebagai panduan
pelaksanaan kontraktor dalam pekerjaan di lapangan dapat dilihat pada
Lampiran 7 sampai dengan Lampiran 18. Sejumlah koreksi diberikan terhadap
gambar kerja yang dikoreksi oleh konsultan pengawas. Ringkasan hasil
pemeriksaan pada gambar kerja tersebut disajikan pada Tabel 14.
Tabel 14. Ringkasan pemeriksaan (review) gambar kerja dan gambar rencana
lanskap jalan tol ruas Cengkareng dan Jagorawi
No LOKASI KETERANGAN
1 Penataan Lansekap pada Ruas Jagorawi STA : 1 + 000 – STA 3 + 800
Area : Median dan Damija
Gambar : 4 lembar Skala : tidak ada Arah Utara : tidak ada
No LOKASI KETERANGAN
2 Penataan Lansekap pada Ruas Cengkareng STA : 21 + 000 – STA 32 + 800
Area : Median dan Damija
Gambar : 6 lembar Skala : Tidak ada Arah Utara : tidak ada 3 Revitalisasi Nursery Cipinang
Lokasi : STA : 3 + 800 lajur arah Bogor, bersebelahan dengan pool derek PT Jasa Marga
Gambar : tidak ada
Sumber : laporan bulanan pertama konsultan pengawas
Melalui kegiatan pemeriksaan disain lanskap (review design) dan
pemeriksaan gambar kerja, diharapkan mampu memberikan pemahaman bagi
anggota tim pengawas lapangan terhadap konsep yang akan diterapkan maupun
persyaratan material dan alat yang akan digunakan. Melalui kegiatan tersebut
juga, diharapkan agar perubahan-perubahan yang mungkin terjadi di lapangan
tidak berbeda jauh atau bahkan merubah konsep awal yang hendak diterapkan
oleh perencana lanskap.
Dalam kegiatan pemeriksaan gambar kerja, masalah-masalah yang
timbul akibat kesalahan produksi atau pembuatan gambar kerja diantisipasi dan
dicarikan alternatif solusi yang mungkin ditempuh sehingga masalah tersebut
tidak menghambat proses pekerjaan ketika gambar tersebut digunakan di
lapangan. Perincian dari hasil pemeriksaan dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15. Hasil pemeriksaan dan koreksi terhadap gambar kerja penataan
lanskap jalan tol ruas Cengkareng dan Jagorawi
No. URAIAN Gambar BQ SELISIH SOLUSI
1. RUAS CENGKARENG
A. Pohon/Palm
1 Palm anggur (Latania sp) 112 112 0 2 Bintaro (Cerbera odollam) 704 790 86 86 phn ditambahkan pada gambar 3 Thevetia (Thevetia peruviana) 433 538 105 105 phn ditambahkan pada gambar 4 Ki hujan (Samanea saman) 120 150 30 30 phn ditambahkan pada gambar 5 Kamboja (Plumeria rubra) 40 40 0
6 Kamboja Bali (Plumeria
fragrans) 10 10 0
7 Palm jepang (Ptycosperma macharthurii) 180 225 45 45 phn ditambahkan pada gambar 8 Bunga merak (Caesalpinia pulcerrima) 212 265 53 53 phn ditambahkan pada gambar 9 Pucuk merah (Eugenia oleana) 204 255 51 51 phn ditambahkan pada gambar
No. URAIAN Gambar BQ SELISIH SOLUSI
B. Shrubs & Ground Covers 1 Bunga mentega (Nerium oleander) 11000 10,500 -500 500 nos dihilangkan pada gambar 2 Bunga mentega Var. (Nerium oleander var.) 10500 10,500 0
3 Pandan kuning (Pandanus
pygmeus) 1800 1,800 0
4 Lili air mancur (Hymenocallis
speciosa) 1800 1,800 0
5 Pisang hias (Helliconia sp.) 1600 1,600 0 6 Lantana (Lantana spp) 16000 16,000 0
7 Rumput paetan (Axonopus
compresus) 50 50
Lokasi pada gambar kerja tidak ada
C. Suplai dan Instalasi Pot +
Tanaman
1. Pot Type A 0 44 44 dirubah menjadi Tipe B Tipe A pada gambar Lokasi pada gambar kerja tidak ada 2. Pot Type B 0 22 22 dirubah menjadi Tipe A Tipe B pada gambar
Lokasi pada gambar
kerja tidak ada
D.
