• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV INVENTARISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV INVENTARISASI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV INVENTARISASI

4.1 Kondisi Umum

Taman Lalu Lintas Bandung terletak di Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Wilayah Pengembangan Cibeunying, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat. Kecamatan Sumur Bandung secara umum berada pada ketinggian 687,5 m diatas permukaan air laut dengan suhu rata-rata 23,6 oC (Dinas Tata Ruang dan Cipta Karya, 2006). Secara geografis, taman ini terletak di antara 1070 61’ 235” Bujur Timur dan 60 91’ 20,48” Lintang Selatan. Luas taman ini kurang lebih 3,5 hektar dan dilengkapi dengan berbagai jenis pohon dan tanaman berbunga.

Taman Lalu Lintas Bandung berada di wilayah pusat Kota Bandung yang merupakan pusat aktivitas manusia. Taman ini dibatasi oleh empat ruas jalan, yaitu Jalan Aceh (sebelah utara), Jalan Belitung (sebelah selatan), Jalan Kalimantan (sebelah timur), dan Jalan Sumatera (sebelah barat). Penggunaan lahan di sekitar taman sangat bervariasi seperti yang dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Lokasi Taman Lalu Lintas Bandung (Sumber: http://maps.google.com, 2010) Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani B d U Tanpa Skala Markas Kodam II  Siliwangi  Gedung Sabau  SMA 3 dan SMA 5 Bandung 

(2)

p M m B m u ( b t m t t t K G S t r 4 P Tam pada hari Minggu/libu memasuki ta Belitung yan masuk dan untuk karya (Gambar 10) Akse beberapa ar tersebut dap maupun um tersedia di transportasi transportasi Kalapa–Cica Gede Bage– Serang–St. H taman denga ruas Jalan B 4.2 Aspek F Aspe Perolehan d an Lalu Lint Senin–Kam ur. Untuk h aman ini, di ng mempuny keluar pada wan dan par ). esibilitas me rah melalui pat dicapai mum, serta da sepanjang umum yan umum ters aheum, Ant –St. Hall, Hall. Penggu an lahan park elitung. Fisik ek fisik me data untuk a Gambar 1 (a) Pintu Ge tas Bandung mis dan S hari Jumat sediakan pin yai jalur ken a ruas Jalan ra siswa yan enuju Tama jaringan jal baik denga apat ditempu jalan raya. ng melewati ebut di anta tapani–Ciroy Abdul Mui una kendaraa

kir yang ters

eliputi sirku aspek fisik 10 Pintu Gerb erbang Utama g dibuka unt abtu serta libur, kecu ntu gerbang ndaraan satu n Kalimanta ng bersekola an Lalu Lin lan yang m an kendaraan uh dengan b Taman in nya, seperti aranya angk yom, Kalap is–Dago, A an pribadi d sedia di depa ulasi serta didapatkan bang Taman L (b tuk umum pa pukul 08 uali libur n masuk dan arah. Terda an. Namun, ah di Taman ntas Bandun mengelilingi n bermotor berjalan kak ni juga ditu i angkutan kot dengan j a-Ledeng, D Abdul Muis– dapat secara an pintu gerb fasilitas, sa melalui lit Lalu Lintas B b) Pintu Gerba ada pukul 08 .00–16.00 nasional. Un keluar pada apat pula pin pintu terseb n Lalu Linta ng dapat di taman. Jari yang bersi ki melalui tr unjang deng kota (angko jurusan Dag Dipatiukur–P –Ledeng,  da langsung me bang utama, arana, dan teratur serta Bandung ang khusus 8.00–15.00 pada hari ntuk dapat a ruas Jalan ntu gerbang but khusus as Bandung icapai dari ngan jalan fat pribadi rotoar yang gan sarana ot). Sarana go–Kalapa, Panghegar, an Sadang engunjungi yaitu pada prasarana. a observasi

(3)

lapang secara langsung dan wawancara dengan pengelola Taman Lalu Lintas Bandung.

4.2.1 Sirkulasi

Sirkulasi di dalam Taman Lalu Lintas Bandung terdiri dari dua jenis, yaitu jalan beraspal yang merupakan jalan utama di dalam tapak dan jalan setapak yang berupa perkerasan atau paving (Gambar 11). Beberapa bagian jalan utama ada yang dilengkapi dengan trotoar. Sirkulasi di luar maupun di dalam tapak pada hari-hari biasa cukup ramai karena adanya aktivitas yang berlangsung di sekitar taman, baik aktivitas kantor, sekolah, maupun rekreasi. Pada saat ramai oleh pengunjung, tepi jalan di sekeliling (sebelah barat dan timur) terkadang digunakan untuk parkir mobil jika ruang parkir yang tersedia penuh.

4.2.2 Fasilitas, Sarana, dan Prasarana

Taman Lalu Lintas Bandung merupakan salah satu taman di Kota Bandung yang ramai dikunjungi oleh warga masyarakat terutama untuk kegiatan rekreasi. Fasilitas yang nyaman merupakan suatu hal utama yang diperlukan dalam suatu taman. Fasilitas, sarana, dan prasarana yang ada di taman ini dapat dilihat pada Lampiran 2 dan secara rinci dijelaskan sebagai berikut.

1. TK dan Playgroup (Kelompok Bermain)

Taman Lalu Lintas Bandung menyediakan sarana belajar formal, yaitu berupa TK dan playgroup (Gambar 12). Taman ini telah menerima siswa-siswi sejak tahun 1992. TK yang berada di dalam Taman Lalu Lintas Bandung ini memiliki keunggulan, yaitu adanya kurkulum tetang pendidikan keamanan lalu lintas. Selain itu, anak-anak juga dapat menikmati berbagai sarana

Gambar 11 Sirkulasi di Dalam Taman Lalu Lintas Bandung (a) Jalan Beraspal (b) Jalan Setapak (Paving)

(4)

2 3 bermain terlalu m (kelomp 2. Pondok B Men belajar membac Pondok ini. Pon penyedia 14.00 (h 3. Sarana B Seb dilengka terdiri d dengan k Gam yang terdap muda untuk m ok bermain) Baca ngunjungi T kelalulintasa ca buku-buku Baca ini dap ndok Baca aan buku-bu

ari Rabu dan

Bermain Ana agai taman api berbagai dari sarana karcis, diken Gamba mbar 12 Sarana (a) Tam pat di Tama mengikuti TK ) yang mener aman Lalu L an saja. Na u yang terd pat dinikma bekerja sa uku bacaan. n Sabtu) dan ak-Anak n bermain sarana berm bermain ka nakan tarif k ar 13 Pondok a Belajar Form man Kanak-Kan an Lalu Lint K, anak-anak rima anak-an Lintas Bandu amun, di t dapat di Pon ati secara gra ama dengan Pondok ba n pukul 08.00 dan belajar main. Saran arcis dan no karcis yang b Baca Taman mal yang Ada nak as Bandung k dapat masu nak berusia ung tidak ha taman ini a ndok Baca ( atis oleh set n Rotary C aca ini dibuk 0–14.00 (har r, Taman L na bermain y on-karcis. U berkisar anta Lalu Lintas B a di Taman L (b) Playg . Jika usia a uk ke dalam di bawah lim anya dapat be anak-anak j (Gambar 13 tiap pengunj Club Bandu ka pada puk ri Mingggu) Lalu Lintas yang ada di Untuk saran ara Rp 2.000 Bandung Lalu Lintas Ba group anak masih m playgroup ma tahun. ermain dan juga dapat ). Fasilitas jung taman ung dalam kul 09.00– . s Bandung i taman ini na bermain 0,00 sampai andung

(5)

dengan Rp 6.000,00. Sedangkan untuk sarana bermain non-karcis dapat digunakan secara gratis.

Sarana bermain karcis umumnya menggunakan tenaga mesin/listrik seperti kereta api mini, mobil baterai, kereta motor, kereta listrik, kincir, karosel, gajah terbang, dan permainan koin (Gambar 14). Sarana bermain karcis yang lain adalah sarana bermain yang dapat melatih ketangkasan dan kebugaran anak seperti sepeda mini, kolam renang, kolam pancing, mandi bola, flying fox, dan sport kids (Gambar 15).

Sarana bermain non-karcis merupakan perangkat bermain sederhana seperti ayunan, panjatan, komidi putar, luncuran, jungkitan, dan panjatan spiral (Gambar 16).

Gambar 14 Sarana Bermain Karcis yang Bertenaga Mesin (a) Kereta Api Mini (b) Kinciran

Gambar 15 Sarana Bermain Karcis yang Melatih Ketangkasan dan Kebugaran (a) Sepeda Mini (b) Kolam Renang

Gambar 16 Sarana Bermain Non-Karcis

(6)

4. Rambu-Rambu Lalu Lintas dan Street Furniture

Sebagai sarana pendidikan kelalulintasan untuk anak-anak, Taman Lalu Lintas Bandung dilengkapi oleh fasilitas rambu-rambu (rambu-rambu lalu lintas, lampu merah), street furniture/perangkat jalan (halte dan zebra cross), dan papan informasi yang berisi pendidikan kelalulintasan (Gambar 17). Untuk rambu-rambu lalu lintas berada pada suatu tiang yang diletakkan di tengah kanal, dekat dengan gerbang masuk. Tulisan yang ada pada rambu-rambu agak kecil sehingga agak sulit terbaca.

5. Fasilitas Toilet

Fasilitas toilet merupakan fasilitas penting yang dibutuhkan oleh pengunjung (Gambar 18). Toilet dibuka dan dijaga setiap hari. Kebersihan toilet dijaga setiap waktu oleh petugas kebersihan sehingga kebersihannya terus terpantau dan bersifat insidental. Akan tetapi, lokasi toilet ini kurang banyak dan tidak tersebar merata serta sulit diakses oleh pengunjung berkebutuhan khusus. Oleh karena itu, perlu penyediaan fasilitas toilet yang lebih banyak dan jalur akses toilet yang lebih mudah digunakan oleh semua golongan umur dan fisik pengunjung taman.

(a) Rambu Larangan dan Perintah (b) Rambu Peringatan

Gambar 17 Rambu-Rambu dan Street Furniture

(7)

6. Fasilitas Peribadatan

Di dalam Taman Lalu Lintas Bandung terdapat fasilitas peribadatan yaitu sebuah musala. Musala ini terletak di dekat kantor pengelola harian (Gambar 19). Kebersihan dalam musala dijaga setiap hari oleh petugas sehingga kebersihannya terus terpantau.

7. Kafetaria dan Kantin

Taman Lalu Lintas Bandung menyediakan fasilitas kafetaria dan kantin bagi pengunjung yang ingin membeli makanan atau minuman (Gambar 20). Kafetaria terletak di sebelah barat taman, dekat arena bermain sepeda mini, sedangkan kantin terletak di sebelah utara taman dekat kolam renang. Kafetaria dibangun dengan aksen dinding bata yang dicat warna biru. Kantin/kafetaria ini disewakan kepada masyarakat umum dengan biaya sewa Rp 400.000,00 – Rp 500.000,00 per bulan.

Gambar 18 Fasilitas Toilet (a) Kondisi Bangunan (b) Kebersihan

(a) Kondisi Bangunan (b) Kebersihan Gambar 19 Fasilitas Peribadatan

(8)

8. Panggung dan Ruang Serba guna

Panggung dan gedung serba guna dapat digunakan oleh umum dengan biaya sewa masing-masing Rp 300.000,00 untuk panggung dan Rp 400.000,00 untuk ruang serba guna.

Pada hari-hari tertentu terutama hari libur atau hari Minggu, Taman Lalu Lintas Bandung menyelenggarakan acara khusus seperti atraksi seni budaya dan perlombaan-perlombaan. Atraksi seni budaya yang ditampilkan misalnya sulap, reog, pencak silat, orkes/band, dan seni tari, sedangkan perlombaan yang diadakan seperti lomba nyanyi, tari, dan lukis (Gambar 21). Untuk ruang serba guna, biasanya digunakan oleh Yayasan Stroke Indonesia (Yastroki) sebagai tempat untuk terapi pada hari Rabu.