Pemindahan Tanaman Existing dari Median ke Damija
1 Cassia sp. 0 12600 12,600 Lokasi pada gambar kerja tidak ada Tidak terdapat referensi foto lokasi
E. Pemangkasan Eksisting
Pohon di Damija
1. Pohon 0 60 60 Lokasi pada gambar kerja tidak ada
A. Pohon/Palm
1 Palm sadeng (Livistona
rotundifolia) 45 45
2 Palm sadeng (Livistona
rotundifolia) 24 24
3 Palm sadeng (Livistona
rotundifolia) 50 50
4 Bunga kupu-kupu (Bauhinia purpurea) 265 250 -15 15 phn dikurangi pada gambar 5 Kamboja (Plumeria rubra) 89 89 0
6 Ki hujan (Samanea saman) 17 18 1 1 phn ditambahkan pada gambar 7. Pucuk merah (Eugenia oleana) 233 233 0
B. Shrubs & Ground Covers 1 Pandan Kuning (Pandanus
pygmeus) 24033 23,904 -129
129 nos dikurangi pada gambar 2 Pisang hias (Helliconia
psittacorum) 21775 21,904 129
129 nos ditambahkan pada gambar 3 Nusaenda (Musaenda philipinensis) 1666 1,600 -66 66 nos dikurangi pada gambar 4 Lili air mancur (Hymenocallis speciosa) 24033 23,904 -129 129 nos dikurangi pada gambar
No. URAIAN Gambar BQ SELISIH SOLUSI
5 Euphorbia (Euphorbia millii) 2517 2,507 -10 10 nos dikurangi pada gambar 6 Bunga kertas (Bougainvillea glabra) 45 45 0
7 Rumput paetan (Axonopus
compresus) 1369 1,369 0
C. Suplai dan Instalasi Pot +
Tanaman
1. Pot Type A 44 44 0 Jenis tanaman belum ditentukan 2. Pot Type B 22 22 0 Jenis tanaman belum ditentukan
D. Revitalisasi Nursery Cipinang
1 Pembersihan lahan 1,500 1,500
2 Instalansi paranet + tiang penyangga 500 500 Gambar belum ada
4 Titik air 5 Gambar belum ada
5 Prunning existing pohon 30 30 Gambar teknisnya belum ada 6 Pembuatan lubang tanam
kompos 3
Lokasi pada gambar kerja tidak ada
Catatan Tambahan hasil
periksa Gambar rencana
a Layout Planting Plan jumlah lembar : 10
b Layout Detaill Penanaman Jumlah lembar : 4
c Daftar Isi dan Judul :
masing2 satu lembar
d Lembar Gambar belum
ditandatangani
Sumber : dokumen kontrak kontraktor
Kesalahan yang paling banyak dijumpai pada pemeriksaan tersebut
adalah ketidaksesuaian antara keterangan yang terdapat pada gambar kerja
dengan keterangan pada dokumen harga dan jumlah material kerja (Bill of
Quantity - BQ). Kekurangan lainnya adalah adanya ketidak-lengkapan notasi
gambar kerja seperti skala dan orientasi arah mata angin.
Kekurangan-kekurangan tersebut akan sangat menghambat pekerjaan bila tidak ada tindakan
koreksi yang dilakukan. Tindakan yang diperlukan sebagai koreksi dalam
mengatasi permasalahan tersebut adalah melalui penggambaran ulang gambar
kerja pada masing-masing ruas baik pada ruas Cengkareng maupun pada ruas
Jagorawi.
Dalam penerapan skala gambar kerja, digunakan skala gambar sebagai
mana yang dikemukakan oleh Hakim (2005) yang mengelompokkan skala
gambar proyek kedalam tiga kelompok utama, yaitu gambar rencana, gambar
detil dan gambar presentasi. Ketentuan dalam pengguaan skala pada
masing-masing gambar tersebut diperlihatkan pada Tabel 16.
Tabel 16. Acuan skala gambar kerja
No Jenis Gambar Keterangan Skala
I. Gambar perencanaan (Planning in design drawings)
1 Lay Out Plan Rencana Dasar 1 : 1 000
2 Landscape Plan Rencana Lanskap 1 : 500
3 Planting Plan Rencana Pola Tata Hijau 1 : 500
4 Elevation Plan Rencana Tampak 1 : 500
5 Section Plan Rencana Potongan 1 : 500
6 Lighting Plan Rencana Pencahayaan 1 : 500
7 Topography Plan Rencana Muka Tanah 1 : 500
8 Drainage Plan Rencana Saluran
Drainase 1 : 500
9 Maintenance Plan Rencana Pemeliharaan 1 : 500
III. Gambar detil (Design engineering detail)
16 Sketsa Perspektif - Tanpa Skala
17 Animasi - Tanpa Skala
18 Raw Concept Konsep Awal Tanpa Skala
Secara keseluruhan, sebagian besar masalah yang terdapat dalam
gambar rencana dan gambar kerja adalah kurangnya detil. Gambar kerja
dirasakan masih mentah dan dapat mengakibatkan kesalahan penafsiran yang
berdampak pada ketidaksesuaian konsep yang direncanakan terhadap aplikasi di
lapangan. Berdasarkan keterangan dari tim perencana, faktor-faktor yang
mengakibatkan terjadinya kekurangan dan kesalahan tersebut adalah:
II. Gambar detil (Design engineering detail)
10 Landscape Design Development Disain Pengembangan 1 : 200
11 Planting Design Disain Penanaman 1 : 200
1 : 100
12 Section and Elevation Potongan dan Tampak 1 : 200
1 : 100 13 Landscape Furniture Detail Detil Elemen Keras
Lanskap
1 : 100 1 : 50
14 Hard Materials Detail Detil Pola Perkerasan 1 : 100
1 : 50 15 Planting Constructions Detail Detil Panduan
Penanaman
1 : 50 1 : 20