Fasilitas penunjang rekreasi lain seperti tempat sampah, tempat duduk, lampu taman, dan patung cukup tersebar di dalam Taman Lalu Lintas Bandung. Pada umumnya kondisi fasilitas tersebut cukup baik, tetapi masih ditemukan beberapa fasilitas yang kurang terawat/rusak.

(a) Kondisi Bangunan (b) Ketika Ada Perlombaan Gambar 21 Fasilitas Panggung

(a) Kafetaria (b) Kantin

(9)

4.2 Aspek Biofisik

Aspek biofisik diperoleh melalui studi literatur dan survei lapang secara langsung dan wawancara dengan pengelola Taman Lalu Lintas Bandung. Data aspek biofisik meliputi hidrologi, vegetasi, dan satwa.

4.2.1 Hidrologi

Sumber air yang dimanfaatkan di Taman Lalu Lintas Bandung adalah air pompa dan sumur (air tanah). Pemanfaatan air dari sumur untuk kebutuhan air bersih, sedangkan air pompa digunakan untuk menyiram tanaman dan kebutuhan air kolam renang.

Di dalam Taman Lalu Lintas Bandung terdapat kanal yang lebarnya kurang lebih 1–2 meter dengan kedalaman sekitar satu meter yang mengalir dari arah utara ke arah selatan. Namun, di kanal tersebut jarang dijumpai air karena air yang mengalir ke kanal tersebut biasanya banyak mengandung limbah dari hotel atau perkantoran. Oleh karena itu, dilakukan buka dan tutup pintu air (yang berada di sebelah utara taman) agar air yang mengalir ke dalam taman merupakan air yang bersih (Gambar 22).

4.2.2 Vegetasi

Pada awalnya Taman Lalu Lintas Bandung merupakan taman kota (insulinde park) yang dibuat dengan gaya “indische tropische” (taman tropis Indonesia). Menurut perkumpulan “Bandoeng Vooruit” (dalam Kunto, 1986), konsep taman tropis Indonesia adalah sebagai berikut.

1. Tipe taman merupakan taman terbuka, warga kota dapat berkunjung, berjalan-jalan, dan berekreasi di dalamnya.

2. Jenis flora tropis dominan dalam taman. Flora tropis ini yang menjadi ciri khas dari “Indische Park” (Taman Indonesia) yang menonjolkan aksen tropis.

(a) Kondisi Fisik (b) Pintu Air Gambar 22 Kanal

(10)

3. Bangunan dan perlengkapan taman dari bahan besi, batu bata, semen, dan kayu dibatasi pemakaiannya dengan maksud agar taman selalu mengungkap wajah alamiah.

4. Koleksi pohon lindung dan tanaman hiasnya dipilih dari jenis tumbuhan yang kuat, unik, khas, dan langka ditemui di tempat lain.

5. Bentuk tanaman organik umumnya alamiah, tidak teratur (asimetris), dan non-formal.

6. Taman dilengkapi dengan saluran air atau kolam air.

Gaya kolonial juga mempengaruhi karakter dari Taman Lalu Lintas Bandung, yaitu dengan adanya elemen taman seperti kanal, air mancur serta vegetasi yang tua dan langka. Hal ini dapat memberi kenikmatan psikologis bagi pengunjung yang mengamatinya, yaitu melihat dan merasakan eksistensi mereka dalam arus kesinambungan sejarah antara masa lampau, masa kini, dan masa yang akan datang.

Secara umum vegetasi yang ada dalam taman ini terdiri dari vegetasi rumput, penutup tanah (ground cover), semak, perdu, tanaman merambat (climber), tanaman air (aquatic), dan pohon. Keberadaan pohon pelindung yang dominan, membuat konsep taman tropis masih terasa di dalam taman ini. Beberapa di antara pohon tersebut ada yang telah berusia kurang lebih 70 tahun, antara lain dari jenis angsana (Pterocarpus indicus), beringin karet (Ficus elastica), pohon sosis (Parmentiera cereifera), palem raja (Roystenia regia), kecrutan (Spathodea campanulata), ki hujan (Samanea saman), dan sawo kecik (Manilkara kauki) (Gambar 23). Jenis rumput yang umum dijumpai adalah rumput paetan (Axonopus compressus). Secara rinci data vegetasi dalam Taman Lalu Lintas Bandung dapat dilihat pada Tabel 9.

(a) Pohon Ki Hujan (b) Pohon Sosis Gambar 23 Pohon Tua di Taman Lalu Lintas Bandung

(11)

Tabel 9 Data Vegetasi di Taman Lalu Lintas Bandung

No Nama Tanaman Jumlah

Nama Latin Nama Lokal/Lain Penutup Tanah/Ground Cover

1 Althernantera sp. Krokot 4 m2

2 Arachis pintoi Kacang-kacangan 10 m2

3 Carex morrowii Kucai 72 m2

4 Chlorophytum sp. Lili paris 11 m2

5 Iresine herbstii Simbang darah 19 m2

6 Rhoeo discolor Adam hawa 43 m2

7 Sansevieria sp. Lidah mertua 14 m2

8 Spathiphyllum sp. Peace lily 10 pb

Semak

1 Acalypha macrophylla Teh-tehan 246 pb

2 Acalypha wilkesiana Daun renda 4 pb

3 Alocasia sp. Talas 8 pb

4 Arundinaria pumila Bambu jepang 9 pb

5 Canna sp. Kana 180 pb

6 Duranta sp. Pangkas kuning 23 pb

7 Furcraea gigantea Giant false agave 10 pb

8 Hemma sp. Kemoceng 85 pb

9 Hibiscus sp. Kembang sepatu 4 pb

10 Hymenocalis speciosa Spider lily 3 pb

11 Impatiens sp. Pacar air 9 m2

12 Ixora sp. Soka 2 pb

13 Jatropha pandurifolia Batavia 1 pb

14 Neomarica longifolia Iris 277 m2

15 Pedilanthus tithymaloides Patah tulang 52 m2

16 Phyllantus urinaria Cendrawasih 52 pb

17 Rhapis excelsa Palem wregu 12 pb

18 Schefflera sp. Walisongo 2 pb

19 Zinnia elegans Bunga kertas 10 m2

Perdu

1 Chrysalidocarpus lutescens Palem kuning 11 pb

2 Codiaeum sp. Puring 59 pb

3 Cordyline fruticosa Hanjuang hijau variegata 22 pb 4 Cordyline terminalis Hanjuang merah 838 pb

5 Dracaena sp. Drasena 4 pb

6 Euphorbia mili Euphorbia 3 pb

7 Malvaviscus arboreus Turkish cap 2 pb

8 Mussaenda sp. Nusa indah 16 pb

(12)

10 Pandanus amaryllifolius Pandan 10 pb

11 Phaleria macrocarpa Mahkota dewa 2 pb

12 Rhododendron sp. Azalea 4 pb

Pohon

1 Acacia longifolia Akasia 1 pb

2 Areca catechu Pinang 3 pb

3 Artocarpus communis Sukun 21 pb

4 Artocarpus integra Nangka 15 pb

5 Bambusa sp. Bambu 11 pb

6 Bauhinia blakeana Bunga kupu-kupu 6 pb

7 Bismarckia nobilis Palem kipas 3 pb

8 Caesalpinia pulcherrima Kembang merak 2 pb

9 Carica papaya Pepaya 7 pb

10 Casuarina sp. Cemara angin 18 pb

11 Citrus sp. Jeruk 28 pb

12 Delonix regia Flamboyan

-13 Ficus benjamina Beringin 14 pb

14 Ficus elastica Beringin karet 4 pb

15 Filicium decipiens Kerai payung 6 pb

16 Lagerstromia speciosa Bungur 1 pb

17 Mangifera indica Mangga 43 pb

18 Manilkara kauki Sawo kecik

-19 Mimusoph elengi Tanjung

-20 Muntingia calabura Kersen 5 pb

21 Paraserianthes falcatarina Sengon 6 pb

22 Parmentiera cereifera Pohon sosis/Candle tree 1 pb

23 Phoenix roebelenii Palem phoenix 12 pb

24 Pinus merkusii Pinus 87 pb

25 Pisonia grandis Kol banda 1 pb

26 Plumeria sp. Kamboja 1 pb

27 Podocarpus nerifalius Kiputri 2 pb

28 Psidium guajava Jambu 9 pb

29 Pterocarpus indicus Angsana 6 pb

30 Roystenia regia Palem raja 8 pb

31 Samanea saman Ki hujan 5 pb

32 Spathodea campanulata Kecrutan

-33 Stelechocarpus burahol Buah kepel

-34 Swietenia mahogany Mahoni 10 pb

35 Tectona grandis Jati 7 pb

36 Terminalia catappa Ketapang 10 pb

(13)

Tanaman Merambat /Climber

1 Allamanda sp. Alamanda 3 pb

2 Bougainvillea sp. Bugenvil 2 pb

3 Mansoa hymenaea Garlic vine 2 pb

4 Philodendron sp. Daun pilo 2 pb

Tanaman Air/Aquatic

1 Equisetum hymale Paku ekor kuda 1 pb

Keterangan: Pb = Polybag 4.2.3 Satwa

Tidak banyak satwa yang dapat dinikmati sebagai obyek penglihatan dan pendengaran, selain dari beberapa satwa burung seperti jalak, titiran, manyar, engang, blekok, pelatuk, perkutut, gereja, pipit, dan cangkurileung. Satwa lain yang dijumpai di dalam Taman Lalu Lintas Bandung adalah kadal, belalang, kupu-kupu, tawon, semut, dan ulat bulu.

4.3 Aspek Sosial

Aspek sosial Taman Lalu Lintas Bandung meliputi sejarah Taman Lalu Lintas Bandung dan pengunjung. Data untuk aspek sosial didapatkan dengan observasi secara langsung, kuisioner, dan wawancara dengan pengelola dan pengunjung.

4.3.1 Sejarah Taman Lalu Lintas Bandung

Kota Bandung dikenal dengan sebutan Kota Taman. Hal ini bukan hanya karena memiliki banyak taman dan lahan terbuka, tetapi juga karena tata kotanya mengacu pada konsep kota taman (garden city), seperti yang dianut oleh banyak negara di Eropa. Dari sekian banyak taman dan lahan terbuka tempo dulu itu, hanya tersisa sedikit saja sekarang ini. Kebanyakan taman dan lahan terbuka telah hilang atau berubah fungsi, terutama pada lahan terbuka yang berukuran kecil. Salah satu taman tempo dulu yang masih ada sampai sekarang adalah Taman Lalu Lintas Bandung.

Taman Lalu Lintas Bandung atau lebih dikenal dengan Taman Lalu Lintas, merupakan tempat belajar kelalulintasan bagi anak-anak agar mereka dapat berlatih sopan santun berlalu-lintas dan bersikap sebagai seorang pengguna jalan yang taat akan peraturan lalu lintas. Anak-anak akan senang belajar kelalulintasan di taman ini karena metode yang digunakan adalah bermain sambil belajar. Di

(14)

taman ini tersedia permainan yang dapat membantu anak mempelajari etika dan peraturan lalu lintas. Selain itu, terdapat pula berbagai wahana permainan dan rekreasi yang menyatu dengan alam.

Pada awalnya, lahan tempat Taman Lalu Lintas Bandung ini berada merupakan lahan berawa dan di sekelilingnya terdapat rumpun bambu. Untuk mengeringkan lahan itu dibuat saluran drainase yang melintasi bagian tengahnya. Mengingat lahan tersebut letaknya di lingkungan kompleks militer, lahan itu digunakan sebagai tempat upacara dan latihan olahraga bagi anggota militer pada tahun 1915-1919. Secara bertahap dan teratur, mulai tahun 1919, lahan tersebut ditanami berbagai jenis pohon pelindung, tanaman hias, dan tanaman berbunga. Lapangan itu diubah menjadi sebuah taman bergaya indische tropische park (taman tropis) di Kota Bandung pada tahun 1920. Kemudian, oleh Gemeente Bandung, taman tropis tersebut diberi nama Insulinde Park pada tahun 1925 (Kunto, 1986).

Pada tahun 1935 Insulinde Park telah memiliki 90 jenis tanaman keras dan bunga-bungaan. Selanjutnya nama Insulinde Park diganti menjadi Taman Nusantara pada tanggal 28 April 1950. Pada tahun 1958, Badan Keamanan Lalu Lintas Bandung merencanakan membangun Taman Lalu Lintas (Traffic Garden) untuk wadah penyelenggaraan pendidikan kelalulintasan (traffic education), terutama kepada anak sekolah, generasi muda, dan umum. Kepala polisi Provinsi Jawa Barat pada saat itu, R. Enoch Danubrata (alm.), menganjurkan agar Taman Lalu Lintas dibangun di Taman Nusantara (Buku 33 Tahun Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution Bandung, 1991). Akhirnya pada 1 Maret 1958, Taman Nusantara menjadi Taman Lalu Lintas Bandung dan diresmikan penggunaannya untuk umum sebagai tempat pendidikan dan rekreasi. Sebagai pengelola tetap dari taman rekreasi tersebut, dibentuk Yayasan Taman Lalu Lintas (YTLL) Bandung pada tahun 1960 .

Berdasarkan SK Menteri Kehakiman No. 58/60 dalam tambahan berdasarkan SK Ketua DPR-GR Kodya Bandung No. 18660/65, Taman lalu Lintas diganti namanya menjadi Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution (pada akhir tahun 1965). Pergantian nama ini dimaksudkan untuk mengenang putri dari almarhum Jenderal Bintang Lima (Purn.) Abdul Haris Nasution, yang

(15)

meninggal tertembak dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S). Dengan adanya perubahan nama tersebut, pengelola taman mempunyai nama baru pula yaitu Yayasan Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani Nasution (YTLL-AISN).

Selama pergantian tahun dan pergantian kepengurusan pengelolaan, Taman Lalu Lintas Bandung pernah terlantar menjadi hutan ilalang. Rel kereta api mini yang mengelilingi taman hilang tertimbun oleh sampah dedaunan. Baru sekitar tahun 1974, beberapa orang ibu dari perkumpulan Bandung Kota Kembang turun tangan membenahinya hingga menjadi tempat rekreasi, juga sebagai salah satu wadah pendidikan dan latihan, khususnya pendidikan informal tentang kelalulintasan (Azhariyah, 1994). Pada tanggal 1 Maret 2007, dalam rangka memperingati hari jadi Taman Lalu Lintas Bandung yang ke-49, walikota Bandung, Dada Rosada, mengukuhkan Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman pendidikan kelalulintasan dan taman lingkungan hidup.

Visi dan misi Taman Lalu Lintas Bandung tetap dipegang teguh sejak pendiriannya sampai sekarang, yaitu memberikan pendidikan keamanan dan ketertiban lalu lintas kepada anak-anak agar dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari demi keselamatan diri sendiri dan orang lain. Pelaksanaannya melalui bentuk rekreasi dan hiburan dalam sebuah taman yang juga menjadi salah satu taman kota.

4.3.2 Pengunjung

Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung didominasi oleh anak-anak dan para orang tua yang mengantar anaknya. Hal ini dikarenakan sarana bermain yang ada di taman ini diperuntukkan bagi anak-anak berusia di bawah 13 tahun. Oleh karena itu, perlu pendampingan dari orang tua. Kebanyakan anak-anak didampingi oleh ibu mereka. Hal ini sesuai dengan hasil kuisioner, yang dibagikan kepada 46 orang pendamping anak-anak, yang menunjukkan 41% responden bekerja sebagai ibu rumah tangga (Gambar 24a). Selain itu, mayoritas responden mengunjungi Taman Lalu Lintas Bandung dengan tujuan untuk bermain/berekreasi dengan persentase 53% (Gambar 24b). Hal ini menunjukkan bahwa fungsi taman lalu lintas sebagai taman bermain/berekreasi lebih menonjol dibandingkan fungsi lainnya, yaitu sebagai taman pendidikan kelalulintasan dan lingkungan hidup.

(16)

Pengunjung yang datang ke Taman Lalu Lintas Bandung mayoritas berasal dari Kota Bandung. Hal ini dapat dilihat pada hasil kuisioner yang menunjukkan 67% responden menjawab Kota Bandung sebagai daerah asal (Gambar 25a). Pada Gambar 25b dapat dilihat bahwa tidak ada pengunjung yang datang sendiri. Kebanyakan responden (37%) datang bersama rombongan. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa taman ini cukup dikenal di wilayah Kota Bandung. Berdasarkan hasil wawancara kepada pengelola, taman ini sering menjadi tempat diadakannya lomba-lomba yang diikuti TK/SD yang ada di Kota Bandung. Kebanyakan dari TK/SD tersebut datang secara rombongan ke taman ini.

Seratus persen pengunjung menyatakan sudah pernah mengunjungi Taman Lalu Lintas Bandung. Dari seratus persen, 85% menyatakan jarang/tidak tentu mengunjungi Taman Lalu Lintas Bandung, sedangkan 15% responden menyatakan mengunjungi taman sebanyak 1–2 kali seminggu (Gambar 26a).

Gambar 25 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Daerah Asal (a) dan Pendamping Saat Berkunjung (b)

Gambar 24 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung berdasarkan Pekerjaan (a) dan Tujuan (b)

(a) (b) (a) (b) Kota Bandung 67% Kabupa-ten Bandung 20% Lainnya 13% Sendiri0% Keluarga 33% Rombong-an 37% Teman 17% Teman dan Keluarga 13% Ibu Rumah Tangga 41% Pelajar/ Mahasiswa 15% PNS/ Swasta 35% Wira-swasta 7% Lainnya 2% Bermain /Berekreasi 53% Belajar Kelalu-lintasan 12% Jalan-Jalan 7% Bersantai 15% Lainnya 13%

(17)

Berdasarkan hari kunjungan, sebanyak 35% responden mengunjungi taman pada hari Minggu (Gambar 26b). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan pengunjung, yang menyatakan bahwa kedatangannya ke Taman Lalu Lintas Bandung jika ada acara atau perlombaan yang biasanya diadakan pada akhir pekan atau hari libur.

Pada Gambar 27 dapat dilihat bahwa kebanyakan pengunjung (52%) mengetahui informasi tentang Taman Lalu Lintas Bandung dari keluarga dan 31% dari teman. Hal ini menunjukkan bahwa kurangnya media promosi dari pengelola. Menurut hasil wawancara dengan beberapa pengunjung, kedatangan mereka ke taman ini merupakan suatu kegiatan untuk mengenang masa kanak-kanaknya dahulu sewaktu bermain di Taman Lalu Lintas Bandung sekaligus memperkenalkan taman ini kepada anak-anak mereka.

Gambar 26 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Frekuansi Berkunjung (a) dan Hari Kunjungan (b)

Gambar 27 Karakteristik Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Sumber Informasi (a) (b) Hari Sabtu 28% Hari Minggu 35% Hari Kerja 13% Hari Libur Nasional 22% Setiap Hari 2% Teman 31% Keluarga 52% Media Cetak 4% Media Elektronik 2% Lainnya 11% 1-2 Kali Seminggu 15% Baru Pertama Kali 0% Setiap Hari 0% Jarang/ Tidak Tentu 85%

(18)

Taman Lalu Lintas Bandung ramai dikunjungi pada akhir pekan (Sabtu dan Minggu) dan hari libur (Lebaran, Natal, dan tahun baru). Hal ini dapat dilihat pada grafik jumlah pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung berdasarkan hari pada Gambar 28.

4.4 Aspek Pengelolaan dan Pemeliharaan

Aspek pengelolaan dan pemeliharaan terdiri dari struktur organisasi, tenaga kerja dan penjadwalan, alat dan bahan, pengelolaan karcis, dan anggaran biaya.

4.4.1 Struktur Organisasi

Setelah Taman Lalu Lintas diresmikan pemakaiannya pada tanggal 1 Maret 1958, taman ini kemudian dikelola oleh Badan Keamanan Lalu Lintas (BKLL). Dalam perkembangannya tersebut, tidak ada pasal yang menyinggung mengenai tata cara/peraturan tentang pengurus/pengelola Taman Lalu Lintas dalam anggaran dasar dan anggaran rumah tangga BKLL dari pusat. Oleh karena itu, BKLL cabang Bandung meminta persetujuan pada BKLL pusat mengenai rencana pembentukan yayasan sebagai pemilik dan pengelola Taman Lalu Lintas.

Pada tanggal 24 Juni 1960, Ketua BKLL Pusat memberikan persetujuan secara tertulis. Selanjutnya, dibentuk Badan Pendiri Taman Lalu Lintas dengan anggota sebanyak 21 orang yang semuanya merupakan anggota BKLL dari cabang Bandung yang kemudian mendirikan Yayasan Taman Lalu Lintas (YTLL) dengan akte No. 58 tertanggal 9 Juli 1960 oleh notaris Bapak Noezar di Bandung. Pada tanggal 19 Mei 1966 merupakan awal dari penggunaan nama Yayasan

Gambar 28 Jumlah Pengunjung Taman Lalu Lintas Bandung Berdasarkan Hari 1291 1606 1356 1479 807 6272 5333 0 1000 2000 3000 4000 5000 6000 7000

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat sabtu Minggu

Ju mla h Pe ng un ju ng (Ora ng )

(19)

Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani (YTLL BANDUNG) Bandung. Pergantian nama ini dimaksudkan untuk mengenang putri dari almarhum Jenderal Bintang Lima (Purn.) Abdul Haris Nasution, yang meninggal tertembak dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S) (http://patrolikeamanansekolah01.wordpress.com). Struktur organisasi Taman Lalu Lintas Bandung dapat dilihat pada Lampiran 3. 4.4.2 Tenaga Kerja dan Penjadwalan

Tenaga kerja yang terlibat dalam pengelolaan Taman Lalu Lintas Bandung berjumlah 50 orang, 37 laki-laki dan 13 perempuan (BPS, 2009). Kelimapuluh tenaga kerja tadi terdiri dari 10 orang pengurus harian, 6 di bidang pendidikan, 24 orang karyawan lapang, 4 orang keamanan, dan 6 orang tenaga bantuan. Jadwal tenaga kerja tersebut terbagi ke dalam dua shift: pukul 07.00 – 14.00 untuk karyawan lapang dan 08.00 – 15.00 untuk karyawan lainnya.

Sebelum taman dibuka pada pukul 08.00, seluruh karyawan lapang melakukan kegiatan membersihkan taman sampai dengan pukul 08.00. Setelah kegiatan pembersihan taman tersebut, para karyawan lapang menjadi portir (penjaga loket) pada area permainan berkarcis. Karyawan lapang yang berjumlah 24 orang tersebut dibagi per area kerja, 15 petugas di depan dan 9 lainnya bertugas di area belakang. Karyawan lapang ini selain merangkap menjadi potir, mereka juga merangkap menjadi teknisi bila ada sarana bermain yang rusak.

Terdapat enam orang tenaga pembantu. Tenaga pembantu tersebut tidak datang setiap hari di Taman Lalu Lintas Bandung. Mereka diperlukan pada hari-hari tertentu, yaitu pada saat ramai pengunjung (biasanya pada hari-hari Sabtu dan Minggu atau hari libur nasional). Tugas mereka adalah sebagai porter dan pendokumentasi. Tenaga pembantu ini biasanya merupakan kerabat dari karyawan Taman Lalu Lintas Bandung.

Jadwal pemeliharaan yang telah dibuat di Taman Lalu Lintas Bandung terdiri dari jadwal pemeliharaan harian, mingguan, bulanan, tahunan, dan insidental (Tabel 10).

(20)

Tabel 10 Jadwal Pemeliharaan Taman Lalu Lintas Bandung

Kegiatan Jenis Pekerjaan Frekuensi Kegiatan

Pemangkasan Pemangkasan rumput Mingguan Pemangkasan daun tanaman Bulanan Penebangan pohon Insidental Perawatan Perawatan pohon/tanaman Bulanan

Perawatan pagar Bulanan

Perawatan rambu-rambu Tahunan

Perawatan sumur resapan Bulanan Perawatan air mancur Bulanan

Pembersihan Penyapuan area Harian

Pembersihan patung-patung Mingguan Pembersihan kursi taman Mingguan Pembersihan selokan Mingguan Pembersihan toilet Harian Pembersihan lantai gedung Harian Pembersihan kaca gedung Harian

Pembersihan paving block Mingguan Pembersihan tempat sampah Harian

Pembersihan atap gedung Bulanan Pembuangan sampah ke TPS Harian

Pengecatan Pengecatan kanstien Tahunan Pengecatan alat mainan Tahunan Sumber: Pengelola Taman Lalu Lintas Bandung, 2010

Kegiatan pemeliharaan dibagi menjadi 18 area pekerjaan, yaitu area depan dan area belakang. Agar kegiatan pemeliharaan dapat berjalan optimal, dilakukan pengawasan oleh pengawas yang berkeliling mengontrol jalannya kegiatan pemeliharaan. Sejak bulan Februari 2010, diberlakukan daily report, yaitu catatan hasil pekerjaan tiap karyawan yang akan diperiksa oleh pengawas setiap harinya (Lampiran 4). Daily report ini dibagikan ke masing-masing karyawan lapang dan tiap karyawan mendapat tugas yang berbeda (sesuai dengan area kerjanya). Daily report akan diperiksa oleh pengawas dan akan dikembalikan ke petugas lagi agar petugas tersebut dapat mengetahui hasil kinerjanya. Bagi petugas yang memiliki penilaian yang baik, diberikan reward atau penghargaan tiap tahunnya.

Jadwal pemeliharaan yang ditentukan umumnya hanya pada kegiatan pemeliharaan soft material yang bersifat rutin, sedangkan yang bersifat tidak rutin dan insidental serta kegiatan pemeliharaan hard material tidak dijadwalkan secara rinci. Kegiatan pemeliharaan hard material contohnya adalah perawatan perangkat bermain. Jenis pekerjaannya adalah pembersihan/pengelapan perangkat

(21)

Gambar 29 Kegiatan Pemeliharaan

(a) Penyapuan (b) Pembuangan Sampah

(c) Perbaikan Mainan (d) Pengecatan

bermain, penggantian spare part, pengecatan, dan perbaikan mainan (insidental). Untuk pemeliharaan kolam renang dilakukan tiap dua kali seminggu (setiap hari Senin dan Selasa). Kegiatan pemeliharaannya, antara lain, berupa penyaringan sampah, pengurasan, penyedotan, dan pengobatan (dengan kaporit).

Untuk kegiatan pengelolaan sampah, terdapat tempat pembuangan sampah (TPS) di sebelah belakang taman sebagai tempat pengumpulan sampah. Sampah tersebut kemudian diangkut oleh truk sampah dari Dinas Kebersihan, Kotamadya Bandung, setiap dua hari sekali. Untuk sampah organik, setelah dikumpulkan di suatu tempat, sampah tersebut didiamkan sampai membusuk sehingga dapat digunakan sebagai pupuk organik. Beberapa jenis kegiatan pemeliharaan dapat dilihat pada Gambar 29.

.

4.4.3 Alat dan Bahan

Dalam pelaksanaan pemeliharaan diperlukan alat dan bahan untuk mendukung keberhasilan pemeliharaan. Alat dan bahan yang diperlukan dalam kegiatan pemeliharaan disediakan oleh pihak pengelola Taman Lalu Lintas Bandung. Alat yang digunakan secara umum seperti sapu, kape, gunting pangkas, babatan, selang air, keranjang, sapu lidi, sikat kawat, mesin rumput, gerobak sampah, kain lap, dan kain pel (Tabel 11).

(22)

Tabel 11 Jenis Alat dan Bahan Pekerjaan Pemeliharaan

Sumber: Pengelola Taman Lalu Lintas Bandung, 2010

Alat dan bahan yang tersedia di Taman Lalu Lintas Bandung secara keseluruhan berada dalam kondisi yang cukup baik dan berfungsi secara optimal (Gambar 30). Selain itu, jumlah yang tersedia sudah mencukupi untuk melakukan pekerjaan pemeliharaan Taman Lalu Lintas Bandung. Kondisi dan jumlah alat dan bahan ini sangat berpengaruh terhadap kelancaran proses pekerjaan. Jika terdapat alat dan bahan di lapangan yang kurang dan tidak berfungsi, para karyawan lapang wajib melaporkan kepada pengawas untuk pengadaan penambahan alat dan bahan.

No Jenis Peralatan Bahan Jumlah Fungsi 1. Mesin rumput Bensin 5 unit Pemangkasan rumput 2. Kape/kored 24 unit Pemangkasan rumput 3. Gunting pangkas 24 Buah Pemangakasan

daun/tanaman

4. Babatan 24 unit Pemangakasan

daun/tanaman

5. Keranjang 24 Buah Pengangkutan sampah 6. Selang air Air 5 unit Penyiraman

7. Sapu lidi 24 unit Penyapuan

8. Sapu 24 unit Penyapuan

9. Sikat kawat 24 unit Pembersihan hard material

10. Gerobak sampah 3 unit Pengangkutan sampah 11. Pompa air Selang, solar,

air

2 unit Penyiraman 12. Mesin penyedot Bensin,

selang

1 unit Penyedot Air

13. Saringan 2 unit Pengangkutan sampah

14. Kain lap - Pembersihan hard

material

15. Kain pel - Pembersihan hard

(23)

4.4.4 Pengelolaan Karcis

Karcis masuk Taman Lalu Lintas Bandung untuk satu pengunjung dikenakan Rp 4.000,00 pada hari Senin–Sabtu, sedangkan pada hari Minggu/libur para pengunjung dikenakan tarif Rp 5.000,00.

Beberapa sarana bermain di Taman Lalu Lintas Bandung juga menggunakan karcis. Rincian jenis sarana bermain dengan karcis dan tarif karcisnya dapat dilihat pada Tabel 12.

(d) Gerobak Sampah (e) Pompa Air

Gambar 30 Peralatan Pemeliharaan

(24)

Tabel 12 Sarana Bermain Berkarcis dan Tarif Karcisnya

No. Sarana Bermain Tarif Karcis

1. 2. 3. 4 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16.

Kereta api mini Karosel

Kolam renang Pelampung Kolam pancing Sepeda mini

Kereta motor (kermot) Mobil baterai Balon loncat Flying fox Kincir Gajah terbang Sport kids Kereta listrik Mandi bola

Koin arena mainan anak (AMA)

Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 6.000,00 Rp 2.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 4.000,00 Rp 2.000,00 Sumber: Pengelola Taman Lalu Lintas Bandung, 2010

Untuk pengelolaan karcis masuk, Taman Lalu Lintas Bandung bekerja sama dengan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kota Bandung, Dispenda Kota Bandung yang membuat karcis masuk dan pihak pengelola Taman Lalu Lintas Bandung yang menjualnya. Dispenda Kota Bandung mendapat bagian 10% dari hasil penjualan tiket masuk. Untuk pengelolaan karcis area permainan, pembuatan karcisnya dilakukan oleh pengelola sendiri.

Laporan penjualan karcis dilakukan setiap hari. Pertama-tama, staf bagian karcis akan mengecek karcis yang telah diterima dari Dispenda. Kemudian data tersebut dirapikan menjadi data penerimaan karcis masuk dari Dispenda (Lampiran 5). Selanjutnya, karcis tersebut diberikan kepada petugas loket (portir) untuk dijual. Setelah Taman Lalu Lintas Bandung tutup, petugas loket menyetorkan hasil penjualan karcis kepada bagian pemegang kas. Laporan tersebut ditulis dalam formulir laporan harian (Lampiran 6). Kemudian formulir laporan harian tersebut akan dimasukan ke dalam formulir laporan bulanan oleh bagian pemegang kas (Lampiran 7). Data laporan penjualan karcis masuk dilaporkan juga kepada Pemda kota Bandung dengan formulir laporan yang berbeda (Lampiran 8).

(25)

Hasil pendapatan dari penjualan karcis digunakan untuk kegiatan pendidikan (misalnya program PPKLL), biaya operasional taman, dan biaya pemeliharaan. Anggaran biaya pemeliharaan yang dikeluarkan oleh pengelola Taman Lalu Lintas Bandung setiap bulannya sebesar kurang lebih Rp 150.000.000,00. Biaya yang dianggarkan ini harus mencukupi kegiatan pemeliharaan di lapang walaupun pada kenyataannya terdapat pemeliharaan insidental yang menyebabkan dibutuhkannya biaya lebih banyak daripada yang dianggarkan.

4.4.5 Program

Sebagai taman pendidikan kelalulintasan, Taman Lalu Lintas Bandung memiliki program tahunan berupa Penyuluhan dan Pendidikan Keamanan Lalu Lintas (PPKLL). Program ini diadakan dua kali dalam satu tahun, yaitu dengan melakukan penyuluhan kepada para guru TK dan atau sekolah dasar yang ada di kota Bandung dan sekitarnya. Pihak pengelola melakukan kerja sama dengan pihak dinas pendidikan, kepolisian lalu lintas, dan dinas perhubungan untuk memberikan materi dalam PPKLL, misalnya cara menyeberang jalan supaya aman (camejasa). Diharapkan para guru tersebut mengajarkan materi yang telah didapatkannya itu kepada anak muridnya disekolah. Pada akhir program, sekolah-sekolah yang mengikuti program ini diundang ke Taman Lalu Lintas Bandung untuk mengikuti perlombaan tentang camejasa. Perlombaan ini bertujuan melihat apakah materi camejasa tersebut dapat dipahami oleh murid-murid sekolah itu atau tidak.

Untuk menunjang fungsi Taman Lalu Lintas Bandung sebagai taman lingkungan hidup, Taman Lalu Lintas Bandung belum memiliki program tersendiri. Namun, di dalam PPKLL disisipkan juga materi tentang pendidikan lingkungan hidup.

Gambar

Gambar 9 Lokasi Taman Lalu Lintas Bandung  (Sumber: http://maps.google.com, 2010) Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani BdU Tanpa SkalaMarkas Kodam II Siliwangi  Gedung Sabau SMA 3 dan SMA 5Bandung 
Gambar 11 Sirkulasi di Dalam Taman Lalu Lintas Bandung (a) Jalan Beraspal (b) Jalan Setapak (Paving)
Gambar 15 Sarana Bermain Karcis yang Melatih Ketangkasan dan Kebugaran
Gambar 17 Rambu-Rambu dan Street Furniture
+7

Referensi

Dokumen terkait

70 Tahun 2012, tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah, serta dokumen pemilihan Langsung Jasa Konstruksi

Berdasarkan hasil penelitian yang didapat bahwa tidak ada hubungan ( p > 0,05) antara umur istri, jumlah anak, dukungan sosial dan tingkat pendapatan dengan

Sebaiknya pemerintah memberikan iklim yang lebih baik untuk mendorong bergairahnya kegiatan agribisnis kopi robusta yang diusahakan oleh rakyat, sehingga pada akhirnya

Pada saat yang sama, ia juga harus menunjukkan sebagai seorang kristiani (Praktik-praktik kemanusiaan- kepedulian sosial dan berkarakter kristiani. Dengan kata lain,

Keuntungan dari alternatif kebijakan ini adalah terintegrasinya bagian-bagian dalam proses produksi sektor non manufakturial tersebut sehingga menjadi

The main purpose of the study is to measure the effect of Direct method in teaching reading at the tenth grade students of SMA Muhammadiyah 1 of Palangka Raya.The type

Bagian XI (Kementerian Kesehatan) dari anggaran Republik Indonesia untuk tahun-tahun dinas 1952 dan 1953 ditetapkan seperti berikut:..

[r]